28
Saling mencintai dan Persaudaraan sesama muslim Hubungan di antara cinta dan persaudaraan adalah hubungan yang sangat kuat. Maka setiap orang yang dipertalikan oleh Allah di antara engkau dan dia dengan hubungan persaudaraan, niscaya ia mendapat hak untuk saling mencintai karena Allah . Dan setiap orang yang bergaul denganmu dengan kecintaan iman, niscaya ia berhak mendapatkan hak persaudaraan Islam. Dalam larangan tentang sebagian gambaran perbuatan jahat terhadap muslim atau perintah sebagian gambaran kehidupan bersama, tolong menolong, dan saling berkasih sayang, Rasulullah melengkapi pengarahan beliau dengan sabdanya: اً انَ وْ خ ا له ل اَ ادَ ب ع اْ وُ نْ وُ كَ و"Dan jadilah kamu hamba-hamba Allah yang bersaudara." 1 Al-Qurthubi rahimahullah menjelaskan pengertian persaudaraan yang dimaksudkan dalam hadits tersebut dengan ucapannya: 'Berusahalah agar kamu menjadi seperti saudara senasab dalam kasih sayang, tolong menolong, saling membantu, dan memberi nasehat.' 2 1 HR. al-Bukhari, Abu Daud, at-Tirmidzi, Malik. 2 Dikutip dari hasyiyah al-Muwaththa`, ta'liq Muhammad Fu`ad Abdul Baqi hal. 908, kitab Husnul Khuluq no. 15.

Persaudaraan sesama muslim

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Persaudaraan sesama muslim

Saling mencintai dan Persaudaraan sesama muslim

Hubungan di antara cinta dan persaudaraan adalah hubungan yang sangat

kuat. Maka setiap orang yang dipertalikan oleh Allah di antara engkau dan dia

dengan hubungan persaudaraan, niscaya ia mendapat hak untuk saling mencintai

karena Allah . Dan setiap orang yang bergaul denganmu dengan kecintaan iman,

niscaya ia berhak mendapatkan hak persaudaraan Islam.

Dalam larangan tentang sebagian gambaran perbuatan jahat terhadap

muslim atau perintah sebagian gambaran kehidupan bersama, tolong menolong,

dan saling berkasih sayang, Rasulullah melengkapi pengarahan beliau dengan

sabdanya:

'خ%و#ان ا #اد# الله' إ ب /و%ا ع' /و%ن و#ك

"Dan jadilah kamu hamba-hamba Allah yang bersaudara."1

Al-Qurthubi rahimahullah menjelaskan pengertian persaudaraan yang dimaksudkan

dalam hadits tersebut dengan ucapannya: 'Berusahalah agar kamu menjadi seperti

saudara senasab dalam kasih sayang, tolong menolong, saling membantu, dan

memberi nasehat.'2

Dan standar pemahaman ukhuwah (persaudaraan) dan yang tidak sempurna

iman kecuali dengannya adalah yang dijelaskan oleh Rasulullah dengan

sabdanya:

ه' #ف%س' 'ن /ح'ب< ل %ه' م#ا ي ي #خ' أل Fح'ب/ Fى ي %دJ ح#ت /ؤ%م'ن/ ع#ب #ي #د'ه', ال 'ي #ف%س'ي ب Fذ'ي ن و#ال

1 HR. al-Bukhari, Abu Daud, at-Tirmidzi, Malik.2 Dikutip dari hasyiyah al-Muwaththa`, ta'liq Muhammad Fu`ad Abdul Baqi hal. 908, kitab Husnul Khuluq no. 15.

Page 2: Persaudaraan sesama muslim

"Demi Dzat yang diriku berada di tangan-Nya, seorang hamba tidak beriman (yang

sempurna) sehingga ia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia mencintai

untuk dirinya sendiri dari kebaikan."3

Al-Karmani memberikan komentar dengan katanya, 'Dan termasuk iman pula,

bahwa ia membenci untuk saudaranya keburukan yang dibencinya untuk dirinya,

dan beliau tidak menyebutkannya, karena mencintai sesuatu memberikan

konsekuensi membenci lawannya, lalu beliau tidak menyebutkan hal itu karena

sudah cukup.'4

An-Nawawi rahimahullah mendefinisikan mahabbah bahwa ia adalah

kecenderungan kepada sesuatu yang sesuai orang yang mencintai.5 Dan Ibnu Hajar

rahimahullah menambahkan: 'Maksud kecenderungan di sini adalah ikhtiyari (yang

diusahakan), bukan alami, dan mahabbah adalah keinginan apa yang diyakininya

sebagai kebaikan.'6 Dan keinginan atas mahabbah dan persaudaraan, mendorong

seseorang seperti Abu Hurairah untuk mendapat doa dari Rasulullah untuk

dirinya dan ibunya dengan mahabbah yang beredar bersama orang-orang yang

beriman, maka Rasulullah mendoakan untuknya:

%ه'م% #ي 'ل , و#ح#بب% إ %ن# 'ي %م/ؤ%م'ن #اد'ك# ال ب 'ل#ى ع' مFه/ إ/ %د#ك# هذ#ا و#أ #ي cه/مF ح#بب% ع/ب #لل ا

%ن# 'ي %م/ؤ%م'ن ...ال

"Ya Allah, cintakanlah hamba-Mu ini dan ibunya kepada hamba-hamba-Mu yang

beriman, dan cintakanlah kepada mereka orang-orang yang beriman…"7

Dan dasar dalam cinta dan benci bahwa ia adalah untuk sesuatu yang

dicintai Allah atau dibenci-Nya. Allah mencintai (menyukai) orang-orang yang

bertaubat dan bersuci, orang-orang yang berbuat baik dan bertaqwa, orang-orang

yang sabar dan bertawakkal, orang-orang yang berbuat adil, dan orang-orang yang

berjuang di jalan-Nya secara berbaris … dan tidak menyukai orang-orang zalim,

melewati batas, israf (berlebih-lebihan), berbuat kerusakan, berkhianat, dan orang-

orang yang sombong…

3 Shahih al-Jami' no.7085 (Shahih).4 Fath al-Bari 1/58. saat mensyarahkan hadits ke 13 dari kitab al-Iman bab ke-tujuh.5 Fath al-Bari 1/58. 6 Fath al-Bari 1/587 Shahih Muslim, kitab keutamaan para sahabat, bab 35, hadits no. 158.

Page 3: Persaudaraan sesama muslim

Sebagaimana dasar dalam cinta bahwa ia berlaku umum untuk semua orang-

orang yang beriman, bervariasi mengikuti keshalihan mereka. Maka kita tidak bisa

menegakkan permusuhan bagi orang yang terjatuh dalam perbuatan maksiat yang

dia telah bertaubat darinya, atau telah dilaksanakan hukuman had padanya, dan

sekalipun ia berbuat maksiat, ia tetap dalam lingkungan Islam. Rasulullah

melarang mencela sahabat yang dilaksanakan hukuman cambuk beberapa kali

karena meminum arak, beliau bersabda:

#ه/ و%ل س/ /ح'ب< الله# و#ر# Fه/ ي ن# 'م%ت/ أ /و%ه/ ف#و#الله', م#ا ع#ل %ع#ن #ل # ت ال

"Janganlah kamu mengutuknya, demi Allah, aku tidak mengetahui, sesungguhnya ia

mencintai Allah dan Rasul-Nya."8

Ibnu Hajar rahimahullah mengambil kesimpulan dari hadits tersebut: bahwa tidak

ada kontradiksi di antara melakukan yang dilarang dan tetapnya rasa cinta kepada

Allah dan rasul-Nya di dalam hati pelaku… dan sesungguhnya orang yang

berulang kali melakukan maksiat, rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya tidak

dicabut darinya.9

Dalam hadits yang lain, sebagian sahabat berdoa atas orang yang mabok

agar Allah menghinakannya, maka Nabi bersabda dengan rasa cinta dan

persaudaraan:

/م% %ك ي #خ' %ط#ان' ع#ل#ى أ ي Fو%ا ع#و%ن# الش/ /و%ن #ك # ت ال

"Janganlah kamu menjadi pembantu syetan atas saudaramu."10

Agar memalingkan pandangan mereka untuk memohonkan ampunan baginya dan

memberikan nasehat kepadanya, sebagai pengganti mendoakan celaka atasnya

yang membuat syetan menjadi senang dan bertambah kuat.

Dalam sebuat atsar disebutkan: sesungguhnya Abu ad-Darda` melewati

seorang laki-laki yang telah melakukan dosa, maka mereka mencelanya, maka ia

berkata, 'Bagaimana pendapatnya jika kamu menemukannya di dalam lobang,

8 Shahih al-Bukhari, kitab al-Hudud, bab ke-lima, hadits no. 6780.9 Fath al-Bari 12/78, Syarh hadits 678010 Shahih al-Bukhari, Kitab al-Hudud, bab ke-Lima, no. 6781

Page 4: Persaudaraan sesama muslim

apakah kamu mengeluarkannya? Mereka menjawab, 'Tentu.' Ia berkata, 'Maka

janganlah kamu mencela saudaramu, dan pujilah Allah yang telah menyelamatmu

(dari perbuatan dosa itu).' Mereka bertanya, 'Apakah engkau tidak membencinya?'

Ia menjawab, 'Sesungguhnya aku membenci perbuatannya. Maka apabila ia telah

meninggalkannya, maka ia adalah saudaraku."11

Sudah berapa banyak ikat persaudaraan yang terputus. Berapa banyak hati

yang ditikam permusuhan dan kebencian karena ijtihad yang salah. Padahal

persoalannya luas untuk menjaga kasih sayang dan persaudaraan bersama orang

yang terjerumus dalam perbuatan maksiat. Maka bagaimana dengan saudara-

saudara yang terpeleset dalam pendapat atau tergelincir dalam ijtihad?... karena

sumber persaudaraan dan cinta masih tetap ada, yaitu memuliakan aqidah iman

yang dibawanya dan kalimah tauhid yang mengajak kepadanya.

Sesungguhnya Allah menjadikan cinta dan benci karena Allah sebagai

ikatan Islam yang paling kuat. Dan dalam satu riwayat:

%ح/ب< ف'ى الله' %م/ع#اد#اة/ ف'ى الله', و#ال #ة/ ف'ى الله' و#ال %م/و#اال #ل : ا %م#ان' 'ي %إل ى ا #ق/ ع/ر# و%ث# أ

Fو#ج#ل Fغ%ض/ ف'ى الله' ع#ز/ %لب .و#ا

"Ikatan iman yang paling kuat adalah: loyalitas karena Allah dan saling memusuhi

karena Allah , cinta karena Allah dan benci karena Allah ."12

Sesungguhnya iman tidak sempurna kecuali dengan kebenaran perasaan ini

dan mengikhlaskan ikatan ini:

%م#ل# #ك ت #ع# لله' ف#ق#د% اس% #ع%ط#ى لله' و#م#ن %غ#ض# ف'ى الله' و#أ #ب #ح#بF ف'ى الله' و#أ م#ن% أ

