Upload
umy-isnar-umie
View
162
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
Banyak orang yang salah mengartikan akan suatu ayat yang terdapat dalam al-
Qur’an, sehingga orang bisa saja mengartikan berbagai ayat dalam al-Qur’an dengan
tidak melihat berbagai sumber termasuk tafris-tafsir yang sudah ada. Banyak sekali
buku-buku atau tafsir-tafsir yang seharusnya kita gali untuk mengkaji berbagai ayat.
Salah satunya adalah tafsir al-Maraghi dan tafsir Ibnu Katsir. Al-Qur’an bukanlah
kitab suci yang siap pakai dalam arti berbagai konsep yang dikemukakan al-Qur’an
tersebut, tidak langsung dapat dihubungkan dengan berbagai masalah yang dihadapi
manusia. Ajaran al-Qur’an tampil dalam sifatnya yang global, ringkas dan general
sehingga untuk dapat memehami ajaran al-Qur’an tentang berbagai masalah tersebut,
mau tidak mau seseorang harus melalui jalur tafsir sebagaimana yang dilakukan oleh
para ulama.
Allah swt. menciptakan bumi dengan segala isinya dengan limpahan nikmat
dan berbagai manfaat yang dapat dinikmati oleh seluruh makhluk-Nya. Allah juga
memberikan manusia akal pikiran supaya manusia dapat mengembangkan apa-apa
yang telah diciptakan Allah swt. sehingga dapat menghasilkan sebuah ilmu
pengetahuan yang dapat bermanfaat. Namun, sangat disayangkan ada beberapa ilmu
pengetahuan yang bertentangan dengan syariat Islam (tidak sesuai dengan Al-
Qur’an). Maka sebagai penuntut ilmu yang beriman, bertakwa dan berpedoman pada
al-Qur’an kitab umat Islam yang menunjukan dan mengajarkan akan pengetahuan,
hukum-hukum dalam kehidupan manusia serta pendidikan sudah seyogyanya untuk
mengupas dan meluruskan isi dari kitab Allah tersebut dalam suatu pendidikan
ataupun diskusi belajar.
Dari latar belakang tersebut, dengan segala keterbatasan penulis maka dalam
makalah ini akan dijelaskan secara rinci mengenai ayat-ayat yang mengandung
pengetahuan yang hendaknya manusia mengetahui dan memanfaatkannya dengan
2
baik dan sesuai dengan apa yang diajrakan al-Quran dan as-Sunnah. Adapun yang
akan dipaparkan dan dijelaskan dalam makalah ini yaitu mengenai sub pokok bahasan
yang meliputi kajian ayat al-Quran surat Al-Hijr dan Al-‘Araaf yang mengandung
teori tentang pengetahuan penciptaan manusia, bumi dan alam semestanya dan
pemanfaatannya yang dapat kita pelajari.
Demikianlah sedikit gambaran mengenai isi makalah ini yang penulis buat
dengan metode literatur kaji pustaka terhadap kitab-kitab tafsir dan buku-buku yang
berhubungan dengan tema makalah yang dibuat.
Selanjutnya, berangkat dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka
penulisan makalah ini akan dijelaskan dan dipaparkan serta dianalisis dengan judul
“Hadist Tarbawi : Pendidikan Anak Usia 0 – 6 Tahun”.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Surat Al-Hijr ayat 28-29
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya
Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari
lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku Telah menyempurnakan
kejadiannya, dan Telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah
kamu kepadanya dengan bersujud”.
ن إ ة ك ئ ل م ل ل ك ب ر ال ق ذ إ )و ن (: ط ال ص ل ص ن م ) م د ا ي أ ان س ن (: ال ار ش ب ( )ق ل سن اب ي ي ن (: ط إ ح ن م ) ر ق ا ن ذ إ تن و ص ي أ ةن ل ص ل ص ه ل ع م س ي (: ه ت ي و ا س ذ إ ف . )ي غ ت : م (ن و ن س م ) د و س ا ي م د ل فن ي ر ش ت ه ي ل إ ح و الر ة اف ض إ ا و ي ح ار ص (: ف ىح و ر ن م ه ي ف ) ت ي ر ج (: أ ت خ ف ن و ) ت م ت أ . اء ن ن ال ب ة ي ت د و ج (: س ن ي د اج س ه ا ل و ع ق ف )
1. Pengertian Kosa Kata
tanah yang kering : يابسطي mendengar : يسمع
bunyi : صلصلة suara : صوت
apabila dilubangi : نقرإذا hitam : اسود dibentuk : متغي
4
telah kusempurnakan : أتمت dialirkan/ditiupkan: أجريت
maka jadilah ia hidup : فصار حيا menghubungkan ruh : اضافة الروح
sujud bukan menyembah tetapi dengan penghormatan : تية بالنناء
2. Penjelasan Tafsir
Surat Al-Hijr merupakan surat Makiyyah, yang artinya diturunkan di Makkah
sebelum hijrah. Penciptaan manusia dijelaskan dalam surat dan ayat ini yang
mengandung teori pengetahuan bagaimana individu pertama dari jenis manusia
diciptakan dari shalshal yang maksudnya adalah tanah liat yang kering yang apabila
dilubangi akan berbunyi, bewarna hitam dan dibentuk dalam pola agar menjadi
kering, seperti batu-batu permata cair yang dicurahkan ke dalam cetakan,
sebagaimana firman Allah dalam surat Ar-Rahman ayat 14-15.
“ Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar, Dan dia menciptakan
jin dari nyala api”.
Kemudian dia menjadi tanah, dalam firman Allah surat Shad ayat 71:
“(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan
menciptakan manusia dari tanah".
Sebagaimana diterangkan dari ayat-ayat demikian, manusia pertama
diciptakan dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk
dan dengan cara yang demikian itu agar kejadiannya benar-benar menakjubkan dan
menjadi dalil yang sangat sempurna atas kekuasaan Allah.
5
Penciptaan manusia juga diurutkan melalui proses ilmiah yang jika dipahami
maka akan jelas pembentukan manusia yang mulanya berasal dari segumpal tanah
yang kemudian dibentuk, bersamaan dengan surat Al-Mu’minun ayat 13-14:
“Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan
tulang-belulang, lalu tulang-belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian
kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka, Mahasuci-lah Allah,
Pencipta yang paling baik”.
Ayat tersebut menjelaskan tentang penciptaan manusia dari saripati yaitu air
mani yang disimpan dalam tempat yang kokoh yaitu rahim. Kemudian air mani itu
menjadi segumpal darah, lalu segumpal darah itu menjadi segumpal daging, dan
segumpal daging itu menjadi tulang-belulang, lalu tulang-belulang itu dibungkus
dengan daging. Kemudian Allah jadikan yang seperti itu makhluk yang (berbentuk).
Akan tetapi, sepintas timbul kesan bahwa ayat-ayat tersebut tidak menyangkut
penciptaan Adam selaku manusia pertama seperti yang telah kita ketahui, melainkan
membicarakan perkembangan penciptaan manusia selanjutnya setelah Nabi Adam AS
tercipta, kesan serupa itu memang sulit menghindarkannya karena ayat-ayat tersebut
tidak menyebut secara eksplisit (qathi’i) namun persoalan diatas dijawab melalui QS.
Ali Imran: 59, yang menyebutkan bahwa penciptaan Adam AS juga melalui proses
evolusi, tidak langsung dari tanah lalu muncul sebagai manusia.1
1 Nasrudin Baidan, Tafsir Maudlu’i ,Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta, 2001, hlm. 3
6
“Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan)
Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, Kemudian Allah berfirman kepadanya:
"Jadilah" (seorang manusia), Maka jadilah Dia”.
Namun telah muncul teori evolusi yang dikemukakan oleh Charles Darwin
yang sangat bertentangan dengan ayat-ayat di atas yaitu teori yang menyuguhkan dua
pokok bahasan, pertama, spesies yang hidup pada zaman sekarang berasal dari
makhluk atau spesies yang hidup jauh sebelum spesies ini ada dan teori pokok
selanjutnya adalah evolusi yang terjadi melalui seleksi alam. Menurut teori ini
manusia berasal dari perkembangan seekor kera yang mengalami evolusi sampai
akhirnya menjadi seperti manusia sekarang. Teori ini sungguh bertentangan dengan
syariat Islam karena dalam penciptaan manusia dan hewan sangat berbeda. Proses
evolusi penciptaan manusia yang dijelaskan dalan ayat-ayat tersebut di atas memang
menjelaskan bahwa penciptaan manusia itu tidak hanya melalui satu cara, namun
beberapa tahapan yang pada akhirnya adalah sama, artinya ketika manusia pertama
yaitu Adam diciptakan dari segumpal tanah maka ketika penciptaan manusia
selanjutnya adalah dari saripati air mani yang disimpan di rahim kemudian dijadikan
segumpal daging dan dibentuk menjadi manusia.
Selain dari pada QS. Al-Mukminun, ayat-ayat yang menerangkan tentang
proses penciptaan manusia diantaranya QS. At-Thariq : 5, QS. Al-Rahman : 3, QS.
AT-Thin dan lain sebagainya. Yang pada intinya sama yaitu manusia adalah makhluk
ciptaan Allah SWT melalui beberapa proses evolusi.
Pengetahuan kita tentang asal kejadian manusia ini amat penting artinya
dalam merumuskan tujuan pendidikan bagi manusia. Asal kejadian ini justru harus
dijadikan pangkal tolak dalam menetapkan pandangan hidup bagi orang Islam
pandangan tentang “kemakhlukan” manusia cukup menggambarkan hakikat manusia.
Hakikat wujudnya yang lain ialah bahwa manusia adalah makhluk yang
7
perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan. Selain dari pada itu
manusia juga mempunyai banyak kecenderungan, ini disebabkan oleh banyaknya
potensi yang dibawanya.2
Prosese kejadian manusia yang telah diutarakan panjang lebar di dalam Al-
quran telah terbukti sejalan dengan apa yang dijelaskan berdasarkan analisis ilmu
pengetahuan. Namun yang terpenting dari itu bukanlah terletak pada ditemukanya
kesesuaian antara ajaran-ajaran Al-qur’an dan ilmu pengetahuan. Tetapi yang
penting lebih dari itu adalah agar timbul kesadaran pada manusia. Bahwa dirinya
adalah makhluk yang hanya diciptakan oleh Allah SWT melalui perantara ayah dan
ibu.3 Selain dari pada itu manusia tersebut harus mempertanggungjawabkan
perbuatanya di akhirat kelak. Kesadaran ini selanjutnya diharapkan dapat
menimbulkan sikap merasa sama dengan manusia lainnya (egaliter), rendah hati,
bertangung jawab, beribadah dan beramal shalih. Karena hakikatnya manusia
diciptakan dari sesuatu yang bernilai rendah (air mani) maka tidak lain agar manusia
berfikir untuk selalu rendah hati pada sesama manusia dan di hadapan Allah SWT.
Hendaknya bagi kita para penuntut ilmu pengetahuan agar memahami dan
mengambil intisari dari penjelasan surat dan ayat tersebut sebagai manfaat dan
pengetahuan bagi kita sebagai manusia yang telah diciptakan Allah swt dengan cara
yang mulia, diberi akal dan perbedaan berfikir dengan hewan lainnya untuk dapat
berfikir akan kebesaran Allah sehingga bertambahlah iman dan rasa cinta kita
terhadap sang Pencipta.
2 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam , Rosdakarya, Bandung , 2001, hlm.
35. 3 Abuddin Nata, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan , PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hlm.
46
8
B. Surat Al-‘Araaf ayat 54
Artinya: “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang Telah menciptakan langit
dan bumi dalam enam masa, lalu dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan
malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula)
matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya.
Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan
semesta alam”.
إن ربكم هللا الذى لق السماوات والرض يف ستة أيام(: من ايام الدنيا أي يف قدرها ) العدل عنه لتعليم لقه التثبت )مث استوى ألنه مل ميكن مث مشش ولو شاء لقهن يف حملة و
(: خمففا ومشددا واء يليق به )يغشى الليل النهاراللغة سرير امللك است(: هو ىف على العرشلبا )حثيثا( سريعا (: يطلب كل منهما الر طكال منهما بالر )يطلبهأي يغطي
)مسخرات(: : بالنصب عطفا على السماوات والرفع مبتدأ ربه (والنجوم والشمش والقمر)مجيعا )واألمر(: كله )تبارك(: تعاظم )هللا رب(: (: أل له اخللق)(: بقدرته مذلالت )بأمره (.مالك )العاملي
1. Pengertian Kosa Kata
Kata الرب berarti tuhan, pemilik, pengendali dan pendidik. Sedangkan kata
adalah sesembahan yang diseru supaya menghilangkan bahaya atau الله
mendatangkan keuntungan dan yang didekati dengan ucapan-ucapan dan perbuatan-
9
perbuatan yang diharapkan dapat menjadikan-Nya rela. Sedang Allah adalah nama
dari pencipta makhluk seluruhnya, dan oleh penganut agama tauhid tidak diakui
tuhan selain Dia. Demikian pula kebanyakan orang musyrik mengatakan bahwa Allah
itu tuhan terbesar atau pemimpin Tuhan-tuhan atau dewa yang paling agung.
Kata السموات والرض yang dimaksud ialah alam atas dan alam bawah. Kata اليوم
yang dimaksud ialah waktu yang istimewa, lain dari pada yang lain, karena peristiwa
yang terjadi padanya, seperti halnya keistimewaan hari yang lazim kita kenal dengan
adanya terang, gelap dan seperti keistimewaan hari yang dimiliki bangsa Arab, karena
terjadi perang dan permusuhan padanya. menurut bahasa ialah setiap sesuatu العرش
yang beratap. Dan dapat pula diartikan tandu untuk wanita yang menyerupai junjung
anggur. Juga diartikan balai-balai raja dan kursinya di tempat dia mengendalikan
pemerintahan bersemayam di atas. 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani,
sesuai dengan kebesaran Allah dsan kesucian-Nya. ialah kelurusan dan الستواء
keseimbangan sesuatu. Kemudian حثيثا ialah cepat, yakni seperti kata orang farasan
hatsisas-sairi, yang artinya kuda yang cepat larinya. بامره bermakna dengan
pengendalian dan pengturannya. مسخرات bermakna dihinakan dan tunduk kepada
pengendalian-Nya serta patuh pada kehendak-Nya. اخللق bermakna penentuan hukum.
Sedang yang dimaksud disini ialah pengadaan menurut ukuran. تبارك هللا bermakna
maha besar berkah-berkah Allah. Sedang berkah itu sendiri artinya kebaikan yang
banyak lagi langgeng.
2. Penjelasan Tafsir
Menurut tafsir al-maraghi, kata Ar-Rabb berarti Tuhan pemilik, pengendali
dan pendidik. Sedang Al-Illah ialah sesembahan yang diseru supaya menghilangkan
bahaya atau mendatangkan keuntungan, dan yang didekaati dengan ucapan-ucapan
10
dan perbuatan-perbuatan yang di harapkan dapat menjadikan-Nya rela. Kemudian
kata As Samawati Wal Ard yaitu langit dan bumi, yang dimaksud ialah alam atas dan
alam bawah. Sedangkan kata Al Yaum, waktu yang istimewa, lain dari pada yang lain,
karena peristiwa yang terjadi padanya, seperti halnya keistimewaan hari yang lazim
kita kenal dengan adanya terang, karena terjadinya perang dan permusuhan padanya.
Hari-hari yang enam ini yang di maksud bukan seperti di muka bumi, karena hari di
muka bumi siang dan malamnya bejumlah dua puluh empat jam. Padahal waktu itu
ada setelah diciptakanya bumi.
Menurut penulis bahwa materi yang terkandung dalam surat Al-A’raf, yaitu
materi yang berkaitan dengan pengetahuan alam semesta seperti Ilmu Biologi,
Astronomi, atau Ilmu Falak yang mana ilmu-ilmu tersebut menjadi teori pengetahuan
yang wajib kita ketahui di dalam kehidupan. Hal tersebut terbukti dengan adanya
kata-kata yang menunjukan alam semesta seperti As Samawaat Wal Ard, Al Yaum, Al
Arsy, Al Khalqu.
Menurut Sayyid Quthb makna surat al-A’raf ayat 54 yaitu Akidah tauhid
Islam tidak meninggalkan satu pun lapangan bagi manusia untuk merenungkan zat
Allah Yang Maha Suci dan bagaimana ia berbuat, maka, Allah itu Maha Suci, tidak
ada lapangan bagi manusia untuk menggambarkan dan melukiskan zat Allah.
Adapun enam hari saat Allah menciptakan langit dan bumi, juga merupakan
perkara ghaib yang tidak ada seorang makhlukpun menyaksikannya. Allah telah
menciptakan alam semesta ini dengan segala kebesaran-Nya, yang menguasai alam
ini mengaturnya dengan perintah-Nya, mengendalikannya dengan kekuasaan-Nya.
Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat dalam putaran
yang abadi ini yaitu putaran malam mengikuti siang dalam peredaran planet ini.
Dia menciptakan matahari, bulan dan bintang, yang semuanya tunduk kepada
perintah-Nya, sesungguhnya Allah Maha Pencipta, Pelindung, Pengendali dan
Pengatur. Dia adalah Tuhan kalian yang memelihara kalian dengan manhaj-Nya,
mempersatukan kalian dengan peraturan-Nya, membuat syariat bagi kalian dengan
izin-Nya dan memutuskan perkara kalian dengan hukum-Nya. Dialah yang berhak
11
menciptakan dan memerintah. Mengetahui dan memahami ayat ini juga merupakan
teori pengetahuan yang wajib kita pikirkan dan dipelajari sebagai bentuk dari
keimanan dan ketakwaan kita sebagai muslim terhadap Allah swt yang Maha Besar
dan Maha Pencipta. Dalam surat Al-Anbiya ayat 30 juga dijelaskan:
Artinya: “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit
dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan
antara keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
mengapakah mereka tiada juga beriman?”
Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa alam semesta sebelum dipisahkan
Allah merupakan sesuatu yang padu. Sesuatu yang padu itulah yang oleh kosmolog
disebut dengan titik singularitas. Sedangkan yang dimaksud pemisahan ialah ledakan
singularitas dengan sangat dahsyat, yang kemudian menjadi alam semesta yang
terhampar. Selanjutnya, dikatakan bahwa segala kehidupan itu berasal dari air. Tiga
ahli kosmologi dan astronomi, yaitu Georges Lamaitre, George Gamow, dan Stephen
Hawking menjelaskan bahwa atom-atom yang tebentuk sejak peristiwa Big Bang
(ledakan yang besar) adalah atom Hidrogen (H) dan Helium (He). Adapun air terdiri
dari atom hidrogen dan oksigen (H2O), artinya, sejak tahun 1400 tahun silam Al-
Qur’an telah menyebutkannya jauh sebelum tiga pakar tersebut mengemukakan
teorinya.
Maka penulis menyimpulkan bahwa proses penciptaan alam dimulai dari
penyatuan antara ruang alam dan materi dari sesuatu yang padu sebagaimana yang
telah dijelaskan dalam surat Al-Anbiya’ ayat 30, kemudian terjadi pemisahan oleh
Allah dengan mengalami proses transisi membentuk dukhan. Setelah itu ruang alam
melebar, meluas, dan memuai dalam surat Adz-Zariyat ayat 47:
12
“Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan Sesungguhnya kami
benar-benar berkuasa”
Proses penciptaan alam berlangsung selama enam periode, dimana empat periode
penciptaan bumi dan dua periode penciptaan langit telah dijelaskan dalam surat Al-
Fushilat ayat 9-12:
“Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi
dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (yang bersifat) demikian
itu adalah Rabb semesta alam". Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung
yang kokoh di atasnya. dia memberkahinya dan dia menentukan padanya kadar
makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai
jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. Kemudian dia menuju kepada penciptaan
langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu dia Berkata kepadanya dan kepada
bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau
13
terpaksa". keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati". Maka dia
menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. dia mewahyukan pada tiap-tiap langit
urusannya. dan kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang
dan kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha
Perkasa lagi Maha Mengetahui.
Penciptaan alam dalam pandangan kosmologi modern, secara kronologis alam
tercipta bermula dari ruang kosong, kemudian inti atom padat meledak, lalu menjadi
galaksi, dan menjadi bintang-bintang dengan tata suryanya sendiri-sendiri. Hubungan
antara penciptaan alam dalam pandangan Islam dan sains modern/ilmu pengetahuan
adalah bersesuaian. Keduanya sama sekali tidak bertentangan sehingga adanya sains
modern dapat mengungkap rahasia proses penciptaan alam yang terdapat dalam Al-
Qur’an.
BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan ayat di atas maka dapat disimpulkan bahwa penciptaan
manusia, bumi dan alam semesta ini merupakan teori pengetahuan dasar yang kiranya
wajib kita ketahui, pahami dan pelajari. Karena dengan memperdalam dan memahami
kandungan dari ayat tersebut maka kembalilah kita pada manusia biasa yang hanya
diciptakan oleh tangan Allah melalui proses ilmiah yang dialami manusia, dengan itu
pula bertambahlah keimanan dan ketakwaan kita terhadap Allah karena mengingat
akan kebesaran Allah zat yang Maha Kuasa dan Maha Mampu akan segala sesuatu
dan kita sebagai manusia biasa tidak akan bisa akan mengukur kebesaran-Nya serta
tumbuhlah rasa takut kepada Allah akan perbuatan buruk yang akan dilakukan di
kehidupan yang fana ini. Selain itu, banyaknya pengetahuan yang selama ini belum
kita ketahui dan pahami menjadi konflik bagi para pemuka agama maupun
14
pengenyam pendidikan. Maka dengan adanya tafsir-tafsir teori pengetahuan tersebut
diharapkan dapat menjadi dalil dan penerang bagi kita semua.
B. Penutup
Alhamdulillah ‘ala ni’amillah, selesainya penulisan makalah ini tidak luput
dari kekurangan dan keterbatasan penulis akan ilmu pengetahuan dan referensi yang
dimiliki. Semoga apa yang ditulis dan dipaparkan dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya, tidak lupa
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan makalah-
makalah selanjutnya. Wassalam.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah bin Muhammad bin Abdurahman bin Ishak al-Seikh. Tafsir Ibnu Katsir
Jilid 5. Pustaka Imam Asy-Syafi’i. Bogor. Cet. Ke 1. 2003
Al-Maraghi, Ahmad Mustafa. Tafsir Al-Maraghi. Toha Putra Semarang. Semarang.
1994.
Baidan, Nasrudin. Tafsir Maudlu’i. Pustaka Pelajar Offset. Yogyakarta. 2001.
Muhammad, Jalaluddin Ibnu Ahmad Al-Mahalli dan Abdurrahman, Jalaluddin Ibnu
Abi Bakar As-Suyuti. Tafsir Al-Qur’anul-Karim Li Imamil Jalalaini. Daarul
Fikri. cet.1. t.tp. 1991.
Nata, Abuddin. Tafsir Ayat-ayat Pendidikan . PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
2002.
Quthb, Sayyid. Tafsir fi Zhilalil Qur’an: Dibawah Naungan al-Qur’an. Gema Insani.
Jakarta. 2002.
Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Rosdakarya. Bandung.
2001.
15
Tugas Individu
TEORI TENTANG PENGETAHUAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Tafsir Tarbawi
Disusun Oleh:
Siti Juherriyah
NPM : 1422010010
Program Studi : Ilmu Tarbiyah
Konsentrasi : Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengampu : Dr. Septiadi, M.Ag
16
FAKULTAS ILMU TARBIYAH
PROGRAM PASCASARJANA IAIN RADEN INTAN
LAMPUNG
1435 H/2014 M
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3
A. Surat Al-Hijr ayat 13-14............................................................................ 3
1. Pengertian Kosa Kata .......................................................................... 3
2. Penjelasan Tafsir ................................................................................. 5
B. Surat Al-‘Araaf ayat 54 ............................................................................. 6
1. Pengertian Kosa Kata .......................................................................... 7
2. Penjelasan Tafsir ................................................................................. 8
BAB III KESIMPULAN DAN PENUTUP ....................................................... 10
A. Kesimpulan .............................................................................................. 10
B. Penutup ..................................................................................................... 10
17
DAFTAR PUSTAKA