13
CARA PENUANGAN MEDIA DAN PEMINDAHAN/ISOLASI KULTUR MIKROBA (Laporan Praktikum Mikrobiologi Pertanian) Oleh GANJAR AJI PANGESTU 1514121222

Isolasi mikroba

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Isolasi mikroba

CARA PENUANGAN MEDIA DAN PEMINDAHAN/ISOLASI KULTUR MIKROBA

(Laporan Praktikum Mikrobiologi Pertanian)

Oleh

GANJAR AJI PANGESTU1514121222

JURUSAN AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG2016

Page 2: Isolasi mikroba

I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Bakteri yang hidup di alam hidup dalam bentuk populasi campuran dan dijumpai

sebagai spesies tunggal. Dengan demikian, agar bakteri tersebut dapat

diidentifikasikan, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah

memisahkan dari organisme lain yang dijumpai dalam habitatnya, kemudian

ditumbuhkan pada media biakan baru. Bakteri merupakan makhluk hidup yang

sangat banyak di dunia baik di tanah, di air maupun di udara. Untuk itu perlunya

isolasi untuk mendapatkan mikroorganisme tersebut. Populasi yang besar dan

kompleks dengan berbagai bakteri banyak terdapat dalam tubuh manusia

termasuk di mulut, di saluran pencernaan dan di kulit.

Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan bakteri tertentu dari

habitatnya ke habitat baru (media), sehingga diperoleh kultur murni atau biakan

murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel bakteri berasal dari pembelahan dari

satu sel tunggal. Kultur murni atau biakan murni diperlukan karena semua metode

yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri, termasuk ciri-ciri kultural bakteri,

morfologis bakteri, fisiologis bakteri, maupun serologis bakteri, memerlukan

suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Untuk

membuktikannya maka dilakukan praktikum ini.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah Melatih keterampiln mahasiswa dalam

melakukan isolasi bakteri dari satu wadah ke wadah lain secara aseptik. Melatih

keterampilan mahasiswa dalam melakukan isolasi bakteri dengan teknik

penggoresan kuadran. Mengenalkan macam-macam pipet dan melatih mahasiswa

menggunakan bermacam-macam pipet secara aseptik.

Page 3: Isolasi mikroba

II. METODOLOGI PERCOBAAN

2.1 Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat yang digunakan untuk praktikum kali ini adalah

laboratorium hama dan penyakit tanaman fakultas pertanian universitas lampung

pada pukul 15.00 sampai 16.40 WIB.

2.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah Jarum ose, pipet

tiup, pipet karet, pipet mikro (mikro pipet), cawan petri, tabung reaksi,

erlenmeyer, dan lampu spiritus.

2.3 Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja penggoresan kuadran adalah disiapkan bahan dan alat

yang akan digunakan di dalam LAF. Dinyalakan Bunsen dan masukkan ke dalam

LAF. Dipegang media cawan berisi kultur bakteri dengan tangan kiri, dan jarum

ose dengan tangan kanan. Dipanaskan ujung jarum ose pada api bunsen sampai

memijar. Dibuka sedikit cawan petri menggunakan jari telunjuk dan jempol, lalu

sentuhkan ujung jarum ose panas ke tepian media supaya dingin. Diambil kultur

bakteri lalu tutup kembali cawannya. Diambil media cawan, buka sedikit tutupnya

Page 4: Isolasi mikroba

dengan jari-jari tangan kiri lalu goreskan jarum ose yang telah mengandung kultur

bakteri beberapa kali pada seperempat permukaan media cawan. Dipijarkan ujung

jarum ose untuk mematikan sisa bakteri, lalu goreskan beberapa kali ke bekas

penggoresan pertama yang dilanjutkan kearah kuadran kedua. Dilakukan

penggoresan kuadran ketiga dan kekempat dengan cara yang sama dengan

langkah sebelumnya. Dimasukkan media cawa yang telah digores ke dalam

kantung plastic dalam posisi terbalik. Dilakukan pengamatan setelah 24 jam, 48

jam, dan 72 jam inkubasi. Dicatat dan gambar pertumbuhan koloni bakterii dari

hasil penggoresan.

Page 5: Isolasi mikroba

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan dalam praktikum kali ini adalahNo. Gambar Keterangan

1

Setelah 24 jam dan dilakukan

pengamatan didapatkan hasil

bahwa tidak ada koloni

bakteri. Dapat dikatakan

dalam praktikum kali ini

gagal. Kegagalan

dikarenakan salah dalam

melakukan goresan bakteri

pada media.

3.2 Pembahasan

Mikropipet berfungsi untuk mengambil atau memindahkan suatu larutan sesuai

ukuran yang dikehendaki. Sedangkan pipet untuk ukuran lebih dari 1 ml dikenal

dengan istilah Makropipet. Ada 3 jenis dasar mikropipet sesuai ukurannya, yaitu

Page 6: Isolasi mikroba

P1000, P200, dan P20. P1000 digunakan untuk memipet cairan berukuran lebih

dari 200 ul sampai 1000 ul, P200 untuk volume cairan antara 21 ul sampai 200 ul,

dan P20 digunakan untuk volume dibawah 20 ul.

Kelebihan: Pipet biasa tidak memiliki keakuratan pada volume kurang dari 1

mililiter (1ml),sedangkan mikropipet memiliki keakuratan dan

ketepatan pada volume kurang dari 1mililiter (1 ml).

Kekurangan: Harganya mahal dan tidak dapat mengukur larutan atau cairan lebih

dari 10 ml.

Pipet Ukur Adalah alat yang terbuat dari gelas, berfungsi untuk mengambil

larutan dengan volume tertentu dengan ketelitian yang sangat tinggi. Cara

menggunakannya harus dengan bantuan rabber bulb.

Kelebihan: Memiliki skala yang sangat tinggi, ujung bagianbawah dibuat runcing

sehingga dapat memperlambatkeluarnya/ masuknya zat cair.

Kekurangan: penggunaannya sedikit sulit karena dalam pengambilan larutan harus

menggunakan bantuan rubber bulb untuk menyedot larutan.

Pipet Tetes adalah alat berupa pipa kecil terbuat dari kaca dan ujung bawahnya

meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berfungsi Untuk mengambil cairan

dalam skala tetesan kecil.

Kelebihan: Memiliki karet hisap diatasnya,sehingga mudahdalam pengambilan

larutan.

Kekurangan: Tidak dilengkapi dengan skala, hanya digunakan untuk mengambil

cairan dengan ukuran tetesan sehingga pada saat mengambilan

cairan tidak dapat langsung diukur volumenya.

Isolasi bakteri denagan metode pengoresan dilakukan di LAF agar mengurangi

terjadinya kontaminasi pada media yang akan digunakan untuk pengisolasian

bakteri, dimana penggoresan dilakukan dengan jarum ose yang disterilakan

Page 7: Isolasi mikroba

dengan api bunsen di dalam LAF, kemudian bakteri diambil setelah jaurm

didinginkan sejenak, suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan bakteri mati dan

agar mudah meleleh sehingga metode ini dibutuhkan keahlian, jarum ose yang

sudah diberi bakteri kemudian digoreskan ke media agar dengan zigzag pada

kuadran pertama dari empat kuadaran yang daerah kuadrannya sudah digambar

pada bagian cawan sebelumnya.

Lakuakan penggoresan ke kuadran kedua dengan menyeterilakn kembali jarum

ose pada bunsen tanpa pmengambil bakteri kembali, pengoresan pada kuadaran

dua haruslah meneruskan goresan terakhir pada kuadran dua dengan tingkat

goresan yang semakin lemah dari pada goresan pertama. Lakukan goresan ketiga

dan keempat sama seperti langkah penggoresan pada kuadran kedua denagan

tingkat penggoresan semakin melemah, ini berfungsi untuk pengisolasian bakteri

sehingga nanti didapatkan biakan murni bakteri yang diinginkan. Yang perlu

diperhatikan dalam proses penggoresan yaitu cawan selalu dekat dengan bunsen

agar tidak terkontaminasi dan jarum ose didinginkan sejenak agar tidak merusak

media atau membunuh bakteri.

