Upload
esra-shehomebink
View
1.929
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Citation preview
SYALOM…………..
TANGGUNGJAWAB MAHASISWA
PADA PROSES BELAJAR-
DIAJAR
BAB I PENDAHULUAN
Kata dewasa selalu dihubungkan dengan fisik yang besar,penampilan pakaian atau pendidikan yang tinggi,usia yang bertambah dan lain sebagainya.Namun sebenarnya kedewasaan bukan di ukur berdasarkan penampilan fisik seperti diatas,karena banyak orang orang yang sudah dewasa dalam bentuk fisik belum tentu dia sudah dewasa,karena kedewasaan diukur dari pribadi seseorang yang mandiri dan dapat membedakan yang baik buruk.
Sebagai manusia yang dewasa,kita mempunyai tangggung jawab dalam hal-hal memegang kebenaran-kebenaran Tuhan.Pengenalan akan tanggung jawab sangat lah penting bagi seseorang agar dapat bertumbuh menjadi manusia yang utuh,manusia yang bertanggung jawab terhadap dirinya,manusia yang teguh pada pendirian.
Begitu juga dalam perkuliahan,dosen dan mahasiswa mempunyai tanggung jawab masing-masing. Namun tanggung jawab yang bagaimanakah yang dimaksud.Apakah keduanya saling berkaitan.Nah,Pertanyaan tersebut dapat kita temukan dalam bagian pokok Pembahasan.
A.Latar Belakang
Adapun tujuan makalah ini adalah sebagai
berikut :
Menjelaskan arti tanggung jawab
Menjelaskan arti tanggung jawab menurut
Alkitab
Menjelaskan arti tanggung jawab mahasiswa
dalam proses belajar diajar
B.Tujuan Makalah
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian tanggung jawab tanggung jawab
menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah
keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya.Tanggung jawab timbul karena telah
diterima wewenang. Tanggung jawab juga
membentuk hubungan tertentu antara pemberi
wewenang dan penerima wewenang. Jadi
tanggung jawab seimbang dengan wewenang.
PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB
Sedangkan menurut WJS. Poerwodarminto, tanggung jawab adalah sesuatu yang menjadi kewajiban (keharusan) untuk dilaksanakan, dibalas dan sebagainya.
Dengan demikian kalau terjadi sesuatu maka
seseorang yang dibebani tanggung jawab wajib
menanggung segala sesuatunya. Oleh karena itu
manusia yang bertanggung jawab adalah manusia yang
dapat menyatakan diri sendiri bahwa tindakan nya itu
baik dalam arti menurut norma umum, sebab baik
menurut seseorang belum tentu baik menurut
pendapat orang lain.Dengan kata lain, tanggung jawab
adalah kesadaran manusia akan tingkah laku
atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak
disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
B. PEMAHAMAN MENGENAI TANGGUNG JAWAB MENURUT ALKITAB
Allah telah memberikan tanggung jawab yang nyata kepada manusia sejak masa hidup Adam dan Hawa.Hal ini dapat kita lihat ketika Allah sendiri memberikan mandat atau wewenang kepada manusia untuk berkuasa serta menjaga seluruh ciptaanNya ( Kej 1 : 27-30). Walaupun Allah memberikan wewenang sepenuhnya kepada manusia,namun manusia itu juga harus bertanggung jawab akan ciptaan Allah tersebut dan menjaga sesuai keinginan Allah sendiri.
Namun dalam Kejadian 2 : 15-17 memberikan informasi kepada kita bahwa manusia tidak hanya diberi Allah wibawa dan martabat untuk menguasai bumi,Tetapi Allah juga menuntut kewajiban yang harus dilakukan manusia selama hidupnya.
Kewajiban ini dapat dipahami dari penempatan manusia ditaman Eden serta penugasan nya untuk mengusahakan dan memelihara taman tersebut.Pemberian tugas dan kebebasan memakan seluruh buah pohon yang ada ditaman Eden merupakan bukti bahwa manusia bukan budak Allah.
Roma 14 : 12 “Demikianlah
setiap orang diantara kita
akan memberi pertanggung
jawaban tentang dirinya
sendiri kepada Allah”.
