Upload
boy-rockers
View
110
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam beberapa hari terakhir di penghujung bulan Mei 2011 ini, warga Jerman
mencemaskan serangan penyakit infeksi saluran pencernaan yang memicu sindroma diare
hebat bercampur darah. Kini para peneliti kedokteran dan farmasi di Jerman terus
meneliti penyebab semakin berbahayanya serangan bakteri tsb.
Bakteri Escherichia coli pemicu pendarahan saluran pencernaan atau EHEC
bukanlah varian baru. Para pakar kedokteran dan farmasi sejak tahun 1977 sudah
mengenal bakteri EHEC yang habitat aslinya adalah saluran pencernaan binatang ternak
sapi, domba, kambing dan juga pada saluran pencernaan binatang liar. Bakterinya juga
bisa menular kepada manusia dengan cara langsung, lewat produk susu atau daging
binatang ternak bersangkutan. Atau secara tidak langsung, lewat kotoran binatangnya
yang dijadikan pupuk bagi tanaman sayuran atau buah-buahan. Atau juga penularan lewat
air yang terkontaminasi bakterinya. Bagi binatang ternak atau binatang liar, bakteri
“enterohaemoragic Escherichia coli”-EHEC itu tidak menimbulkan ancaman bahaya.
Tapi pada manusia, bakterinya memicu infeksi yang ditandai dengan gejala diare
berat serta rasa mual. Dalam kondisi normal, serangan bakterinya biasanya tidak
berdampak mematikan. Susanne Glasmacher dari lembaga penelitian Institut Robert Koch
di Berlin mengungkapkan : “ Kami setiap tahunnya menerima laporan 1.000 kasus
EHEC, diantaranya 80 kasus berat.“
Perkembangan penyakit berat itu di kalangan kedokteran disebut HUS singkatan
dari sindroma hemolitic uremic. Yakni potensi komplikasi infeksi yang dapat berdampak
mematikan akibat serangan bakteri EHEC. Penyebabnya diungkapkan oleh Susanne
Glasmacher : "Keistimewaan bakterinya adalah sangat beracun, jadi bakterinya
1
memproduksi sel racun yang menimbulkan masalah. Sel racun ini menghancurkan sel
darah merah, sehingga memicu anemia, sel darah merah menyumbat pembuluh darah
halus di ginjal, sehingga menimbulkan kerusakan ginjal.“
Akibatnya dapat terjadi kasus gagal ginjal dan dalam kasus sangat gawat, dapat
menimbulkan kematian. Para pakar kedokteran juga menghadapi dua masalah besar
dalam pengobatan penyakit infeksi yang dipicu bakteri EHEC. Pertama, jenis Escherichia
coli terbaru yang mematikan itu, amat sulit dibedakan dari jenis yang tidak berbahaya.
Dan kedua, pengobatannya menggunakan obat-obatan antiobiotika tidak mungkin
dilakukan.
Penyebabnya kembali diungkapkan periset dari Institut Robert Koch di Berlin,
Susanne Glasmacher : “Jika kita menghancurkan bakterinya dengan antiobiotika, racun
yang dilepaskan akan lebih banyak dan gejalanya akan bertambah gawat. Jadi amat
kontraproduktif. Karena itulah dalam kasus infeksi EHEC, antibiotika tidak mungkin
digunakan dalam terapinya.“
Menimbang realita yang dihadapi, para dokter hanya memiliki kemungkinan
untuk meringankan gejalanya. Misalnya dengan infus untuk membantu menanggulangi
kehilangan cairan pada pasien. Jika gejalanya amat gawat, para dokter dapat melakukan
cuci darah atau dialisa untuk mencegah terjadinya kerusakan pada ginjal. Sejauh ini para
dokter juga belum mengetahui penyebab infeksinya. Mereka memperkirakan sayuran
yang dipupuk menggunakan kotoran ternak sebagai pemicunya. Tapi juga kini
diperkirakan susu sapi atau daging mentah dan air yang tercemar sebagai sumber
penularan bakteri pemicu infeksi saluran pencernaan yang mematikan tsb.
Sekarang kemungkinan untuk melindungi diri dari infeksi bakteri itu hanyalah
mengikuti aturan kesehatan secara ketat. Para pakar kesehatan menyarankan agar semua
bahan makanan, baik sayuran maupun daging dipanaskan selama 10 menit pada suhu 70
2
derajat Celsius. Dengan itu, semua bakterinya akan mati. Susanne Glasmacher
menjelaskan lebih lanjut : “Amat penting untuk selalu mencuci tangan setelah kita keluar
dari WC sebelum menyentuh makanan. Atau pisau yang digunakan mengiris daging harus
dicuci bersih dengan sabun, sebelum digunakan merajang sayuran.“
Para pakar kedokteran, kesehatan dan farmasi di Jerman, saat ini mencemaskan
kenyataan bahwa penyakit yang sudah lama dikenal, kini berkembang tidak terkendali
dan tidak diketahui mekanismenya. Sejauh ini baru diketahui, bahwa bakteri EHEC jenis
baru itu resisten pada sejumlah obat-obatan anti bakteri. Biasanya penderita penyakit
infeksi EHEC adalah anak-anak. Tahun 2010 lalu Institut Robert Koch hanya mencatat 65
kasus gawat, dengan enam orang pasiennya berusia lebih tua dari 18 tahun. Tapi kini
dalam waktu beberap hari, tercatat hampir 1200 kasus infeksi bakteri coli pemicu
pendarahan di saluran pencernaan itu, dengan lebih dari 140 kasus gawat. Juga
kebanyakan pasiennya kini adalah perempuan dewasa.
Pakar penyakit menular dari Institut Robert Koch, Gerard Krause hanya dapat
melontarkan spekulasi mengenai mengapa kini banyak penderita infeksinya adalah
perempuan dewasa. Kemungkinan mereka terinfeksi ketika mengolah sayuran atau
daging, karena biasanya kaum perempuanlah yang memasak di rumah.
Menanggapi merebaknya infeksi bakeri EHEC yang dapat berakibat kematian itu,
para petugas kesehatan di Jerman kini menyarankan werga agar segera berobat ke dokter
jika mengalami diare berkepanjangan. Juga diingatkan, jangan mengkonsumsi antibiotika
sembarangan, karena dapat memperparah gejalanya sampai yang paling parah berupa
kegagalan fungsi ginjal. Selain itu, sarana klasik pencegahan penyakit, berupa mencuci
tangan menggunakan sabun atau menggunakan obat desinfeksi tetap disarankan untuk
dijadikan kebiasaan sebelum memegang makanan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Teori Escherichia Coli
Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis spesies utama bakteri
gram negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich ini dapat
ditemukan dalam usus besar manusia. Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa,
seperti E. Coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada
manusia. E. Coli yang tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia dengan memproduksi
vitamin K2, atau dengan mencegah baketi lain di dalam usus.
E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika. Biasa digunakan sebagai
vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan. E. coli dipilih
karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya.
Bakteri ini memiliki varian kurang lebih 700-an tipe. Sebagian besar sangat bermanfaat
bagi manusia, bakteri ini merupakan kelompok bakteri terbesar yang “menghuni” usus besar kita
yang berfungsi membusukkan sisa-sisa makanan. Selain itu E-coli merupakan jenis bakteri yang
menjadi salah satu tulang punggung dunia bioteknologi. Hampir semua rekayasa genetika di
dunia bioteknologi selalu melibatkan E. coli akibat genetikanya yang sederhana dan mudah untuk
direkayasa. Riset di E. coli menjadi model untuk aplikasi ke bakteri jenis lainnya. Bakteri ini juga
merupakan media cloning yang paling sering dipakai. Teknik recombinant DNA tidak akan ada
tanpa bantuan bakteri ini.
Masa inkubasi bakteri berkisar antara tiga sampai delapan hari, rata-rata empat hari.
Sebagian besar pasien dapat sembuh dalam 10 hari. Tapi pada keadaan khusus, penyakit dapat
berlanjut menjadi parah dalam kondisi yang disebut dengan haemolytic uraemic syndrome (HUS).
HUS ditandai dengan kegagalan ginjal akut, anemia dan kekurangan trombosit (acute renal
failure, haemolytic anaemia and thrombocytopenia). Termasuk juga gangguan neurologis sampai
4
stroke dan koma. Diperkirakan sampai sekitar 10 persen pasien yang terinfeksi EHEC akan
berlanjut menjadi HUS yang angka kematiannya berkisar antara 3 – 5 persen.
Untuk mencegah EHEC dan HUS, kuncinya adalah berperilaku hidup bersih dan sehat.
Misalnya, dengan mencuci tangan pakai sabun setelah buang air besar (BAB) dan sebelum
makan.
