2
Mendengarkan Khutbah adalah wajib, Maka simaklah Khutbah dan simpanlah Buletin Anda yg terbuat dari perak yg diatasnya terdapat ukiran terdiri dari tiga baris. Muhammad pada satu baris, Rasul pada satu baris dan Allah pada sa- tu baris. Beliau pun me- nyetempel surat2 yang dikirimkan kepada para raja dengannya serta mengutus 6 orang pada satu hari di bulan Rama- dhan tahun 7 H. (Zaadul Ma’ad, juz I h.119–120) Berseberangan dengan hadits tersebut, ada juga yang menjadikan dalil ini sebagai alasan bahwa memakai batu cincin itu haram. Dikarenakan Ra- sulullah sendiri pernah membuang cincin yg me- lingkar di jari kanannya. Disaaat Muhammad saw mengenakannya maka manusia (pada saat itu) membuat (cincin). Kemu- dian beliau saw duduk di atas mimbar dan mele- pasnya seraya bersabda ”Sesungguhnya aku me- ngenakan cincin ini dan menjadikan batu cin-cin- nya dibagian dalam.” Trend pria memakai batu cincin atau akik begitu me- rebak sekarang ini, hampir disetiap celah acara baik resmi maupun tak resmi, hanya gara-gara melihat batu cincin yang melingkar di jari manis, obrolan pun menjadi panjang, mulai da- ri bisnis sampai hal mistis di dunia ‘perbatuan’. Celetukan beberapa orang dari mereka yang memang hoby atau yang mengais rezeki dari usaha jual-beli batu cincin memancing ra- sa penasaran. Benarkah memakai batu cincin itu sunnah? Apa ada hal mis- tis atau klenik ketika me- makai akik atau batu cin- cin? Halal atau Haramkah memakainya?! Sesungguhnya Rasulull- ah shallallahu ‘alaihi wasa- llam memakai cincin perak ditangan kanan beliau, ada mata cincinnya terbuat dari batu habasyah (Etiopia), beliau menjadikan mata cincinnya di bagian telapak tangannya” (HR Muslim no 2094) Hadits itulah yang menjadi landasan bahwa benar Ra- sulullah itu memakai batu cincin dan mengikatnya dengan perak, batu yang dikenakan pun beliau per- oleh dari Ethiopia, namun berdasarkan refensi ten- tang batu apa saja yang dihasilkan dari negara ter- sebut, ternyata batu Zam- rud itu menjadi hasil terbe- sar dari bangsa yang per- nah mengalami konflik ke- manusiaan ini. Dalam riwayat lain, Ibnul Qoyyim memiliki catatan mengenai cincin yang di- kenakan oleh Rasulullah. Bahwa, sekembalinya be- liau saw dari Hudaibiyah kemudian Beliau saw, me- nulis surat kepada para Raja di bumi yang dibawa oleh para kurirnya. Tatkala beliau hendak menulis su- rat kepada raja Romawi maka dikatakan kepada- nya saw,”Sesungguhnya mereka tidak akan mem- baca suatu surat kecuali apabila dibubuhi tanda (stempel).” Maka Beliau saw menjadikan cincinya BULETIN JUMAT, No.359 / Th.VIII 29 Jumadil Awwal 1436 H [20 Maret 2015] DKM Masjid Ash-Shofa Perumahan Puri Anggrek Mas, DEPOK Serial Cincin : BATU CINCIN (Bag. 2) Halaman 2 Bisa-bisa saja dan sah-sah saja atau boleh-boleh saja jika memakai batu cincin atau akik tersebut, namun yang menjadi pertanyaan, sanggupkah menghapus rasa riya (pamer) ketika ki- ta memakai batu tersebut? Dan sudah kuatkah aqidah kita untuk menghapus peri- hal dugaan yang berbau khurafat dalam batu akik yang mampu menggeser ketauhidan kita? Ingatlah! Syaitan tdk akan pernah menyerah untuk menggoda dan menggeser aqidah manusia dengan menyisipkan nilai2 syirik sehalus apa pun. ( Walla- hu’alam ) @akualbana http://www.ceritamu.com/info/ hadistsunah/batu-cincin MUTIARA HIKMAH Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membuat cincin dari perak, dan diukir: Muhammad Rasulullah Kemudian Beliau bersabda, “Sesungguhnya aku membuat cincin dari perak, dan aku ukir Muhammad Rasulullah. Karena itu, jangan ada seorangpun yang mengukir dengan tulisan seperti ini.” ‘ (HR. Bukhari 5877) pranatural tertentu sehing- ga bisa dipakai sebagai ji- mat atau senjata kesakti- an. Bahkan kita jumpai pa- ra pedagang yang menjual jimat model ini di daerah2 tertentu. Atau keyakinan sebagian orang bahwa pu- saka peninggalan kerajaan seperti keris, tombak, atau kereta raja memiliki keku- atan mistis tertentu yang dapat memberikan perlin- dungan ghaib kepada pe- miliknya. Berdasarkan Riwayat dari Ahmad, Al-Hakim, & Ibnu Hibban yang dinilai shahih oleh Al-Haitsami dalam Al- Majma’ Rasulullah bersab- da ; “Barangsiapa yang menggantungkan jimat, se -moga Allah tak mengabul- kan tujuan yg dia inginkan. Dan barangsiapa yang menggantungkan wada’ah (salah satu jenis jimat), semoga Allah tak menjadi- kan dirinya tenang.” Rasulullah shallallahu ‘ala- ihi wa sallam bersabda ketika beliau berkhutbah pada Haji Wada’, “Ketahu- ilah, seluruh perkara jahi- liyyah terkubur di bawah kedua telapak kakiku.” ‘(HR. Muslim no. 3009 ) An-Nawawi rahimahullah mempertegas dengan ha- dits lainnya : “Adapun per- katan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, ’(Terku- bur) di bawah kedua tela- pak kakiku’, (hal ini) meru- pakan isyarat akan terha- pusnya perkara tersebut” (Syarh Shahih Muslim, 4/ 312). maka beliau saw melem- parnya dan mengatakan, ”Demi Allah aku tdk akan mengenakannya selama- lamanya.” Maka manusia yg menyaksikannya saat itu pun membuang cincin mereka.” (HR. Muslim) Memakai batu cincin tdk disarankan, karena akan menimbulkan sifat keang- kuhan, terlebih di zaman sekarang, memakai batu cincin adalah gengsi bagi kalangan tertentu, dikare- nakan semakin bagus ba -tu yang ia kenakan, ma- ka akan semakin mahal harga yg menjadi acuan gengsi, pamor atau popu- laritas tentang sosok yg memakai batu tersebut. Bahkan tidak menutup ke -mungkinan akan menim- bulkan khurafat. Sebagi- an masyarakat kita masih memelihara kepercayaan terhadap benda-benda mati. Mereka mengang- gap bahwa benda mati tertentu memiliki kekuat- an, kesaktian, atau keis- timewaan yang sangat dahsyat, sehingga bisa dijadikan sebagai jimat, senjata, atau yg lainnya. Padahal, kepercayaan seperti ini hanyalah ber- sumber dr khurafat, kha- yalan halusinasi semata. Keyakinan seperti ini ma- sih mendarah daging dlm sebagian kaum muslimin di negeri kita. Batu akik, yang menurut sebagian orang memiliki kekuatan ghaib atau kekuatan su-

AS359_serial batu cincin

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: AS359_serial batu cincin

Mendengarkan Khutbah adalah wajib, Maka simaklah Khutbah dan simpanlah Buletin Anda

yg terbuat dari perak yg diatasnya terdapat ukiran terdiri dari tiga baris. Muhammad pada satu baris, Rasul pada satu baris dan Allah pada sa-tu baris. Beliau pun me-nyetempel surat2 yang dikirimkan kepada para raja dengannya serta mengutus 6 orang pada satu hari di bulan Rama-dhan tahun 7 H. (Zaadul Ma’ad, juz I h.119–120) Berseberangan dengan hadits tersebut, ada juga yang menjadikan dalil ini sebagai alasan bahwa memakai batu cincin itu haram. Dikarenakan Ra-sulullah sendiri pernah membuang cincin yg me-lingkar di jari kanannya. Disaaat Muhammad saw mengenakannya maka manusia (pada saat itu) membuat (cincin). Kemu-dian beliau saw duduk di atas mimbar dan mele-pasnya seraya bersabda ‘”Sesungguhnya aku me-ngenakan cincin ini dan menjadikan batu cin-cin-nya dibagian dalam.”

Trend pria memakai batu cincin atau akik begitu me-rebak sekarang ini, hampir disetiap celah acara baik resmi maupun tak resmi, hanya gara-gara melihat batu cincin yang melingkar di jari manis, obrolan pun menjadi panjang, mulai da-ri bisnis sampai hal mistis di dunia ‘perbatuan’. Celetukan beberapa orang dari mereka yang memang hoby atau yang mengais rezeki dari usaha jual-beli batu cincin memancing ra-sa penasaran. Benarkah memakai batu cincin itu sunnah? Apa ada hal mis-tis atau klenik ketika me-makai akik atau batu cin-cin? Halal atau Haramkah memakainya?! “Sesungguhnya Rasulull-ah shallallahu ‘alaihi wasa-llam memakai cincin perak ditangan kanan beliau, ada mata cincinnya terbuat dari batu habasyah (Etiopia), beliau menjadikan mata cincinnya di bagian telapak tangannya” (HR Muslim no 2094)

Hadits itulah yang menjadi landasan bahwa benar Ra-sulullah itu memakai batu cincin dan mengikatnya dengan perak, batu yang dikenakan pun beliau per-oleh dari Ethiopia, namun berdasarkan refensi ten-tang batu apa saja yang dihasilkan dari negara ter-sebut, ternyata batu Zam-rud itu menjadi hasil terbe-sar dari bangsa yang per-nah mengalami konflik ke-manusiaan ini. Dalam riwayat lain, Ibnul Qoyyim memiliki catatan mengenai cincin yang di-kenakan oleh Rasulullah. Bahwa, sekembalinya be-liau saw dari Hudaibiyah kemudian Beliau saw, me-nulis surat kepada para Raja di bumi yang dibawa oleh para kurirnya. Tatkala beliau hendak menulis su-rat kepada raja Romawi maka dikatakan kepada-nya saw,”Sesungguhnya mereka tidak akan mem-baca suatu surat kecuali apabila dibubuhi tanda (stempel).” Maka Beliau saw menjadikan cincinya

BULETIN JUMAT, No.359 / Th.VIII 29 Jumadil Awwal 1436 H [20 Maret 2015]

DKM Masjid Ash-Shofa Perumahan Puri Anggrek Mas, DEPOK

Serial Cincin : BATU CINCIN (Bag. 2)

Halaman 2

Bisa-bisa saja dan sah-sah saja atau boleh-boleh saja jika memakai batu cincin atau akik tersebut, namun yang menjadi pertanyaan, sanggupkah menghapus rasa riya (pamer) ketika ki-ta memakai batu tersebut? Dan sudah kuatkah aqidah kita untuk menghapus peri-hal dugaan yang berbau khurafat dalam batu akik yang mampu menggeser ketauhidan kita? Ingatlah! Syaitan tdk akan pernah menyerah untuk menggoda dan menggeser aqidah manusia dengan menyisipkan nilai2 syirik sehalus apa pun. ( Walla-hu’alam )

@akualbana http://www.ceritamu.com/info/

hadistsunah/batu-cincin

MUTIARA HIKMAH

Bahwa Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wasallam membuat cincin dari

perak, dan diukir: Muhammad Rasulullah Kemudian Beliau bersabda,

“Sesungguhnya aku membuat cincin dari perak, dan aku ukir

Muhammad Rasulullah. Karena itu,

jangan ada seorangpun yang mengukir dengan tulisan seperti ini.” ‘

(HR. Bukhari 5877)

pranatural tertentu sehing-ga bisa dipakai sebagai ji-mat atau senjata kesakti-an. Bahkan kita jumpai pa-ra pedagang yang menjual jimat model ini di daerah2 tertentu. Atau keyakinan sebagian orang bahwa pu-saka peninggalan kerajaan seperti keris, tombak, atau kereta raja memiliki keku-atan mistis tertentu yang dapat memberikan perlin-dungan ghaib kepada pe-miliknya. Berdasarkan Riwayat dari Ahmad, Al-Hakim, & Ibnu Hibban yang dinilai shahih oleh Al-Haitsami dalam Al-Majma’ Rasulullah bersab-da ; “Barangsiapa yang menggantungkan jimat, se-moga Allah tak mengabul-kan tujuan yg dia inginkan. Dan barangsiapa yang menggantungkan wada’ah (salah satu jenis jimat), semoga Allah tak menjadi-kan dirinya tenang.” Rasulullah shallallahu ‘ala-ihi wa sallam bersabda ketika beliau berkhutbah pada Haji Wada’, “Ketahu-ilah, seluruh perkara jahi-liyyah terkubur di bawah kedua telapak kakiku.” ‘(HR. Muslim no. 3009 ) An-Nawawi rahimahullah mempertegas dengan ha-dits lainnya : “Adapun per-katan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, ’(Terku-bur) di bawah kedua tela-pak kakiku’, (hal ini) meru-pakan isyarat akan terha-pusnya perkara tersebut” (Syarh Shahih Muslim, 4/ 312).

maka beliau saw melem-parnya dan mengatakan, ”Demi Allah aku tdk akan mengenakannya selama-lamanya.” Maka manusia yg menyaksikannya saat itu pun membuang cincin mereka.” (HR. Muslim) Memakai batu cincin tdk disarankan, karena akan menimbulkan sifat keang- kuhan, terlebih di zaman sekarang, memakai batu cincin adalah gengsi bagi kalangan tertentu, dikare-nakan semakin bagus ba-tu yang ia kenakan, ma-ka akan semakin mahal harga yg menjadi acuan gengsi, pamor atau popu-laritas tentang sosok yg memakai batu tersebut. Bahkan tidak menutup ke-mungkinan akan menim-bulkan khurafat. Sebagi-an masyarakat kita masih memelihara kepercayaan terhadap benda-benda mati. Mereka mengang-gap bahwa benda mati tertentu memiliki kekuat-an, kesaktian, atau keis-timewaan yang sangat dahsyat, sehingga bisa dijadikan sebagai jimat, senjata, atau yg lainnya. Padahal, kepercayaan seperti ini hanyalah ber-sumber dr khurafat, kha-yalan halusinasi semata. Keyakinan seperti ini ma-sih mendarah daging dlm sebagian kaum muslimin di negeri kita. Batu akik, yang menurut sebagian orang memiliki kekuatan ghaib atau kekuatan su-

Page 2: AS359_serial batu cincin

Halaman 3

Hukum Memakai

Batu Akik Pertanyaan: Akhir-akhir ini di kota-kota besar batu akik semakin banyak diminati. Demam batu akik melanda sampai ke kantor2 pemerintah & swasta. Saat ini juga ber-munculan tempat-tempat baru yang menjual akik. Yang ingin kami tanyakan, apakah Rasulullah saw memakai cincin yang ada batu akik, dan apa jenis-nya? bagaimana hukum-nya? Atas penjelasan Pak Ustad kami sampaikan banyak terimakasih. Wassalamu’alaikum wr wb. (Ahmad/Semarang) Jawaban : Wa'alaikum salam wr. wb. Penanya yang budiman, semoga selalu dirahmati Allah swt. Memang sepan-jang pengamatan kami, akhir2 ini demam cincin berbatu akik atau batu mulia lainnya meningkat dengan tajam. Buktinya adalah menjamurnya para padagang batu akik di ma-na2. Mulai harga yang pu-luhan ribu sampai jutaan. Bahkan kadang harganya lebih tinggi dari emas. Untuk menanggapi perta-nyaan pertama, kami akan mengemukakan sebuah riwayat Imam Muslim yg menjelaskan bahwa cincin Rasulullah saw itu terbuat dari perak dan batu mata cincinya berasal dari ne-geri Habasyi.

Bahkan dalam riwayat la-in menyatakan bahwa ba-tu mata cincin beliau itu dari batu akik. ”Dan mata cincinnya itu mata cincin Habasyi”. Para ulama berkata mak-sudnya adalah batu Ha-basyi yaitu batu mata cin-cin dari jenis batu merjan atau akik. Karena kedua-nya dihasilkan dari tam- bang batu yg ada di Hab-syi dan Yaman. Dan dika-takan (dalam pendapat lain) warnanya itu seperti kulit orang Habasyi yaitu hitam. Begitu juga terda-pat dalam Shahih al-Bu-khari riwayat dari Hamid dan Anas bin Malik yang menyatakan bahwa mata cincinya itu dari perak. Menurut Ibnu Abd al-Barr ini adalah yg paling sahih. Sedangkan ulama lainnya mengatakan bahwa kedu-anya adalah sahih, dan Rasulullah saw pada sua-tu kesempatan memakai cincin yang matanya dari perak dan pada waktu la-in memakai cincin yg ma-tanya dari batu Habasyi. Sedang dalam riwayat la-in dari akik.” (Muhyiddin Syarf an-Nawawi, al-Min-haj Syarh Shahih Muslim, Bairut-Dar Ihya` at-Turats al-‘Arabi, cet ke-2, 1392 H, juz, 14, h. 71) Namun terdapat keterang-an lain yang menyatakan bahwa apa yg dimaksud-kan, “mata cincinya itu mata cincin Habasyi” ada-lah salah satu jenis batu

“Dari Anas bin Malik ra, ia berkata, bahwa cincin Ra-sulullah saw itu terbuat da-ri perak dan mata cincin-nya itu mata cincin Habas-yi”. (H.R. Muslim) Menurut Imam Nawawi pa-ra ulama menyatakan bah-wa yg dimaksud dengan, “mata cincinya itu mata cin-cin Habasyi” adalah batu yang berasal dari Habasyi. Artinya batu mata cincin-nya itu dari jenis batu mer-jan atau akik karena diha-silkan dari pertambangan batu di Habsyi dan Yaman. Pendapat lain mengatakan bahwa batu mata cincin-nya berwarna seperti war-na kulit orang Habasyi, yai-tu hitam. Sedangkan dalam Shahih al-Bukhari terdapat riwayat dari Hamin dari Anas bin Malik yg menyatakan mata cincinnya itu terbuat dari perak. Dalam pandangan Ibnu ‘Abd al-Barr ini ada-lah yang paling sahih. Dari sinilah kemudian lahir pendapat lain yg mencoba untuk mempertemukan ri-wayat Imam Muslim dan Imam Bukhari. Menurut pendapat ini, baik riwayat yg terdapat dalam Shahih Muslim maupun Shahih al-Bukhari adalah sama2 sa-hihnya. Maka menurut pen-dapat ini Rasulullah saw pada suatu waktu mema-kai cincin yg matanya ter-buat dari perak, dan pada waktu lain memakai cincin yang matanya dari batu yg berasal dari Habasyi.

“Imam Syafii berkata dlm kitab al-Umm, saya tidak memakruhan laki-laki me-makai mutiara kecuali ka-rena terkait dengan etika dan mutiara itu termasuk dari aksesoris perempu-an, bukan karena haram. Dan saya tdk memakruh-kan (laki-laki, pent) me-makai yaqut atau zamrud kecuali jika berlebihan dan untuk menyombongkan (diri)”. (Muhammad Idris asy-Syafi’i, al-Umm, Bai-rut-Dar al-Ma’rifah, 1393 H, juz, 1, h. 221) Demikian penjelasan yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat. Dan saran kami jangan pernah memakai batu cincin kare-na berniat menyombong-kan diri dan takabbur. Bahkan bukan hanya batu cincin, tetapi semua yang kita kenakan juga. (Mahbub Ma’afi Ramdlan) Rabu, 10/09/2014 05:01

http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,59-

id,54363-lang,id-c,bahtsul+masail-

t,Hukum+Memakai+Batu+Akik-.phpx

∞▓∞

Advisor : M. Syaftari, Sandy M. Latief

M. Agoes Joesoef Suwardi Suwardjo

—————————————————————————

RedPel : Prasetya B. U.

Masjid Ash-Shofa

Puri Anggrek Mas - Depok

Ph./ SMS: 0811 10 6452

E-mail / Blog

[email protected] /

http://dkm-ash-

shofa.blogspot.com

Diterbitkan Oleh: DKM Masjid Ash-Shofa

zamrud yang terdapat di Habasyi yang berwarna hijau, dan berkhasiat men-jernihkan mata dan men-jelaskan pandangan” “Dan di dalam kitab al-Mu-fradat, (batu cincin yg ber-asal dari Habasyi) adalah salah satu jenis zamrud yang terdapat di Habasyi, warnanya hijau, bisa men-jernihkan mata dan men-erangkan pandangan” ‘(Li-hat Abdurrauf al-Munawi, Faidlul-Qadir, Bairut-Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, cet ke-1, 1451 H/1994 M, juz, 5, h. 216) Lantas bagaimana hukum memakainya? Menurut Imam Syafi’i hukum mema-kai batu mulia atau batu akik seperti batu yaqut, zamrud dan lainnya adalah mubah sepanjang tdk un-tuk berlebih-lebihan dan menyombongkan diri.

MUTIARA HIKMAH

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. pernah membuat

cincin dari emas dan ketika memakainya beliau

meletakkan bagian mata cincinnya di bagian telapak

tangan. Maka orang-orang pun ikut membuat cincin seperti itu. Kemudian di saat duduk di

atas mimbar, beliau menanggalkan dan

bersabda, "Sesungguhnya aku dulu

memakai cincin ini dan aku letakkan mata cincinnya di

bagian telapak tangan." Lalu beliau membuang cincin itu dan kembali

bersabda, "Demi Allah aku tidak akan

memakai cincin ini selamanya."

Maka orang-orangpun ikut membuang cincin mereka, (HR Bukhari [5868] dan

Muslim [2091]).

●●●

Diriwayatkan dari Abu Tsa'labah al-Khusyani r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. melihat di tangan Abu Tsa'labah ada sebentuk

cincin. Lalu beliau memukul-

memukul cincin itu dengan sebatang tongkat yang ada

di tangannya. Tatkala Nabi s.a.w. lengah

ia segera membuang cincin itu; kemudian Nabi s.a.w. kembali melihat ke tangan

Tsa'labah dan ternyata cincin itu sudah tidak ada

lagi. Lantas Nabi s.a.w. bersabda,

"Ternyata kami telah menyakitimu dan membu-

atmu rugi," (HR Ahmad [IV/195]).