24
Pengembangan Kawasan Ekonomi Kreatif Melalui Inovasi Disampaikan pada Kuliah Umum Prodi Administrasi Publik FISIP Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya, 13 April 2017 Dr. Tri WidodoW. Utomo, SH.,MA Deputi Inovasi Administrasi Negara LAN-RI http://inovasi.lan.go.id

Pengembangan Kawasan Ekonomi Kreatif Melalui Inovasi

Embed Size (px)

Citation preview

PengembanganKawasan Ekonomi

Kreatif Melalui Inovasi

Disampaikan pada Kuliah Umum Prodi Administrasi Publik FISIP Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG)

Surabaya, 13 April 2017

Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MADeputi Inovasi Administrasi Negara LAN-RI

http://inovasi.lan.go.id

ContentContent

Prologue: Megatrends1

Mengapa Ekonomi Kreatif?2

Proyeksi & Kinerja Makro Indonesia3

Arah Kebijakan Pembangunan Ekonomi Kreatif4

Strategi Inovasi Pengembangan Kawasan Ekonomi Kreatif5

Prologue: MegatrendsPrologue: Megatrends

Respon thd Trend GlobalRespon thd Trend Global

“Megatrends”

“Ekonomi Kreatif”

Mengapa Ekonomi Kreatif?Mengapa Ekonomi Kreatif?

Mengapa Ekonomi Kreatif?Mengapa Ekonomi Kreatif?

Urgensi Ekonomi KreatifUrgensi Ekonomi Kreatif

Ruang lingkup industri kreatif meliputi 16 sub sektor (industri) arsitektur; desain interior; desain komunikasi visual; desain produk; fashion; film, animasi dan video; fotografi; kriya; kuliner; musik;aplikasi dan game developer; penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, serta televisi dan radio. (Perpres No. 72/2015 tentang Bekraf)

RUANG LINGKUP INDUSTRI KREATIFKONTRIBUSI EKONOMI KREATIF TERHADAP

PEREKONOMIAN NASIONAL

Sumber: RAJM Ekonomi Kreatif 2015-2019, dalam Kemenko Perekonomian, 2016, “Strategi dan Kebijakan Pengembangan Ekonomi Kreatif”.

5,76% ekonomi kreatif di atas rata-rata

pertumbuhan nasional

7,05% share PDB

10,7% penyerapan tenaga kerjaTH

. 2

01

3

Ekonomi Kreatif adalah kegiatan ekonomi berdasarkan pada kreativitas, keterampilan, dan bakat individu untuk menciptakan daya kreasi dan daya

cipta individu yang bernilai ekonomis dan berpengaruh pada kesejahteraan

masyarakat (Inpres No. 6/2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif)

“ “

Proyeksi Ekonomi IndonesiaProyeksi Ekonomi Indonesia

Kinerja Makro IndonesiaKinerja Makro Indonesia

Sumber: Kemenparekraf (2014), dalam Kemenko Perekonomian, 2016, “Strategi dan Kebijakan Pengembangan Ekonomi Kreatif”.

Kinerja Makro IndonesiaKinerja Makro Indonesia

Kinerja Makro IndonesiaKinerja Makro Indonesia

Kinerja Makro IndonesiaKinerja Makro Indonesia

Arah Kebijakan Pemb. Ekonomi KreatifArah Kebijakan Pemb. Ekonomi Kreatif

Sumber: RPJMN 2-15-2019, dalam Kemenko Perekonomian, 2016, “Strategi dan Kebijakan Pengembangan Ekonomi Kreatif”.

Model Pengembangan Kawasan KreatifModel Pengembangan Kawasan Kreatif

Model Pengembangan Kawasan KreatifModel Pengembangan Kawasan Kreatif

Desa Wisata Pulesari, Sleman

Model Pengembangan Kawasan KreatifModel Pengembangan Kawasan Kreatif

Desa Wisata Pulesari, Sleman

� Tema “Wisata Pertanian (Salak)” dapat dikembangkan dalamberagam variasi:o Edukasi Salak: bagaimana memetik, membedakan yang matang & mentah, cara

menanam, dst.o Kuliner Salak: Kripik Salak, Selai Salak, Dodol Salak, Juss Salak, Permen Salak, dst.o Ekonomi Kreatif Salak: gantungan kunci dari biji Salak, miniatur pohon Salak, T-shirt

tema Salak, pembibitan Salak, dst.

� Butuh upaya mainstreaming lintas instansi/SKPD:o Dinas Pertanian: menyediakan bibit, memberi pendampingan cara menanam /

memupuk, dst.o Dinas Perindagkop: memberi bimtek packaging dan marketing, mencarikan

distributor/pengecer, dst.o Dinas Parekraf: melatih pembuatan produk2 souvenir, aneka makanan/ minuman,

integrasi dengan paket wisata, dst.

Model Pengembangan Kawasan KreatifModel Pengembangan Kawasan Kreatif

o Dianugerahi 174 sumber mata air.

o Sampai 2001, tergolong desa miskindengan pendapatan 14 juta/thn.

o Tahun 2002 berdiri perusahaan AQUA, ygmemberi sharing Rp 1/liter � Rp 200/thnantara 2002-2008.

o 2009 berdiri BUMDes yg mengembangkanparisisata berbasis air � berkembang di sektor lain (fotografi, kuliner, dll).

o 2015 pendapatan BUMDesa mencapai Rp6,2 milyar/thn.

o Perbaikan layanan publik: BPJS dibayarDesa; bantuan lauk pauk Rp 300 ribu/bulan untuk lansia, dll.

Sumber: Kementerian Desa PDTT, Menuju Desa Mandiri, 2016

Desa Ponggok, Klaten, Jawa Tengah

Sumber: Street Level Innovation, Deputi Inovasi Administrasi Negara LAN, 2016

Mesin Pengolahan Tepung Tapioka, Desa Bengbulang

Kawasan Ternak Kambing Terintegrasi (KateKate), Desa

Tayem Timur

Jahe Minuman Segar (Jamin Segar) di Desa Sidamulya

Model Pengembangan Kawasan KreatifModel Pengembangan Kawasan Kreatif

Kec. Karangpucung, Cilacap, Jawa Tengah

Model Pemberdayaan Konten LokalModel Pemberdayaan Konten Lokal

Kab. Tana Tidung, Kalimantan Utara

Model Pemberdayaan Konten LokalModel Pemberdayaan Konten Lokal

Model Pemberdayaan Sasaran SpesifikModel Pemberdayaan Sasaran Spesifik

Sasaran: Pedagang Pasar Tradisional

Model Pemberdayaan Sasaran SpesifikModel Pemberdayaan Sasaran Spesifik

o Dilakukan penggiliran/shift pagi-sore (souvenir, pakaian dll) dan sore-malam (makanan);

o Lapak tidak bersifat permanen, pedagang harusmenggelar & membereskan dagangan sesuaijadual;

o Setiap pedagang harus mengembalikan kondisiseperti sebelum berdagang (kebersihan, ketertiban) � Dinas Kebersihan tidak bertindaksebagai “pencuci piring atas pesta orang lain”;

o Model ini telah dipraktekkan oleh pedagangjalanan di Thailand dan di Malioboro, Yogyakarta.

EpilogueEpilogue

1. Inovasi merupakan prasyarat untuk pengembangankawasan ekonomi kreatif.

2. Pengembangan kawasan ekonomi kreatif perlumengenali 3 hal: potensi kawasan, permasalahan, dantarget-group yang ingin ditingkatkan kondisinya.

3. Pengembangan kawasan ekonomi kreatif membutuhkansinergi & kolaborasi lintas sektor.

Terima KasihEducare Magistra Vitae …

Innovo Ergo Sum …