2
Mendengarkan Khutbah adalah wajib, Maka simaklah Khutbah dan simpanlah Buletin Anda tanglah keberkahan dgn mekarnya kembali berba -gai tanaman dan pohon jati kembali hidup setelah sebelumnya kering tanpa daun. Sungguh ini ada- lah suatu kenikmatan yg amat besar. [Dari pada menggerutu, maka lebih baik menga- malkan amalan2 sunnah saat turun hujan—red] Berikut beberapa amalan shalih saat turun hujan: [1] Keadaan Nabi shalla -llahu ‘alaihi wa sallam Tatkala Mendung Ketika muncul mendung, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu khawa- tir, jangan akan datang adzab dan kemurkaan Allah. Dari Aisyah radhi- yallahu ‘anha, beliau ber- kata, “Rasulullah shalla- llahu ‘alaihi wa sallam apabila melihat awan (yg belum berkumpul sem- purna, pen) di salah satu ufuk langit, beliau me- ninggalkan aktivitasnya – Oleh : Muhammad Abduh Tuasikal Apa saja amalan shalih yg bisa dilakukan saat turun hujan? Berikut ulasan yg disarikan dr berbagai pen- jelasan ulama. Segala puji bagi Allah, pa- da saat ini Allah telah me- nganugerahkan kita suatu karunia dengan menurun- kan hujan melalui kumpul- an awan. Allah Ta’ala ber- firman, Maka terangkan- lah kepadaku tentang air yg kamu minum. Kamukah yang menurunkannya atau Kamikah yg menurunkan- nya?” (QS. Al Waqi’ah: 68- 69) Begitu juga firman Allah Ta’ala, Dan Kami turun- kan dari awan air yang ba- nyak tercurah.” (QS. An Naba’ [78] : 14). Allah Ta’ala juga berfirman Maka kelihatanlah oleh- mu hujan keluar dari celah -celahnya.” (QS. An Nur [24] : 43); yang dimaksud yaitu dari celah2 awan.[1] Merupakan tanda kekuasa -an Allah Ta’ala, kesendiri- an-Nya dalam menguasai dan mengatur alam semes -ta, Allah menurunkan hu- jan pada tanah yg tandus yg tidak tumbuh tanaman sehingga pada tanah terse -but tumbuhlah tanaman yg indah untuk dipandang. Allah Ta’ala telah menga- takan yang demikian da- lam firman-Nya, Dan di antara tanda2-Nya (ialah) bahwa kau lihat bu- mi kering dan gersang, ma -ka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan Yg menghidupkannya, pasti- lah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas se- gala sesuatu.” (QS. Fush- shilat [41] : 39). Itulah hujan, yg Allah turun -kan untuk menghidupkan tanah yang mati. Sebagai- mana pembaca dapat me- lihat pada daerah yg kering dan jarang sekali dijumpai air seperti Gunung Kidul, tatkala hujan itu turun, da- BULETIN JUMAT, No.360 / Th.VIII 07 Jumadil Akhir 1436 H [27 Maret 2015] DKM Masjid Ash-Shofa Perumahan Puri Anggrek Mas, DEPOK AMALAN SHALIH SAAT TURUN HUJAN Halaman 2 Carilah do’a yg mustajab pada tiga keadaan : [1] Bertemunya dua pasukan, [2] Menjelang shalat dilak- sanakan, dan [3] Saat hu- jan turun.”[8] Begitu juga terdapat hadits dari Sahl bin Sa’d, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sal- lam bersabda, Dua do’a yang tidak akan ditolak: [1] do’a ketika adzan dan [2] do’a ketika ketika turunnya hujan.”[9] [4] Ketika Terjadi Hujan Lebat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam suatu saat pernah meminta diturunkan hujan. Kemudian ketika hujan tu- run begitu lebatnya, beliau memohon pada Allah agar cuaca kembali menjadi ce- rah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a, Allahumma haawalaina wa laa ’alaina. Allahum- ma ’alal aakami wal ji- baali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari [Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turukanlah hujan ke datar- an tinggi, gunung2, bukit2, perut lembah dan tempat tumbuh pepohonan].”[10] Ibnul Qayyim mengatakan, ”Ketika hujan semakin le- bat, para sahabat meminta pada Nabishallallahu ’alaihi wa sallam supaya berdo’a agar cuaca kembali men- jadi cerah. Akhirnya beliau rasa takut akan adzab se- bagaimana ditimpakan ke- pada mereka yaitu umat2 sebelumnya.”[4] [2] Mensyukuri Nikmat Turunnya Hujan Apabila Allah memberi nik- mat hujan, dianjurkan bagi seorang muslim dalam rangka bersyukur kepada- Nya untuk membaca do’a, Allahumma shoyyiban naafi’aan [Ya Allah, turun- kanlah pada kami hujan yang bermanfaat].” Hal ini berdasarkan hadits dari Ummul Mukminin, ’Aisyah radhiyallahu ’anha, “Nabi shallallahu ’alaihi wa sal- lam ketika melihat turun- nya hujan, beliau mengu- capkan, ”Allahumma shoy- yiban nafi’an” [Ya Allah tu- runkanlah pada kami hu- jan yang bermanfaat]”.[5] Ibnu Baththol mengatakan, ”Hadits ini berisi anjuran untuk berdo’a ketika turun hujan agar kebaikan dan keberkahan semakin ber- tambah, begitu pula sema- kin banyak kemanfaatan.” Al Khottobi mengatakan, ”Air hujan yang mengalir adalah suatu karunia.”[6] [3] Turunnya Hujan, Kes- empatan Terbaik untuk Memanjatkan Do’a Ibnu Qudamah dalam Al Mughni[7]mengatakan, ”Dianjurkan untuk berdo’a ketika turunnya hujan, se- bagaimana diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wasallam bersabda, meskipun dalam shalat- kemudian beliau kembali melakukannya lagi (jika hujan sdh selesai—pen). Ketika awan tadi telah hi- lang, beliau memuji Allah. Namun, jika turun hujan, beliau mengucapkan, “Allahumma shoyyiban nafi’aan” [Ya Allah jadi- kanlah hujan ini sebagi hujan yg bermanfaat].”[2] ’Aisyah radhiyallahu ’an- ha berkata, ”Nabi shalla- llahu ’alaihi wa sallam - apabila melihat mendung di langit, beliau beranjak ke depan, ke belakang atau beralih masuk atau keluar, dan berubahlah raut wajah beliau. Apabi- la hujan turun, beliau sha -llallahu ’alaihi wa salam mulai menenangkan hati- nya. ’Aisyah sudah me- maklumi jika beliau mela- kukan seperti itu. Lalu Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam mengatakan, ”Aku tdk mengetahui apa ini, seakan-akan inilah yg terjadi (pada Kaum ’Aad) sebagaimana Allah berfir- man (yg artinya), ”Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yg menuju ke lembah2 me- reka.” (QS. Al Ahqaf [46]: 24)”[3] Ibnu Hajar mengatakan, ”Hadits ini menunjukkan bahwa seharusnya sese- orang menjadi kusut pi- kirannya jika ia meng- ingat2 apa yang terjadi pada umat di masa silam dan ini merupakan peri- ngatan agar ia selalu me-

