2
Mendengarkan Khutbah adalah wajib, Maka simaklah Khutbah dan simpanlah Buletin Anda ma lagi memandang hu- kumnya makruh bagi se- lain raja dan sulton, terle- bih lagi jika diniatkan un- tuk berhias. Ibnu Abdil Barr (wft 463 H) berkata : "Yang meru- pakan pendapat mayori- tas ulama dari kalangan ulama terdahulu dan yg sekarang yaitu bolehnya memakai cincin perak ba -gi sultan dan juga yang selainnya. Dan tatkala Imam Malik mengetahui sebagian orang meman- dang makruh hal ini ma- ka beliaupun menyebut- kan dalam kitab Muwat- tho' beliau…dari Soda- qoh bin Yasaar ia berka- ta, "Aku bertanya kepada Sa'id ibn Al-Musayyib tentang memakai cincin, maka beliau berkata : Pakailah dan kabarkan ke-pada orang2 bahwa- sanya aku telah berfatwa kepadamu akan hal ini" Tatkala sampai kepada Imam Ahmad tentang hal ini (yaitu bahwasanya memakai cincin bagi se- lain sultan hukumnya ma Pertama : Hukum me- makai cincin. Ibnu Umar radhiallahu 'an- hu berkata "Nabi shallalla- hu 'alaihi wa sallam mema- kai cincin dari emas, beliau menjadikan mata cinci ba- gian dalam ke arah telapak tangan, maka orang2pun memakai cincin. Lalu Nabi membuang cincin tersebut dan memakai cincin dari perak" (HR Al-Bukhari no 5865) Ibnu Umar juga berkata : "Rasulullah shallallahu 'ala -ihi wasallam memakai cin- cin dari perak, cincin terse- but berada di tangan Nabi, lalu setelah itu berpindah ke tangan Abu Bakar, se- telah itu berpindah ke ta- ngan Umar, setelah itu ber -pindah ke tangan Utsman hingga akhirnya cincin ter- sebut jatuh di sumur Ariis. Cincin tersebut terpahat- kan Muhammad Rasulul- ah" (HR Bukhari no 5873) Anas bin Maalik radhialla- hu 'anhu berkata : "Tatkala Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam hendak menulis su- rat kepada Romawi, maka dikatakan kepada beliau : "Sesungguhnya mereka (kaum Romawi) tidak akan membaca tulisanmu jika ti- dak distempel". Maka Nabi pun memakai cincin dari perak yg terpahat "Muham -mad Rasulullah" (HR Al- Bukhari no 5875) Para ulama telah berselisih pendapat, apakah mema- kai cincin hukumnya sun- nah atau hanya sekedar mubah (diperbolehkan)?. Sebagian ulama berpenda- pat bahwa memakai cincin hukumnya sunnah secara mutlak. Sebagian lagi ber- pendapat hukumnya sun- nah bagi para raja dan sul- tan yg membutuhkan stem -pel cincin sebagaimana kondisi Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam, adapun selain para raja dan sultan maka hukumnya hanyalah mubah, karena Nabi shalla -llahu 'alaihi wa sallam ti- daklah menggunakan cin- cin tersebut untuk berhias, akan tetapi karena ada ke- perluan. Dan sebagian ula- BULETIN JUMAT, No.358 / Th.VIII 22 Jumadil Awwal 1436 H [13 Maret 2015] DKM Masjid Ash-Shofa Perumahan Puri Anggrek Mas, DEPOK Serial Cincin : MEMAKAI CINCIN (Bag. 1) Halaman 2 Adapun memakai cincin pada jari telunjuk dan jari tengah maka ada larangan yang datang. Ali bin Abi Tholib radiallahu 'anhu berkata : "Rasulullah sha- llallahu 'alaihi wa sallam melarangku utk memakai cincin di kedua jariku ini atau ini". Ali mengisyarat- kan kepada jari tengah dan yang selanjutnya (yaitu jari telunjuk)." (HR Muslim