2
Mendengarkan Khutbah adalah wajib, Maka simaklah Khutbah dan simpanlah Buletin Anda tika sebelum iqamah dan shaf bagian depan tlh terisi penuh atau sudah tidak ada celah lagi, sementara yang bersangkutan datang ter- lambat dan memaksakan diri berada di shaf awal. Suatu saat Rasulullah sha- llallahu ‘alaihi wasallam pa- da hari Jum'at melihat se- seorang melangkahi pun- dak saudaranya yang lain, maka beliau menegurnya dan bersabda, artinya, "Duduklah kamu, sesungguh- nya kamu telah menggang- gunya." Hadits ini merupakan hadits yg paling keras dari hadits- hadits lainnya yg menying- gung permasalahan ini, se- bagaimana yg dijelaskan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar dalam al-Fath. Dalam sebu- ah riwayat marfu' dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu disebutkan dengan jelas tentang gugurnya pahala Jum'at bagi yg melangkahi pundak orang lain. Ibnu Wahab salah seorang parawi hadits tersebut me- Orang yg sedang sholat ber- arti sedang bermunajat kepa- da Rabbnya, mengingat dgn menyebut-Nya, berdoa, me- ngagungkan dan memuji ke- besaran-Nya. Maka selayak- nya seorang muslim tdk meng- ganggu kekhusyu'an sauda- ranya yg sedang bermunajat tersebut. Rasulullah shallalla- hu ‘alaihi wasallam ketika se- dang beri'tikaf tlh bersabda, artinya, "Ketahuilah bahwa setiap dari kalian sedang ber- munajat kepada Rabbnya, maka janganlah sebagian dari kalian mengganggu yang lainnya." (HR Ahmad, Abu Dawud dan dishahihkan al- Albani). Mengganggu atau menyakiti kaum muslimin secara umum adalah perbuatan yg dilarang, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, artinya, "Barang siapa yang mengganggu orang-orang muslim di jalan mereka maka laknat mereka pasti akan me- nimpanya." Maka tdk diragukan lagi bah- wa mengganggu sesama mu- slim di dlm masjid dan mem- buat keributan di sekitar orang yg sedang shalat atau sedang berdzikir adalah perbuatan yang dilarang. Perbuatan ter- sebut termasuk kemungkaran yang besar, karena akan me- numbuhkan sikap meremeh- kan kemuliaan masjid dan orang-orang yg sedang ber- ibadah di dalamnya. Di bawah ini ada beberapa hal yg merupakan bentuk dari perilaku yg dapat menggang- gu sesama muslim tatkala berada di dalam masjid. Di- harapkan dengan menyebut- kannya dpt menjadi peringat- an bagi kita semua agar se- nantiasa berhati-hati dan men- jauhinya. Melangkahi Pundak Melangkahi pundak merupa- kan salah satu bentuk menya -kiti perasaan atau menggang- gu orang yang (akan) shalat, terutama pada hari Jum'at atau di masjid yang penuh dengan jama'ah. Lebih tidak sopan lagi bila dlm mengang- kat kaki sejajar atau di atas kepala jama'ah yg dia lewati. Kasus ini biasanya terjadi ke- BULETIN JUMAT, No.317 / Th.VII 16 Rajab 1435 H [16 M e i 2014] BULETIN JUMAT, No.317 / Th.VII 16 Rajab 1435 H [16 M e i 2014] BULETIN JUMAT, No.317 / Th.VII 16 Rajab 1435 H [16 M e i 2014] BULETIN JUMAT, No.317 / Th.VII 16 Rajab 1435 H [16 M e i 2014] DKM Masjid Ash DKM Masjid Ash DKM Masjid Ash DKM Masjid Ash- - -Shofa Perumahan Puri Anggrek Mas, DEPOK Shofa Perumahan Puri Anggrek Mas, DEPOK Shofa Perumahan Puri Anggrek Mas, DEPOK Shofa Perumahan Puri Anggrek Mas, DEPOK JANGAN MENGGANGGU ORANG SHALAT Halaman 2 adalah perbuatan haram. Dan meninggalkan yang haram harus didahulukan daripada mengejar keutamaan. Yang dituntut bagi seorang muslim adalah hendaknya melapangkan shaf bagi orang lain apabila memungkinkan. Jangan sampai mangambil