As360_amal shalih saat hujan

Embed Size (px)

Citation preview

Mendengarkan Khutbah adalah wajib, Maka simaklah Khutbah dan simpanlah Buletin Anda

tanglah keberkahan dgn mekarnya kembali berba-gai tanaman dan pohon jati kembali hidup setelah sebelumnya kering tanpa daun. Sungguh ini ada-lah suatu kenikmatan yg amat besar. [Dari pada menggerutu, maka lebih baik menga-malkan amalan2 sunnah saat turun hujan—red] Berikut beberapa amalan shalih saat turun hujan: [1] Keadaan Nabi shalla-llahu ‘alaihi wa sallam Tatkala Mendung Ketika muncul mendung, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu khawa-tir, jangan akan datang adzab dan kemurkaan Allah. Dari Aisyah radhi-yallahu ‘anha, beliau ber-kata, “Rasulullah shalla- llahu ‘alaihi wa sallam apabila melihat awan (yg belum berkumpul sem-purna, pen) di salah satu ufuk langit, beliau me-ninggalkan aktivitasnya –

Oleh : Muhammad Abduh Tuasikal

Apa saja amalan shalih yg bisa dilakukan saat turun hujan? Berikut ulasan yg disarikan dr berbagai pen-jelasan ulama. Segala puji bagi Allah, pa-da saat ini Allah telah me-nganugerahkan kita suatu karunia dengan menurun-kan hujan melalui kumpul-an awan. Allah Ta’ala ber- firman, ”Maka terangkan- lah kepadaku tentang air yg kamu minum. Kamukah yang menurunkannya atau Kamikah yg menurunkan-nya?” (QS. Al Waqi’ah: 68-69) Begitu juga firman Allah Ta’ala, ”Dan Kami turun- kan dari awan air yang ba-nyak tercurah.” (QS. An Naba’ [78] : 14). Allah Ta’ala juga berfirman ”Maka kelihatanlah oleh-mu hujan keluar dari celah-celahnya.” (QS. An Nur [24] : 43); yang dimaksud yaitu dari celah2 awan.[1]