B. Tanda dan Gejala
Tanda dan Gejala Penyakit ini berupa sakit perut seperti kram dan diare. Pada sebagian
kasus, bahkan dapat mengeluarkan diare berdarah (haemorrhagic colitis). Juga dapat timbul
demam dan muntah.
C. Hasil dari Penemuan Obat Dalam Mencegah Terjadinya Pencemaran e.Coli
Bahkan saat para vegetarian menyalahkan wabah itu sebagai permainan jahat,
yang sekarang sedang menyerang Uni Eropa, di mana strain super resisten E.coli
menyerang warga dan mengisi rumah sakit di Jerman. Sampai sekarang, hampir tidak
ada yang membahas bagaimana E.coli secara ajaib kebal terhadap delapan golongan obat
antibiotik yang berbeda dan kemudian tiba-tiba muncul dalam suplai makanan.
Varian E.coli ini merupakan keluarga dari strain O104, yang biasanya secara
normal tidak pernah resisten dari antibiotik. Agar strain ini mampu kebal, bakteri tersebut
harus secara berulang-kali diekspos antibiotic untuk menciptakan “mutation pressure.”
Jadi jika ingin mngetahui asal-usul strain tersebut, Anda pada dasarnya dapat
membalik kode genetik E.coli dan menentukan dengan cukup akurat antibiotik mana yang
mengekspose bakteri tersebut selama perkembangannya. Langkah itu sekarang telah
dilakukan (lihat daftar di bawah), dan jika memperhatikan decoding genetik strain O104
yang sekarang mengancam konsumen rumah makan di Uni Eropa, gambaran menarik
muncul soal bagaimana ia muncul.
5
D. Direkayasa Kemudian Dilepaskan ke Alam Liar
Bukti sekarang menunjukkan strain mematikan E.coli ini telah direkayasa dan
kemudian dilepaskan ke dalam suplai makanan atau entah bagaimana “melarikan diri”
dari laboratorium dan memasuki pasokan makanan secara tidak sengaja. Jika Anda tidak
setuju dengan kesimpulan ini, maka Anda “terpaksa” menyimpulkan bahwa superbug ini
octobiotic - kebal terhadap delapan kelas antibiotic, berkembang sendiri secara acak. Dan
kesimpulan yang jauh lebih menakutkan daripada kecurigaan adanya faktor
"bioengineered," yaitu superbug octobiotic dapat muncul tiba-tiba di manapun setiap saat
tanpa memerlukan alasan. Teori yang eksotis.
Kesimpulan saya sebenarnya jauh lebih masuk akal : strain E.coli ini hampir pasti
direkayasa dan lalu dilepaskan ke dalam suplai makanan untuk tujuan tertentu. Apa
tujuannya ? Saya pikir sudah jelas, dan anda telah tahu.
Seluruh permasalahan, reaksi, dan solusinya telah diatur. Pertama, ciptakan
permasalahan : strain mematikan E.coli dalam suplai makanan. Kemudian tunggu reaksi
publik : kepanikan dan protes massal ketika populasi terteror E.coli. Menanggapi itu,
berlakukan solusi yang diinginkan : total kontrol atas pasokan pangan global dan
pelarangan kecambah mentah, susu mentah dan sayuran mentah.
6
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Menurut Kenneath tahun (2008), Escherichia coli termasuk dalam family
Enterobacteraceae yang termasuk gram negatif dan berbentuk batang yang fermentatif. E.
coli hidup dalam jumlah besar di dalam usus manusia, yaitu membantu sistem pencernaan
manusia dan melindunginya dari bakteri patogen. Akan tetapi pada strain baru dari E.coli
merupakan patogen berbahaya yang menyebabkan penyakit diare dan sindrom diare
lanjutan serta hemolitik uremic (hus).
E. coli adalah nama sebuah kuman, atau bakteri, yang tinggal di tracts pencernaan
manusia dan hewan. Ada beberapa jenis E. coli, dan kebanyakan dari mereka yang tidak
berbahaya. Tetapi ada dapat menyebabkan diare berdarah. Ini disebut enterohemorrhagic
E. coli (EHEC). Satu jenis disebut E. coli O157: H7. Dalam beberapa orang, jenis E. coli
juga bisa menyebabkan anemia berat atau gagal ginjal, yang dapat mengakibatkan
kematian.
2. Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca supaya mempelajari dan menelaah makalah ini
sebagai referensi dalam belajar. Untuk teman-teman mahasiswa supaya lebih giat dalam belajar.
7