Upload
niken-m-andangsari
View
666
Download
13
Embed Size (px)
Citation preview
KASUS PELANGGARAN ETIKA ETIKA BISNIS OLEH PT. MEGARSARI MAKMUR
Pada tahun 1996, PT Megasari Makmur yang terletak di daerah Gunung Putri Bogor, Jawa Barat
memproduksi obat nyamuk HIT. Obat nyamuk HIT cukup populer di kalangan masyarakat. Hal
ini dikarenakan selain harganya yang murah, pemasaran obat nyamuk ini pun cukup bagus di
pasar. Ternyata, murahnya harga tersebut juga membawa dampak negatif bagi para konsumen.
Hal ini dapat terlihat pada tanggal 11 Juni 2006, dari bukti adanya seorang pembantu rumah
tangga yang merasa mual, pusing, dan muntah setalah menghirup udara yang baru saja disemprot
obat nyamuk HIT. Obat anti-nyamuk HIT yang dinyatakan berbahaya adalah jenis HIT 2,1 A
(jenis semprot) dan HIT 17 L (cair isi ulang).
Obat anti-nyamuk HIT yang diproduksi oleh PT Megarsari Makmur kemudian dinyatakan ditarik
dari peredaran karena penggunaan zat aktif Propoxur dan Diklorvos (zat turunan Chlorine yang
sejak puluhan tahun dilarang penggunannya di dunia), yang dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan terhadap manusia. Departemen Pertanian, dalam hal ini Komisi Pestisida, telah
melakukan inspeksi di pabrik HIT dan menemukan penggunaan pestisida yang menganggu
kesehatan manusia seperti keracunan terhadap darah, gangguan syaraf, gangguan pernapasan,
gangguan terhadap sel pada tubuh, kanker hati dan kanker lambung.
Padahal sejak awal tahun 2004, Departemen Pertanian telah mengeluarkan larangan penggunaan
Diklorvos untuk pestisida dalam rumah tangga (sumber : Republika Online). Hal itu membuat
kita dapat melihat dengan jelas bahwa pemerintah tidak sungguh-sungguh berusaha melindungi
masyarakat umum sebagai konsumen. Produsen masih dapat menciptakan produk baru yang
berbahaya bagi konsumen tanpa inspeksi pemerintah.
Akibat kasus pelanggaran yang dilakukan oleh PT Megasari Makmur, industri ini sempat
menghentikan produksi obat nyamuk semprot dan cairnya sebanyak 7,2 juta liter, atau setara
dengan Rp 375 miliar. Skala sebesar itu lebih dari 25% dari total perputaran dana di bisnis obat
nyamuk yang mencapai Rp 1,5 triliun per tahun. Selain kerugian materi, mereka juga masih
harus menanggung kerugian nonmateri yang nilainya sulit diukur, yakni citranya jelek di mata
konsumen.
Untuk menyelesaikan masalah ini langkah yang diambil oleh Pihak PT. Megasari Makmur dalam
kasus HIT tersebut yaitu dengan menyanggupi untuk menarik semua produk HIT yang telah
dipasarkan. Kemudian pihak PT Megasari Makmur juga mengajukan izin baru untuk
memproduksi produk HIT Aerosol Baru dengan formula yang telah disempurnakan, bebas dari
bahan kimia berbahaya. HIT Aerosol Baru telah lolos uji dan mendapatkan izin dari Pemerintah.
Pada tanggal 08 September 2006 Departemen Pertanian dengan menyatakan produk HIT Aerosol
Baru dapat diproduksi dan digunakan untuk rumah tangga (N0. RI. 2543/9-2006/S). Sementara
itu pada tanggal 22 September 2006 Departemen Kesehatan juga mengeluarkan izin yang
menyetujui pendistribusiannya dan penjualannya di seluruh Indonesia.
PEMBAHASAN KASUS
Di dunia bisnis seringkali perusahaan maju maupun yang sedang berkembang melakukan banyak
cara agar memenangkan persaingan diantara mereka. Sehingga setiap perusahaan diharapkan
dapat menjunjung tinggi etika-etika bisnis yang seharusnya. Namun terkadang untuk meraih
profit sebanyak-banyaknya, perusahaan mengabaikan etika bisnis dan etika moral yang ada, yang
berakibat dengan penipuan produk kepada konsumen.
