Upload
rnurdiany
View
48
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Contoh Tugas biometris , proposal penelitian,
Citation preview
PROPOSAL PENELITIAN
Disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah
“Biometris 1”
Dosen Mata Kuliah :
dr.Setyawati Budiningsih, MPH, MPdKed
Oleh :
dr. Ratih Nurdiany Sumirat (1506692913)
MAGISTER KEDOKTERAN KERJA
SUB DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN OKUPASI
DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
JAKARTA
NOVEMBER 2015
ii
DAFTAR PUSTAKA
Bab I Pendahuluan .............................................................................................................. 1
1.1 latar Belakang Masalah .............................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................................... 3
1.3 Tujuan ........................................................................................................................ 3
1.3.1 Tujuan Umum ...................................................................................................... 3
1.3.2 Tujuan Khusus ..................................................................................................... 3
1.4 Manfaat ...................................................................................................................... 4
1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti ........................................................................................... 4
1.4.2 Manfaat Bagi Institusi .......................................................................................... 4
Bab II Tinjauan Pustaka ...................................................................................................... 5
2.1 Kerangka Teori........................................................................................................... 5
2.2 Kerangka Konsep ....................................................................................................... 8
Bab III Metodologi Penelitian .............................................................................................. 9
3.1 Desain Penelitian......................................................................................................... 9
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................................... 9
3.3 Populasi dan Sampel ................................................................................................... 9
3.4 Variabel Penelitian...................................................................................................... 9
3.5 Cara Pengumpulan Data ........................................................................................... 10
3.6 Pengelolaan dan Analisis Data .................................................................................. 10
Daftar Pustaka ................................................................................................................... 11
Lampiran ........................................................................................................................... 12
Tugas Biometris 1, Proposal Penelitian
dr. Ratih N. Sumirat (1506692913)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Sejalan dengan pembangunan bangsa Indonesia tentunya pembangunan
kesehatan merupakan salah satu aspek pembangunan yang perlu mendapat
perhatian pemerintah Indonesia. Dewasa ini perkembangan fasilitas kesehatan
begitu pesat, apalagi pemerintah membuka pintu agar pihak swasta turut berperan
dalam pembangunan kesehatan antara lain dengan mengembangkan rumah sakit.
Saat ini jumlah Rumah Sakit baik pemerintah maupun swasta di Indonesia
yang terdata di Departemen Kesehatan sampai akhir tahun 2004 berjumlah 1246
buah dengan tenaga medis berjumlah 146.674 orang.1
Sesuai dengan Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja dan Undang-Undang no, 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, maka upaya
kesehatan kerja harus diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat
kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan ataupun mudah terjangkit
penyakit. Upaya K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat
kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan sehingga dapat
mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang
pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.2
Rumah sakit yang termasuk sector industry jasa, juga tentu wajib
menerapkan upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS).
Upaya pembinaan K3RS dirasakan semakin mendesak mengingat adanya
beberapa perkembangan baik dari segi penyakit maupun dalam hal pelayanan
kesehatan seperti diantaranya makin meningkatnya pendayagunaan obat atau alat
dengan risiko bahaya kesehatan tertentu. Selain itu perkembangan infeksi yang
dapat ditularkan di Rumah Sakit dan sarana kesehatan lainnya yang dikenal
dengan infeksi nosokomial3,
dari pasien ke petugas, dari petugas ke petugas, dari
petugas ke pasien bertambah kompleks dimana transmisi mikroorganisme dapat
Tugas Biometris 1, Proposal Penelitian
dr. Ratih N. Sumirat (1506692913)
2
terjadi melalui darah, udar baik droplet maupun airborne dan dengan kontak
langsung. Terpaparnya tenaga kerja di sarana kesehatan pada umumnya karena
tercemar bibit penyakit yang berasal dari penderita yang berobat atau dirawat,
adanya transisi epidemiologi penyakit, resistensi kuman oenyakit serta gangguan
kesehatan lain yang dapat menjadi risiko potensial terkena penyakit akibat kerja
atau penyakit yang berhubungan dengan kerja4
Perilaku seorang dokter atau petugas medis dalam rumah sakit dalam
menjaga dirinya dari penyakit akibat kerja, akan berhubungan dengan ilmu dan
pengetahuannya mengenai K3RS yang diharapkan sudah diketahui pada saat masa
oendidikan, sehingga saat bekerja di fasilitas layanan kesehatan, PAK seperti
infeksi nosocomial, stress dan pajanan dari zat yang dapat merugikan kesehatan
dapat dihindari.5
Untuk mengurangi risiko penularan penyakit akibat kerja di RS, salah satu
penanggulangannya adalah menerapkan kewaspadaan baku (standard
precaution). Kewaspadaan baku harus diterapkan pada seluruh pekerja di RS.
Penelitian yang dilakukan oleh Hudoyo pada petugas kesehatan Puskesmas
Kecamatan Jakarta Timur (2204) mendapatkan, dari pengamatan pada 114
responden yang melaksanakan kewaspadaan baku dengan benar pada setiap
tindakan yang berisiko, hanya 49 tindakan dari total 268 tindakan dilakukan
sesuai standar, sehingga nilai kepatuhan hanya berkisar 18.3%. Hanya 16.7%
responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang kewaspadaan baku,
sedangkan riwayat tertusuk jarum terjadi pada 84.2% pekerja.5
Dengan meningkatnya prevalensi penyakit Hepatitis B yang penularannya
melalui darah, besarnya tingkat tertusuk jarum bekas perlu diperhatikan agar dapat
dicegah. Tenaga Kesehatan Rumah Sakit X Propinsi Banten memiliki risiko
terjangkit penyakit menular di RS, sehingga perlu diketahui sikap, pengetahuan
dan perilaku nakes terhadap kewaspadaan standar dan hubungannnya dengan
kejadian tertusuk jarum bekas di rumah sakit.
Tugas Biometris 1, Proposal Penelitian
dr. Ratih N. Sumirat (1506692913)
3
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, diketahui bahwa Rumah Sakit
sebagai sarana kesehatan tidak luput dari kecelakaan kerja, dimana salah satunya
adalah luka tusuk jarum. Hal ini dipengaruhi kondisi tidak aman (unsafe
condition) misalnya lingkungan kerja medis yang kontak dengan darah/cairan
tubuh dan perbuatan tidak aman (unsafe act) seperti pengetahuan, sikap dan
perilaku tenaga kesehatan yang kurang terhadap kewaspadaan baku.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui, Adakah Hubungan yang
bermakna antara pengetahuan, sikap dan perilaku mengenai kewaspadaan baku
dengan kejadian luka tusuk jarum pada tenaga kesehatan di RS “X” Provinsi
Banten?, Adakah faktor-faktor lain yang mempengaruhi kejadian luka tusuk
jarum?
1.3 TUJUAN
1.3.1 TUJUAN UMUM
Meningkatkan upaya pencegahan penularan penyakit infeksi akibat luka
tertusuk jarum bekas pada tenaga kesehatan RS “X” Propinsi Banten.