tempat melebihi dari kebu- tuhannya dan merasa berat untuk memberi tempat kepada saudaranya padahal masih memungkinkan. Namun bagi yang datang lebih belakang atau terlambat juga harus bersikap toleran dan lemah lembut kepada saudaranya. Hendaknya jangan membuat sempit tempat saudaranya jika shaf tersebut memang sudah tidak mungkin lagi un- tuk diisi. Islam mengajarkan agar seseorang duduk di be- lakang atau tempat mana saja yang kosong apabila sudah tidak ada tempat lagi untuk diduduki. Membaca al-Qur'an dengan Suara Keras Membaca al-Qur'an di dalam masjid dengan suara keras, selain mengganggu orang yg sedang shalat juga meng- ganggu orang lain yg sedang membaca al-Qur'an. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang perbuatan itu melalui sebuah hadits dari Abu Sa'id al-Khudri radhiyalla- hu ‘anhu dia berkata, “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beri'tikaf di dalam masjid, beliau mendengar para shahabat membaca al- Qur'an dengan suara keras, dan sebagian yang lain meng -haramkannya sebagaimana dikatakan al-Imam an Nawa- wi dan Syaikhul Islam. Na- mun keharaman ini dikecuali- kan jika orang yang datang lebih dahulu tidak menempati shaf awal, dan membiarkan shaf depan ada celah. Maka dlm hal ini boleh seseorang melangkahi pundak untuk menyempurnakan shaf dan menutup celah yang kosong. Wallahu a'lam. Mendesak Orang Lain Ketika Shalat Tidak diragukan lagi bahwa terlalu berdesakan ketika sha -lat menyebabkan hilang atau berkurangnya kekhusyu'an. Pemandangan seperti ini ter- jadi khususnya pada hari Jum'at, ketika malam bulan Ramadhan dan semisalnya. Kesalahan ini biasanya dila- kukan oleh orang yg datang terlambat namun ingin ber- ada di shaf depan, bahkan tak segan-segan menerobos shaf dengan menggunakan kekuatan ototnya. Terlalu berdesakan akan me- nyebabkan orang tidak dapat meletakkan kedua tangannya di dada dengan baik ketika shalat, dan menyebabkan sa- ling berhimpitan terutama ke- tika sedang duduk atau tahi- yat. Dan yang jelas sikap nye -lonong atau menerobos shaf yang sudah rapat adalah per- buatan merebut hak orang lain dan tidak menghormati jama'ah yg datang lebih awal. Memang benar shaf awal adalah sangat utama, namun mengganggu sesama muslim nyatakan bahwa makna dari hadits ini adalah, sholat yg dilakukan hukumnya tetap sah namun dia tidak menda -patkan keutamaan Jum'at. (Fathul Bari 2/414). Hadits di atas meskipun ter- kait dengan shalat Jum'at, namun bukan berarti larang- an hanya berlaku pada hari tersebut. Penyebutan dgn hari Jum'at karena umum- nya pada hari tersebut ba- nyak kaum muslimin yg ha- dir di masjid. Ini dikuatkan dengan sabda Nabi shalla- llahu ‘alaihi wasallam, "Sungguh engkau telah mengganggu," dan meng- ganggu sesama muslim di- larang setiap waktu bukan pada hari Jum'at saja. Telah berkata al-Imam an- Nawawi, "Orang yang ma- suk masjid, baik pada hari Jum'at atau selainnya dila- rang melangkahi tengkuk saudaranya, kecuali jika sa- ngat terpaksa (darurat)." (al-Majmu' syarh al-Muhadz -dzab 4/546) Syaikhul Islam Ibnu Taimiy- ah juga mengatakan, "Tidak boleh bagi siapa saja me- langkahi pundak seorang muslim untuk mendapatkan shaf pertama jika di dekat- nya tidak ada celah yg da- pat diisi baik pada hari Jum- 'at atau lainnya. Karena hal itu merupakan perbuatan zhalim dan kedurhakaan ke- pada Allah subhanahu wa- ta’ala”.(al-Ikhtiyarat hal 87). Sebagian ulama mengata- kan makruh perbuatan ini,