Merupakan tanda kekuasa-an Allah Ta’ala, kesendiri-an-Nya dalam menguasai dan mengatur alam semes-ta, Allah menurunkan hu-jan pada tanah yg tandus yg tidak tumbuh tanaman sehingga pada tanah terse-but tumbuhlah tanaman yg indah untuk dipandang. Allah Ta’ala telah menga-takan yang demikian da-lam firman-Nya, “Dan di antara tanda2-Nya (ialah) bahwa kau lihat bu-mi kering dan gersang, ma-ka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan Yg menghidupkannya, pasti- lah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas se-gala sesuatu.” (QS. Fush-shilat [41] : 39). Itulah hujan, yg Allah turun-kan untuk menghidupkan tanah yang mati. Sebagai-mana pembaca dapat me-lihat pada daerah yg kering dan jarang sekali dijumpai air seperti Gunung Kidul, tatkala hujan itu turun, da-

BULETIN JUMAT, No.360 / Th.VIII 07 Jumadil Akhir 1436 H [27 Maret 2015]

DKM Masjid Ash-Shofa Perumahan Puri Anggrek Mas, DEPOK

AMALAN SHALIH SAAT TURUN HUJAN

Halaman 2

’Carilah do’a yg mustajab pada tiga keadaan : [1] Bertemunya dua pasukan, [2] Menjelang shalat dilak-sanakan, dan [3] Saat hu-jan turun.”[8] Begitu juga terdapat hadits dari Sahl bin Sa’d, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sal-lam bersabda, “Dua do’a yang tidak akan ditolak: [1] do’a ketika adzan dan [2] do’a ketika ketika turunnya hujan.”[9] [4] Ketika Terjadi Hujan Lebat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam suatu saat pernah meminta diturunkan hujan. Kemudian ketika hujan tu-run begitu lebatnya, beliau memohon pada Allah agar cuaca kembali menjadi ce-rah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a, “Allahumma haawalaina wa laa ’alaina. Allahum-ma ’alal aakami wal ji-baali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari [Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turukanlah hujan ke datar-an tinggi, gunung2, bukit2, perut lembah dan tempat tumbuh pepohonan].”[10] Ibnul Qayyim mengatakan, ”Ketika hujan semakin le-bat, para sahabat meminta pada Nabishallallahu ’alaihi wa sallam supaya berdo’a agar cuaca kembali men-jadi cerah. Akhirnya beliau

rasa takut akan adzab se-bagaimana ditimpakan ke-pada mereka yaitu umat2 sebelumnya.”[4] [2] Mensyukuri Nikmat Turunnya Hujan Apabila Allah memberi nik-mat hujan, dianjurkan bagi seorang muslim dalam rangka bersyukur kepada-Nya untuk membaca do’a, “Allahumma shoyyiban naafi’aan [Ya Allah, turun-kanlah pada kami hujan yang bermanfaat].” Hal ini berdasarkan hadits dari Ummul Mukminin, ’Aisyah radhiyallahu ’anha, “Nabi shallallahu ’alaihi wa sal-lam ketika melihat turun-nya hujan, beliau mengu-capkan, ”Allahumma shoy-yiban nafi’an” [Ya Allah tu-runkanlah pada kami hu-jan yang bermanfaat]”.[5] Ibnu Baththol mengatakan, ”Hadits ini berisi anjuran untuk berdo’a ketika turun hujan agar kebaikan dan keberkahan semakin ber-tambah, begitu pula sema-kin banyak kemanfaatan.” Al Khottobi mengatakan, ”Air hujan yang mengalir adalah suatu karunia.”[6] [3] Turunnya Hujan, Kes-empatan Terbaik untuk Memanjatkan Do’a Ibnu Qudamah dalam Al Mughni[7]mengatakan, ”Dianjurkan untuk berdo’a ketika turunnya hujan, se-bagaimana diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,