no 2078) Para ulama berselisih pen- dapat tentang larangan pa- da hadits ini apakah la- rangan tahrim (haram) ataukah hanya larangan makruh??. Para ulama ju- ga sepakat bahwa larang- an ini hanya berlaku bagi kaum lelaki, adapun para wanita bebas untuk me- makai cincin di jari mana saja, karena para wanita dibolehkan untuk berhias. Al-Imam An-Nawawi rahi- mahullah berkata : "Kaum muslimin telah berijmak akan sunnahnya lelaki me- makai cincin di jari keling- king, adapun wanita maka boleh memakai cincin2 di jari-jari mereka. Mereka berkata hikmahnya mema- kai cincin di jari kelingking karena lebih jauh dari pe- ngotoran cincin akibat pe- nggunaan tangan, karena jari kelingking letaknya di ujung, dan juga jari keling- king tidak mengganggu aktivitas tangan. Hal ini berbeda dengan jari-jari yg lainnya. Dan dimakruhkan bagi seorang lelaki untuk memakai cincin di jari ten- tangan kanan-pen) sanad- nya shahih" (Zaadul Ma'- aad 1/139). Syaikh Al-'Utsaimin ber- kata, "Yang benar adalah sunnah menggunakan cin- cin di tangan kanan dan juga di tangan kiri" (Asy- Syarh Al-Mumti' 6/110). Diantara hadits-hadits ter- sebut adalah : Anas bin Malik berkata : "Cincin Na- bi shallallahu 'alaihi wa sa- llam di sini –Anas mengis- yaratkan ke jari kelingking dari tangan kirinya" (HR Muslim no 2095) Anas juga berkata : "Se- sungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sal- lam memakai cincin perak di tangan kanan beliau, ada mata cincinnya terbu- at dari batu habasyah (Eti- opia), beliau menjadikan mata cincinnya di bagian telapak tangannya" (HR Muslim no 2094) (lihat pembahasan tentang per- masalahan ini di http:// islamqa.info/ar/ref/139540) Hadits Anas di atas juga menunjukkan bahwa disu- nnahkan untuk memakai cincin pada jari kelingking. KETIGA : Bolehkah me- makai cincin di jari tengah dan telunjuk? Telah lalu bahwasanya sunnah bagi lelaki untuk memakai cin- cin pada jari kelingking, demikian pula ia diboleh- kan memakai cincin pada jari manis, karena tidak ada dalil yg melarangnya. -kruh, maka Imam Ahmad pun terheran" (At-Tamhiid 17/101) Pendapat yang hati lebih condong kepadanya ada- lah sunnahnya memakai cincin secara mutlak. Dalilnya adalah meskipun sebab Nabi memakai cin- cin adalah karena untuk menstempeli surat-surat yg akan beliau kirim ke- pada para pemimpin Ro- mawi, Persia, dan lain2, akan tetapi dzohir dari hadits Ibnu Umar di atas bahwasanya para saha- bat juga ikut memakai cin -cin karena mengikuti Na- bi shallallahu 'alaihi wa sallam. Padahal para sa- habat bukanlah para sul- ton, dan mereka tidak membutuhkan cincin un- tuk stempel. Wallahu a'lam bis showab. KEDUA : Ditangan yang mana dan jari yang mana memakai cincin? Sebagi- an ulama berpendapat akan disunahkan mema- kai cincin di tangan kiri, dan sebagian yang lain berpendapat di tangan kanan. Dan pendapat yg lebih kuat adalah penda- pat yg menyatakan dibo- lehkan di kanan atau di kiri. Ibnul Qoyyim rahimahul- lah berkata, "Semua ha- dits2 tersebut (yg menye- butkan Nabi mengguna- kan cincin di tangan kiri dan juga hadits-hadits yang menyebutkan Nabi menggunakan cincin di

As358_memakai cincin

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: As358_memakai cincin

Mendengarkan Khutbah adalah wajib, Maka simaklah Khutbah dan simpanlah Buletin Anda

ma lagi memandang hu-kumnya makruh bagi se-lain raja dan sulton, terle-bih lagi jika diniatkan un-tuk berhias. Ibnu Abdil Barr (wft 463 H) berkata : "Yang meru-pakan pendapat mayori-tas ulama dari kalangan ulama terdahulu dan yg sekarang yaitu bolehnya memakai cincin perak ba-gi sultan dan juga yang selainnya. Dan tatkala Imam Malik mengetahui sebagian orang meman-dang makruh hal ini ma-ka beliaupun menyebut-kan dalam kitab Muwat-tho' beliau…dari Soda-qoh bin Yasaar ia berka-ta, "Aku bertanya kepada Sa'id ibn Al-Musayyib tentang memakai cincin, maka beliau berkata : Pakailah dan kabarkan ke-pada orang2 bahwa-sanya aku telah berfatwa kepadamu akan hal ini" Tatkala sampai kepada Imam Ahmad tentang hal ini (yaitu bahwasanya memakai cincin bagi se-lain sultan hukumnya ma

Pertama : Hukum me-makai cincin. Ibnu Umar radhiallahu 'an-hu berkata "Nabi shallalla-hu 'alaihi wa sallam mema-kai cincin dari emas, beliau menjadikan mata cinci ba-gian dalam ke arah telapak tangan, maka orang2pun memakai cincin. Lalu Nabi membuang cincin tersebut dan memakai cincin dari perak" (HR Al-Bukhari no 5865) Ibnu Umar juga berkata : "Rasulullah shallallahu 'ala-ihi wasallam memakai cin-cin dari perak, cincin terse-but berada di tangan Nabi, lalu setelah itu berpindah ke tangan Abu Bakar, se-telah itu berpindah ke ta-ngan Umar, setelah itu ber-pindah ke tangan Utsman hingga akhirnya cincin ter-sebut jatuh di sumur Ariis. Cincin tersebut terpahat-kan Muhammad Rasulul-ah" (HR Bukhari no 5873) Anas bin Maalik radhialla-hu 'anhu berkata : "Tatkala Nabi shallallahu 'alaihi wa

sallam hendak menulis su-rat kepada Romawi, maka dikatakan kepada beliau : "Sesungguhnya mereka (kaum Romawi) tidak akan membaca tulisanmu jika ti-dak distempel". Maka Nabi pun memakai cincin dari perak yg terpahat "Muham-mad Rasulullah" (HR Al-Bukhari no 5875) Para ulama telah berselisih pendapat, apakah mema-kai cincin hukumnya sun-nah atau hanya sekedar mubah (diperbolehkan)?. Sebagian ulama berpenda-pat bahwa memakai cincin hukumnya sunnah secara mutlak. Sebagian lagi ber-pendapat hukumnya sun-nah bagi para raja dan sul-tan yg membutuhkan stem-pel cincin sebagaimana kondisi Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam, adapun selain para raja dan sultan maka hukumnya hanyalah mubah, karena Nabi shalla-llahu 'alaihi wa sallam ti-daklah menggunakan cin-cin tersebut untuk berhias, akan tetapi karena ada ke-perluan. Dan sebagian ula-

BULETIN JUMAT, No.358 / Th.VIII 22 Jumadil Awwal 1436 H [13 Maret 2015]

DKM Masjid Ash-Shofa Perumahan Puri Anggrek Mas, DEPOK

Serial Cincin : MEMAKAI CINCIN (Bag. 1)

