Upload
yayasan-terangi
View
7.635
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Monitoring merupakan kegiatan pengambilan data dan informasi pada ekosistem terumbu karang atau pada manusia yang memanfaatkan sumberdaya terumbu karang tersebut. Idealnya, seorang pengelola terumbu karang harus menguasai dasar-dasar monitoring yang terdiri dari berbagai macam parameter yang dapat atau tidak berubah sepanjang waktu.Ada dua macam tipe umum monitoring, yaitu monitoring ekologi dan monitoring sosial-ekonomi. Parameter-parameter yang digunakan dalam kedua macam monitoring tersebut seringkali berhubungan sangat dekat, sehingga monitoring ekologi dan sosial-ekonomi dapat dilakukan pada tempat dan waktu yang bersamaan.
Citation preview
Metode Pemantauan Terumbu Karang
Edi Rudi & Safran Yusri
Metode Pemantauan
Metode skala luas Manta Tow (Survei Manta) Timed Swim (Survei Snorkel)
Metode skala menengah Point Intercept Transect (Transek Poin) Line Intercept Transect (Transek Garis)
Metode skala detil Quadrat (Kuadrat) Belt Transect (Transek Sabuk)
Manta Tow (Survei Manta)
Survei manta adalah survei untuk mendapatkan gambaran umum kawasan terumbu karang suatu wilayah yang dilakukan oleh pengamat, yang menggunakan masker dan snorkel dan ditarik oleh sebuah perahu kecil di sepanjang daerah pengamatan.
praktik
praktik
1. Tariklah pengamat secara sejajar tepi terumbu yang diamati. Kecepatan perahu sekitar 4 km/jam.
2. Pengamat memperkirakan persen tutupan dari setiap variabel yang dipilih sebelumnya. Jarak pandang disesuaikan dengan kemampuan pengamat dan kondisi di lapangan.
3. Pengatur waktu memperhatikan keselamatan pengamat sekaligus menghitung waktu pengamatan.
4. Setelah dua menit, kapal dihentikan, pengamat mencatat berbagai variabel yang diamati, sementara pengatur waktu mencatat nomor tarikan dan posisi di peta. Posisi dapat ditentukan dengan GPS, kompas, atau dengan melihat tanda-tanda alam.
5. Selanjutnya ulangi langkah 1 – 4 hingga seluruh daerah yang ditentukan berhasil diamati.
praktik
praktik
Fenomena
Achantaster planci
Pengolahan dan Analisis Data
Hitunglah persentase tutupan karang hidup dengan menjumlahkan karang keras dan karang lunak.
Hitunglah persentase tutupan rata-rata dari lokasi tersebut untuk mengetahui gambaran umum lokasi pengamatan.
Data pengamatan dapat dikonversi sesuai dengan kategori berikut :
Masukkan pula data hasil pengamatan tiap tarikan yang sudah disesuaikan dengan kategorinya ke dalam peta.
Kategori Tutupan Karang Hidup
Kriteria
1 0 –- 10% Sangat Rendah
2 11 –- 30% Rendah
3 31 –- 50% Sedang
4 51 -- 75% Tinggi
5 76 -- 100% Sangat Tinggi
Kategori tutupan
300 0 300 Meters
N
EW
S
5°44'40" 5°44'40"
5°44'30" 5°44'30"
5°44'20" 5°44'20"
106°36'40"
106°36'40"
106°36'50"
106°36'50"
106°37'00"
106°37'00"
106°37'10"
106°37'10"
5°45
'00" 5°45'00"
5°44
'45" 5°44'45"
5°44
'30" 5°44'30"
106°36'30"
106°36'30"
106°36'45"
106°36'45"
106°37'00"
106°37'00"
106°37'15"
106°37'15"
Kategori Penutupan KarangKategori 1 = 0 - 10 %Kategori 2 = 11 - 30 %Kategori 3 = 31 - 50 %Kategori 4 = 51 - 75 %Kategori 5 = 76 - 100 %
Peta hasil pengamatan
Timed Swim (Survei Snorkel)
Survei snorkel adalah penyederhanaan dari survei manta. Tidak seperti survei manta yang menggunakan kapal, pengamat yang menggunakan metode ini berenang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan untuk mengetahui kondisi ekosistem terumbu karang secara umum.
praktik
Ketika pengamat sudah siap berenanglah secara sejajar tepi terumbu yang diamati.
Pengamat memperkirakan persen tutupan dari setiap variabel yang dipilih sebelumnya. Jarak pandang disesuaikan dengan kemampuan pengamat dan kondisi di lapangan. Apabila ada fenomena yang membutuhkan pengamatan dapat didekati dengan duck dive.
Pencatat waktu memperhatikan keselamatan pengamat sekaligus menghitung waktu pengamatan.
Setelah dua menit, pengamatan dihentikan, pengamat mencatat berbagai variabel yang diamati, sementara pencatat waktu mencatat kondisi lapangan dan posisi. Posisi dapat ditentukan dengan GPS, kompas, atau dengan melihat tanda-tanda alam.