meskipun dalam shalat- kemudian beliau kembali melakukannya lagi (jika hujan sdh selesai—pen). Ketika awan tadi telah hi-lang, beliau memuji Allah. Namun, jika turun hujan, beliau mengucapkan, “Allahumma shoyyiban nafi’aan” [Ya Allah jadi-kanlah hujan ini sebagi hujan yg bermanfaat].”[2] ’Aisyah radhiyallahu ’an-ha berkata, ”Nabi shalla-llahu ’alaihi wa sallam -apabila melihat mendung di langit, beliau beranjak ke depan, ke belakang atau beralih masuk atau keluar, dan berubahlah raut wajah beliau. Apabi-la hujan turun, beliau sha-llallahu ’alaihi wa salam mulai menenangkan hati-nya. ’Aisyah sudah me-maklumi jika beliau mela-kukan seperti itu. Lalu Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam mengatakan, ”Aku tdk mengetahui apa ini, seakan-akan inilah yg terjadi (pada Kaum ’Aad) sebagaimana Allah berfir-man (yg artinya), ”Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yg menuju ke lembah2 me-reka.” (QS. Al Ahqaf [46]: 24)”[3] Ibnu Hajar mengatakan, ”Hadits ini menunjukkan bahwa seharusnya sese-orang menjadi kusut pi-kirannya jika ia meng-ingat2 apa yang terjadi pada umat di masa silam dan ini merupakan peri-ngatan agar ia selalu me-

Halaman 3

membaca do’a di atas.”[11] Syaikh Sholih As Sadlan mengatakan bahwa do’a di atas dibaca ketika hujan semakin lebat atau kha-watir hujan akan memba-wa dampak bahaya.[12] [5] Mengambil Berkah dari Air Hujan Anas bin Malik radhiyalla-hu ‘anhu berkata, ”Kami pernah kehujanan bersa-ma Rasulullahshallallahu ’alaihi wa sallam. Lalu Ra-sulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyingkap ba-junya hingga terguyur hu-jan. Kemudian kami me-ngatakan, “Wahai Rasul-lullah, mengapa engkau melakukan demikian?” Kemudian Rasulullah sha-llallahu ‘alaihi wa sallam -bersabda, “Karena hujan ini baru saja Allah cipta-kan.”[13] An Nawawi menjelaskan, “Makna hadits ini adalah hujan itu rahmat yaitu rah-mat yang baru saja dicip-takan oleh Allah Ta’ala. Oleh karena itu, Nabi sha-llallahu ‘alaihi wa sallam-bertabaruk (mengambil berkah) dari hujan terse-but.”[14] An Nawawi selanjutnya mengatakan, ”Dalam ha-dits ini terdapat dalil bagi ulama Syafi’iyyah tentang dianjurkannya menying-kap sebagian badan (se-lain aurat) pada awal tu-runnya hujan, agar tergu-yur air hujan tersebut. Dan mereka juga berdalil dari

-bagaimana dikatakan Al Baihaqi[19]. Ada hadits yang serupa dengan hadits di atas dan shahih, “Apabila air meng-alir di lembah, Nabi sha-llallahu ‘alaihi wa sallam- mengatakan, “Keluarlah kalian bersama kami me-nuju air ini yang telah di-jadikan oleh Allah seba-gai alat untuk bersuci”. Kemudian kami bersuci dengannya.”[20] [7] Janganlah Mencela Hujan Sungguh sangat sayang sekali, setiap orang su-dah mengetahui bahwa hujan merupakan nikmat dari Allah Ta’ala. Namun, ketika hujan dirasa meng-ganggu aktivitasnya, tim-bullah kata-kata celaan, “Aduh!! hujan lagi, hujan lagi”. Perlu diketahui bahwa se-tiap yg seseorang ucap-kan, baik yg bernilai dosa atau tidak bernilai dosa dan pahala, semua akan masuk dalam catatan ma-laikat. Allah Ta’ala berfir-man, ”Tiada suatu ucap-anpun yg diucapkannya melainkan ada di dekat-nya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf [50] : 18) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Sesungguhnya ada seo-rang hamba berbicara dengan suatu perkataan yang tidak dia pikirkan la-

