14
TA’RIF ISTILAHIY tsw (02)

Ta'rif Istilahi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Ta'rif Istilahi

TA’RIF ISTILAHIY

tsw (02)

Page 2: Ta'rif Istilahi

Abul Hasan Samnun bin Hamzah Al-Muhib (w. 297 H), tasawuf "Kau tidak memiliki sesuatu, dan tidak sesuatu pun yang memilikimu.“ (Ar-Risalah Al-Qusyairiyyah, jld. II, hlm. 552)

يملك و اليملكال

Page 3: Ta'rif Istilahi

Dr. Abdul Halim Mahmud (tasawuf adalah kejernihan dan kontemplasi) dengan argumen bahwa definisi ini telah mencakup dua sisi yang dalam kesatuan yang sempurna membangun definisi tasawuf. Pertama wasilah, yaitu kejernihan; kedua tujuan, yaitu kontemplasi. Kemudian beliau menyatakan : "Musyahada adalah derajat ma'rifat yang paling tinggi. Jadi, tasawuf adalah ma'rifat—derajat ma'rifat tertinggi setelah kenabian, dan tasawuf adalah jalan menuju musyahadah (kontemplasi).“ (Abhats fit Tashawwuf, dicetak bersama "Al-Munqidz Minadh Dhalal“ Al-Ghazali, hlm. 165, Darul Kitabil Libnani, Beirut, cet. I, 1979 M.)

التصوف صفاء ومشاهدة

Page 4: Ta'rif Istilahi

Ibnu `Arabi mengatakan "Tasawuf adalah akhlak Ilahi” (Ibnu `Arabi , "Ishtilahatush Shufiyyah", hlm. 28,)

التصوف هوأخالقإلهى Al – Juroiri, tasawuf: “Memasuki kedalam akhlak yang bersifat

sunni dan keluar dari akhlak (Budi Pekerti) yang rendah”.

ألدخول فى كل خلق سنى والخروج من كل خلق دنى

Imam Junaid dari Baghdad (m.910) mendefinisikan tasawuf sebagai "mengambil setiap sifat mulia dan meninggalkan setiap sifat rendah".

Syekh Abul Hasan asy-Syadzili (m.1258), syekh sufi besar dari Arika Utara, mendefinisikan tasawuf sebagai "praktik dan latihan diri melalui cinta yang dalam dan ibadah untuk mengembalikan diri kepada jalan Tuhan".

Page 5: Ta'rif Istilahi

Syekh Ahmad Zorruq (m.1494) dari Maroko mendefinisikan tasawuf sebagai berikut: Ilmu yang dengannya Anda dapat memperbaiki hati dan menjadikannya semata-mata bagi Allah, dengan menggunakan pengetahuan Anda tentang jalan Islam,khususnya fiqih dan pengetahuan yang berkaitan, untuk memperbaiki amal Anda dan menjaganya dalam batas-batas syariat Islam agar kebijaksanaan menjadi nyata.

Menurut Syekh Ibn Ajiba (m.1809): Tasawuf adalah suatu ilmu yang dengannya Anda belajar bagaimana berperilaku supaya berada dalam kehadiran Tuhan yang Maha ada melalui penyucian batin & mempermanisnya dg amal baik. Jalan tasawuf dimulai sebagai suatu ilmu, tengahnva adalah amal. dan akhirnva adalah karunia Ilahi.

Syekh as-Suyuthi berkata, "Sufi adalah orang yang bersiteguh dalam kesucian kepada Allah, dan berakhlak baik kepada makhluk".

Page 6: Ta'rif Istilahi

1. Muhammad al-Jurairy: “Tasawuf berarti memasuki setiap akhlak yang mulia dan keluar dari setiap akhlak yang tercela.”

2. Al-Junaid al-Baghdady: “Tasawuf artinya Allah mematikan dirimu dari dirimu dan menghidupkan dirimu bersama dengan-Nya.”“Tasawuf adalah engkau berada semata-mata bersama Allah swt. Tanpa keterikatan dengan apa pun.” “Tasawuf adalah dzikir bersama, ekstase yang diserta sama’ dan tindakan yang didasari Sunnah Nabi.”

3. Al-Husain bin Manshur al-Hallaj: “Sufi adalah kesendirianku dengan Dzat, tak seorang pun menerimanya dan juga tidak menerima siapa pun.”

Page 7: Ta'rif Istilahi

4. Abu Hamzah Al-Baghdady: “Tanda Sufi yang benar adalah dia menjadi miskin setelah kaya, hina setelah mulia, bersembunyi setelah terkenal. Sedang tanda Sufi yang palsu adalah dia menjadi kaya setelah miskin, menjadi obyek penghormatan tertinggi setelah mengalami kehinaan, menjadi masyhur setelah tersembunyi.”

5. Amr bin Utsman Al-Makky: “Tasawuf adalah si hamba berbuat sesuai dengan apa yang paling baik saat itu.”

6. Mohammad bin Ali al-Qashshab: “Tasawuf adalah akhlak mulia, dari orang yang mulia di tengah-tengah kaum yang mulia.”

7. Samnun: “Tasawuf berarti engkau tidak memiliki apa pun, tidak pula dimiliki apapun."

Page 8: Ta'rif Istilahi

8. Ruwaim bin Ahmad: “Tasawuf artinya menyerahkan diri kepada Allah dalam setiap keadaan apa pun yang dikehendaki-Nya.”“Tasawuf didasarkan pada tiga sifat: memeluk kemiskinan dan kefakiran, mencapai sifat hakikat dengan memberi, dengan mendahulukan kepentingan orang lain atas kepentingan diri sendiri dan meninggalkan sikap kontra dan memilih.”

9. Ma’ruf Al-Karkhy: “Tasawuf artinya, memihak pada hakikat-hakikat dan memutuskan harapan dari semua yang ada pada makhluk”.

10. Hamdun al-Qashshsar: “Bersahabatlah dengan para Sufi, karena mereka melihat dengan alasan-alasan untuk mermaafkan perbuatan-perbuatan yang tak baik dan bagi mereka perbuatan-perbuatan baik pun bukan suatu yang besar, bahklan mereka bukan menganggapmu besar karena mengerjakan kebaikan itu.”

Page 9: Ta'rif Istilahi

11. Al-Kharraz: “Mereka adalah kelompok manusia yang mengalami kelapangan jiwa yang mencampakkan segala milik mereka sampai mereka kehilangan segala-galanya. Mereka diseru oleh rahasia-rahasia yang lebih dekat di hatinya, ingatlah, menangislah kalian karena kami.”

12. Sahl bin Abdullah: “Sufi adalah orang yang memandang darah dan hartanya tumpah secara gratis.”

Page 10: Ta'rif Istilahi

13. Ahmad an-Nuury: “Tanda orang Sufi adalah ia rela manakala tidak punya dan peduli orang lain ketika ada.”

14. Muhammad bin Ali Kattany: “Tasawuf adalah akhlak yang baik, barangsiapa yang melebihimu dalam akhlak yang baik, berarti ia melebihimu dalam Tasawuf.”

15. Ahmad bin Muhammad ar-Rudzbary: “Tasawuf adalah tinggal di pintu Sang Kekasih, sekali pun engklau diusir.”“Tasawuf adalah Sucinya Taqarrub, setelah kotornya berjauhan denganya.”

Page 11: Ta'rif Istilahi

16. Abu Bakr asy-Syibly: “Tasawuf adalah duduk bersama Allah swt tanpa hasrat.”“Sufi terpisah dari manusia dan bersambung dengan Allah swt sebagaimana difirmankan Allah swt, kepada Musa, 'Dan Aku telah memilihmu untuk Diri-Ku' (Thoha: 41) dan memisahkanmu dari yang lain. Kemudian Allah swt berfirman kepadanya, 'Engkau tak akan bisa melihat-Ku'.”“Para Sufi adalah anak-anak di pangkuan Tuhan Yang Haq.”“Tasawuf adalah kilat yang menyala dan Tasawuf terlindung dari memandang makhluk.”“Sufi disebut Sufi karena adanya sesuatu yang membekas pada jiwa mereka. Jika bukan demikian halnya, niscaya tidak akan ada nama yang dilekatkan pada mereka.”

17. Al-Jurairy: “Tasawuf berarti kesadaran atas keadaaan diri sendiri dan berpegang pada adab.”

18. Al-Muzayyin: “Tasawuf adalah kepasrahan kepada Al-Haq.”

Page 12: Ta'rif Istilahi

19. Askar an-Nakhsyaby: “Orang Sufi tidaklah dikotori suatu apa pun, tetapi menyucikan segalanya.”

20. Dzun Nuun Al-Mishry: “Kaum Sufi adalah mereka yang mengutamakan Allah swt. diatas segala-galanya dan yang diutamakan oleh Allah di atas segala makhluk yang ada.”

21. Muhammad al-Wasithy:“Mula-mula para Sufi diberi isyarat, kemudian menjadi gerakan-gerakan dan sekarang tak ada sesuatu pun yang tinggal selain kesedihan.”

Page 13: Ta'rif Istilahi

22. Abu Nashr as-Sarraj ath-Thusy:“Aku bertanya kepada Ali al-Hushry, 'siapakah, yang menurutmu Sufi itu?' Lalu ia menjawab, 'Yang tidak di bawa bumi dan tidak dinaungi langit'. Dengan ucapannya menurut saya, ia merujuk kepada keleburan.”

23. Ahmad ibnul Jalla’:“Kita tidak mengenal mereka melalui prasyarat ilmiyah, namun kita tahu bahwa mereka adalah orang-orang yang miskin, sama sekali tidak memiliki sarana-sarana duniawi. Mereka bersama Allah swt tanpa terikat pada suatu tempat tetapi Allah swt, tidak menghalanginya dari mengenal semua tempat. Karenanya disebut Sufi.”

24. Abu Ya’qub al-Madzabily: “Tasawuf adalah keadaan dimana semua atribut kemanusiaan terhapus.”

25. Abul Hasan as-Sirwany: “Sufi yang bersama ilham, bukan dengan wirid yang mehyertainya.”

Page 14: Ta'rif Istilahi

26. Abu Ali Ad-Daqqaq:“Yang terbaik untuk diucapkan tentang masalah ini adalah, 'Inilah jalan yang tidak cocok kecuali bagi kaum yang jiwanya telah digunakan Allah swt, untuk menyapu kotoran binatang'."“Seandainya sang fakir tak punya apa-apa lagi kecuali hanya ruhnya dan ruhnya ditawarkannya pada anjing-anjing di pintu ini, niscaya tak seekor pun yang menaruh perhatian padanya.”

27. Abu Sahl ash-Sha’luki: “Tasawuf adalah berpaling dari sikap menentang ketetapan Allah.”