317_jangan mengganggu orang shalat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 317_jangan mengganggu orang shalat

Mendengarkan Khutbah adalah wajib, Maka simaklah Khutbah dan simpanlah Buletin Anda

tika sebelum iqamah dan shaf bagian depan tlh terisi penuh atau sudah tidak ada celah lagi, sementara yang bersangkutan datang ter-lambat dan memaksakan diri berada di shaf awal. Suatu saat Rasulullah sha-llallahu ‘alaihi wasallam pa-da hari Jum'at melihat se-seorang melangkahi pun-dak saudaranya yang lain, maka beliau menegurnya dan bersabda, artinya, "Duduklah kamu, sesungguh-nya kamu telah menggang-gunya." Hadits ini merupakan hadits yg paling keras dari hadits-hadits lainnya yg menying-gung permasalahan ini, se-bagaimana yg dijelaskan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar dalam al-Fath. Dalam sebu-ah riwayat marfu' dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu disebutkan dengan jelas tentang gugurnya pahala Jum'at bagi yg melangkahi pundak orang lain. Ibnu Wahab salah seorang parawi hadits tersebut me-

Orang yg sedang sholat ber-arti sedang bermunajat kepa-da Rabbnya, mengingat dgn menyebut-Nya, berdoa, me-ngagungkan dan memuji ke-besaran-Nya. Maka selayak-nya seorang muslim tdk meng-ganggu kekhusyu'an sauda-ranya yg sedang bermunajat tersebut. Rasulullah shallalla-hu ‘alaihi wasallam ketika se-dang beri'tikaf tlh bersabda, artinya, "Ketahuilah bahwa setiap dari kalian sedang ber-munajat kepada Rabbnya, maka janganlah sebagian dari kalian mengganggu yang lainnya." (HR Ahmad, Abu Dawud dan dishahihkan al-Albani). Mengganggu atau menyakiti kaum muslimin secara umum adalah perbuatan yg dilarang, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, artinya, "Barang siapa yang mengganggu orang-orang muslim di jalan mereka maka laknat mereka pasti akan me-nimpanya." Maka tdk diragukan lagi bah-wa mengganggu sesama mu-slim di dlm masjid dan mem-

buat keributan di sekitar orang yg sedang shalat atau sedang berdzikir adalah perbuatan yang dilarang. Perbuatan ter-sebut termasuk kemungkaran yang besar, karena akan me-numbuhkan sikap meremeh-kan kemuliaan masjid dan orang-orang yg sedang ber-ibadah di dalamnya. Di bawah ini ada beberapa hal yg merupakan bentuk dari perilaku yg dapat menggang-gu sesama muslim tatkala berada di dalam masjid. Di-harapkan dengan menyebut-kannya dpt menjadi peringat-an bagi kita semua agar se-nantiasa berhati-hati dan men-jauhinya. Melangkahi Pundak Melangkahi pundak merupa-kan salah satu bentuk menya-kiti perasaan atau menggang-gu orang yang (akan) shalat, terutama pada hari Jum'at atau di masjid yang penuh dengan jama'ah. Lebih tidak sopan lagi bila dlm mengang-kat kaki sejajar atau di atas kepala jama'ah yg dia lewati. Kasus ini biasanya terjadi ke-

BULETIN JUMAT, No.317 / Th.VII 16 Rajab 1435 H [16 M e i 2014]BULETIN JUMAT, No.317 / Th.VII 16 Rajab 1435 H [16 M e i 2014]BULETIN JUMAT, No.317 / Th.VII 16 Rajab 1435 H [16 M e i 2014]BULETIN JUMAT, No.317 / Th.VII 16 Rajab 1435 H [16 M e i 2014]

DKM Masjid AshDKM Masjid AshDKM Masjid AshDKM Masjid Ash----Shofa Perumahan Puri Anggrek Mas, DEPOKShofa Perumahan Puri Anggrek Mas, DEPOKShofa Perumahan Puri Anggrek Mas, DEPOKShofa Perumahan Puri Anggrek Mas, DEPOK

