10
NAMA ANGGOTA : 1. AMIN MUHAMMAD (03) 2. AMREYZA RAHMAN AL-BIHAR (04) 3. DEVANA SHOFI YUDATAMA (08) 4. FAHRIZAL BAGAS BUDI PAMUNGKAS (11) 5. FAIZ NAUFAL NAJIB (13) 6. FARHAN LUQMANUL HAKIM (14) PRESENTASI PPKn (Pasal 28 ayat 3 )

Pasal 28 Ayat 3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pasal 28 Ayat 3

NAMA ANGGOTA :1. AMIN MUHAMMAD (03)2. AMREYZA RAHMAN AL-BIHAR (04)3. DEVANA SHOFI YUDATAMA (08)4. FAHRIZAL BAGAS BUDI

PAMUNGKAS (11)5. FAIZ NAUFAL NAJIB (13)6. FARHAN LUQMANUL HAKIM (14)

PRESENTASI PPKn(Pasal 28 ayat 3 )

Page 2: Pasal 28 Ayat 3

PASAL 28 AYAT 3

Undang Undang Pasal 28 Ayat 3 tentang Hak Asasi Kemanusiaan :

setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia

setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya

Page 3: Pasal 28 Ayat 3

CONTOH PENERAPAN PASAL 28 AYAT 3 DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

1. Pemberian bimbingan belajar kepada anak-anak kurang mampu didaerah terpencil

2. Pemberian beasiswa kepada pelajar/ mahasiswa yang berprestasi dan kurang mampu demi mencapai hak pendidikannya.

3. Pelajar/mahasiswa menggali berbagai informasi melalui internet.

Page 4: Pasal 28 Ayat 3

CONTOH PELANGGARAN PASAL 28 AYAT 3

1. Penanganan Anak-Anak Jalanan Yang Tidak Manusiawi

Banyak yang menilai bahwa penanganan anak-anak yang berkeliaran di jalanan adalah suatu hal yang dilematis. Setiap daerah di Indonesia mempunyai peraturan dan kebijakan yang hampir seragam tentang penanganan kaum papa yang beredar di jalanan setiap harinya. Tetapi mari ambil contoh dengan penanganan anak-anak jalanan di negara lain.

Di Brazil, jutaan anak menjalani hidupnya di jalanan. Mereka mencari uang untuk bertahan hidup, atau untuk mengejar mimpi mereka menjadi pe sepakbola terkenal di dunia. Seperti yang kita tahu, banyak dari pemain sepakbola terkenal asal Brazil, seperti Ronaldinho atau Romario, berasal dari keluarga yang tidak mampu, keduanya mengawali mimpi menjadi pe sepakbola terkenal dari jalanan, dengan bermain bola di jalan-jalan kumuh di Brazil. Tetapi bagaimana dengan anak-anak Brazil lainnya, ternyata banyak dari mereka yang bahkan menjadi kriminal. Dengan imbalan 100-200USD, anak-anak Rio de Janeiro atau Sao Paulo, bisa dengan mudah menjadi pembunuh bayaran atau bahkan menjadi kurir narkoba.

Page 5: Pasal 28 Ayat 3

Menanggapi menjamurnya anak-anak jalanan di Brazil, pemerintah kota setempat ternyata menjalankan kebijakan yang mengerikan. Mereka merespon keresahan masyarakat atas kehadiran anak-anak jalanan dengan jalan pintas : anak-anak itu ditembaki dan dibunuh secara massal– pada malam hari,. ketika mereka tertidur di taman-taman kota atau di emperan-emperan toko.Bagaimana dengan di Indonesia?. Ternyata banyak dari pemerintah daerah di Indonesia menjalankan jalan pintas dan cara-cara tidak manusiawi dalam menanggulangi problem urbanisasi termasuk problem anak-anak jalanan. Baru-baru ini aparat Polisi Pamongpraja Kotamadya Serang menciduk dan menangkap anak-anak jalanan dan para gelandangan di malam hari, kemudian orang-orang yang malang itu diangkut dengan kendaraan dan dibuang di wilayah Kabupaten Pandeglang. Siapa sangka, tindakan biadab seperti itu bisa dilakukan oleh aparat pemerintah di sebuah negara yang berazaskan Pancasila.

Page 6: Pasal 28 Ayat 3

Seperti yang terjadi pada anak-anak jalanan yang beredar di jalan Padjajaran Bogor, Rabu (23/7) siang lalu, ratusan anak terjaring razia yang dilakukan oleh Satpol PP Bogor. Apa yang dialami oleh anak-anak jalanan di Bogor tersebut sangat kontas dengan anak-anak yang berada di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), pada saat yang sama, anak-anak di TMII bernyanyi, menari, baca puisi, dan berdialog dengan Presiden SBY.

Ternyata seperti itulah solusi pemerintah untuk mengurangi jumlah anak-anak jalanan di Indonesia. Pemerintah ternyata lebih menyukai untuk melakukan tindakan represif dibanding menyediakan mereka sarana dan media yang lebih bermanfaat bagi mereka.

Page 7: Pasal 28 Ayat 3

2. Cegah Anak Jalanan Dengan Beasiswa

Negara kita mempunyai masalah pendidikan yang serius. Mahalnya biaya pendidikan menyebabkan akses pendidikan yang tidak merata, bahkan semakin memperbesar angka putus sekolah. Kebijakan program sekolah gratis pun memberikan kenyataan yang berbeda, adanya pungutan−pungutan biaya masih sering terjadi di sekolah.

Fenomena yang masih hangat untuk dibicarakan saat ini adalah permasalahan anak jalanan. Tak lagi asing bagi kita, ketika melihat anak−anak usia sekolah berkeliaran di jalan−jalan atau perempatan lampu merah, menjadi penjual koran, pemulung atau bahkan menjadi peminta−minta. Kebutuhan yang mendesak memaksa mereka untuk menjadi anak jalanan.

Page 8: Pasal 28 Ayat 3

Mencoba memberikan alternatif solusi, PKPU D.I Yogyakarta sebagai lembaga kemanusiaan nasional memfokuskan pemberdayaan masyarakat dengan program pendidikan. Program pendidikan tersebut dilakukan dalam bentuk program Beasiswa Muda Cendikia kepada anak−anak yang tergolong kaum dhuafa baik yatim piatu atau tidak, mulai dari kalangan SD, SMP hingga SMA/SMK.

Minggu (24/1/2010), PKPU D.I Yogyakarta meyelenggarakan program pelatihan dan pendampingan anak asuh Muda Cendikia. Bertempat di Aula Kantor Pos Besar Yogyakarta, sebanyak 70 anak asuh Muda Cendikia mendapatkan pendampingan dan pelatihan secara menyeluruh.

Bersama tentor dari Bimbingan Belajar Jogja Math Solution dan pendamping dari Prima Cendikia. Anak asuh Muda Cendikia mendapatkan pendampingan keagamaan, akademis serta pelatihan skillbahasa inggris.

Page 9: Pasal 28 Ayat 3

Menurut Muthori, Ketua Divisi Pendayagunaan PKPU D.I Yogyakarta, Program Beasiswa Muda Cendikia adalah program beasiswa berbasis komunitas meliputi beasiswa pendidikan, pendampingan dan pembinaan keislaman rutin mingguan, bimbingan Alquran, bahasa Inggris, outbond activity dan pelatihan life skill. “Harapan kami selain mendapat beasiswa, anak asuh Muda Cendikia memiliki motivasi dan pemahaman agar mereka terus bersekolah dan tidak menjadi anak jalanan,” lanjut Muthori.

Saat ini penerima beasiswa PKPU D.I Yogyakarta sebanyak 464 anak. Beasiswa yang diberikan mencakup sekitar wilayah Gunung Kidul, Bantul, Kulon Progo, Sleman dan Kota Yogyakarta. Dana beasiswa tersebut merupakan sumbangan para donator, dermawan yang peduli terhadap pendidikan bagi para dhuafa. Semoga dengan ini mengurangi anak jalanan yang ada. (Ramdhan Fahrony/PKPU Yogyakarta)

Page 10: Pasal 28 Ayat 3

TERIMA KASIH ATAS

PERHATIANNYA