Click here to load reader
Upload
wihdah-tarakan
View
3.410
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
© Abdul Rahmad-SMP Muhammadiyah 1 Tarakan
E-mail : [email protected] Site : www.tec.vv.si
RINGKASAN MATERI PAI KELAS VIII
BAB 3 ZUHUD DAN TAWAKAL
1. Zuhud memiliki beberapa pengertian, yaitu:
a. Ibnul Jauzy mengatakan azzuhud merupakan ungkapan tentang pengalihan keinginan dari sesuatu
kepada yang lain yang lebih baik darinya.
b. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah azzuhud adalah menghindari sesuatu yang tidak bermanfaat, entah karena
memang tidak ada manfaatnya, atau memang karena keadaanya yang tidak diutamakan, karena ia dapat
menghilangkan sesuatu yang lebih bermanfaat atau dapat mengancam manfaatnya, entah manfaat yang
sudah pasti maupun manfaat yang diprediksi.
c. Al Hasan Al – Basri menyatakan bahwa zuhud bukanlah mengharamkan yang halal atau menyia-nyiakan
harta, akan tetapi zuhud didunia adalah engkau lebih mempercayai apa yang ada ditangan Allah daripada
apa yang ada ditanganmu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa zuhud terhadap dunia adalah berpaling dan meninggalkan sesuatu yang
disenangi yang bersifat material atau kemewahan duniawi dengan mengharap dan menginginkan sesuatu
yang lebih baik lagi dan bersifat spiritual (kebahagiaan akhirat).
2. Orang yang melakukan atau memiliki sikap zuhud disebut dengan zahid.
3. Hakekat zuhud itu berada didalam hati, yaitu dengan keluarnya rasa cinta dan ketamakan terhadap dunia dari
hari seorang hamba.
4. Zuhud mempunyai 3 tingkatan, yaitu:
a. Berusaha untuk hidup zuhud didunia. Walaupun keinginannya untuk menikmati seluruh kenikmatan dunia
tapi dia berusana untuk selalu menjauhinya dan berusaha melawan keinginannya tersebut.
b. Orang yang meninggalkan dunia dengan suka rela, karena dimatanya dunia itu rendah dan hina, meskipun
ada kecenderungan kepada kepadnya. Dan ia meninggalkan dunia tersebut (untuk akhirat), bagaikan
orang yang meninggalkan uang satu dirham untuk mendapatkan dua dirham (maksudnya balasan akhirat
itu lebih besar daripada balasan dunia.)
c. Orang yang zuhud dan meninggalkan dunia dengan hati yang lapang. Ia tidak melihat bahwa dirinya
meninggalkan sesuatu apapun. Orang seperti ini bagaikan seseorang yang hendak masuk keistana raja,
terhalangi oleh anjing yang menjaga pintu, lalu ia melemparkan sepotong roti kearah anjing tersebut
sehingga membuat anjing tersebut sibuk (dengan roti tadi), dan ia pun dapat masuk ke istana untuk
menemui sang Raja dan mendapatkan kedekatan darinya. Anjing disini diumpamakan sebagai syaitan
yang berdiri didepan pintu (kerajaan / surga) Allah, yang mengalangi manusia untuk masuk kedalamnya,
sementara pintu tersebut dalam keadaan terbuka. Adapun roti diumpamakan sebagai dunia, maka
barangsiapa meninggalkannya niscaya akan memperoleh kedekatan dari Allah.
5. Hal – hal yang mendorong untuk hidup zuhud, yaitu:
a. Keimanan yang kuat dan selalu ingat bagaimana ia berdiri di hadapan Allah pada hari kiamat guna
mempertanggung-jawabkan segala amalnya, yang besar maupun yang kecil, yang tampak ataupun yang
tersembunyi. Ingat! betapa dahsyatnya peristiwa datangnya hari kiamat kelak. Hal itu akan membuat
kecintaannya terhadap dunia dan kelezatannya menjadi hilang dalam hatinya, kemudian meninggalkannya
dan merasa cukup dengan hidup sederhana.
b. Merasakan bahwa dunia itu membuat hati terganggu dalam berhubungan dengan Allah, dan membuat
seseorang merasa jauh dari kedudukan yang tinggi di akhirat kelak, dimana dia akan ditanya tentang
kenikmatan dunia yang telah ia peroleh, sebagaimana firman Allah,
8. kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).
(Q.S. At-Takaatsur : 8)
c. Dunia hanya akan didapatkan dengan susah payah dan kerja keras, mengorbankan tenaga dan pikiran
yang sangat banyak, dan kadang-kadang terpaksa harus bergaul dengan orang-orang yang berperangai
jahat dan buruk. Berbeda halnya jika menyibukkan diri dengan berbagai macam ibadah; jiwa menjadi
tentram dan hati merasa sejuk, menerima takdir Allah dengan tulus dan sabar, ditambah akan menerima
© Abdul Rahmad-SMP Muhammadiyah 1 Tarakan
E-mail : [email protected] Site : www.tec.vv.si
balasan di akhirat. Dua hal di atas jelas berbeda dan (setiap orang) tentu akan memilih yang lebih baik dan
kekal.
d. Merenungkan ayat-ayat Al-Qur’an yang banyak menyebutkan tentang kehinaan dan kerendahan dunia
serta kenikmatannya yang menipu (manusia). Dunia hanyalah tipu daya, permainaan dan kesia-siaan
belaka. Allah mencela orang-orang yang mengutamakan kehidupan dunia yang fana ini daripada
kehidupan akhirat, sebagaimana dalam firman-Nya,
37. Adapun orang yang melampaui batas, 38. dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, 39. Maka Sesungguhnya
nerakalah tempat tinggal(nya). (Q.S. An-Naaziat : 37-39)
6. Zuhud yang bermanfaat dan sesuai Syariat:
a. Adalah zuhud yang dicintai oleh Allah dan rasul-Nya, yaitu meninggalkan segala sesuatu yang tidak
bermanfaat demi menggapai kehidupan akhirat. Adapun sesuatu yang memberi manfaat bagi kehidupan
akhirat dan membantu untuk menggapainya, maka termasuk salah satu jenis ibadah dan ketaatan.
Sehingga berpaling dari sesuatu yang bermanfaat merupakan kejahilan dan kesesatan sebagaimana sabda
Nabi,
“Carilah apa yang bermanfaat bagi dirimu dan mintalah pertolongan kepada Allah dan jangan lemah.”
(HR. Muslim hadits no. 4816)
b. Adalah beribadah kepada Allah, menjalankan ketaatan kepada-Nya dan kepada rasul-Nya. Dan semua yang
menghalangi hal ini adalah perkara yang mendatangkan kemudharatan dan tidak bermanfaat. Yang paling
berguna bagi seorang hamba adalah mengikhlaskan seluruh amalnya karena Allah. Orang yang tidak
memperhatikan segala yang dicintai dan dibenci oleh Allah dan rasul-Nya akan banyak menyia-nyiakan
kewajiban dan jatuh ke dalam perkara yang diharamkan; meninggalkan sesuatu yang merupakan
kebutuhannya seperti makan dan minum; memakan sesuatu yang dapat merusak akalnya sehingga tidak
mampu menjalankan kewajiban; meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar; meningalkan jihad di jalan Allah
karena dianggap mengganggu dan merugikan orang lain.
7. Dua pesan yang wajib untuk direnungi, yaitu:
a. Carilah pahala akhirat dengan tidak melupakan dunia.
77. dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah
kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Q.S. Al-Qhashas : 77)
b. Janganlah tamak terhadap harta dan umur.
“Diriwayatkan dari Anas r.a. katanya: Rasulullah saw. telah bersabda: Anak Adam menjadi semakin tua, tetapi ada
dua perkara dari padanya yang akan menjadikanya semakin muda yaitu, tamak (rakus) kepada harta dan tamak
kepada umur.” (H.R. al-Bukhari dan Muslim)
8. Tawakal secara bahasa artinya adalah bersandar. Sedangkan menurut istilah, tawakal adalah sikap berserah
diri kepada Allah setelah melakukan usaha atau ikhtiar atas sesuatu yang di kerjakannya.
9. Rukun tawakal ada dua, yaitu:
a. Bersandar kepada Allah dengan sungguh – sungguh.
© Abdul Rahmad-SMP Muhammadiyah 1 Tarakan
E-mail : [email protected] Site : www.tec.vv.si
b. Menempuh cara – cara yang diperbolehkan untuk mewujudkan keinginannya.
10. Didalam hukum sebab – akibat, manusia tidak boleh menempuh cara – cara yang haram untuk menggapai
keinginannya. Ada 3 syarat penting dalam berikhtiar, yaitu:1
a. Hanya mencari sebab yang diizinkan oleh agama, tidak boleh memakai sebab yang haram atau tidak
masuk akal. Contoh: Alif ingin kaya, namun dia menempuh cara untuk mencuri / merampok bank. Maka
sebab arif kaya adalah sebab yang diharamkan oleh agama dan di benci Allah, maka tidaklah bernilai
kekayaannya dan tidaklah dia bertawakal kepada Allah. Karena dia tidak menyadarkan ikhtiarnya kepada
Allah dan ditempuh dengan cara yang diharamkan oleh syariat.
b. Hanya menggantungkan hati kepada Allah.
c. Meyakini bahwa berhasil atau tidaknya sesuatu itu hanyalah Allah yang Maha Mengetahui dan Maha
Menentukan mana yang terbaik buat kita dan mana yang buruk untuk kita.
11. Derajat tawakal terbagi menjadi 7, yaitu:
a. معرفة بالرب وصفاته) )
Ma’rifat kepada Allah SWT dengan segala sifat-sifat-Nya minimal meliputi tentang kekuasaan-Nya
keagungan-Nya, keluasan ilmu-Nya, keluasan kekayaan-Nya, bahwa segala urusan akan kembali pada-Nya,
dan segala sesuatu terjadi karena kehendak-Nya, dsb.
b. (إثبات في األسباب والمسببات)
Memiliki keyakinan akan keharusan melakukan usaha. Karena siapa yang menafikan keharusan adanya
usaha, maka tawakalnya tidak benar sama sekali. Seperti seseorang yang ingin pergi haji, kemudian dia
hanya duduk di rumahnya, maka sampai kapanpun ia tidak akan pernah sampai ke Mekah. Namun
hendaknya ia memulai dengan menabung, kemudian pergi kesana denan kendaraan yang dapat
menyampaikannya ke tujuannya tersebut.
c. (رسوخ القلب في مقام توحيد التوكل)
Adanya ketetapan hati dalam mentauhidkan (mengesakan) Dzat yang ditawakali, yaitu Allah SWT. Karena
tawakal memang harus disertai dengan keyakinan akan ketauhidan Allah. Jika hati memiliki ikatan
kesyirikan-kesyirikan dengan sesuatu selain Allah, maka batallah ketawakalannya.
d. (اعتماد القلب على هللا، واستناده إليه، وسكونه إليه)
Menyandarkan hati sepenuhnya hanya kepada Allah SWT, dan menjadikan situasi bahwa hati yang tenang
hanyalah ketika mengingatkan diri kepada-Nya. Hal ini seperti kondisi seorang bayi, yang hanya bisa
tenang dan tentram bila berada di susuan ibunya. Demikian juga seorang hamba yang bertawakal, dia
hanya akan bisa tenang dan tentram jika berada di ‘susuan’ Allah SWT.
e. ( اهلل عز وجلحسن الظن ب )
Husnudzan (baca ; berbaik sangka) terhadap Allah SWT. Karena tidak mungkin seseorang bertawakal
terhadap sesuatu yang dia bersu’udzan kepadanya. Tawakal hanya dapat dilakukan terhadap sesuatu
yang dihusndzani dan yang diharapkannya.
f. ( القلب له استسالم )
Memasrahkan jiwa sepenuhya hanya kepada Allah SWT. Karena orang yang bertawakal harus sepenuh
hatinya menyerahkan segala sesuatu terhadap yang ditawakali. Tawakal tidak akan mungkin terjadi, jika
tidak dengan sepenuh hati memasrahkan hatinya kepada Allah.
g. (التفويض)
Menyerahkan, mewakilkan, mengharapkan, dan memasrahkan segala sesuatu hanya kepada Allah SWT.
Dan hal inilah yang merupakan hakekat dari tawakal.
44. kelak kamu akan ingat kepada apa yang kukatakan kepada kamu. dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya". (Q.S. Al-Mu’min : 44)
12. Ayat – ayat Al – Qur’an dan Hadits yang berhubungan dengan tawakal:
a. Dalil Al – Qur’an:
1.) Tawakal Merupakan Perintah Allah
1 Lihat Syarh al-Qaul as-Sadid Karya Syaikh as-Sa’di hal : 34 – 35
© Abdul Rahmad-SMP Muhammadiyah 1 Tarakan
E-mail : [email protected] Site : www.tec.vv.si
61. dan jika mereka condong kepada perdamaian, Maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Dialah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui. (Q.S. Al – Anfaal : 61)
2.) Larangan Bertawakal Selain Kepada Allah
2. dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan
firman): "Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku. (Q.S. Al – Israa’ : 2)
3.) Akan Mendapatkan Kebahagian Dunia dan Akhirat
58. dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, Sesungguhnya akan Kami tempatkan
mereka pada tempat-tempat yang Tinggi di dalam syurga, yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal
di dalamnya. Itulah Sebaik-baik pembalasan bagi orang-orang yang beramal, 59. (yaitu) yang bersabar dan
bertawakkal kepada Tuhannya. (Q.S. Al – Ankaabut : 58 – 59)
b. Dalil As – Sunnah:
1.) Tawakal Merupakan Sunnah Rasululullahu Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
لت وإليك عن ابن عباس أن رسول اللو صلى اللو عليو وسلم كان ي قول اللهم لك أسلمت وبك آمنت وعليك ت وكون ذي ال يموت والجن واإلنس يموت أن بت وبك خاصمت اللهم إني أعوذ بعزتك ال إلو إال أنت أن تضلني أنت الحي ال
(رواه مسلم)Dari Ibnu Abbas ra, bahwa Rasulullah SAW senantiasa berdoa, ‘Ya Allah hanya kepada-Mulah aku menyerahkan diri,
hanya kepada-Mulah aku beriman, hanya kepada-Mulah aku bertawakal, hanya kepada-Mulah aku bertaubat, hanya
karena-Mulah aku (melawan musuh-musuh-Mu). Ya Allah aku berlindung dengan kemuliaan-Mu di mana tiada tuhan
selain Engkau janganlah Engkau menyesatkanku. Engkau Maha Hidup dan tidak pernah mati, sedangkan jin dan
manusia mati. (H.R. Muslim)
2.) Allah Merupakan Sebaik – baiknya Tempat Tawakal
لم حين ألقي في النار وق صلى اللو عليو وسلم ابن عباس حسب نا اللو ونعم الوكيل قالها إب راىيم عليو الس الها محم جمعوا لكم فاخشوىم ف زادىم إيمانا وقالوا حسب نا اللو ونعم الوكيل )رواه البخا حين قالوا إن (ريالناس ق )
Dari Ibnu Abbas ra, “Hasbunallah wani’mal Wakil’ kalimat yang dibaca oleh Nabi Ibrahim as ketika dilempar ke
dalam api, dan juga telah dibaca oleh Nabi Muhammad SAW ketika diprovokasi oleh orang kafir, supaya takut
kepada mereka ; ‘sesungguhnya manusia telah mengumpulkan segala kekuatannya untuk menghancurkan kalian,
maka takutlah kamu dan janganlah melawan, tapi orang-orang beriman bertambah imannya dan membaca,
Hasbunallah wa ni’mal Wakil (cukuplah Allah yang mencukupi kami dan cukuplah Allah sebagai tempat kami
bertawakal.” (H.R. Bukhari)
Wallahu ‘Alam
---------------------------------------------
CATATAN: MATERI INI BERISI FIRMAN – FIRMAN ALLAH SUBHANALLAH WA TA’ALAA!!!
JANGAN SAMPAI TERCECER ATAU TERHINAKAN DENGAN MENARUHNYA DISEMBARANG TEMPAT
YANG KOTOR ATAU RENDAH !!!