Pelaksanaan tanggung jawab yang nyata dalam kehidupan dapat kita lihat dalam Gereja. Gereja adalah sarana dan wahana yang diadakan Allah agar orang-orang beriman dapat bersekutu dan saling membangun di dalam kebersamaan iman.Pembangunan iman secara bersama inilah salah satu penampakan tanggung jawab manusia terhadap gereja dan semamanya
Contoh yang bisa kita pahami dengan mudah yaitu tentang pribadi yang bertanggung jawab dalam hal kebenaran yang patut diteladani oleh semua manusia khususnya mahasiswa dari Alkitab adalah seperti Daniel,Hananya,Misael,dan Azarya( Daniel 1 : 1 – 4 ).
Mereka adalah empat pemuda yang beriman
teguh ditengah-tengah bangsa yang tidak
percaya kepada Tuhan.Sebagai empat
cendekiawan ditengah-tengah orang yang tidak
sebangsa dengan mereka,mereka sering
mendapatkan masalah,sering dikatakan
sombong karena tidak mau mencicipi masakan -
masakan pesta,dan dianggap penghianat karena
tidak mau menyembah patung raja.
Tinggal di istana,mendapatkan fasilitas yang istimewa bukan menyebabkan Daniel dan kawan-kawan berubah,malah mereka semakin teguh dalam iman percayanya.Mereka begitu disenangi oleh teman-teman nya,namun dimusuhi oleh orang-orang yang tidak senang akan kecakapan Daniel.Walaupun mereka telah dijebak oleh orang-orang yang membencinya,namun itu tidak dapat membuat iman nya goyah bahkan berani mempertaruhkan nyawa demi iman nya kepada Tuhan.
Daniel dan teman-teman nya adalah contoh 4 orang pemuda yang dari masa mudanya hidup di dalam Tuhan.Mereka menunjukkan iman
nya dengan bersikap,berbuat sesuai dengan kehendak Tuhan.Walaupun ada tantangan dari atasan nya,mereka tetap setia dan
bertanggungjawab dengan iman nya yang teguh.Bahkan ancaman matipun tidak menyebabkan mereka gentar dan meninggalkan Tuhan.
Sudah seperti Daniel dan
kawan-kawan kah kita,yang
tetap setia dan bertanggung
jawab kepada
Tuhan………………………..??????
??????????.
C. TANGGUNG JAWAB MAHASISWA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
Dalam bagian ini, mahasiswa
digolongkan kedalam golongan orang
dewasa,dimana ia telah mampu
berpikir kritis,bertanggung
jawab,dewasa jasmani maupun rohani
serta mengenal bagaimana diri nya
sendiri.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar
mahasiswa sebagai orang dewasa, yaitu faktor
kebebasan, tanggung jawab, pengambilan
keputusan, pengarahan diri sendiri, psikologis,
fisik, daya ingat, dan motivasi.
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Orang Dewasa
Ciri kedewasaan adalah kebebasan atau ketidakterikatan dengan orang lain. Dalam proses belajar, seorang dewasa cenderung berkeinginan untuk menentukan apa yang ingin dipelajarinya serta membandingkan dan menghubungkan pengetahuan baru dengan pengalaman-pengalaman belajar telah dimiliki sebelumnya. Dengan demikian proses belajar orang dewasa lebih bersifat demokratis. Selain itu, mahasiswa sebagai orang dewasa juga dapat menilai kebenaran informasi yang mereka terima dari dosen. Dengan demikian pendekatan mereka terhadap apa yang dipelajarinya dan mengarah pada pemecahan masalah. Yang penting bagi mereka adalah bagaimana mengaplikasikan sesuatu dan bagaimana memecahkan masalah, bukan sekedar pengetahuan dan teori-teori. Dengan demikian mereka memerlukan contoh dan non contoh aplikasi pengetahuan dan teori dalam kehidupan sehari-hari. Proses belajar mahasiswa perlu disesuaikan dengan faktor kebebasan yang dimiliki orang dewasa, misalnya dengan membebaskan mahasiswa untuk memilih tugas yang ingin dikerjakan, meminta mahasiswa untuk menulis opinion paper sebagai pemecahan masalah atas suatu kasus.
a. Faktor Kebebasan
Faktor tanggung jawab membedakan sifat anak-anak dari sifat dewasa. Orang dewasa bertanggung jawab terhadap tindakannya dan dapat berdiri sendiri. Dalam hal kedewasaan, mahasiswa dan dosennya sebenarnya sama dan sejajar. Perbedaannya bahwa dosen memiliki pengetahuan/keterampilan tertentu yang belum dimiliki mahasiswa.
Karena kesejajaran tersebut mahasiswa cenderung ingin diperlakukan sebagai seseorang yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Mereka senang dianggap sebagai sahabat yang mengerti apa yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan dosen sebagai tempat bertanya jika mereka mengalami masalah dalam melakukan kegiatannya.
b. Faktor Tanggung Jawab
Dengan demikian, belajar bagi mahasiswa adalah proses saling bertukar pendapat, bukan menunggu perintah/petunjuk. Kegiatan diskusi, tanya jawab, tugas mandiri (penelitian kecil, review literatur), dan ketentuan waktu yang jelas (deadlines) merupakan cara yang dapat membantu membina rasa tanggung jawab
mahasiswa terhadap proses belajar.
Orang dewasa mampu mengambil keputusan sendiri
berdasarkan sistem nilai dan pengetahuan yang
dimiliki, tanpa ditentukan atau dipengaruhi oleh
orang lain. Mereka dapat menentukan mana yang
baik dan mana yang tidak baik untuk diri mereka.
c. Faktor Pengambilan Keputusan Sendiri
Dikaitkan dengan proses belajar, mahasiswa tidak dapat dipaksa untuk menerima kebenaran-kebenaran dari luar. Mahasiswa menentukan arah perjalanan yang didapatnya, menghubungkan dengan kebutuhan dirinya dan pengalamannya, dan menilai baik-buruknya. Maka dalam penyajian bahan pelajaran kepada orang dewasa hendaklah dosen lebih mengutamakan pemberian informasi yang relevan dan netral. Peran dosen dalam hal ini sebagai fasilitator yang membantu mahasiswa dalam mengambil keputusan dan menyeleksi informasi yang diterima, terutama dalam hal-hal baru.
Ciri lain dari kedewasaan adalah orang dewasa mampu
mengarahkan diri sendiri, dan mereka mempunyai pandangan
sendiri (way of life). Ini berarti dalam proses belajar-mengajar,
mahasiswa mampu untuk berinisiatif dan berkreasi sendiri
sesuai dengan pandangan yang dimilikinya. Namun, walaupun
mereka mampu mengarahkan diri sendiri, bukan berarti mereka
tidak memerlukan orang lain. Interaksi antara mahasiswa dalam
proses belajar adalah cukup tinggi, bahkan mungkin lebih tinggi
dari interaksi dalam proses belajar anak-anak.
d. Faktor Pengarahan Diri Sendiri
Dengan mengenal mahasiswa secara mendalam,
dosen dapat memberi kesempatan pada mahasiswanya
untuk berinteraksi dengan mahasiswa lain. Dengan
demikian berdasarkan pengalaman pendidikan/kerja
mereka, usia mereka, keinginan-keinginan mereka,
dosen dapat mengarahkan proses belajar mahasiswa.
Melalui cara ini dosen kemudian dapat menyesuaikan
program dan memilih metode yang tepat untuk
mereka, misalnya metode diskusi kelompok, simulasi,
atau studi kasus, yang akan dapat mengakomodasi
tingkat interaksi antar mahasiswa dan faktor
pengarahan diri dalam kelompok.
Dalam proses belajar orang dewasa, faktor
psikologis hendaknya diperhatikan. Perlu ada kesan
bahwa mahasiswa diterima sebagai orang dewasa
yang mempunyai kebebasan berekspresi dan
berkreasi dan dihargai sebagai sahabat. Yang
penting adalah dosen dan mahasiswa dapat
menumbuhkan rasa saling membutuhkan, bukan
saling menggurui. Asas humanistik sangat penting
dalam hal ini.
f. Faktor Psikologis
Mahasiswa dewasa membutuhkan situasi belajar yang lebih bebas.
Secara fisik ia membutuhkan tempat latihan yang tidak mengikat.