1.3.2 TUJUAN KHUSUS
Diketahuinya hubungan antara tingkat pengetahuan mengenai
kewaspadaan baku dengan angka kejadian luka tusuk jarum pada tenaga
kesehatan RS X Propinsi Banten
Diketahuinya hubungan antara sikap mengenai kewaspadaan baku dengan
angka kejadian luka tusuk jarum pada tenaga kesehatan RS X Propinsi
Banten
Diketahuinya hubungan antara perilaku kewaspadaan baku dengan angka
kejadian luka tusuk jarum pada tenaga kesehatan RS X Propinsi Banten
Diketahui hubungan karakteristik responden dengan angka kejadian luka
tusuk jarum pada tenaga kesehatan RS X Propinsi Banten
Tugas Biometris 1, Proposal Penelitian
dr. Ratih N. Sumirat (1506692913)
4
1.4 MANFAAT
1.4.1 MANFAAT BAGI PENELITI
Aplikasi Ilmu Kesehatan dan Keselamatan kerja yang sudah dipelajari
selama menjalani kuliah S2 Magister Kedokteran Kerja di Universitas
Indonesia
Mendapat pengalaman melakukan penelitian sehingga mampu melakukan
penelitian lanjutan
1.4.2 MANFAAT BAGI INSTITUSI
Memberikan masukan bagi RS dalam penerapan Sistem K3RS
Memberikan dara kepada RS mengenai tingkat Pengetahuan, Sikap dan
perilaku Tenaga Kesehatan terhadap kewaspadaan Standar
Pengembangan berkelanjutan program K3RS untuk mengurangi kejadian
luka tusuk jarum dan penyakit akibat kerja lainnya di RS
Tugas Biometris 1, Proposal Penelitian
dr. Ratih N. Sumirat (1506692913)
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KERANGKA TEORI
2.1.1 Penyakit akibat kerja pada petugas kesehatan
Citra masyarakat bahwa rumah sakit adalah tempat yang sangat bersih
sudah berlangsung lama, sehingga tenaga kerjanya tidak akan terserang penyakit
karena tempat kerjanya yang bersih dan tahu seluk beluk penyakit. Menjadi hal
sulit dipercaya masyarakat jika tenaga kesehatan sakit, apalagi dokter jatuh sakit.
Data tahun 1994 dari Bureau of Labor Statistic di Amerika Serikat menyatakan
dari 5 juta warganya yang bekerja di rumah sakit, 40% di antaranya adalah dokter,
perawat, apoteker serta para asistennya. Sebuah kelompok tenaga kerja yang
mempunyai risiko besar terpajan bahan-bahan berbahaya di rumah sakit6.
Rumah sakit masa kini, layaknya sebuah industri mempunyai beragam
persoalan tenaga kerja yang rumit dengan berbagai risiko terkena penyakit akibat
kerja sesuai jenis pekerjaannya. Seiring kemajuan teknologi kedokteran,
ditemukannya penyakit baru (HIV), serta kemunculan penyakit lama (TB)
menjadikan rumah sakit tidak lagi menjadi tempat teraman untuk bekerja7. Bila
dipandang sebagai sebuah industri, sepatutnya upaya kesehatan dan keselamatan
kerja di rumah sakit (K3RS) (Occupational Health and Safety Program) tidak
dilihat sebagai barang mahal, tapi seharusnya menjadi nilai tambah bagi
organisasi rumah sakit itu sendiri. Menjadi sangat tepat bila upaya K3RS
merupakan salah satu bidang penilaian pemberian akreditasi rumah sakit di
Indonesia oleh Depkessos RI.
Penyakit akibat kerja dapat menyerang semua tenaga kerja, baik medis dan
non medis, Dokter dapat tertular dan menularkan penyakit pada pasiennya.