%م#ان# 'ب %إل ا

"Barangsiapa yang mencintai karena Allah , membenci karena Allah , memberi

karena Allah , dan tidak memberi karena Allah , berarti ia telah menyempurnakan

iman."13

11 Tetang kehidupan sahabat 3/41312 Shahih al-Jami' 2539 (Shahih).13 Shahih al-Jami' no 5965.

Page 5: Persaudaraan sesama muslim

Dan barangsiapa yang ingin merasakan kenikmatan mujahadah terhadap

syetan dan manisnya bersih dari hawa nafsu serta keagungan sikap loyalitas

kepada Allah , Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, maka inilah jalannya:

%ه' م'مFا #ي 'ل #ح#بF إ /ه/ أ و%ل س/ /و%ن# الله/ و#ر# #ك ن% ي# : أ %م#ان' 'ي %إل #و#ة# ا %ه' و#ج#د# ح#ال /نF ف'ي #ثJ م#ن% ك #ال ث

/ف%ر' – %ك #ع/و%د# ف'ى ال #ن% ي ه# أ %ر# #ك ن% ي# F لله', و#أ 'ال <ه/ إ ب /ح' # ي ء# ال %م#ر% /ح'بF ال #ن% ي و#اه/م#ا, و#أ س'

Fار' %ق#ذ# ف'ى الن /ن #ن% ي ه/ أ %ر# #ك #م#ا ي %ه/- ك %ق#ذ#ه/ الله/ م'ن #ن #ن% أ #ع%د# أ ب

"Ada tiga perkara, barangsiapa yang ada padanya, niscaya ia mendapatkan

manisnya iman: bahwa Allah dan rasul-Nya lebih dicintai kepadanya dari pada

selain keduanya, bahwa ia mencintai seseorang, ia tidak mencintainya kecuali

karena Allah , dan bahwa ia benci kembali dalam kekafiran –setelah Allah

menyelamatkannya darinya- sebagaimana ia benci dijermuskan di neraka."14

Dan Rasulullah menjadikan kelebihan di antara dua orang yang bersaudara yang

saling mencintai, dengan sejauh kecintaan setiap orang dari keduanya terhadap

saudaranya:

'ه' ب 'ص#اح' �ا ل ب دcه/م#ا ح/ #ش# /ه/م#ا أ #ف%ض#ل #ان# أ F ك 'ال #ى إ #ع#ال #ان' ف'ى الله' ت %ن #ح#ابF اث .م#ا ت

"Tidak saling mencintai di antara dua orang karena Allah , melainkan yang paling

utama di antara keduanya adalah yang paling mencintai terhadap saudaranya."15

Dan jika pada suatu hari syetan menyusup di antara keduanya, maka hendaklah

keduanya melakukan introfeksi terhadap hatinya masing-masing, berdasarkan

sabda Nabi :

#ح#د/ه/م#ا /ه/ أ /ح%د'ث %ب� ي 'ذ#ن c ب 'ال #ه/م#ا إ %ن #ي ق/ ب Fف#ر/ #ان' ف'ى الله' ف#ي %ن #و#ادF اث م#ا ت

"Tidaklah dua orang saling mencintai karena Allah , lalu dipisahkan di antara

keduanya, melainkan karena dosa yang dilakukan salah seorang dari keduanya."16

14 HR. al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, an-Nasa`I (Jami' al-Ushul 1/237 no.20.)15 Shahih al-Jami' no. 5594 (Shahih).16 Shahih al-Jami' no. 5603 (Shahih).

Page 6: Persaudaraan sesama muslim

Dan untuk mendorong cinta kepada Allah , Dia memberi kabar gembira

dengan memuliakan mereka saat huru hara di hari kiamat dan hisab, dengan

memberikan naungan kepada mereka di bawah naungan arsy, dan termasuk tujuh

golongan yang diberikan keistimewaan dengan keutamaan ini, seperti yang

tersebut dalam hadits:

%ه' ... #ي ق#ا ع#ل #ر# %ه' و#اف%ت #ي #م#ع#ا ع#ل ت Fا ف'ى الله', ف#اج% اب #ح# #ن' ت ج/ال ...و#ر#

"… dan dua orang yang saling mencintai karena Allah , maka keduanya berkumpul

atas hal itu dan berpisah karenanya…'17

Dan supaya masyarakat muslim saling tolong menolong di atas kebaikan dan

menanam nilai-nilai kebajikan, banyak sekali hadist-hadits yang mendorong agar

memberitahukan saudara yang mempunyai kedudukan khusus dalam dirinya, dan

cinta yang berbeda di atas persaudaraan secara umum bagi semua orang-orang

yang beriman –bahwa engkau mencintainya, di antara hal itu adalah sabda

Rasulullah :

<ه/ لله' ب /ح' Fه/ ي ن# ه/ أ 'ر% ب /خ% %ي 'ه' ف#ل %ز'ل 'ه' ف'ى م#ن %ت #أ %ي #ه/ ف#ل ب /م% ص#اح' #ح#د/ك #ح#بF أ 'ذ#ا أ .إ

"Apabila salah seorang darimu mencintai saudaranya, maka hendaklah ia

mendatanginya di rumahnya, lalu mengabarkan kepadanya bahwa sesungguhnya ia

mencintainya karena Allah ."18

Dan di antara kebenaran persaudaraan dan murninya rasa cinta, bahwa

engkau menghitung seperti perhitungan saudaramu dalam menarik manfaat untuk

dirimu atau menolak bahaya darimu. Dan dalam wasiat Rasulullah kepada Abu

Hurairah :

%ر'ه% ك# 'ك# و#أ %ت #ي #ه%ل' ب #ف%س'ك# و#أ 'ن /ح'ب< ل %ن# م#ا ت 'ي %م/ؤ%م'ن %ن# و#ال 'م'ي ل %م/س% 'ل #ح'بF ل و#أ

/ن% م/ؤ%م'ن ا #ك , ت 'ك# %ت #ي #ه%ل' ب #ف%س'ك# و#أ 'ن ه/ ل %ر# #ك #ه/م% م#ا ت ... ل

17 HR. al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, an-Nasa`i, dan Malik (Jami' al-Ushul 9/564. no. 7317.18 Shahih al-Jami' no. 281 (Shahih).

