Upload
dadang-djokokaryanto
View
3.348
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
1
Disusun Oleh:
DADANG DJOKO KARYANTO P3A116008
PROGRAM DOKTORAL KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI
2016
SOSIOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU MURNI DAN
TERAPAN
PAPER MATA KULIAH SOSIOLOGI PENDIDIKAN
DOSEN PENGAMPU:
1. Prof. Dr. Mujiyono Wiryotinoyo, M.Pd
2. Prof. Dr. H. Rahmat Murbojono, M.Pd
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sosiologi pendidikan adalah sebagai suatu kajian yang mempelajari
hubungan antara masyarakat, yang didalamnya terjadi interaksi dengan pendidikan.
Telah lama terjadi perdebatan para sosiolog, yaitu apakah sosiologi merupakan ilmu
murni atau ilmu terapan. Ketika awal perkembangan sosiologi, Auguste Comte,
sebagai bapak sosiologi, telah membahas sosiologi ke arah reformasi sosial, yaitu
usaha membangun kembali masyarakat sebagaimana yang diharapkan.
Pemikiran Comte ini tidak dilanjutkkan oleh para peletak dasar teori
sosiologi lainnya seperti Emile Durkheim dan Max Weber. Kedua tokoh yang
disebut belakangan ini mengembangkan bermacam pemikiran sosiologi yang
mengarah pada pengembangan ilmu murni. Pemikiran seperti ini begitu berkembang
dalam sosiologi, sehingga Robert Bierssedt dalam The Social Order: An
Introduction to sociology, menulis bahwa sosiologi bersama ilmu hukum, geologi,
sejarah, ilmu politik, ilmu ekonomi dikelompokkan ke dalam ilmu murni. Adapun
politik, manajemen dan akuntansi dimasukkan ke dalam kelompok ilmu terapan.
Perdebatan para sosiolog tersebut secara gamblang ditulis oleh Henslin
(2007:11) sebagai berikut:
“Kontradiksi nyata antara dua tujuan ini – menganalisis masyarakat versus upaya
mereformasinya – menciptakan suatu ketegangan dalam sosiologi yang sampai
sekaran masih ada. Beberapa sosiolog percaya bahwa peran mereka pantas ialah
untuk menganalisis segi masyarakat dan menerbitkan temuan mereka dalam jurnal
sosiologi.Sosiologi lain bertanggung jawab untuk memanfaatkan keahlian mereka
untuk berupaya menjadikan masyarakat sebagai suatu tempat yang lebih baik untuk
hidup dan membawa keadilan bagi orang miskin”
1.2. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan sosiologi murni ?
2. Apa yang dimaksud dengan sosiologi terapan ?
3. Apakah sosiologi pendidikan dipandang sebagai sosiologi murni, terapan atau
masuk kedua bentuk sosiologi ini ?
3
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana posisi
sosiologi pendidikan dalam kaitannya dengan percabangan sosiologi antara ilmu
murni dan ilmu terapan.
1.4. Batasan Penulisan
Masalah dalam kajian pendidikan adalah kompleks. Tidak bisa dipahami dan
dipecahkan dengan dan dari hanya satu sudut pandang atau disiplin. Karena kajian
tersebut sangatlah luas maka dari itu makalah ini membatasi masalah dengan
membahas hanya dua kajian sosiologi pendidikan sebagai ilmu murni (pure science)
dan sebagai ilmu terapan(applied science).
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sosiologi Murni
Ilmu Murni adalah ilmu yang membahas atau mendalami ilmu itu sendiri.
Dalam pendidikan ilmu murni akan tampak dari adanya usaha untuk membahas
teori-teori pendidikan secara dalam.Ilmu Pengetahuan Murni berfokus kepada teori
yang ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru.
Ilmu Pengetahuan Murni berfokus kepada teori yang ditujukan untuk
menemukan pengetahuan baru. Misalnya, penelitian mata manusia.
Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I. Mendefinisikan bahwa sosiologi sebagai ilmu
murni (pure science) maksudnya ialah; ilmu yang dipergunakan penelitiannya hanya
untuk kepentingan ilmu itu sendiri, tidak dimaksudkan untuk kepentingan sehari-
hari, contoh: ilmu Kimia, Matematika, Ilmu Pasti dan lain sebagainya.
Menurut Henslin bahwa sosiologi murni ditujukan pada sesama sosiolog
sebagai khalayak sasarannya dan produk yang dihasilkan berupa pengetahuan.
2.2. Sosiologi Terapan
Ilmu terapan adalah usaha-usaha menerapkan dalam kegiatan proses
kehidupan (sebagai alat yang memudahkan kehidupan).
Ilmu Pengetahuan Terapan menempatkan teori-teori ke dalam praktek dengan
tujuan mencari solusi dari sebuah masalah. Contohnya ketika diketahui bahwa mata
dapat bermasalah, para ilmuwan berhasil menemukan kacamata. Melalui Ilmu
Pengetahuan Terapan ini kita mendapatkan berbagai produk dan layanan baru, tetapi
perkembangan ini berawal mula dari kemajuan dalam Ilmu Pengetahuan Murni.
Sosiologi sebagai ilmu praktis (applied science), ialah ilmu yang mempunyai
tujuan mengaplikasikan rumus-rumus, hukum-hukum dan kaidah-kaidah dalam
kehidupan sehari-hari, contoh: ilmu pelayaran, kelautan, teknik, kedokteran, biologi,
alam dan lain sebagainya.
Sosiologi terapan diarahkan pada klien yang terdiri dari berbagai macam
jenisnya mulai dari perorangan sampai kelompok (perusahaan, komunitas dan
pemerintah) dan produk yang dihasilkan berupa perubahan.
5
2.3. Sosiologi Pendidikan Dalam Kaitannya dengan Percabangan Sosiologi antara
Ilmu Murni dan Terapan
Dalam kegiatan proses pendidikan menggunakan bantuan teori dan
pendidikan dalam mengatasi masalah-masalah anak didik tidak terkecuali
pendidikan memerlukan bantuan ilmu murni lain seperti, psikologi, matematika,
biologi, untuk membantu proses pendidikanJadi, dapat dikatakan bahwa ilmu
pendidikan tidak dapat berdiri sendiri, tetapi memerlukan ilmu lain, seperti:
kedokteran, psikologi, sosiologi dan lain-lain.
Ilmu pengetahuan murni (BASIC SCIENCE: Fisika, Matematika, Kimia, dan
Biologi) dan teknologi/terapan merupakan dua hal yang saling berhubungan satu
sama lain. Teknologi tidak akan bisa berkembang tanpa adanya ilmu pengetahuan
murni, dan sebaliknya ilmu pengetahuan membutuhkan teknologi untuk
menyediakan fasilitas dan peralatan penelitian yang akurat. Sebagai contoh, mesin
uap tidak akan ditemukan tanpa adanya penelitian di bidang ilmu pengetahuan
fisika. Di lain pihak, keberhasilan pembuatan mesin uap ini mendorong penelitian
lebih lanjut dalam bidang ilmu murni yang berkaitan dengan teori panas dan
termodinamika.
Contoh Lainnya: penelitian di bidang mekanika kwantum yang sangat
berpengaruh terhadap struktur suatu atom .Studi mengenai hubungan antara elektron
dan atom tersebut merupakan dasar bagi industri elektronika pada saat ini. Setelah
diketahui bahwa struktur molekul sangat ditentukan oleh sifat mekanika kwantum
dari atom dan molekulnya, maka prinsip dasar dari logam, kristal dan material
sejenis dengan mudah dapat dijelaskan. Kemajuan di bidang fisika dan mekanika
kwantum ini mendorong timbulnya industri kimia untuk mengembangkan jenis
material baru dan mendorong kepada penemuan transistor, semikonduktor dan IC
yang merupakan awal dari industri komputer pada saat ini.