Penyakit yang sering menular kepada dokter adalah TB, Hepatitis B, HIV,
Rubella, Cytomegalovirus, Hepatitis C6. Adler, 1973, meneliti 271 orang dokter
rumah sakit California, hasil tes tuberkulin kulit pertama semuanya negatif. 2
Tugas Biometris 1, Proposal Penelitian
dr. Ratih N. Sumirat (1506692913)
6
tahun kemudian, 15 orang dokter memberikan hasil tes positif dan 2 orang dokter
menderita TB aktif. Terpajan bahan kimia berbahaya dosis rendah (low level)
dapat terjadi di dalam pelayanan sehari-hari. Di kamar operasi, dokter dan perawat
dapat terpajan gas anestesi nitrous oxide dan halotan yang mudah menguap,
merembes menembus masker, dapat pula akibat hembusan nafas pasien yang
sedang operasi. Pajanan kronisnya dapat menyebabkan gangguan somatik, berupa
sakit kepala, mual sampai gangguan susunan saraf pusat (SSP), fertilitas
bertambah dan gangguan kehamilan.6
Sarung tangan karet yang sedang dipakai
dapat robek, apalagi yang sering digunakan sehingga sering disterilkan. Sebuah
penelitian di Amerika Serikat tentang mekanisme robeknya sarung tangan karet
dan terjadinya cedera tajam pada 2292 operasi selama 3 bulan, menemukan 92%
robeknya sarung tangan akibat tidak rangkap dua, dan 8% karena sebab tidak
diketahui. Dari 70 cedera tajam yang terjadi, 0,7% akibat jarum, 10% akibat
skalpel dan 23% akibat cedera lain8 Pada penyelidikan pasangan suami-istri
dokter yang bekerja di rumah sakit yang sama, menemukan tingginya kejadian
abortus spontan. Ditengarai bahwa penyebabnya adalah stres psikologis tingkat
tinggi yang berkepanjangan7
2.1.2 Kewaspadaan Standar
Universal Precaution saat ini dikenal dengan kewaspadaan standar,
kewaspadaan standar tersebut dirancang untuk mengurangi risiko infeksi penyakit
menular pada petugas kesehatan baik dari sumber infeksi yang diketahui maupun
yang tidak diketahui (Depkes, 2008). Kewaspadaan Universal atau Kewaspadaan
Umum (KU) atau Universal Precaution (UP) adalah suatu cara untuk mencegah
penularan penyakit dari cairan tubuh, baik dari pasien ke petugas kesehatan dan
sebaliknya dari pasien ke pasien lainnya.
Universal Precaution adalah tindakan pengendalian infeksi sederhana yang
digunakan oleh seluruh petugas kesehatan, untuk semua pasien, setiap saat pada
semua tempat, pelayanan dalam rangka pengurangi risiko penyebaran infeksi
Tugas Biometris 1, Proposal Penelitian
dr. Ratih N. Sumirat (1506692913)
7
(Nursalam, 2007). Kewaspadaan Universal adalah suatu cara penanganan baru
untuk meminimalkan pajanan darah dan cairan tubuh dari semua pasien, tanpa
memperdulikan status infeksi. Kewaspadaan Universal hendaknya dipatuhi oleh
tenaga kesehatan karena ia merupakan panduan mengenai pengendalian infeksi
yang dikembangkan untuk melindungi para pekerja di bidang kesehatan dan para
pasiennya sehingga dapat terhindar dari berbagai penyakit yang disebarkan
melalui darah dan cairan tubuh tertentu.
Penerapan Kewaspadaan umum diharapkan dapat menurunkan risiko
penularan patogen melalui darah dan cairan tubuh lain dari sumber yang diketahui
maupun yang tidak diketahui. Penerapan ini merupakan pencegahan dan
pengendalian infeksi yang harus rutin dilaksanakan terhadap semua pasien dan di
semua fasilitas pelayanan kesehatan (Tietjen, dkk, 2004). Kewaspadaan umum
tersebut ditujukan untuk melindungi setiap orang (pasien, klien, dan petugas
kesehatan) apakah mereka terinfeksi atau tidak. Kewaspadaan baku berlaku untuk
darah, tubuh/semua cairan tubuh, sekresi dan ekskresi (kecuali keringat), luka
pada kulit, dan selaput lendir, kulit dan membran mukosa yang tidak utuh.
Penerapan ini adalah untuk mengurangi risiko penularan mikroorganisme yang
berasal dari sumber infeksi yang diketahui atau yang tidak diketahui (misalnya si
pasien, benda yang terkontaminasi, jarum suntik bekas pakai, dan spuit) di dalam
sistem pelayanan kesehatan (Tietjen, dkk, 2004).
Menurut Claire (1987) yang dikutip Tietjen (2004), indikasi penggunaan
praktik isolasi tertentu seperti sarung tangan tertentu lebih efektif dari pada baju
pelindung dalam pencegahan kontaminasi silang telah dapat diatasi melalui
penelitian. Namun ketidakmampuan petugas administrasi dan klinik di negara
miskin untuk menyediakan perlengkapan pelindung, khususnya ketersedian
sarung tangan baru, masih menjadi kendala. Sebagai tambahan, tantangan
menyediakan air bersih dan untuk mencapai standar yang dapat diterima seperti
proses penggunaan instrumen medis dan pembuangan sampah masih menjadi
persoalan di banyak negara.
Tugas Biometris 1, Proposal Penelitian
dr. Ratih N. Sumirat (1506692913)
8
Keselamatan menggunakan jarum suntik sebaiknya menggunakan tiap-tiap
jarum dan spuit hanya sekali pakai, tidak melepas jarum dari spuit setelah
digunakan, tidak menyumbat, membengkokkan, atau mematahkan jarum sebelum
dibuang dan membuang jarum dan spuit di wadah anti bocor.
Menurut Tietjen (2004) apabila jarum dan spuit sekali pakai tidak tersedia
dan perlu memasang kembali penutup jarum, maka gunakan metode penutupan
“satu tangan” dengan cara:
1. Tempatkan penutup jarum pada permukaan rata dan kokoh, kemudian angkat
tangan anda.
2. Kemudian dengan satu tangan memegang spuit, gunakan jarum untuk
menyekop tutup tersebut dengan penutup di ujung jarum, putar spuit tegak lurus
sehingga jarum dan spuit mengarah ke atas.
3. Akhirnya, dengan sumbat yang sekarang ini menutup ujung jarum sepenuhnya,
peganglah spuit ke arah atas dengan pangkal dekat pusat (dimana jarum itu
bersatu dengan spuit dengan satu tangan, dan gunakan tangan lainnya untuk
menyegel tutup itu dengan baik).
2.2 KERANGKA KONSEP
Lingkungan Kerja
a. Ketersediaan APD di RS
b. Prosedur Kewaspadaan Standar di RS
c. Sarana dan Prasarana yang memadai di RS
untuk pelaksanaan Kewaspadaan Standar
Tenaga Kesehatan
a. Jenis Kelamin
b. Usia
c. Tingkat Pendidikan
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku mengenai
kewaspadaan Standar
Kejadian Luka Tusuk Jarum
Tugas Biometris 1, Proposal Penelitian
dr. Ratih N. Sumirat (1506692913)
9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik. Desain yang digunakan
dalam penelitian ini adalah case-control yang bertujuan untuk mengetahui
pengetahuan, sikap dan perilaku tenaga kesehatan mengenai kewaspadaan standar
dengan kejadian luka tusuk jarum
3.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Tempat dilakukan penelitian ini adalah di RS X Proponsi Banten.
Penelitian dimulai pada bulan X tahun 2015 sampai bulan Y tahun 2016.
3.3 POPULASI DAN SAMPEL
Populasi terjangkau adalah seluruh tenaga kesehatan yang bekerja di RS X
Provinsi Banten. Sampel penelitian untuk kelompok kasus adalah seluruh , tenaga
kesehatan yang mengalami luka tusuk jarum, berjumlah 144 pegawai. Teknik
pengambilan sampel pada kelompok kasus adalah dengan teknik total sampling.
Sampel untuk kelompok pembanding adalah tenaga kesehatan yang belum
pernah mengalami luka tusuk jarum dengan jumlah yang sama yaitu 144 pegawai.
Teknik pengambilan sample kelompok control adalah dengan simple random
sampling
3.4 VARIABEL PENELITIAN
3.4.1 Variabel Independen
Tugas Biometris 1, Proposal Penelitian
dr. Ratih N. Sumirat (1506692913)
10
Karakteristik tenaga kesehatan (Umur, Jenis Kelamin, Tingkat
Pendidikan)
Pengetahuan Tenaga Kesehatan Mengenai Kewaspadaan Standar (Baik,
Cukup/Kurang)
Sikap Tenaga Kesehatan Mengenai Kewaspadaan Standar (Baik/Cukup,
Kurang)
Perilaku Tenaga Kesehatan Mengenai Kewaspadaan Standar (Baik,
Cukup/Kurang)
3.4.2 Variabel Dependen
Kejadian Luka Tusuk Jarum pada tenaga kesehatan
3.5 CARA PENGUMPULAN DATA
Data dikumpulkan dari responden melalui wawancara dan observasi
langsung. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data demografi, kejadian
luka tusuk jarum, tingkat pengetahuan dan sikap tenaga kesehatan. Pengamatan
dilakukan dengan mengumpulkan data perilaku melaksanakaan kewaspadaan
baku, sarana kewaspadaan baku dan K3RS
3.6 PENGELOLAAN DAN ANALISIS DATA
Data yang dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis. Analisis
univariate untuk mendeskripsikan karakteristik masing-masing variable yang
diteliti, selain itu untuk semua variable dilakukan uji analisis bivariate
menggunakan tes Chi-square dan Fisher Exact Test, untuk variable dengan nilai
p<0.25 dilakukan uji multivariate menggunakan regresi logistic binary.
Tugas Biometris 1, Proposal Penelitian
dr. Ratih N. Sumirat (1506692913)
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Data Fasilitas Kesehatan di
Indonesia tahun 2004. Diunduh dari :
http://www.departemenkesehatanri.com
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 36 tahun 2009
3. Tiethen L, Bossemeyer D, McIntosh N. Panduan Pencegahan Infeksi
untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan sumber daya terbatas.
JNPKKR/POGI dan JHPEGO. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta. 2004
4. CDC Standard Precaution Guidelinse
5. Jaringan Nasional Pelatihan Klinik, Modul Pelatihan Pencegahan Infeksi. .
JNPKKR/POGI dan JHPEGO. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta. 2004
6. Peronne JM. Doctors, Nurses, and Dentists. In: Greenberg MI, Hamilton
RJ, Phillips SD, eds. Occupational, Industrial and Environmental
Toxicology: Occupational Toxicology. St. Louis: Mosby-Year Book Inc,
1997; 61-5.
7. Lowenthal G. Occupational Health Programs in Clinic and Hospitals. In:
Zenz C, Dickerson OB, Horvath EP eds. Occupational Medicine: Selected
Work Categories of Concern. 3rd ed. St. Louis: Mosby-Year Book Inc,
1994; 875-80
8. Kuswadji S. Penyakit akibat kerja pada dokter, dokter gigi, perawat dan
tenaga kesehatan lainnya. JDKI, 2; 6; 1994: 37-40.
Tugas Biometris 1, Proposal Penelitian
dr. Ratih N. Sumirat (1506692913)
12
LAMPIRAN
Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik
Karakteristik
Jumlah (n=..) Persen (%)
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
Usia
15-24 tahun
25-34 tahun
35-44 tahun
Tingkat Pendidikan
SLTA
Akademi
Sarjana
Pasca Sarjana
Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku
Karakteristik
Jumlah (n=..) Persen (%)
Pengetahuan
Kurang/Cukup
Baik
Sikap
Kurang/Cukup
Baik
Perilaku
Kurang/Cukup
Baik
Tugas Biometris 1, Proposal Penelitian
dr. Ratih N. Sumirat (1506692913)
13
Tabel 3 Hubungan Pengetahuan Kewaspadaan Standar dengan angka
kejadian Luka Tusuk Jarum
Luka Tertusuk
Jarum (+)
Luka Tertusuk
Jarum (-)
Odds
Ratio
(OR)
95%
CI
p
n % n %
Pengetahuan
Kurang/Cukup
Baik
Tabel 4 Hubungan Sikap Kewaspadaan Standar dengan angka kejadian
Luka Tusuk Jarum
Luka Tertusuk
Jarum (+)
Luka Tertusuk
Jarum (-)
Odds
Ratio
(OR)
95%
CI
p
n % n %
Sikap
Kurang/Cukup
Baik
Tabel 5 Hubungan Perilaku Kewaspadaan Standar dengan angka kejadian
Luka Tusuk Jarum
Luka Tertusuk
Jarum (+)
Luka Tertusuk
Jarum (-)
Odds
Ratio
(OR)
95%
CI
p
n % n %
Perilaku
Kurang/Cukup
Baik