Selanjutnya ulangi langkah 1 – 4 hingga seluruh daerah yang ditentukan berhasil diamati
Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data dengan metode ini sama dengan metode manta tow
Point Intercept Transect (Transek Poin)
Metode ini adalah metode transek yang paling sederhana. Pengamat berenang sepanjang transek garis dan mencatat kategori bentik yang terletak tepat dibawah transek pada titik-titik tertentu (poin) di sepanjang transek.
praktik
1. Pilihlah lokasi pengamatan pada kedalaman sekitar 2 – 6 m dan catat posisinya.
2. Pencatat waktu menggelar roll meter dari titik 0 hingga 100 sejajar garis pantai.
3. Pencatat waktu kemudian mencatat waktu pengamatan dan kondisi alam di sekitar lokasi pengamatan.
4. Pengamat mencatat kondisi substrat di tiap poin, dimulai dari titik 0 dengan interval 50 cm.
5. Pencatat waktu memperhatikan keselamatan pengamat sekaligus menghitung waktu pengamatan.
6. Setelah selesai mengambil data, pencatat waktu menggulung roll meter dan bersama dengan pengamat kembali ke permukaan.
Pengolahan dan Analisis Data
Hitunglah persentase tutupan sebagai berikut:
% tutupan = (jumlah ditemukan/jumlah titik) X 100%
Hitunglah persentase tutupan rata-rata. Data pengamatan dapat dikonversi sesuai dengan kategori tutupan karang hidup
Masukkan pula data hasil pengamatan tiap transek yang sudah disesuaikan dengan kategorinya ke dalam peta.
Pengolahan dan analisis data
Data persentase tutupan dapat dianalisis seperti metode sebelumnya
Line Intercept Transect (Transek Garis)
Metode transek garis digunakan untuk menduga persen tutupan komunitas bentik. Metode ini sangat fleksibel dan dapat dikombinasikan metode lain. Karena sifatnya itu, metode ini menjadi standar dalam menduga kondisi persentase tutupan dan ukuran koloni komunitas bentik untuk tingkat pengelolaan.
praktik
Pilihlah lokasi pengamatan pada kedalaman sekitar 3 & 10 m dan catat posisinya. Posisi dapat ditentukan dengan GPS, kompas, atau dengan melihat tanda-tanda alam.
Setelah lokasi pengamatan dipilih pengamat dan pencatat waktu menyelam untuk menentukan titik 0.
Pencatat waktu menggelar roll meter dari titik 0 hingga 100 sejajar garis pantai.
Pencatat waktu kemudian mencatat waktu pengamatan dan kondisi alam di sekitar lokasi pengamatan.
praktik
Tandai setiap 20 m untuk menentukan titik ulangan. Pengamat mencatat bentuk pertumbuhan karang atau komunitas
bentik lainnya yang berada tepat dibawah transek berikut dengan diameternya. Dapat pula menggunakan tingkat identifikasi hingga jenis, marga, atau suku, sesuai dengan kemampuan pengamat.
Pencatat waktu memperhatikan keselamatan pengamat sekaligus menghitung waktu pengamatan.
Setelah selesai mengambil data, pencatat waktu menggulung roll meter dan bersama dengan pengamat kembali ke permukaan.
praktik
Pengolahan dan Analisis Data
Hitunglah persentase tutupan sebagai berikut:
% tutupan = (total diameter/panjang transek) X 100%
Hitunglah persentase tutupan rata-rata. Data pengamatan dapat dikonversi sesuai kategori tutupan karang
Pengolahan dan Analisis Data
Masukkan pula data hasil pengamatan tiap transek yang sudah disesuaikan dengan kategorinya ke dalam peta.
Hitung pula rata-rata diameter koloni yang ditemukan.
Hitung juga kelimpahan relatif sebagai berikut:
Kelimpahan relatif = (jumlah biota/jumlah total biota) X 100%
Quadrat (Kuadrat)
Metode ini termasuk metode yang cukup komprehensif dan dapat digunakan untuk mengamati berbagai macam parameter. Dalam sebuah kuadrat, pengamat dapat mengamati banyak hal dari yang umum hingga mendetil.
praktik
Pilihlah lokasi pengamatan pada kedalaman sekitar 3 & 10 m dan catat posisinya. Setelah lokasi pengamatan dipilih pengamat dan pencatat waktu menyelam untuk menentukan titik 0.
Pencatat waktu menggelar roll meter dari titik 0 hingga 100 sejajar garis pantai.
Pencatat waktu kemudian mencatat waktu pengamatan dan kondisi alam di sekitar lokasi pengamatan.
Pengamat menempatkan kuadrat pada pita transek dengan interval yang acak.
Pengamat mencatat biota yang ada di dalam kuadrat (jumlah dan tutupan).
praktik
Tutupan dapat dilihat dari jumlah kuadrat kecil (10 x 10 cm) yang ditutupi oleh biota tersebut.
