10
A. Pendahuluan Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya dari obat ke pasien yang mengacu kepada pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care). Kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dari pasien. Perubahan orientasi ini mengharuskan apoteker untuk memiliki peran yang lebih luas dari hulu ke hilir mulai dari pembuatan, pengawasan, penyerahan hingga pemastian bahwa obat yang akan digunakan oleh pasien memenuhi prinsip- prinsip rasionalitas. Apoteker dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku untuk dapat meningkatkan interaksi langsung dengan pasien. Peran farmasi klinik sendiri memberikan dampak yang baik terhadap berbagai outcome terapi pada pasien, baik dari sisi humanistik (kualitas hidup, kepuasan), sisi klinik (kontrol yang lebih baik pada penyakit kronis), dan sisi ekonomis (pengurangan biaya kesehatan). Hasil review publikasi Inditz et al (1999) antara tahun 1984-1995 menyimpulkan bahwa pelayanan farmasi klinik efektif untuk mengurangi biaya pelayanan kesehatan dan juga efektif dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Hal ini diperoleh terutama dengan melakukan pemantauan resep dan pelaporan efek samping obat. Lingkungan pelayanan kesehatan yang sensitif terhadap biaya saat ini menciptakan tempat kerja yang kompetitif dan menantang bagi tenaga kesehatan. Tantangan bagi tenaga kesehatan untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu dengan biaya minimal. Mutu pelayanan kesehatan tidak boleh diabaikan karena masalah biaya. Saat ini produk dan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan

bahan tugas farsos

Embed Size (px)

DESCRIPTION

farmasi sosial

Citation preview

A. Pendahuluan

Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya dari obat ke pasien yang mengacu kepada pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care). Kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dari pasien.

Perubahan orientasi ini mengharuskan apoteker untuk memiliki peran yang lebih luas dari hulu ke hilir mulai dari pembuatan, pengawasan, penyerahan hingga pemastian bahwa obat yang akan digunakan oleh pasien memenuhi prinsip-prinsip rasionalitas. Apoteker dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku untuk dapat meningkatkan interaksi langsung dengan pasien.

Peran farmasi klinik sendiri memberikan dampak yang baik terhadap berbagaioutcometerapi pada pasien, baik dari sisi humanistik (kualitas hidup, kepuasan), sisi klinik (kontrol yang lebih baik pada penyakit kronis), dan sisi ekonomis (pengurangan biaya kesehatan). Hasil review publikasi Inditzet al(1999) antara tahun 1984-1995 menyimpulkan bahwa pelayanan farmasi klinik efektif untuk mengurangi biaya pelayanan kesehatan dan juga efektif dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Hal ini diperoleh terutama dengan melakukan pemantauan resep dan pelaporan efek samping obat.Lingkungan pelayanan kesehatan yang sensitif terhadap biaya saat ini menciptakan tempat kerja yang kompetitif dan menantang bagi tenaga kesehatan. Tantangan bagi tenaga kesehatan untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu dengan biaya minimal. Mutu pelayanan kesehatan tidak boleh diabaikan karena masalah biaya. Saat ini produk dan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan harus mencerminkan nilai farmakoekonomi, yaitu, keseimbangan antara luaran ekonomi, humanistik dan klinik. Farmakoekonomi yang merupakan bagian dari farmasi social merupakan bidang ilmu yang bisa menyediakan cara sistematis untuk menghitung luaran ini. Luaran pelayanan kesehatan bisa diukur menggunakan ECHO models, yaitu economic, clinical, humanistic outcomes.

B. Hasil Pelayanan Kesehatan ( Health Outcomes)Menurut Donabedian kerangka konsep untuk menilai dan memastikan kualitas pelayanan kesehatan terdiri dari tiga komponen, yaitu struktur, proses dan luaran/hasil. Penelitian terhadap hasil/luaran pelayanan kesehatan dibuat untuk membantu pasien, pembayar dan pemelihara membuat pilihan pelayanan medis yang rasional berdasarkan pengetahuan yang lebih baik tentang akibat dari pilihan tersebut bagi kehidupan pasien.1. Tipe Luaran/Hasil pelayanan kesehatan

Tradisional

Dikenal dengan 5 D : Death, disease, disability, discomfort dan dissatification

Komprehensif

ECHO model mengkategorikan luaran/hasil pelayanan kesehatan dari 3 kategori :

a. Luaran ekonomi

b. Luaran klinis

c. Luaran humanistic

Model ini mencakup konsep lima D yang termasuk dalam luaran klinik dan humanistic dan penambahan dimensi ekonomi.

Seperti yang dijelaskan oleh Kozma, luaran klinik adalah peristiwa medis yang terjadi sebagai hasil dari kondisi atau pengobatan.

Luaran ekonomi adalah biaya langsung, tidak langsung, dan intangible yang dibandingkan dengan konsekuensi dari intervensi medis.

Sejalan dengan kepuasan pasien, luaran humanistik adalah fungsi penilaian diri dan kebahagiaan, atau health-related quality of life (HRQOL).

C. Luaran Ekonomi

Luaran ekonomi adalah pengaruh akibat intervensi dari biaya pelayanan kesehatan. Pengukuran dan analisis luaran ekonomi menggunakan prinsip ekonomi atau farmakoekonomi.

Farmakoekonomi adalah ilmu yang mengukur biaya dan hasil yang diperoleh dihubungkan dengan penggunaan obat dalam perawatan kesehatan. Farmakoekonomi juga didefinisikan sebagai deskripsi dan analisis dari biaya terapi dalam suatu sistem pelayanan kesehatan. Lebih spesifik lagi adalah sebuah penelitian tentang proses identifikasi, mengukur dan membandingkan biaya resiko dan keuntungan dari suatu program, pelayanan dan terapi. Tujuan farmakoekonomi adalah membandingkan obat yang berbeda untuk pengobatan pada kondisi yang sama, selain itu juga membandingkan pengobatan yang berbeda pada kondisi yang berbeda. Hasilnya dapat digunakan sebagai informasi yang dapat membantu para pembuat kebijakan dalam menentukan pilihan atas alternative-alternatif pengobatan yang tersedia agar pelayanan kesehatan menjadi lebih efisien dan ekonomis. Informasi farmakoekonomi saat ini dianggap sama pentingnya dengan informasi khasiat dan keamanan obat dalam menentukan pilihan obat mana yang akan digunakan.

Tipe-tipe biaya :

1. Direct medical costs

Biaya yang dikeluarkan oleh pasien terkait dengan pelayanan jasa medis, yang digunakan untuk mencegah atau mendeteksi suatu penyakit seperti kunjungan pasien, obat-obat yang diresepkan, lama perawatan, perawatan kesehatan dirumah (Orion, 1997; Vogenberg, 2001).Kategori biaya-biaya medis langsung, antara lain : pengobatan, pelayanan untuk mengobati efek samping, pelayanan pencegahan dan penanganan,2. Direct nonmedical costsBiaya yang dikeluarkan oleh pasien tidak terkait langsung dengan pelayanan medis, seperti transportasi pasien ke rumah sakit, makanan, jasa pelayanan lainnya yang diberikan pihak rumah sakit (Orion, 1997; Vogenberg, 2001).3. Indirect medical costs

Biaya yang dapat mengurangi produktivitas pasien (Vogenberg, 2001). Biaya yang hilang akibat waktu produktif yang hilang. Sebagai contoh pasien kehilangan pendapatan karena sakit yang berkepanjangan sehingga tidak dapat memberikan nafkah keluaganya, pendapatan berkurang karena kematian yang cepat (Vogenberg, 2001).4. Intangible costs

Merupakan biaya yang dikeluarkan bukan hasil tindakan medis, tidak dapat diukur dalam mata uang (Vogenberg, 2001). Biaya yang sulit diukur seperti rasa nyeri/ sakit, cacat, kehilangan kebebasan, efek samping. Sifatnya psikologis, sukar dikonversikan dalam bentuk rupiah sehingga sering diabaikan (Vogenberg, 2001).5. Opportunity costs

Menunjukkan besarnya manfaat ekonomis ketika membatalkan suatu alternatif terapi sebagai pengganti terapi alternatif terbaik berikutnya, dimana manfaat itu telah terbukti. (Vogenberg, 2001)Metode Farmakoekonomi antara lain:

1.Cost-Minimization AnalysisCost-Minimization Analysis adalah tipe analisis yang menentukan biaya program terendah dengan asumsi besarnya manfaat yang diperoleh sama. Analisis ini digunakan untuk menguji biaya relatif yang dihubungkan dengan intervensi yang sama dalam bentuk hasil yang diperoleh. Contoh dari analisis cost-minimization adalah terapi dengan antibiotika generik dengan paten, outcome klinik (efek samping dan efikasi sama), yang berbeda adalah onset dan durasinya. Maka pemilihan obat difokuskan pada obat yang biaya per harinya lebih murah.

2. Cost-Benefit AnalysisAnalisis Cost-Benefit adalah tipe analisis yang mengukur biaya dan manfaat suatu intervensi dengan beberapa ukuran moneter dan pengaruhnya terhadap hasil perawatan kesehatan. Tipe analisis ini sangat cocok untuk alokasi bahan-bahan jika keuntungan ditinjau dari perspektif masyarakat. Analisis ini sangat bermanfaat pada kondisi antara manfaat dan biaya mudah dikonversi ke dalam bentuk rupiah.Merupakan tipe analisis yang mengukur biaya dan manfaat suatu intervensi dengan beberapa ukuran moneter, dan pengaruhnya terhadap hasil perawatan kesehatan. Dapat digunakan untuk membandingkan perlakuan yang berbeda untuk kondisi yang berbeda. Merupakan tipe penelitian farmakoekonomi yang kompreherensif dan sulit dilakukan karena mengkonversi benefit kedalam nilai uang.

3. Cost-Effectiveness AnalysisAnalisis Cost-Effectiveness adalah tipe analisis yang membandingkan biaya suatu intervensi dengan beberapa ukuran non-moneter, dimana pengaruhnya terhadap hasil perawatan kesehatan. Analisis Cost-Effectiveness merupakan salah satu cara untuk memilih dan menilai program yang terbaik bila terdapat beberapa program yang berbeda dengan tujuan yang sama tersedia untuk dipilih. Dalam menganalisis suatu penyakit, analisis cost-effectiveness berdasarkan pada perbandingan antara biaya suatu program pemberantasan tertentu dan akibat dari program tersebut dalam bentuk perkiraan dari kematian dan kasus yang bisa dicegah.

4. Cost-Utility AnalysisAnalisis Cost-Utility adalah tipe analisis yang mengukur manfaat dalam utility-beban lama hidup; menghitung biaya per utility; mengukur ratio untuk membandingkan diantara beberapa program. Analisis cost-utility mengukur nilai spesifik kesehatan dalam bentuk pilihan setiap individu atau masyarakat. Seperti analisis cost-effectiveness, cost-utility analysis membandingkan biaya terhadap program kesehatan yang diterima dihubungkan dengan peningkatan kesehatan yang diakibatkan perawatan kesehatan.Aplikasi dan Peranan Farmakoekonomi Dalam Pelayanan Kesehatanfarmakoekonomi tidak hanya penting bagi para pembuat kebijakan di bidang kesehatan saja, tetapi juga bagi tenaga kesehatan, industri farmasi, perusahaan asuransi dan bahkan pasien, dengan kebutuhan dan cara pandang yang berbeda.

Manfaat Farmakoekonomi dalam pelayanan dan kepuasan pasien

Manfaat yang dapat diperoleh dengan penerapan farmakoekonomi antara lain:

1. Memberikan pelayanan maksimal dengan biaya yang terjangkau.Seiring dengan perkembangan zaman, maka pengetahuan yang berkaitan dengan penyakit sudah semakin berkembang. Pengetahuan tentang pengobatan terhadap penyakit-penyakit tertentu pun tidak ketinggalan, dimana saat ini untuk suatu penyakit tertentu telah tersedia berbagai macam obat untuk menyembuhkan ataupun sekedar meredakan simptom penyakit tersebut.Hal ini memberikan manfaat, yaitu terdapat banyak pilihan obat yang dapat diberikan untuk tindakan terapi bagi pasien. Namun, banyaknya pilihan terapi ini tidak akan bermanfaat apabila ternyata pasien tidak sanggup membeli karena harganya yang mahal. Oleh karena itu, pertimbangan farmakoekonomi dalam menentukan terapi yang akan diberikan kepada pasien sangat diperlukan, misalnya dengan penggunaan obat generik. Di Indonesia khususnya, telah terdapat 232 jenis obat generik yang diregulasi dan disubsidi oleh pemerintah dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan obat patennya.

2. Angka Kesembuhan Meningkat, Angka Kesehatan Meningkat dan Angka Kematian Menurun.Terapi yang diberikan oleh dokter akan berhasil apabila pasien patuh terhadap pengobatan penyakitnya. Kepatuhan ini salah satunya dipengaruhi oleh faktor ekonomi. Misalnya saja harga obat yang diresepkan oleh dokter terlalu mahal maka pasien tidak akan sanggup membeli dan tentu saja tidak dapat mengkonsumsi obatnya. Dan sebaliknya apabila harga obat terjangkau, maka pasien dapat mengkonsumsi obatnya dan mengalami kesembuhan.

Selain itu ketepatan dokter dalam memilih terapi yang tepat untuk penyakit pasien atau berdasarkan Evidense Based Medicine juga berpengaruh. Misalnya saja dokter hanya memberikan obat yang sifatnya simptomatis kepada pasien, tentu saja penyakit pasien tidak sembuh dan harus kembali berobat dan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai kesembuhan semakin besar.D. Luaran Klinik

Pengukuran perubahan status kesehatan karena intervensi pelayanan kesehatan. Intermediate: blood pressure, glucose, LDL-cholesterol, A1c Final: stroke, myocardial infarction, deathEvaluasi luaran klinik dilakukan dengan uji klinik atau post-marketing reports

Contoh :

Efek penyakit pada pasien Efek obat pada pasien Efek kepatuhan dan adherence pada pasien

Efek sistem penghantaran pelayanan kesehatan pada pasien

E. Luaran Humanistik

Informasi tentang dampak produk farmasi dan jasa terhadap kualitas hidup dapat memberikan data tambahan untuk pembuatan kebijakan kesehatan dan keputusan klinis Kualitas hidup sebagai masukan untuk pengambilan keputusan klinis di tingkat pasien juga sangat penting. Misalnya, pengobatan alternatif mungkin memiliki khasiat yang sama berdasarkan parameter klinis tradisional (misalnya penurunan tekanan darah) tetapi menghasilkan efek yang sangat berbeda pada kualitas hidup pasien Luaran humanistic dievaluasi menggunakan survey atau kuesioner pada pasien.

Metode yang digunakan, antara lain :

1. Health related quality of life (HRQOL)

2. Consumer Assessment of Health Plan Survey (CAHPS)F. Kegunaan Pengukuran Luaran Pelayanan KesehatanLuaran pelayanan kesehatan digunakan dalam rencana pengembangan kesehatan, pharmacy benefit managers, kelompok medis, pihak pemerintah, pusat pendidikan dan industry farmasi. Hasil luaran pelayanan kesehatan digunakan untuk mendukung keputusan formula, kebijakan penggunaan obat, peraturan pengobatan klinik dan evaluasi program.Pentingnya luaran pelayanan kesehatan :

Menyediakan bukti tentang manfaat, resiko dan hasil dari pengobatan

Mengidentifikasi strategi yang efektif dan potensial untuk memperbaiki kualitas dan nilai pelayanan

Memastikan jaminan kualitas untuk pengobatan yang tersedia saat ini

G. Mempertimbangkan seluruh hasil atau luaran bersama-sama untuk mengevaluasi nilai sebenarnya dari intervensi medis untuk memastikan pengambilan keputusan yang bermutu tinggi.

Pihak-pihak yang menggunakan luaran pelayanan kesehatan :

Pharmacists Physicians Perawat Ahli ekonomi

Kelompok medis dan rencana pelayanan kesehatan

Pemerintah Perusahaan farmasi Institusi akademik Profesional kesehatan lainnya