Untuk itu semua tempat dan perlengkapan perlu diatur agar :
1) memberikan kenyamanan,
2) menyenangkan,
3) bersifat santai tidak formal (bentuk tata kelas yang klasikal
kurang
tepat dibandingkan dengan tata kelas bentuk huruf U),
4) pengaturan udara di ruangan yang baik,
5) penempatan alat dan media pengajaran yang tepat.
g. Faktor Fisik
Kondisi fisik fasilitas (ruangan dan peralatan) juga harus dibarengi dengan kondisi fisik mahasiswa dan dosen yang baik. Jumlah mahasiswa jangan terlalu banyak. Jumlah yang ideal adalah antara 15-20 orang, karena memungkinkan untuk dialog dan diskusi antara dosen dengan semua mahasiswa. Dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan praktis, jumlah kelas yang tidak terlalu besar memungkinkan setiap mahasiswa mendapat kesempatan untuk menjalankan praktek.
Daya ingat orang dewasa juga mempengaruhi proses belajar, terutama dalam hal menangkap/menerima pelajaran baru, mengingat pengalaman dan pengetahuan yang sudah pernah didapat, menghadirkan kembali yang lama dan menghubungkan dengan yang baru. Daya ingat seseorang menurun jika usianya makin lanjut. Oleh sebab itu, dosen yang baik tidak akan mengharuskan mahasiswa untuk menghafal bahan pelajaran yang bertumpuk-tumpuk. Yang diperlukan oleh mahasiswa adalah pengertian dan pemahaman terhadap materi yang dipelajarinya, bukan cuma sekedar menghafal saja.
Perlu diperhatikan bahwa motivasi orang dewasa untuk mengikuti pendidikan berbeda-beda. Menurut Houle (1961), motivasi peserta pelatihan orang dewasa dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
Pertama;adalah mereka yang berorientasi pada tujuan (goal oriented), yaitu mereka yang mementingkan penerapan dan pemanfaatan pelajaran sebagai sarana untuk mencapai tujuan tertentu, misalnya promosi atau naik pangkat, dan lain-lain.
Kedua; adalah mereka yang berorientasi pada kegiatan (social oriented), yaitu mereka yang mementingkan interaksi antar sesama peserta dan proses belajar sebagai tujuan belajar.
Ketiga; adalah mereka yang berorientasi pada mempelajari ilmu itu sendiri (learning oriented) karena mereka senang belajar.
Dengan mengenal dan memahami faktor-faktor tersebut, maka program yang akan disajikan dalam proses belajar hendaknya sudah memenuhi asumsi dasar sebagai berikut :
1.Mahasiswa sebagai orang dewasa mampu mengarahkan diri sendiri dalam belajar
(self-directing).
2.Mahasiswa sebagai orang dewasa mempunyai pengalaman hidup yang sangat kaya yang merupakan sumber belajar yang berharga.
3.Mahasiswa sebagai orang dewasa cenderung lebih berminat pada proses belajar mengajar yang berhubungan dengan penyelesaian masalah dan tugas-tugas yang dihadapinya.
Aspek yang penting dalam ini adalah bahwa mahasiswa sebagai orang dewasa bukan cuma ”passive recepient” atau penerima yang pasif, namun lebih sebagai ”active actor” atau individu yang berperan aktif dalam proses belajar mengajar.
Mahasiswa sebagai orang dewasa merupakan orang-orang yang sudah terbentuk. Mahasiswa sudah dapat menilai program-program yang disajikan, dan juga menilai cara penyajian program oleh dosen. Tidak jarang mahasiswa merasa bosan dan kadang-kadang lesu, sebab bahan yang mereka terima tidak sesuai atau kurang relevan dengan minat dan kebutuhan mereka. Padahal menurut penilaian dosen bahan yang dipilih telah sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
2. Gaya Belajar Orang Dewasa
Apabila bahan yang disajikan memenuhi
kebutuhan peserta dan disajikan dengan gaya
yang sesuai dengan gaya belajar mereka,
maka mahasiswa akan dengan mudah
menguasai bahan tersebut dan dapat
mempraktikkannya di masyarakat.
Sebaliknya jika penyampaian bahan tidak
sesuai dengan gaya belajar peserta, maka
tujuan pengajaran akan sukar tercapai. Oleh
sebab itu, seorang dosen perlu mengetahui
gaya belajar mahasiswanya, antara lain
bahwa mereka tidak menyukai hafalan-
hafalan, mereka lebih mengutamakan
pemecahan masalah dan hal-hal yang praktis
daripada yang teoritis. Kegiatan belajar yang
berupa kuliah saja tidak menarik bagi
mahasiswa, mereka lebih senang terlibat
dalam interaksi intelektual dengan teman-
temannya seperti dalam diskusi kelompok,
latihan-latihan pemecahan masalah yang
praktis (studi kasus), observasi, dan
penggunaan multi media dalam pengajaran.