Ulangi hingga delapan kali tiap transek. Untuk pemantauan secara periodik, pengamat dapat juga
memberi tanda dan menggambar tutupan biota sesuai dengan posisinya dalam kuadrat. Jika memungkinkan foto atau video bawah air lebih baik.
Pencatat waktu mencatat lokasi tiap kuadrat dan memperhatikan keselamatan pengamat sekaligus menghitung waktu pengamatan.
Setelah selesai mengambil data, pencatat waktu menggulung roll meter dan bersama dengan pengamat kembali ke permukaan.
Pengolahan dan Analisis Data
Hitunglah persentase tutupan sebagai berikut:
% tutupan = (jumlah tutupan/luas total unit sampel) X 100%
Pengolahan dan Analisis Data
Hitunglah kelimpahan atau kerapatan sebagai berikut:
Kelimpahan = (jumlah total biota/luas total unit sampel)
Kelimpahan relatif jenis i = (kelimpahan jenis i/kelimpahan total) X 100%
Pengolahan dan Analisis Data
Untuk mengetahui keanekaragaman jenis dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Indeks keanekaragaman Shanon-Wiener H’ = - ∑ (ni/N) Ln (ni/N)dimana : ni = jumlah total spesies i
N = jumlah total seluruh spesies Rumus ini hanya dapat digunakan jika biota
diidentifikasi hingga tingkat marga atau jenis.
Pengolahan dan Analisis Data
Hitunglah persentase tutupan rata-rata dari lokasi tersebut untuk mengetahui gambaran umum lokasi pengamatan. Dapat juga membandingkan berbagai variabel lain sesuai dengan kebutuhan.
Data pengamatan dapat dikonversi sesuai dengan kategori tutupan karang hidup
Masukkan pula data hasil pengamatan tiap transek yang sudah disesuaikan dengan kategorinya ke dalam peta.
Belt Transect (Transek Sabuk)
Metode ini termasuk metode yang sangat komprehensif dan dapat digunakan untuk mengamati berbagai macam parameter. Pengamatan dilakukan disepanjang transek dengan lebar tertentu.
praktik
Pilihlah lokasi pengamatan pada kedalaman sekitar 3 & 10 m dan catat posisinya. Setelah lokasi pengamatan dipilih pengamat dan pencatat waktu menyelam untuk menentukan titik 0.
Pencatat waktu menggelar roll meter dari titik 0 hingga 100 sejajar garis pantai. Untuk daerah yang dalam (15 – 22 m), cukup 50 m.
Pencatat waktu kemudian mencatat waktu pengamatan dan kondisi alam di sekitar lokasi pengamatan.
Pengamatan dilakukan dari titik 0 hingga 20 m, dengan lebar 2 m, dilanjutkan dengan jeda 5 m.
praktik
Pengamat mencatat biota yang ada di dalam transek (jumlah dan diameter).
Ulangi hingga transek selesai diamati. Untuk pemantauan secara periodik, pengamat
dapat juga memberi tanda. Jika memungkinkan foto atau video bawah air lebih baik.
Pencatat waktu memperhatikan keselamatan pengamat sekaligus menghitung waktu pengamatan.
Setelah selesai mengambil data, pencatat waktu menggulung roll meter dan bersama dengan pengamat kembali ke permukaan.
Pengolahan dan Analisis Data
Hitunglah tutupan setiap biota yang ditemui. Rumus tutupan adalah sebagai berikut:
Tutupan = (1/2) π (diameter/2)2
Hitunglah persentase sebagai berikut: % tutupan = (jumlah tutupan/luas total unit
sampel) X 100%
Pengolahan dan Analisis Data
Hitunglah kelimpahan sebagai berikut: Kelimpahan = (jumlah total biota/luas total
unit sampel) Kelimpahan relatif jenis i = (kelimpahan
jenis i/kelimpahan total) X 100%
Pengolahan dan Analisis Data
Untuk mengetahui keanekaragaman jenis dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Indeks keanekaragaman Shanon-Wiener H’ = - ∑ (ni/N) Ln (ni/N)dimana : ni = jumlah total spesies i
N = jumlah total seluruh spesies Rumus ini hanya dapat digunakan jika biota
diidentifikasi hingga tingkat marga atau jenis.
Pengolahan dan Analisis Data
Hitunglah persentase tutupan rata-rata dari lokasi tersebut untuk mengetahui gambaran umum lokasi pengamatan. Dapat juga membandingkan berbagai variabel lain sesuai dengan kebutuhan.
Data pengamatan dapat dikonversi sesuai dengan kategori tutupan karang hidup
Masukkan pula data hasil pengamatan tiap transek yang sudah disesuaikan dengan kategorinya ke dalam peta.
Perbandingan
Point Intercept Transect | Line Intercept Transect | Quadrat | Belt Transect