Page 7: Persaudaraan sesama muslim

"Dan cintailah untuk kaum muslimin dan mukminin apa saja yang engkau cintai

untuk dirimu dan keluargamu, dan bencilah untuk mereka apa-apa yang engkau

benci untuk dirimu dan keluargamu, niscaya engkau menjadi beriman…"19

Dan di ancara cara mengungkapkan kebenaran rasa persaudaraan dan

hakekat kasih sayang, sesuatu yang engkau berikan untuk saudaramu berupa doa-

doa yang baik, di tempat ia tidak mendengar dan tidak melihatmu. Di tempat yang

tidak ada campuran perasaan riya dan berpura-pura, seperti dalam sabda Nabi :

Fم#ا /ل . ك JلF ه' م#ل#كJ م/و#ك %س' أ %د# ر# ن #ةJ, ع' اب #ج# ت %ب' م/س% %غ#ي 'ظ#ه%ر' ال ' ب 'م ل %م/س% ء' ال %م#ر% د#ع%و#ة/ ال

%ل #ك# م'ث %ن# و#ل 'ه': آم'ي Fل/ ب %م/و#ك #ك/ ال %لم#ل %ر� ق#ال# ا ي 'خ# %ه' ب ي #خ' .د#ع#ا أل

"Doa seorang muslim untuk saudaranya dari belakang dikabulkan. Di sisi kepalanya

ada malaikat yang ditugaskan, setiap kali ia berdoa untuk saudaranya dengan

kebaikan, malaikat yang ditugaskan dengannya berkata: Amin, dan untukmu

semisalnya."20

An-Nawawi rahimahullah berkata: Sebagian salafus shalih, apabila ingin berdoa

untuk dirinya, ia berdoa untuk saudaranya yang muslim dengan doa tersebut,

karena doa itu dikabulkan dan ia memperoleh hal serupa untuk dirinya sendiri.

Dan untuk persaudaraan, ada hak-haknya di dunia, berupa mendokan yang

bersin (apabila membaca hamdalah), mengunjungi yang sakit, memenuhi

undangan, memberikan penghormatan, dan mengiringi jenazah.

Sebagaimana syari'at mengharamkan saling tidak bertegur sapa lebih dari

tiga hari, dan tidak diangkat amal keduanya sampai keduanya berdamai, dan Allah

tidak menjadikan ikatan persaudaraan bagi orang-orang beriman selain

persaudaraan Islam. Dan Nabi telah memberikan isyarat bahwa jikalau ia

menjadikan untuk dirinya seorang kekasih, niscaya ia adalah Abu Bakar , akan

tetapi beliau lebih mengutamakan persaudaraan Islam. Maka beliau bersabda:

#ف%ض#ل/ ' أ #م ال 'س% %إل /خ/وFة/ ا و#لك'ن% أ

19 Shahih al-Jami' no. 7833 (Hasan)20 Shahih Muslim, kitab Zikr, bab 23, hadits no. 88.

Page 8: Persaudaraan sesama muslim

"Akan tetapi persaudaraan Islam lebih utama."21

Apakah kita lebih mengutamakan fanatisme jahiliyah di atas persaudaraan Islam?

Ikatan persaudaraan ini tetap berlangsung hingga ke negeri akhirat, di mana

sebagian penghuni surga tidak melihat saudara mereka yang bersama mereka

semasa di dunia. Maka mereka bertanya kepada Rabb tentang saudara-saudara

mereka. Nabi menggambarkan keadaan tersebut dengan sabdanya:

#ة م'ن# اد#ل دF م/ج# #ش# #ا أ %ي #ه/ ف'ى الد<ن /و%ن/ ل #ك %ح#ق ي 'ه' ف'ى ال ب 'ص#اح' /م% ل #ح#د'ك #ة/ أ اد#ل ف#م#ا م/ج##ا! Fن ب : ر# /و%ن# #ق/و%ل : ي #ل# . قا Fار# /و%ا الن ل /د%خ' %ن# أ Fذ'ي ' ال 'ه'م 'خ%و#ان به'م% ف'ى إ 'ر# %ن# ل 'ي %م/ؤ%م'ن ال

. Fار# #ه/م/ الن %ت ل د%خ## #ا ف#أ #ح/ج<و%ن# م#ع#ن #ا و#ي #ص/و%م/و%ن# م#ع#ن #ا و#ي <و%ن# م#ع#ن /ص#ل /وا ي #ان #ا ك /ن 'خ%و#ان إ

%ه/م% #ه/م% م'ن ف%ت #خ%ر'ج/و%ا م#ن% ع#ر# /و%ا ف#أ : اذ%ه#ب ...ف#ق#ال#

"Tidak ada perdebatan seseorang kamu bagi sahabatnya dalam kebenaran yang

ada di dunia yang lebih kuat dari pada perdebatan orang-orang beriman kepada

Rabb mereka tentang saudara-saudara mereka yang dimasukkan ke dalam neraka.

