Upload
vanny-andriani-huang
View
3.727
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Analisis Kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berdasarkan Berita dan Tajuk Rencana Harian Kompas
Citation preview
ANALISIS KINERJA PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
BERDASARKAN BERITA DAN TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS
Makalah disusun untuk memenuhi tugas integratif mata pelajaran Bahasa Indonesia
dan Pendidikan Kewarganegaraan
Vanny Andriani
XI IPA 4/ 41
SMA XAVERIUS 1 PALEMBANG
YAYASAN XAVERIUS PALEMBANG
PALEMBANG
2011
PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Katarina Retno Triwidayati,
S.Pd. dan Bernardus Yusminardy Wiyono, S.Pd. karena telah membimbing penulis
hingga selesainya makalah ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
orangtua dan teman-teman yang telah mendukung penulis dalam penulisan makalah
ini.
Dalam makalah sederhana ini, penulis menganalisis bagaimana kinerja
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam menjalankan sebuah sistem politik di
Indonesia berdasarkan berita dan tajuk rencana yang didapat dari harian Kompas.
Penulis juga menyertakan lampiran di akhir makalah sebagai bukti bacaan
pengkajian makalah ini.
Dengan adanya makalah ini, penulis berharap agar makalah ini bermanfaat
bagi para pembaca agar dapat menjadi bahan referensi, memperluas pengetahuan,
dan menambah informasi serta bagi penulis sendiri agar dapat mengembangkan
kemampuan menulis dengan baik dan menjawab rasa ingin tahu penulis. Demi
terwujudnya makalah yang baik di masa mendatang, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca.
Palembang, 8 Oktober 2011
Penulis
DAFTAR ISI
PERNYATAAN KEALSIAN KARYA......................................................... 1
PENGESAHAN............................................................................................... 2
PENGANTAR................................................................................................. 3
DAFTAR ISI................................................................................................... 4
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... 5
BAB I PEMBUKAAN.................................................................................... 6
1. Latar Belakang.................................................................................... 6
2. Rumusan Masalah............................................................................... 7
3. Tujuan Penulisan................................................................................. 7
4. Manfaat Penulisan............................................................................... 7
5. Sumber Data........................................................................................ 7
BAB II ISI........................................................................................................ 9
1. Landasan Teori.................................................................................... 9
2. Analisis Berita dan Tajuk Rencana..................................................... 11
BAB III PENUTUP......................................................................................... 15
1. Simpulan.............................................................................................. 15
2. Saran.................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 16
LAMPIRAN.................................................................................................... 18
TENTANG PENULIS.................................................................................... 26
DAFTAR LAMPIRAN
Tajuk Rencana 1, “Satu Tahun SBY-Boediono”......................................... 18
Tajuk Rencana 2, “Hadir dan Lebih Vokal!”............................................... 19
Tajuk Rencana 3, “Efektifitas Perintah Presiden”....................................... 20
Berita 1, “Saatnya Perbaikan Kinerja Pemerintahan”.................................. 21
Berita 2, “Diusulkan, Penghargaan untuk Yudhoyono Dicabut”................. 24
Berita 3, “Pencapaian Kabinet Masih Minim”............................................. 25
BAB I
PEMBUKAAN
1. Latar Belakang
Sistem politik merupakan suatu unsur yang sangat penting dalam suatu
pemerintahan. Kata ‘sistem’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri berarti
suatu totalitas yang terbentuk karena adanya perangkat unsur yang secara teratur
saling berkaitan. Sedangkan kata ‘politik’ merupakan suatu pengetahuan mengenai
ketatanegaraan atau kenegaraan seperti tentang sistem pemerintah dan dasar
pemerintahan (http://www.lbh-makassar.org/?p=1864, diunduh pada 10 September
2011).