JANGAN MENGGANGGU ORANG SHALAT

Halaman 2

adalah perbuatan haram. Dan meninggalkan yang haram harus didahulukan daripada mengejar keutamaan. Yang dituntut bagi seorang muslim adalah hendaknya melapangkan shaf bagi orang lain apabila memungkinkan. Jangan sampai mangambil tempat melebihi dari kebu-tuhannya dan merasa berat untuk memberi tempat kepada saudaranya padahal masih memungkinkan. Namun bagi yang datang lebih belakang atau terlambat juga harus bersikap toleran dan lemah lembut kepada saudaranya. Hendaknya jangan membuat sempit tempat saudaranya jika shaf tersebut memang sudah tidak mungkin lagi un-tuk diisi. Islam mengajarkan agar seseorang duduk di be-lakang atau tempat mana saja yang kosong apabila sudah tidak ada tempat lagi untuk diduduki. Membaca al-Qur'an dengan Suara Keras Membaca al-Qur'an di dalam masjid dengan suara keras, selain mengganggu orang yg sedang shalat juga meng-ganggu orang lain yg sedang membaca al-Qur'an. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang perbuatan itu melalui sebuah hadits dari Abu Sa'id al-Khudri radhiyalla-hu ‘anhu dia berkata, “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beri'tikaf di dalam masjid, beliau mendengar para shahabat membaca al-Qur'an dengan suara keras,

dan sebagian yang lain meng-haramkannya sebagaimana dikatakan al-Imam an Nawa-wi dan Syaikhul Islam. Na-mun keharaman ini dikecuali-kan jika orang yang datang lebih dahulu tidak menempati shaf awal, dan membiarkan shaf depan ada celah. Maka dlm hal ini boleh seseorang melangkahi pundak untuk menyempurnakan shaf dan menutup celah yang kosong. Wallahu a'lam. Mendesak Orang Lain Ketika Shalat Tidak diragukan lagi bahwa terlalu berdesakan ketika sha-lat menyebabkan hilang atau berkurangnya kekhusyu'an. Pemandangan seperti ini ter-jadi khususnya pada hari Jum'at, ketika malam bulan Ramadhan dan semisalnya. Kesalahan ini biasanya dila-kukan oleh orang yg datang terlambat namun ingin ber-ada di shaf depan, bahkan tak segan-segan menerobos shaf dengan menggunakan kekuatan ototnya. Terlalu berdesakan akan me-nyebabkan orang tidak dapat meletakkan kedua tangannya di dada dengan baik ketika shalat, dan menyebabkan sa-ling berhimpitan terutama ke-tika sedang duduk atau tahi-yat. Dan yang jelas sikap nye-lonong atau menerobos shaf yang sudah rapat adalah per-buatan merebut hak orang lain dan tidak menghormati jama'ah yg datang lebih awal. Memang benar shaf awal adalah sangat utama, namun mengganggu sesama muslim

nyatakan bahwa makna dari hadits ini adalah, sholat yg dilakukan hukumnya tetap sah namun dia tidak menda-patkan keutamaan Jum'at. (Fathul Bari 2/414). Hadits di atas meskipun ter-kait dengan shalat Jum'at, namun bukan berarti larang-an hanya berlaku pada hari tersebut. Penyebutan dgn hari Jum'at karena umum-nya pada hari tersebut ba-nyak kaum muslimin yg ha-dir di masjid. Ini dikuatkan dengan sabda Nabi shalla-llahu ‘alaihi wasallam, "Sungguh engkau telah mengganggu," dan meng-ganggu sesama muslim di-larang setiap waktu bukan pada hari Jum'at saja. Telah berkata al-Imam an-Nawawi, "Orang yang ma-suk masjid, baik pada hari Jum'at atau selainnya dila-rang melangkahi tengkuk saudaranya, kecuali jika sa-ngat terpaksa (darurat)." (al-Majmu' syarh al-Muhadz-dzab 4/546) Syaikhul Islam Ibnu Taimiy-ah juga mengatakan, "Tidak boleh bagi siapa saja me-langkahi pundak seorang muslim untuk mendapatkan shaf pertama jika di dekat-nya tidak ada celah yg da-pat diisi baik pada hari Jum-'at atau lainnya. Karena hal itu merupakan perbuatan zhalim dan kedurhakaan ke-pada Allah subhanahu wa-ta’ala”.(al-Ikhtiyarat hal 87). Sebagian ulama mengata-kan makruh perbuatan ini,

Page 2: 317_jangan mengganggu orang shalat

Halaman 3

maka beliau bersabda, "Ketahuilah sesungguhnya masing-masing dari kalian sedang bermunajat kepada Rabbnya, maka janganlah sebagian dari kalian meng-ganggu yg lain, dan jangan-lah sebagian mengeraskan suara di atas yang lain da-lam membaca al-Qur'an, atau beliau bersabda, "di dalam shalat." (HR.Ahmad dan Abu Dawud) Syaikhul Islam berkata, "Tidak boleh bagi siapa pun mengeraskan suara ketika membaca baik di dalam sha-lat maupun di luar shalat, ter-utama ketika di dalam masjid karena hal itu dapat meng-ganggu orang lain." Dan ke-tika ditanya tentang menge-raskan bacaan al-Qur'an di dalam masjid, beliau menja-wab, "Segala perbuatan yg bisa mengganggu orang yg berada di dalam masjid atau yg mengarah pada perbuat-an itu maka hal itu terlarang”, wallahu a'lam. (al-Fatawa 23/61). Adapun membaca dengan bersuara namun tidak terlalu keras dan tidak mengganggu orang lain maka hal itu dibo-lehkan sebagaimana banyak tersebut di dalam hadits. Terutama jika yang bersang-kutan merasa aman dari per-buatan riya'. Bahkan bisa ja-di merupakan keharusan apa-bila dalam rangka belajar al-Qur'an. Karena tidak diragu-kan lagi bahwa mengeras-kan bacaan dalam kondisi ini akan menggugah hati, me-nambah semangat dan mem-berikan manfaat bagi orang

masih ada jalan lain yg me-mungkinkan untuk dilewati. Karena dlm sebuah hadits yang bersumber dari Abu Sa'id al-Khudri radhiyallahu ‘anhuRasulullah shallallahu ‘alaihi wasallambersabda, artinya, "Jika salah seorang diantara kalian shalat meng-hadap sutrah (yg mengha-langi) orang (untuk lewat), lalu ada seseorang yg mau melewatinya maka tahanlah dia. Apabila menolak maka lawanlah dia karena dia ada-lah syetan." (HR.al-Bukhari dan Muslim) Berbicara Dengan Suara Keras Hal ini terjadi ketika seke-lompok orang khususnya para pemuda terlibat dalam sebuah pembicaraan. Ketika iqamah telah dikumandang-kan mereka tidak segera menyelesaikan pembicara-an namun tetap melanjut-kannya sehingga terlambat bertakbiratul ihram dan mem-baca al-Fatihah bersama imam. Ketika imam sudah mendekati rukuk barulah mereka menuju shaf untuk menyusul shalat. Sikap ini dari satu sisi meru-pakan bentuk meremehkan terhadap shalat dan di sisi lain akan mengganggu sau-dara-saudara mereka yang sedang shalat. Jika orang yang sedang shalat sunnah diperintahkan untuk mem-batalkannya ketika sudah iqamah (jika diperkirakan ke-tinggalan takbiratul ihram, red) maka bagaimana lagi hanya sekedar mengobrol?