Dia bersabda, 'Mereka berkata, 'Rabb kami, saudara-saudara mereka shalat

bersama kami, puasa bersama kami, berhaji bersama kami, lalu Engkau masukkan

mereka ke dalam neraka.' Maka Dia berfirman, 'Pergilah, lalu keluarkanlah orang

yang kamu kenal dari mereka…"22

Lalu mereka mengeluarkan mereka (orang beriman yang berada di dalam

neraka). Kemudian Dia memberi ijin bagi mereka, maka mereka mengeluarkan

orang yang di hatinya ada iman seberat biji sawi. Sesungguhnya persaudaraan

yang memiliki kedudukan seperti ini di sisi Allah , dan sesungguhnya kecintaan

yang mempunyai keutamaan seperti itu di dunia dan akhirat sudah seharusnya

ditekuni, disempurnakan hak-haknya, dan meminta tambahan darinya:

#ج%ع#ل% ف'ي #ت 'يم#ان' و#ال %إل 'ا #ا ب #ق/ون ب Fذ'ين# س# #ا ال 'ن و#ان 'خ% #ا و#إل #ن #ا اغ%ف'ر% ل Fن ب /ون# ر# #ق/ول ي

Jح'يم Fر Jء/وف Fك# ر# 'ن #آ إ Fن ب /وا ر# Fذ'ين# ء#ام#ن � لل #ا غ'ال 'ن /وب ق/ل

:"Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman

lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati

21 Dari beberapa riwayat al-Bukhari (Jami' al-Ushul 8/589 no. 6408)22 Shahih Sunan Ibnu Majah karya Syaikh al-Albani, al-Muqaddimah, bab ke-9, hadits no. 51 (Shahih).

Page 9: Persaudaraan sesama muslim

kami terhadap orang-orang yang beriman Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau

Maha Penyantun lagi Maha Penyanyang". (QS. Al-Hasyr:10)

Kesimpulan:

- Ikatan persaudaraan harus berdasarkan iman dan mengharuskan hak-hak

bagi seorang muslim.

- Persaudaraan iman sudah seharusnya berada di atas persaudaraan nasab.

- Kriteria (standar) persaudaraan adalah bahwa engkau menyukai kebaikan

untuk saudaramu, sebagaimana engkau menyukai untuk dirimu sendiri.

- Dasar dalam cinta adalah:

1. Memandang pada sesuatu yang dicintai Allah .

2. Berlaku umum bagi semua orang-orang beriman.

3. Mencintai orang yang beriman dan membenci maksiatnya.

- Cinta karena Allah adalah ikatan iman paling kuat.

- Orang yang paling utama di antara dua orang yang saling mengasihi adalah

yang paling cinta di antara keduanya.

- Di antara lorong-lorong syetan untuk memisahkan di antara dua orang yang

saling mengasihi:

1. Dosa yang dilakukan oleh salah seorang dari keduanya.

2. masuknya perasaan cemburu.

- Di antara keutamaan cinta karena Allah : berhak mendapat cinta-Nya dan

aman di bawah naungan arsy-Nya .

Page 10: Persaudaraan sesama muslim

Cukup banyak himbauan dalam al-Qur'an dan as-Sunnah untuk menjalin hubungan

persahabatan dan persaudaraan diantara kaum Muslimin, antara lain bisa dilihat

misalnya dalam :

"Sesungguhnya orang-orang Mukmin itu saling bersaudara."

(Qs. al-Hujurat 49:10)

"Dan orang-orang Mukmin, laki-laki dan perempuan, sebagian dari mereka adalah

penolong [wali] bagi sebagian yang lain." (Qs. at-Taubah 9:71)

Dalam beberapa Haditsnya Rasulullah Saw pun bersabda :

"Janji keselamatan bagi kaum Muslim berlaku atas mereka semua, dan mereka semua

seia-sekata dalam menghadapi orang-orang selain mereka. Barangsiapa melanggar janji

keamanan seorang Muslim, maka kutukan Allah, Malaikat dan manusia sekalian tertuju

kepadanya dan tidak diterima darinya tebusan atau pengganti apapun pada hari kiamah

kelak."

"Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Tidak boleh ia menganiayanya dan

tidak pula membiarkannya dianiaya. Barangsiapa mengurusi keperluan saudaranya sesama

Muslim, niscaya Allah akan memenuhi keperluannya sendiri. Dan barangsiapa

membebaskan beban penderitaan seorang Muslim, maka Allah akan membebaskan

penderitaannya dihari kiamat kelak. Dan barangsiapa menutupi aib seorang Mukmin,

maka Allah akan menutupi aibnya dihari kiamat."

"Hindarkan dirimu dari persangkaan buruk, sesungguhnya yang demikian itu adalah

sebohong-bohong perkataan. Jangan mencari-cari aib orang lain, jangan memata-matai,

jangan bersaingan menawar barang dengan maksud merugikan orang lain, jangan saling

Page 11: Persaudaraan sesama muslim

menghasut, jangan saling bermusuhan dan jangan saling membenci. Jadilah kalian

hamba-hamba Allah yang bersaudara. Dan tidaklah halal bagi seorang Muslim mendiamkan

saudaranya sesama Muslim lebih dari 3 hari."

"...Lantaran itu, damaikanlah diantara dua saudara kamu dan berbaktilah kepada Allah

agar kamu diberi rahmat."

(Qs. al-Hujurat 49:10)

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya

sebagian dari prasangka itu adalah dosa; dan janganlah kamu mengintai-intai dan

janganlah sebagian dari kamu mengumpat sebagian yang lain; apakah suka seseorang

dari kamu memakan daging bangkai saudaranya ? Tentu kamu akan merasa jijik kepadanya

! Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah itu Pengampun, Penyayang."

