28

3 sungai pembersih dosa

Embed Size (px)

Citation preview

ن عن عباده ويعفو ع وهو الذي يقبل التوبة

يئات ويعلم ما تفع الس لو

Dan Dialah yang menerima tobat dari hamba-

hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-

kesalahan dan mengetahui apa yang kamu

kerjakan. assyura 25

Dari Ali -radhiallahu anhu- dari Rasulullah -

shallallahu alaihi wasallam- bersabda, “Tidaklah

seseorang melakukan perbuatan dosa lalu di

bangun dan bersuci, kemudian mengerjakan

shalat, dan setelah itu memohon ampunan

kepada Allah melainkan Allah akan memberikan

ampunan kepadanya.” (HR. At-Tirmizi, Abu

Dawud dan Ibnu Majah, serta dishahihkan oleh

Asy-Syaikh Albani dalam Shahih Sunan At-

Tirmizi I/128)Hadits di atas dijadikan dalil oleh para ulama akan adanya shalat sunnah

taubat, sebagaimana yang disebutkan oleh Asy-Syaikh Muhammad bin

Umar Bazmul dalam kitabnya Bughyatul Muthathawwi’ fii Shalat at-

Tatawwu’.

“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan

perbuatan keji atau menganiaya diri mereka sendiri mereka

ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa

mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain

dari pada Allah. Dan mereka tidak meneruskan perbuatan

kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”(QS. Ali Imran :

135)

والذين إذا فعلوا فاحشة أو ظ لموا أنفسهم ذكروا الل

و فاستغفروا لذنوبهم ومن يغ لم فر الذنوب إال الل

وا على ما فعلوا وهم يعل يصر مو

Adapun syarat diterimanya taubat, maka Asy-Syaikh Abdul Aziz

Ar-Rajihi -hafizhahullah- menyebutkan ada delapan, yaitu:

1. Taubatnya harus ikhlas, hanya mengharapkan dengannya

wajah Allah. Taubatnya bukan karena riya, bukan pula karena

sum’ah (keinginan untuk didengar) dan bukan pula karena dunia.

2. Berlepas diri dari maksiat tersebut.

3. Menyesali dosa yang telah dia kerjakan tersebut.

4. Bertekad untuk tidak mengulangi maksiat tersebut.

5. mengembalikan apa yang kita zhalimi kepada pemiliknya, kalau

kezhalimannya berupa darah atau harta atau kehormatan.

Kami katakan: Maksudnya kalau kita menzhalimi seseorang pada

darahnya, harta atau kehormatannya, maka kita wajib untuk

meminta maaf kepadanya dan meminta kehalalan darinya atas

kezhaliman kita.

6. Bertaubat sebelum roh sampai ke tenggorokan (sakratul maut).

7. sebelum Siksaan turun menimpa dirinya.

8. Matahari belum terbit dari sebelah barat.

"Sesungguhnya Allah membentangkan

kasihNya pada malam hari, agar pelaku

dosa pada siang harinya bertaubat. Dan

dia membentangkan kasihNYA pada siang

hari agar orang yang berbuat salah pada

malam harinya bertaubat. Demikianlah

hukumNya hingga matahari terbit dari

tempat terbenamnya" (HR MUSLIM DAN

NASAI)

Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang

hambanya selama ia belum sakaratulmaut” (HR

AHMAD DAN TIRMIZI)

“Andaikata kalian berbuat dosa-dosa sampai mencapai

langit, kemudian kalian menyesalinya, nescaya Dia akan

mengampuni kalian” (HR IBNU MAJAH)

Apa ciri-ciri bahwa taubat seorang diterima oleh

Allah?

1. dirinya jauh dan terhindar dari maksiat

2. ia merasakan hatinya selalu bergembira dan

rasanya Allah begitu dekat dengannya

3. dekat dengan orang-orang yang sholeh dan jauh

dari ahli maksiat

4. ia merasa puas mendapatkan segi dunia meski

sedikit,sebaliknya ia merasa kurang walaupun dia

telah melakukan banyak amalan akhirat.

5. ia menyibukkan hatinya dengan sesuatu yang

diwajibkan Allah

6. ia menjaga lisannya,selalu tafakur,dan selalu

menyesali dosa-dosa yang pernah dikerjakan.

[Imam Ghazali]

متابا ومن تاب وعمل صالحا فإنه يتوب إلى الل

Dan orang yang bertobat dan mengerjakan amal

saleh, maka sesungguhnya dia bertobat kepada

Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.

Al furqon 71

وإني لغفار لمن تاب وآمن وعمل صالحا ثم اهتدى

Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun

bagi orang yang bertobat, beriman, beramal

saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.

Beberapa Amalan kebaikan

sebagai pelebur dosa

وأقم الصالة طرفي النهار و زلفا من الليل إ

السيئات الحسنات يذهبن

“Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi

siang (pagi dan petang) dan pada bahagian

permulaan daripada malam. Sesungguhnya

perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan

(dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.” (QS.

Huud: 114)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa

sallam bersabda,

لوات الخمس والجمعة إل الص إلى ى الجمعة ورمضا

مكفرات لما بينه ار الكب ن إذا اجتنبت رمضا

“Di antara shalat lima waktu, di antara Jum’at yang

satu dan Jum’at yang berikutnya, di antara

Ramadhan yang satu dan Ramadhan yang

berikutnya, akan mengampuni dosa-dosa di antara

kedunya asalkan dosa-dosa besar dijauhi.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga

bersabda,

إيمانا واحتساب فر له ما تقد من صام رمضا ذنبه م من ا

“Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan atas

dasar iman dan mengharapkan pahala dari Allah,

maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.”

Dalam hadits lain disebutkan pula,

دقة تطفئ الخطيئة كما يط د يأكل فئ الماء النار والحس الص

الحسنات كما تأكل النار الحطب

“Sedekah itu akan memadamkan dosa

sebagaimana air dapat memadamkan api.

Hasad akan memakan kebaikan

sebagaimana api melahap kayu bakar.”

Dalam hadits lain disebutkan,

جل في أهله وماله وو الة و فتنة الر يام لده تكفرها الص الص

دقة والمر بالمعروف وال نهي عن المنكر والص

“Keluarga, harta, dan anak dapat

menjerumuskan seseorang dalam maksiat

(fitnah). Namun fitnah itu akan terhapus

dengan shalat, shaum, shadaqah, amr

ma’ruf (mengajak pada kebaikan) dan nahi

mungkar (melarang dari kemungkaran).”

Sumber: Majmu’ Al Fatawa, Ibnu Taimiyah

لنا هو موالقل لن يصيبنا إال ما كتب نا الل

فليتوكل ال وعلى الل منو م

Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami

melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi

kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada

Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.“

attaubah 51

Dari Abu Said Al-Khudri dan dari Abu Hurairah radhiallahu

anhuma dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau

bersabda:

حزن ول أذى ول غم حتى ما يصيب المسلم من نصب ول وصب ول هم ول

بها من خطاياه الشوكة يشاكها إل كفر الل

“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu kelelahan, atau

penyakit, atau kehawatiran, atau kesedihan, atau

gangguan, bahkan duri yang melukainya melainkan Allah

akan menghapus kesalahan-kesalahannya

karenanya.” (HR. Al-Bukhari no. 5642 dan Muslim no.

2573)

Hikmah dibalik sakit dan musibah diterangkan

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, dimana

beliau bersabda:

“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu

penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan

mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti

pohon yang mengugurkan daun-daunnya”.

(HR. Bukhari no. 5660 dan Muslim no. 2571).

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu dia berkata:

Aku pernah menjenguk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam

ketika sakit, sepertinya beliau sedang merasakan rasa

sakit yang parah. Maka aku berkata:

ه أذى جرين قال أجل ما من مسلم يصيب إنك لتوعك وعكا شديدا قلت إن ذاك بأن لك أ

عنه خطاياه كما تحات ورق الشجر إل حات الل

“Sepertinya anda sedang merasakan rasa sakit yang amat

berat, oleh karena itukah anda mendapatkan pahala dua

kali lipat.” Beliau menjawab, “Benar, tidaklah seorang

muslim yang terkena gangguan melainkan Allah akan

menggugurkan kesalahan-kesalahannya sebagaimana

gugurnya daun-daun di pepohonan.”(HR. Al-Bukhari no.

5647 dan Muslim no. 2571)

Dari Jabir bin Abdullah radhiallahu anhuma bahwa

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam datang berkunjung

ke rumah Ummu Sa`ib atau Ummu Musayyab, maka beliau

bertanya:

فيها فق ما لك يا أم السائب أو يا أم المسيب تزفزفي ى ل بارك الل ال ل ن قالت الحم

ى فإنها تذهب خطايا بني آدم كما ي ذهب الكير خبث الحديد تسب ي الحم

“Ada apa denganmua wahai Ummu Sa`ib -atau Ummu

Musayyab- sampai menggigil begitu?” Dia menjawab,

“Demam! Semoga Allah tidak memberkahinya.” Maka Nabi

shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Janganlah kamu

mencela penyakit demam, karena dia dapat menghilangkan

kesalahan (dosa-dosa) anak Adam, seperti halnya kir (alat

peniup atau penyala api) membersihkan karat-karat

besi.” (HR. Muslim no. 4575)