Upload
yisc-al-azhar
View
3.967
Download
18
Embed Size (px)
Citation preview
Kegiatan Parenting YISC Al Azhar
Disampaikan Oleh :Dra. Sri Wulan, M.Si
Dosen PG PAUD – FIP Universitas Negeri Jakarta
Tahukah Anda, apa harapan terbesar kebanyakan orangtua yang anaknya yang duduk di bangku
pra sekolah / TK ?Ya !! Cepat pintar, cepat bisa baca, cepat bisa
nulis, cepat bisa berhitung...
Itulah tuntutan sebagian besar wali murid kepada sekolah.
IMTAQ dan AKHLAQ KERAP KALI DIABAIKAN ...
Perintah ALLAH untuk Menanamkan Imtaq`dan Akhlaq Mulia pada Anak “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar yang keras yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim: 6)
Dan hal ini dapat diwujudkan dengan memberi pendidikan kepada anak dengan pendidikan yang baik sesuai Al Qur’an dan As sunnah sebagai bekal perjalanan di dunia maupun di akherat.
Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhu, “Didiklah anakmu karena kamu akan ditanya tentang tanggungjawabmu, apakah sudah kamu ajari anakmu, apakah sudah kamu didik anakmu dan kamu akan ditanya kebaikanmu kepadanya dan ketaatan anakmu kepadamu.”
Perlu Harmonisasi Rumah dan Sekolah dalam
Menanamkan IMTAQ & AKHLAQ MULIA pada anak
RUMAH :Pusat Penanaman Keimanan dan
Ketaqwaan Anak : Rumah adalah Basic Trust bagi perkembangan anak
detik demi detik dalam kehidupan anak di rumah, semua sarat dengan pembelajaran.
Teladan orangtua panduan dan pelajaran paling berharga bagi anak, merupakan proses utama dalam mendidik anak .
SEKOLAH :Bengkel penanaman Keimanan dan
Ketaqwaan Anak : Dunia kehidupan sekolah khususnya KB/TK, sarat dengan
proses pengembangan imtaqdan akhlaq anak. Melalui berbagai aktivitas bermain, menyanyi,
menggambar, mewarnai dan aktivitas lainnya anak belajar berkomunikasi dan bergaul dengan teman dan lingkungan.
Sekecil apapun peristiwa yang dialami anak membawa dampak besar bagi pembentukan perilaku dan sikap beragamanya.
Menjadi Orangtua Idaman dan Tauladan bagi Anak
Selalu ceria dalam kondisi apapun di depan anak-anak
Bukan kata-kata, tetapi contoh yang nyata Kendalikan emosi dalam keadaan kesal
dan marah Selalu berkata lemah lembut Disiplin dalam semua hal
Bukan kata-kata tapi Contoh NyataRasulullah Shallallhu Alaihi wa Sallam, memberikan teladan bagi kita, seperti yang disebutkan dalam hadits yang diterima dari Abu Sa’id Al Khudri Radhiyallahu Anhu bahwasannya Rasulullah melewati seorang anak kecil yang sedang menguliti kambing dan tidak bagus dalam melakukannya. Lalu Rasulullah berbicara kepadanya, “Tinggalkanlah, hingga saya memperlihatkan (caranya) kepadamu.” Beliau memasukkan tangannya di antara kulit dan darah, dan menembusnya hungga memasuki ketiak, kemudian beliau pergi dan menunaikan shalat bersama para sahabat dengan tidak berwudhu.” (HR. Abu Dawud)
Kendalikan emosi “Dan kepada anak kecil, janganlah engkau
membentaknya.” (QS. Adh-Dhuha :9) “Sesungguhnya harta dan anak-anak kalian
adalah cobaan, kulihat dua anak ini berjalan dan tergelincir. Maka akupun tidak kuat menahan sabar hingga aku harus memotong pembicaraan dan kuangkatlah keduanya.” (HR. At Tirmidzi)
Selalu Bersikap Lemah Lembut “Maka disebabkan oleh rahmat Allah-lah
kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.”(Qs. Ali Imran ; 159)
“Hendaklah engkau lemah lembut dan jauhilah kekerasan.” (HR. Bukhari)
Menuntun Akhlaq Mulia seorang Anak
Menanamkan sifat meng-Esa-kan Allah pada anak Menumbuhkan kesadaran anak tentang
kebesaran dan keagungan Allah melalui ciptaannya.
Membimbing dan membiasakan anak untuk melakukan praktek ibadah kepada Allah
Membimbing anak untuk bersikap dan berperilaku sesuai dengan tuntunan ajaran Islam.
.
“Muliakanlah anak-anak kalian, dan perbaikilah etika mereka”
(HR. Ibnu Majah dari Anas bin Malik)
Menanamkan ImTaq dan Akhlaq Mulia melalui Pembiasaan. Masukkan konsep-konsep keimanan
ketaqwaan yang akan ditanamkan ke dalam pembiasaan kegiatan sehari-hari yang dilakukan anak.
Biasakan anak dalam kehidupan sehari-hari dengan perilaku Islami seperti adab berdo’a, mengucapkan salam, berkata jujur, adab makan, bersikap sopan, dll.
Tunjukkan sikap tenang meski anda malu, terkejut atau sedih
Hindari marah yang berlebihan Tegurlah saat itu juga bila anak melakukannya di
depan orang lain Dengan santai diskusikan dengan anak masalah
perilakunya yang kurang sopan itu Beritahu akibatnya bila anak berperilaku seperti
itu, maka orang lain akan menjauhinya dan merasa terganggu
Saat Anak Berkata Kasar ...
Menjadikan Anak Gemar Sholat dan dekat dengan Al Qur’an
sejak dini Teladan dan Pembiasaan merupakan
cara yang paling tepat dalam membentuk kebiasaan beribadah atau kebiasaan berperilaku Islami pada anak dibandingkan cara-cara
lain seperti peringatan atau hukuman.
Mengajak anak sholat sejak bayi
Dari Abu Qatadah Radhiyallahu Anhu berkata, “Rasulullah pernah shalat bersama orang-orang dengan menggendong Umamah binti Zainab binti Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ketika sujud, beliau meletakkannya, sedangkan jika berdiri, beliau kembali menggendongnya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Abu dawud dan An-Nasa’i)
Rewards or Punishment? Ibnu Khaldun berkata, “Bahwa kekerasan yang
diberlakukan terhadap anak justru akan membiasakannya bersifat penakut dan lari dari tugas-tugas kehidupan. Jika orang yang mendidik anak suka bersikap keras dan memaksa, maka sikap keras dan paksaan ini akan menekan jiwanya, sehingga menghilangkan semangatnya, mendorongnya bersikap malas, suka berdusta dan berkilah, karena anak takut tamparan tangan yang akan dijatuhkan kepadanya. Pola kekerasan ini juga mengajarinya untuk melakukan tipu muslihat dan mencari-cari alasan, yang akhirnya hal ini akan menjadi kebiasaannya.”
Agar Anak Gemar Membaca Al Qur’an Jadilah orangtua yang gemar membaca Al Qur’an Sempatkan membacakan cerita untuk anak
khusunya cerita dari terjemahan ayat Al Qur’an atau kisah Islami/kisah nabi dan orang shaleh
Awali membaca Al Qur’an khusus untuk anak dengan (misalnya Juz’amma kecil)
Buatkan tempat khusus untuk menyimpan Al Qur’an
Jangan dipaksa tapi motivasilah anak Atur dan batasi waktu nonton TV/VCD/play station
Jangan lupa...Dunia Anak Dunia BermainRasulullah bersabda, “Dengan banyak bermain
dan mengeluarkan keringat seorang anak, maka akan meningkatkan kecerdasannya”
“Hobi, permainan dan kelincahan gerak seorang anak pada waktu kecil
akan mempertajam pemikirannya ketika dewasa”.
(H.R. At-Tirmidzi)
Imam Al-Ghazali berkata, “Hendaknya setelah pulang belajar mengaji untuk
bermain dengan permainan yang bagus dan dapat menghilangkan kepenatan belajar mengaji, mengingat anak-anak
tidak akan capek dari bermain. Seandainya anak-anak dilarang bermain
dan menyibukkannya selalu dengan belajar dapat mengakibatkan matinya
hati, dan hilangnya kecerdasan, sehingga hidupnya akan terganggu dan mencari
tipu daya untuk melepaskan diri dari hal tersebut.”
Jangan lupa...Dunia Anak Dunia Bermain
Integrasikan Penanaman Imtaq dan Akhlaq Mulia dengan Kegiatan Bermain Edukatif Kegiatan bermain merupakan kegiatan yang
menyenangkan bagi anak mengingat bahwa pengenalan dan pemahaman terhadap agama merupakan suatu konsep yang abstrak yang perlu diterjemahkan menjadi aktivitas yang konkret bagi anak.
Perpaduan ini sangat penting mengingat bahwa konsep keimanan dan ketaqwaan merupakan pembelajaran yang tidak hanya berkaitan dengan pemahaman/kognitif saja tetapi juga perlu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan perpaduan maka kegiatan pembelajaran keimanan dan ketaqwaan akan lebih efektif dalam pencapaian berbagai sasaran
Konsep keimanan dan ketaqwaan akan lebih terasa menyenangkan dan mudah untuk dimengerti oleh anak jika kita masukkan ke dalam kegiatan bermain
Jagalah Anak dari Efek Negatif Media Ibnul Qoyyim rahimahullah,
“Hendaknya anak dijauhkan dari berlebihan dalam makanan, berbicara, tidur dan berbaur dengan perbuatan dosa, sebab kerugian akan didapat dari hal-hal itu dan menjadi penyebab hilangnya kebaikan dunia dan akhirat. Anak harus dijauhkan dari bahaya syahwat perut dan kemaluan sebab jika anak sudah dipengaruhi oleh kotoran syahwat maka akan rusak dan hancur. Berapa anak tercinta menjadi rusak akibat keteledoran dalam pendidikan dan pembinaan bahkan orangtua membantu mereka terjerat dalam syahwat dengan anggapan hal itu sebagai ungkapan perhatian dan rasa kasih sayang kepada anak padahal sejatinya telah menghinakan dan membinasakan anak sehingga orangtua tidak mengambil manfaat dari anak dan tidak meraih keuntungan dari anak baik didunia maupun diakhirat. Apabila engkau perhatikan dengan seksama maka kebanyakan anak rusak berpangkal dari orangtua.”
Terima Kasih,Semoga
Bermanfaat...