Halaman 2

Adapun memakai cincin pada jari telunjuk dan jari tengah maka ada larangan yang datang. Ali bin Abi Tholib radiallahu 'anhu berkata : "Rasulullah sha-llallahu 'alaihi wa sallam melarangku utk memakai cincin di kedua jariku ini atau ini". Ali mengisyarat-kan kepada jari tengah dan yang selanjutnya (yaitu jari telunjuk)." (HR Muslim no 2078) Para ulama berselisih pen-dapat tentang larangan pa-da hadits ini apakah la-rangan tahrim (haram) ataukah hanya larangan makruh??. Para ulama ju-ga sepakat bahwa larang-an ini hanya berlaku bagi kaum lelaki, adapun para wanita bebas untuk me-makai cincin di jari mana saja, karena para wanita dibolehkan untuk berhias. Al-Imam An-Nawawi rahi-mahullah berkata : "Kaum muslimin telah berijmak akan sunnahnya lelaki me-makai cincin di jari keling-king, adapun wanita maka boleh memakai cincin2 di jari-jari mereka. Mereka berkata hikmahnya mema-kai cincin di jari kelingking karena lebih jauh dari pe-ngotoran cincin akibat pe-nggunaan tangan, karena jari kelingking letaknya di ujung, dan juga jari keling-king tidak mengganggu aktivitas tangan. Hal ini berbeda dengan jari-jari yg lainnya. Dan dimakruhkan bagi seorang lelaki untuk memakai cincin di jari ten-

tangan kanan-pen) sanad-nya shahih" (Zaadul Ma'-aad 1/139). Syaikh Al-'Utsaimin ber-kata, "Yang benar adalah sunnah menggunakan cin-cin di tangan kanan dan juga di tangan kiri" (Asy-Syarh Al-Mumti' 6/110). Diantara hadits-hadits ter-sebut adalah : Anas bin Malik berkata : "Cincin Na-bi shallallahu 'alaihi wa sa-llam di sini –Anas mengis-yaratkan ke jari kelingking dari tangan kirinya" (HR Muslim no 2095) Anas juga berkata : "Se-sungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sal-lam memakai cincin perak di tangan kanan beliau, ada mata cincinnya terbu-at dari batu habasyah (Eti-opia), beliau menjadikan mata cincinnya di bagian telapak tangannya" (HR Muslim no 2094) (lihat pembahasan tentang per-masalahan ini di http://islamqa.info/ar/ref/139540) Hadits Anas di atas juga menunjukkan bahwa disu-nnahkan untuk memakai cincin pada jari kelingking. KETIGA : Bolehkah me-makai cincin di jari tengah dan telunjuk? Telah lalu bahwasanya sunnah bagi lelaki untuk memakai cin-cin pada jari kelingking, demikian pula ia diboleh-kan memakai cincin pada jari manis, karena tidak ada dalil yg melarangnya.

-kruh, maka Imam Ahmad pun terheran" (At-Tamhiid 17/101) Pendapat yang hati lebih condong kepadanya ada-lah sunnahnya memakai cincin secara mutlak. Dalilnya adalah meskipun sebab Nabi memakai cin-cin adalah karena untuk menstempeli surat-surat yg akan beliau kirim ke-pada para pemimpin Ro-mawi, Persia, dan lain2, akan tetapi dzohir dari hadits Ibnu Umar di atas bahwasanya para saha-bat juga ikut memakai cin-cin karena mengikuti Na-bi shallallahu 'alaihi wa sallam. Padahal para sa-habat bukanlah para sul-ton, dan mereka tidak membutuhkan cincin un-tuk stempel. Wallahu a'lam bis showab. KEDUA : Ditangan yang mana dan jari yang mana memakai cincin? Sebagi-an ulama berpendapat akan disunahkan mema-kai cincin di tangan kiri, dan sebagian yang lain berpendapat di tangan kanan. Dan pendapat yg lebih kuat adalah penda-pat yg menyatakan dibo-lehkan di kanan atau di kiri. Ibnul Qoyyim rahimahul-lah berkata, "Semua ha-dits2 tersebut (yg menye-butkan Nabi mengguna-kan cincin di tangan kiri dan juga hadits-hadits yang menyebutkan Nabi menggunakan cincin di