(Qs. al-Hujurat 49:12)

Telah diketahui secara pasti bahwa hanya dengan Islam dan beriman secara

sungguh-sungguh, seorang hamba dapat meraih puncak keridhoan Allah azza wajalla.

Ulama-ulama dari Ahlus-Sunnah bersepakat bahwa hakikat Islam dan Iman adalah

pengucapan 2 kalimah syahadat, pembenaran adanya hari kebangkitan, mendirikan sholat

5 waktu karena Allah, melaksanakan ibadah Haji bila mampu, berpuasa dibulan Ramadhan

serta mengeluarkan zakat.

Bukhari dalam kumpulan hadistnya telah meriwayatkan beberapa sabda Rasulullah Saw :

"Barangsiapa bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah, menghadap kiblat kita,

mengerjakan sholat kita dan memakan hasil sembelihan kita, maka ia adalah seorang

Muslim. Baginya berlaku hak dan kewajiban yang sama sebagai Muslim lainnya."

Berdasarkan ayat-ayat Allah dan fatwa Nabi Muhammad Saw diatas, adalah tidak pada

Page 12: Persaudaraan sesama muslim

tempatnya kita selaku manusia yang mengaku beragama Islam dan mengaku telah beriman

secara Kaffah menciptakan suasana rusuh dan mengobarkan semangat perpecahan

dikalangan sesama Muslim.

Maukah kita mendapatkan kecaman dari Allah dan Rasul-Nya ?

Umat Islam sudah cukup lama terombang-ambing dalam gelombang perpecahan aneka ragam

alirannya dan masing-masing pihak merasa hanya kaumnya sajalah yang paling benar

serta layak memasuki syurga dan selain kaum mereka ini maka kaum lainnya berada pada

posisi salah dan halal neraka baginya.

Tidak urung ayat-ayat al-Qur'an dan Hadist-hadist Nabi justru dijadikan ujung tombak

untuk menghantam lawan bicaranya sesama Muslim, entah itu mereka yang menisbatkan

diri dalam jemaah Ahlus-Sunnah, Syi'ah, Muktazilah, Khawarij, Ahmadiyah dan

sebagainya.

Tidakkah mereka sadar bahwa yang mereka perdebatkan ini tidak lain adalah sesuatu

penafsiran terhadap hal yang sama dalam sudut pandang yang berbeda.

Imam Ali bin Abu Thalib r.a, adalah contoh teladan kedua sesudah Rasulullah Saw yang

mengajarkan mengenai hakikat persaudaraan sesama Muslim, menghargai keutuhan

persatuan umat dibawah panji-panji kebenaran Tauhid.

Beliau menolak mengikuti keinginan sebagian dari para sahabat untuk melakukan

pemberontakan terhadap pemerintahan Khalifah Abu Bakar sepeninggal Rasulullah Saw,

dan disaat ia menjabat selaku Khalifah, sikap ini terus dipertahankannya bahkan

dalam medan pertempurannya menghadapi gerakan 'Aisyah pada peristiwa perang Jamal

dan disaat menghadapi pemberontakan kelompok Muawiyah.

Imam Ali bin Abu Thalib r.a, begitu mengedepankan rasa persaudaraan antar umat

Page 13: Persaudaraan sesama muslim

Muslim diatas perasaan dirinya pribadi sehingga beliaupun rela mendapat kecaman dari

sejumlah orang atas sikapnya yang lunak dengan Muawiyah yang mengakibatkan pecahnya

pemberontakan kaum Khawarij sampai terbunuhnya beliau dalam salah satu kesempatan.

Tindakan dan sikap yang diambil oleh Khalifah ke-4 yang juga menantu Nabi Muhammad

Saw ini sudah pasti bukan tindakan yang tidak disertai pertimbangan dan kearifan

yang tinggi, sebagai salah seorang sahabat besar dan keluarga terdekat dari

Rasulullah, Imam Ali bin Abu Thalib r.a, tentunya merupakan orang yang paling

mengerti mengenai Islam dan ia bukan seorang yang pengecut.

Dengan demikian, hendaklah kiranya kaum Muslimin sekarang ini sudi untuk merenung

dan menganalisa secara bijak mengenai perpecahan yang terjadi diantara mereka,

perpecahan yang mengarah kepada permusuhan dan kebencian bukan menjadi satu rahmat

namun justru merupakan malapetaka.

Kehormatan seorang Muslim haruslah dijunjung tinggi meskipun mungkin Muslim tersebut

memiliki sudut pandang berbeda dengan kita terhadap hal-hal tertentu, ini bukan

alasan untuk mengkafirkan mereka apalagi menumpahkan darahnya dengan mengatasnamakan

kebenaran.

Diriwayatkan oleh Bukhari dari Abdu Dzar :

"Telah berkata Nabi Saw kepadaku, bahwa malaikat Jibril berkata: 'Barangsiapa

diantara umatmu meninggal dunia dalam keadaan tiada menyekutukan Allah dengan

sesuatu apapun, maka ia akan masuk syurga."; kemudian aku bertanya: 'Kendatipun ia

pernah berzina dan mencuri ?"; Jawab Nabi Muhammad Saw: "Ya, walaupun ia pernah

berbuat hal itu."

Hadist diatas ini bukan bertendensikan menghalalkan tindakan kejahatan atas umat

Page 14: Persaudaraan sesama muslim

Muhammad Saw akan tetapi memiliki orientasi kepada pengagungan harkat dan martabat

seorang Muslim.

Jelas bahwa Allah tidak lalai dari apa yang kita kerjakan, suatu perbuatan yang

negatif, apabila dilakukan secara terus menerus tentunya akan menyebabkan

ketergeseran derajat kemanusiaan seseorang dihadapan Allah, dan lambat laun seorang

Muslim-pun dapat menjadi seorang yang fasik atau munafik dan tidak menutup

kemungkinan dia malah menjadi kafir kepada Allah sehingga jaminan Allah ini menjadi

hilang atas dirinya.

Diberbagai tempat kita meributkan masalah ke-Khalifahan, orang Syi'ah merasa lebih

tinggi dari ahlus-Sunnah dan sebaliknya kaum ahli-Sunnah pun tidak jarang malah

memperolok-olokkan kaum Syi'ah dan bahkan beberapa diantaranya sampai mengkafirkan

mereka hanya karena mereka lebih mencintai ahli Bait Nabi Muhammad Saw dan

mengeluarkan kritikan-kritikan pedas atas beberapa Muslim generasi awal.

Fenomena Ahmadiyah juga menggelitik sejumlah umat Islam untuk mendeskreditkan

sebagian dari mereka sampai mengeluarkan fatwa tidak syahnya status ke-Islaman semua

Jemaah ini.

Dikalangan ahlus-Sunnah terdapat banyak Madzhab yang dipimpin oleh Imamnya

masing-masing, diantaranya yang terbesar adalah Imam Hambali, Syafi'i, Maliki dan

Hanafi, ke-4 Jemaah ini memiliki banyak sekali perbedaan-perbedaan didalam

penafsiran atas ayat-ayat Allah dan juga petunjuk Rasul-Nya, dimulai dari masalah

Thaharah, Sholat, Puasa, Nikah, Talak dan seterusnya.

Dibalik beberapa kesamaannya, masing-masing mereka memberikan argumen dari sudut

pandang yang berbeda tentang banyak hal yang sama.

Page 15: Persaudaraan sesama muslim

Padahal, apabila kita ingin berbicara jujur, perselisihan yang terjadi antar umat

Islam dan antar Jemaah maupun Mazhab hanyalah karena masing-masing memiliki

penafsiran berbeda tentang al-Qur'an dan Hadist Rasul, namun apakah hal ini bisa

menjadikan satu alasan untuk memberikan vonis kekafiran kepada mereka ?

Andaikanlah diantara penafsiran sebagian dari mereka ini menyimpang dari apa yang

seharusnya, namun ini tetap saja belum mengeluarkan status ke-Islaman yang melekat

pada diri mereka, tentunya selama mereka tetap berpegangkan kepada satu Kalimah

"Tidak ada Tuhan tempat mengabdi selain Allah, Tuhan yang memiliki nama-nama terbaik

dan memiliki sifat-sifat suci, yang tidak beranak dan tidak diperanakkan."

Kehormatan seorang Muslim tetap terjamin meskipun dia mengucapkan kalimah "La ilaha

illa Allah" sebagai penyelamat dari suatu usaha pembunuhan, dan ini diceritakan oleh

banyak perawi Hadist.

Muslim dalam salah satu hadist yang diriwayatkannya dari berbagai saluran ada

menceritakan :

"Bahwa suatu hari 'Utban bin Malik al-Anshari mengunjungi Rasulullah Saw dan meminta

agar beliau mau singgah kerumahnya dan sholat didalamnya, karena ia ingin

menjadikannya Musholla. Dalam satu pembicaraan diantara mereka, Nabi menanyakan

keberadaan salah seorang dari sahabat 'Utban yang bernama Malik bin Ad-Dukhsyun bin

Ghunm bin 'Auf bin 'Amr bin 'Auf yang diketahui sebagai orang yang munafik.

Beberapa sahabat keheranan dan mencoba mengingatkan Nabi bahwa 'Utban itu adalah

orang yang munafik, tapi Nabi mengeluarkan jawaban : "Jangan berkata demikian,

tidakkah kamu melihatnya telah berucap "La ilaha illa Allah" semata-mata demi

keridhoan Allah ?"; diantara para sahabat masih ada yang penasaran dan mencoba

Page 16: Persaudaraan sesama muslim

kembali mengeluarkan argumennya : "Memang benar ia mengucapkan yang demikian, namun

tidak disertai dengan ketulusan hatinya, sungguh kami sering melihatnya pergi dan

berkawan dengan orang-orang munafik."

Nabi menjawab : "Tiada seorangpun bersaksi bahwa Tiada Tuhan melainkan Allah dan

bahwa aku adalah Rasul Allah yang akan dimasukkan kedalam api neraka atau menjadi

umpannya."

Demikianlah seharusnya kita didalam berpijak, tidak mudah melemparkan tuduhan kepada

seseorang atau sekelompok kaum hanya karena berbeda pendapat dengan diri kita,

sedangkan bagi orang yang jelas-jelas seperti Malik bin Ad-Dukhsyun saja Rasulullah

Saw tidak melemparkan ucapan kekafiran atasnya dan malah mengedepankan rasa baik

sangka sebagaimana yang diajarkan oleh Allah.

Satu keselarasan yang bisa kita kemukakan disini satu ayat al-Qur'an :

"Sesungguhnya orang-orang Mu'min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan

orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada

Allah, Hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima ganjaran dari Tuhan

mereka, tidak ada ketakutan terhadap mereka, dan tidak berduka cita."

(Qs. al-Baqarah  2:62)

Nyata sekali bahwa jangankan kepada orang yang mengakui ke-Rasulan Muhammad Saw bin

Abdullah, bahkan bagi mereka yang tidak mengakui kenabian Muhammad pun yang dalam

istilah kita sekarang ini termasuk dalam kategori Unitarian tetap mendapatkan

jaminan dari Allah untuk memperoleh ganjaran disisi-Nya selama mereka tidak

mengadakan Tuhan-Tuhan dalam bentuk apapun selain Allah yang Maha Esa, yang Tidak

beranak dan tidak diperanakkan, yang tidak memiliki kesetaraan dengan apapun dalam

Page 17: Persaudaraan sesama muslim

keyakinan mereka.

