10
PEMBERONTAKAN PKI DI MADIUNQ OLEH KELOMPOK 2

Pemberontakan PKI di Madiun

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pemberontakan PKI di Madiun

PEMBERONTAKAN PKI DI MADIUNQ

OLEH KELOMPOK 2

Page 2: Pemberontakan PKI di Madiun

ANGGOTA KELOMPOK

• Adhitya Bagus• Dhimas Ilya’sa Swandy• Nabihah• Rere Gita• Indah Lestari• Farhan Djatiatmaja

Page 3: Pemberontakan PKI di Madiun

LATAR BELAKANG

Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 bukan menjadi jaminan bahwa rakyat dapat mendapat kemerdekaan seutuhnya seperti yang dijanjikan dalam Pembukaan UUD 1945 Banyak permasalahan yang timbul pasca proklamasi, baik dibidang ekonomi, sosial, politik, pertahanan dan keamanan, dan lain sebagainya. Di bidang ekonomi, pemerintah masih belum dapat melakukan pembenahan yang cukup signifikan secara menyeluruh. Salah satu peristiwa yang terkenal adalah Madiun Affair.

Kemerdekaan Indonesia yang baru berjalan selama tiga tahun, pada tanggal, 18 September 1948, sudah dikacaukan oleh pemberontakan yang di lakukan oleh kelompok Partai Komunis Indonesia (PKI). Kemerdekaan yang seharusnya diisi oleh pembangunan bangsa, justru dikacaukan oleh sekelompok orang yang tidak memahami arti kemerdekaan. Kepentingan pribadi dan kelompok lebih diutamakan daripada kepentingan nasional. Paham komunisme tumbuh pada jiwa orang-orang PKI, sedangkan rakyat, khususnya buruh dan tani, tidak paham berpolitik. Mereka mengikuti aktivis PKI hanya karena ikut-ikutan, dan bukan karena pemahaman yang baik mengenai komunisme.

Page 4: Pemberontakan PKI di Madiun

Peristiwa ini diawali dengan persetujuan perjanjian Renville, dimana ini Indonesia berada dalam posisi yang sangat dirugikan, kerugian pertama meliputi penyempitan wilayah Indonesia dan semakin memperlemah posisi Indonesia karena terkurung oleh Belanda. Kerugian kedua adalah Perekonomian Indonesia semakin

lemah karena diblokade oleh Belanda, Kerugian ketiga adalah konflik antara Amir Syarifuddin dan kelompok kontra hasil perjanjian Renville Yang didominasi oleh Partai Nasional Indonesia (PNI) dan

Masyumi. Selanjutnya akhirnya Amir Syarifuddin lengser pada bulan Januari 1948, tidak lama setelah perjanjian Renville. Kejatuhan Amir Syarifuddin disikapi dengan nada kecewa oleh Muso. Ia beranggapan

adalah suatu kesalahan bagi Amir Syarifuddin dengan kondisi terlepasnya kekuasaan dari tangannya. Karena untuk menciptakan negara Komunis. Pasca tergulingnya Amir Syarifudin, Mohammad Hatta

ditunjuk menggantikan Amir Syarifuddin untuk membentuk kabinet. Pada pembentukan kabinet ini Hatta mengajak PNI, Masyumi dan Sayap Kiri untuk bersama-sama membentuk kabinet koalisi dengan proporsi wakil yang berimbang. Sayap Kiri tidak menolak untuk terlibat dengan kabinet koalisi Hatta, namun Sayap

Kiri menginginkan posisi yang lebih stategis dan lebih dominan dengan mengajukan opsi penempatan. Amir Syarifuddin menggalang kekuatan dengan golongan sosialis lain, seperti: Partai Sosialis Indonesia (PSI), Partai Komunis Indonesia (PKI), Pemuda Sosialis Indonesia (PESINDO), Partai Buruh, menjadi kelompok

perjuangan Front Demokratik Rakyat (FDR).

Page 5: Pemberontakan PKI di Madiun

SEJARAH PEMBERONTAKANPeristiwa Madiun (Madiun Affairs) adalah sebuah konflik kekerasan atau situasi chaos yang terjadi di Jawa Timur bulan

September – Desember 1948. Peristiwa ini diawali dengan diproklamasikannya negara Soviet Republik Indonesia pada tanggal 18 September 1948 di Madiun oleh Muso, seorang tokoh Partai Komunis Indonesia dengan didukung pula oleh Menteri Pertahanan saat itu, Amir Sjarifuddin. Pada saat itu hingga era Orde Lama peristiwa ini dinamakan Peristiwa Madiun (Madiun Affairs), dan tidak pernah disebut sebagai pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI). Baru di era Orde Baru dibuat versi baru, lalu peristiwa ini mulai dinamakan pemberontakan PKI.

Masih ada kontroversi mengenai peristiwa ini. Sejumlah pihak merasa tuduhan bahwa PKI yang mendalangi peristiwa ini sebetulnya adalah rekayasa pemerintah Orde Baru (dan sebagian pelaku Orde Lama). Ditambah lagi pemimpin orde baru soeharto yang pernah menjadi Komandan Wehrkreis III dengan pangkat Letkol pernah ikut dalam suatu kelompok kiri, yaitu Kelompok Diskusi Patuk, yang diprakarsai oleh Dayno, yang tinggal di Patuk, Yogyakarta. Dimana yang ikut dalam kelompok diskusi seperti D.N. Aidit, Syam Kamaruzzaman, dll.

Memang di tahun-tahun 1948 selain kondisi politik dan kemanan Negara yang belum stabil akibat invasi kerajaan belanda dari tanggal 21 juli 1947, lalu banyaknya kekecewaan dari beberapa kalangan atas beberapa diplomasi yang dianggap merugikan republic membuat sjahrir sebagai perdana menteri pertama lalu penggantinya amir syarifudin harus mundur dari jabatannya dan akhirnya hatta naik menjadi perdana mentri baru. Namun hal tersebut tak lantas membuat kondisi keamanan dan politik menjadi stabil justru kondisi kemanan dan politik dalam negeri malah menjadi kacau.

Lalu pada tanggal 18 september 1948 negara republic soviet Indonesia disirian di madiun (versi orde baru) dan Pemerintahan "rakyat" komunis, dibentuk pada 19 September 1948 oleh Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI), Partai Komunis Indonesia (PKI), Partai Buruh (PB), Partai Sosialis (PS), Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo), Letkol Sumantri (Wakil Komandan Teritorial), Isdarto (Wakil Residen), dan Wali Kota Purbo.

Page 6: Pemberontakan PKI di Madiun

Akibatnya pada 19 September 1948, Presiden Soekarno dalam pidato yang disiarkan melalui radio menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia, untuk memilih: Musso-Amir Syarifuddin atau Soekarno-Hatta. Maka pecahlah konflik bersenjata, yang pada waktu itu disebut sebagai Madiun Affairs (Peristiwa Madiun), dan di zaman Orde Baru terutama di buku-buku pelajaran sejarah kemudian dinyatakan sebagaipemberontakan PKI Madiun.

Kekuatan pasukan pendukung Musso digempur dari dua arah: Dari barat oleh pasukan Divisi II di bawah pimpinan Kolonel Gatot Subroto, yang diangkat menjadi Gubernur Militer Wilayah II (Semarang-Surakarta) tanggal 15 September 1948, serta pasukan dari Divisi Siliwangi, sedangkan dari timur diserang oleh pasukan dari Divisi I, di bawah pimpinan Kolonel Sungkono, yang diangkat menjadi Gubernur Militer Jawa Timur, tanggal 19 September 1948, serta pasukan Mobiele Brigade Besar (MBB) Jawa Timur, di bawah pimpinan M.Yasin.

Panglima Besar Sudirman menyampaikan kepada pemerintah, bahwa TNI dapat menumpas pasukan-pasukan pendukung Musso dalam waktu 2 minggu. Memang benar, kekuatan inti pasukan-pasukan pendukung Musso dapat dihancurkan dalam waktu singkat.

Tanggal 30 September 1948, kota Madiun dapat dikuasai seluruhnya. Pasukan Republik yang datang dari arah timur dan pasukan yang datang dari arah barat, bertemu di Hotel Merdeka di Madiun. Namun pimpinan kelompok kiri beserta beberapa pasukan pendukung mereka, lolos dan melarikan diri ke beberapa arah, sehingga tidak dapat segera ditangkap. dan pada akhir bulan November 1948 seluruh pimpinan dan pasukan pendukung Musso tewas atau dapat ditangkap. Sebelas pimpinan kelompok kiri, termasuk Mr. Amir Syarifuddin Harahap, mantan Perdana Menteri RI, dieksekusi pada 20 Desember 1948, atas perintah Kol. Gatot Subroto. Selain korban dari klangan militer, juga banyak korban dari tokoh masyarakat dan agama dan yang paling banyak dari rakyat sipil bahkan salah satu tokoh besar yang turut berjasa bagi Indonesia turut menjadi korban yaitu Tan malaka.

Page 7: Pemberontakan PKI di Madiun

FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA PEMBERONTAKAN

Pemberontakan PKI terjadi akibat persetujuan perjanjian Renville, sehingga kabinet Amir Syarifuddin jatuh karena dianggap terlalu menguntungkan

Belanda. Perjanjian Renville dianggap tidak menjamin secara tegas kedudukan dan kelangsungan hidup Republik Indonesia. Hasil perjanjian Renville membuat posisi indonesia bertambah sulit. Dengan disetujuinya perjanjian Renville maka wilayah Republik Indonesia semakin berkurang dan semakin sempit, ditambah

lagi dengan blokade ekonomi yang dilakukan oleh Belanda. Oleh karena itu pada tanggal 23 Januari 1948 Amir Syarifuddin menyerahkan mandatnya kepada

presiden Republik Indonesia. Presiden kemudian menunujuk Moh. Hatta suntuk menyusun kabinet. Hatta menyusun kabinet tanpa campur tangan golongan

sayap kiri atau sosialis.

Page 8: Pemberontakan PKI di Madiun

TUJUAN PEMBERONTAKAN

Untuk merebut pimpinan atas negara Republik Indonesia dari tangan kaum nasionalis

Page 9: Pemberontakan PKI di Madiun

AKHIR DARI PEMBERONTAKAN

Banyak diantara pasukan pemberontak yang ingin melarikan diri, tetapi rakyat selalu siap menangkap mereka. Banyak mayat pemberontak diketemukan

karena sakit, atau kelaparan. akhirnya Amir menyerahkan diri beserta pasukannya pada tanggal 29 Nopember, saat mereka menyeberangi Sungai Lusi

menuju ke desa Klambu, antara Klampok dan Bringin (7 Km dari Purwodadi). Pasukan TNI mengadakan taktik menggiring ke titik buntu yang mematikan. Taktik ini ternyata berhasil, karena pasukan pemberontak terjepit di daerah

rawa-rawa. Mereka dikepung oleh kesatuan-kesatuan TNI, akhirnya Amir menyerahkan diri beserta pasukannya.

Page 10: Pemberontakan PKI di Madiun

KESIMPULANPerebutan kekuasaan di Madiun telah dimulai Pada tanggal 18 September 1948.

PKI menduduki tempat-tempat penting di kota Madiun, seperti Kantor Pos, Gedung Bank, Kantor Telepon, dan Kantor Polisi Dalam gerakan ini kesatuan PKI

telah melakukan pembunuhan terhadap dua orang pegawai pemerintah dan menangkap empat orang militer. Pemberontakan PKI yang terjadi di Madiun mendorong Pemerintah Republik Indonesia untuk melakukan tindak tegas

dengan memerintahkan Markas Besar Angkatan Perang segera menetapkan dan mengangkat Kolonel Sungkono Panglima Divisi VI Jawa Timur sebagai Panglima Pertahanan Jawa Timur yang mendapat tugas menggerakan pasukan dari arah timur. Serta divisi yang lain dengan wilayah penumpasannya masing masing.

Cara ini berhasil membuat pihak PKI menyerahkan diri dan menyatakan kekalahannya.