Proses belajar mahasiswa sebagai orang dewasa biasanya berlangsung melalui beberapa tahap sebagai berikut :
A. kesadaran (awareness)
Tahap pengenalan dan penjelasan tentang konsep dan materiyang akan dipelajarinya.
B. pengetahuan/pemahaman
Tahap penjelasan dan pemahaman terhadap konsep, teori,prosedur dan prinsip-prinsip yang berlaku pada materi atauketerampilan yang akan dipelajari.
C.Keterampilan
Tahap penguasaan suatu keterampilan dan uji coba keterampilan tersebut melalui praktek dan latihan
D.penerapan keterampilan atau pengalaman
Tahap penerapan pengetahuan dan keterampilan yang sudah
dikuasai pada masalah baru yang belum pernah diketahui
Betapa pun baiknya perencanaan perkuliahan yang telah dibuat, sikap fleksibel tetap diperlukan, karena pada saat pelaksanaan perkuliahan mungkin diperlukan perubahan dari rencana yang sudah ada.
Hal yang perlu diperhatikan oleh dosen dalam melaksanakan perkuliahan adalah umpan balik (feedback). Umpan balik ini berguna bagi baik bagi mahasiswa maupun bagi dosen untuk melanjutkan proses perkuliahan. Umpan balik dari dosen merupakan cara untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa memperbaiki proses belajarnya.
Tidak adanya umpan balik dari dosen dapat menyebabkan mahasiswa frustasi, bosan dan kehilangan arah. Mereka tidak tahu apa dan di mana kesalahan mereka, tidak tahu apa kekurangan mereka, juga tidak tahu di mana posisi mereka dibandingkan dengan sesama rekannya. Oleh sebab itu, umpan balik ini penting sekali bagi mahasiswa untuk mencapai tujuan belajarnya
E.Sikap
Tahap menentukan sikap berdasarkan
pengetahuan dan
keterampilan yang sudah dimiliki.
Perubahan sikap ini
tidak mungkin dicapai dalam waktu
singkat, tetapi
memerlukan waktu yang lama.
Umpan balik dari mahasiswa terhadap dosen berguna
untuk menyesuaikan proses perkuliahan berdasarkan
kebutuhan mahasiswa dan strategi yang sesuai dengan
tujuan belajar mahasiswa. Jika dosen tidak mengetahui
persepsi mahasiswa tentang proses perkuliahan yang
dijalankan, dosen tidak akan mengerti apa dan di mana
kekurangan perkuliahannya. Umpan balik mahasiswa
juga memberi kesempatan kepada dosen untuk
bersikap fleksibel terhadap kebutuhan mahasiswa dan
rencana perkuliahan yang dibuatnya.
PENUTUP
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.Tanggung jawab timbul karena telah diterima wewenang. Tanggung jawab juga membentuk hubungan tertentu antara pemberi wewenang dan penerima wewenang. Jadi tanggung jawab seimbang dengan wewenang.Sedangkan menurut WJS. Poerwodarminto, tanggung jawab adalah sesuatu yang menjadi kewajiban (keharusan) untuk dilaksanakan, dibalas dan sebagainya.
Kita tahu bahwa manusia di dalam hidupnya disamping sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu, juga merupakan makhluk sosial, di mana dalam kehidupannya di bebani tanggung jawab,mempunyai hak dan kewajiiban, dituntut pengabdian dan pengorbanan.Tanggung jawab itu sendiri merupakan sifat yang mendasar dalam diri manusia.
Kesimpulan
Kami menyadari bahwa masih banyak
kelemahan-kelemahan dari makalah kami ini
tentang Tanggung Jawab Mahasiswa pada Proses
Belajar Diajar . Kami sangat mengharapkan kritik
dan saran dari segenap pembaca untuk
perbaikan makalah ini agar dilain kesempatan
kami dapat membuat makalah dengan lebih baik
lagi.
B. Saran
DEMIKIAN PRESENTASI KAMI
TERIMA KASIH
By : GROUP 2
SYALOMM………………..