hadits ini bahwa seseo-rang yg tidak memiliki keu-tamaan, apabila melihat orang yang lebih berilmu melakukan sesuatu yg ia tidak ketahui, hendaknya ia menanyakannya untuk diajari lalu dia mengamal-kannya dan mengajarkan-nya pada yang lain.”[15] Dalam hal mencari berkah dengan air hujan dicontoh-kan pula oleh sahabat Ibnu ‘Abbas. Beliau berkata, ”Apabila turun hujan, beli-au mengatakan, “Wahai jariyah keluarkanlah pela-naku, juga bajuku”.” Lalu beliau membacakan (ayat) [yang artinya], ”Dan Kami menurunkan dari langit air yg penuh barokah (banyak manfaatnya).” (QS. Qaaf [50] : 9)” [16] [6] Dianjurkan Berwudhu dengan Air Hujan Ibnu Qudamah mengata-kan, ”Dianjurkan untuk ber-wudhu dengan air hujan apabila airnya mengalir deras.”[17] Dari Yazid bin Al Hadi, apa-bila air yang deras menga-lir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ”Keluarlah kalian bersama kami menuju air ini yg te-lah dijadikan oleh Allah se-bagai alat untuk bersuci.” Kemudian kami bersuci dengan air tersebut dan memuji Allah atas nikmat ini.”[18] Namun, hadits di atas ada-lah lemah karena munqo-thi’ (terputus sanadnya) se

“Manusia menyakiti Aku; dia mencaci maki masa (waktu), padahal Aku pe-milik dan pengatur masa, Akulah yg mengatur ma-lam dan siang menjadi si-lih berganti.[22] Rasulullah shallallahu ‘ala-ihi wasallam juga bersab-da, ”Janganlah kamu men-caci maki angin.”[23] Dari dalil di atas terlihat bahwa mencaci maki ma-sa (waktu) dan angin ada-lah sesuatu yg terlarang. Begitu pula halnya dengn mencaci maki makhluk yg tidak dapat berbuat apa2. Larangan ini bisa terma-suk syirik akbar (syirik yg mengeluarkan seseorang dari Islam) jika diyakini makhluk tersebut sebagai pelaku dari kejelekan yg terjadi. Meyakini demikian berarti meyakini bahwa makhluk tersebut yg men-jadikan baik dan buruk. Ini sama saja dengn menya-takan ada pencipta selain Allah. Namun, jika diyakini yang menakdirkan adalah Allah sedangkan makhluk2 ter-sebut bukan pelaku dan hanya sebagai sebab sa-ja, maka seperti ini hukum-nya haram, tidak sampai derajat syirik. Dan apabila yg dimaksudkan cuma se-kedar pemberitaan, seper-ti mengatakan, “Hari ini hujan deras, sehingga kita tidak bisa berangkat ke masjid untuk shalat”, tan-pa ada tujuan mencela

Advisor : M. Syaftari, Sandy M. Latief

M. Agoes Joesoef Suwardi Suwardjo

—————————————————————————

RedPel : Prasetya B. U.

Masjid Ash-Shofa

Puri Anggrek Mas - Depok

Ph./ SMS: 0811 10 6452

E-mail / Blog

[email protected] /

http://dkm-ash-

shofa.blogspot.com

Diterbitkan Oleh: DKM Masjid Ash-Shofa

lu Allah mengangkat dera-jatnya disebabkan perka-taannya itu. Dan ada juga seorang hamba yang ber-bicara dengan suatu per-kataan yg membuat Allah murka dan tidak pernah dipikirkan bahayanya lalu dia dilemparkan ke dalam jahannam.”[21] Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menasehat-kan kita agar jangan selalu menjadikan makhluk yang tidak dapat berbuat apa2 sebagai kambing hitam ji-ka kita mendapatkan sesu-atu yang tidak kita sukai. Seperti beliau melarang ki-ta mencela waktu dan ang-in karena kedua makhluk tersebut tidak dpt berbuat apa-apa.

Dalam sebuah hadits qud-si, Rasulullah shalla- llahu ‘alaihI wasallam bersabda Allah Ta’ala berfirman :

sama sekali maka seperti ini tidaklah mengapa.[24] Intinya, mencela hujan ti-dak terlepas dari hal yang terlarang karena itu sama saja orang yang mencela hujan mencela Pencipta hujan yaitu Allah Ta’ala. Ini juga menunjukkan ke-tidaksabaran pada diri orang yg mencela. Sudah seharusnya lisan ini selalu dijaga. Jangan sampai ki-ta mengeluarkan kata2 yg dapat membuat Allah mur-ka. Semestinya yang di-lakukan ketika turun hujan adalah banyak bersyukur kepada-Nya sebagaimana telah diterangkan dalam point-point sebelumnya.

Sumber: www.muslim.or.id

InsyaAllah bersambung …

∞▓∞

MUTIARA HIKMAH

“Dan yang menurunkan air

dari langit menurut kadar

(yang diperlukan) lalu Kami hidupkan

dengan air itu negeri yang mati.

Seperti itulah kamu akan dikeluarkan

(dari dalam kubur).”

(QS. Az-Zukhruf, (43):11)

●●●