Page 2: As358_memakai cincin

Halaman 3

gah dan juga jari yg sete-lahnya (jari telunjuk), dan hukumnya adalah makruh tanzih. Adapun memakai cincin di tangan kanan atau tangan kiri maka te-lah datang dua hadits ini, dan keduanya shahih" (Al-Minhaaj Syarh Shahih Mu-slim 14/71) KEEMPAT : Diharamkan bagi lelaki memakai sega-la bentuk perhiasan yang terbuat dari emas. Telah jelas dalam hadist Ibnu Umar di atas bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membuang cincin emasnya, karena cincin emas haram dipakai oleh lelaki. Bahkan bukan ha-nya cincin, segala perhi-asan yg terbuat dari emas dilarang bagi oleh lelaki. "Dari Ali bin Abi Tholib ra-dhiallahu 'anhu, bahwasa-nya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengambil kain sutra lalu meletakkannya di tangan kanan beliau, dan mengambil emas lalu beliau letakan di tangan kiri beliau, lalu beliau ber-kata : "Kedua perkara ini haram bagi kaum lelaki dari umatku" (HR Abu Da-wud no 4057, An-Nasaai no 5144, dan Ibnu Maajah no 3595, dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani) Bahkan para ashaab (pa-ra ulama syafi'iyah) berka-ta jika seandainya mata cincin terbuat dari emas atau dipoles dengan sedi-kit emas maka hukumnya juga haram, berdasarkan

Albani dan para pentah-qiq Musnad Ahmad) Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa cincin besi merupakan perhiasan penduduk ne-raka, ini merupakan 'illah (sebab) pengharaman penggunaan cincin besi. Dan kita ketahui bahwa-sanya para penghuni ne-raka diikat dengan rantai dan belenggu, dan yang kita ketahui biasanya ran-tai dan belenggu terbuat dari besi (lihat 'Aunul Ma'-buud 11/190). Allah juga berfirman : "Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi" (QS Al-Haaj : 21) Dari sini juga bisa kita pahami bahwasanya la-rangan memakai cincin besi mencakup laki-laki dan perempuan, karena keduanya dituntut untuk tidak menyerupai pendu-duk neraka. Dari sini juga kita pahami bahwasanya jika cincin tersebut tidak terbuat dari besi murni maka tidaklah mengapa (lihat Fathul Baari 10 / 323). Sebagian ulama mengha-ramkan cincin yang ter-buat dari tembaga karena tembaga juga merupakan perhiasan penduduk ne-raka. Allah berfirman : "Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka" (QS Al-Haaj : 19) Sa'id bin Jubair menafsir-kan pakaian dari api ter-sebut dengan"tembaga

keumuman hadits…. "Se-sungguhnya kedua perka-ra ini (kain sutra & emas) haram bagi kaum lelaki dari umatku dan halal bagi kaum wanitanya" (Al-Min-haaj Syarh Shahih Muslim 14/32) Karenanya para ulama memfatwakan bahwa jam tangan yg terdapat pada-nya emas maka tidak bo-leh digunakan oleh lelaki. Syaikh Al-Utsaimin rahi-mahullah berkata : "Jam yang dipoles dengan emas boleh bagi wanita, adapun bagi para lelaki maka ha-ram" (Majmuu' Al-Fataawa Syaikh Utsaimin 11/62) (Lihat juga Fatwa Al-Laj-nah Ad-Daaimah di http://www.alifta.net/Fatawa). KELIMA : Bolehkah me-makai cincin dari besi dan tembaga? Dalam hadits Abdullah bin 'Amr bin al-'Aash bahwasanya "Nabi shallallahu 'alaihi wa sal-lam melihat salah seorang sahabat memakai cincin dari emas, maka Nabipun berpaling darinya, lalu sa-habat tersebut pun mem-buang cincin tersebut, lalu memakai cincin dari besi. Maka Nabi shallallahu 'ala-ihi wa sallam berkata, "Ini lebih buruk, ini adalah per-hiasan penduduk neraka". Maka sahabat tersebut pun membuang cincin besi dan memakai cincin perak. Dan Nabi mendiamkann-ya" (HR Ahmad 6518, Al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrod no 1021, dan diha-sankan oleh Syaikh Al-