6
Untuk memahami perpedaan antara sosiologi murni dan terapan ditinjau dari
khalayak dan produknya secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut:
Sosiologi Murni Sosiologi Terapan
Khalayak Sesama sosiolog Klien
Produk Pengetahuan Perubahan
Sosiologi terapan tidak sama dengan reformasi sosial, tetapi lebih merupakan
penerapan sosiologi pada suatu situasi yang khas, bukan suatu upaya untuk membangun
kembali masyarakat.
Untuk membedakan antara sosiologi murni dan terapan, Henslin membuat suatu
tipologi dikotomi yang terdiri dari dua kutub berseberangan, yaitu sosiologi murni di satu
kutub dan terapan di kutub yang lain. Tipologi dikotomi ini tedapat berbagai kegiatan
sosiolog yang terbentang antara kedua kutub ini, yaitu kontruksi teori di kutub sosiologi
terapan dan sosiologi klinis pada kutub sosiologi terapan. Diantara kegiatan tersebut
terdapat berbagai kegiatan lainnya yang dilakukan oleh para sosiolog antara lain:
penelitian terhadap dasar kehidupan, bagaimana kelompok mempengaruhi manusia, jalan
tengah kritik terhadap masyarakat dan kebijakan sosial, analisis masalah khusus, evaluasi
keefektifin kebijakan dan program, menawarkan penyelesaian masalah, serta mengusulkan
cara untuk memperbaiki kebijakan dan program.
Untuk memudahkan pemahaman, berikut disajikan gambar yang menjelaskan
pelbagai kegiatan sosiolog yang dapat dikategorikan kedalam titik pada garis kontinum
dari kutub yang berseberangan, yaitu sosiologi murni dan terapan.
1 2 3 4 5 6 Tipologi Beragam Kegiatan Sosiolog Dalam Dikotomi Sosiologi Murni – Sosiologi Terapan
Catatan:
1 = konstrusi teori, menguji hipotesis
2 = penelitian terhadap dasar kehidupan, bagaimana kelompok mempengaruhi manusia
3 = jalan tengah kritik terhadap masyarakat dan kebijakan sosial
4 = analisis masalah khusus evaluasi keefektifitasan kebijakan dan proogram
5 = menawarkan penyelesaian masalah, mengusulkan cara untuk memperbaiki kebijakan dan
program.
6 = menerapkan penyelesaian masalah (sosiologi klinis)
7
Para sosiolog memahami kenyataan adanya perbedaan antara sosiologi murni dan
terapan. Untuk menemukan pemahaman ini dapat ditelusuri kata para sosiolog yang
menulis buku “pengantar sosiologi”. Dari yang mereka tulis dapat direkam tentang
pekerjaan yang digeluti oleh sarjana sosiologi. Horton dan Hunt dalam bukunya
“Sosiologi” (1987) mengemukakan bahwa peran yang dapat dimainkan oleh para sosiolog
atau profesi yang dapat dipilih oleh sosiologi. Yaitu sebagai ahli riset, konsultan
kebijakan, teknisi, guru/pendidik dan kegiatan sosial. Dengan cara berbeda namun esensi
dari pemikiran yang sama dengan Horton Hunt, Henslin (2007) dalam bukunya “Sosiologi
dengan Pendekatan Membumi” mengemukakan beberapa pekerjaan yang dilakoni oleh
para ahli sosiologi antara lain sebagai pengajar, konselor di berbagai bidang (seperti anak-
anak atau penularan penyakit), peneliti pemasaran atau kesehatan masyarakat), konsultan
dan pekerja sosial.
Dari penjelasan tentang berbagai bidang pekerjaan yang dapat atau dapat dimasuki
oleh para ahli sosiologi tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa para sosiolog tidak begitu
mempermasalahkan apakah sosiologi sebagai ilmu murni, terapan atau kedua-duanya.
Seorang sosiolog yang bekerja sebagai dosen pada sustu perguruan tinggi, dalam
kenyataannya juga melakukan penelitian, ddiminta pandangannya untuk memecahkan
suatu masalah yang ada dalam masyarakat atau diminta pemikirannya oleh media massa
tentang jalan keluar dari erbagai persoalan yang sedang dihadapi oleh negara atau
masyarakat. Kenyataan ini menunjukkan bahwa sosiolog dapat saja memasuki kedua
ranah sosiologi ini, yaitu sebagai ilmu murni dan terapan. Hal ini tergantung pada
kapasitas, keahlian dan kompetensi dari seorang sosiolog di bidang sosiologi.
Seorang guru biasanya memiliki kecenderungan untuk membantu murid
memecahkan masalah yang sedang dihadapi di satu sisi, serta ilmu pendidikan dan
kependidikan yang dipelajari menuntunnya untuk memahami tidak hanya sesuatu yang
bersifat apa adanya (das Sein), tetapi juga sesuatu yang seharusnya ada (das Sollen), di sisi
lain. Dari sisi das Sollen, seorang mahasiswa tergerak ide dan pemikirannya untuk
menemukan jalan atau solusi sehingga pa yang menjadi das Sollen ini tercapai.
Dari kenyataan tersebut di atas, harus dibuka peluang bagi semua pilihan yang ada,
yaitu sosiologi pendidikan dilihat sebagai ilmu murni karena dalam materinya
memberikan kontribusi bagi kompetensi, keahlian dan kemampuan dalam memahami
fenomena pendidikan dan kependidikan berdasarkan teori sosiologi pendidikan.
Kemampuan teoriis ini membuat mahasiswa mampu melakukan penelitian tentang
fenomena pendidikan dan kependidikan serta mengkritik fenomena dan kebijakannya.
8
Kemampuan seperti ini menunjukkan pada bidang kegiatan sosiologi pendidikan sebagai
ilmu murni.
Dalam bukunya Dr. Ali Maksum, M.Ag., M.Si. Sosiologi pendidikan membahas
konsep-konsep antara lain, mencakup: (1) masyarakat; (2) institusi sosial; (3) peran; (4)
norma; (5) interaksi sosial; (6) konflik sosial; (8) permasalahan sosial; (9) penyimpangan;
(10) globalisasi dan (11) kelompok. Masalah-masalah tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Membahas tentang konsep dasar sosiologi pendidikan.
Dalam kategori ini dibahas hal-hal sebagai berikut:
a. Pengertian Sosiologi Pendidikan
b. Tujuan Mempelajari Sosiologi Pendidikan
c. Obyek Sosiologi Pendidikan
d. Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan
e. Pentingnya Mempelajari Sosiologi Pendidikan
f. Bidang Penelitian Sosiologi Pendidikan
2. Membahas tentang sejarah perkembangan sosiologi pendidikan.
Sebagai sebuah ilmu yang berdiri sendiri, sosiologi pendidikan tentu mempunyai
sejarah dan tokoh-tokoh yang terlibat membidangi lahirnya sosiologi pendidikan.
Karena itu, bab ini membahas tentang:
a. Sejarah dan Tokoh Sosiologi Pendidikan.
b. Paradigma Sosiologi Pendidikan
3. Hubungan pendidikan dan masyarakat.
Pembahasan bab ini meliputi:
a. Individu dan masyarakat
b. Pendidikan dan lingkungan sosial
c. Fungsi sekolah bagi masyarakat
d. Pendidikan dan Pembaharuan masyarakat
4. Guru merupakan faktor pening dalam interaksi di sekolah dan di masyarakat.
Terkait dengan persoalan guru, dibahas antara lain:
a. Peran guru di sekolah
b. Peran guru di masyarakat
c. Guru sebagai profesi
5. Hubungan sekolah, sosialisasi anak dan pembentukan kepribadian.
Dalam kategori ini meliputi pembahasan:
a. Pengertan sekolah
9
b. Sosialisasi anak
c. Pembentukan kepribadian
d. Sekolah dan screening moral
6. Stratifikasi sosial merupakan fakta yang masih terdapat di masyarakat.
Pembahasan dalam masalah ini meliputi:
a. Pengertian stratifikasi sosial
b. Sebab-sebab terjadinya stratifikasi sosial
c. Pendidikan dan stratifikasi sosial
7. Pendidikan terkait erat dengan terjadinya mobilitas sosial.
Masuk dalam pembahasan ini adalah:
a. Mobilitas sosial
b. Pendidkan dan mobilitas sosial
c. Tingkat sekolah dan mobilitas sosial
8. Mobilitas dan perilaku.
Bagian ini membahas:
a. Konsep dasar moral
b. Penyimpangan perilaku
c. Penyimpangan perilaku pelajar
d. Sekolah dalam pembentukan karakter moral
9. Perubahan sosial dan kaitannya dengan pendidikan.
Analisis pada bagian ini meliputi:
a. Konsep dasar perubahan sosial
b. Teori-teori perubahan sosial
c. Pendidikan dan perubahan sosial
10. Kesadaran tentang gender terkait erat dengan tingkat pendidikan dalam
masyarakat.Masuk dalam pembahasan ini masalah-masalah:
a. Konsep dasar gender
b. Konsep perbedaan jennis kelamin dan gender
c. Pendidikan dan kesetaraan gender
11. Hubungan politik dan pendidikan menjadi persoalan menarik dalam sosiologi
pendidikan.
Pembahasan dalam persoalan ini meliputi:
a. Demokrasi
b. Korupsi
10
c. HAM
d. Civil society
e. Pendidikan dalam kontek demokrasi, korupsi, HAM dan civil society
12. Fenomena globalisasi sangat berpengaruh terhadap dunia pendidikan.
Pada bagian ini dibahas:
a. Pengertian globalisasi
b. Sektor-sektor globalisasi
c. Pendidikan dan globalisasi
13. Fenomena multikulturalisme merupakan tantangan bagi dunia pendidikan.
Pembahasan bagian ini meliputi:
a. Pengertian multikulturalisme
b. Membangun masyarakat inklusif dan toleran
c. Pendidikan dan multikulturalisme
Kaitannya antara sosiologi pendidikan dengan sosiologi, ilmu pendidikan dan
kelompok ilmu sosial dapat terlihat jelas dalam gambar di bawah ini:
Sosiologi
Pendidikan
Ilmu
Pendidikan Sosiologi
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sosiologi sebagai ilmu murni (pure science) maksudnya ialah; ilmu yang
dipergunakan penelitiannya hanya untuk kepentingan ilmu itu sendiri, tidak
dimaksudkan untuk kepentingan sehari-hari.
Sosiologi sebagai ilmu praktis (applied science), ialah ilmu yang mempunyai
tujuan mengaplikasikan rumus-rumus, hukum-hukum dan kaidah-kaidah dalam
kehidupan sehari-hari.
Kemampuan teoritis yang dimiliki oleh seseorang dapat memberikan dan
mengasah kemampuan atau kompetensi dalam evaluasi keefektifan kebijakan dan
program, menawarkan penyelesaian masalah, serta mengusulkan cara untuk
memperbaiki kebijakan dan program yang berkaitan dengan pendidikan dan
kependidikan. Oleh sebab itu sosiologi pendidikan juga dapat diarahkan sebagai ilmu
terapan. Demikian pula, tidak tertutup kemungkinan, seseorang mampu menjadikan
sosiologi pendidikan sebagai ilmu murni dan terapan sekaligus.
12
DAFTAR RUJUKAN
Chaeruman, U.A. (2010). Memahami konsep transdisiplinaritas dan pendidikan
transdisiplin. Makalah S3Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta.
Tersedia http://www.teknologipendidikan.net/wpcontent
/uploads/2010/12/Uwes_memahami_konsep transdisiplinaritas_dan pendidikan
transdisiplin.pdf.
Damsar. (2011). Pengantar sosiologi pendidikan. Jakarta: Prenadamedia.
Hidayat, R. (2014). Sosiologi pendidikan Emile Durkheim. Jakarta: RajaGrafindo.