14
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakanbagian yang tidak dapat dipisahkan dari Pembangunan Nasional. Salah satu indikator derajat kesehatan adalah Angka Kematian Ibu. Berdasarkan Survei Demogravi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008 Angka Kematian Ibu (AKI) di indonesia masih cukup tinggi, yaitu 225 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2008) Angka kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah tahun 2008 berdasarkan Laporan dari Kabupaten/Kota sebesar 114,42/100.000 kelahiran hidup. Kejadian kematian maternal paling banyak di Jawa Tengah adalah pada waktu nifas sebesar 45,16% di susul kemudian pada waktu bersalin sebesar 31,24% dan pada waktu hamil sebesar 23,50%. Penyebab kematian maternal di Jawa Tengah yang paling banyak yaitu disebabakan oleh perdarahan sebesar 27,87%, eklamsi sebesar 23,50%, infeksi sebesar 5,2% dan lain-lain sebesar 43,18% (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2008). Perdarahan,

Bab 1 Sectio Caesar Indikasi CPD

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab 1 Sectio Caesar Indikasi CPD

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakanbagian yang tidak dapat dipisahkan

dari Pembangunan Nasional. Salah satu indikator derajat kesehatan adalah

Angka Kematian Ibu. Berdasarkan Survei Demogravi Kesehatan Indonesia (SDKI)

tahun 2008 Angka Kematian Ibu (AKI) di indonesia masih cukup tinggi, yaitu 225

per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2008)

Angka kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah tahun 2008 berdasarkan

Laporan dari Kabupaten/Kota sebesar 114,42/100.000 kelahiran hidup. Kejadian

kematian maternal paling banyak di Jawa Tengah adalah pada waktu nifas

sebesar 45,16% di susul kemudian pada waktu bersalin sebesar 31,24% dan

pada waktu hamil sebesar 23,50%. Penyebab kematian maternal di Jawa

Tengah yang paling banyak yaitu disebabakan oleh perdarahan sebesar 27,87%,

eklamsi sebesar 23,50%, infeksi sebesar 5,2% dan lain-lain sebesar 43,18% (Profil

Kesehatan Jawa Tengah, 2008). Perdarahan, eklamsia dan infeksi tidak hanya

terjadi pada masa hamil dan bersalin, tapi juga dapat terjadi pada masa nifas

(Bobak, 2005)

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah kelahiran

plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan

sebelum hamil, berlangsung kurang lebih 6 minggu (Wiknjosastro, 2006)

Umumnya masa nifas berlangsung normal. Masa nifas yang normal tidak

hanya tergantung dari perawatan saat nifas saja, tetapi juga dapat dipengaruhi

Page 2: Bab 1 Sectio Caesar Indikasi CPD

pada masa hamil maupun saat bersalin. Persalinan dapat dilakukan melalui dua

cara yang berbeda, yaitu persalinan pervaginam dan persalinan perabdomial

(Kasdu, 2005)

Persalinan perabdominal atau seskio sesarea adalah suatu persalinan

buatan, di mana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan

dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas

500 gram (prawirohardjo, 2005). Indikasi yang menyebabkan ibu bersalin

perabdominal disebabakan dari ibu dan janin. Indikasi ibu terdiri dari panggul

sempit, tumor jalan lahir, stenosis servik uteri atau vagina, plasenta previa,

disproporsi janin-panggul, rupture uteri membakat, partus tak maju, incordinate

uterin action. Sedangkan indikasi janin seperti kelainan letak lintang, sungsang,

letak dahi dan letak muka, presentasi ganda, kelainan letak pada genetalia anak

pertama dan gawat janin (Prawirohardjo, 2005).

Pada masa nifas dengan post tindakan bedah akan membutuhkan

perawatan yang lebih dibandingkan perawatan pada masa nifas normal seperti

perawatan luka operasi, nutrisi, hygiene, pendidikan kesehatan tentang

perawatan kesehatan diri, perawatan payu dara, Keluarga Berencana, serta

mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk jika terjadi komplikasi termasuk

infeksi (Kasdu, 2005). Perawatan umum pada ibu nifas dilaksanakan berdasarkan

upaya untuk mempertahankan hygiene serta kenyamanan, mencegah infeksi

meringankan kelainan ringan yang mungkin terjadi. Semua pemantauan ini

untuk mengetahui kesehatan ibu dan bayinya, karena ketidaknormalan atau

gangguan kesehatan tubuh dapat diketahui melalui tanda-tanda tubuh yang

muncul (Kasdu, 2005)

