Upload
aulia-srie-wardani
View
236
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Menceritakan Sejarah tentang perlawanan kerajaan Goa terhadap VOC. VOC ingin menguasai Goa karena letaknya yang strategis untuk pelabuhan perdagangan pada masa itu.
Citation preview
Perlawanan GoaAulia Putri Srie Wardani
Sikha Rembulan Janna
XI-MIA-1 (SMA N 1 SAMARINDA)
Kerajaan Goa merupakan salah
satu kerajaan yang sangat terkenal di
Nusantara. Pusat pemerintahannya berada
di Somba Opu yang sekaligus menjadi
pelabuhan Kerajaan Goa. Somba Opu
senantiasa terbuka untuk siapa saja.
Banyak para pedagang asing yang tinggal
di kota itu. Goa anti terhadap monopoli
perdagangan. Masyarakat Goa senantiasa
berpegang pada prinsip “Tanahku terbuka
bagi semua bangsa”, “Tuhan menciptakan
tanah dan laut; tanah dibagikannya untuk
semua manusia dan laut adalah milik
bersama.” Dengan prinsip keterbukaan itu
maka Goa cepat berkembang.
Pelabuhan Sumba Opu memiliki
posisi yang strategis dalam jalur perdagangan
Internasional. Pelabuhan Sumba Opu telah
berperan sebagai bandar perdagangan tempat
persinggahan kapal-kapal dagang dari timur ke
barat atau sebaliknya.
Dengan melihat peran dan posisinya
yang strategis, VOC berusaha keras untuk
dapat mengendalikan Goa dan menguasai
pelabuhan Sumba Opu serta menerapkan
monopoli perdagangan. Berbagai upaya untuk
melemahkan posisi Goa telah dilakukan.
Contohnya, pada tahun 1634, VOC melakukan
blokade terhadap pelabuhan Sumba Opu, tetapi
gagal karena perahu-perahu Makassar yang
kecil lebih lincah dan mudah bergerak di antara
pulau pulau yang ada. Kemudian kapal-kapal
VOC merusak dan menangkap kapal-kapal
pribumi maupun kapal-kapal asing lainnya.
Raja Goa, Sultan Hassanuddin menentang ambisi VOC yang
memaksakan monopoli di Goa. Beberapa benteng pertahanan mulai
dipersiapkan untuk menghadapi VOC. Beberapa sekutu Goa mulai
dikoordinasikan. Semua dipersiapkan untuk melawan VOC.
Sultan Hassanuddin
Sementara itu, VOC juga mempersiapkan diri untuk
menundukkan Goa. Politik devide et impera mulai
dilancarkan. Misalnya, VOC menjalin hubungan
dengan seorang Pangeran Bugis dari Bone yang
bernama Aru Palaka
VOC begitu bernafsu untuk segera dapat
mengendalikan Goa. Oleh karena itu, pimpinan VOC,
Gubernur Jenderal Maetsuyker memutuskan untuk
menyerang Goa Dikirimlah pasukan ekspedisi yang
berkekuatan 21 kapal dengan mengangkut 600 orang
tentara. Mereka terdiri atas tentara VOC, orang-orang
Ambon dan juga orang-orang Bugis di bawah Aru
Palaka.
Joan Maetsuyker
Dipimpin oleh Cornelis Janszoon spelman, diperkuat oleh
pengikut Aru Palaka dan ditambah orang-orang Ambon dibawah pimpinan
Jonker van Manipa. Kekuatan VOC ini menyerang pasukan Goa dari
berbagai penjuru. Beragam serangan VOC berhasil ditahan Hassanudin.
Tetapi dengan kekuatan gabungan dan peralatan yang lebih
lengkap, VOC berhasil pasukan Hassanudin. Benteng pertahanan tentara
Goa di Barombang dapat diduduki oleh pasukan Aru Palaka. Hal ini
menandai kemenangan VOC atas kerajaan Goa.
Tangga l 7 Ju l i 1667 , me le tus Perang Goa .
Hassanudin kemudian dipaksa untuk menandatangani
Perjanjian Bongaya pada tanggal 18 November 1667,
yang isinya antara lain sebagai berikut :
1. Goa harus mengakui hak monopoli VOC.
2. Semua orang Barat, kecuali Belanda harus
meninggalkan wilayah Goa.
3. Goa harus membayar biaya perang.
Sultan Hasanuddin tidak ingin melaksanakan isi perjanjian itu, karena
isi perjanjian itu bertentangan dengan hati nurani dan semboyan masyarakat
Goa atau Makasar. Pada tahun 1668 Sultan Hasanuddin mencoba
menggerakkan kekuatan rakyat untuk kembali melawan kesewenang-wenangan
VOC itu.
Namun perlawanan ini segera dapat dipadamkan oleh VOC. Dengan
sangat terpaksa Sultan Hasanuddin harus melaksanakan isi Perjanjian Bongaya.
Bahkan benteng pertahanan rakyat Goa jatuh dan diserahkan kepada VOC.
Benteng itu kemudian oleh Spelman diberi nama Benteng Rotterdam.