Upload
sarjan-alatas
View
73
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
POST HARVEST TECNOLOGY
Perlakuan Komoditi Penundaan Kematangan Menggunakan Kalsium
Clorida (CaCl²)
Kelompok 2
Ari Manda Susila
Nur Fakhri
Riska Elfa Aulia
Sarjan Alatas
Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian dan Peternakan
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Pekanbaru
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah swt., karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah Post Harvest Tecnology ini dengan baik. Penulisan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah
Post Harvest Tecnology. Makalah ini ditulis dari sumber-sumber referensi yang penulis baca,
tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pengajar mata kuliah
Post Harvest Tecnology atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini, serta kepada
rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Penulis berharap dengan menulis makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca, semoga
dapat menambah wawasan kita terhadap Post Harvest Tecnology khususnya mengenai
”Perlakuan Komoditi Penundaan Kematangan dengan Menggunakan CaCl²”. dalam
kehidupan kita sehari-hari. Memang makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Demikan makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi penulis dan yang membacanya, sehingga
dapat menambah wawasan dan pengetahuan.
Pekanbaru, 06 April 2016
Penulis
2 | P o s t H a r v e s t T e c n o l o g y
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................2
Daftar Isi....................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................4
I. Latar belakang...................................................................................................4
II Rumusan masalah....................................................................................5
III Tujuan...................................................................................................5
IV Mamfaat................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN
I Definisi.......................................................................................................7
II Prinsip Kerja.............................................................................................8
III Cara Kerja.............................................................................................9
IV Peranan dan fungsi...................................................................................10
V Dampak positif dan negatif...............................................................................11
BAB III PENUTUP
I. Kesimpulan........................................................................................................15
II. Saran....................................................................................................15
Daftar pustaka.......................................................................................................16
3 | P o s t H a r v e s t T e c n o l o g y
BAB I
PENDAHULUAN
I.Latar Belakang
Produk hortikultura memiliki karakteristik yang khas dimana aktifitas
metabolisme masih tetap berlangsung walaupun sudah dipanen. Salah satu proses
metabolisme tersebut adalah respirasi, yaitu proses penguraian senyawa-senyawa
organik kompleks menjadi senyawa terlarut yang lebih sederhana (Wills et al.,
1989). Penanganan pasca panen merupakan kegiatan yang dilakukan sesudah
panen untuk memperkecil kerusakan, mengawetkan produk, serta
mempertahankan kualitas (Tranggono dan Sutardi, 1990). Dalam penanganan
pasca panen terdapat senyawa penting yang dapat mempercepat tercapainya
kemasakan buah sehingga mempercepat laju kehilangan air. Selain itu pemberian
etilen juga akan meningkatkan laju respirasi, yang merombak karbohidrat dalam
buah menjadi karbondioksida.
Salah satu cara memperpanjang lama umur simpan buah adalah pemberian
larutan kalsium klorida (CaCl2). Sebagai contoh pada tomat untuk
mempertahankan kandungan asam askorbat adalah dengan pemberian bahan
kimia secara eksogen, yaitu pemberian kalsium klorida (CaCl2). Ferguson (1984),
menyatakan bahwa kalsium (Ca2+) dapat memperpanjang daya simpan dengan
memperlambat pemasakan buah. Kalsium juga mengubah proses–proses
intraseluler dan ekstraseluler yang dapat memperlambat pemasakan buah.
Menurut Ferguson dan Drobak (1988), Kalsium (Ca) telah diketahui dapat
memperpanjang daya simpan buah melalui penghambatan pemasakan buah.
Adanya garam kalsium akan menghambat proses hidrolisis pati.
Penulis mengacu dari permasalahan diatas sebagai acuan dalam membuat
makalah ini. Agar pembaca dapat mengetahui tentang hal-hal yang lebih jelas 4 | P o s t H a r v e s t T e c n o l o g y
mengenai peranan Kasium Clorida (CaCl²) terhadap penundaan kematangan pada
produk-produk pertanian khusunya buah-buahan.
II. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, telah dipaparkan penulisan makalah ini
pada peranan Kasium Clorida (CaCl²) terhadap penundaan kematangan pada
produk-produk pertanian khusunya buah-buahan. Dengan demikian, dapat dibuat
pertanyaan penulisan sebagai berikut. Pertama apakah definisi dari kalsium
clorida (CaCl²)?. Kedua bagaimana prinsip kerjanya terhadap penundaan
kematangan buah-buahan? Ketiga bagaimanakah mekanismenya terhadap
penundaan kematangan buah-buahan?. Keempat apa saja peranan dan fungsi
Kasium Clorida (CaCl²) terhadap penundaan kematangan pada buah-buahan?.
Kelima apa saja dampak positif dan negatif terhadap penggunaan senyawa
Kasium Clorida (CaCl²)?.
III. Tujuan Makalah
Tujuan penulis membuat makalah ini adalah sebagai berikut. Pertama kami
ingin mengetahui apa pengertian Kasium Clorida (CaCl²). Kedua kami ingin
mengetahui prinsip kerja Kasium Clorida (CaCl²) terhadap penundaan
pematangan buah-buahan. Ketiga kami ingin mengetahui mekanisme kerja
Kasium Clorida (CaCl²) terhadap penundaan pematangan buah-buahan. Keempat
kami ingin mengetahui dan memahami peranan dan fungsi Kasium Clorida
(CaCl²) terhadap penundaan pematangan buah-buahan. Kelima kami ingin
mengetahui dampak positif dan negatif terhadap pengaplikasian Kasium Clorida
(CaCl²) pada buah-buahan.
III. Manfaat Makalah
5 | P o s t H a r v e s t T e c n o l o g y
Manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut. Pertama agar kita
mengetahui defenisi dari Kasium Clorida (CaCl²). Kedua agar kita lebih
mengetahui dan mendalami mengenai prinsip kerja dari Kasium Clorida (CaCl²)
terhadap penundaan kematangan pada buah-buahan. Ketiga agar kita mengetahui
dan memahami mekanisme kerja Kasium Clorida (CaCl²) terhadap penundaan
kematangan buah-buahan. Keempat agar kita dapat mengetahui peranan dan
fungsi Kasium Clorida (CaCl²). Kelima agar kita dapat mengetahui dampak positif
dan negatif Kasium Clorida (CaCl²) terhadap pengaplikasian penundaan
kematangan buah-buahan.
BAB II
6 | P o s t H a r v e s t T e c n o l o g y
PEMBAHASAN
A. Definisi
Kalsium klorida, CaCl2, merupakan salah satu jenis garam yang
terdiri dari unsur kalsium (Ca) dan klorin (Cl). Garam ini berwarna putih
dan mudah larut dalam air. Kalsium klorida tidak berbau, tidak berwarna,
dan tidak mudah terbakar. Kalsium klorida termasuk dalam tipe ion halida,
dan padat pada suhu kamar. Karena sifat higroskopisnya, kalsium klorida
harus disimpan dalam kontainer kedap udara rapattertutup (Scribd, 2010).
Sifat – sifat fisika CaCl² :
1) Berat molekul : 110,99 g/mol
2) Densitas : 2,15 g/ml
3) Konsentrasi di pasaran : 94%
4) Titik didih : 1670oC
5) Titik lebur : 772oC
6) pH : 8 - 9 (untuk larutan)
7) Kelarutan (g/100 g H2O) : 74,5 gr (20oC)
8) Berbentuk putih solid.
Sifat – sifat kimia CaCl² :
1) Bersifat higroskopis.
2) Larut dalam asam asetat, etanol, dan aseton.
3) Kalsium klorida dapat bertindak sebagai sumber untuk ion kalsium
dalam suatu larutan, tidak seperti senyawa kalsium lainnya yang
tidak dapat larut, kalsium klorida dapat berdisosiasi.
4) Mempunyai rasa seperti garam sehingga dapat digunakan sebagai
bahan untuk makanan.
B. Prinsip Kerja
7 | P o s t H a r v e s t T e c n o l o g y
Garam kalsium mempunyai sifat yang mudah larut dalam air,
sehingga dengan adanya CaCl² dalam larutan maka ion Ca2+ akan
memperkuat dinding sel. Kokohnya dinding sel ini diharapkan dapat
menekan terjadinya degradasi pada klorofil, laju respirasi dan pelepasan
etilen sehingga mampu menekan laju kematangan pada buah yang
diindikasikan dengan proses sintesis pada pigmen karotenoid (zat warna
merah pada buah) dan akan menghambat hidrolisis yang menyebabkan
pemecahan pektin dan pati.
Menurut Kramer dkk. (1989), pemberian CaCl² dapat membentuk
ikatan silang antara Ca2+ dengan asam pektat dan polisakarida-
polisakarida lain sehingga membatasi aktivitas enzim–enzim pelunakan
dan respirasi seperti poligalakturonase, sehingga dapat menurunkan laju
respirasi dan memperkecil degradasi asam askorbat. CaCl² eksogen selain
harganya relatif murah, juga mudah diperoleh.
Menurut Abbot et al. (1989) buah yang diberi kalsium akan lebih
keras dan mempunyai daya simpan yang lebih lama. Khayat dan Luh
(1968), ion-ion kalsium yang ditambahkan bereaksi dengan pektin di
dalam dinding sel, sehingga akan memperkuat ikatan diantara sel sel
tersebut. Perubahan kekerasan ini dapat dicegah dengan perendaman
dalam larutan garam kalsium. Dalam buah, kalsium yang bervalensi dua
bereaksi secara menyilang dengan gugus karboksil dari pektin. Bila
ikatuan-ikatan tersebut jumlahnya besar maka akan terjadi jaringan
jaringan molekul kalsium pektat yang tidak larut dalam air. Makin besar
jaringan molekul ini, akan semakin rendah daya larut pektin dan. semakin
kuat ikatan jaringan. buah terhadap gangguan mekanis sehingga
pemecahan protopektin selama.
Keefektifan ion kalsium dalam mempertahankan kekerasan buah
tergantung dari terdapatnya molekul pektin yang telah mengalami
demetilasi sebagian dan terdapat tidaknya zat-zat yang dapat mengikat
8 | P o s t H a r v e s t T e c n o l o g y
kalsilum misalnya ion-ion oksalat dan sitrat (Adams dan Blundstone,
1971). Menurut Shear dan Faust (1975) buah dengan kandungan kalsium
tinggi akan menpunyai laju respirasi yang lebih lambat dan umur simpan
yang lebih lama daripada buah dengan kandungan kalsium yang rendah.
Partha (2009) yang mengatakan bahwa ion Ca dari garam CaCl2
dapat berikatan dengan pektin membentuk Ca-pektat pada dinding sel dan
lamela tengah, sehingga dinding sel menjadi stabil. Stabilnya dinding sel
tidak hanya dapat mengendalikan proses fisiologis seperti laju respirasi,
produksi etilen dan menghambat aktifitas mikroorganisme, tapi juga dapat
mengendalikan proses degradasi pada khlorophyl. Hal tersebut didukung
oleh pendapat Sosrodihardjo cit. Sari (2004) yang mengatakan bahwa Ca
yang masuk ke dalam buah akan mengikat enzim lipoksigenase yaitu
enzim yang bekerja untuk menghasilkan oksigen aktif yang diperlukan
dalam sintesis etilen. Mengingat fungsi etilen sebagai hormon pematangan
buah, maka hambatan terhadap produksi etilen akan berakibat pada
hambatan pematangan buahnya.
C. Cara Kerja
Tempatkan buah dan sayur di dalam keranjang kawat, kemudian
celupkan ke dalam larutan CaCl² (pada konsentrasi 4 dan 8%) selama 30-
60 detik. Angkat dan tiriskan pada rak penirisan dengan dihembus udara
kering, agar pelapisan merata pada seluruh permukaan kulit. Simpan pada
suhu ruang dan dalam lemari es. Lakukan pengamatan terhadap warna,
tekstur, penampakan bahan, penurunan berat, perubahan pH dan total
padatan terlarut setiap minggu selama 4 minggu.
Ditinjau dari waktu yang diperlukan untuk masuknya CaCl² ke
dalam buah, maka perendaman pada tekanan vakum lebih efektif, karena
CaCl² lebih cepat meresap ke dalam buah. Namun demikian metoda
perendaman tanpa tekanan vakum mempunyai kemungkinan lebih besar
9 | P o s t H a r v e s t T e c n o l o g y
untuk diterapkan di tingkat petani dan pedagang kecil karena lebih murah
dan lebih mudah.
D. Peranan dan fungsi
Pemberian kalsium dapat menekan laju respirasi dan
memperlambat waktu tercapainya puncak klimakterik pada tomat yang
merupakan buah klimakterik. Buah klimakterik ditandai dengan puncak
respirasi dan produksi etilen yang tinggi pada saat buah masak. Di dalam
jaringan tanaman ion kalsium berperan penting dalam mempertahankan
ketegaran dinding sel sehingga menghambat pelunakan buah dan
mengurangi kepekaannya terhadap kerusakan mekanis maupun fisiologis.
Perlakuan kalsium juga mempengaruhi terhambatnya biosintesis etilen dan
berkurangnya sekresi enzim enzim yang memicu respirasi sehingga proses
pemasakan buah dan senesensi dapat diperlambat. Dengan demikian dapat
memperpanjang umur simpan buah.
Kalsium klorida dapat berfungsi sebagai sumber ion kalsium dalam
larutan, tidak seperti banyak senyawa kalsium lainnya, kalsium klorida
mudah larut. Zat ini dapat berguna untuk menggantikan ion dari larutan.
Sebagai contoh, fosfat dipindahkan dari larutan oleh kalsium :
3CaCl2 (aq) + 2K3PO4 (aq) → Ca 3(PO4)2 (s) + 6KCl (aq)
Larutan kalsium klorida dapat dielektrolisis untuk memberikan logam
kalsium dan gas klor : CaCl2(l) → Ca(s) + Cl2(g)
E. Dampak positif dan negatif
Kalsium Klorida (CaCl²) telah dilaporkan dapat memperpanjang
umur simpan buah (Scott, 1984). Wills dan Tirmazi (1977) berhasil
menunda pematangan buah tomat Rouge de Mamande dengan cara
10 | P o s t H a r v e s t T e c n o l o g y
merendamnya di dalam larutan CaCl² dan mempercepat masuknya larutan
ke dalam buah menggunakan tekanan vakum (vacuum infiltration). Hasil
terbaik diperoleh dari perlakuan CaCl² pada kadar 12% dengan tekanan
vakum 500 mmHg. Hasil penelitian Surosatuhu (1986) menunjukkan
bahwa jambu biji ditunda pematangannya dengan larutan 4% CaCl² pada
tekanan vakum –40 kpa. Pada mangga, Tirmazi dan Wills cit. Wisnubroto
(1989) melaporkan bahwa buah mangga Kensington Pride yang direndam
dalam larutan 4% CaCl² pada tekanan vakum 250 mmHg pematangannya
ditunda seminggu lebih lama.
Wisnubroto (1989) menggunakan CaCl² berkadar 2, 4, 6 dan 8%
dan mempercepat peresapannya ke dalam buah mangga arumanis pada
tekanan 145 mmHg selama 3, 5, 7 dan 9 menit. Perlakuan ini dapat
menunda pematangan buah 2-4 hari lebih lama dibanding kontrol.
Penundaan pematangan paling efektif didapatkan pada mangga yang
direndam dalam 6% CaCl² selama 3 menit pada tekanan 145 mmHg.
Hasil penelitian Artez dkk. (1990) menunjukkan bahwa pencelupan
buah tomat segar dalam 0,09 M CaCl² dapat mempertahankan kualitas
buah tomat. Sifat buah tomat yang mudah rusak menyebabkan singkatnya
selang waktu antara saat panen dan konsumsi, apa bila tidak ada perlakuan
untuk memperpanjang daya simpannya. Oleh sebab itu perlakuan CaCl²
dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan yang mungkin timbul bila
produk tersebut dipasarkan ke tempat yang jauh.
Panggabean et al. (1988) melaporkan bahwa perendaman buah
pisang Raja Bulu dalam larutan CaCl² tanpa tekanan vakum dapat
memperpanjang lama penyimpanannya. Dalam penelitiannya Panggabean
et al. (1988) menggunakan 1, 1,5 dan 2 % CaCl² dengan waktu
perendaman 30, 60, 90 dan 120 menit. Hasil terbaik diperoleh pada
perlakuan 1,5% CaCl² dengan waktu perendaman 120 menit.
11 | P o s t H a r v e s t T e c n o l o g y
Gunjate et al. (1977) merendam mangga Alphonso selama satu
menit di dalam larutan CaCl² dan Ca (NO3) dengan kadar masing-masing
0,5, 1, 2, dan 4, %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan yang
diberikan tidak meningkatkan kandungan kalsium dan tidak menurunkan
gejala spongy tissue di dalam daging buah secara nyata. Dilaporkan pula
bahwa untuk meningkatkan keberhasilan perlakuan perendaman buah
pasca panen di dalam larutan kalsium, faktor-faktor seperti penggunaan
bahan pembasah (wetting agent), pengaturan suhu larutan atau lamanya
waktu perendaman perlu diperhatikan.
Dari penelitian Partha (2009) terhadap buah nangka kupas
diketahui bahwa perendaman buah nangka kupas dalam CaCl² 2% dengan
dilapisi edible coating mampu menghambat laju respirasi (0,379 mg
CO2/kg/jam) dan pelepasan etilen (1,347 nl/kg/jam). Penggunaan kalsium
klorida (CaCl²) diketahui dapat memperpanjang umur simpan buah. Buah
dengan kandungan kalsium yang tinggi akan mempunyai warna
permukaan yang lebih cerah dan umur simpan yang lebih lama.
Hasil penelitian Hasmoro.,dkk (2014) menunjukkan bahwa
perendaman buah sawo dalam air (kadar 0%) dan larutan CaCl2 berkadar
4% dan 6% dapat menghambat pematangan dan memperpanjang umur
simpan buah sawo selama satu hari tanpa mengubah kualitasnya saat buah
matang, kecuali visual quality rating (VQR). Aplikasi pencelupan dalam
larutan CaCl² dapat mempertahankan mutu dengan menjaga tekstur
(kekerasan) buah sehingga tampak renyah dan segar karena ada tambahan
unsur kalsium pada buah.
Hasil penelitian Faiqoh (2014) Terdapat pengaruh interaksi antara
konsentrasi dan lama perendaman yang berbeda terhadap kualitas dan
umur simpan buahnaga super merah (Hylocereus costaricensis), interaksi
konsentrasi kalsium klorida 6% dengan lama perendaman 120 menit
12 | P o s t H a r v e s t T e c n o l o g y
merupakan perlakuan yang terbaik karena mampu mempertahankan
kualitas buah (tekstur, kandungan vitamin C, umur simpan) dan kuantitas
buah (susut bobot) sampai hari ke-12.
Perlakukan CaCl² dengan pencelupan buah pasca panen tidak akan
meninggalkan residu setelah buah dicuci dengan air (Pantastico, 1993).
Namun, CaCl² dilaporkan juga memiliki dampak negatif pada buah
mangga yaitu mengurangi kualitas dari buah mangga seperti flavor dan
aroma.
BAB III
PENUTUP
13 | P o s t H a r v e s t T e c n o l o g y
I. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penulisan yang dilakukan mengenai definisi, prinsip
kerja, cara kerja, peranan dan fungsi, dan dampak positif dan negatif dari
pengaplikasian kalsium klorida (CaCl2), maka penulis menyimpulkan bahwa
pemberian perlakuan perendaman larutan kalsium klorida (CaCl2) berpengaruh
terhadap penundaan kematangan buah-buahan dan juga dapat menambah umur
simpan buah.
II. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan diatas, maka penulis
menyarankan agar makalah ini dapat menjadi rujukan dan pengetahuan tentang
penundaan kematangan menggunakan kalsium klorida (CaCl2) untuk mahasiswa
lainnya dan masyarakat petani tentunya.
DAFTAR PUSTAKA
14 | P o s t H a r v e s t T e c n o l o g y
Abbot, J. A., W. S. Conway, and C. E. Sams. 1989. Postharvest calcium chloride
infiltration affects textural attributes of apples. J. Amer. Soc. Hort. Sci 114:
935-936.
Ferguson, IB. 1984, Calcium in Plant Senesence and Fruit Ripening, Plant Cell
Enviroment, http:/www.pubmedcentral.nih.gov/article render.fcgi.
Faiqoh, Elmaulida. 2014. Pengaruh CaCl2 (Kalsium Klorida) terhadap Kualitas
dan Kuantitas Buah Naga Super Merah (Hylocereus costaricensis).
Gunjate RT, Tare SJ, Rangwala AD, Limaye VP. 1977. Effect of Preharvest and
Postharvest Calcium Treatments on Calcium Content and Occurrence of
Spongy Tissue in Alpnonso Mango Fruits. Indian J. Hort. p. 140-144.
Hasmorol., dkk. 2014. Pengaruh Kadar CaCl2 Terhadap Pematangan dan Umur
Simpan Buah Sawo (Manilkara zapota (L.) van Royen). Vegetalika Vol.3
No.4 : 52 – 62.
Kramer, G.F., C.Y. Wang dan W.S. Conway, 1989, Correlation of Reduced
Softening and Increaced Polyamin Levels, J. Amer.Soc.Hoc.Sci.
Panggabean G, Padmono, Sutanto. 1988. Pengaruh Cacl2 terhadap Proses
Pematangan, Kandungan Vitamin C dan Perubahan pH Pisang Raja Bulu.
Prosiding Seminar Penelitian Pasca Panen Pertanian. p. 312- 320.
Partha, I.B.B, Suparmo, M.A.J. Wasono, M. Ulfah. 2009.Pengaruh CaCl2 dan
Edible film terhadap Penghambatan Chilling Injury pada Buah Nangka
Kupas. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Gadjah Mada :
Yogyakarta, Indonesia. J.Teknol dan Industri Pangan, Vol XX No.1.
Pantastico, E.R.B, 1993, Fisiologi Pasca Panen, Penanganan dan Pemanfaatan
Buah-buahan dan Sayuran Tripika da Sub Tropika. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Sutrisno.,dkk. 2013. Pencegahan Kerusakan Fisiologis Belimbing (Avverhoa
carambola) dalam Rantai Pasok dengan Optimisasi Model Kombinasi
Perlakuan Air Panas dan CaCl2 Menggunakan Response Surface Method.
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI), Vol. 18 (1): 20-28.
15 | P o s t H a r v e s t T e c n o l o g y
Shear CB, Faust M. 1975. Preharvest Nutrition and Postharvest Physiology of
Apples. Dalam N.F. Haard and Salunkhe (ed.) Symposium: Posharvest
biologyand handling of fruits and vegetables. AVI Publ. Co., Inc. Westport,
Connecticut, USA. p. 35-42.
Scott KJ. 1984. Methods of Delaying The Ripening of Fruits. ASEAN
Horticultural Produce Handling Workshop Report.Bureau. Kuala Lumpur.
p. 43-47.
Sosrodihardjo, S. 1987. Perlakuan Pasca Panen untuk Memperpanjang Daya
Simpan Hasil Hortikultura.Sub Balai Penelitian Hortikultura Pasar Minggu.
11 p.
Surosatuhu, S. 1986. Pengaruh Kalsium dalam Menghambat Proses Kematangan
Buah Jambu Biji. Hortikultura 17 : 562-565.
Tranggono, Suhardi. Gardjito, Naruki, S.,Murdiati, A dan Sudamanto. 1990.
Petunjuk Laboratorium Praktikum Fisiologi dan teknologi Pasca Panen.
PAU Pangan dan Gizi UGM. Yogyakarta.
Wills RBH, Tirmazi SIH. 1981. Retardation of ripening of mangoes by
postharvest application of calcium. Trop Agr. 58(2): 137139.
Wills, R.H.H. and S.I.H. Tirmazi, 1977. Use of Calcium to Delay Ripening of
Tomatoes. HortScience 12: 551-552.
Wisnubroto, 1989. Menunda Kematangan Buah Mangga Arumanis dengan
Perlakuan CaCl2. Penelitian Hortikultura 3 (4): 64-68.
16 | P o s t H a r v e s t T e c n o l o g y