rena beberapa sisi : - Hadits tentang mahar ini bukanlah nash yang tegas akan bolehnya memakai cincin besi, karena bisa jadi yang dimaksud oleh Nabi adalah agar sang wa-nita memanfaatkan harga cincin besi tersebut (lihat Fathul Baari 10/323) - Dan jika kita menempuh metode tarjiih maka kita mendahulukan hadits la-rangan memakai cincin besi karena adanya kai-dah bahwa "Larangan di-dahulukan dari pada pem-bolehan", karena hukum bolehnya memakai cincin besi bersandar kepada hukum asal yaitu boleh-nya. Dan hukum haram-nya pengharaman cincin besi adalah hukumnya yg menunjukkan adanya per-ubahan, maka dalam tar-jiih, perubahan hukum di-dahulukan dari pada hu-kum asal. KESIMPULAN : [1]. Memakai cincin hu-kumnya sunnah (minimal hukumnya mubah dan ti-dak makruh) [2]. Para lelaki tidak boleh menggunakan cincin dari emas atau yang ada cam-puran emasnya atau po-lesan emas, dan boleh menggunakan cincin dari perak dan juga batu-batu mulia dan permata. (Lihat fatwa Al-Lajnah Ad-Daai-mah di http://www.alifta. net/Fatawa) [3]. Bagi wanita boleh me-makai cincin dari emas dan perak di jari mana sa-ja, karena para wanita di-

Advisor : M. Syaftari, Sandy M. Latief

M. Agoes Joesoef Suwardi Suwardjo

—————————————————————————

RedPel : Prasetya B. U.

Masjid Ash-Shofa

Puri Anggrek Mas - Depok

Ph./ SMS: 0811 10 6452

E-mail / Blog

[email protected] /

http://dkm-ash-

shofa.blogspot.com

Diterbitkan Oleh: DKM Masjid Ash-Shofa

yang dipanaskan" (Lihat Tafsir At-Thobari 18/591 & Tafsir Ibnu Katsir 5/406) Demikian juga firman Allah "Pakaian mereka adalah dari qothiroon" (QS Ibra-him : 50) Ibnu Abbas radhi-allahu 'anhumaa menafsir-kan qothiroon dengan nu-haas "tembaga yg panas" ‘(lihat Tafsir Ibnu Katsir 4/ 522 dan Ad-Dur Al-Mants-uur 8/581) Catatan : Adapun kisah se-orang sahabat yang hen-dak menikahi seorang wa-nita lantas ia tidak memiliki harta yang bisa dijadikan mahar, lalu Nabi shallalla-hu 'alaihi wa sallam berka-ta kepadanya : "Carilah (untuk bayar mahar-pen) meskipun sebuah cincin dari besi" (HR Al-Bukhari no 5135), maka kisah ini tidak bisa ditentangkan dengan hadits di atas, ka-

tuntut untuk berhias. [4]. Tidak boleh menggu-nakan cincin dari besi ba-ik lelaki maupun wanita, karena itu merupakan per-hiasan penduduk neraka. [5]. Disunnahkan bagi le-laki memakai cincin di jari kelingking baik di tangan kanan atau di tangan kiri. [6]. Dibolehkan juga bagi lelaki untuk memakai cin-cin di jari manis, karena tidak ada dalil yg mela-rangnya. Hanya diharam-kan (atau dimakruhkan menurut sebagian ulama) jika menggunakan cincin di jari telunjuk dan jari te-ngah. Masih banyak hukum2 dan perkara-perkara yang berkaitan dengan cincin, silahkan baca di

(http://www.saaid.net/Doat/yahia/59.htm) '

Husein Abdurrohman bersama Nashruddin Helmy dan 46

lainnya

∞▓∞

MUTIARA HIKMAH

Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib r.a.

bahwasanya Nabi s.a.w. melarang memakai

pakaian yang bergaris sutra dan yang dicelup dengan warna kuning, memakai cincin emas

dan membaca al-Qur'an

ketika ruku'," (HR Muslim [2078])

●●●