Kita seringkali terlalu banyak memperturutkan rasa ke-egoismean semata didalam

menghadapi orang yang tidak sejalan dengan kita yang akibat dari semua ini akan

menyulut konflik berkepanjangan dan tidak berkesudahan.

al-Qur'an dalam surah ali Imran (3) ayat ke 159 menganjurkan untuk mengadakan

musyawarah didalam mencapai jalan keluar terbaik, selain itu ; juga dalam Surah yang

lain, al-Qur'an pun memberikan kebebasan bagi manusia untuk melakukan dialog

pertukar pikiran secara baik-baik dan saling menghargai.

Seorang manusia dilarang mencemooh manusia lainnya berdasarkan firman Allah dalam

surah al-Hujurat (49) ayat 11 dan beberapa firman Allah berikut ini pun harus

menjadi renungan tambahan bagi kita :

"Sesungguhnya mereka yang suka akan tersebarnya keburukan dikalangan kaum beriman

akan mendapatkan azab yang pedih didunia dan akhirat..."

(Qs. an-Nur 24:19)

"Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi manusia yang lurus karena

Allah, menjadi saksi dengan adil; dan janganlah kebencian kamu atas satu kaum

menyebabkan kamu berlaku tidak adil.

Berbuatlah adil, ini lebih mendekatkan kamu kepada ketakwaan; takutlah kamu kepada

Allah sebab Allah amat mengetahui apa yang kamu kerjakan."

(Qs. al-Maidah 5:8)

Kita mungkin sering jengkel dengan penafsiran segelintir jemaah terhadap ayat-ayat

al-Qur'an dan juga al-Hadist, mereka memutar balikkan semuanya sekehendak hati

mereka sehingga masing-masing merasa bahwa ayat-ayat dan Hadist-hadist tersebut

Page 18: Persaudaraan sesama muslim

memperkuat aliran mereka, namun sesuai amanat al-Qur'an, yang demikian tidak berarti

harus kita sikapi dengan anarkis dan menghilangkan sudut keobjektifitasan kita.

Dalam salah satu literatur Syi'ah (persisnya maaf saya lupa), saya pernah bertemu

hadis yang mirip dengan hadis versi Ahlussunnah menyangkut pembagian 73 firqah dalam

Islam, tetapi uniknya matannya kebalikan, jadi yang 72 itu berdasar literatur

tersebut masuk surga semua dan satu yang dineraka.

Meskipun tetap perlu diperdebatkan namun ini rasanya relatif lebih bisa diterima,

karena inti dari al~Qur'an adalah Tauhid, jadi selama kelompok-kelompok Islam

tersebut masih menganut konsep monotheisme maka selama itu juga mereka tetap

mendapat jaminan untuk masuk kedalam syurga, sekecil atau setipis apapun Tauhid

mereka.

Sementara yang satu kelompok, tentunya yang sudah barang tentu wilayahnya sudah

jelas bergeser dari batasan Tauhid yang mutlak sebagaimana menjadi misi dari para

Nabi dan Rasul.

Marilah kita saling bahu membahu antar sesama saudara seiman didalam menegakkan

ajaran Allah, para pengikut ahli Bait menjalin hubungan baik dengan mereka yang

mengaku sebagai pengikut sunnah Nabi; dan keduanya ini pun haruslah mau untuk tidak

memutuskan tali silaturahmi terhadap mereka yang berasal dari jemaah Ahmadiyah dan

begitulah seterusnya secara wajar.

Kita boleh bertukar pikiran dan kita juga tidak dilarang untuk saling berdebat, mari

kita kemukakan dalil-dalil yang kita miliki dan kita yakini menunjang apa yang kita

jalani, jikapun tidak terdapat jalan keluar terbaik, marilah kita benci pendapatnya

saja namun bukan orangnya.

Page 19: Persaudaraan sesama muslim

"Apabila kamu berbantahan disatu permasalahan, hendaklah kamu mengembalikannya

kepada Allah dan Rasul apabila adalah kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian."

(Qs. an-Nisa' 4:59)

Banyak orang mengatakan bahwa melakukan Bai'at terhadap pemimpin itu wajib hukumnya,

namun ber-bai'at terhadap Allah dan Rasul-Nya Muhammad Saw jauh melebihi dari

kewajiban berbai'at kepada siapapun.

Jika mencintai ahli Bait adalah suatu keharusan, maka berpegang kepada Sunnah itu

pun merupakan bagian dari keimanan.

Mari kita hargai hasil ijtihad dari masing-masing manusia sebagaimana kita juga

ingin orang lain menghargai pendirian yang kita yakini.

Tulisan ini tidak untuk ditujukan pembenaran suatu klaim dari jemaah tertentu dan

tidak pula dimaksudkan untuk menyudutkan suatu pandangan tertentu pula, semua ini

hanyalah karena terdorong rasa kerinduan terhadap hadirnya kembali duplikasi

Muhammad dan Ali bin Abu Thalib r.a yang mencintai persaudaraan dan kesatuan umat

Islam.

"Sesungguhnya mereka yang memperdebatkan ayat-ayat Allah dengan tidak ada alasan

yang datang kepada mereka, tidak ada didada-dada mereka melainkan kesombongan yang

mereka tidak akan sampai kepadanya."

(Qs. al-Mu'min 40:56)

"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan didalamnya.

Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta

pertanggunganjawabnya."

(Qs. al-Israa 17:36)

Page 20: Persaudaraan sesama muslim