Setelah malakukan penggoresan media cawan ditutup kembali dan kemudian

disterilakn kembali dibagian tepinya di dekat bunsen, kemudian dibungkus

dengan kertas urep yang sudah ada, media sudah siap lalu di inkubasi. Lakukan

pengamatan setelah 24 jam, 48 jam, 72 jam Peletakan media dilakaukan dengan

terbalik. Penggoresan media yang baik dan benar akan terliahat hasil biakan

bakteri murni pada satu titik koloni pada kuadran empat.

Bakteri Erwinia spp. Berasal dari kingdom Bakteria dan masuk dalam filum

Protobacteria serta kelas Gammaproteobacteria. Erwinia masuk kedalam Ordo

Enterobacterialles serta family Enterobacteriaceae dan masuk kedalam genus

Erwinia dan spesies yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah Erwinia spp.

Bakteri yang masuk dalam Genus Erwinia umumnya terbagi menjadi tiga

kelompok:

Page 8: Isolasi mikroba

a. Kelompok Amylovora, misalnya E. amylovora yang memerlukan nitrogen

organik untuk pertumbuhan dan menyebabkan penyakit wilt pembuluh atau

nekrotik kering pada tanaman..

b. Kelompok Carotovora, misalnya E. cartovora yang mereduksi menjadi nitrit

dan menyebabkan busuk lembut   pada tanaman.

c. Kelompok Herbicola, misalnya E. herbicola yang tipikalnya

membentuk  pigmen kuning (karotenoid) dan tidak secara normal bersifat

pathogen.

Erwinia spp. adalah bakteri berbentuk batang yang diberi nama setelah bakteri ini

berhasil  diisolasi dari wortel. Bakteri ini menginfeksi berbagai macam sayur dan

tanaman seperti wortel, kentang, mentimun, bawang, tomat, selada, dan tanaman

hias seperti bunga Iris. Penyebaran mikroba ini dapat ditemui dalam tanah,

perut serangga, air, serta aerosol tersuspensi pada udara. Masalah utama yang

ditimbulkan mikroba ini adalah penyerangan secara ganas pada kentang dan

sayuran lain pada lahan yang mana jaringan tanaman akan berair yang akhirnya

menjadi lembek dan berbau.

Ketika kemampuan Erwinia carotovora subsp. Atrosepticum untuk menyerang

dibatasi pada kentang pada daerah beriklim sedang, Erwinia carotovora subsp.

Carotovora menginfeksi tanaman inang lebih banyak, meliputi kentang pada

daerah beriklim tropis. Serangan Erwinia carotovora menyebabkan penyakit

busuk lunak pada tanaman kubis. Gejala serangan ditandai dengan gejala awal

pada daun terjadi bercak-bercak yang berair yang kemudian membesar dan

berwarna coklat. Pada serangan lanjut daun yang terinfeksi melunak berlendir dan

mengeluarkan bau. Bau tersebut merupakan gas yang dikeluarkan dari hasil

fermentasi karbohidrat kubis. Tanaman di persemaian juga dapat diserang bakteri

busuk lunak yang dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang singkat.

Page 9: Isolasi mikroba

IV. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Kesalahan teknik penggoresan dapat menyebabkan bakteri tidak dapat

hidup pada cawan petri.

2. Isolasi yaitu memisahkan bakteri yang di inginkan dari gabungan bakteri

untuk mendapatkan biakan murni.

3. Isolasi dapat di lakukan dengan 2 cara penggoresan dan peleburan.

4. Penggoresan bakteri yang tidak baik dan benar pada media tidak akan

menghasilkan koloni bakteri.

Page 10: Isolasi mikroba

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro,D. 1992. Dasar Mikrobiologi. Erlangga. Jakarta

Fardiaz, Srikandi. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. PT.Raja Grafindo. Jakarta

Hadioetomo,R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta