8
ISOLASI MINYAK ATSIRI DARI LENGKUAS MERAH (Alpinia purpurata) DENGAN METODE DESTILASI UAP DAN KROMATOGRAFI GAS-CAIR Minyak atsiri merupakan minyak yang sangat banyak digunakan dalam berbagai produk seperti makanan, minuman , dan bahkan obat-obatan. Untuk itu pada essay ini akan dijelaskan cara pengisolasiaan minyak atsiri dari lengkuas merah (Alpinia purpurata)dengan cara destilasi uap dan mengkarakterisasinya dengan cara kromatografi gas-cair Minyak atsiri yang juga dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang (essential oil, volatile oil) yang dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut merupakan minyak yang mudah menguap pada suhu kamar, mempunyai rasa getir (pungent taste), berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air. Minyak ini dipergunakan sebagai bahan baku pada berbagai industri dan bahan penyedap pada makanan dan minuman serta untuk pengobatan berbagai penyakit Peranan minyak atsiri dalam kehidupa n manusia telah mulai dikenal sejak beberapa abad yang lalu. Tanaman yang menghasilkan minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150-200 spesies, yang termasuk dalam family Pinaceae, Labiatae, Compositae, Lauraceae, Myrtaceae, Umbelliferae, Rutaceae, Piperaceae, dan lain-lain. Minyak atsiri terdapat pada

Isolasi Minyak Atsiri Dari Lengkuas Merah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

essay

Citation preview

ISOLASI MINYAK ATSIRI DARI LENGKUAS MERAH (Alpinia purpurata) DENGAN METODE DESTILASI UAP DAN KROMATOGRAFI GAS-CAIRMinyak atsiri merupakan minyak yang sangat banyak digunakan dalam berbagai produk seperti makanan, minuman , dan bahkan obat-obatan. Untuk itu pada essay ini akan dijelaskan cara pengisolasiaan minyak atsiri dari lengkuas merah (Alpinia purpurata)dengan cara destilasi uap dan mengkarakterisasinya dengan cara kromatografi gas-cair

Minyak atsiri yang juga dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang (essential oil, volatile oil) yang dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut merupakan minyak yang mudah menguap pada suhu kamar, mempunyai rasa getir (pungent taste), berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air. Minyak ini dipergunakan sebagai bahan baku pada berbagai industri dan bahan penyedap pada makanan dan minuman serta untuk pengobatan berbagai penyakit Peranan minyak atsiri dalam kehidupa n manusia telah mulai dikenal sejak beberapa abad yang lalu. Tanaman yang menghasilkan minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150-200 spesies, yang termasuk dalam family Pinaceae, Labiatae, Compositae, Lauraceae, Myrtaceae, Umbelliferae, Rutaceae, Piperaceae, dan lain-lain. Minyak atsiri terdapat pada setiap bagian tanaman seperti daun, bunga, buah, biji, batang, kulit buah dan akar.Banyak contoh kegunaan dari minyak atsiri, antara lain dalam bidang kosmetik, seperti sabun, pasta gigi, dan sampo. Dalam industri makanan digunakan sebagai bahan penyedap atau penambah citarasa. Dalam industri parfum sebagai pewangi dalam berbagai produk minyak wangi. Dalam industri farmasi atau obat-obatan digunakan sebagai antinyeri, antiinfeksi, atau antibakteri. Minyak ini juga digunakan dalam industri bahan pengawet; bahkan digunakan pula sebagai insektisida (Lutony dan Rahmayanti, 2000).

Salah satu tumbuhan penghasil minyak atsiri dan telah lama dipergunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai tumbuhan berkhasiat obat adalah lengkuas merah (Alpinia purpurata) (Mustikaningtyas, 2009).

Sebenarnya lengkuas ada dua jenis, yaitu lengkuas merah dan putih. Lengkuas putih banyak digunakan sebagai rempah atau bumbu dapur, sedangkan yang banyak digunakan sebagai obat adalah lengkuas merah.