lain yang mendengarkannya. (at-Tibyan, an-Nawawi hal 71) Dalam shalat malam juga di-bolehkan mengeraskan baca-an selagi dapat menjaga diri dari riya'. Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan bahwa ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mendengar seseo-rang membaca sebuah surat dari al-Qur'an pada suatu ma-lam, beliau bersabda, "Semoga Allah merahmati-nya, sungguh bacaannya itu telah mengingatkanku pada ayat ini dan ini yang sebelum-nya saya kira bagian dari su-rat ini dan ini." (HR.al-Bukhari dan Muslim). Lewat di Depan Orang Shalat Berjalan di depan orang sha-lat di antara dia dan sutrah (pembatas)nya adalah perbu-atan haram, karena meng-ganggu dan mengacaukan konsentrasinya dalam bermu-najat kepada Allah subhana-hu wata’ala. Perbuatan ini di-larang dengan keras dan pe-lakunya mendapatkan anca-man yang sangat berat, se-bagaimana dalam sabda Na-bi shallallahu ‘alaihi wasallam yang menjelaskan bahwa berdiri selama empat puluh (hari atau bulan atau tahun, perawi tidak tahu persis-red)adalah lebih baik daripada lewat di hadapan orang yang sedang shalat. Oleh karena itu dibolehkan bagi yg sedang shalat untuk mencegah orang yang akan melewatinya, jika sekiranya

Dan orang tersebut tidak ber-takbir setelah imam bertak-bir, tdk membaca iftitah dan al-Fatihah padahal dia punya kesempatan untuk itu. Maka dengan demikian, rakaat apa yang telah dia kerjakan, dan shalat model apa yg dia laku-kan? Wallahu a’lam bish shawab [Sumber: “Ahkam Hudhur al-Masajid”, Abdullah bin Shalih al-Fauzan, edisi Indonesia “Adab Masuk Masjid” Pusta-ka Azzam (hal 161-168) dgn penyesuaian bahasa.(Abu Ahmad)].

http://babussalampar-bar.blogspot.com/2009/07/jangan-mengganggu-orang-

shalat.html

§§§ MUTIARA HIKMAH

“Janganlah kamu meremehkan sedikitpun

perbuatan ma’ruf, sekalipun kamu sekedar

menemui saudaramu dengan wajah berseri.”

(HR Muslim)

∞§∞

“Naungan orang beriman di hari Kiamat adalah sedekahnya.”

(HR Ahmad)

∞§∞

“Setiap orang berada di bawah naungan

sedekahnya (pada hari Kiamat) hingga diputus-

kan di antara manusia

Advisor : M. Syaftari, Sandy M. Latief

M. Agoes Joesoef Suwardi Suwardjo

—————————————————————————

RedPel : Prasetya B. U.

Masjid Ash-Shofa

Puri Anggrek Mas - Depok

Ph./ SMS: 0811 10 6452

E-mail / Blog

[email protected] /

http://dkm-ash-

shofa.blogspot.com

Diterbitkan Oleh:

DKM Masjid Ash-Shofa

Memang benar seseorang yg mendapatkan ruku’ dihitung telah mendapatkan satu raka-'at, namun itu bagi orang yg benar-benar telambat, bukan sengaja mengulurnya sedang dia berada di masjid dan me-ngetahui dimulainya shalat. Mengenai hukum orang yang melakukan perbuatan demiki-an maka ada perbedaan apa-kah dia terhitung mendapat-kan raka’at atau tidak. Saya (penulis,red) lebih condong kepada pendapat yg menya-takan bahwa orang yg tidak membaca al-Fatihah karena menyepelekan dan sibuk de-ngan obrolan maka raka’at-nya batal, sehingga tidak ter-hitung medapatkan satu raka-’at. Karena dia telah melang-gar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, artinya, "Tidaklah dijadikan seorang imam kecuali untuk diikuti, maka jika dia bertakbir ber-takbirlah kalian semua."

atau ia berkata: “Ditetapkan hukuman di

antara manusia.” Yazid berkata:

”Abul Khair tidak pernah melewati satu haripun

melainkan ia bersedekah padanya dengan

sesuatu walaupun hanya

sepotong kueh atau bawang merah atau

seperti ini.” (HR Al-Baihaqi –

Al-Hakim – Ibnu Khuzaimah)

∞§∞

Ya Allah, janganlah Engkau jadikan dunia pusat perhatianku

dan batas pengetahuanku.”

(HR Tirmidzi)

∞§∞ "Apa yang sedikit tetapi

mencukupi lebih baik daripada banyak tetapi

melalaikan." (HR. Abu Dawud)

∞§∞

"Bagi tiap sesuatu terdapat ujian dan cobaan, dan ujian

serta cobaan terhadap umatku ialah harta-benda." (HR. Tirmidzi)