7
PEMBEBASAN IRIAN BARAT

Pembebasan irian barat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pembebasan irian barat

PEMBEBASAN IRIAN BARAT

Page 2: Pembebasan irian barat

Menurut keputusan KMB, masalah Irian Barat ditunda penyelesaiannya. Tapi bertahun-tahun kemudian Belanda tidak mau merundingkannya dan malah membentuk Negara Papua.

Page 3: Pembebasan irian barat

Trikora dan Komando Mandala 19 Desember 1961, Presiden Soekarno

mengumumkan Tri Komando Rakyat atau disingkat Trikora.

Soekarno juga membentuk Komando Mandala pada 11 Januari 1962. Mayor Jenderal Soeharto diangkat sebagai panglima. Tugas komando ini adalah merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan Irian Barat dengan Indonesia.

Page 4: Pembebasan irian barat

Penyerangan Sebelum komando Mandala bertindak

menggerakkan kesatuan-kesatuan, ternyata telah terjadi insiden bersenjata, yang dikenal dengan Pertempuran Laut Aru pada tanggal 15 Januari 1962.

Pada bulan Februari 1962, Komando Mandala mulai menggerakkan kesatuan-kesatuan laut dan udara ke daratan Irian. Tidak lama kemudian pasukan Indonesia berhasil merebut Teminabuan.

Page 5: Pembebasan irian barat

Usulan Bunker Bunker, seorang diplomat Amerika Serikat,

mengusulkan rencana penyelesaian secara damai mengenai sengketa Irian Barat.

Usul-usul Bunker itu berisi:- Belanda menyerahkan Irian Barat kepada

Indonesia melalui sebuah Badan PBB, UNTEA.

- Pemberian hak bagi rakyat Irian Barat untuk menentukan pendapat tentang kedudukan Irian Barat.

Page 6: Pembebasan irian barat

15 Agustus 1962 ditandatangani persetujuan antara Indonesia dan Belanda di New York. Isinya adalah: "Selama satu tahun Irian akan diurus oleh pemerintahan sementara, UNTEA".

Tanggal 1 Oktober 1962 secara resmi Belanda menyerahkan Irian Barat kepada UNTEA.

Pada tanggal 1 Mei 1963 PBB menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia.

Page 7: Pembebasan irian barat

Nama Irian Barat selanjutnya diganti dengan nama Irian Jaya. Tahun 1969 dilangsungkan Penentuan Pendapat Rakyat Irian Jaya (Pepera). Hasilnya, ternyata rakyat Irian Jaya tetap ingin bergabung dengan Republik Indonesia.