Page 3: Bab 1 Sectio Caesar Indikasi CPD

Perawatan pada ibu nifas dimulai dari kala IV dengan tujuan untuk

menghindari adanya kemungkinan komplikasi-komplikasi yang mungkin timbul

pada masa ini seperti syok, hemorargi, gangguan ureta, infeksi, terbukanya luka

operasi dan eviserasi, tromboflebitis. Sebab-sebab syok beraneka ragam, seperti

hemorargi, sepsis, neurogrnik dan kardiogenik, atau kombinasi antara berbagai

sebab tersebut (Wiknjosastro, 2007)

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik dan termotivasi untuk

menyusun Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan mengambil kasus berjudul Asuhan

Keperawatan dengan Post seksio sesarea (SC) atas indikasi cephallo pelvic

disporpotion pada Ny. N di Rumah Sakit Umum Daerah H. Soewondo Kendal

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Setelah penulis melaksanakan studi kasus, maka penulis mampu

mengaplikasikan asuhan keperawan sesuai kewenangan perawat pada studi

kasus ibu nifas dengan post seksio sesarea melalui manajemen

keperawatan.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melaksanakan pengkajian dengan mengumpulkan data

yang diperlukan secara sistematis pada masa nifas dengan post seksio

sesarea

b. Penulis mampu melakukan interpretasi data untuk menentukan

diagnosa keperawatan, masalah dan kebutuhan yang spesifik dari data

dasar yang telah dikumpulkan

Page 4: Bab 1 Sectio Caesar Indikasi CPD

c. Penulis mampu mengidentifikasi diagnosa masalah dan kebutuhan

potensial berdasarkan diagnosa masalah dan kebutuhan yang telah

diidentifikasi

d. Penulis mampu mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera

berdasarkan diagnosa potensial pada langkah sebelumnya

e. Penulis mampu membuat rencana asuhan keperawatan secara

menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang

dibuat pada langkah-langkah sebelumnya

f. Penulis mampu melaksanakan perencanaan asuhan keperawatan secara

efisiensi dan aman

g. Penulis mampu mengevaluasi keefektifan asuhan keperawatan yang

diberikan

C. Manfaat Penulis

1. Bagi Tenaga kesehatan

Memberikan masukan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan

ketrampilan sehingga dapat meningkatkan profesionalisme, mutu, serta

kualitas tenaga kesehatan khususnya mengenai kasus nifas post seksio

sesarea

2. Bagi Institusi Pendidikan

a. Dapat digunakan sebagai bahan masukkan untuk meningkatkan sistem

pembelajaran

b. Dapt digunakan sebagai tolak ukur keefektifan dan keberhasilan dalam

proses belajar mengajar

Page 5: Bab 1 Sectio Caesar Indikasi CPD

c. Dapat digunakan sebagai bahan bacaan untuk meningkatkan kualitas,

khususnya pada ibu nifas dengan post seksio sesarea dan referensi di

perpustakaan

3. Bagi ibu nifas

Menambah khasanah ilmun pengetahuan bagi ibu nifas tentang gambaran

dan perawatan ibu nifas dengan post seksio sesarea

D. Metode Penulisan

Dalam menyusun karya tulis ilmiah ini, penulis meneliti suatu

permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal yang disebut

studi kasus. Studi kasus yang telah diteliti kemudian dianalisa secara mendalam

meliputi berbagai aspek yang cukup luas dan menggunakan berbagai teknik

secara integrative (Notoatmodjo, 2005).

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data oleh penulis adaalah

sebagai berikut

1. Wawancara

Wawancara ialah proses interaksi atau komunikasi secara langsung antara

pewawancara dengan klien. Pengumpulan data dengan teknik ini dapat

digunakan untuk memperoleh data yang bersifat fakta dan dapat juga

digunakan untuk mengetahui sikap,pendapat, pengalamandan lain-lain

(Budiarto, 2002). Dalam pengumpulan data subyektif, penulis melakukan

tanya jawab pada pasien dan keluarga pasien.

2. Pengamatan (Observasi)

Pengamatan adalah suatu prosedur yang berencana yang antara lain

meliputi melihat, dan mencatat jumlah dan taraf aktivitas tertentu yang ada

Page 6: Bab 1 Sectio Caesar Indikasi CPD

hubungannya dengan orang tersebut (Notoatmodjo, 2005). Dalam

pengumpulan data obyektif, yang dapat penulis amati antara lain yaitu,

keadaan umum, tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan),

status obstetri dan status peresent pasien (dari kepala sampai kaki).

3. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara untuk mengetahui gejala atau

masalah kesehatan yang dialami oleh pasien. Pemeriksaan fisik bertujuan

untuk mengumpulkan data tentang kesehatan pasien, menambah informasi

atau menyangkal data yang diperoleh dari riwayat pasien, mengidentifikasi

masalah pasien, menilai perubahan status pasien serta untuk mengevaluasi

pelaksanaan tindakan yang telah diberikan (Uliyah, 2006). Dalam kasus ini

penulis melakukan inspeksi, palpasi, dan auskultasi pada pasien

a. Inspeksi

Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilakukan secara sistematik

dengan menggunakan indra penglihatan, pendengaran dan penciuman

sebagai salah satu alat untuk mengumpulkan data. Inspeksi dilakukan

secara berurutan mulai dari kepala sampai ke kaki (Nursalam, 2001).

Dalam kasus ini penulis melakukan inspeksi dari kepala sampai ke kaki

untuk membantu menegakkan diagnosa.

b. Palpasi

Palpasi suatu teknik yang menggunakan indra peraba tangan jari adalah

suatu instrumen yang sensitif dan digunakan untuk mengumpulkan data

tentang ; temperatur, turgor, bentuk kelembapan (Nursalam, 2001).

Page 7: Bab 1 Sectio Caesar Indikasi CPD

Dalam kasus ini, palpasi dilakukan untuk memeriksa tinggi fundus uteri,

kontraksi uterus dan keadaan kandung kemih.

c. Auskultasi

Auskultasi merupakan metode pengkajian yang menggunakan stetoskop

untuk memperjelas pendengaran (Priharjo, 1999). Dalam kasus ini,

auskultasi dilakukan untuk mendengarkan bunyi jantung, paru,

peristaltik usus serta untuk mengukur tekanan darah dan denyut nadi

4. Studi Kepustakaan

Merupakan metode pengumpulan data yang berasal dari literatur atau

bacaan yang digunakan untuk mendukung penyusunan penelitian. Literatur

ini umumnya terdiri dari buku-buku teks, majalah atau jurnal ilmiah,

makalah ilmiah, skripsi (Notoatmodjo, 2005). Pada kasus ini, penulis

mengumpulkan data dari buku-buku terbitan tahun 1999 sampai dengan

tahun 2009, bahan bacaan dari internet dan makalah ilmiah.

5. Studi Dokumentasi

Dokumentasi adalah sekumpulan catatan, penyimpanan dan desiminasi dari

catatan informasi dalam sistem integrasi untuk penggunaan yang efisiensi

dan mudah diterima. Dokumentasi merupakan persiapan dan catatan

komunikasi mendorong untuk membuktikan suatu informasi atau kejadian

(Muslihatun, 2009). Saat dilahan, penulis melihat dan mencatat catatan

medik (CM) pasien.

E. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan

sistematika penyusunan yang telah ditentukan.

Page 8: Bab 1 Sectio Caesar Indikasi CPD

Adapun penyusunannya adalah sebagai berikut

BAB I : Merupakan pendahuluan, yang menguraikan tentang latar belakang

yang menjadi titik tolak diambilnya kasus ini, tujuan penulisan,

manfaat penulisan, metode penulisa, dan sistematika penulisan.

BAB II : Merupakan landasan teori yang digunakan oleh penulis dengan

memberikan konsep pengembangan yang terdiri dari tinjauan teori

dan teori keperawatan. Tinjauan teori terdiri dari :

1. Teori nifas dan teori seksio sesarea yang terdiri dari

Teori nifas terdiri dari pengertian, fisiologi nifas, kebutuhan dasar

ibu nifas, masalah dalam nifas

Teori seksio sesarea terdiri dari pengertian, jenis-jenis seksio

sesarea, indikasi, kontra indikasi, resiko operasi caesar, perawatan

setelah kelahiran sesarea, prosedur teknik pembalutan aseptik,

peran suami/keluarga, dan nasihat operasi.

2. Teori keperawatan terdiri dari pengertian asuhan keperawatan,

manajemen keperawatan, dan penerapan manajemen

keperawatan pada ibu nifas dengan post seksio sesarea

3. Landasan hukum terdiri dari, Keputusan Menteri kesehatan

Indonesia No. 900/MENKES/SK/VII/2002, Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.

02.02/MENKES/149/2010, Kompetensi Perawat di Indonesia,

Standar Pelayanan Keperawatan, Standar Profesi Keperawatan

Page 9: Bab 1 Sectio Caesar Indikasi CPD

BAB III : Berisi pengelolaan kasus yang dilakukan oleh penulis dengan

menggunakan alur pikir sesuai pendekatan manajemen

keperawatan dan metode pendokumentasiannya dengan SOAP yang

terdiri dari data subyektif, data obyektif, analisis data, dan planing

yang dilakukan selama pengkajian.

BAB IV : Menguraikan tentang kesamaan atau kesenjangan dan masalah yang

muncul serta cara mengatasinya selama melaksanakan asuhan

keperawatan dengan teori-teori atau konsep-konsep

BAB V : Penutup

Berisikan tentang kesimpulan dan saran-saran yang sesuai dengan

masalah

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN