18
PANDANGAN ISLAM TENTANG IMUNISASI Pengertian Imunisasi Secara literal, imunisasi berasal dari kata ‘imun’ yang berarti kebal terhadap suatu penyakit. Dengan demikian ‘imunisasi’ berarti pengebalan terhadap suatu penyakit. Prosedur pengebalan tubuh terhadap penyakit melalui teknik vaksinasi. Kata ‘vaksin’ itu sendiri berarti senyawa antigen yang berfungsi untuk meningkatkan imunitas atau sistem kekebalan tubuh terhadap virus. Itulah sebabnya imunisasi identik dengan vaksinasi. Vaksin terbuat dari virus yang telah dilemahkan dengan menggunakan bahan tambahan seperti formaldehid dan thyrmorosal. Jenis-Jenis Vaksin Di antara jenis vaksin adalah: hepatitis (untuk mengusahakan kekebalan hati terhindar dari penyakit), polio (untuk mengusahakan atropi otot sehingga kebal dari penyakit dan jika kebal manfaatnya antara lain bentuk kaki lurus atau normal tidak seperti huruf O atau huruf X, dan kelumpuhan), rubella (supaya kebal dari serangan campak), BCG [ Bacillus Calmitte Guerine] untuk mencegah serangan TBC [Tuber Culocis], DPT [ Dipteri Portucis Tetanus] mencegah timbulnya penyakit gomen atau sariawan dan batuk rejan serta tetanus, MMR [Measless Mumps Rubella]. Di Indonesia, praktik vaksinasi-imunisasi terhadap balita [bayi di bawah umur lima tahun] antara lain: hepatitis B, BCG, polio, MMR, IPV, dan DPT. Vaksinasi-imunisasi bahkan telah deprogramkan secara internasional oleh WHO [World Health Organization]. Bahan-Bahan Vaksin Disebutkan bahwa materi yang digunakan sebagai bahan vaksin ada dua macam, (1) bahan alami, antara lain: enzim yang berasal dari babi, seline janin bayi, organ bagian tubuh seperti: paru-paru, kulit, otot, ginjal, hati, thyroid, thymus, dan hati yang diperoleh dari aborsi janin. Vaksin polio terbuat dari babi; atau campuran dari ginjal kera, sel kanker manusia, dan cairan tubuh hewan tertentu antara lain serum dari sapi atau nanah dari cacar sapi, bayi kuda atau darah kuda dan babi, dan ekstrak mentah lambung babi, jaringan ginjal anjing, sel ginjal kera, embrio

Pandangan islam tentang imunisasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pandangan islam tentang imunisasi

PANDANGAN ISLAM TENTANG IMUNISASI

Pengertian Imunisasi

Secara literal, imunisasi berasal dari kata ‘imun’ yang berarti kebal terhadap suatu penyakit.

Dengan demikian ‘imunisasi’ berarti pengebalan terhadap suatu penyakit. Prosedur pengebalan

tubuh terhadap penyakit melalui teknik vaksinasi. Kata ‘vaksin’ itu sendiri berarti senyawa

antigen yang berfungsi untuk meningkatkan imunitas atau sistem kekebalan tubuh terhadap

virus. Itulah sebabnya imunisasi identik dengan vaksinasi. Vaksin terbuat dari virus yang telah

dilemahkan dengan menggunakan bahan tambahan seperti formaldehid dan thyrmorosal.

Jenis-Jenis Vaksin

Di antara jenis vaksin adalah: hepatitis (untuk mengusahakan kekebalan hati terhindar dari

penyakit), polio (untuk mengusahakan atropi otot sehingga kebal dari penyakit dan jika kebal

manfaatnya antara lain bentuk kaki lurus atau normal tidak seperti huruf O atau huruf X, dan

kelumpuhan), rubella (supaya kebal dari serangan campak), BCG [Bacillus Calmitte Guerine]

untuk mencegah serangan TBC [Tuber Culocis], DPT [Dipteri Portucis Tetanus] mencegah

timbulnya penyakit gomen atau sariawan dan batuk rejan serta tetanus, MMR [Measless

Mumps Rubella]. Di Indonesia, praktik vaksinasi- imunisasi terhadap balita [bayi di bawah umur

lima tahun] antara lain: hepatitis B, BCG, polio, MMR, IPV, dan DPT. Vaksinasi- imunisasi

bahkan telah deprogramkan secara internasional oleh WHO [World Health Organization].

Bahan-Bahan Vaksin

Disebutkan bahwa materi yang digunakan sebagai bahan vaksin ada dua macam, (1) bahan

alami, antara lain: enzim yang berasal dari babi, seline janin bayi, organ bagian tubuh seperti:

paru-paru, kulit, otot, ginjal, hati, thyroid, thymus, dan hati yang diperoleh dari aborsi janin.

Vaksin polio terbuat dari babi; atau campuran dari ginjal kera, sel kanker manusia, dan cairan

tubuh hewan tertentu antara lain serum dari sapi atau nanah dari cacar sapi, bayi kuda atau darah

kuda dan babi, dan ekstrak mentah lambung babi, jaringan ginjal anjing, sel ginjal kera, embrio

Page 2: Pandangan islam tentang imunisasi

ayam, dan jaringan otak kelinci. (2) Bahan yang berasal dari unsur kimia antara lain: merkuri,

formaldehid, aluminium, fosfat, sodium, neomioin, fenol, dan aseton.

Efek Vaksinasi

Efek pemberian vaksinasi terhadap balita [bayi umur lima tahun ke bawah, selanjutnya cukup

disebut balita] berdasar laporan-laporan resmi secara garis besar ada dua macam:

1. Berbahaya. Conggres Amerika Serikat (AS) membentuk “The National Chilhoodvaccib

injury act” berkesimpulan vaksinasi menyebabkan luka dan kematian. Dr. Wiliam Hay

berkomentar, “tidak masuk akal memikirkan bahwa anda menyuntikkan nanah ke dalam

tubuh anak kecil dan dengan proses tertentu akan meningkatkan kesehatannya. WHO

[World Health Organization], yaitu organisasi kesehatan dunia menemukan bahwa anak

yang divaksinasi campak memiliki peluang 15 kali lebih besar unuk diserang campak.

Banyak penelitian medis mencatat kegagalan vaksinasi. Campak, gabag, polio, gondong

juga terjadi di pemukiman penduduk yang diimunisasi

2. Bermanfaat. Disimpulkan bahwa imunisasi merupakan sebab utama penurunan jumlah

penyakit. Dicatat oleh ‘The Brithis Association for the Advancement of Science”

menemukan bahwa di Amerika Serikat dan Enggris mengalami penurunan penyakit

sebanyak 80 % hingga 90 %. Umumnya di Indonesia seperti kita alami, dulu ketika masih

kecil yang bekas-bekasnya masih jelas hingga sekarang, benar adanya menjadikan ada

imunitas dalam tubuh kita. Jadi secara real (nyata), imunisasi ada menfaatnya bagi

kesehatan.

Disebutkan pula bahwa secara umum vaksinasi- imunisasi cukup aman karena keuntungan

perlindungan jauh lebih besar dari pada efek samping yang mungkin ditimbulkan.

Memang, kegagalan vaksinasi- imunisasi terjadi pada saat rintisan teknologi itu. Dengan

demikian laporan WHO [World Health Organization] tentang efek buruk vaksinasi- imunisasi itu

benar adanya. Akan tetapi, penelitian, penyempurnaan di bidang kesehatan terus dilakukan

sehingga efek buruk dari vaksinasi- imunisasi itu dapat dikuramngi bahkan sekuat tenaga

dinetralisir. Sehingga, perkembangan selanjutnya terdapat penyempurnaan di berbagai unsur.

Perkembangan selanjutnya, formula vaksinasi- imunisasai lebih bagus, lebih halus, dan lebih

Page 3: Pandangan islam tentang imunisasi

aman, sehingga ada manfaatnya bagi usaha meningkatkan sistem kekebalan tubuh manusia,

termasuk balita bagi vaksinasi- imunisasi mereka seperti: MMR , DPT, BCG, IPV, dan polio.

Pandangan Islam Tentang Vaksinasi-Imunisasi

Wasiat Rasulullah

Sebelum Rasulullah wafat, tepatnya ketika beliau khutbah pada haji wada’, haji terakhir beliau

atau dikenal sebagai haji perpisahan beliau dengan umat Islam, sempat berwasiat:

ن كم امري ي ت ف رك لوا ت ض ن ت دا ما ل تم اب ك س م هما ان ت هللا ب تاب ه. ك سول نة ر س و

Artinya:

Aku tinggalkan kepadamu dua perkara. Kamu tidak akan tersesat selamanya selagi berpegang

teguh keduanya, yaitu kitabullah (Alquran) dan Sunnah Rasulnya (al-Hadis; Iwan Gayo, 2008:

36). Oleh karena masalah vaksinasi- imunisasi belum terjadi pada masa Rasulullah, maka belum

ada petunjuk sedikitpun tentang imunisasi. Terhadap masalah yang bersifat kontemporer menjadi

lapangan dan lahan bagi para ulama untuk melakukan ijtihad menemukan solusi hukum perkara

tersebut haram atau halal, baik atau buruk, bermanfaat atau berbahaya bagi kesehatan.

Para ulama dalam berijtihad untuk menetapkan hukum terhadap masalah-masalah kontemporer

pasti tidak pernah menghasilkan keputusan ijma’yyah ‘amiyyah (kesepakatan umum), melainkan

khlafiyyah (perbedaan pendapat diantara mereka). Bentuk khilafiyyah yang paling ekstrim adalah

halal atau haram. Tidak terkecuali mengenai vaksinasi- imunisasi. Dalam Ilmu Fikih memang

terdapat adagium “Man laa ya’lamu khilaafiyyatan laa ya’lamu raaihatal fiqhi” (Barang siapa

tidak mengenal perbedaan pendapat, sesungguhnya ia tidak mengenal baunya Fikih”). Baunya

saja tidak mengetahui, apalagi ilmu fikihnya itu sendiri.

Pro Versus Kontra: Haram versus Halal Tentang Vaksinasi-Imunisasi

Page 4: Pandangan islam tentang imunisasi

1). Haram

Para ulama, pemikir, mujtahid ada yang menghukumi haram terhadap tindakan vaksinasi-

imunisasi. Argumen yang diajukan antara lain memasukkan barang najis dan racun ke dalam

tubuh manusia. Manusia iu merupakan khaifatullah fi al-ard} dan asyraf al-makhlu>qa>t

(maskhluk yang paling mulia) dan memiliki kemampuan alami melawan semua mikroba, virus,

serta bakteri asing dan berbahaya.Berbeda dengan orang kafir yang berpendirian manusia

sebagai makluk lemah sehingga perlu vaksinasi untuk meningkatkatkan imunitas pada manusia.

Para filosof Barat dari aliran Eksistensialisme kiri, seperti Jean Paul Sartre menyatakan bahwa

manusia hanyalah sampah yang terbuang dan tak berarti. Ia berkata: My original fall is the

existence of the Other. I grasp the Other’s look ad the very center of my act as the solidificatiom

and alineatiom of my own possibilities (Asal mula kejatuhanku karena keberadaan orang lain.

Aku mengerti tatapan orang lain tertuju benar-benar kepada setiap tindakanku sebagai sesuatu

yang padat dan mengasingkan kemungkinan-kemungkinanku yang aku punyai; Jen Paul Sartre:

1948: 263). Yang ia maksud dengan istilah ‘kejatuhan’ adalah ketidakmaknaan keberadaannya.

Jadi manusia tak ubahnya bagaikan sampah. Ia menambahkan bahwa kejatuhannya itu adalah

permanen. . . . “is the permanent structure of my being for the Other” (ibid). Hanya karena

manusia diperhatikan orang lain dimaknai dimakan orang lain hingga kepribadiannya hancur tak

bermakna. Dari sinilah ia juga mengatakan manusia sebagai homo homini lopus (manusia adalah

binatang yang saling memangsa). Paham ini kemudian masuk ke Indonesia antara lain melalui

sajak Chairil Anwar tentang ‘Aku’. Dalam sajak ini disebutkan bahwa manusia hanyalah

binatang jalang dari kumpulan yang terbuang. Lebih dari itu, pendapat manusia sebagai binatang

telah berakar sejak zaman filsafat Yunani purba.Aristoteles menyatakan bahwa manusia

hanyalah binatang yang berpikir. Esensi pendapat ini adalah menyatakan bahwa manusia

hanyalah binatang. Jadi tidak bermasalah sama sekali jika di dalam tubuhnya dimasukkan

sesuatu yang menurut syariat adalah benda-benda najis karena ‘manusia’-nya sendiri adalah

sesuatu yang identik dengan ‘najis’.

Solusi yang diajukan untuk meningkatkan kekebalan balita adalah menghindari tindakan

vaksinasi- imunisasi pada balita maupun manusia pada umumnya, selanjutnya menerapkan

syariat tahnik kepada balita, yaitu memasukkan kurma yang telah dikunyah lembut atau madu ke

Page 5: Pandangan islam tentang imunisasi

dalam rongga mulut si bayi ketika melaksanakan uapaca ‘aqiqah pada hari ke tujuh dari

kelahiran anak. Tahnik dipandang sebagai vaksinasi- imunisasi. Perlu ditambahkan bahwa pada

zaman Nabi tidak ada anak yang divaksinasi dan kenyataannya juga sehat-sehat dan banyak yang

berumur panjang. Artinya umur harapan hidup rata-rata sejak zaman Rasulullah dan zaman

sekarang kurang lebih sama.

Segera diingatkan di sini bahwa, jika seseorang melakukan tahniq terhadap balita, terutama

ayahnya, jangan mengikuti praktik Nabi, yaitu mengunyah kurma, setelah lembut kemudian

dimasukkan ke mulut anak. Praktik Nabi ini harus dipandang kasus ekstrim atau istimewa. Ada

sesuatu yang berada di luar nalar. Sebut saja karamah beliau. Abu Hurairah diludahi mulutnya

oleh Rasulullah, bukan ludah kebencian, menyebabkan Abu Hurairah sangat fa sih dan

merupakan sahabat yang paling banyak menghafal hadis (al-muktsiru>na fil h}adis; Abd al-

Baqi, 2007:902), padahal sahabat ini hanya bersama dengan belaiau kurang lebih dua tahun

setengah masa akhir-akhir hidup Rasul. Sahabat ini memang masuk Islam belakangan, setelah

Futuh} Makah, pelaklukan kota Makah oleh Rasulullah beserta pasukannya dari Madinah. (Iwan

Gayo,2008: 61). Jika seseorang melakukan tahnik persis seperti praktik Rasulullah,

dikhawatirkan sekali banyak mengandung virus pada air liur pengunyah kurma. Sementara itu, si

bayi yang baru berumur tujuh hari belum memiliki sistem kekebalan yang sempurna. Untuk itu,

dalam melakukan tahniq hendaklah menggunakan madu berkualitas bagus atau sari kurma.

Sekarang telah banyak tersedia di toko-toko obat, apotik, bahkan took-toko swalayan seperti mall

yang menyediakan sari kurma berbentuk cairan. Kedua bahan ini lebih hygine dan insya Allah

steril dari kuman, bakteri, jamur, maupun virus yang membahayakan bagi kesehatan bayi karena

diproses menurut teknologi modern dan sehat.

Mengapa Rasulullah menggunakan kurma untuk men-tahniq bayi, ternyata kandungan mineral

yang dibutuhkan bagi perkembangan tubuh dan kesehatan bayi amat banyak.

Kandungan dan Manfaat Kurma

Kurma mengandung banyak hal bagi kebutuhan tubuh manusia, antara lain:

Page 6: Pandangan islam tentang imunisasi

Karbohidrat

Kandungan karbohidrat sederhana (glukosa dan fruktosa) yang tinggi merupakan andalan utama

dari kurma. Keduanya berkalori tinggi, dan mudah dicerna. Selain itu, kandungan gulanya dapat

menenangkan saraf yang gelisah serta memberikan rasa aman pada kejiwaan.Kandungan

karbohidrat dalam kurma sebesar 50 – 70 persen. Gula yang terkandung dalam kurma baru habis

terserap dalam tempo 45-60 menit. Hal ini menyebabkan orang yang makan kurma cukup

banyak pada waktu sahur akan menjadi segar dan tahan lapar, sebab bahan pangan ini juga kaya

akan serat.

Protein

Kandungan protein didalam kurma sebesar 1.8 – 2.0 persen, yang memberikan manfaat besar

kepada otak. Protein-protein ini melindungi tubuh dari serangan penyakit dan infeksi, menunjang

sel-sel tubuh memperbaharui diri, dan menyeimbangkan cairan-cairan tubuh.

Lemak

Mineral

Kurma mengandung banyak mineral yang esensial bagi tubuh: seperti potassium, sodium,

kalsium, besi, mangan, dan tembaga. Bila potassium dan sodium bekerja bersamaan, mereka

bertindak selaku pengatur ritme detak jantung. Dengan menfasillitasi pengalihan oksigen ke

otak, potassium dapat memberdayakan pikiran jernih. Selain itu, kurma juga menyediakan

kandungan alkali secukupnya pada cairan tubuh, merangsang ginjal mengeluarkan sampah-

sampah racun metabolis, membantu menurunkan tekanan darah tinggi, dan menunjang

pembentukan kulit sehat.

Kandungan kalsiun dalam kurma berguna bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah.

Sedangkan kadar besi yang dikandung buah kurma matang sangat mencukupi dan penting sekali

dalam proses pembentukan air susu ibu. Kadar zat besi yang ada dapat menggantikan tenaga ibu

yang terkuras saat melahirkan atau menyusui. Zat besi dan Kalsium merpuakan dua unsur efektif

Page 7: Pandangan islam tentang imunisasi

dan penting bagi pertumbuhan bayi. Alasannya, dua unsur ini merupakan unsur yang paling

berpengaruh dalam pembentukan darah dan tulang sumsum.

zat garam mineral dapat menetralisasi asam, seperti Kalsium dan Potasium. Buah kurma adalah

makanan terbaik untuk menetralisasi zat asam yang ada pada perut karena meninggalkan sisa

yang mampu menetralisasi asam setelah dikunyah dan dicerna yang timbul akibat mengkonsumsi

protein seperti ikan dan telur.

Vitamin

Dalam buah kurma terkandung berbagai macam vitamin, diantaranya adalah vitamin A, B1, B2

dan vitamin C. Kandungan vitamin A meningkatkan kemampuan pandangan mata dan kekuatan

badan, juga kekuatan tulang dan gigi. Selain itu juga dapat memelihara kelembaban dan kejelian

mata, menguatkan penglihatan, pertumbuhan tulang, metabolisme lemak, kekebalan terhadap

infeksi, kesehatan kulit serta menenangkan sel-sel saraf. Vitamin B1 memfasilitasi jaringan saraf

berfungsi sehat sempurna, menunjang tubuh mengubah karbohidrat menjadi energi, mengatur

selera makan dan pencernaan, serta memberdayakan metabolisme berasal dari protein dan lemak.

Vitamin B2 memfasilitasi pembakaran protein-protein yang disebutkan tadi, karbohidrat, dan

lemak yang diperlukan untuk penyedian energi dan pembaharuan sel

Zat gizi

Kurma juga mengandung banyak zat gizi.

Serat

Serat yang terdapat dalam kurma berfungsi melunakkan usus dan mengaktifkannya, yang secara

alami bisa mempermudah buang air besar. Dalam kurma juga terkandung semacam hormon

(potuchsin) yang bisa menciutkan pembuluh darah dalam rahim; sehingga dengan demik ian bisa

mencegah terjadinya pendarahan rahim.

Begitu banyak kandungan kurma bagi kebutuhan tubuh, bahkan jiwa manusia, maka manfaatnya

juga amat banyak. Buah kurma adalah makanan yang sangat baik diandalkan sejak zaman para

nabi, didalam al-Qur’an kurma disebut sebanyak 24 kali antara lain dalam surat Maryam ayat 25-

Page 8: Pandangan islam tentang imunisasi

26 yaitu ketika Maryam akan melahirkan putranya Nabiyullah Isa ‘Alaihi Salam. Allah

memerintahkan beliau untuk menggoyangkan pohon kurma yang menjadi sandarannya kemudian

beliau diperintahkan makan buah kurma yang jatuh didekatnya, maka sejak saat itu buah kurma

merupakan makanan terbaik dan obat yang sangat mujarab bagi ibu hamil dan pasca melahirkan

dari zaman kezaman ila yaumil akhir. Berikut ini dipaparkan sebagian dari manfaat dan khasiat

kurma ditinjau dari sudut pandang medis modern yang sekaligus menguatkan khabar Al-Qur’an

Al-Karim dan As-Sunnah Ash-Shahihah tentang khasiat dan keutamaan kurma.

Peranan Kurma Pada Wanita Melahirkan, Nifas, dan Menyusui

Dalam kurma terdapat hormon yang mirip dengan hormon oksitosin (hormon yang dihasilkan

neurohipofisa, bekerja untuk merangsang kontraksi otot polos dinding rahim selama coitus dan

melahirkan) yang membantu proses kelahiran. Caranya, hormon oksitosin tersebut menyatu

dengan reseptornya memulai kontraksi otot yang teratur secara bertahap, sehingga menyebabkan

perluasan leher rahim dan dari situ terjadilah proses kelahiran.

Setelah persalinan, hormon oksitosin juga bermanfaat untuk mengeringkan rahim, meningkatkan

kontraksi otot ototnya yang terajut satu sama lain seperti jaring dan serat otot-otot yang tersebut

berkontraksi sedemikian rupa sehingga menyempitkan celah-celah rajutan tersebut yang diantara

matanya terdapat kantong darah lembut dan mengeluarkan darah. Hal ini menyebabkan

berhentinya perdarahan secara bertahap.

Serat-serat pembuluh darah vena yang berada di sekitar saluran susu di payudara juga mengalami

kontraksi, sehingga menjadikan derasnya air susu ketika saluran saluran ini beserta air susu yang

dikandungnya mengalami kontraksi. Dari sana sempurnalah proses penyusuan anak.

Peranan Kurma dalam membangkitkan sifat kelembutan dari .kaum pria

Sungguh besar manfaat hormon oksitosin yang diperoleh dari kurma. Hormon yang sangat

bermanfaat ini melunakkan hati dan perasaan, menimbulkan sifat kasih-sayang, dan itu muncul

secara natural, bukan dibuat-buat

Peranan Kurma dalam Mengatur hormon estrogen

Page 9: Pandangan islam tentang imunisasi

Telah diketahui adanya unsur lain di dalam kurma yang komposisi dan fungsinya sangat mirip

dengan hormon estrogen. Diantara fungsi hormon ini antara lain: fungsi- fungsi tulang, payudara,

kulit, rahim, hormon FSH yang merangsang kantong buah pelir (scrotum), memproduksi badan

kuning (corpus loteum) LH di dalam ovarium yang menggantung pada ligament besar,

keseimbangan ion- ion dan mineral-mineral di dalam tubuh, siklus menstruasi, distribusi lemak di

dalam tubuh, produksi insulin, dan produksi sperma pada pria.

Peranan lain dari Kurma

Selain manfaat-manfaat di atas, kurma jg masih memiliki banyak manfaat lain. Diantaranya

adalah :

a. Mencegah stroke.

b. Mengobati anemia, lesu dan letih.

c. Menambah berat badan anak.

d. Meningkatkan vitalitas.

e. Memperlancar saluran kencing.

f. Meningkatkan trombosit dalam darah dan mengatasi DBD.

g. Mengatasi rheumatik.

h. Mencegah tubuh dari bakteri dan kanker

i. Memelihara dari kerabunan.

j. Mentabilkan kejiwaan bagi anak dan lansia

k. Memperlambat penuaan tubuh.

l. Menyehatkan kulit

m. Membantu pertumbuhan tulang.

n. Cocok untuk diet

o. Mengatasi wasir.

Kurma memang jenis makanan yang sangat istimewa dibanding dengan makanan lainnya. Maka

wajar kalau Alquran maupun Alhadis banyak menyinggung tentang kurma ini. Allah Subhanahu

Wa Ta’ala telah melebihkan kurma dari buah-buahan yang lain. Allah menyebutkannya dalam

Alquran dalam 20 tempat yang berbeda dengan memakai lafal pohon kurma: an-Nakhl, an-

Page 10: Pandangan islam tentang imunisasi

Nakhiil, dan an-Nakhlah. Kurma mendapat tempat istimewa di dalam Alquran dan kita tahu

bahwa sebenar-benar perkataan adalah kalaamullah, al-Qur’an al-Karim. Di bawah ini

merupakan ayat-ayat al-Qur’an yang menyebutkan tentang Kurma.

Peranan buah kurma bagi wanita hamil

Buah kurma mengandung banyak manfaat, di antaranya sangat dianjurkan bagi perempuan

yang hamil dan yang akan segera melahirkan. Bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala

memerintahkan Maryam binti ‘Imran untuk memakan buah kurma ini ketika ia sedang nifas.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

“Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan

buah kurma yang masak kepadamu, maka makan, minum, dan bersenang hatilah kamu. Jika

kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah, ‘Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa

untuk Rabb Yang Yaha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun

pada hari ini.’” (QS. Maryam: 25-26)

Karena terbukti secara ilmiah bahwa buah kurma banyak kandungannya dan banyak pula

manfaatnya bagi kesehatan tubuh mupun jiwa manusia, maka wajar pula jika Rasulullah

menggunakan kurma sebagai tamsil (kalimat mutiara) sebagai seorang mukmin sejati. Demikian

sabda beliau:

لة ما لثمك منا ميا ن من كمخأ النةا ن مخأ الام ا

“Sesungguhnya permisalan mukmin seperti pohon kurma. Tidaklah kamu mengambil sesuatu

darinya, niscaya bermanfaat bagimu.” (HR. ath Thabrani dalam Mu’jamul Kabir, 12/ no.13514

dan Al Hafidz Ibnu Hajar menyatakan: “Sanadnya shahih).

Kurma sebagai penawar racun

Pada Zaman Islam generasi pertama telah ada pengetahuan bahwa racun itu ada penawarnya

sehingga dapat menyelamatkan manusia dari kerusakan fungsional organ tubuh atau selamat dari

maut. Beliau bersabda:

Page 11: Pandangan islam tentang imunisasi

سم ول يوم ن ال ضره ذال م ي مراة عجوة ل ع ت ب س بح ب صط ره)من ا ى هري بةارى عن اب سحر (رواه ال ا

Artinya:

Barang siapa yang pagi-pagi benar memakan tujuh buah kurma beserta kulitnya (kurma itu

hampir matang, dalam bahasa Jawa gemadung) maka ia akan terhindar racun dan sihir di hari itu

(H.R. al-Bukhari dari Abu Hurairah).

Kandungan kedua Hadis di atas dapat disebutkan di sini bahwa:

1. Telah ada kesadaran umum bahwa racun adalah sesuatu yang membahayakan bagi

makhluk hidup.

2. Ada kesadaran menetralisir racun bagi yang terlanjur meminumnya.

3. Ada bibit-bibit kesadaran melakukan eksperimentasi penawaran racun. Eksperimen

pertama menggunakan kurma beserta kulitnya, direbus, dan ditentukan dosisnya (tujuh

buah).

4. Proyeksi lebih jauh dapat melakukan eksperimen apa saja sejak dari mineral, buah-

buahan, hingga isi bumi yang lainnya, kalau-kalau dapat ditemukan kandungan zat-zat

yang berguna bagi kesehatan atau penawar racun, atau meningkatkan ketajamannya.

Manfaat Madu

Madu mengandung banyak manfaat bagi kesehatan tubuh, antara lain:

a. Madu mudah dicerna sehingga ketika madu ini masuk ke dalam perut bayi yang berumur

tujuh hari tidak akan membahayakan pencenaan bayi

b. Sifat madu rendah kalori sehingga bayi yang terbiasa diberi madu tidak perlu dikhawatirkan

aan menambah berat badan.

c. Karena mudah dicerna, maka madu lebih cepat larut dalam darah ketika diminum dengan air

hangat.

d. Madu mengandung energi banyak sehingga membantu pembentukan darah, mengatur dan

membantu peredaran darah.

Page 12: Pandangan islam tentang imunisasi

e. Sifat madu dapat membunuh bakteri karena kandungan inhibine. Kandungan inhibine ini

sebagai akibat senyawa sejenis lyzozyme. Zat inilah yang menjai esensi anti bakteri.

f. Madu mengandung royal jelly. Zat ini merupakan kumpulan dari gula, protein, lemak, dan

berbagai vitamin seperti: A, B1, B2, dan mineral seperti: kalsium, natrium, magnesium, besi,

garam iodine, dan radium.

g. Madu juga mengandung propolis, polen, dan phytochemicals. Phytocemicals sebagai obat

antibiotik mengandung anti bakteri, anti fungal, anti alergi.

h. Sebagai obat antibiotik, kata Rasul, Madu dapat menyembuhkan 77 macam penyakit,

meskipun Beliau tidak menjelaskan secara terperinci penyakit apa saja yang dapat

disembuhkan oleh madu. Masih sabda beliau, madu dapat meningkatkan daya hafalan

apabila dikonsumsi secara rotin. Bahasa sekarag adalah menguatkan daya memori kita.

Sabda ini telah diuji dengan banyak penelitian yang berkesimpulan bahwa madu dapat

meningkatkan daya ingat (Ibn Qayyim al-Jauzi, 2006:369) yang disebabkan dalam madu

mengandung zat antioksidan yang dapat mencegah proses perusakan sel-sel oleh radikal

bebas.

Selain itu disebutkan bahwa Ibnu Sina, filofof dan dokter pertama dalam Islam Klasik, awet

muda, segar bugar, dan berumur panjang karena mengonsumsi madu secara rotin.

Jadi, tidak salah, tetapi sangat menakjubkan, jika Rasulullah banyak menganjurkan agar berobat

dan mengonsumsi madu. Padahal, pada zaman Rasulullah belum ada penelitian dan eksperimen

secara teratur ilmiah dalam kaitannya pemanfaatan madu bagi usaha kesehatan.

MUI [Mejlis Ulama Indonesia] menghukumi haram menggunakan obat, termasuk vaksinasi-

imuniasi, yang najis. Pemberian vaksinasi IPV [Infection of Pneumococus vaction, selanjutnya

cukup disebut IPV] terhadap anak yang menderita imunocompromisme saat ini boleh sepanjang

belum ada jenis IPV lain yang halal. Manfaat yang diharapkan dari vaksin ini antara lain juga

untuk mengusahakan kekebalan paru-paru dari serangan penyakit.

2). Halal

Kelompok kedua mengatakan bahwa vaksinasi- imunisasi adalah halal. Pada prinsipnya

vaksinasi- imunisasi adalah boleh alias halal karena; (1) vaksinasi- imunisasi sangat dibutuhkan

Page 13: Pandangan islam tentang imunisasi

sebagaimana penelitian-penelitian di bidang ilmu kedokteran, (2) belum ditemukan bahan

lainnya yang mubah, (3) termasuk dalam keadaan darurat,(4) sesuai dengan prinsip kemudahan

syariat di saat ada kesempitan atau kesulitan. Ayat tersebut menjelaskan prins ip kemudahan

dalam pelaksanaan syariat Islam:

Artinya:

Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang

yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan

terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui

batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang (QS al-Baqarah/2 : 172).

Dari ayat ini dapat diambil pengertian bahwa memakan yang mestinya haram seperti memakan

daging babi yang telah dimasak menjadi halal ketika memang tidak ada makanan selain itu,

selagi ia memakannya secukupnya, yaitu untuk menyambung hidup, bukan dalam arti memakan

daging babi dalam berbagai olahan kuliner sehingga mendatangkan aneka macam aroma, rasa,

dan citarasa untuk berpestaria dalam hal makan-memakan. Harap diingat bahwa ada saja

seorang muslim yang tampaknya hidup di perkotaan, tinggal di asrama mewah tetapi ia dalam

keadaan darurat terus menerus, yaitu makanan harian selalu mengandung unsur babi dan alkohol

sarana mabuk. Dia itu seperti seorang muslim studi di luar negeri di negara sekuler yang jauh

dari suasana Islam. Dalam keadaan demikian, ia boleh saja makan harian sebagaimana mereka

dari penduduk asli non muslim makan. Setelah ia selesai studi dan pulang ke kampung halaman,

keadaan menjadi normal, ia harus kembali hanya makan yang halal. Dengan demikian, secara

analogis vaksinasi- imunisasi yang bahan-bahan alaminya najis boleh dilakukan terhadap

keluarga muslim lantaran belum ada faksin yang sepenuhnya dari benda-benda halal dan suci,

dari najis.

Berkenaan dengan benda najis ini, perlu disampaikan pula di sini tentang vaksinasi- imunisasi

meningitis bagi para calon jamaah haji. Pemerintah Arab Saudi hanya memperbolehkan jamaah

haji asal non Arabia jika telah memiliki sertifikasi vaksinasi- imunisasi meningitis. Sementara itu,

vaksin ini mengandung unsur babi. Untuk jamaah dari Indonesia, vaksin yang harus disuntikkan

Page 14: Pandangan islam tentang imunisasi

ke dalam tubuh calon jamaah haji adalah jenis meningitis tetravalent atau quadrivalernt karena

berasal dari bakteri N yang lazim disebut ACWY dan diproduksi oleh Glaxo Smith Kline,

Belgia. Sebenarnya, dalam formula akhir, barang jadi siap pakai, vaksin meningitis ini telah

steril dari enzim babi. Enzim babi ini hanya digunakan dalam proses pembuatan formula vaksin

(Majlis Tarjih Jateng, 2010 : 6). Namun demikian tetap ada yang keberatan menggunakannya,

lebih baik tidak ibadah haji dari pada memasukkan benda najis mughalad}ah ke dalam tubuh

yang tidak bisa disucikan secara syariat. Jika pendirian ini menjadi kebijakan resmi kaum

muslimin tentu tida ada orang Islam melakukan ibadah haji yang berasal dari non Arab. Oleh

karena itu, agar setiap orang Islam dapat melakukan ibadah haji, asal mampu, maka keharusan

menggunakan vaksin meningitis sebagaimana disyaratkan oleh pemerintah Saudi Arabia harus

kita terima sebagai seseuatu yang darurat. Selanjutnya prinsip keadaan darurat diberlakukan,

bahwa setiap keadaan darurat diperbolehkan yang semula dilarang

Vaksin meningitis ini memang amat membahayakan bagi keselamatan jiwa manusia. Pada tahun

2001 WHO [World Health Organization] mencatat terdapat 1,2 juta kasus terinveksi virus N

ACWY, 135.000 diantaranya meninggal dunia. Di Nigeria, dari 4164 kasus dalam satu minggu

meninggal 171 jiwa (Majlis Tarjih Muhammadiyah Jateng, 2010 : 3). Virus ini bisa menjadi

epidemi. Jadi amat membahayakan bagi keselamatan jiwa, khususnya kurang lebih 5

juta, jamaah haji dari berbagai penjuru di dunia. Jika dalam waktu singkat terjadi wabah di

Arab Saudi pada pelaksanaan haji, kemudian mereka terjangkit virus ini, selanjutnya mereka

pulang ke negara masing-masing sambil membawa virus maut ini, tentu dalam waktu singkat

dunia akan terjangkit epidemi. Orang akan begitu mudah mengutuk Islam dan orang Islam,

bahwa ibadah haji dan umat Islam adalah pembabawa petaka dunia. Maka kemungkinan ini

harus dicegah dengan cara kita tetap menggunakan vaksin meningitis ini selama belum ada

produk alternatif yang halal.

Pertimbangan-pertimbangan Umum Kehalalan Vaksinasi-Imunisasi

Dalam kesempatan ini penulis memberikan lima macam reasioning yang kiranya dapat

menghantarkan pada sikap yang mudah-mudahan objektif, sesuai syariat, dan sejalan dengan

paradigma ilmu kesehatan.

Page 15: Pandangan islam tentang imunisasi

1). Istihalah

Istihalah adalah berubahnya benda najis atau haram menjadi benda lain yang berbeda nama

maupun sifatnya. Contoh (1) adalah khamer menjadi cuka. Khamer haram hukumnya dan

sifatnya memabukkan, setelah menjadi cuka halal hukumnya dan tidak memabukkan sifatnya.

Khamer memang berasal dari benda-benbda suci seperti anggur, kurma, singkong, beras ketan,

dan aneka buah-buahan seperti nanas dan dunrian. Contoh (2) adalah kulit bangkai ketika

disamak menjadi suci (al-Hadis). Dari kedua benda ini, yaitu cuka dan kulit yang telah disamak,

ternyata tidak ada hukum yang menyatakan najis dan haram.

Atas dasar prinsip ini, cairan vaksin atau vaksin dalam arti bentuk produk yang sudah jadi yang

sudah berubah dari bentuk, bau dan sifatnya dari bahan asalnya, kemudian dimasukkan ke

dalam tubuh manusia berproses secara alami atau kimiawi, atau senyawa yang akhirnya hilang

substansi dan sifat vaksin menyatu dengan seluruh organisme dalam tubuh. Selanjutnya difusi

makro itu berubah menjadi zat anti bodi, yaitu sistem kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit.

2). Istihla’

Istihla’ adalah bercampunya benda haram atau najis dengan benda lainnya yang suci dan halal

yang lebih banyak sehingga menghilangkan sifat najis dan keharamannya karena benda najis dan

haram tersebut telah hilang rasa, bau, maupun warna. Relefan dengan kasus ini adalah sabda

Nabi Saw.:

صححه لحمد). ة و خالث ي (اثرجه ال م سه نج ماء طهور ال ي ن ال

“ al-maa u thahuurun laa yunajjisuhu syaiun” (Air itu suci, tidak ada yang menajiskannya –

HR. tiga orang [at-Turmuzi, Abu Dawud, dan Ahmad bin Hanbal] dan dishahihkan oleh Ahmad

– Ibnu Hajar al-Asqalani, 2000 : 27).

Atau

نجس. اثرجه االرب ة م ي ظ ل ى ل بث. وف ة ج أ ال م ي ين ل ت ل ماء ق ان ال ذا ك

مة. ن ثزي صححه ب و

Page 16: Pandangan islam tentang imunisasi

‘Apabila air telah mencapai dua qullah maka tidak kotor. Dalam suatu riwayat ‘tidak najis. HR.

Empat orang [at-Turmuzi, Abu Dawud, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah. Ibnu Khuzaimah

menshahihkannya – Ibnu Hajar a-Asqalanbi, 2000: 28).

Atas dasar prinsip ini, cairan vaksin yang begitu sedikit dalam ukuran cc dimasukkan ke dalam

tubuh bercampur dengan darah atau cairan lain, (unsur cairan dalam tubuh mencapi 80 %) yang

sekian ratus ribu kali jauh lebih banyak kemudian melaui proses-proses yang terjadi di dalam

tubuh hilanglah sifat, warna, maupun baunya dari materi vaksin asli (sebelum dimasukkan).

Harap diingat pula materi vaksin itu telah berbeda sama sekali dengan bahan-bahan aslinya

ketika masing-masingnya belum disenyawakan. Prinsip istihla’ sejalan dengan prinsip istihsan.

Melalui prinsip ini, najis yang terlalu sedikit yang menempel dalam tubuh tidak menjadi

halangan untuk melakukan salat selama belum hadas. Contohnya adalah jika seseorang

melakukan salat. Pada saat itu ada seekor nyamuk hinggap di tangan. Nyamuk itu kemudian

menggigit dan menyedot darah dalam tubuh. Akibatnya si mushalli merasa gatal, kemudian

nyamuk itu dipencet (dalam bahasa Jawa dipithes) sehingga ia mati dan ada darahnya di tempat

itu. Keadaan ini tidak membatalkan salat karena terdapat barang najis, yaitu darah yang

tertumpah. Darah yag terlalu sedikit ini tidak dihitung sebagai najis, dikenal ma’fu (diampuni

atau dimaklumi).

3). Kemudahan dalam kesempitan

Imam asy-Syatibi, ulama dari Andalusia, Spanyol, sekurun dan sekelas Imam Syafi’i,

mengatakan bahwa dalil-dalil tentang kemudahan bagi umat Islam telah mencapai derajat yang

pasti. Di antara dalil itu berbunyi; (1) ad-Di>nu yusrun. Ah}abbu ad-di>ni ila-lla>hi as-

samh}atu al-hani>fatu” (Agama itu mudah. Agama yang disenangi Allah adalah agama mudah

dan ringan – al-Hadis). (2) Imam Syafi’i sendiri mengatakan bahwa kaidah syariat itu dibangun

di atas fondasi ‘segala sesuatu apabila sempit maka menjadi luas’. (3) Allah berfirman sebagai

berikut yang Artinya:

Tiada dosa atas orang-orang yang buta dan atas orang yang pincang dan atas orang yang sakit

(apabila tidak ikut berperang). Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya; niscaya

Allah akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan

Page 17: Pandangan islam tentang imunisasi

barang siapa yang berpaling niscaya akan diazab-Nya dengan azab yang pedih.(QS. Al-Fath/48 :

17).

Ayat tersebut menjelaskan bahwa dalam beragama tidak perlu bersulit-sulit. Selain itu, dalam

berbagai peristiwa, secara tekstual hingga 10 kali Allah memberikan kebebasan sebagai

peringanan karena tidak bisa melaksanakan perintah-Nya. Intinya, umat Islam dalam

menjalankan keberagamaannya jangan sampai menyulitkan diri, tetapi juga jangan

melecehkannya, menganggap ringan, atau seenaknya sendiri. Melaksanakan perintah sejauh

kemampuannya. Allah mengingatkan kepada umat Islam melalui firmannya sebagai berikut:

Artinya:

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat

pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang

dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa

atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat

sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah

Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami;

ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap

kaum yang kafir."(QS. Al-Baqarah/2 : 286).

4). Berobat dengan yang Haram secara prinsip itu boleh menurut imam syafi’i, Imam

Hanafi, dan Ibnu Hazm Kalau keadaannya terpaksa dengan mengajukan ayat

Alquran sebagai berikut:

Artinya:

Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang disebut nama Allah

ketika menyembelihnya, padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang

diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. Dan sesungguhnya

kebanyakan (dari manusia) benar benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu

mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia- lah yang lebih mengetahui orang-

orang yang melampaui batas (QS. Al-An’am/6 : 119).

Page 18: Pandangan islam tentang imunisasi

Dalam ayat ini jelas ada ungkapan boleh memakan haram karena terpaksa, yaitu dalam potongan

ayat ( . . . kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. ..) dalam posisi makan haram terpaksa

adalah memasukkan barang haram dan najis ke dalam tubuh. Allah membolehkannya

Nabi sendiri membolehkan laki- laki memakai sutra karena sakit kulit. Beliau membolehkan

memakai emas kepada sahabat dari Arfajah untuk menutupi aibnya. Beliau juga membolehkan

mencukur rambutnya di waktu ihram karena terkena penyakit di kepala (borok).

5). Fatwa Majlis Eropa lil Iftaa’ wa al-Buhuts

Lembaga fatwa dalam merespon kehebohan vaksinasi- imunisasi bagi anak-anak muslim

memberikan dua macam pertimbangan, (1) Mempertimbangkan manfaat vaksin sebagaimana

diketahui dari ilmu kedokteran dan menghindari bahaya yang lebih besar, selama belum ada

yang lain yang halal, maka hukumnya boleh berimunisasi untuk anak-anak karena masalah ini

termasuk keadaan darurat. (2) Memberikan wasiat kepada para pemimpin umat Islam agar

tidak terlalu keras dalam masalah ijtihadiyah seperti ini yang membawa maslahat yang lebih

besar bagi anak-anak muslim selagi tidak bertentangan dengan dalil-dalil yang jelas.

Konklusi dan Implikasi

Atas dasar lima pertimbangan umum di atas dinyatakan bahwa vaksinasi- imunisasi yang

bertujuan untuk mengusahakan kesehatan manusia itu boleh atau halal selagi belum ada bahan

vaksinasi- imunisasi yang halaalan thayyiban. Untuk itu, tenaga medis: dokter, perawat, dan

bidan bisa menyuntikkan vaksin (DPT, BCG, MMR, IPV, dan meningitis) untuk mengusahakan

kekebalan tubuh manusia inklusif balita dari serangan penyakit yang disebabkan oleh bakteri,

kuman, dan virus yang berbahaya bagi kesehatan. Akan sangat bagus kalau para sarjana

kesehatan (apoteker, analis kesehatan, dokter, Farmakolog, mungkin juga termasuk herbalis)

segera memproduk vaksin yang seluruhnya terbuat dari bahan atau sintetisnya yang sepenuhnya

secara material halal).