Upload
-
View
825
Download
11
Embed Size (px)
Citation preview
أساسالتوحيدASAS TAUHID
Oleh : Ustadz. Drs. Sofyan Shiddiq
Musholla Roudhotul JannahBumi Menteng Asri Bogor
Dalil Al-Qur’an
ياأيهاالناساعبدوا ربكمالذي خلقكم والذين منقبلكم لعلكم تتقون
Artinya : Hai manusia, sembahlah (meng-Esakan) Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. (QS. Al-Baqarah : 21)
Dalil = Alasan = Argumentasi = Ayat = Tanda = Alamat = Lambang = Simbol (Berbeda Dengan Ta’rif / Definisi)
Adapun Dalil Itu Dibagi 2 (Dua) :1. Dalil Naqal (Naqli), Yaitu Al-
Qur’an dan Hadits2. Dalil ‘Aqal (‘Aqli), Yaitu Aqal Kita
‘AQALAdapun ‘Aqal Dibagi 2 (Dua):
1. ‘Aqal Nadhori, yaitu ‘aqal yang berkehendak kepada fikir dan keterangan.
2. ‘Aqal Doruri, yaitu ‘aqal yang tidak berkehendak kepada fikir dan keterangan.
HUKUM ‘AQAL DIBAGI 3 (TIGA) :
1) WAJIB ‘AQAL, yaitu barang yang tiada diterima oleh aqal akan tiadanya maka wajib adanya (Zat, Sifat dan Af’al Allah)
2) MUSTAHIL ‘AQAL, yaitu barang yang tiada di terima oleh aqal akan adanya maka mustahil adanya (Segala kebalikan daripada sifat yang wajib, sekutu)
3) JAIZ ‘AQAL, yaitu barang yang diterima oleh aqal akan adanya atau tiadanya (Alam dan segala isinya yang baru/diciptakan)
HUKUM AKAL
HUKUM adalah menetapkan satu perkara dan menolak perkara lainnya.
HAKIM adalah orang yang memutuskan suatu perkara
SECARA GLOBAL HUKUM DIBAGI MENJADI 3 (TIGA) :
1) HUKUM SYAR’I adalah ketetapan hukum yang di ajarkan oleh Rasulullah SAW yang di sampaikan oleh Malak Jibril AS.
MUATAN HUKUM SYAR’I : Wajib, Sunnah, Mubah, Makruh, Haram
HAKIMNYA adalah Beliau sendiri Shohibussyar’i sendiri (Rasulullah SAW).
MENOLAK HUKUM SYAR’I adalah KAFIR
2) HUKUM AKAL adalah ketetapan hukum yang ditemukannya dengan cara dipikir dan dilakukan dengan tanpa percobaan.
MUATAN HUKUM AKAL : A. WAJIB, yaitu apa-apa yang tidak pernah ditemukan oleh akal tiadanya. Wajib menurut hukum akal dibagi 2 (dua) : a. Wajib Nadhori (Butuh dipikir) Contoh Adanya Allah SWT. b. Wajib Dhoruri (Tanpa dipikir) Contoh adanya Jirim itu menempat, terkena arah, gerak/diam, dsb.
B. MUSTAHIL adalah apa-apa yang tidak pernah ditemukan oleh akal adanya.
Mustahil menurut hukum akal dibagi menjadi 2 (dua) : a. Mustahil Nadhori (Butuh dipikir) Contoh adanya Tuhan itu baru, ada dengan sendirinya, dsb b. Mustahil Dhoruri (Tanpa dipikir) Contoh adanya Jirim itu tiada menempat, tiada gerak/diam, dsb
C. JAIZ adalah apa-apa yang sah ditemukan oleh akal baik adanya maupun tiadanya.
Jaiz menurut hukum akal dibagi menjadi 2 (dua) : a. Jaiz Nadhori (Butuh dipikir) Contoh adanya Mahluk b. Jaiz Dhoruri (Tanpa dipikir) Contoh adanya perempuan itu hamil (boleh-boleh saja/tidak wajib/mustahil).
HAKIM yang menetapkan perkara hukum akal adalah SHOHIBUL ‘AQLI itu sendiri (orang yang punya akal).
MENOLAK HUKUM AKAL ADALAH GILA
3) HUKUM ‘ADIY / ’ADAT (Kebiasaan) adalah ketetapan hukum yang di temukannya dengan percobaan secara berulang-ulang.
Contoh adanya kita minum kopi, adanya kita “melek”. Adanya makan, adanya kenyang, dll.
HAKIM yang menetapkan perkara hukum ‘Adiy / ‘Adat adalah SHOHIBUL ‘Adiy.
MENOLAK HUKUM AKAL ADALAH MUSNAH