Upload
watowuan-tyno
View
3.371
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 1 ADONARA BARAT KABUPATEN FLORES TIMUR
Citation preview
1
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA SISWA TERHADAPPRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI MATEMATIKA
SISWA KELAS VII SMPN 1 ADONARA BARATKABUPATEN FLORES TIMUR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna MemperolehGelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd ) Program Studi Pendidikan
Matematika – MIPA FKIP UVRI Makaasar
Oleh :
MARTINUS DAWAN WATOWUAN1 0 2 4 0 0 5 3
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS VETERAN REPUBLIK INDONESIA
MAKASSAR2014
2
PERSETUJUAN KONSULTAN
Diterangkan bahwa skripsi dari mahasiswa :
Nama : MARTINUS DAWAN WATOWUAN
No.Stb/Nim : 10240053
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program studi : Pendidikan Matematika
Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua SiswaTerhadap Prestasi Belajar Bidang Studi MatematikaSiswa Kelas VII SMPN 1 Adonara Barat KabupatenFlores Timur
Telah diperiksa dan disetujui oleh Konsultan I dan Konsultan II untuk
diajukan dalam ujian Skripsi.
Konsultan I, Konsultan II,
Drs. Yoenirma Massalinring, M.Pd Astuti Muh. Amin, S.Pd,M.Pd
3
PERSETUJUAN UNTUK MENGIKUTI UJIAN SKRIPSI
Diterangkan bahwa skripsi dari mahasiswa :
Nama : MARTINUS DAWAN WATOWUAN
No.Stb/Nim : 10240053
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program studi : Pendidikan Matematika
Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua SiswaTerhadap Prestasi Belajar Bidang Studi MatematikaSiswa Kelas VII SMPN 1 Adonara Barat KabupatenFlores Timur
Telah diperiksa dan disetujui oleh Pimpinanan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Veteran Republik Indonesia Makassar untuk
diajukan dalam ujian Skripsi.
Makassar, … … 2014
An. Dekan
Ub. Pembantu Dekan I Ketua Jurusan MIPA
Drs. H. Mustain Thahir, M.Pd Etty Rosmiati, S.Pd. M.Pd
4
MOTTO
“Orang berakal tidak akan bosan untuk meraih manfaat berfikir,
tidak putus asa dalam menghadapi keadaan dan tidak akan
pernah berhenti dari berfikir dan berusaha”
“Kerjakanlah apa yang bisa kamu kerjakan hari ini, jangan pernah
menundanya, karena waktu tidak akan pernah kembali”.
Waktu diibaratkan dengan pedang, ketika kita tidak
memanfaatkannya maka waktu akan menikam kita dengan
kesedihan dan penyesalan.
Karya sederhana ini ku persembahkan kepada orang yang
senantiasa melahirkan dan membesarkan serta memberikan kasih
sayang yang tulus untukku yakni Pangeran Kesatria dan
Malaikat Tak Berjuba (Ayah dan Ibu ).
5
ABSTRAK
MARTINUS DAWAN WATOWUAN, 2014. Pengaruh TingkatPendidikan Orang Tua Siswa Terhadap Prestasi Belajar Pada Bidang StudiMatematika Siswa Kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur.
Dibimbing oleh Bapak Drs. Yoenirma M, M.Pd dan Ibu Astuti Muh.Amin,S.Pd,M.Pd.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untukmendapatkan gambaran tentang pengaruh tingkat pendidikan orang tua siswaterhadap prestasi belajar pada bidang studi matematika siswa kelas VII SMPN 1Adonara Barat Kabupaten Flores Timur.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisa statistik denganmenggunakan analisis regresi linear sederhana, dengan model regresi.
Hasil yang diperoleh dari analisis hasil pengolahan angket bahwapengaruh tingkat pendidikan orang tua siswa terhadap prestasi belajar pada bidangstudi matematika siswa kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten FloresTimur, memiliki rata-rata 72,95 dengan standar deviasi 4,88, dan data distribusifrekuensi dengan kategori sedang. Skor sebagian besar siswa adalah antara 55 –74 sebanyak 24 (64,9%) siswa.
Hasil yang diperoleh dari analisis deskriptif bahwa prestasi belajar siswapada bidang studi matematika kelas VII SMPN 1 Adonara barat Kabupaten FloresTimur diperoleh rata-rata 78,65 dengan standar deviasi 8,90. Skor prestasi belajarpada bidang studi matematika kelas VII SMPN 1 Adonara Barat KabupatenFlores Timur dengan kategori tinggi, yaitu sebanyak 15 (40,54%) siswa memilikiskor 75 – 89 yang berada pada kategori tinggi.
Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan rumus regresilinear sederhana diketahui bahwa ada pengaruh positif tingkat pendidikan orangtua siswa terhadap prestasi belajar pada bidang studi matematika siswa kelas VIISMPN 1 Adonara barat Kabupaten Flores Timur .
Perhitungan nilai r mengungkapkan bahwa pengaruh tingkat pendidikanorang tua siswa terhadap prestasi belajar siswa tergolong sedang. Nilai r sebesar0,57. Kriteria kekuatan pengaruh menyatakan bahwa jika nilai r 0,2berarttingkat pengaruhnya lemah, jika 0,2 – 0,8 digolongkan sedang, jika r 0,8tingkat pengaruhnya tinggi. Dengan demikian hipotesis penelitian ini diterima.
6
KATA PENGANTAR
Ucapan puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Sang Pencipta Semesta,
berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Walau pun dalam prosesnya mengalami berbagai macam kendala yang penulis
hadapi, namun berkat bantuan moril maupun material dari berbagai pihak maka semua
hambatan yang dialami dapat teratasi dengan baik. Untuk itu dengan penuh ketulusan hati
penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Drs.H. Yoenirma M, M.Pd, Selaku
Konsultan I dan Ibu Astuti Muh. Amin, S.Pd Selaku Konsultan II, yang telah
memberikan bimbingan serta support kepada penulis, selain itu penulis juga ucapkan
terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Hj. Andi Niniek F. Lantara, SE, M.Si, Rektor Universitas
Veteran Republik Indonesia Makassar.
2. Bapak Drs. H. Mustahin Thahir, M.Pd, Pembantu Dekan I Faultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Veteran Republik Indonesia
Makassar.
3. Ibu Etty Rosmiati, S.Pd, M.Pd, selaku Ketua Jurusan MIPA dan Bapak
Drs. Sukadi M.Pd Selaku Ketua Prodi Matematika Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Veteran Republik Indonesia Makassar.
4. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Republik Indonesia Makassar.
5. Bapak Ir. Muhammad Arifin Daud, M.Si, Administrator Pelayanan
Perizinan Terpadu BKPMD Sulsel, Bapak Andreas Kewa Aman, SH
7
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kab, Flores Timur, Bapak
Yosef Penana, BA Camat Adonara Barat yang telah memberikan surat izin
penelitian.
6. Bapak Yakobus Pehan Gelar, S.Pd, Kepala Sekolah SMPN 1 Adonara
Barat yang dengan ikhlas dan penuh semangat memberi motivasi kepada
peneliti dalam proses penelitian.
7. Seluruh rekan mahasiswa yang turut serta memberikan support selama
proses penelitian dan penysunan skripsi.
8. Teristimewa buat Ayahanda Fransiskus Toda, Ibunda Elisabet Kewa,
penulis menghaturkan terima kasih serta penghargaan yang tiada taranya
atas segala pengorbanan, kasih sayang serta keikhlasannya selama ini.
9. Tak lupa pula ucapan terima kasih kepada Adik Lambertus Watowuan
atas pengorbanannya selama ini, ucapan terima kasih juga kepada Kakak
Natalia Watowuan, Adik Elen Watowuan, Adik Saniska Watowuan,
Ani Lamaroang serta Keluarga Besar Watowuan atas dukungannya
sehingga penulis dapat menyelesaikan proses penelitian serta penyusunan
skripsi.
Akhir kata penulis sampaikan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan serta bahan kajian
ilmiah di FKIP UVRI Makassar. Amin.
Makasar,………2014
Penulis
8
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN KONSULTAN .................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN UNTUK MENGIKUTI UJIAN SKRIPSI ......... iv
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................ v
MOTTO ...........................................................................................................vi
ABSTRAK .....................................................................................................vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................x
DAFTAR TABEL ..........................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................4
D. Manfaat Penelitian .............................................................................4
9
BAB II KRANGKA TEORI
A. Tinjauan Pustaka ..................................................................................6
B. Kerangka Pikir .................................................................................. 31
C. Hipotesis ........................................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian .............................................................................. 34
B. Identifikasi Variabel.......................................................................... 34
C. Devenisi Operasional Variabel .......................................................... 35
D. Poulasi ............................................................................................. 35
E. Sampel ............................................................................................. 36
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 37
G. Instrument Penelitian......................................................................... 38
H. Teknik Analisa Data.......................................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................ 41
B. Pembahasan ..................................................................................... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................................... 48
B. Saran ................................................................................................ 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
10
DAFTAR TABEL
NO TEKS HALAMAN
1 Tingkat pendidikan orang tua siswa 352 Populasi 363 Skor tingkat pendidikan orang tua siswa berdasarkan
pengolahan angket42
4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat PendidikanOrang Tua Siswa
43
5 Statistik Prestasi Belajar Siswa 436 Distribusi dan persentase Prestasi belajar Siswa 44
11
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diantara mahluk-mahluk hidup di dunia ini hanyalah manusia yang
memiliki peradaban. Pada tumbuh-tumbuhan dan hewan masalah peradaban ini
tidak dikemukakan. Hal ini disebabkan karena pada kedua mahluk ini tidak
terdapat usaha untuk mengembangkan diri, yang ada hanya usaha untuk
mempertahankan hidup.
Manusia eksistensinya disamping usahanya untuk mempertahankan hidupnya
juga berusaha untuk mengembangkan dirinya yaitu dengan jalan mengadakan perubahan-
perubahan. Terdorongnya manusia itu dalam mengadakan perubahan tidak lain adalah
karena ada bermacam-macam kebutuhan hidupnya yang harus dipenuhi. Dalam garis
besarnya kebutuhan hidup dari pada manusia itu dibagi atas dua macam yaitu kebutuhan
jasmani dan rohani. Apabila kedua macam kebutuhan itu telah terpenuhi, maka barulah
ada kekuasaan pada diri manusia itu. Untuk dapat melaksanakan suatu kebutuhan,
terlebih dahulu harus melalui proses belajar, dimana didalam proses belajar itulah yang
belajar dapat mencontoh sesuatu yang diperlukan dalam melaksanakan perubahan.
Manusia untuk pertama kalinya memperoleh pendidikan dan pengajaran adalah
kedua orang tuanya. Setelah orang tua tidak mampu lagi untuk memenuhi kebutuhan akan
pendidikan dan pengajaran anak-anaknya barulah dipikirkan untuk mendirikan lembaga
pendidikan yang sifatnya formal untuk menggantikan fungsi pendidikan dari pada orang
tua. Disamping lembaga pendidikan formal terpaksa pula didirikan lembaga pendidikan
non-formal untuk menampung mereka yang tidak mampu menyelesaikan pendidikannya
12
di lembaga pendidikan formal. Keseluruhan tiga lembaga yang dikenal dalam dunia
pendidikan yaitu : (1)Lembaga pendidikan informal (keluarga), (2)Lembaga pendidikan
formal (sekolah), (3)Lembaga pendidikan non-formal (masyarakat).
Ketiga lembaga-lembaga pendidikan tersebut inilah yang bertugas
membekali manusia yang berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk
dapat mengadakan perubahan dalam hidupnya. Untuk lebih jelasnya peranan
ketiga lembaga pendidikan di atas, maka perlu dibahas masing-masing lembaga
pendidikan itu dalam peranannya terhadap pendidikan anak.
Keluarga bertugas memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak itu sejak
lahir sampai mencapai usia sekolah yang di Indonesia pada umur 7 tahun. Pada masa ini
orang tualah bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pendidikan anak-anaknya. Justru
itulah maka keluarga tersebut lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi anak.
Dikatakan demikian sebab orang tualah yang pertama kali memberikan bentuk dan warna
terhadap kepribadian anak. Bagaimana kehendak orang tuanya kesalahan pendidikan
anaknya diarahkan.
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang dipersiapkan untuk
menggantikan fungsi mendidik orang tua mempunyai beberapa perangkap yang berfungsi
untk mengendalikan pelaksanaan kegiatan di dalam sekolah tersebut. Semua rencana
kegiatan yang dilaksanakan didalam suatu kurikulum yaitu semua kebijaksanaan yang
akan ditempuh oleh sekolah dalam menjalankan misinya. Sekolah sebagai lembaga yang
mendidik anak mempunyai tujuan- tujuan yang tertentu yang akan dituju dan dicapai
dalam pelaksanaannya. Semua arah dari pada kegiatan yang akan dilaksanakan tertuju
kepada pencapaian tujuan-tujuan sebagaimana tersebut di atas.
13
Karena kebutuhan akan pendidikan semakin hari semakin meningkat sedangkan
dilain pihak banyak anak-anak yang tidak mampu menyelesaikan pendidikannya pada
lembaga pendidikan formal, maka untuk itu didirikan lembaga pendidikan yang sifatnya
non formal untuk menampung anak yang putus sekolah. Pendidikan yang sifatnya non
formal seperti kursus mengetik, kursus komputer, dan sebagainya. Pada dasarnya apa
yang akan dituju pada lembaga pendidikan itu tidak berbeda dengan lembaga pendidikan
formal yaitu mempersiapkan anak dalam segi pengetahuan dan keterampilan sebagai
bekal untuk hidup dalam masyarakat.
Keberhasilan pendidikan seorang anak dalam pendidikannya disuatu lembaga pendidikan
formal ditunjang oleh banyak faktor. Salah satu diantaranya adalah faktor pendidikan
orang tua siswa.
Pendidikan orang tua yang diharapkan dapat berpengaruh terhadap
pembentukan dasar kepribadian anak-anaknya, sehingga benar-benar dipikirkan
karena pada dasarnya orang tua yang berpendidikan termasuk faktor yang utama
untuk mendorong keberhasilan pendidikan anaknya juga sebagai suatu alternatif
penyesuaian diri terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin pesat. Dengan menyadari hal tersebut maka kemajuan belajar siswa tidak
terlepas dari pencerminan tipe kepemimpinan orang tua yang berpendidikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka yang menjadi rumusan masalah
sebagai berikut : “ Apakah ada pengaruh tingkat pendidikan orang tua siswa terhadap
prestasi belajar pada bidang studi matematika siswa kelas VII SMPN 1 Adonarabarat
Kabupaten Flores Timur ?”.
14
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan orang tua siswa terhadap prestasi
belajar pada bidang studi matematika siswa kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten
Flores Timur.
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan informasi bagi pendidikan/calon pendidik tentang
pengaruh tingkat pendidikan orang tua siswa terhadap prestasi belajar
siswa di sekolah dan juga dapat memberikan alternatif pemecahan baik
teoritis maupun praktis dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Memberi sumbangan dalam dunia pendidikan pada umumnya dan pada
khususnya pendidikan matematika serta memperkaya khasanah
pengetahuan untuk penilaian selanjutnya.
3. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi pengambil
kebijaksanaan pendidikan dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional
yang pada gilirannya akan tercipta generasi penerus bangsa yang berkualitas.
4. Bagi peneliti, dapat mengetahui besarnya pengaruh tingkat pendidikan orang tua
terhadap prestasi belajar pada bidang studi matematika siswa kelas VII SMPN 1
Adonara Barat Kabupaten Flores Timur.
5. Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti-peneliti selanjutnya di bidang yang
sama, serta bahan pertimbangan bagi yang berminat mengembangkan hasil
penelitian ini.
15
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Prestasi Belajar
Untuk menguraikan tentang pengertian prestasi belajar, maka terlebih
dahulu diuraikan pengertian prestasi.
a. Pengertian Prestasi
Prestasi diistilahkan terhadap sesuatu hasil kegiatan yang baik dicapai oleh
seseorang atau kelompok dengan melalui suatu ketekunan dan keuletan maupun
kegiatan bekerja guna mencapai hasil atau prestasi yang dimaksud. Untuk jelasnya
pengertian prestasi, maka dibawah ini dikutip beberapa pengertian prestasi oleh
beberapa penulis yang digunakan sebagai titik tolak teori ilmiahnya.
Menurut Adi Negoro (1972:24) bahwa prestasi adalah segala pekerjaan
berhasil, prestasi menunjang kecakapan tentang manusia dan bangsa.
Agoes Soejanto, (1995:20) meyatakan bahwa “prestasi adalah apa yang
telah diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hasil yang diperoleh
dengan keuletan kerja”
Burhanuddin Rauf (1997:19) mengemukakan bahwa prestasi adalah
gambaran tingkat penguasaan siswa dalam belajar yang terlihat pada nilai yang
diperoleh dari tes hasil belajar.
16
Nies Bahtiar (1989:32) mengemukakan bahwa prestasi adalah apa yang
telah dapat diciptakan hasil pekerjaaan yang menyenangkan hati yang diperoleh
dengan jelas.
Dari beberapa rumusan diatas pada dasarnya dapat disimpulkan bahwa
prestasi merupakan hasil yang dicapai adalah hasil positif menyenangkan hati.
Hasil yang demikian tentu melalui perencanaan matang dan pelaksanaannya
secara ulet dan tanpa menghiraukan hambatasn-hambatan yang merintanginya.
b. Pengertian Belajar
Pengertian belajar menurut konsep tradisional adalah suatu usaha untuk
menambah ilmu pengetahuan. Berdasarkan konsep ini ternyata pengertian belajar
itu sangat sempit karena hanya berfokus pada pelajaran saja.
Menurut Ali Arianto (1978 : 23) bahwa belajar adalah suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Menurut S. Nasution (1982 : 23) memberikan pengertian tentang belajar
adalah suatu proses yang menimbulkan kelakuan lama, sehingga seseorang lebih
mampu menghadapi situasi-situasi dalam hidupnya.
Abdurrahman (1999:97) mengemukakan “belajar adalah interaksi individu
dengan lingkungan yang membawa perubahan sikap, tindakan, perbuatan dan
perilakunya.
17
Menurut Slameto (1995 : 02) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Penekanan Slameto terletak pada upaya individu
untuk belajar secara mandiri dalam arti berupaya sendiri untuk memperoleh
perubahan-perubahan tingkah laku melalui proses pengalaman.
Oemar Hamalik (1983:21), mengemukakan bahwa belajar adalah suatu
bentuk pertumbuhan perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-
cara bertingkah laku baru berkat pengalaman latihan.
Sanjaya Rasak (2000:53) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu
aktifitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan,
yang mengahasilkan perubahan- perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, dan nilai sikap.
Dari beberapa defenisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas dapat
diketahui bahwa masing-masing ahli mempunyai batasan yang berbeda-beda.
Walaupun demikian terdapat unsur kesamaan yaitu :
- Belajar yang dilakukan oleh setiap individu mengandung pengertian proses
perubahan, bukan proses lahiriah tetapi juga proses batiniah. Perubahan itu
harus bersifat positif adalah untuk perubahan kearah kemajuan yang lebih
baik dan sempurna.
- Belajar itu mencerminkan perubahan sikap dan tingkah laku yang merupakan
hasil dari pada latihan atau pengalaman.
6
18
- Seseorang dikatakan belajar atau sudah belajar apabila siswa yang
bersangkutan sudah dapat memperlihatkan kemajuan jika dibandingkan
dengan keadaan sebelumnya.
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah
suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan untuk memperoleh perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pada latihan atau pengalaman.
c. Prestasi belajar
Semua kegiatan belajar yang dilakukan oleh para murid atau siswa agar
mencapai kedewasaan dan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga,
masyarakat dan pemerintah. Masalah tanggung jawab bersama telah tercantum
dalam GBHN ketetapan MPR No. IV/MPR/1999 yang berbunyi sebagai berikut :
“Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam lingkungan
rumah tangga, sekolah dan masyarakat. karena itu pendidikan adalah tanggung
jawab bersama antara keluarga, pemerintah, dan masyarakat”.
Agar pendidikan yang diperoleh para siswa dapat diketahui sejauh mana
siswa dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan, maka dilakukan
bermacam-macam penilaian antara lain; ulangan, ujian testing atau memberikan
suatu tugas tertentu untuk memproduksi kembali mata pelajaran yang telah
diterimahnya.
Prestasi belajar tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak
melakukan kegiatan. Pada kenyataannya untuk mendapatkan hasil belajar tidak
19
semudah apa yang dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan berbagai
tantangan yang harus dihadapi untuk mencapainya. Oleh karena belajar itu
sendiri, sangatlah kompleks dengan berbagai macam kegiatan seperti mendengar,
mengingat, membaca, berdemonstrasi, berbuat sesuatu serta menggunakan
pengalaman, maka dapatlah dikatakan bahwa proses yang menghasilkan suatu
perubahan pada individu yang belajar dan dimanifestasikan dengan tingkah laku
adalah hasil belajar.
Untuk lebih jelasnya pengertian prestasi belajar, maka dibawah ini dikutip
beberapa pengertian prestasi belajar oleh beberapa penulis yang digunakan
sebagai titik tolak teori ilmiahnya.
Menurut W.J.S. Poerdarminto (1984:768) bahwa prestasi belajar adalah
hasil yang dicapai. Tinggi rendahnya suatu prestasi merupakan hasil usaha yang
dicapai oleh seseorang dalam usaha meningkatkan prestasi belajar yang
dimaksudkan adalah dari prestasi rendah diusahakan agar mencapai prestasi yang
lebih tinggi.
Selanjutnya mengenai pengertian prestasi belajar itu sendiri juga ikut
dijelaskan oleh Adinegoro ( 1984:298) mengemukakan pula bahwa prestasi
belajar adalah segala pekerjaan yang berhasil, prestasi itu menunjukkan
kecakapan manusia.
Dengan menelusuri uraian tersebut diatas, dengan demikian dapat diambil
pengertian yang cukup sederhana mengenai hal ini, yaitu prestasi belajar adalah
hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam
20
diri individu sebagai hasil aktifitas belajar dalam artian hasil yang dapat dicapai
setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil tersebut merupakan kecakapan nyata
dari pada siswa yang diukur langsung dengan menggunakan tes hasil belajar atau
prestasi belajar ini dapat dilihat pada daftar nilai dari mata pelajaran yang
diperoleh siswa setelah mengikuti ujian atau ulangan misalnya nilai yang
tercantum dalam rapor setiap semester.
Dalam hubungannya dengan nilai prestasi belajar dalam skripsi ini adalah
nilai para siswa yang diperoleh pada hasil ujian simester mata pelajaran. Untuk
mengetahui para prestasi siswa disekolah, maka setiap guru diharuskan membuat
suatu test hasil belajar. Test semacam ini biasanya diikuti oleh semua siswa baik
berbentuk essay maupun berbentuk objektif test. Test hasil belajar bertujuan untuk
mengukur kemampuan para siswa dalam beberapa mata pelajaran.
Jadi kesimpulannya bahwa prestasi belajar itu adalah hasil atau nilai yang
diperoleh siswa pada setiap mata pelajaran yang diajarkan di sekolah.
2. Aspek – aspek prestasi belajar
Kemampuan berprestasi merupakan suatu puncak proses belajar. Pada
tahap ini siswa membuktikan keberhasilan belajar. Siswa menunjukkan bahwa ia
telah mampu memecahkan tugas-tugas belajar. Dari pengalaman sehari-hari di
sekolah diketahui bahwa ada sebagian siswa tidak mampu berprestasi dengan
baik, karena kemampuan berprestasi itu dipengaruhi oleh beberapa aspek, dimana
aspek-aspek tersebut antara lain :
21
a. Penerimaan, dalam proses penerimaan ini bagaimana siswa-siswa itu
bisa menerima atau menyerap materi-materi pelajaran yang diberikan
oleh guru.
b. Pengaktifan, dalam prsoes belajar mengajar biasanya kemampuan dari
masing-masing siswa itu berbeda-beda, sehingga tidak semuanya
siswa tersebut bisa aktif dalam proses belajar mengajar, dalam proses
pengaktifan ini sudah bisa terlihat apakah siswa itu bisa berprestasi
atau tidak.
c. Pra pengolahan, di sini sebelum guru itu memberikan materi, mereka
sudah bisa memikirkan apakah materi tersebut bisa diterima atau
diolah pemikiran peserat didik atau tidak.
d. Pengolahan, dalam proses ini sudah terlihat siswa itu bisa atau tidak
dalam menerima atau mengolah materi-materi yang disampaikan, hal
ini bisa dibuktikan dengan cara evaluasi yang akhirnya nanti akan
terlihat apda prestasi peserta didik.
e. Penyimpulan, proses penyimpulan inilah kita bisa mengatakan mana
siswa yang berprestasi dan mana yang tidak berprestasi.
3. Beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Belajar sebagai proses perubahan atau sebagai bentuk aktifitas individu
selalu dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor.
Berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung bermacam-macam
faktor. Adapun faktor-faktor itu dibedakan menjadi dua golongan: (a) Faktor yang
22
ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individual, (b) Faktor
yang ada di luar individu itu sendiri yang kita sebut faktor sosial. (Purwanto
Ngalim, 2006: 02).
Sejalan dengan pendapat di atas, maka dalam penelitian ini peneliti
berkecendrungan pada pendapat yang menyatakan bahwa faktor – faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa secara umum digolongkan dalam dua aspek
yaitu aspek yang berasal dari dalam (faktor interen) dan aspek yang berasal dari
luar (faktor eksteren). Kedua aspek tersebut akan dijelaskan secara terperinci
sebagai berikut:
1. Faktor interen
Adalah faktor yang bersumber dari dalam diri anak yang sedang belajar.
Oleh karena itu yang sangat berpengaruh dalam fisik dan psikologis. Kedua faktor
fisik dan psikologis tersebut akan saling mempengaruhi dan menentukan prestasi
dari siswa itu sendiri. Kedua faktor tersebut diuraikan sebagai berikut :
1. Faktor fisik
Faktor ini sangat besar pengaruhnya terhadap belajar. Sukses tidaknya
dalam belajar sangat ditentukan dari faktor fisik atau faktor jasmani anak. Faktor
fisik ini secara khusus dapat digolongkan sebagai berikut yaitu kesehatan fisik
pada umumnya, alat indera dan anggota badan tertentu. Dibawah ini akan dibahas
secara tersendiri agar lebih jelas untuk dipahami :
23
a) Kesehatan fisik pada umumnya
Anak dalam belajar sering kali dipengaruhi oleh keadaan fisik mereka
bahkan fisik secara umum telah kita ketahui bahwa keadaan fisik dapat
menyebabkan siswa sulit menerima pelajaran atau belajar. Karena diusahakan
agar selalu terjadi analisa kondisi fisik terhadap anak agar dapat belajar secara
normal. Keadaan fisik anal akan sangat berpengaruh terhadap berhasil tidaknya
anak dalam belajarnya. Seorang anak yang sedang sakit akan sulit memahami
pelajaran yang diberikan oleh guru. Karena sakit bagian sarafnya, baik saraf
sensoris, pusat atau motoris menjadi lemah, tidak mampu memproses rangsangan
yang diterima melalui indera. Jika sakit itu lama maka secara tidak langsung akan
membuat anak ketinggalan dalam belajarnya.
b) Alat indera
Alat indera dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, misalnya alat
inderanya yang kurang berfungsi atau salah satu indera yang tidak berfungsi.
Pendengaran anak dapat mempengaruhi prestasi belajarnya jika mereka tuli atau
kurang dapat mendengar. Bagi anak yang kuang baik pendengarannya sebelah
kanan temannya. Dengan cara tersebut anak itu akan menangkap suara teman-
temannya dan suara guru. Mereka yang mengalami kesulitan seperti ini harus
dikelola dengan baik jika tidak mereka jelaskan akan mengalami kesulitan-
kesulitan belajar.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa yang mengalami kesulitan
belajar karena pendengarannya rusak sebelah dapat dikelola dengan baik dan
24
menempatkan pada tempat yang semestinya. Lain halnya dengan anak yang
kurang terang penglihatannya dapat diberikan tempat yang mendekati papan tulis
dengan demikian kekurangan tersebut dapat ditutupi tanpa menghambat belajar
dan prestasi belajarnya. Dan kegiatan belajar dapat berlangsung dengan baik.
c) Anggota badan tertentu
Anak yang memiliki anggota badan yang kurang sempurna dapat
mempengaruhi prestasi belajarnya. Perasaan minder dan kurang percaya diri
sering dialami oleh anak yang tidak sempurna, dalam hal ini guru harus
memberikabn nasehat agar segera menyadari dan dapat belajar seperti teman-
teman lainnya tanpa harus merasa terkucil.
Gangguan pada sebahagian kecil dari anggota badan tertentu seperti jari-jari
tangan atau jari-jari kaki dapat mempengaruhi proses belajar siswa sehingga
memungkinkan terjadinya kesulitan belajar. Bagi anak yang mengalami hal
demikian atau dengan kata lain mengalami gangguan kesehatan perlu
mendapatkan perawatan agar dapat kembali belajar tanpa harus merasa terganggu
dalam sakit yang dideritanya. Bagi anak yang sakitnya dapat berlangsung seperti
biasa. Lain halnya dengan anak yang sakit parah yang memerlukan perawatan
khusus dari dokter, maka kegiatan belajarnya dapat terhenti untuk sementara
menunggu kesembuhan yang dengan demikian sangat merugikan belajar anak.
2. Faktor psikologis atau mental
25
Faktor ini paling dominan dalam prestasi belajar siswa. Faktor ini adalah
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang bersumber dari dalam dan sama
halnya dengan faktor psikis dapat dikemukakan sebagai berikut :
1) Intelegensi
Intelegensi adalah kecakapan individu untuk menyesuaikan diri dengan
situasi - situasi baru dalam kehidupan. Oleh karena itu intelegensi seseorang dapat
dipengaruhi beberapa kemungkinan yakni padas proses perkembangan manusia
khususnya pada masa kanak-kanak, seperti gizi makanan, pengalaman dan
kesempatan belajar. Intelegensi abstrak, intelegensi konkrit dan intelegensi sosial.
intelegensi abstrak seperti kata-kata, konsep-konsep dan bentuk simbol lain dan
intelegensi konkrit seperti perbuatan-perbuatan atau keterampilan-keterampilan
dan intelegensi sosial adalah kecakapan individu yang dinyatakan dalam bentuk
penyesuaian terhadap lingkungansekitarnya. Manusia lahir telah membawa
sejumlah potensi-potensi yang akan dikembangkan sejalan dengan perkembangan
tubuhnya. Salah satu potensi itu ialah intelegensi yang menentukan tingkat
kecerdasan seseorang.
Faktor intelegensi ini sangat menentukan terhadap perkembangan atau
keberhasilan seseorang dalam belajar. Makin tinggi ukuran intelegensi seseorang
dalam belajar makin tinggi pula tingkat kecerdasannya, hal ini dapat dilihat pada
pengklasifikasian yang dikemukakan oleh crow and crow sebagai berikut :
26
Yang mempunyai lebih dari 140 cerdik/pandai, 120–140 sangat pandai, 110–20
pandai, 90–110 biasa, 80–90 sedang, 70–80 bodoh, 50–70 moron, 25–50
embicille, Kurang dari 12 idiot.
Dengan melihat klasifikasi ukuran intelegensi sebagaimana tersebut diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa makin tinggi ukuran intelegensi seseorang itu
makin tnggi pula tingkat kecerdasannya.
Untuk mengetahui ukuran intelegensi seseorang diperlukan kegiatan
pengukuran itu disebut intelegensi question (IQ) yaitu angka yang menunjukkan
tingkat kecerdasan seseorang.
Dengan demikian maka tiap-tiap orang berbeda tingkat kecerdasannya
sebab ukuran intelegensinya berbeda-beda. Perbedaan intelegensi pada tiap orang
akan memberikan pengaruh terhadap prestasi belajarnya.
2) Bakat
Tidak dapat dipungkiri bahwa selain intelegensi tentu pula potensi
bawaan yang lain dan akan berkembang setelah anak itu mengalami
perkembangan dan pertumbuhan. Hal itu tidak lain adalah bakat dimana bakat itu
adalah potensi kecakapan yang dibawa sejak lahir.
Menurut Soeganda Poerbawaktja Harahap (1981 : 38) dalam buku
ensiklopedia pendidikan memberikan pengertian bakat yaitu bahwa bakat adalah
benih dari suatu sifat yang baru dan tampak nyata jika ia mendapatkan
kesempatan atau kemungkinan untuk berkembang.
27
Jadi bakat itu berkembang apabila apabila menemukan lingkungan yang
sesuai dengan kebutuhan untuk berkembangnya dan apabila bakat itu tidak
menemukan lingkungan yang tepat untuk perkembangannya maka ia akan tetap
tersembunyi.
Dapat diketahui bahwa bakat pada tiap-tiap pribadi berbeda-beda, ada
yang berbakat dalam seni, ilmu pasti dan lain sebagainya. Dengan berbakat dalam
disiplin ilmu tertentu sudah pasti seseorang anak akan mudah mempelajarinya,
sehingga ia akan mencapai prestasi belajar yang baik.
Dengan dasar itulah maka bakat dikategorikan sebagai faktor yang sangat
mempengaruhi prestasi belajar seseorang.
3) Minat
Minat adalah suatu kecenderungan bereaksi dengan cara tertentu terhadap
sesuatu. Menaruh minat pada sesuatu berarti ada kecenderungan untuk
memperhatikan dan mempunyai prestasi belajar untuk melakukannya. Minat besar
pengaruhnya terhadap belajar. Perasaan tidak senang atau tidak berminat terhadap
pelajaran, terjadi jika siswa tidak menghayati akan keistimewaaan pada mata
pelajaran tertentu.
Minat merupakan salah satu faktor yang memungkinkan pemusatan
pikiran, juga akan menimbulkan kegembiraan dalam usaha belajar. Keinginan hati
akan memperbesar kemampuan belajar seseorang dan juga membantunya tidak
melupakan apa yang telah dipelajarinya. Jika hal yang sebaliknya terjadi yaitu
tidak adanya atau kurangnya minat terhadap mata pelajaran di tambah dengan
28
kurangnya perhatian terhadap sekolah dan guru akan menyebabkan kesulitan
belajar, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin besar minat maka
semakin baik pula prestasi belajar yang dicapai seseorang.
Walau ukuran intelegensi tidak terlalu tinggi dan bakat kurang terhadap
suatu mata pelajaran, tetapi kalau seseorang itu tekun dalam belajarnya niscaya ia
akan dapat mengetahui dan memahami dengan baik apa yang dipelajarinya tidak
tertutup kemungkinan bahwa seseorang yang ukuran intelegensinya lebih rendah
dari yang lebih tinggi sebab bagaimana pun tingginya intelegensi itu tetapi kalau
hanya sekali ini apat kita berpegang pada pepatah yang menyatakan kaji karena
diulang, pasar jalan karena ditempu. Bagaimanapun tumpulnya sebilah parang,
tetapi kalau setiap hari diasah maka ia akan tajam juga.
Demikian halnya pelajaran itu walaupun orangnya kurang pintar tetapi
tekun dalam belajar maka ia dapat mencapai prestasi belajar yang baik.
2. Faktor Eksteren
Sebagaimana kita ketahui bahwa lingkungan keluarga adalah merupakan
lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi anak. Keadaan keluarga
mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi keberhasilan pendidikan anak.
Bagaimana pengaruh yang ditimbulkan oleh keadaan lingkungan keluarga itu
terhadap pendidikan anak akan diuraikan berikut ini :
a. Faktor keluarga
29
Faktor utama yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan
seseorang anak disuatu lembaga pendidikan formal pada dasarnya dipengaruhi
oleh cara orang tua mendidik dalam lingkungan keluarga.
Cara mendidik yang keras yang menghendaki agar anaknya sepenuhnya
menuruti kehendak orang tua dapat mengakibatkan kejiwaan seseorang anak
selalu tertekan yang pada akhirnya anak tidak dapat menentukan suatu sikap yang
terbaik bagi dirinya. Cara mendidik yang terlalu memanjakan anak juga kurang
baik sebab sifat yang manja dapat mengakibatkan anak kehilangan kemampuan
untuk mandiri. Dengan demikian cara yang paling baik diterapkan adalah yang
demokratis sifatnya.
b. Bimbingan belajar
Anak dalam perkembangannya dan pertumbuhannya menuju kedewasaan
selalu memerlukan bimbingan dari orang tua begitu halnya dalam menanamkan
sikap dan tanggung jawab dalam belajar, anak memerlukan bimbingan dan
pengarahan dari orang tua.
Kalau orang tua tidak dapat melaksanakan tugas memberikan bimbingan
belajar kepada anak, yang mungkin disebabkan karena orang tua terlalu sibuk,
terlalu banyak anak yang harus diawasi dan lain sebagainya maka hal ini dalam
dapat mengakibatkan kesulitan belajar bagi anak.
c. Sarana yang disedikan orang tua
30
Keberhasilan belajar seseorang anak banyak ditunjang oleh banyak faktor,
lengkapnya sarana belajar bagi anak dirumah. Kelengkapan sarana atau alat akan
membantu lancarnya kegiatan belajar anak.
Alat – alat atau sarana belajar sebagaimana yang dimaksudkan diatas
adalah seperti buku-buku pelajaran, alat tulis menulis, mesin hitung dan
sebagainya. Tidak lengkapnya alat-alat ini sudah barang tentu akan
mempengaruhi keberhasilan seseorang anak dalam belajar.
d. Biaya
Sebagaimana diketahui bahwa didalam belajar diperlukan banyak biaya
untuk memenuhi kebutuhan belajar. Jika orang tua tidak mampu menyediakan
segala biaya yang dibutuhkan oleh anak dalam belajar maka secara otomatis pula
anak akan mengalami kesulitan sebab dengan adanya biaya yang cukup berarti
akan dapat mengadakan segala fasilitas yang dibutuhkan dalam belajar.
Dalam hubungan ini Rahayu Hadinoto (1973 : 3) menyatakan bahwa
ekonomi keluarga menentukan juga apakah kebutuhan-kebutuhan pelajarannya
maupun yang lain-lainnya. Dalam keluarga yang miskin anak-anak tidak dapat
membeli alat-alat perlengkapan belajar yang dibutuhkannya. Mungkin tidak ada
hingga tempat belajar anak seadanya.
Dengan demikian maka faktor biaya dapat disebutkan sebagai faktor yang
sangat mempengaruhi prestasi belajar anak.
e. Sekolah
Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak yang berasal dari:
31
a) Guru
Seorang guru yang mengajar dalam kelas dapat mendorong anak
didiknya mencapai prestasi belajar yang baik harus :
Menguasai metode pengajaran.
Dapat menarik minat dan perhatian anak dalam belajar.
Memiliki minat dan perhatian anak dalam mengajar.
Memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal untuk
mengajar.
Memiliki dedikasi yang tinggi.
Bilamana kadar yang disebutkan diatas tidak dimiliki oleh seseorang guru
niscaya ia tidak dapat menjalankan tugas dengan baik sehingga akibatnya tugas
murid yang diajarkan akan mengalami kesulitan dalam belajar.
b) Alat Pelajaran
Alat-alat pelajaran yang dipergunaan oleh guru dalam belajar mengajar
ada dasarnya berfungsi sebagai alat bantu untuk menunjang kelancaran proses
belajar mengajar. Dengan mempergunakan alat bantu niscaya akan mudah
dipahami oleh murid.
Alat-alat pelajaran yang menunjang kelancaran proses belajar mengajar
disekolah cukup banyak antara lain seperti buku-buku pelajaran, sarana
perpustakaan, alat peraga dan sebagainya.
Tanpa alat pelajaran ini maka pelajaran tidak dapat mempengaruhi prestasi
belajar murid.
32
c) Standar Pelajaran
Kadang-kadang seorang guru didalam mengajar memberikan pelajaran
yang terlalu tinggi dibandingkan dengan taraf kematangan anak dalam berpikir.
Hal demikian ini jelas dapat menyebabkan anak tidak dapat menerima pelajaran
itu dengan baik karena tidak sesuai dengan kematangan anak dalam berpikir.
Dalam hubungan ini, Umar Tirtaraharja dalam diktak paedagogiek
mengemukakan bahwa pendidikan itu harus sesuai dengan kematangan dan taraf
perkembangan anak didik.
Dengan dasar ini maka walaupun seorang guru berusaha mengembangkan
pelajaran yang diberikan kepada anak didiknya tetapi harus diingat bahwa
pelajaran itu tidak boleh terlalu jauh dari jangkauan pemikiran anak didik sebab
hal yang demikian ini dapat menyulitkan anak dalam menerimanya.
d) Keadaan Gedung
Gedung sekolah yang dipergunakan sebagai tempat proses belajar
mengajar juga mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan anak dalam belajar.
Hal-hal yang dapat menimbulkan kesulitan belajar bagi anak dapat disebutkan
sebagai berikut :
(1) Jumlah murid dalam satu kelas terlalu padat.
(2) Berdekatan dengan jalan raya yang ramai.
(3) Ventilasi sebagai alat sirkulasi udara yang kurang baik.
(4) Keadaan kelas yang kacau.
33
Dari sekian aspek yang disebutkan diatas pada dasarnya merupakan suatu
faktor yang mempengaruhi kemampuan anak dalam menerima pelajaran.
g. Masyarakat
Masyarakat sebagai lingkungan sekitar anak turut pula mempengaruhi
keberhasilan belajar seorang anak. Bila mana anak berdiam pada lingkungan
masyarakat yang terpelajar maka dapat menjadi pendorong bagi anak untuk rajin
belajar. Tetapi sebaliknya apabila anak itu berdiasm pada lingkungan masyarakat
yang kurang memperhatikan masalah pendidikan itu niscaya akan terpengaruh
olehnya.
Hal-hal yang mempengaruhi prestasi belajar anak dari lingkungan masyarakat itu
dapat disebut sebagai berikut :
(a) Pergaulan
Pergaulan anak dalam kehidupan sehari-hari sangat besar pengaruhnya
terhadap prestasi belajar anak. Dari pergaulan itu anak akan melihat berbagai
ragam tingkah laku watak dan perangai.
Anak perlu bergaul untuk mengembangkan rasa sosial yang dimiliki sebab dalam
bergaul itu ia dapat berhubungan dengan sesamanya yang masing-masing
mempunyai potensi untuk berkembang. Dengan pergaulan itu anak dapat
terpancing untuk rajin belajar demikian pula sebaliknya.
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa pergaulan dapat
mempengaruhi prestasi belajar seorang anak didik.
34
(b) Masyarakat Media
Banyak bacaan yang dapat membantu dalam meningkatkan prestasi belajar
anak disekolah, seperti majalah, surat kabar, dan sebagainya. Pada majalah itu
terdapat berbagai informasi yang berupa ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
dapat memberikan tambahan atau perbendaharaan terhadap ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki anak.
Suatu hal yang perlu diperhatikan dengan masyarakat media ini sebab banyaknya
buku-buku yang belum semestinya dibaca oleh anak-anak. Justru itu maka untuk
membina anak dalam membaca maka perlu orang tua mengontrol bacaan yang
dibaca oleh anak-anaknya. Dengan bantuan masyarakat media seperti surat kabar
dan majalah anak dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
3. Pengertian dan Tujuan Pendidikan
a. Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu proses yang mengarahkan pertumbuhan dan
perkembangan manusia. Kalau dilihat sepintas lalu maka itu adalah biasa, tetapi
sebenarnya adalah rahasia hidup karena manusia tumbuh dan berkembang yang
didalam perkembangan dan pertumbuhan itulah manusia memerlukan tuntunan
dan bimbingan orang lain.
Untuk mengetahui apa sebenarnay pendidikan itu, berikut ini dikemukakan
beberapa pengertian pendidikan menurut Soeganda Poerbakawatja (1981 : 236)
mengemukakan bahwa “pendidikan dalam arti luas meliputi semua perbuatan dari
35
generasi tua untuk menggalikan pengetahuannya, kecakapan serta keterampilan
kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi
hidupnya baik jasmaniahnya maupun rohaniahnya”.
Kemudian ada juga beberapa pengertian pendidikan yang dikemukakan
oleh beberapa sarjana lain.
Pengertian pendidikan dikemukakan oleh Bahtiar Rivai yang tertuang
dalam diktak dasar-dasar pendidikan yang disusun oleh Sahabuddin dkk
(1985:22) mengatakan bahwa pendidikan adalah segala usaha
pembinaaankepribadian dan pengembangan kemampuan manusia Indonesia
seumur hidup baik jasmani maupun rohani dalam rangka pembinaan perwujudan
masyarakat pancasila.
Sedangkan pengertian pendidikan yang dikemukakan oleh Kihajar
Dewantoro adalah upaya untuk memajukan pertumbuhan budi pekerti (kekuatan
batin, karakter), pikiran (intelek) dan tubuh anak dalam pengertian tidak boleh
dipindah-pindahkan bagian-bagian itu agar supaya kita dapat memajukan
kesempurnaan hidup yakni kehidupan penghidupananak-anak yang kita didik
sejalan dengan dunianya.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah dikemukakan diatas, dapat
diambil kesimpulan bahwa pendidikan itu adalah usaha sadar untuk mengarahkan
anak yang sedang dalam pertumbuhan dan perkembangannya supaya mampu
berdiri sendiri serta mempunyai kemampuan bertanggung jawab dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
36
Dari semua uraian diatas tentang pengertian pendidikan sebagaimana yang
telah dikemukakan diatas dapat diambil persamaannya ialah bahwa pendidikan itu
berlangsung atau terlaksana dalam pergaulan antara pendidik dan anak didik.
Suatu pergaulan dapat disebut pergaulan pendidikan apabila memenuhi
persyaratan-persyaratan. Langevel mengemukakan 2 macam persyaratannya untuk
pergaulan pendidikan itu :
1. Pergaulan itu terarah kepada pencapaian suatu tujuan.
2. Pergaulan itu dilandasi oleh gesak atau wibawa batin.
Mengenai pergaulan tidak semua pergaulan dapat dikategorikan sebagai
pergaulan pendidikan. Ada beberapa pergaulan yang tidak dikategorikan sebagai
pergaulan pendidikan. Pergaulan itu seperti pergaulan antara orang dewasa
dengan dewasa, pergaulan anak-anak dengan anak-anak. Maka dengan demikian
sebagai pendidik adalah orang dewasa normal dan bertanggung jawab, sedangkan
anak didik ialah anak yang baru tumbuh dan memerlukan bimbingan dan arahan
dari si pendidik untuk mencapai kedewasaan.
b. Tujuan Pendidikan
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa segenap aktivitas manusia itu
pada dasarnya ditentukan oleh tujuan yang ingin dicapai didalamnya. Demikian
halnya aktivitas pendidikan itu dimana didalamnya terdapat tujuan-tujuan yang
ingin dicapai.
Dari segenap tujuan pendidikan yang kita kenal maka tujuan akhirlah yang
menjadi sasaran utama dalam setiap proses pendidikan. Tujuan akhir pendidikan
37
itu pada umumnya adalah merupakan rumusan tujuan pendidikan nasional suatu
negara atau suatu bangsa.
Tujuan-tujuan pendidikan nasional bangsa Indonesia sebagaimana yang
pernah kita ketahui adalah sebagai berkut :
Tujuan pendidikan nasional sesuai dengan UU No. 12 Thn 1954 berbunyi:
membentuk manusia pancasila yang cakap dan warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan
tanah air.
Tujuan pendidikan nasional sesuai dengan Tap. MPRS
No.XXVII/MPRS/1966 pasal 3 berbunyi membentuk manusia pancasila
sejati berdasarkan atas ketentuan-ketentuan yang dikehendaki oleh UUD
1945.
Tujuan pendidikan nasional sesuai dengan ketetapan MPR RI No.
IV/MPR/1973 yang berbunyi : Tujuan pendidikan nasional di Indonesia
atas falsafah negara pancasila dan diarahkan untuk membentuk manusia-
manusia pembangunan yang berpancasila dan membentuk manusia
Indonesia yang sehat jasmani dan rohani, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, dapat menyuburkan sifat demokratis yang penuh tenggang
rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi disertai budi pekerti
yang luhur, mencintai bangsanya sesuai ketentuan yang termaksud dalam
UUD 1945.
38
Tujuan pendidikan nasional yang sesuai dengan ketetapan MPR RI No.
II/MPR/1983 dalam GBHN yang berbunyi : pendidikan berdasarkan atas
pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan
YME, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat
kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air
agar dapat menumbuhkan manusia – manusia pembangunan yang mampu
membangun dirinya sendiri serta bersama – sama bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa.
Berdasarkan tujuan pendidikan nasional sebagai mana tersebut diatas,
dapat di simpulkan bahwa tujuan akhir pendidikan nasional ialah membentuk
manusia Indonesia seutuhnya.
Didalam usaha mencapai tujuan pendidikan nasional itu maka ia
dijabarkan kedalam tujuan institusional yaitu tujuan – tujuan yang ingin dicapai
oleh masing – masing lembaga pendidikan mulai dari TK, SD, SMP, SMA/SMK
sampai kepada jenjang perguruan tinggi.
Sebagai contoh pada kesempatan ini dikemukakan tujuan institusional
sekolah dasar. tujuan umum pendidikan sekolah dasar adalah agar lulusan :
Memiliki sifat-sifat dasar sebagai warga negara yang baik.
Sehat jasmani dan rohani.
Memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap dasar yang diperlukan :
1. Melanjutkan pelajaran.
2. Mengabdi dilingkungan masyrakat.
39
3. Mengembangkan diri sesuai dengan azas pendidikan seumur hidup.
Inilah yang merupakan tujuan institsional yang secara umum harus dicapai
oleh sekolah dasar dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatannya Sedangkan tujuan
khusus pendidikan sekolah dasar adalah agar lulusan :
Di bidang pengetahuan
1. Memiliki pengetahuan dasar yang fungsionalnya tentang :
a. Dasar – dasar kewargaan negara dan pemerintahan sesuai dengan
pancasila dan UUD 1945.
b. Agama yang dianutnya.
c. Bahasa Indonesia dan penggunaannya sebagai alat komunikasi.
d. Gejala dan peristiwa yang terjadi di sekitarnya.
e. Gejala dan peristiwa sosial baik dimasa lampau maupun dimasa
sekarang.
2. Memiliki pengetahuan dasar tentang berbagai unsur kebudayaan dan
tradisional.
3. Memiliki pengetahuan dasar tentang pekerjaan yang terdapat di
masyarakat sekitarnya.
4. Memiliki pengetahuan dasar tentang kesejahteraan keluarga,
kependudukan dan kesehatan.
Di bidang keterampilan
1. Menguasai cara – cara belajar yang baik.
2. Terampil menggunakan bahasa Indonesia lisan maupun tulisan.
40
3. Mampu bekerja sama dengan orang lain dan beradaptasi dalam
kegiatan masyarakat.
4. Mampu memecahkan masalah sederhana secara sistematis dengan
mempergunakan prinsip – prinsip pengetahuan yang telah
diketahuinya.
5. Memiliki keterampilan berolah raga.
6. Memiliki keterampilan dasar dalam segi kesejahteraan khusus yang
sesuai dengan minat dan kebutuhan lingkungannya sebagai bekal
mencari nafkah.
Di bidang nilai dan sikap
1. Menerima dan melaksanakan pancasila dan UUD 1945.
2. Menerima dan melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan YME yang dianutnya serta menghomati ajaran agama an
kepercayaan terhadap Tuhan YME yang dianut orang lain.
3. Mencintai sesama manusia, bangsa dan lingkungan sekiar.
4. Memiliki sikap demokratis dan tenggang rasa.
5. Memiliki rasa tanggung jawab.
6. Percaya pada diri sendiri dan bersikap makarya.
7. Percaya minat dan sikap positif terhadap ilmu pengetahuan.
8. Memiliki kesadaran akan disiplin dan patuh pada peraturan yang
berlaku, bebas dan jujur.
9. Memiliki sikap hemat dan produktif.
41
10. Menghargai setiap jenis pekerjaan dan prestasi kerja di masyarakat
tanpa memandang tinggi rendahnya nilaisosial ekonomi masing-
masing jenis pekerjaan tersebut dan berjiwa pengabdian kepada
masyarakat.
Agar lebih memudahkan pencapaian tujuan – tujuan tersebut, maka tujuan
itu dijabarkan lagi pada setiap bidang studi yang diajarkan di sekolah.
Hasil pengajaran tersebut dinamakan tujuan kurikulum yaitu suatu tujuan yang
ingin dicapai pada pengajaran suatu mata pelajaran tertentu, misalnya pada
pengajaran matematika, IPS dan sebagainya.
Berdasarkan tujuan-tujuan kurikulum itulah tujuan instruksional
dirumuskan dimana tujuan instruksional ini adalah tujuan yang ingin dicapai
dalam setiap terjadi interaksi belajar mengajar.
Menurut M.J. Labgevel (1989) membedakan enam macam tujuan
pendidikan dengan urutan sebagai berikut : (1) Tujuan umum, (2) Tujuan khusus.
(3) Tujuan insiensial, (4) Tujuan sementara, (5) Tujuan sebagian (belum
sempurna), (6) Tujuan intermedier.
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa tujuan akhir pendidikan
itu dapat dicapai melalui beberapa jenjang tujuan sebelumnya.
B. Kerangka Pikir
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang penting bagi setiap orang,
dimana masyarakat sudah semakin sadar akan pentingnya pendidikan, tidak
42
tanggung lagi mempersoalkan biaya asalkan anak-anak mereka sekolah. Telah
kita pahami bersama bahwa kebutuhan pendidikan kalau tidak terpenuhi secara
merata akan menimbulkan keresahan sosial, oleh karena itu pendidikan orang tua
sangat penting.
Pendidikan keluarga adalah fundamental atau dasar pendidikan anak
selanjutnya, hasil pendidikan anak dalam keluarga menentukan pendidikan anak
itu selanjutnya, baik disekolah maupun dalam masyarakat, tidak dapat disangkal
lagi betapa pentingnya pendidikan lingkungan bagi perkembangan dan sumber
prestasi belajar anak menjadi manusia yang berpartisipasi dan berprestasi
disekolah.
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang dipersiapkan untuk
menggantikan fungsi mendidik orang tua mempunyai beberapa perangkap yang
berfungsi untuk mengendalikan pelaksanaan kegiatan didalam sekolah tersebut.
Semua rencana kegiatan yang dilaksanakan didalam sekolah itu tertuang didalam
suatu kurikulum yaitu semua kebijaksanaan yang akan ditempuh oleh sekolah
dalam menjalankan misinya.
Sekolah sebagai lembaga yang mendidik anak mempunyai tujuan-tujuan
yang tertentu yang akan dituju dan dicapai dalam pelaksanaannya. Semua arah
daripada kegiatan akan dilaksanakan tertuju kepada pencapaian tujuan pendidikan.
Tingkat pendidikan orang tua mempengaruhi prestasi belajar siswa, peran
orang tua ketika berada di rumah menjadi pendidik yang membentuk karakter
siswa yang merupakan pondasi awal.
43
Alur pikir penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
BAGAN KERANGKA PIKIR
Gambar 2.1. Bagan Kerangka pikir.
C. Hipotesis
Timbulnya suatu hipotesis banyak ditentukan oleh faktor kreasi manusia,
apakah manusia mempunyai mempunyai daya kreasi yang tinggi akan lebih muda
menemukan hipotesis itu.
Menurut Sutrisno Hadi, dalam bukunya yang berjudul “ Metodologi
Research “ (1997 : 43) bahwa hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar dan
mungkin juga salah atau palsu, dan akan diterima jika fakta-fakta
membenarkannya “. Sedangkan menurut E. Agus Salim Makadompit, bahwa
“Hipotesis merupakan hubungan yang harus ada antara teori dan penelitian yang
membawa kearah penemuan pengetahuan”.
Tingkat Pendidikan OrangTua Siswa
Siswa
PrestasiBelajar
Siswa
44
Dari kedua pendapat tersebut diatas, maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa pengertian hipotesis yaitu suatu dugaan sementara yang dapat dijadikan
petunjuk arah dalam suatu penulisan karya ilmiah. Maka yang menjadi hipotesa
dalam penelitian ini adalah : “Ada pengaruh tingkat pendidikan orang tua siswa
terhadap prestasi belajar pada bidang studi matematika siswa kelas VII SMPN 1
Adonara Barat Kabupaten Flores Timur”.
45
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini diadakan di SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur.
Dengan dasar pertimbangan bahwa penulis merupakan salah satu alumni pada sekolah
tersebut sehingga lebih memudahkan untuk memperoleh data dan informasi. Selain dari
pada itu penulis berpikir untuk dapat memberikan konstribusi pemikiran dalam rangka
meningkatkan prestasi siswa dan pengembangan sekolah tersebut.
B. Identifikasi Variabel
1. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan orang tua siswa
yang disimbol (x)
2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa pada bidang
studi matematika yang disimbol (y)
Dengan demikian dalam penelitian ini terdapat satu variabel (Independent
variabel) dan satu variabel terikat (Dependent variabel).
Dengan paradigma penelitiannya yaitu :
X Y
46
C. Defenisi Operasional Variabel
1. Tingkat pendidikan orang tua siswa ( x ) adalah jenjang pendidikan orang tua
siswa yang ditempuh baik sampai tamat atau pun tidak sampai tamat mulai
dari SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan Perguruan Tinggi/Sarjana.
Tabel 1. Tingkat pendidikan orang tua dan indikator
No Pendidikan Orang Tua Indikator1 SD Tamat/tidak tamat SD2 SMP Tamat/tidak tamat SMP3 SMA Tamat/tidak tamat SMA4 Sarjana Tamat/tidak tamat Sarjana
2. Prestasi belajar adalah hasil atau nilai yang diperoleh siswa pada mata
pelajaran yang diajarkan disekolah.
Kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori prestasi belajar siswa dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Skor 0 – 7,9 atau 0% - 39% dikategorikan sangat rendah
Skor 8 – 10,9 atau 40% - 54% dikategorikan rendah
Skor 11 – 14,9 atau 55% - 74% dikategorikan sedang
Skor 15 – 17,9 atau 75% - 89% dikategorikan tinggi
Skor 18 – 20 atau 90% - 100% dikategorikan sangat tinggi
D. Populasi.
Menurut Sugiyono dalam bukunya yang berjudul metode penelitian
pendidikan (2013;02) mengatakan bahwa populasi adalah wilaya generalisasi
47
yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan.
Dengan demikian populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur tahun ajaran 2013/2014.
Dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2. Populasi
NO KELAS VII JUMLAH1 A 372 B 273 C 264 D 295 E 257 Total 144
Sumber : Papan profil sekolah tahun 2013
E. Sampel.
Sampel adalah bagian dari pada jumlah keseluruhan populasi atau dengan
kata lain yang menjadi sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi yang ada
yakni sebahagian dari populasi.
Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive.
Sampel yang diambil secara sengaja yakni siswa yang orang tuanya yang
memiliki latar belakang pendidikan atau tingkat pendidikannya mulai dari SD
sampai dengan perguruan tinggi/sarjana.
48
Berhubung karena jumlah populasi siswa kelas VII SMPN 1 Adonara
Barat Kabupaten Flores Timur sangat besar maka pada kesempatan ini peneliti
hanya menentukan 37 orang siswa yang akan diteliti.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam suatu peneltian dapat dilakukan dengan
mengunakan lebih dari satu metode, hal ini dapat terjadi bagi seorang peneliti
bilamana data yang dibutuhkan sulit diperoleh secara total dengan hanya
melibatkan satu metode.
Bilamana suatu penelitian menggunakan lebih dari satu metode
pengumpulan data, maka dari sekian metode yang dimaksud ada yang berfungsi
primer dan ada yang berfungsi sekunder atau pembantu. Metode yang paling
dominan digunakan dalam memperoleh data yang dibutuhkan adalah metode
primer, sedangkan metode sekunder difungsikan sebagai pelengkap data yang
sulit diperoleh dengan menggunakan metode utama.
Untuk lebih jelasnya tentang uraian di atas, maka penulis mengemukakan dan
menguraikan jenis-jenis metode yang dilibatkan dalam penelitian ini yakni:
Wawancara
Teknik ini merupakan suatu bentuk teknik komunikasi langsung untuk
mendapatkan fakta - fakta dari data yang sifatnya lisan. Teknik ini digunakan juga
dapat berfungsi untuk memperoleh informasi langsung melalui guru-guru untuk
mengetahui lebih jelas tentang segala aktivitas dalam proses pembelajaran di saat
penulis mengadakan penelitian pada guru yang bersangkutan, apakah sesuai pada
saat itu dengan hari-hari atau saat-saat proses pembelajaran sebelumnya.
49
Angket
Merupakan suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus di jawab atau
dikerjakan oleh siswa yang menjadi sasaran.
Dokumentasi
Peneliti lansung mencatat nilai - nilai atau perestasi belajar siswa melalui
buku rapor siswa semester sebelumnya.
F. Instrument Penelitian.
Instrument wawancara yaitu melakukan diskusi langsung dengan guru-guru
untuk mengetahui lebih jelas tentang segala aktivitas dalam proses
pembelajaran di saat penulis mengadakan penelitian pada guru yang
bersangkutan, apakah sesuai pada saat itu dengan hari-hari atau saat-saat
proses pembelajaran sebelumnya.
Instrument Angket yakni Angket tingkat pendidikan orang tua siswa dalam
bentuk pernyataan dengan jumlah 20 item yang terdiri dari 4 alternatif pilihan
yaitu selalu, sering, kadang – kadang, tidak pernah. Skor masing-masing
pilihan jawaban adalah selalu skornya 5, sering skornya 4, kadang – kadang
skornya 3, tidak pernah skornya 2 dan tidak menjawab skornya 1.
Melakukan dokumentasi atau pendataan nilai berdasarkan buku nilai atau
rapor siswa semester sebelumnya. Dengan metode dokumentasi penulis
menganggap bahwa data yang diperoleh cukup obyektif dalam pengolahan
data yang berkaitan dengan rumusan masalah dan pembuktian hipotesis.
50
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah skor rata-rata,
skor tertinggi, skor terendah, varians, standar deviasi, persentase.
Untuk keperluan statistika, kriteria yang dipergunakan untuk skor prestasi belajar
matematika dalam penelitian ini adalah skala lima.
Menurut Tiro (2000:12), skala lima adalah suatu pembagian tingkatan yang
terbagi atas lima kategori yaitu:
0% - 39% dikategorikan sangat rendah
40% - 54% dikategorikan rendah
55% - 74% dikategorikan sedang
75% - 89% dikategorikan tinggi
90% - 100% dikategorikan sangat tinggi
Berdasarkan pedoman tersebut kriteria yang digunakan untuk menentukan
kategori prestasi belajar adalah sebagai berikut:
Skor 0 – 7,9 atau 0% - 39% dikategorikan sangat rendah
Skor 8 – 10,9 atau 40% - 54% dikategorikan rendah
Skor 11 – 14,9 atau 55% - 74% dikategorikan sedang
Skor 15 – 17,9 atau 75% - 89% dikategorikan tinggi
Skor 18 – 20 atau 90% - 100% dikategorikan sangat tinggi
Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan orang tua siswa terhadap prestasi
belajar pada bidang studi matematika siswa kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten
Flores Timur, maka dalam peneliti ini dipergunakan analisis statistika atau untuk menguji
hipotesis penelitian yaitu dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana, dengan
model regresi:
51
Y : 0 + 1 + (Tiro, 2000 : 12)
Dengan fungsi taksirannya :
(Sudjana, 1992 : 14)
Keterangan :
X : Tingkat pendidikan orang tua siswa
: Hasil belajar/prestasi belajar matematika
: Error (diasumsikan berdistribusi normal dengan mean = 0
a : Penaksiran parameter 0
b : Penaksiran parameter 1
Rumus yang digunakan sesuai dengan (Sudjana, 1992 : 15) adalah:
Y a bx
Y
2 2
22
Yi Xi Xi XiYia
n Xi Xi
22
n XiYi Xi Yib
n Xi Xi
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur berdiri sejak tahun 1983 yang
letaknya di ibu kota kecamatan Adonara Barat Kabupaten Flores Timur yakni di sebelah
barat desa Waiwadan. Kecamatan Adonara Barat merupakan wilayah yang potensial
sebagai salah satu wilayah yang menyimpan banyak potensi, daerah ini memerlukan
tenaga profesional, terampil dan terdidik untuk mengembangkannya agar dapat berhasil
dan berdaya guna. Salah satu bidang yang diperlukan adalah pendidikan formal untuk
menunjang kelangsungan pembangunan di daerah ini.
Keberadaan SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur merupakan
usaha konkrit masyarakat melalui pemerintah untuk menciptakan tenaga
profesional, terampil dan terdidik. Keberadaan sekolah tersebut terwujud karena
kondisi daerah dan keinginan masyarakat terhadap pendidikan profesional,
terampil dan ahli dalam bidangnya. SMPN 1 Adnara Barat Kabupaten Flores
Timur ini menjadi tempat belajar menununtut ilmu bagi warga desa Waiwadan
maupun desa tetangga lainnya. Sekolah ini sejak didirikan sudah mengalami
beberapa kepemimpinan pertanda terjadinya sebuah dinamika.
Secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Paulus Riberu ( 1983 – 1992 )
b. Simon Senari ( 1992 – 2002 )
53
c. Siprianus Suban Makin ( 2002 – 2006 )
d. Yakobus P. Gelar ( 2006 – sekarang )
2. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Data hasil penelitian tingkat pendidikan orang tua siswa(x) dan prestasi belajar
siswa (y) dapat dilihat pada lampiran. Dengan menggunakan data tersebut akan disajikan
analisis statistik, disajikan dalam bentuk antara lain jumlah sampel, rata-rata, standar
deviasi, variasi skor, skor tertinggi, skor terendah, frekuensi dan persentase.
Analisis statistik untuk data tingkat pendidikan orang tua siswa dan prestasi belajar
siswa dapat dihasilkan sebagai berikut:
a. Variabel tingkat pendidikan orang tua siswa (x)
Hasil analisis data tingkat pendidikan oramg tua berdasarkan hasil pengolahan
angket disajikan sebagai berikut:
Tabel 3. Skor tingkat pendidikan orang tua siswa berdasarkan pengolahan angket
Jenis Statistik NilaiJumlah sampel 37Mean (rata-rata) 72,95Standar deviasi 4,88Skor tertinggi 86Skor terendah 63Rentang skor 23Total skor butir 100
Tabel 3 menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil pengolahan angket tingkat
pendidikan orang tua siswa terhadap prestasi belajar pada bidang studi matematika siswa
kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur adalah 72,95 atau 72,95% dan
standar deviasi sebesar 4,88 dari skor ideal 100.
54
Jika skor angket tingkat pendidikan orang tua siswa dikelompokkan dalam lima
kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase seperti ditunjukkan pada
tabel 4 diberikut ini.
Tabel 4. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Pendidikan Orang Tua Siswa
Skor Kategori Frekuensi Persentase0 – 39 Sangat rendah 0 0%40 – 54 Rendah 0 0%55 – 74 Sedang 24 64,9%75 – 89 Tinggi 13 35,1%90 – 100 Sangat tinggi 0 0%
b. Variabel Prestasi Belajar Siswa (y)
Hasil analisis deskriptif skor prestasi belajar siswa (y) dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 5. Statistik Prestasi Belajar Siswa
Jenis Statistik NilaiJumlah sampel 37Mean (rata-rata) 6,89Standar deviasi 8,90Skor tertinggi 9Skor terendah 5Rentang skor 4Total skor butir 10
Skor prestasi belajar siswa dikelompokkan ke dalam 5 kategori, maka diperoleh
distribusi frekuensi dan persentase seperti ditunjukkan pada tabel di bawa ini :
Tabel 6. Distribusi dan Persentase Prestasi Belajar Siswa
Skor Kategori Frekuensi Persentase0 – 3,9 Sangat rendah 0 0 %4 – 5,4 Rendah 0 0 %5,5 – 7,4 Sedang 12 32,43 %7,5 – 8,9 Tinggi 15 40,54 %9,0 – 10 Sangat tinggi 10 27,03 %Total 37 100%
55
Berdasarkan tabel 6 di atas, diperoleh skor prestasi belajar pada bidang studi
matematika siswa kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur adalah
tidak terdapat siswa dengan kategori sangat rendah, dan kategori rendah, 12 (32,43%)
yang termasuk kategori sedang, 15 (40,54%) siswa yang termasuk kategori tinggi dan 10
(27,03%) siswa yang termasuk kategori sangat tinggi. Jika diperhatikan kecenderungan
skor prestasi belajar siswa, yaitu 15 (40,54%) berada pada kategori tinggi. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa prestasi belajar pada bidang stusi matematika siswa
kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur termasuk kategori tinggi.
Dengan menggunakan analisis statistik regresi linear sederhana dengan rumus Y
= a + bx ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis dengan pembahasan hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Hasil analisis regresi sederhana dengan rumus2
hit 2
S TCFS C
menunjukkan bahwa
Fhit = 17,14, sementara untuk nilai r2 = 0,33, berarti 33% variasi total tingkat pendidikan
orang tua siswa dapat menjelaskan prestasi belajar siswa berdasarkan kriteria sebagai
berikut:
- H0 ditolak dan H1 diterima jika Fhit > Ftab
- H0 ditolak dan H1 diterima jika Fhit < Ftab
Dari penelitian dapat dilihat bahwa nilai Fhit > dari Ftab berarti H1 diterima dalam
artian bahwa terdapat pengaruh tingkat pendidikan orang tua siswa terhadap prestasi
belajar pada bidang studi matematika siswa kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten
Flores Timur.
Melihat hasil dari perhitungan r dapat diketahui kekuatan pengaruh antara
variabel x dan y. Nilai r dapat menggambarkan kekuatan terdapat pengaruh tingkat
56
pendidikan orang tua siswa terhadap prestasi belajar pada bidang studi matematika siswa
kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur.
Kriteria r adalah sebagai berikut:
r 0,2 lemah
0,2 – 0,8 sedang
r 0,8 tinggi.
Hasil perhitungan r menunjukkan bahwa pengaruh tingkat pendidikan orang tua
siswa terhadap prestasi belajar pada bidang studi matematika siswa kelas VII SMPN 1
Adonara Barat Kabupaten Flores Timur dikategorikan sedang yaitu 0,57.
B. Pembahasan
Tingkat pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar siswa dalam sebuah lembaga pendidikan. Kegiatan penelitian ini juga
dinilai penting untuk mengukur atau menegtahui seberapa tinggi atau seberapa besar
pengaruhnya terhadap tingkat pendidikan orang tua siswa terhadap prestasi belajar.
Mengingat kembali tujuan dari penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan arti dan
makna dari hasil penelitian.
Hasil prestasi belajar siswa yang diteliti dalam penelitian ini yaitu hasil prestasi
belajar siswa pada bidang studi matematika melihat kondisi daya dorong atau peran dari
orang tua, masih perlu ditingkatkan lagi.
Penelitian tentang pengaruh tingkat pendidikan orang terhadap prestasi belajar
melibatkan 2 variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah
tingkat pendidikan orang tua siswa (x) yang dinilai dengan menggunakan angket.
Variabel terikat yaitu prestasi belajar siswa berdasarkan nilai yang diberikan pada buku
rapor siswa.
57
Hasil yang diperoleh dari analisis hasil pengolahan angket bahwa pengaruh
tingkat pendidikan orang tua siswa kelas VII SMPN 1 Adonara barat Kabupaten Flores
Timur, memiliki rata-rata 72,95 dengan standar deviasi 4,88, dan data distribusi
frekuensi dengan kategori sedang. Skor sebagian besar siswa adalah antara 55 – 74
sebanyak 24 (64,9%) siswa.
Hasil yang diperoleh dari analisis deskriptif bahwa prestasi belajar siswa pada
bidang studi matematika kelas VII SMPN 1 Adonara barat Kabupaten Flores Timur
diperoleh rata-rata 78,65 dengan standar deviasi 8,90. Dari tabel distribusi frekuensi dan
persentase prestasi belajar siswa diperoleh skor prestasi belajar pada bidang studi
matematika siswa kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur dengan
kategori tinggi, yaitu sebanyak 15 (40,54%) siswa memiliki skor 75 – 89 yang berada
pada kategori tinggi.
Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan rumus regresi linear
sederhana diketahui bahwa ada pengaruh positif tingkat pendidikan orang tua siswa
terhadap prestasi belajar pada bidang studi matematika siswa kelas VII SMPN 1 Adonara
Barat Kabupaten Flores Timur . Penelitian ini membuktikan bahwa adanya pengaruh
tingkat pendidikan orang tua siswa terhadap prestasi belajar disamping faktor-faktor lain
yang berpengaruh tepi tidak diteliti dalam penelitian ini. Pengaruh tingkat pendidikan
orang tua siswa dibuktikan dengan melihat besarnya Fhit yang lebih besar dibanding Ftab..
Perhitungan nilai r mengungkapkan bahwa pengaruh tingkat pendidikan orang
tua siswa terhadap prestasi belajar pada bidang studi matematika siswa kelas VII SMPN 1
Adonara Barat Kabupaten Flores Timur tergolong sedang. Nilai r sebesar 0,57. Kriteria
kekuatan pengaruh menyatakan bahwa jika nilai r 0,2 berarttingkat pengaruhnya lemah,
jika 0,2 – 0,8 digolongkan sedang, jika r 0,8 tingkat pengaruhnya tinggi.
58
Dengan demikian hipotesis yang berbunyi ada pengaruh tingkat
pendidikan orang tua siswa terhadap prestasi belajar pada bidang studi
matematika siswa kelas VII SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur
diterima.
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian skripsi yang berjudul pengaruh tingkat pendidikan
orang tua siswa terhadap prestasi belajar pada bidang studi matematika siswa kelas VII
SMPN 1 Adonara Barat Kabupaten Flores Timur dan berdasarkan hasil penelitian yang
diolah, berikut ini penulis mencoba memberikan kesimpulan sebagai berikut :
1. Setelah data-data yang diperoleh dilapangan dianalisa dengan analisa statistik maka
diperoleh suatu kesimpulan bahwa tingkat pendidikan orang tua siswa mempunyai
pengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa di sekolah.
2. Pembentukan dasar kepribadian siswa sangat dipengaruhi dari sikap dan bimbingan
orang tuanya di rumah.
3. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dalam suatu proses belajar mengajar pada
dasarnya perpaduan yang sumbernya dari dalam diri pribadi siswa itu sendiri serta
faktor-faktor yang berasal dari luar diri anak itu sendiri. Jadi bagaimana wujud
kemampuan belajar siswa adalah merupakan harmonisasi dari pada pengaruh yang
sifatnya intern dan extern dalam belajar.
B. Saran
Agar prestasi belajar sisa dapat ditingkatkan maka dibawah ini penulis
mengemukakan saran-saran sebagai berikut :
60
1. Untuk lebih merangsang kegemaran belajar siswa maka orang tua dan guru perlu
memberikan motivasi kepada siswa melalui pendekatan secara individu atau secara
kelompok.
2. Orang tua yang mempunyai pendidikan dapat membantu anak-anaknya dalam
memecahkan persoalan pelajaran yang dihadapinya di sekolah. Walaupun orang tua
tidak secara langsung membantu mengerjakan pelajaran anak/siswa tetapi mereka
dapat menunjukkan suatu cara agar anak dapat memecahkan permasalahannya.
3. Orang tua yang mempunyai pendidikn pada umumnya telah menyadari akan arti
pentingnya itu terhadap masa depan anak-anaknya. Dengan dasar ini maka mereka
akan berusaha menyediakan fasilitas belajar yang dibutuhkan oleh anaknya sehingga
dapat belajar dengan baik yang pada akhirnya akan membantu anak dalam mencapai
suatu prestasi yang baik.
4. Kepada orang tua siswa, diharapkan memberikan dan menumbuhkan
motivasi/dorongan kepada anak/siswa yang maksimal untuk keberlangsungan proses
belajar mengajar, motivasi dan tingkat pendidikan orang tua merupakan salah satu
faktor pendukung keberhasilan belajar/prestasi belajar.
5. Bagi para orang tua yang tingkat pendidikannya rendah diharapkan selalu menambah
wawasan dan pengetahuannya dengan cara sering mengikuti kegiatan keilmuan baik
di lingkungan sekitarnya atau ketempat lain, adapun caralain untuk menambah
wawasan dan pengetahuan dengan sering membaca buku-buku yang bersangkutan
dengan pendidikan, koran, majalah dan sebagainya agar bisa membantu
membimbing dan mendorong serta mengarahkan anaknya guna mendapatkan
prestasi belajar yang baik.
6. Kepada pihak sekolah agar senantiasa dapat menciptakan dan mewujudkan
lingkungan sekolah yang akrab dan tentram serta nyaman untuk melaksanakan
61
proses belajar mengajar, sehingga diharapkan prestasi belajar siswa menjadi baik dan
optimal, karena lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga merupakan salah satu
faktor keberhasilan belajar siswa/ prestasi belajar siswa.
7. Diharapkan antara orang tua siswa dengan pihak sekolah terdapat interaksi yang
positif, seperti orang tua siswa berkonsultasi dengan pihak sekolah mengenai
perkembanga belajar anaknya disekolah.
8. Bagi siswa, dengan adanya pengalaman belajar dan dorongan orang tua diharapkan
mendapatkan prestasi belajar yang baik.
62
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, 1999. Pendidikan bagi anak berkesulitan belajar, Reneka cipta. Jakarta.
Arianto Ali, 1978. Proses Belajar Mengajar, Bina Aksara, Jakarta.
Bahtiar Nies, 1989. Laporan Penelitian Study Komparasi Prestasi BelajarMawasiswa. IKIP Bandung.
Crow and Crow, 1962. Indtroduction Education, Penerbit Usaha Mahasiswa Usman,yogyakarta.
DEPDIKBUD RI, 1981. Kurikulum Sekolah Dasar 1975 Buku I Ketentuan-Ketentuan Pokok, Jakarta.
Habiyeb 1987. Kamus Populer, Centra, Jakarta.
Hadi Sutrisno, 1997. Metodologi research I, psikologi UGM, Yogyakarta.
Hadinoto Rahayu, 1973. Kesukaran- kesukaran Dalam Belajar,UGM. Yogyakarta.
Hamalik Oemar. 1992. Psikologi Belajar Mengajar. Sinar Baru. Bandung.Labgevel M.J, 1989. Benopte teoritische paedagogik, Penerbit Batu putih.
Nasution S, 1982. Azas-azas Kurikulum, Jemmars, Bandung.
Negoro Adi, 1972. Pengantar ilmu pendidikan, yogyakarta.
Ngalim Purwanto. 2006. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Edisi Kedua.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Poerdarminto W.J.S, 1987, Kamus Umum Bahasa Indonesia ; balai Pustaka,Jakarta.
Poerbakawatja Soeganda, 1981. Ensiklopedia Pendidikan, Gunung Agung, Jakarta.
Rauf Burhanuddin, 1997. Evaluasi Hasil Belajar Mengajar, FPIPS-IKIP. Ujung Pandang.
Rasak Sanjaya, 2000. Membina Hasrat Belajar di Sekolah, Remaja Rosda,Bandung.
Sahabuddin. Dkk, 1985. Dasar-dasar Kependidikan, FIP-IKIP, Ujung pandang.
Slameto, 1995. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhi, Jakarta, Rineka Cipta.
63
Soejanto Agoes, 1995. Belajar yang Sukses, Bina Aksara, Jakarta.
Soewondo, Soetina, 1987. Ilmu Pendidikan Perilaku, Batu putih.Ujung pandang.
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung.Sudjana, 1992. Metode Statistika. Tamsito: Bandung.
TAP MPR RI No/IV/1999. Garis-garis Besar Haluan Negara 1999.
TAP MPRS No.XXVII/MPRS/1966. UUD 1945.
TAP MPR RI No. II/MPR/1983 Garis-garis Besar Haluan Negara 1984.
Tiro, 1999, Dasar-Dasar Statistika, Makassar, Badan Penerbit: UNM Makassar.
64
Lampiran 1 : Staf SMPN 1 Adonara Barat Kab. Flores Timur
NO NAMA PANGKAT/GOL JABATAN1 Yakobus Pehan Gelar,S.Pd Pembina,IV/a Kasek- Pengajar2 Kamilus Koban Pembina,IV/a Wakasek Pengajar3 Abdul Gani Thahir Penata TK 1 III/d Pengajar4 Halima Mucdhar Pembina,IV/a Pengajar5 Rahayu Efendi Pembina,IV/a Pengajar-Wali Kelas6 Vinsensius W. Tukan,A.Md Pembina,IV/a Pengajar-Wali Kelas7 Nikolaus Nulan,S.Pd Penata TK 1 III/d Pengajar-Wali Kelas8 Bibiana B. Dalo,S.Pd Penata TK 1 III/d Pengajar-Wali Kelas9 Benedikta E. Kleden,S.Pd Penata TK 1 III/d Pengajar-Wali Kelas10 Dra. Elisabeth Hayon Penata TK 1 III/d Pengajar-Wali Kelas11 Thomas S. Werang,S.Pd Penata TK 1 III/d Pengajar-Wali Kelas12 Kristina K. Eban,S.Pd Pembina IV / a Pengajar13 Alexander Sabon Penata III / c Pengajar-Wali Kelas14 Muhammad Haji Penata III / c Pengajar-Wali Kelas15 Romanus P. Mangu Penata III / c Pengajar-Wali Kelas16 Kristina S. Uran,S.Ag Penata Muda III/a Pengajar17 Rasyid Zakaria,S.Ag Penata Muda III/a Pengajar-Wali Kelas18 Mardiana O. Kurman,S.Pd Penata Muda III/a Pengajar-Wali Kelas19 Elisabeth M. Letor,S.Pd Penata Muda III/a Pengajar-Wali Kelas20 Monika Jepa Penata Muda III/a TU21 Klemens M. Helan Juru / c TU22 Paulus Daton - Pengajar23 Johar Usman,S.Ag - Pengajar24 Kasmirus S. kopong,SE - Pengajar-Wali Kelas25 Karolus B. B. Balela,ST - Pengajar26 Sofia Kenahin Pati - TU27 Tobias T. Nama,SE - Pengajar-Wali Kelas28 Saverius L. Angi,S.Pd - Pengajar29 Viktorianus Odi,S.Pd - Pengajar-Wali Kelas30 Marianus B. Kabelen,S.Pd - Pengajar-Wali Kelas31 Mikhael O. Doni,S.pd - Pengajar32 Irma S. Patiraja,S.Pd - Pengajar33 Bernadus K. Helan - TU34 Gabriel Diaz Veira - TU
Sumber : Papan Potensi SMPN 1 Adonara Barat Kab. Flores Timur, 2014.
65
Lampiran 2: Daftar Angket / Pertanyaan :
1. Apendidikan pendidikan terakhir orang tua anda (Salah satunya yang lebih
tinggi)?
a. SI / S II / S III c. SMP /MTs
b. SLTA / SMA / MA d. SD / MI
2. Apakah orang tua anda sering mengingatkan anda agar rajin dalam belajar?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
3. Jika anda malas belajar, apakah orang tua anda akan menegur mengingatkan
anda untuk belajar dengan rajin dan sungguh-sungguh supaya mendapatkan
prestasi belajar yang memuaskan?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
4. Untuk menambah jam pelajaran anda di sekolah, apakah orang tua anda
sering menganjurkan anda agar ikut les atau privat atau kursus dan semacamnya?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
5. Bila nilai anda memuaskan, apakah orang tua anda akan memberi hadiah
atau pujian?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
6. Apakah orang tua anda sering menanyakan hasil ulangan/latiahan anda?
a. Selalu c. Kadang-kadang
66
b. Sering d. Tidak pernah
7. Apakah anda mendapatkan nilai ulangan yang kurang memuaskan?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
8. Apakah orang tua anda akan memarahi atau mengingatkan anda agar lebih
rajin dalam belajar?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
9. Apakah orang tua anda sering menanyakan pelajaran yang tidak anda
pahami di sekolah?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
10. Apakah orang tua anda sering menanyakan kesulitan anda dalam belajar di
rumah?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
11. Saat anda belajar dirumah, apakah orang tua anda sering membantu anda
belajar?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
12. Bila orang tua anda tidak dapat membantu anda dalam belajar anda, apakah
orang tua anda akan meminta bantuan orang lain untuk memecahkan kesulitan
belajar anda?
67
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
13. Apakah orang tua anda sering dating kesekolah untuk menanyakan kepada
guru anda tentang kesulitan belajar anda di sekolah?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
14. Apakah orang tua anda sering mengikuti pertemuan yang diselenggerakan
oleh pihak sekolah?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
15. Apakah orang tua anda sering memberikan sumbangan pemikiran (ulasan)
atau masukan dalam pertemuan yang diselenggarakan disekolah?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
16. Apakah anda menggunakan waktu untuk belajar di rumah setelah pulang
sekolah?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
17. Apakah anda antosias untuk mengikuti proses belajar mengajar di sekolah?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
18. Apakah anda diganggu oleh teman anda saat jam pelajaran berlangsung?
a. Selalu c. Kadang-kadang
68
b. Sering d. Tidak perna
19. Apakah orang tua anda memarahi anda, jika anda terlambat kesekolah?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. sering d. Tidak pernah
20. Apakah anda pernah bolos di saat jam pelajaran berlangsung?
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
Keterangan:
Skor jawaban : a = 5, b = 4, c = 3, d = 2 dan yang tidak menjawab = 1
69
Lampiran 3: Data Rekapitulasi Angket Siswa
No Responden Skor Total1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1 5 4 4 3 5 3 5 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 702 2 3 5 4 2 3 3 5 3 4 3 3 3 3 3 3 1 4 3 3 1 633 3 4 4 4 5 3 4 3 4 3 4 5 4 3 5 3 5 4 3 4 3 794 4 2 3 5 4 3 4 3 5 3 3 4 2 2 4 4 3 4 3 2 3 695 5 3 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 766 6 3 4 3 3 4 5 4 4 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 2 3 677 7 2 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 2 5 3 3 5 4 3 4 678 8 4 4 5 4 3 3 4 3 4 4 5 4 3 4 3 5 4 3 4 4 749 9 3 4 3 3 3 4 3 4 5 3 4 3 3 5 3 4 4 3 5 3 72
10 10 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 2 4 3 5 3 5 4 4 3 7111 11 5 4 3 5 4 5 4 4 4 3 4 4 5 3 4 4 5 5 4 4 8212 12 5 4 5 4 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4 5 4 3 4 3 4 8113 13 2 3 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5 3 4 4 4 3 7314 14 2 4 5 2 3 2 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 6315 15 5 4 4 5 4 5 4 4 4 3 5 4 5 3 4 4 5 5 4 4 8616 16 3 4 3 3 4 5 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 4 3 2 3 6817 17 2 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 7618 18 2 3 4 4 4 5 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 6919 19 3 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 7620 20 2 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 7621 21 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 2 4 3 5 3 5 4 4 3 7122 22 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 5 4 3 5 4 5 4 3 4 3 7823 23 3 4 4 3 3 4 3 4 5 3 4 3 3 5 3 4 4 3 5 3 7324 24 4 4 5 4 3 3 4 3 4 4 5 4 3 4 3 5 4 3 4 4 7425 25 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 2 4 3 5 3 5 4 4 3 7126 26 5 5 5 4 3 3 4 3 4 4 5 4 3 4 3 5 4 3 4 4 7527 27 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 2 4 5 3 4 4 5 4 3 7328 28 4 4 5 4 3 4 4 2 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 7029 29 3 4 3 3 5 2 4 3 3 4 5 4 5 4 4 4 4 3 4 4 7730 30 4 5 4 4 5 4 4 5 4 3 4 5 4 5 4 4 4 4 3 4 8331 31 2 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 5 4 5 7132 32 3 4 3 4 5 3 4 3 5 4 5 4 3 4 4 5 4 5 4 3 7533 33 2 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 5 4 3 4 3 4 7034 34 2 3 2 3 4 3 3 4 3 4 5 4 4 3 3 4 3 4 3 4 6835 35 4 4 4 5 4 3 4 2 4 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 6836 36 5 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 5 4 3 4 3 3 7237 37 5 3 5 4 3 3 5 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 72
70
Lampiran 4: Prestasi Belajar Siswa
No Nama Siswa Nilai1 Maryanti S. Lewowerang 802 Arneldus M. Doni 703 Fransiskus Aprilius 904 Alfonsus G. Seran 605 Teodasia Barek 806 Vinsensia J. Payong 807 Maria F. Abon Kia 608 Reinaldus Purnama 909 Maria Trisnawati 7010 Elisabeth Somy 6011 Yohanes Oi Koten 9012 Maria Yunesti Date 9013 Maria Uba Sarabiti 8014 Novilia S. Gemian 7015 Maria Ina Resing 9016 Florentina Ina Lein 7017 Ignasius Juan Sanga 7018 Yosevina Lipat 7019 Aloysius M. Padung 9020 Theresia P. Ritan 7021 Desi Riang Hepat 7022 Hendrikus Mangu Hurung 9023 Petronela Ripo Mawar 7024 Oktovianus Beda Paun 8025 Anfrida Abon Kia 8026 Fransiska S. Koten 9027 Maimuna Rahim 8028 Evalia Ina Gita 8029 Agnes Benga 8030 Mardiana Muhamad 8031 Agnes Olina Wain 8032 Herni Masan 9033 Muh. Muslimin 8034 Klemens Kopong 8035 Rikardus F 8036 Selestinus A. Lamanuk 9037 Katarina Barek Tukan 80
Sumber: Buku Rapor Siswa Semester Satu Tahun Ajaran 2013/2014
71
Lampiran 5: Hasil Pengolahan Angket dan Prestasi Belajar Siswa
No Tk. Pendidikan(X)
PrestasiBelajar (Y) XY X2 Y2
1 70 80 5600 4900 64002 63 70 4410 3969 49003 79 90 7110 6241 81004 69 60 4140 4761 36005 76 80 6080 5776 64006 67 80 5360 4489 64007 67 60 4020 4489 36008 74 90 6660 5476 81009 72 70 5040 5184 4900
10 71 60 4260 5041 360011 82 90 7380 6724 810012 81 90 7290 6561 810013 73 80 5840 5329 640014 63 70 4410 3969 490015 86 90 7740 7396 810016 68 70 4760 4624 490017 76 70 5320 5776 490018 69 70 4830 4761 490019 76 90 6840 5776 810020 76 70 5320 5776 490021 71 70 4970 5041 490022 78 90 7020 6084 810023 73 70 5110 5329 490024 74 80 5920 5476 640025 71 80 5680 5041 640026 75 90 6750 5625 810027 73 80 5840 5329 640028 70 80 5600 4900 640029 77 80 6160 5929 640030 83 80 6640 6889 640031 71 80 5680 5041 640032 75 90 6750 5625 810033 70 80 5600 4900 640034 68 80 5440 4624 640035 68 80 5440 4624 640036 72 90 6480 5184 810037 72 80 5760 5184 6400
2699 2910 213250 197843 231900
72
Lampiran 6: Hasil Pengolahan Data Pada Lampiran Lima
Y = a + bx
a =2
22
( yi)( xi ) ( x)( xi yi)
n xi ( xi)
2
(2910) (197843) (2699) (213250)37. 197843 (2699)
575723130 5755617507320191 7284601
16138035590
4,53
b = 22
n xi yi ( xi) ( yi)
n xi ( xi)
2
37. 213250 (2699) (2910)37. 197842 (2699)
7890250 78540907320191 728460136160355901.02
Tabel Regresi Linear Sederhana
Sumber Varian dk jk rjk F
Total N yi2 yi2
2
2
S regS sis
Regresi (a) 1 jk (a) jk (a)
Regresi ba
1Jk b
a
S2rc = Jk ba
73
Sisa n – 2 Jk (s)S2sis = jk(s)
n 2
Tuna (cocok) k – 2 Jk (rc)S2rc = jk(rc)
k-2 2
2
S rcS gGalat n – k Jk(g)
S2g = jk(g)n k
Mencari nilai dalam tabel regresi
- dk (T) = 37
- dk (a) = 1
- dk ba
= 1
- dk (s) = n – 2 = 37 – 2 = 35
dk (Tc) = k – 2 => k = nilai x beda = 18
= 18 – 2 = 16
- dk (c) = n – k = 37 – 18 = 19
- Jk (T) = yi2 = 231900
- Jk (a) =2 2( yi) (2910) 8468100 228867,57
n 37 37
Jk ba
= b( xi) ( yi)
xi yin
= 1.02 (2699) (2910)21325037
= 1.02 785409021325037
74
= 1.02 213250 212272.7
= 1.02 {977.3}
= 996.85
Jk (s) = Jk (T) - Jk (a) – Jk ba
= 231900 – 228867,57 – 996.85
= - 2035.58
Jk (Tc) = Jk (s) – Jk (G)
= 2035.58 – 450
= 1585.58
Jk (G) =2
2 yiyin
= [0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 200 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 +
200 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 50]
= [450] => Jk (G) = 450
S2reg = Jk ba
= 996.85
S2sis = Jk(s) 2035.58 58.16n 2 35
S2(T) = Jk(Tc) 1858.58 83.45n 2 19
S2(G) = Jk(G) 450 23.68n k 19
F =2
2
S reg 996.85 17.14S sis 58.16
75
F =2
2
S Tc 83.45 3.52S G 23.68
Menghitung r2 dan r
Sumber Varian Dk Jk RJk F
Total 37 231900 231900
Regresi (a) 1 228867.57 22867.57
Regresi ba
1 996.85 996.86
Sisa 35 2035.58 58.16 17.14
Tuna (cocok) 16 1585.58 83.45 3.52
Galat 19 450 23.68
r2 = Jk(TD) Jk(s)Jk TD
dimana Jk (TD) = Jk (T) – Jk (a)
= 231900 – 228867.57
= 3032.43
2 3032,43 2035,58r303243
996.85 0,333032,43
r 0,330,57
r2 = 0.33 artinya 33% keberadaan variabel y dipengaruhi oleh variabel x
r = 0.57 artinya kategori sedang.
76
Gambar 1: Sekolah SMPN 1 Adonara Barat, Kab. Flores Timur
Gambar 2: Siswa SMPN 1 Adonara Barat, Kab. Flores Timur (TahunAjaran 2013/2014)
77
Gambar 3: Wawancara dan Pemberian Angket Kepada Siswa
Gambar 4: Memberikan Penjelasan Kepada Siswa Dalam Menjawab Angket
78
RIWAYAT HIDUP
Martinus Dawan Watowuan, Lahir pada tanggal 13 Juni
1991 di Desa Pajinian, Kec. Adonara Barat, Kab. Flores
Timur, NTT. Merupakan anak kedua dari lima bersaudara,
buah hati dari pasangan Suami - Istri, FransiskusToda
dengan Elisabeth Kewa.
Pendidikan Formal dimulai di SDI Kenariblolong 1997, dan tamat pada tahun 2004. Pada
tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke SMPN 1 Adonara Barat, dan tamat
tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis melanjutkan pendidikan ke SMAN 1 Adonara Barat
dan tamat pada tahun 2010. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa
pada Universitas Veteran Republik Indonesia – Makassar, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Program Studi Pendidikan Matematika.