29
MAKALAH “Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar” Disusun Oleh : Nama : Aidatul Fitri NPM : 12110221 Semester : VI/F 4

“Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: “Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”

MAKALAH“Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-

Mengajar”

Disusun Oleh :

Nama : Aidatul FitriNPM : 12110221Semester : VI/F

4

Page 2: “Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru sebagai pemegang otoritas dalam pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar di kelas harus bisa menciptakan Proses pembelajaran yang

menyenangkan sehingga Siswa dapat betah belajar disekolah, sehingga ilmu

pengetahuan yang ditransfer oleh guru dapat diserap dan dapat dipahami serta

dapat diamalkan dalam kehidupan sehari – hari.

Guru harus mampu merancang dan menerjemahkan dokumen kurikulum

yang statis menjadi aktivitas yang dinamis dalam proses pembelajaran .Kondisi

nyata pada saat ini masih banyak guru yang melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan cara konvensional tanpa ada kemauan untuk menciptakan

inovasi, bahkan masih ada guru yang  tidak pernah memberikan Hadiah dan

pujian (reward) kepada siswa yang aktif atau berprestasi,sehingga siswa

merasa bosan dan kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran disekolah.

Mensikapi kondisi sebagaimana tersebut diatas, maka penulis tertarik membuat

makalah dengan judul   “ Peranan Guru sebagai Inovator dan motivator belajar

siswa “.

Agar siswa dapat termotivasi dalam belajar disekolah tentu saja seorang

guru dituntut untuk memperluas pengetahuan yang berkaitan dengan psikologi

pendidikan dan mengasah keterampilan mengajar melalui berbagai referensi

dan sumber belajar maupun dari seminar-seminar atau pelatihan serta dapat

memahami keunikan Individu peserta didik.

B. Fokus Tulisan

Dalam penulisan ini penulis fokuskan pada peran guru sebagai motivator

dalam proses belajar mengajar.

5

Page 3: “Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Guru Sebagai Motivator

Guru sebagai motivator artinya guru sebagai pendorong siswa dalam

rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa.

Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi, hal ini bukan disebabkan karena

memiliki kemampuan yang rendah, akan tetapi disebabkan tidak adanya

motivasi belajar dari siswa sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan

segala kemampuannya. Dalam hal seperti di atas guru sebagai motivator

harus mengetahui motif-motif yang menyebabkan daya belajar siswa yang

rendah yang menyebabkan menurunnya prestasi belajarnya. Guru harus

merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk

membangkitkan kembali gairah dan semangat belajar siswa.

B. Peranan Guru Sebagai Motivator

Adapun peranan guru sebagai motivator adalah :

1.Bersikap terbuka, dalam arti guru harus melakukan tindakan yang

mampu mendorong kemauan murid untuk mengungkapkan

pendapatnya, menerima siswa dengan segala kekurangan dan

kelebihannya, mau menanggapi pendapat siswa secara positif, dalam

batas tertentu berusaha memahami kemungkinan terdapatnya

masalah pribadi dari siswa, menunjukkan perhatian terhadap

permasalahan yang dihadapi siswa, dan menunjukkan sikap ramah

serta penuh pengertian terhadap siswa.

2. Membantu siswa agar mampumemahami dan memanfaatkan potensi

yang ada pada dirinya secara optimal, dalam arti guru harus mampu

memberikan gambaran tentang kemampuan dan kelemahan para

siswanya, mendorong siswa untuk sekali waktu mengungkapkan

perasaannya, membantu siswa agar memiliki rasa percaya diri dan

memiliki keberanian dalam membuat keputusan.

3. Menciptakan hubungan yang serasi dan penuh kegairahan dal

interaksi belajar mengajar di kelas, dalam menunjukkan kegiatan

6

Page 4: “Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”

antara lain, menangani perilaku siswa yang tidak diinginkan secar

positif, menunjukkan kegairahan dalam mengajar, murah senyum,

mampu mengendalikan emosi, dan mampu bersifat proporsional

sehingga berbagai masalah pribadi dari guru itu sendiri dapat

didudukkan pada tempatnya.

C. Macam-Macam Motivasi

Motivasi atau motof-motif yang aktif itu sangat bervariasi.

1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya.

a. Motif-Motif Bawaan

Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa

sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Contoh: dorongan

untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk bekerja,

untuk beristrirahat. Motif-motif ini seringkali disebut motif-moti

yang disyaratkan secara biologis.

b. Motif-motif yang dipelajari

Motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai contoh: dorongan

untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk

mengejar sesuatu didalam masyarakat. Motif-motif ini seringkali

disebut dengan motif-motif yang diisyaratkan secara social. Sebab

manusia hidup dalam lingkungan social dengan sesame manusia

yang lain, sehingga motivasi terbentuk.

2. Motivasi jasmaniah dan rohaniah

Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu menjadi

dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah. Yang

termasuk motivasi jasmaniah seperti misalnya: refleks, instink otomatis,

nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah, yaitu: kemauan.

Soal kemauan itu pada setiap diri manusia terbentuk melalui empat

momen, yaitu :

a. Momen timbulnya alasan.

Sebagai contoh seorang pemuda yang sedang giat berlatih olah

raga untuk menghadapi suatu porseni disekolahnya, tetapi tiba-

7

Page 5: “Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”

tiba disuruh ibunya untuk mengantarkan seseorang tamu

membeli tiket karena tamu itu mau kembali kejakarta. Si

pemuda itu kemudian mengantarkan tamu tersebut. Dalam hal

ini si pemuda tadi timbul alasan baru untuk melakukan sesuatu

kegiatan. Alasan baru itu bisa karena untuk menghormat tamu

atau mungkin keinginan untuk tidak mengecewakan ibunya.

b. Momen pilih.

Momen pilih maksudnya dalam keadaan pada waktu ada

alternative-alternatif yang mengakibatkan persaingan antara

alternative atau alasan-alasan itu. Kemudian seseorang

menimbang-nimbang dari berbagai alternative untuk kemudian

menentukan pilihan alternative yang akan dikerjakan.

c. Momen putusan.

Dalam persaingan antara berbagai alasan, sudah barang tentu

akan berakhir dengan dipilihnya atu alternative. Satu

alternative yang dipilih inilah yang menjadi putusan untuk

dikerjakan.

d. Momen terbentuknya kemauan.

Kalau seseorang sudah menetapkan satu putusan untuk

dikerjakan, maka timbulah dorongan pada diri seseorang untuk

bertindak, melaksanakan putusan itu.

3. Motivasi Instrinsik dan ekstrinsik

a. Motivasi instrinsik.

Yang dimaksud dengan motivasi instrinsik adalah motif-motif

yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar,

karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk

melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca,

tidak usah ada yang menyurh atau mendorongnya, ia sudah rajin

mencari buku-buku untuk dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi

tujuan kegiatan yang dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka

yang dimaksud dengan motivasi instrinsik ini adalah ingin mencapai

tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri. Contoh

8

Page 6: “Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”

konkrit, seorang siswa itu melakukan belajar, karena betul-betul ingin

mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah

tingkah lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain-lain.

“instrinsic motivations are inherent in the learning situations and meet

pupil-needs and purposes”. Itulah sebab motivasi instrinsik dapat juga

dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar

dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri

dan secara mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya, memang benar-

benar ingin mengetahui segala sesuatunya, bukan karena ingin pujian

atau ganjaran.

Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi instrinsik

akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang

berpengatahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya

jalan untuk menuju ketujuan  yang ingin dicapai ialah belajar, tanpa

belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan, tidak mungkin menjadi

ahli. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu

kebutuhan, kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang

yang terdidik dan pengetahuan. Jadi memang motivasi itu muncul dari

kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar

symbol dan seremonial.

b. Motivasi ekstrinsik.

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan

berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh

seseorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dengan

harapan mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya,

atau temannya. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin

mngetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik, atau

agar mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan

yang dilakukannya, tidak secara langsung bargayut dengan esensi apa

yang dilakukannya itu. Oleh karena itu motivasi ekstrensik dapat juga

dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar

9

Page 7: “Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”

dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak

secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

Perlu ditegaskan, bukan berarti baahwa motivasi ekstrinsik ini

tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar-mengajar tetap

penting. Sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis,

berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-kompenen lain dalam

proses belajar-mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa,

sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.

D. Fungsi dan Bentuk Motivasi Dalam Kegiatan Pembelajaran

1. Fungsi Motivasi

Penggerak motivasi belajar untuk siswa dapat dilakukan melalui

berbagai cara, diantaranya sebagai berikut:

a. Metode Penemuan (Bruner)

Metode ini dimaksudkan agar siswa memberri stimulus terhadap

dirinya sendiri, sehingga siswa itu sendiri yang melakukan fungsi

penggerak motivasinya.

b. Motivasi Kompetensi (Robert White)

Motivasi kompetensi menggerakkan tindakan-tindakan seperti:

menyelidiki, memperhatikan ,berbicara, penalaran,dan manipulasi.

c. Belajar Terprogam (Bert Kersh)

Kelompok belajar secara terbimbing berisikan serangkaian

pertanyaan dan jawaban, yang disusun secara terhadap sampai pada

penyelesaian masalah. Cara belajar seperti ini menurut siswa untuk

membuat inferensi dan mengingat aturan-aturan tanpa bantuan atau

penjelasan dari guru.

d. Prosedur Brainstorming (Torrance)

Prosedur ini dimaksudkan agar siswa mampu memproduksi ide-

ide yang berbobot tinggi, melalui diskusi dan kritik. Istilah lain dari

prosedur ini adalah prosedur urun pendapat. Beberapa keuntungan

dari prosedur urun pendapat ini adalah bisa menghasilkan ide-ide

10

Page 8: “Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”

lebih banyak dibandingkan dengan cara lain, seperti pengarahan janji,

atau pun hadiah.

Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian

prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya

motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.

Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama

didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat

melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seseorang siswa akan

sangat menentukan pencapaian prestasi belajarnya.

2. Bentuk-Bentuk Motivasi Di Sekolah

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam

kegiatan belajar di sekolah.

a. Memberi angka

Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi

yang sangat kuat. Tetapi ada juga, bahkan banyak siswa yang bekerja

atau belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas saja. Ini

menunjukan motivasi kurang berbobot bila dibandingkan dengan siswa-

siswa yang menginginkan angka baik. Oleh karena itu, langkah

selanjutnya yang ditempuh oleh guru adalah bagaimana cara

memberikan angka-angka dapat dikaitkan dengan values yang

terkandung di dalam setiap pengetahuan yang diajarkan kepada para

siswa sehingga tidak sekedar kognitif saja tetapi juga keterampilan dan

efeksinya.

b. Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah

selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak

akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat

untuk suatu pekerjaan tersebut. Sebagai contoh hadiah yang diberikan

untuk gambar yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi seseorang

siswa tidak mmiliki bakat menggambar.

c. Saingan atau kompetensi

11

Page 9: “Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”

Saingan atau kompetensi dapat digunakan sebagai alat motivasi

untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baikpersaingan individual

maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa. Memang unsure persaingan ini banyak dimanfaatkan di dalam

dunia industry atau perdagangan, tetapi juga sangat baik digunakan

untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa.

d. Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan

pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja

keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu

bentuk motivasi yang cukup penting.

e. Memberi ulangan

Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui aka nada

ulangan. Oleh karena itu member ulangan ini juga merupakan sarana

motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu

sering (misalnya setiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat

rutinitas. Dalam hal ini guru harus juga terbuka maksudnya, kalau akan

ulangan harus diberitahukan kepada siswanya.

f. Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi

kemajuan, akan mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Semakin

mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi

pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus

meningkat.

g. Pujian

Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan

tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk

reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang

baik. Oleh karena itu supaya pujian ini merupakan motivasi,

pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk

suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar sekaligus

akan membangkitkan harga diri. Hukuman bagai reinforcement yang

12

Page 10: “Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”

negative tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat

motivasi. Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip

pemberian hukuman.

h. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar, berarti ada unsure kesengajaan, ada

maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibndingkan segala

sesuatu kegiatan yang tanpa maksud.

i. Minat

Motivasi sangat erat hubungannya dengan unsure minat.

Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga

tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses

belajar itu akan berjalan lancer kalau disertai dengan minat. Mengenai

minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara

membangkitkan adanya suatu kebutuhan, menghubungkan dengan

persoalan pengalaman yang lampau, memberi kesempatan untuk

mendapatkan hasil yang baik, menggunakan berbagai macam bentuk

mengajar

j. Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan

merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami

tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan

menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

E. Mengetahui cara untuk menjadi guru yang penuh motivasi

1. Memanfaatkan Perangkat Visual

Seorang siswa memerlukan variasi suasana belajar-mengajar.

Siswa juga tidak bisa terus dipaksa untuk terus memperhatikan gurunya

yang menyampaikan banyak materi di dalam buku pelajaran. Suatu ketika,

siswa pasti akan jenuh jika terus belajar dengan cara yang begitu monoton

seperti itu. Kaalau sudah demikian, maka akan sulit bagi anda untuk bisa

mengajak mereka agar tetap bertahan dan berkonsentrasi dalam menyimak

pelajaran.

13

Page 11: “Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”

Oleh sebab itu, beberapa hal di bawah ini mungkin dapat dicoba

diterapkan di dalam kelas :

a. Tulislah sebuah ringkasan informasi atau informasi yang

berkenaaan dengan materi pelajaran anda pada selembar kertas

dengan alat tulis berwarna. Lalu, bagikan kertas itu pada siswa-

siswa. Pada saat anda memberikan penjelasan, rujuklah pada kertas

info tersebut sehingga perhatian siswa tidak menjadi jenuh karena

harus selalu terpaku kepada anda.

b. Belajarlah untuk membuat sebuah gambar tertentu yang dapat anda

gunakan untuk menjelaskan kesimpulan dari suatu materi

pelajaran. Siswa juga akan mudah mengingat sesuatu jika mereka

dibantu dengan gambar-gambar. Kehebatan dari kekuatan gambar

ini dapat anda buktikan sendiri misalnya ketika anda melihat

sebuah gambar segitiga menyerupai berlian yang merupakan logo

perusahaan Mitsubishi. Dengan anda melihat gambarnya saja, anda

sudah dapat mengingat jenis mobil dan produk elektronik apa saja

yang dikeluarkan pabrik asal jepang itu. Itulah salah satu kekuatan

gambar untuk mempertajam daya ingat.

c. Seorang siswa bukanlah objek yang harus selalu diarahkan dan

diberi tahu. Mereka juga adalah manusiaa-manusia merdeka yang

harus dimotivasi untuk mandiri, terutama dalam menemukaan

informasi yang memang penting. Oleh sebab itu, doronglah siswa

anda untuk dapat menjelaskan informasi apapun yang mereka

ketahui dengan menggunakan sebuah kertas kerja. Mintalah

mereka untuk menuliskan tema-tema pokok dari beragam

informasi yang mereka dapatkan ke dalam sebuah gambar berikut

sedikit ulasan menganai penjelasannya.

d. Jika anda memiliki informasi penting yang harus disampaikan pada

siswa, maka sampaikan informasi itu dengan benar. Dan, hal yang

paling penting, informasi yang anda sampaikan harus mampu

menumbuhkan motivasi dalam diri siswa agar mereka mau

14

Page 12: “Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”

berusaha untuk dapat mencari tahu info itu sendiri secara lebih

mendalam.

e. Pada saat anda hendak menyampaikan sebuah materi pelajaran,

maka tulislah beberapa kata kunci atau penjelasan penjelasan yang

merupakan garis besar dari mata pelajaran pada selembar kertas.

Teknik ini, selain memudahkan siswa mengetahui apa-apa saja hal

penting dari sebuah mata pelajaran, mereka juga dapat mengingat

hal-hal penting sehingga mereka akan lebih mudah dalam

memahaminya.

2. Manfaatkan Perangkat Auditorial

Pada setiap kesempatan mengajar, anda pasti berupaya

mengeluarkan suara yang jelas agar apa yang disampaikan dapat ditangkap

oleh siswa-siswa anda. Meski kedengarannya sepele, akan tetapi suara

guru yang jelas memiliki peranan penting dalam menumbuhkan motivasi

belajar anak didik anda. Memperhatikan kualitas suara anda saat tengah

mengajar adalah sama halnya dengan memperhatikan kesuksesan anda

dalam mengajar serta kesuksesan siswa-siswa anda dalam memahami

pelajaran.

Dan sebagai guru, anda perlu memahami apa yang harus anda

lakukan untuk memotivasi siswa-siswa anda. Beberapa hal yang bisa anda

lakukan di antaranya:

a. Perhatikan perubahan nada, kecepatan, dan volume suara anda

saat menyampaikan pelajaran. Anda perlu menggunakan variasi

vocal untuk memberikan tekanan-tekanan pada bagian-bagian

tertentu yang penting pada materi pelajaran yang tengah anda

sampaikan. Dengan teknik ini,  maka siswa-siswa anda akan

mampu memahami dan mengingat dengan mudah semua

penjelasan yang anda utarakan.

b. Anda harus menyampaikan sebuah informasi atau materi

pelajaran dengan bahasa yang jelas, tegas dan terang. Dengan

15

Page 13: “Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”

bahasa seperti itu, maka siswa akan terhindar dari rasa jenuh

didalam kelas.

c. Salah satu unsure penting yang juga tidak boleh anda lupakan

adalah menjadikan ruang kelas sebagai ajang hiburan. Misalnya

saja, anda bisa membuat lagu yang liriknya berisi tentang konsep-

konsep penting dari suatu mata pelajaran. Anda mungkin dapat

membuat sebuah yel-yel yang isinya memuat kata-kata kunci dari

materi pelajaran yang anda sampaikan.

d. Jika memungkinkan, anda bisa memutar music klasik yang

memenangkan ketika tengah menyampaikan materi pelajaran.

Music klasik terbukti dapat membantu siswa untuk berkonsentrasi

dengan materi pelajaran yang dihadapinya.

3. Arahkan Siswa Untuk Terlibat Aktif  Dalam Proses Pembelajaran

Seorang guru yang berhasil adalah guru yang tidak hanya mampu

mentransfer informasi kepada anak-anak didiknya. Lebih dari itu, seorang

guru akan disebut berhasil apabila mereka mampu membuka peluang bagi

siswa-siswanya untuk meraih keberhasilannya sendiri. Dengan kata lain,

keberhasilan dalam proses belajar mengajar tidaklah semata-mata

ditentukan oleh kemampuan guru dalam menyampaikan materi, melainkan

juga didorong oleh kemampuan guru dalam mengajak anak-anak didiknya

untuk terlibat aktif dikelas.

Seorang guru yang penuh motivasi tentu tidak akan membiarkan

siswa-siswanya hanya bersikap pasif dengan mendengarkan penjelasan

yang disampaikan oleh dirinya. Akan tetapi, ia juga akan berusaha untuk

mendorong siswanyan untuk memasuki sebuah pengalaman keilmuan

yang maha luas sehingga mereka benar-benar mengalaminya sendiri secara

nyata.

Berkaitan dengan masalah di atas, maka ada berapa hal yang bisa

anda praktikan untuk menjadi guru yang penuh motivasi:

a. Realisasikan materi pelajaran yang anda ajarkan dengan praktik

nyata dilapangan. Misalnya jika anda sedang menyampaikan materi

16

Page 14: “Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”

mengenai pentingnya menolong sesama, maka ajaklah siswa-siswa

anda mengnjungi panti asuhan, panti jompo dan sekolah untuk

orang-orang cacat. Ajak siswa-siswa anda untuk melakukan

sesuatu kegiatan bersama-sama mereka yang kurang mampu.

b. Ceritakanlah hal-hal apa yang pernah anda lakukan, yang sekiranya

pengalaman-pengalaman itu berkaitan dengan materi plajaran yang

tengah anda sampaikan. Dengan menggunakan pengalaman nyata

yang anda alami sendiri, maka siswa akan ikut merasakan bahwa

ilmu yang tengah mereka pelajari tidak hanya penting diketahui,

melainkan juga untuk dipraktikan.

c. Mungkin, sesekali anda juga perlu meminta kepada siswa-siswa

anda untuk menceritakan pengalaman mereka yang sekiranya

berkaitan dengan materi pelajaran yang anda sampaikan.

Kemudian, berilah komentar dan tunjukkan nilai-nilai positif dari

pengalaman itu bagi mereka.

d. Ada banyak hal baru dalam kehidupan siswa anda yang barangkali

mereka belum mampu memahaminya. Maka, sesekali cobalah

untuk bertanya mengenai misalnya apa-apa yang tadi ia lihat

sebelum berangkat ke sekolah dan bagaimana tanggapan merea

mengenai hal itu. Kebiasaan bertanya ini akan membantu siswa

siswa anda untuk  bisa bersikap lebih terbuka terhadap hal-hal baru

yang mereka alami sehari-hari.

e. Mungkin, tidak semua materi pelajaran yang anda ajarkan akan

dapat dialami atau dipraktikan secara langsung oleh siswa-siswa

anda. Misalnya saja, hal-hal yang berkenaan dengan materi

pelajaran yang membutuhkan perlengkapan laboratorium yang

memadai. Jika demikian, ajukan pertanyaan tentang bagaimana

mereka bisa menyiasati masalah itu.

4. Biasakan Mengulangi Pelajaran Dengan Format Berbeda

Seorang siswa tentu saja tidak akan bisa memahami pelajaran yang

diberikan kepadanya hanya dalam satu kali penjelasan saja. Mereka

17

Page 15: “Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”

membutuhkan langkah-langkah dan tips-tps yang tepat untuk bisa

mengingat, memahami, dan menyerap materi pelajaran yang telah

diajarkan. Sebagai seorang guru, anda juga tidak cukup hanya dengan

member penjelasan dalam satu kali kesempatan saja. Betepapun padatnya

jadwal anda, anda harus tetap berusaha untuk memunculkan motivasii di

dalam siswa-siswa anda agar mereka mau belajar lebih giat demi

mendapatkan pemahaman yang jelas.

Salah satu cara yang dapat anda lakukan untuk memotivasi mereka

adalah dengan cara mengulang member materi pelajaran. Ketika

mendengar kata-kata “mengulangi pelajaran” ini, siswa barangkali akan

langsung merasa bosan dan tidak lagi bergairah untuk belajar. Untuk itu,

lakukan kegiatan penguangan materi dengan metode dan format yang

berbeda, namun tetap efektif dan memotivasi. Beberapa langkah di bawah

ini barangkali dapat membantu anda dalam melakukannya.

a. Ajak siswa-siswa anda ke suatu tempat untuk mengulangi materi

pelajaran yang telah anda ajarkan. Suasana dan tempat yang baru

akan membuat mereka bersemangat dalam belajar.

b. Jangan sampaikan semua materi yang sudah anda pernah ajarkan,

tetapi sampaikan hanya rangkuman dan garis-garis besarnya saja.

c. Mintalah salah seorang dari mereka untuk menggantikan tugas

anda menyampaikan materi pelajaran. Cobalah anda lihat sejauh

apa pemahaman mereka bila pelajaran itu disamaikan oleh salah

seorang teman mereka. Praktikan sebuah diskusi terbuka mengenai

materi yang tengah anda ajarkan dan buatlah semacam kesimpulan

dan pengingat untuk lebih mempermudah mereka dalam

memahami materi pelajaran.

d. Jangan biarkan ada salah satu siswa yang mendominasi forum

“mengulang materi” tersebut. Anda harus menjadi moderator yang

baik yang mampu mengatur jalannya diskusi. Berikan waktu bagi

siswa untuk saling bertanya dan mencoba menjawab.

e. Berikan aplaus atau penghargaan sekiranya para siswa berhasil

memahami materi pelajaran anda, baik itu secara sempurna atau

18

Page 16: “Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”

pun tidak. Penghargaan dan apresiasi akan memberikan motivasi

bagi siswa-siswa untuk belajar dengan lebih giat lagi, bukanlah

semua orang pasti akan merasa senang kalau dipuji.

F. Menjadikan Tes Sebagai Motivator Dalam Belajar

Walaupun telah dikemukakan bahwa nilai yang diperoleh dalam tes

hendaknya tidak dijadikan tujuan utama bagi siswa dalam belajar akan tetapi

tes dapat digunakan sebagai sarana peningkatan motivasi untuk belajar.

Hampir semua ahli teori belajar, baik pengikut faham behaviorisme

maupun kognitisme, menekanakan pentingnya umpan-balik berupa nilai guna

meningkatkan belahjar (Thorndike, et.al., 1991). Pengalaman menunjukan

bahwa siswa akan belajar giat dan berusaha lebih giat dan berusaha lebih

keras apabila mereka mengetahui nilai dan prestasi mereka. Paling tidak, para

siswa akan mengetahui akan adanya tes cenderung untuk belajar dan

mempelajari apa yang diperkirakannya akan ditanyakan dalam tes. Dalam hal

ini kita dapat mengatakan bahwa factor yang motivasi dan mengarahkan

siswa dalam belajar. Apabila tes yang digunakan itu memang mengukur

prestasi secara benar maka unsure motivasi dan pengarahan yang dimiliki

oleh tes tersebut adalah sangat berharga.

Robert L.Ebel (1979) mengemukakan pula bahwa tes kadang-kadang

dianggap sebagai motivator ekstrinsik atau motivator dari luar diri, bukan

motivator instrinsik.

Sebagaimana teori psikologi mengatakan, efek motivator ekstrinsik

biasanya tidak dapat bertahan lama dan segera hilang apabila tujuan telah

tercapai atau apabila tujuan semula terlalu sulit untuk dicapai. Oleh karena itu

motivator intrinsic dianggap lebih baik karena efeknya lebih awet dan

memiliki daya motivasi yang lebih tinggi. Namun, Ebel mengatakan lebih

lanjut, dalam masalah belajar tidaklah penting untuk membedakan mana yang

didorong oleh motivasi ekstrinsik karena yang penting adalah tercapainya

tujuan belajar itu sendiri. Kalau memang belajar akan dapat terjadi dengan

memberikan motivasi ekstrinsik maka justru motivasi inilah yang perlu kita

manipulasi dan kita manfaatkan sehingga memberikan efek maksimal

19

Page 17: “Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”

terhadap usaha dalam belajar. Apabila kalau disadari bahwa proses

memberikan motivasi ekstrinsik jauh lebih mudah daripada membangun

motivasi instrinsik dalam diri seorang.

Disamping antisipasi akan adanya tes itu sendiri dapat berlaku sebagai

motivasi untuk belajar, teori psikologi beaviorisme memandang bahwa hasil

tes yang baik dan yang segera diketahui oleh siswa yang bersangkutan akan

menjadi pengalaman yang menyenangkan dan mempunyai efek memperkuat

dorongan untuk belajar kembali. Dengan kata lain, memperoleh nilai yang

baik itu merupakan suatu rewading learning experience, yaitu pengalaman

belajar yang menyenangkan.

20

Page 18: “Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas maka guru harus tetap berusaha  tampil

semangat dan berpenampilan menarik serta memahami tugas dan fungsinya sebagai

pengerak perubahan dalam kehidupan masyarakat menuju penciptaan Sumber daya manusia

yang berkwalitas.Selanjutnya Guru sebagai motivator harus dapat membangkitkan gairah

belajar siswa.    Bila terjadi penurunan semangat belajar siswa maka secara Konsisten

senantiasa memompa semangat belajar siswa dengan menerapkan metode dan model

pembelajaran yang Inovatif, Kreatif dan menyenangkan.

Seorang guru harus mau memberikan berbagai Pujian ( Reward) kepada siswa yang

rajin dan berprestasi serta harus berani memberikan sanksi (Punishment) kepada siswa yang

kurang patuh dalam mengikuti aturan main disekolah.

B. Saran

Seorang guru dituntut memilki pengetahuan yang lebih, dibandingkan dengan

siswanya dan harus Tampil bergairah didalam kelas sehingga dengan sendirinya siswa akan

senang mengikuti pelajaran yang akan disampaikan oleh guru.Selanjutnya Guru harus mau

memanfaatkan sumber belajar yang ber basis ICT dan berbasis Web.

21

Page 19: “Peran Guru Sebagai Seorang Motivator Dalam Proses Belajar-Mengajar”

DAFTAR PUSTAKA

Soejipto & Rafli Kosasi. 2004. Profesi Keguruan. Jakarta : Rineka Cipta

Usman, Moh. Uzer.2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosda Karya

22