20
OMA & OMSK Kelompok 8 Dian dwi lestari Evi alfiyah Nuraeni

OMA OMSK

Embed Size (px)

Citation preview

OMA & OMSK

Kelompok 8Dian dwi lestariEvi alfiyahNuraeni

OMA

Otitis Media adalah peradangan pada sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid

Otitis media akut(OMA) adalah infeksi akut telinga tengah.

Etiologi1. masuknya bakteri atau virus patogenik ke dalam telinga tengah. (bakteri penyebab OM

adalah Streptococcus pneumoniae , Haemophilus influenzae , Moraxella catarhalis dll2. disfungsi tuba euistachii seperti obstruksi yang diakibatkan oleh infeksi saluran

pernapasan atas, inflamasi jaringan di sekitarnyaManifestasi klinis.

gejala klinis OMA tergantung pada stadium penyakit dan umur pasien. Stadium OMA berdasarkan perubahan mukosa telinga tengah

Pathogenesis OMA pada sebagian besar anak-anak dimulai oleh infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) atau alergi, sehingga terjadi kongesti dan edema pada mukosa saluran napas atas, termasuk nasofaring dan tuba Eustachius.

PatofisiologiMukosa yang melapisi tuba eustachius, telinga tengah, dan sel-sel mastoid mengalami peradangan akut. Mukopus terkumpul di dalam telinga tengah dan sel-sel udara. Tekanan dalam telinga tengah makin meningkat, gendang telinga meradang, menonjol, dan kemudin pecah pada bagian tengah yang disebabkan oleh nekrosis iskemik. Mukopus kemudian keluar ke telinga luar. Gendang telinga menyembuh dan tuba eustacheus terbuka lagi

Stadium OMA1. Stadium Oklusi Tuba Eustachius

Sumbatan tuba Eustachius yang ditandai oleh retraksi membran timpani akibat terjadinya tekanan intratimpani negatif di dalam telinga tengah, kadang berwarna normal atau keruh pucat.. Tidak terjadi demam pada stadium ini.

2. Stadium Hiperemis atau Stadium Pre-supurasi terjadi pelebaran pembuluh darah di membran timpani, yang ditandai oleh membran timpani mengalami hiperemis, edema mukosa dan adanya sekret eksudat serosa yang sulit terlihat.

3. Stadium Supurasi ditandai oleh terbentuknya sekret eksudat purulen atau bernanah di telinga tengah dan juga di sel-sel mastoid.

4. Stadium Perforasi ditandai oleh ruptur membran timpani sehingga sekret berupa nanah yang jumlahnya banyak akan mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar.

5. Stadium Resolusi diawali dengan berkurangnya dan berhentinya otore. Stadium resolusi ditandai oleh membran timpani berangsur normal hingga perforasi membran timpani menutup kembali dan sekret purulen akan berkurang dan akhirnya kering. Pendengaran kembali normal

Penatalaksanaan1. Stadium oklusi

Ditujukan untuk membuka kembali tuba euctachius sehingga tekanan negatif dalam teling hilang. Diberikan obat tetes hidung HCL Efedrin 0,5% untuk anak < 12 tahun atau HCL efedrin 1% dalam larutan fisiologik untuk anak > 12 tahun dan dewasa. Sumber infeksi llokal harus diobati.

2. Stadium presupurasiDiberikan antibiotik, obat tetes hidung dan analgesik. Bila membran timpani sudah terlihat hiperemesis difus, sebaiknya dilakukan miringotomi.

3. Stadium supurasiSelain antibiotik, pasien harus dirujuk untuk dilakukan miringotomi bila membran timpani masih utuh sehingga gejala cepat hilang dan tidak terjadi ruptur

4. Stadium perforasiTerlihat sekret banyak keluar, kadang secara berdenyut diberikan obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotik yang adekuat sampai 3 minggu biasanya sekret akan hilang dan perforasi akan menutup sendiri dalam 7-10 hari.

5. Stadium resolusi Membran timpani berangsur normal kembali, sekret tidak adalagi dan perforasi menutup bila tidak, antibiotik bisa dilanjut sampai 3 minggu

OMSK (otitis media supuratif kronis)OMSK adalah infeksi kronik telinga tengah dengan perforasi

membran timpani dan keluarnya sekret dari telinga tengah secara terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau nanah biasanya disertai dengan gangguan pendengaran. Istilah kronik digunakan apabila penyakit ini hilang timbul atau menetap selama 2 bulan atau lebih. (Djaafar, 1997).

EtiologiBeberapa faktor penyebab adalah terapi yang terlambat, terapi tidak adekuat, virulensi kuman tinggi, daya tahan tubuh rendah dan kebersihan diri buruk. Bila kurang dari 2 bulan disebut sub akut. Sebagian kecil perforasi membran timpani terjadi akibat trauma telinga tengah kumam penyebab biasanya gram positif aerob , gram negatif dan anaerob.

Gejala KlinisTelinga berair (otorrhoe),Gangguan pendengaran,Otalgia (nyeri telinga), Vertigo, rasa penuh ditelinga,tinitus.Klasifikasi OMSK1. benigna/tipe mukosa2. Maligna/tipe tulang

Berdasarkan sekret yang keluar dari kavum timpani secara aktif juga dikenal Tipe aktif dan tipe tenang

OMSK Benigna, peradangan terbatas pada mukosa saja, tidak mengenai tulang perforasi terletak disentral.

OMSK Maligna disertai dengan kolesteatom. Perforasi terletak marginal. Subtotal atau di atik. Abses atau fistel retroaurikuler, polip atau jaringan granulasi diiang telinga luar yang berasal dari telinga tengah. Sekret berbentuk nanah dan berbau khas. Sering menimbulkan komplikasi berbahaya

KomplikasiParalisis nervus fasialis, fistula labirin, labirintitis, labirintitis supuratif, petrositis, tromboflebitis sinus lateral, abses ekstradural, abses subdural, meningitis, abses otak dan hidrosefalus otitis.

PenatalaksanaanTerapinya sering lama dan harus berulang ulang

• Prinsip terapi OMSK benigna adalah konservatif atau medikamentosa bila sekret keluar terus diberikan obat cuci telinga, yaitu larutan H2O2 3% selama 3-5 hari setelah sekret berkurang atau bila sudah tenang, dilanjutkan obat tetes telinga yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid, tidak lebih dari 1-2 minggu karena bersifat ototoksik. Pasien dianjurkan tidak berenang menghindari masuknya air kedalam telinga.

• Bila sekret telah kering namun perforasi tetap ada setelah diobservasi selama 2 bulan, maka harus dirujuk untuk miringoplasti atau timpanoplasti. Sumber infeksi harus diobati terlebih dahulu kalau perlu dengan pembedahan.

• Prinsip terapi maligna adalah dengan pembedahan yaitu mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti. Terapi medikamentosa hanya bersifat sementara sebelum pembedahan. Bila terdapat abses subperiosteal retroaurikuler, maka dilakukan insisi abses tersendiri sebelum mastoidektomi.

Asuhan Keperawatan

1. Pengkajiana. Pengumpulan Data

Identitas Pasien : Nama pasien, umur, suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat dllb. Riwayat Penyakit Sekarang.

Riwayat adanya kelainan nyeri pada telinga, penggunaan minyak, kapas lidi, peniti untuk membersihkan telinga

c. Riwayat Penyakit Dahulu.Riwayat infeksi saluran atas yang berulang, riwayat alergi, riwayat OMA berkurang, riwayat penggunaan obat( sterptomisin, salisilat, kuirin, gentamisin ), riwayat operasi

d. Riwayat penyakit keluarga.Apakah keluarga klien pernah mengalami penyakit telinga, sebab dimungkinkan OMK berhubungan dengan luasnya sel mastoid yang dikaitkan sebagai faktor genetik

2. Pengkajian PersistemTanda-tanda vital : Suhu meningkat, keluarnya otoreB2 ( Blood ) : Nadi meningkatB3 (Brain) : Nyeri telinga, perasaan penuh dan pendengaran menurun, vertigo, pusing, refleks kejutB5 (Bowel) : Nausea vomitingB6 (Bone) : Malaise, alergi

3. Pemeriksaan diagnostika. tes audiometri : pendengaran menurunb. Xray : terhadap kondisi patologi, misal kolestetoma, kekaburan

mastoid4. Pemeriksaan pendengaran

Tes suara bisikan, tes garputala2. Diagnosa keperawatana. Nyeri berhubungan dengan proses peradangan.b. Gangguan berkomunikasi berhubungan dengan efek kehilangan

pendengaranc. Perubahan persepsi / sensori berhubungan dengan obstruksi,

infeksi di telinga atau kerusakan di saraf pendengarand. Ansietas berhubungan dengan prosedur operasi, diagnosis,

prognosis, anestesi, nyeri, hilangnya fungsi, kemungkinan penurunan pendengaran lebih besar setelah operasi

3. Intervensi Keperawatan a. Nyeri berhubungan dengan proses peradangan

Tujuan : Nyeri yang dirasakan klien berkurang rasaKriteria hasil : Klien mengungkapkan bahwa nyeri berkurang, klien mampu melakukan metode pengalihan suasanaIntervensi Keperawatan:1. Ajarkan klien untuk mengalihkan suasana dengan melakukan metode relaksasi saat nyeri yang teramat sangat muncul, relaksasi seperti menarik napas panjangRasional : Metode pengalihan suasana dengan melakukan relaksasi bisa mengurangi nyeri yang diderita klien2. Kompres dingin di sekitar area telingaRasional : Kompres dingin bertujuan mengurangi nyeri karena rasa nyeri teralihkan oleh rasa dingin di sekitar area telinga3. Atur posisi klienRasional : Posisi yang sesuai akan membuat klien merasa nyaman4. kolaborasi, beri aspirin/analgesik sesuai instruksi, beri sedatif sesuai indikasiRasional : Analgesik merupakan pereda nyeri yang efektif pada pasien untuk mengurangi sensasi nyeri dari dalam

b. Gangguan berkomunikasi berhubungan dengan efek kehilangan pendengaranTujuan : Gangguan komunikasi berkurang / hilang.Kriteria hasil : 1) Klien akan memakkia alat bantu dengar (jika sesuai)2) Menerima pesan melalui metoda pilihan (misal : komunikasi tulisan, bahas lambang, bebicara dengan jelas pada telinga yang baik)Intervensi keperawatan :

1. Dapatkan apa metode komunikasi yang diinginkan dan catat pada rencana perawatan metode yang digunakan oleh staf dan klien, (seperti: tulisan, berbicara, bahasa isyarat).Rasional : Dengan mengetahui metode komunikasi yang diinginkan oleh klien maka metode yang akan digunakan dapat disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan klien.

2. Kaji kemampuan untuk menerima pesan secara verbal.2.1 Jika ia dapat mendegar pada satu telinga, berbicara dengan perlahan dan

dengan jelas langsung ke telinga yang baik (hal ini lebih baik daripada berbicara dengan keras).

2.2 tempatkan klien dengan telinga yang baik berhadapan dengan pintu.2.3 Dekati klien dari sisi telinga yang baik.

2.3.1. Jika klien dapat membaca ucapan :1. Lihat langsung pada klien dan bicaralah lambat dan jelas.2. Hindari berdiri di depan cahaya karena dapat menyebabkan klien tidak dapat membaca bibir anda.

2.3.2. Perkecil distraksi yang dapat menghambat konsentrasi klien.1. Minimalkan percakapan jika klien kelelahan atau gunakan komunikasi tertulis.2. Tegaskan komunikasi penting dengan menuliskannya.

2.3.3.Jika ia hanya mampu bahasa isyarat, sediakan penerjemah. Alamatkan semua komunikasi pada klien, tidak kepada penerjemah. Jadi seolah-olah perawat sendiri yang langsung berbicara kepada klien dnegan mengabaikan keberadaan penerjemah.Rasional : Pesan yang ingin disampaikan oleh perawat kepada klien dapat diterima dengan baik oleh klien.

3. Gunakan faktor-faktor yang meningkatkan pendengaran dan pemahaman.4. Bicara dengan jelas, menghadap individu5. Ulangi jika klien tidak memahami seluruh isi pembicaraan6. Gunakan rabaan dan isyarat untuk meningkatkan komunikasi.7. Validasi pemahaman individu dengan mengajukan pertanyaan yang memerlukan

jawaban lebih dari ya dan tidak.Rasional : Memungkinkan komunikasi dua arah anatara perawat dengan klien dapat berjalan dnegan baik dan klien dapat menerima pesan perawat secara tepat.

c. Perubahan persepsi / sensori berhubungan dengan obstruksi, infeksi di telinga atau kerusakan di saraf pendengaranTujuan : Persepsi / sensoris baik.Kriteria hasil : Klien akan mengalami peningkatan persepsi / sensoris pendengaran sampai pada tingkat fungsional.Intervensi keperawatan :

1. Ajarkan klien untuk menggunakan dan merawat alat pendengaran secara tepat.Rasional : Keefektifan alat pendengaran tergantung pada tipe gangguan / ketulian, serta perawatannya yang tepat.

2. Instruksikan klien untuk menggunakan teknik – teknik yang aman sehingga dapat mencegah terjadinya ketulian lebih jauh.Rasional : Apabila penyebab pokok ketulian tidak progresif, maka pendengaran yang tersisa sensitif terhadap trauma dan infeksi, sehingga harus dilindungi.

3. Observasi tanda – tanda awal kehilangan pendengaran yang lanjut.Rasional : Diagnosa dini terhadap keadaan telinga atau terhadap masalah – masalah pendengaran rusak secara permanen.

4. instruksikan klien untukmenghabiskan seluruh antibiotik yang diresepkan (baik itu antibiotik sistemik maupun lokal).Rasional : Penghentian terapi antibiotika sebelum waktunya dapat menyebabkan organisme sisa berkembang biak sehingga infeksi akan berlanjut.

d. Ansietas berhubungan dengan prosedur operasi, diagnosis, prognosis, anestesi, nyeri, hilangnya fungsi, kemungkinan penurunan pendengaran lebih besar setelah operasiTujuan : Ansietas berkurang / hilang.Kriteria hasil :1) Klien mampu mengungkapkan ketakutan / kekuatirannya.2) Respon klien tampak tersenyum.Intervensi keperawatan :

1. Jujur kepada klien ketika mendiskusikan mengenai kemungkinan kemajuan dari fungsi pendengarannya untuk mempertahankan harapan klien dalam berkomunikasi.Rasional : Menunjukan kepada klien bahwa dia dapat berkomunikasi dengan efektif tanpa menggunakan alat khusus, sehingga dapat mengurangi rasa cemasnya.

2. Berikan informasi mengenai kelompok yang juga pernah mengalami gangguan seperti yang dialami klien untuk memberikan dukungan kepada klien.Rasional :Harapan – harapan yang tidak reaslistik tidak dapat mengurangi kecemasan, justru malah menimbulkan ketidak percayaan klien terhadap perawat.

3. Berikan informasi mengenai sumber – sumber dan alat – alat yang tesedia yang dapat membantu klien.Rasional : Memungkinkan klien untukmemilih metode komunikasi yang paling tepat untuk kehidupannyasehari – hari disesuaikan dengan tingkat ketrampilannya sehinga dapat mengurangi rasa cemas dan frustasinya.

Referensi• Brunner & Sudart. 2001. Keperawatan Medikal

Bedah Edisi 12. jakarta: EGC• Kapita selekta kedokteran. 2001. Jakarta:

Media aesculaplus FK UI. http://debbynataliakeperawatan.blogspot.co.id/