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini
berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan
perilaku bisnis. Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu
diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk
memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang
ada di dalam organisasi.
Etika bisnis sangat penting karena diperlukan untuk mencapai kesuksesan jangka panjang dalam
sebuah bisnis. Terutama dalam era kompetisi yang ketat sekarang ini, reputasi perusahaan yang
baik yang dilandasi oleh etika bisnis merupakan sebuah keuntungan yang kompetitif yang sulit
ditiru. Sekarang ini banyak bisnis yang tidak beretika terutama dalam hal promosi dan iklan.
Bisnis yang tidak beretika tidak hanya dilihat dari hal promotionnya aja, tapi juga bisa dari
produk itu sendiri.
Dari kasus diatas terlihat bahwa perusahaan melakukan pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip
kejujuran perusahaan. PT Megarsari Makmur berani untuk mengambil tindakan kecurangan
untuk menekan biaya produksi produk. Mereka melakukan itu hanya untuk mendapatkan laba
yang besar dan ongkos produksi yang minimal, dengan mengenyampingkan aspek kesehatan
konsumen dan membiarkan penggunaan zat berbahaya dalam produknya. PT. Megarsari
Makmur sudah melakukan perbuatan yang sangat merugikan dengan sengaja memasukkan dua
zat berbahaya pada produk mereka untuk membunuh serangga padahal dilihat dari kesehatan
manusia, zat tersebut bila dihisap oleh saluran pernafasan dapat menimbulkan kanker hati dan
lambung.
Pada kasus HIT ini, perusahaan telah mengambil langkah pembuat keputusan yang tepat atau etis
dengan menarik semua produk HIT yang dipasarkan yang mengandung zat berbahaya dan
meminta maap kepada seluruh konsumen. Meskipun langkah penarikan tersebut menyebabkan
perusahaan menderita kerugian, akan tetapi kepercayaan dan kepuasan konsumen terhadap
produknya tetap terjaga. Kemudian pihak PT Megasari Makmur juga mengajukan izin baru
untuk memproduksi produk HIT Aerosol Baru dengan formula yang telah disempurnakan, bebas
dari bahan kimia berbahaya. Diharapkan kedepannya nanti perusahaan harus memberikan
peringatan kepada konsumennya mengenai kandungan yang ada pada produk mereka yang
sangat berbahaya untuk kesehatan dan perusahaan juga memberi tahu penggunaan dari produk
tersebut yaitu setelah suatu ruangan disemprot oleh produk itu semestinya ditunggu 30 menit
terlebih dahulu baru kemudian dapat dimasuki /digunakan ruangan tersebut. Selain itu, yang tak
kalah pentingnya menurut kelompok kami perusahaan dimasa depan untuk mengatasi masalah
ini perlu menyediakan layanan konsumen telepon bebas pulsa mengenai keluhan kualitas produk.
Bisnis yang baik tidak hanya tentang bagaimana untuk mendapatkan keuntungan yang besar,
tetapi juga mempertimbangkan etika bisnis. Walaupun sekarang PT Megarsari sudah meminta
maaf dan juga mengganti barang dengan memproduksi barang baru yang tidak mengandung zat
berbahaya, kedepannya perusahaan juga harus memikirkan efek buruk apa saja yang akan
konsumen rasakan bila dalam penggunaan jangka panjangnya. Melakukan apa saja untuk
mendapatkan keuntungan pada dasarnya boleh dilakukan asal tidak merugikan pihak mana pun
dan tentu saja pada jalurnya. Disini perusahaan seharusnya lebih mementingkan keselamatan
konsumen yang menggunakan produknya karena dengan meletakkan keselamatan konsumen
diatas kepentingan perusahaan maka perusahaan itu sendiri akan mendapatkan keuntungan yang
lebih besar karena kepercayaan / loyalitas konsumen terhadap produk itu sendiri.