Lengkuas merah (Alpinia purpurata)Lengkuas merah (Alpinia purpurata), termasuk ke dalam famili tumbuhan Zingiberaceae. Lengkuas merah ditemukan menyebar di seluruh dunia. Untuk tumbuh, lengkuas menyukai tanah gembur, sinar matahari yang banyak, sedikit lembab, tetapi tidak tergenang air. Dapat tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut. Rimpang lengkuas merah secara luas digunakan pada pengobatan penyakit perut, kudis, panu, dan menghilangkan bau mulut (Mustikaningtyas, 2009). Rimpang lengkuas merah juga dianggap memiliki khasiat sebagai anti tumor atau anti kanker terutama tumor di bagian mulut dan lambung (Othman et al., 2004). Selain itu lengkuas merah ternyata juga mempunyai peran dalam memperpanjang umur simpan atau mengawetkan makanan karena aktivitas antibakteri .Berdasarkan penelitian yang dilakuka n oleh Sundari, D dan Winarno, M.W, minyak atsiri dari rimpang lengkuas merah (Galangae rhizoma) atau laos dapat menghambat pertumbuhan 5 macam jamur yaitu : Tricophyton rubrum, Tricophyton ajelloi, Tricophyton mentagrophytes, Mycrosporum gypseum dan Epidermo floccosum. Zat aktif anti jamur tersebut yakni asetoksi kavikol asetat yang merupakan senyawa minyak atsiri (Sundari, D dan Winarno, M.W, 2001).Penelitian menurut Parwata, O.A dan Dewi, F.S menunjukkan bahwa konsentrasi minyak atsiri pada 1000 ppm dapat menghambat pertumbuhan kedua bakteri yang diuji yaitu bakteri E. coli dan S. aureus dengan diameter daerah hambatan masing-masing 9 mm dan 7 mm. Uji aktivitas bakteri pada konsentrasi minyak atsiri 100 ppm dan 1000 ppm menunjukkan bahwa diameter daerah hambatan bertambah dengan bertambahnya konsentrasi. Dan menurut hasil analisis Kromatografi Gas Spektrometer Massa yang telah mereka lakukan menunjukkan bahwa minyak atsiri dari rimpang lengkuas merah (Galangae rhizoma) segar mempunyai 5 komponen utama yaitu D- Limonen, Eukaliptol, 3- sikloheksen-1-ol, 4-metil-1-(1-metiletil), Fenol, 4-(2-propenil) asetat, pentadesen, dan 1,6,10-dodekatrien, 7,11-dimetil-3-metilen (Parwata, O.A dan Dewi, F.S,2008).Salah satu metode yang digunakan dalam isolasi minyak atsiri adalah penyulingan dengan uap (steam distillation). Bahan tumbuhan dialiri uap air panas dengan tekanan tinggi. Uap ini selanjutnya dialirkan melalui pendingin dan hasil sulingan adalah minyak atsiri yang belum murni. Pada proses pendestilasian, dihasilkan uap minyak atsiri dan air secara bersamaan, meskipun minyak dan air memiliki perbedaan titik didih yang tinggi. Hal tersebut terjadi karena telah berlakunya Hukum Dalton, yaitu Dua gas atau lebih atau uap yang tidak bereaksi secara kimia terhadap lainnya bercampur pada suhu yang konstan, maka tiap-tiap gas memiliki tekanan sendiri, seakan dia berada sendirian dan jumlah tekanan ini adalah sama dengan tekanan total sistem, atau dengan kata lain suatu cairan akan menguap apabila tekanan permukaan sama dengan tekanan uap lingkungan.(Brady,1994)Hasil yang diperoleh dari destilasi berupa cairan yang terdiri dari air dan minyak atsiri, dimana minyak atsiri berada di atas dan air berada di bawah. Ketidaklarutan antara keduanya disebabkan adanya perbedaan kepolaran, dimana air bersifat polar dan minyak bersifat non polar. Posisi minyak atsiri yang berada di atas air disebabkan karena minyak atsiri memiliki massa jenis yang cenderung lebih ringan daripada massa jenis air, dimana massa jenis minyak atsiri sebesar 0,708 g/cm3sedangkan air memiliki massa jenis sebesar 1g/l.(Mulyono,2005)Tahap berikutnya, hasil dari destilasi dimasukan kedalam corong pemisah untuk dilakukan ekstaksi dengan eter. Eter berfungsi untuk mengikat minyak atsiri yang masih bercampur dengan pelarut air. Eter merupakan pelarut polar yang sangat baik untuk melarutkan senyawa-senyawa organik yang mudah menguap dan bersifat inert.(Mulyono,2005)Minyak atsiri yang memiliki sifat non polar akan tertarik ke pelarut eter. Selama proses ekstraksi diperlukan penggojogan yang kuat agar minyak dan larutan air cepat terpisah sehingga diperoleh dua lapisan, yaitu lapisan eter yang mengandung minyak atsiri pada bagian atas dan lapisan air pada bagian bawah. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya perbedaan massa jenis, yaitu eter sebesar 0,7 g/l dan air sebesar 1g/l.

Kemudian dilakukan tahap pemurnian dengan cara pendiaman agar eter menguap hingga tersisa minyak atsirinya saja. Setelah itu dilakukan penambahan Na2SO4 anhidrat yang berfungsi untuk mengikat senyawa air yang masih terdapat dalam minyak atsiri, sehingga didapatkan minyak atsiri tanpa air. Hal ini terjadi karena sifat Na2SO4 anhidrat yang higroskopis dan berfungsi sebagai pengering.(Mulyono,2005)Setelah diperoleh minyak atsiri bebas air, dilakukan proses kromatografi gas-cair yang bertujuan untuk menganalisis minyak atsiri yang dihasilkan. Adapun prinsip dari kromatografi gas cair didasarkan pada perbedaan distribusi dari penyusun cuplikan antara dua fase, yaitu fase gerak dan fase diam. (Underwood,1998). Cuplikan berperan sebagai fase diam dan gas bertindak sebagai fase gerak. Senyawa yang mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari temperatur kolom secara jelas cenderung akan berkondensasi pada bagian awal kolom. Namun, pada beberapa senyawa yang terdapat pada minyak atsiri dari laos merah akan menguap meski suhunya belum mencapai 100C.

Ada tiga hal yang dapat berlangsung pada molekul tertentu yang terdapat dalam campuran yang diinjeksikan pada kolom, yaitu :

Molekul dapat berkondensasi pada fase diam

Molekul dapat larut dalam cairan pada permukaan fase diam

Molekul dapat tetap pada fase gas(Guenther.1987)

Minyak atsiri dari laos merah ini mengandung berbagai kandungan senyawa, diantaranya basonin, eugenol, galangan, galangol, seskuiterpen, pinen, metil Sinamat, dan kaemferida.Jadi isolasi minyak atsiri lengkuas merah dapat dihasilkan dengan metode destilasi uap, dan pemurnian dengan cara ekstraksi pelarut. Sedangkan untuk menganalisis minyak atsiri hasil destilasi dapat digunakan kromatografi gas cair. Isolasi minyak atsiri lengkuas merah menghasilkan minyak yang berwarna kuning bening dan berbau khasDengan demikian, rimpang lengkuas merah dapat dijadikan sumber minyak atsiri alam. Kebutuhan minyak atsiri akan terus meningkat seiring dengan kegunaan dari minyak atsiri itu sendiri yang semakin beragam. Hal ini merupakan upaya untuk menambah produksi zat antibakteri maupun antijamur. Meskipun kadar minyak atsiri dari simplisia rimpang lengkuas merah kecil, aktivitas antibakteri dan antijamurnya patut diperhitungkan. Selain itu minyak atsirinya juga dapat dipergunakan sebagai zat aditif misalnya dalam pembuatan sabun antibakteri.

DAFTAR PUSTAKAAnonim, 1990. Diktat Kuliah Kimia Bahan Alam. Jakarta: Dapartemen Pendidikan Universitas Terbuka.

Underwood. 1998. Quantitative Analysis. 6th edition. New Jersey: Prentice Hall Inc.

Mulyono. 2005. Kamus Kimia. Bandung: P.T GenersindoBrady, James. 1994. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jilid I, edisi ke-lima. Jakarta: ErlanggaFarmawanti,Mega dkk.2009. Isolasi Minyak Atsiri Dari Lengkuas Merah. Semarang: Laporan Akhir,Universitas Diponegoro