Upload
aditya-vincent
View
2.823
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakanbagian yang tidak dapat dipisahkan
dari Pembangunan Nasional. Salah satu indikator derajat kesehatan adalah
Angka Kematian Ibu. Berdasarkan Survei Demogravi Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2008 Angka Kematian Ibu (AKI) di indonesia masih cukup tinggi, yaitu 225
per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2008)
Angka kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah tahun 2008 berdasarkan
Laporan dari Kabupaten/Kota sebesar 114,42/100.000 kelahiran hidup. Kejadian
kematian maternal paling banyak di Jawa Tengah adalah pada waktu nifas
sebesar 45,16% di susul kemudian pada waktu bersalin sebesar 31,24% dan
pada waktu hamil sebesar 23,50%. Penyebab kematian maternal di Jawa
Tengah yang paling banyak yaitu disebabakan oleh perdarahan sebesar 27,87%,
eklamsi sebesar 23,50%, infeksi sebesar 5,2% dan lain-lain sebesar 43,18% (Profil
Kesehatan Jawa Tengah, 2008). Perdarahan, eklamsia dan infeksi tidak hanya
terjadi pada masa hamil dan bersalin, tapi juga dapat terjadi pada masa nifas
(Bobak, 2005)
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil, berlangsung kurang lebih 6 minggu (Wiknjosastro, 2006)
Umumnya masa nifas berlangsung normal. Masa nifas yang normal tidak
hanya tergantung dari perawatan saat nifas saja, tetapi juga dapat dipengaruhi
pada masa hamil maupun saat bersalin. Persalinan dapat dilakukan melalui dua
cara yang berbeda, yaitu persalinan pervaginam dan persalinan perabdomial
(Kasdu, 2005)
Persalinan perabdominal atau seskio sesarea adalah suatu persalinan
buatan, di mana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan
dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas
500 gram (prawirohardjo, 2005). Indikasi yang menyebabkan ibu bersalin
perabdominal disebabakan dari ibu dan janin. Indikasi ibu terdiri dari panggul
sempit, tumor jalan lahir, stenosis servik uteri atau vagina, plasenta previa,
disproporsi janin-panggul, rupture uteri membakat, partus tak maju, incordinate
uterin action. Sedangkan indikasi janin seperti kelainan letak lintang, sungsang,
letak dahi dan letak muka, presentasi ganda, kelainan letak pada genetalia anak
pertama dan gawat janin (Prawirohardjo, 2005).
Pada masa nifas dengan post tindakan bedah akan membutuhkan
perawatan yang lebih dibandingkan perawatan pada masa nifas normal seperti
perawatan luka operasi, nutrisi, hygiene, pendidikan kesehatan tentang
perawatan kesehatan diri, perawatan payu dara, Keluarga Berencana, serta
mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk jika terjadi komplikasi termasuk
infeksi (Kasdu, 2005). Perawatan umum pada ibu nifas dilaksanakan berdasarkan
upaya untuk mempertahankan hygiene serta kenyamanan, mencegah infeksi
meringankan kelainan ringan yang mungkin terjadi. Semua pemantauan ini
untuk mengetahui kesehatan ibu dan bayinya, karena ketidaknormalan atau
gangguan kesehatan tubuh dapat diketahui melalui tanda-tanda tubuh yang
muncul (Kasdu, 2005)
Perawatan pada ibu nifas dimulai dari kala IV dengan tujuan untuk
menghindari adanya kemungkinan komplikasi-komplikasi yang mungkin timbul
pada masa ini seperti syok, hemorargi, gangguan ureta, infeksi, terbukanya luka
operasi dan eviserasi, tromboflebitis. Sebab-sebab syok beraneka ragam, seperti
hemorargi, sepsis, neurogrnik dan kardiogenik, atau kombinasi antara berbagai
sebab tersebut (Wiknjosastro, 2007)
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik dan termotivasi untuk
menyusun Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan mengambil kasus berjudul Asuhan
Keperawatan dengan Post seksio sesarea (SC) atas indikasi cephallo pelvic
disporpotion pada Ny. N di Rumah Sakit Umum Daerah H. Soewondo Kendal
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah penulis melaksanakan studi kasus, maka penulis mampu
mengaplikasikan asuhan keperawan sesuai kewenangan perawat pada studi
kasus ibu nifas dengan post seksio sesarea melalui manajemen
keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melaksanakan pengkajian dengan mengumpulkan data
yang diperlukan secara sistematis pada masa nifas dengan post seksio
sesarea
b. Penulis mampu melakukan interpretasi data untuk menentukan
diagnosa keperawatan, masalah dan kebutuhan yang spesifik dari data
dasar yang telah dikumpulkan
c. Penulis mampu mengidentifikasi diagnosa masalah dan kebutuhan
potensial berdasarkan diagnosa masalah dan kebutuhan yang telah
diidentifikasi
d. Penulis mampu mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera
berdasarkan diagnosa potensial pada langkah sebelumnya
e. Penulis mampu membuat rencana asuhan keperawatan secara
menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang
dibuat pada langkah-langkah sebelumnya
f. Penulis mampu melaksanakan perencanaan asuhan keperawatan secara
efisiensi dan aman
g. Penulis mampu mengevaluasi keefektifan asuhan keperawatan yang
diberikan
C. Manfaat Penulis
1. Bagi Tenaga kesehatan
Memberikan masukan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan sehingga dapat meningkatkan profesionalisme, mutu, serta
kualitas tenaga kesehatan khususnya mengenai kasus nifas post seksio
sesarea
2. Bagi Institusi Pendidikan
a. Dapat digunakan sebagai bahan masukkan untuk meningkatkan sistem
pembelajaran
b. Dapt digunakan sebagai tolak ukur keefektifan dan keberhasilan dalam
proses belajar mengajar
c. Dapat digunakan sebagai bahan bacaan untuk meningkatkan kualitas,
khususnya pada ibu nifas dengan post seksio sesarea dan referensi di
perpustakaan
3. Bagi ibu nifas
Menambah khasanah ilmun pengetahuan bagi ibu nifas tentang gambaran
dan perawatan ibu nifas dengan post seksio sesarea
D. Metode Penulisan
Dalam menyusun karya tulis ilmiah ini, penulis meneliti suatu
permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal yang disebut
studi kasus. Studi kasus yang telah diteliti kemudian dianalisa secara mendalam
meliputi berbagai aspek yang cukup luas dan menggunakan berbagai teknik
secara integrative (Notoatmodjo, 2005).
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data oleh penulis adaalah
sebagai berikut
1. Wawancara
Wawancara ialah proses interaksi atau komunikasi secara langsung antara
pewawancara dengan klien. Pengumpulan data dengan teknik ini dapat
digunakan untuk memperoleh data yang bersifat fakta dan dapat juga
digunakan untuk mengetahui sikap,pendapat, pengalamandan lain-lain
(Budiarto, 2002). Dalam pengumpulan data subyektif, penulis melakukan
tanya jawab pada pasien dan keluarga pasien.
2. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan adalah suatu prosedur yang berencana yang antara lain
meliputi melihat, dan mencatat jumlah dan taraf aktivitas tertentu yang ada
hubungannya dengan orang tersebut (Notoatmodjo, 2005). Dalam
pengumpulan data obyektif, yang dapat penulis amati antara lain yaitu,
keadaan umum, tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan),
status obstetri dan status peresent pasien (dari kepala sampai kaki).
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara untuk mengetahui gejala atau
masalah kesehatan yang dialami oleh pasien. Pemeriksaan fisik bertujuan
untuk mengumpulkan data tentang kesehatan pasien, menambah informasi
atau menyangkal data yang diperoleh dari riwayat pasien, mengidentifikasi
masalah pasien, menilai perubahan status pasien serta untuk mengevaluasi
pelaksanaan tindakan yang telah diberikan (Uliyah, 2006). Dalam kasus ini
penulis melakukan inspeksi, palpasi, dan auskultasi pada pasien
a. Inspeksi
Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilakukan secara sistematik
dengan menggunakan indra penglihatan, pendengaran dan penciuman
sebagai salah satu alat untuk mengumpulkan data. Inspeksi dilakukan
secara berurutan mulai dari kepala sampai ke kaki (Nursalam, 2001).
Dalam kasus ini penulis melakukan inspeksi dari kepala sampai ke kaki
untuk membantu menegakkan diagnosa.
b. Palpasi
Palpasi suatu teknik yang menggunakan indra peraba tangan jari adalah
suatu instrumen yang sensitif dan digunakan untuk mengumpulkan data
tentang ; temperatur, turgor, bentuk kelembapan (Nursalam, 2001).
Dalam kasus ini, palpasi dilakukan untuk memeriksa tinggi fundus uteri,
kontraksi uterus dan keadaan kandung kemih.
c. Auskultasi
Auskultasi merupakan metode pengkajian yang menggunakan stetoskop
untuk memperjelas pendengaran (Priharjo, 1999). Dalam kasus ini,
auskultasi dilakukan untuk mendengarkan bunyi jantung, paru,
peristaltik usus serta untuk mengukur tekanan darah dan denyut nadi
4. Studi Kepustakaan
Merupakan metode pengumpulan data yang berasal dari literatur atau
bacaan yang digunakan untuk mendukung penyusunan penelitian. Literatur
ini umumnya terdiri dari buku-buku teks, majalah atau jurnal ilmiah,
makalah ilmiah, skripsi (Notoatmodjo, 2005). Pada kasus ini, penulis
mengumpulkan data dari buku-buku terbitan tahun 1999 sampai dengan
tahun 2009, bahan bacaan dari internet dan makalah ilmiah.
5. Studi Dokumentasi
Dokumentasi adalah sekumpulan catatan, penyimpanan dan desiminasi dari
catatan informasi dalam sistem integrasi untuk penggunaan yang efisiensi
dan mudah diterima. Dokumentasi merupakan persiapan dan catatan
komunikasi mendorong untuk membuktikan suatu informasi atau kejadian
(Muslihatun, 2009). Saat dilahan, penulis melihat dan mencatat catatan
medik (CM) pasien.
E. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan
sistematika penyusunan yang telah ditentukan.
Adapun penyusunannya adalah sebagai berikut
BAB I : Merupakan pendahuluan, yang menguraikan tentang latar belakang
yang menjadi titik tolak diambilnya kasus ini, tujuan penulisan,
manfaat penulisan, metode penulisa, dan sistematika penulisan.
BAB II : Merupakan landasan teori yang digunakan oleh penulis dengan
memberikan konsep pengembangan yang terdiri dari tinjauan teori
dan teori keperawatan. Tinjauan teori terdiri dari :
1. Teori nifas dan teori seksio sesarea yang terdiri dari
Teori nifas terdiri dari pengertian, fisiologi nifas, kebutuhan dasar
ibu nifas, masalah dalam nifas
Teori seksio sesarea terdiri dari pengertian, jenis-jenis seksio
sesarea, indikasi, kontra indikasi, resiko operasi caesar, perawatan
setelah kelahiran sesarea, prosedur teknik pembalutan aseptik,
peran suami/keluarga, dan nasihat operasi.
2. Teori keperawatan terdiri dari pengertian asuhan keperawatan,
manajemen keperawatan, dan penerapan manajemen
keperawatan pada ibu nifas dengan post seksio sesarea
3. Landasan hukum terdiri dari, Keputusan Menteri kesehatan
Indonesia No. 900/MENKES/SK/VII/2002, Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.
02.02/MENKES/149/2010, Kompetensi Perawat di Indonesia,
Standar Pelayanan Keperawatan, Standar Profesi Keperawatan
BAB III : Berisi pengelolaan kasus yang dilakukan oleh penulis dengan
menggunakan alur pikir sesuai pendekatan manajemen
keperawatan dan metode pendokumentasiannya dengan SOAP yang
terdiri dari data subyektif, data obyektif, analisis data, dan planing
yang dilakukan selama pengkajian.
BAB IV : Menguraikan tentang kesamaan atau kesenjangan dan masalah yang
muncul serta cara mengatasinya selama melaksanakan asuhan
keperawatan dengan teori-teori atau konsep-konsep
BAB V : Penutup
Berisikan tentang kesimpulan dan saran-saran yang sesuai dengan
masalah
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN