MAKNA TAWAKKAL

Generasi pertama ummat Islam benar-benar memahami makna tawakkal kepada Allah SWT.

Mereka bertawakkal kepada Allah SWT dengan tawakkal yang sebenar-benarnya.

Oleh karenanya, mereka senantiasa menikmati keberhasilan atas berbagai kesulitan yang dihadapi.

Dewasa ini banyak orang tidak memahami makna tawakkal yang sebenarnya.

Tawakkal hanya menjadi perkataan kosong tanpa ada kenyataannya dalam kehidupan mereka.

Hadits tentang orang arab baduwi yang membawa unta:

“Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW sambil meninggalkan unta tunggangannya, seraya berkata: ‘aku lepas untaku dan aku bertawakkal’, maka Nabi pun berkata: ‘ikatlah untamu dan bertawakkalah.”

Sebagaimana orang-orang yang hidup di jaman Umar bin Khattab, yang kerjanya hanya berdiam di masjid.

Umar pernah menanyakan tentang kehidupan mereka. Maka merekapun menjawab:“Kami ini orang-orang yang bertawakkal

(mutawakkiluun).”

Umar pun berkata:“Bukan, kalian ini tak lain adalah orang-

orang mutawaakiluun (orang-orang yang berpangku tangan tanpa berusaha)”.

Lantas Umar berkata:“Janganlah kalian seorangpun berpangku

tangan tidak mencari rizki, kemudian berdo’a kepada Allah: ‘Ya Allah, berilah aku rezki.’ Sebab kalian sudah mengetahui bahwa langit itu tidak pernah menurunkan hujan emas ataupun perak.”

KEYAKINAN PADA KEKUATAN ALLAH

KESALAHAN SIKAPMENGGUNAKAN KEMAMPUAN MANUSIA

SEMATAIKATLAH UNTAMU, DAN BERTAWAKKALAH

BERIKHTIAR DAHULU, BARU BERTAWAKKAL

PERTOLONGAN ALLAH

UPAYA MANUSIA

MENGGUNAKAN KEMAMPUAN MANUSIA

SEMATA

KEWAJIBAN

TIDAK DIGUNAKAN

KONSEKUENSINYAMANUSIA

TIDAK TERDORONG UNTUK MENCAPAI CITA-CITA YANG TINGGI

CITA-CITANYA TERBATAS PADA PERHITUNGAN MANUSIAWI BELAKA

DIA AKAN LEMAH UNTUK MELAKUKAN PEKERJAAN YANG BIASA

APALAGI UNTUK MELAKUKAN PEKERJAAN YANG LUAR BIASA

DIA HANYA MENGANDALKAN PADA KEKUATAN MANUSIAWINYA YANG TERBATAS

KESALAHAN SIKAP: HANYA BERHARAP

SAYA LEPAS UNTAKU, DAN SAYA BERTAWAKKAL

BERTAWAKKAL DAHULU, DAN TIDAK MAU BERIKHTIAR

SIKAP PASRAH

PERTOLONGAN ALLAH

KEYAKINAN PADA KEKUATAN ALLAH

UPAYA MANUSIA

KEWAJIBAN

TIDAK DIGUNAKAN

KONSEKUENSINYAMANUSIA

TIDAK MAU MEMPERTIMBANGKAN SUNNATULLAH

TIDAK MAU BERIKHTIAR

HIDUPNYA SEPERTI BULU YANG DITERBANGKAN ANGIN

TIDAK MEMILIKI SEMANGAT DAN CITA-CITA DALAM HIDUPNYA

HANYA MENGANDALKAN SIKAP PASRAH

TAWAKKAL SEBAGAI BAGIAN DARI KEHIDUPAN MUSLIM

TAWAKKAL SEBELUM, SELAMA DAN SESUDAH IKHTIAR

IMAN KEPADA ALLAH

KEYAKINAN PADA KEKUATAN ALLAH

MEMUNCULKAN ENERGI SEMANGAT BESAR DAN

DAHSYATUPAYA

MANUSIA MENDAPAT

PERTOLONGAN ALLAH

PERTOLONGAN ALLAH BISA DI LUAR PERKIRAAN

MANUSIA

YAKIN BAHWA ALLAH ADALAH PENOLONGNYA

TERUS BERUPAYA MENJADI MANUSIA YANG LAYAK

DITOLONG ALLAH

TERUS BERUPAYA MENJADI MANUSIA YANG LAYAK DITOLONG ALLAH

JIKA MANUSIA MENGINGINKAN ALLAH SEBAGAI PENOLONGNYA

1. MISI HIDUPNYA HARUS SELARAS DENGAN MISI KEHIDUPAN YANG TELAH DITETAPKAN ALLAH SWT

2. DALAM BERAMAL, MANUSIA HARUS SENANTIASA TERIKAT DENGAN SYARI’AT ALLAH SWT

3. DALAM MENGERAHKAN KEMAMPUAN, MANUSIA HARUS SENANTIASA MEMPERHITUNGKAN SUNNATULLAH

MANUSIAKONSEKUENSINYA

SENANTIASA MEMILIKI HIMMAH DAN AZIMAH YANG TINGGI DAN MULIA (QS. 3: 110)

BERCITA-CITA TINGGI

SENANTIASA TERIKAT DENGAN SYARI’AT ALLAH SWT

BERUPAYA MAKSIMAL DENGAN MEMPERHITUNGKAN SUNNATULLAH

PEMBERANI DAN SENANTIASA BERSEMANGAT

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan

apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan Hanya kepada Tuhanlah mereka

bertawakkal.” (QS. Al-Anfal: 2)

“(Dia-lah) Allah tidak ada Tuhan selain Dia. dan hendaklah orang-orang mukmin bertawakkal

kepada Allah saja.” (QS. At-Taghabun: 13)

“Ada 70 ribu orang dari ummatku yang masuk surga tanpa hisab, mereka adalah orang-orang yang tidak pernah mencuri-

curi, yang tidak melepas burung sebelum bepergiannya (mempercayai sial atau tidaknya perjalanannya), yang tidak membakar dirinya dengan besi panas (dengan kepercayaan bahwa hal itu tidak akan menghilangkan penyakitnya) dan

orang-orang yang bertawakkal kepada Rabb-nya” (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas)

“Seandainya saja engkau bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakkal, pasti Allah akan memberimu rizki

seperti halnya burung diberi rizki. Pagi hari mereka pergi dengan perut kosong, namun sore hari kembali dengan perut

penuh.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi dari Ibnu Umar)

MAKNA DALIL

DALIL TERSEBUT TIDAK MEMBERI KESEMPATAN SEDIKITPUN BAGI SEORANG MUSLIM UNTUK RAGU-RAGU DALAM

BERTAWAKKAL

DALAM SETIAP URUSAN DAN DALAM SEGALA PEKERJAAN

WAJIB SELALU BERTAWAKKAL KEPADA ALLAH SECARA MUTLAK

WA (DAN) DI SINI BUKAN UNTUK MENUNJUKKAN URUTAN NAMUN TAWAKKAL MESTI TERUS ADA BERSAMA SEORANG

MUSLIM

UNTUK HADITS: “I’QILHA WA TAWAKKAL”

PERLU PEMBIASAAN

“Dia-lah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci.” (QS. At-Taubah: 33)

ALLAH MENGHENDAKI AGAR ISLAM DAPAT DIMENANGKAN ATAS SEMUA PAHAM/ KEYAKINAN DI DUNIA INI

HARUS MENJADI MISI HIDUP UMMAT ISLAM

TAWAKKAL

“Perangilah mereka sehingga tidak ada lagi fitnah (kekufuran) sehingga agama itu hanya untuk Allah semata” (QS. Al-Baqarah: 193)

CONTOH

YAKIN SEPENUHNYA BAHWA ALLAH AKAN MENJADI PENOLONGNYA

TAWAKKAL

WALAUPUN URUSANNYA SANGAT BERAT DAN LAMA

TETAP OPTIMIS, BERSEMANGAT DAN PANTANG MENYERAH

BUAH TAWAKKAL

TERIKAT DENGAN HUKUM SYARA’

BAGAIMANA TUNTUNAN DARI RASUL SAW UNTUK MEWUJUDKAN CITA-CITA

TERSEBUT

MENGIKUTI TAHAPAN-TAHAPAN DAKWAH SEBAGAIMANA TELAH DICONTOHKAN

RASUL SAW

SALAH SATU TAHAPAN AWALNYA ADALAH MARHALAH TATSQIF WA TAKWIN (PEMBINAAN

DAN PENGKADERAN)

BAGAIMANA MENGHASILKAN KADER YANG BENAR-BENAR HANDAL?

HARUS TERIKAT DENGAN SUNNATULLAH

TERIKAT DENGAN HUKUM SYARA’

TERIKAT DENGAN SUNNATULLAH

BAGAIMANA CARA PEMBENTUKAN SEORANG PENGEMBAN DAKWAH YANG HANDAL

BAGAIMANA CARA PEMBENTUKAN PEMAHAMAN YANG BAIK

BAGAIMANA CARA PEMBENTUKAN SKILL (KETRAMPILAN) BERDAKWAH YANG BAIK

MUNGKIN BERHASIL

MUNGKIN GAGAL

BERSYUKURTIDAK

MUDAH PUTUS ASA

EVALUASI, USAHA &

TAWAKKAL

“(yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah

mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, Karena itu takutlah kepada mereka," Maka perkataan

itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi penolong kami

dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung." (QS. Ali Imran: 173)