Selain menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, seorang ilmuwan politik
berasal dari Kanada, David Easton, mendefinisikan sistem politik sebagai pembagian
nilai-nilai secara autoritatif untuk dan atas nama masyarakat yang diatur secara
keseluruhan lewat interaksi. Pernyataannya ini dituang pada bukunya A System
Analisis of Political Life yang diperkenalkan pada tahun 1965 (http://www.lbh-
makassar.org/?p=1864, diunduh pada 10 September 2011).
Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat keterkaitan
antara sistem politik dan pemerintahan dalam suatu negara. Dengan bantuan sistem
politik, pemerintah dapat menghasilkan kebijakan tertentu yang ditujukan demi
tercapainya kesejahteraan rakyat. Dalam proses pembuatannya, dibutuhkan aparatur
negara untuk menghasilkan output berupa kebijakan dan input dari masyarakat
berupa opini maupun sikap/ tanggapan masyarakat terhadap pemerintah. Tanpa
kedua faktor ini, fungsi sistem politik tidak akan dapat dilaksanakan dengan baik.
Aparatur negara merupakan elemen formal yang membuat kebijakan yang
sah dan mengikat. Berdasarkan teori Trias Polityca dari Montesquieu, terdapat tiga
lembaga yang terlibat dalam sistem politik ini, seperti lembaga legislatif, lembaga
eksekutif, dan lembaga yudikatif (http://www.lbh-makassar.org/?p=1864, diunduh
pada 10 September 2011). Tanpa salah satu dari mereka, sistem politik tidak dapat
berjalan seperti yang diharapkan masyarakat.
Oleh karena itu, penulis mengangkat topik Analisis Kinerja Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dalam makalah ini. Hal ini dilakukan guna membahas lebih
lanjut mengenai kinerja Susilo Bambang Yudhoyono selaku Presiden Indonesia masa
tahun 2009—2014 dalam menjalankan sistem politik yang ada.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut “Bagaimana kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
berdasarkan berita dan tajuk rencana harian Kompas?”
3. Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan menjawab pertanyaan bagaimana kinerja Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono.
4. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah
4.1. bagi penulis
4.1.1. demi menjawab rasa ingin tahu penulis,
4.1.2. mengembangkan kemampuan bernalar,
4.1.3. mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
4.1.4. mengembangkan kemampuan menganalisis berita dan tajuk
rencana,
4.1.5. mengembangkan kemampuan merangkai kata,
4.1.6. memperluas pengetahuan penulis.
4.2. bagi pembaca
4.2.1. menjadi bahan referensi,
4.2.2. memperluas pengetahuan,
4.2.3. menambah informasi.
5. Sumber Data
Bahan kajian makalah ini berasal dari harian Kompas tahun 2010-2011.
Tajuk rencana pertama bersumber dari harian Kompas hari Rabu tanggal 20 Oktober
2010 berjudul “Satu Tahun SBY-Boediono”. Sedangkan pada tajuk rencana kedua
bersumber dari harian Kompas hari Senin tanggal 18 Oktober 2010 berjudul “Hadir
dan Lebih Vokal!”. Dan pada tajuk rencana ketiga bersumber dari harian Kompas
hari Jum’at tanggal 11 Februari 2011 berjudul “Efektifitas Perintah Presiden”.
Berita pertama bersumber dari harian Kompas hari Senin tanggal 18 Oktober
2010 berjudul “Saatnya Perbaikan Kinerja Pemerintahan”. Sedangkan pada berita
kedua bersumber dari harian Kompas hari Minggu tanggal 21 Agustus 2011 berjudul
“Diusulkan, Penghargaan untuk Yudhoyono Dicabut”. Dan pada berita ketiga
bersumber dari harian Kompas hari Senin tanggal 18 Oktober 2010 berjudul
“Pencapaian Kabinet Masih Minim”.
BAB II
ISI
1. Landasan Teori
1.1. Sistem Politik
Sistem merupakan unsur-unsur atau elemen-elemen atau bagian-
bagian yang terikat dalam satu kesatuan dan saling bergantung. Dengan
adanya saling ketergantungan ini, bila ada satu dari bagian-bagian tersebut
yang berubah, maka komponen secara keseluruhan akan ikut terpengaruh
(Almond & Powell dikutip Suteng dalam Rahmat, 2007: 187).
Sedangkan politik secara etimologis merupakan negara kota atau polis
dalam bahasa Yunani. Namun salah satu ilmuwan politik, Austin Ranney
berpendapat bahwa politik merupakan proses pembuatan kebijakan
pemerintah atau kebijakan umum atau public policy (Suteng dalam Rahmat,
2007: 188). Dari dua definisi yang dijabarkan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa sistem politik merupakan kegiatan struktural dan
fungsional antar unsur negara yang bekerja dalam suatu kesatuan yaitu negara
dalam mengatur pemerintahan.
1.2. Budaya Politik
Siregar (2008: 2) menyatakan bahwa,
Sir Edward B. Tylor dalam bukunya Primitive Culture: Research Into the Development of Mithology, Philosophy, Religion, Art, and Custom(1947) berpendapat bahwa kebudayaan adalah keseluruhan hasil karya atau hasil cipta manusia, meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, kebiasaan, serta kemampuan dan kebiasaan lain yang ada dan bekembang dalam sebuah masyarakat.
Seorang ilmuwan politik asal Amerika, Gabriel Almond berpendapat
bahwa budaya politik merupakan pola sikap atau perilaku atau keyakinan
yang dipraktikkan sebuah masyarakat karena sistem politik tertentu yang
mereka anut (Bertsch dikutip Siregar, 2008: 12).
1.3. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Presiden merupakan kepala pemerintahan yang dalam menjalankan
tugasnya dibantu oleh wakil presiden beserta menteri-menteri dalam
kabinet. Presiden diberi kesempatan menjabat selama lima tahun dan dapat
dipilih kembali dalam jabatan yang sama untuk satu kali masa jabatan
( http://ketatanegaraan.wordpress.com/2011/03/21/syarat-masa-jabatan-
wewenanang-presiden-dan-wakil- presiden/, diunduh pada 24 September
2010).
Presiden Indonesia yang ke-6, Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono terpilih lewat Pemilu yang diadakan tanggal 9 April 2009. Beliau
bersama Partai Demokrat akhirnya berhasil memenangkan Pemilu ini dengan
perolehan suara 61.66% atau 11.658.098 suara. Dalam pemilu kali ini,
Beliau bersama partai pendukungnya berkompetisi dengan dua pasang calon
presiden dan calon wakil presiden lainnya, yaitu pasangan Megawati
Soekarnoputri-Prabowo Subianto dari Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan dan Partai Gerakan Indonesia Raya serta pasangan Jusuf Kalla-
Wiranto dari Partai Golongan Karya dan Partai Hati Nurani Rakyat
(http://politik.vivanews.com/news/read/77452-sby_boediono_resmi menang
satu_putaran, diunduh pada 18 September 2011).
1.4. Tajuk Rencana
http://wacana-bahasa.blogspot.com/2010/05/tajuk-rencana-bahan-
ajar-kelas-xi.html (diunduh pada 19 September 2011) menginformasikan,
“Tajuk rencana adalah artikel pokok dalam surat kabar yang merupakan
pandangan redaksi terhadap peristiwa yang sedang menjadi pembicaraan
pada saat surat kabar itu diterbitkan.” Dinyatakan pula pada
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?%20pil=%2020%20&%20dn=20
080305135954 (diunduh pada 19 September 11) bahwa tajuk rencana ditulis
secara berkala, seperti harian atau mingguan atau dua mingguan atau bulanan
tergantung jenis terbitan surat kabarnya. Isi dari tajuk rencana dapat berupa
sikap awak media terhadap situasi yang sedang berlangsung di masyarakat
luas dalam berbagai aspek kehidupan.
1.5. Berita
Berasal dari bahasa Sanskerta “Vrit” atau “Vritta” yang berarti
“Ada” atau “Yang telah terjadi”. Namun menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, berita merupakan laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang
hangat. Berita dapat disampaikan melalui berbagai media, seperti surat kabar,
radio, televisi, atau media internet (http://kries07.blogspot.com/2009/02/
pengertian-berita.html, diunduh pada 19 September 2011).
Seorang direktur salah satu stasiun televisi swasta, Dja’far H.
Assegaf menyatakan bahwa berita merupakan laporan fakta atau ide terbaru
yang dipilih staff redaksi suatu harian untuk disiarkan. Berita mencakup
beberapa jenis, seperti berita langsung (Straight News), berita mendalam
(Depth News), berita penyelidikan (Investigation News), berita
interpretasi (Interpretative News), dan berita opini (Opinion News)
(http://kries07.blogspot.com/2009/02/pengertian-berita.html, diunduh pada 19
September 2011).
2. Analisis Berita dan Tajuk Rencana
Setelah satu tahun pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono,
berbagai respon masyarakat mulai muncul. Dalam sistem demokrasi yang dianut
Indonesia tentu hal ini sudah lazim dilakukan. Mulai dari unjuk rasa hingga
pemberian opini-opini dilakukan masyarakat sebagai bentuk partisipasi politik
masyarakat dan bentuk kepedulian masyarakat terhadap nasib negaranya (Kompas 1,
2010: 6).
Mayoritas masyarakat mengeluhkan kinerja kabinet Indonesia Bersatu II
yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Hal ini dibuktikan dengan
pernyataan dari Kompas 2 (2010: 6) yang menilai bahwa pemerintahan kedua Susilo
Bambang Yudhoyono kalah efektif, efisien, dan wibawa dari pemerintahan pertama
Susilo Bambang Yudhoyono.
Masyarakat berpendapat perlunya perombakan kabinet dengan menghadirkan
sosok pemimpin yang kapabel, profesional, berwibawa, dan memang ahli dalam
bidangnya. Kabinet juga diharapkan lebih hadir dalam semua persoalan masyarakat
dan lebih memanfaatkan pemerintahan periode 2009—2014 ini sebagai pengabdian
diri kepada masyarakat. Selain itu masyarakat juga berharap pemerintah dapat
bekerja secara cerdas dan sigap serta bertindak bijak dalam mengatasi persoalan yang
ada. Peran pemerintah dalam menjaga keamanan dan menanggapi problem ekonomi
yang dihadapi masyarakat masih dianggap kurang ikut andil. Hal ini pula yang
menyebabkan turunnya kepuasan publik terhadap kinerja awal pemerintahan Susilo
Bambang Yudhoyono-Boediono (Kompas 2, 2010: 6).
Selain perombakan kabinet yang dianggap perlu, masyarakat juga mengalami
krisis kepercayaan terhadap kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono
ini. Misalnya saja, dalam menghadapi aksi kekerasan oleh sebuah organisasi
masyarakat, Susilo Bambang Yudhoyono beritikad untuk membekukan/
membubarkan organisasi masyarakat tersebut. Namun, aparat kepolisian masih saja
ragu untuk menindaklanjuti aksi kekerasan tersebut. Masyarakat sangat berharap
pemerintah dapat menjalankan tanggung jawab konstitusionalnya, yaitu memberikan
perlindungan kepada masyarakat. Masyarakat juga khawatir apabila tindak kekerasan
ini dibiarkan, maka akan terjadi pelembagaan kekerasan (Institutionalized Violence)
dan kembali berulangnya kekerasan (Kompas 3, 2011: 6). Bukti kutipan harapan
warga negara Indonesia terhadap pemerintah yang dimuat di harian Kompas 3 (2011:
6) menyatakan,
Perintah Presiden itu harus dimaknai sebagai dukungan politik pemimpin tertinggi untuk menghentikan spiral kekerasan yang terus terjadi. Artinya, tak perlu ada keraguan lagi dari kepolisian untuk menindak pelaku kekerasan guna menghindarkan makin menguatnya kesan negara tanpa aparat negara.
Hal lain yang mempengaruhi penilaian citra masyarakat terhadap
kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono ini adalah terkait dengan
kasus pemberian ijin, meningkatkan kuota, serta memperpanjang masa berlaku izin
pembuangan limbah tailing ke laut Teluk Senunu di Nusa Tenggara Barat.
Menanggapi hal ini, Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) beserta
sejumlah organisasi masyarakat dan nelayan asal Sumbawa Barat dan Lombok
mengirimkan surat pendesakkan pencabutan penghargaan atas Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono sebagai bentuk keprihatinan. Presiden yang sebelumnya
dianugerahi penghargaan Award Leadership in Marine and Ocean Management oleh
Organisasi PBB untuk Lingkungan Hidup atau UNEP pada tanggal 24 Ferbruari
2010 lalu, terancam kehilangan penghargaannya (Kompas 5, 2011: 3). Tentu sikap
Presiden ini membuat masyarakat kecewa dan kembali terjadi krisis kepercayaan.
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa apresiasi publik terhadap
kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Wakil Presiden Boediono cenderung
memudar. Menurut Jajak Pendapat yang diselenggarakan Litbang Kompas 11—14
Oktober 2010 melalui telepon, 56,9% responden yang memilih Susilo Bambang
Yudhoyono pada Pemilu 2009 berpendapat citra pemerintahan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono sudah baik, namun 37,3% responden berpendapat citra Susilo
Bambang Yudhoyono saat ini buruk. Sedangkan sebesar 37% responden yang tidak
memilih Susilo Bambang Yudhoyono pada Pemilu 2009 berpendapat citra
pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah baik dan 55,7%
responden berpendapat buruk (Kompas 4, 2010: 1).
Selain itu, menurut Jajak Pendapat yang juga diselenggarakan oleh Litbang
Kompas 11—14 Oktober 2010, dapat disimpulkan bahwa publik juga berpendapat
bahwa kinerja Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono periode kedua ini menurun
di beberapa bidang. Seperti pada bidang ekonomi, dibandingkan dengan periode
pertama, derajat penurunan apresiasi publik menurun lebih dalam. Kecilnya peluang
untuk meningkatkan apresiasi masyarakat di bidang ekonomi diakibatkan dengan
adanya berbagai masalah yang dihadapi masyarakat, mulai dari melambungnya harga
kebutuhan pokok hingga naiknya harga BBM dan listrik (Kompas 4, 2010: 1).
Lalu pada bidang politik, keamanan, dan hukum yang kerap meraih apresiasi
paling tinggi dan menjadi pilar terkuat dalam menopang popularitas pemerintahan
Susilo Bambang Yudhoyono, di periode kedua ini juga mengalami penurunan rasa
puas publik. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan dari Kompas 4 (2010: 1) yang
menyatakan,
Lebih dari separuh responden (55 ,5 persen) menyatakan pemerintah gagal menjamin rasa aman masyarakat.
Hal ini diakibatkan sorotan publik atas kasus bentrokan di Tarakan, Kalimantan
Timur dan sejumlah tawuran antarwarga di berbagai daerah di Indonesia serta
berbagai isu terorisme. Saat ini, tercatat hanya tersisa 38,1% responden yang menilai
positif kinerja pemerintah dalam bidang politik dan keamanan (Kompas 4, 2010: 1).
BAB III
PENUTUP
1. Simpulan
Dari kajian analisis berita dan tajuk rencana dari harian Kompas, maka dapat
disimpulkan bahwa apresiasi publik terhadap kinerja Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono-Wakil Presiden Boediono cenderung memudar. Masyarakat berpendapat
perlunya perombakan kabinet Indonesia Bersatu II serta mengharap agar pemerintah
menghadirkan sosok pemimpin yang kapabel, profesional, berwibawa, dan memang
ahli dalam bidangnya. Masyarakat juga berharap pemerintah dapat bekerja secara
cerdas dan sigap serta bertindak bijak dalam mengatasi persoalan yang ada.
2. Saran
Seperti yang diharapkan mayoritas masyarakat Indonesia, penulis juga
menyarankan adanya perombakan kabinet Indonesia Bersatu II demi tercapainya
pemerintahan yang lebih baik, efektif, dan efisien. Juga demi memulihkan krisis
kepercayaan terhadap pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono bahwa
akan sanggup menjalankan pemerintahan yang efektif, maka pemerintah juga
hendaknya segera menghadirkan sosok pemimpin yang didambakan masyarakat,
yaitu kapabel, profesional, berwibawa, dan memang ahli dalam bidangnya.
Pemimpin kapabel disini bermakna pemimpin yang punya sifat kepemimpinan yang
handal, seperti punya kepedulian, empati, tegas, sabar, terbuka, dan berani
mengambil keputusan (http://mediaislamnet.com/2010/02/peran-ibu-solusi-krisis-
kepemimpinan-bangsa/, diunduh pada 27 September 2011).
DAFTAR PUSTAKA
KOMPAS 1. 2010. “Satu Tahun SBY-Boediono”. Harian KOMPAS. 20 Oktober 2010, halaman 6 kolom 1
KOMPAS 2. 2010. “Hadir dan Lebih Vokal!”. Harian KOMPAS. 18 Oktober 2010, halaman 6 kolom 2
KOMPAS 3. 2011. “Efektifitas Perintah Presiden”. Harian KOMPAS. 11 Februari 2011, halaman 6 kolom 1
KOMPAS 4. 2010. “Saatnya Perbaikan Kinerja Pemerintahan”. Harian KOMPAS.18 Oktober 2010, halaman 1 kolom 1
KOMPAS 5. 2011. “Diusulkan, Penghargaan untuk Yudhoyono Dicabut”. HarianKOMPAS. 21 Agustus 2011, halaman 3 kolom 2
KOMPAS 6. 2010. “Pencapaian Kabinet Masih Minim”. Harian KOMPAS. 18Oktober 2010, halaman 4 kolom 1
Siregar, Windu, L. Sianturi, Iwan Subagyo, Y. Kris Riyanto, dan Badrudin. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA/ MA Kelas XI. Jeremias Jena, Zhita Seditya R., dan Ari Benawa (Ed.). Jakarta: GALAXY PUSPA MEGA
Suteng, Bambang, Saptono, Wasitohadi, dan Mawardi. 2007. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN untuk SMA Kelas X. Rahmat Rikard (Ed.).Jakarta: ERLANGGA
2008. “Pengertian Tajuk Rencana atau Editorial dalam Media Massa”.http://www.kabarindonesia.com/berita.php?%20pil=%2020%20&%20dn=2080305135954. Diunduh pada 19 September 2011
2009. “PENGERTIAN BERITA”. (http://kries07.blogspot.com/2009/02/pengertian/berita.html. Diunduh pada 19 September 2011
2011. “Peran Ibu, Solusi Krisis Kepemimpinan Bangsa”. http://mediaislamnet.com/2010/02/peran-ibu-solusi-krisis-kepemimpinan/bangsa/. Diunduh pada 27 September 2011
2009.“SBY-Boediono Resmi Menang Satu Putaran”.http://politik.vivanews.com/news/read/77452-sby_boediono_resmi menangsatu_putaran. Diunduh pada 18 September 2011
2011. “SISTEM POLITIK”. http://www.lbh-makassar.org/?p=1864. Diunduh pada10 September 2011
2011. “Syarat, Masa Jabatan, Wewenang Presiden dan Wakil Presiden”.http://ketatanegaraan.wordpress.com/2011/03/21/syarat-masa-jabatan-wewenang-presiden-dan-wakil-presiden/. Diunduh pada 24 September 2011
2010. “Tajuk Rencana (Bahan Ajar Kelas XI)”. http://wacanabahasa.blogspot.com/2010/05/tajuk-rencana-bahan-ajar-kelas-xi.html. Diunduh pada 19 September 2011