70
Wireless COMMUNICATION 802.11 2011 Rudi Hartono, S.Si & Agus Purnomo, S.Si D3 TI FMIPA UNS

Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

Wireless COMMUNICATION 802.11   

   

 

2011 

Rudi Hartono, S.Si & Agus Purnomo, S.Si D3 TI FMIPA UNS 

 

Page 2: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

BAB I

IMPLEMENTASI TOPOLOGI POINT TO MULTI POINT DENGAN LINKSYS

WRT54G PADA JARINGAN WLAN

A. TUJUAN

1. Mahasiswa paham topologi komunikasi wireless point to multipoint

2. Mahasiswa dapat mengimplementasikan jaringan point to multipoint pada jaringan

WLAN dengan linksys wrt54g

B. KEBUTUHAN ALAT

1. Linksys wrt54g

2. Personal computer

3. Kabel utp cat5e

4. Rj45

5. Tang Cramping

6. Alat pendukung dalan installasi jaringan wireless

C. TINJAUAN TEORI

Linksys adalah sebuah merk dagang keluaran cisco untuk perangkat wireless

dengan standarisasi IEEE 802.11b/g. Pada seri WRT54G ini memiliki 2 mode operasi

yaitu mode AP Router dan client Router. Artinya disamping sebagai penghubung

antar perangkat jaringan ( layer1 dan 2) juga sekaligus sebagai router (layer3).

Linksys ini cocok untuk membangun jaringan lan dengan cakupan jarak tidak

lebih dari radius 200m (LOS) karena hanya memiliki daya pancar sekitar 65mW dan

gain antenna dalanya 4dBi. Berdasarkan mode yang dimiliki linksys maka topologi

wireless yang bisa diterapkan adalah point to multi point. Topologi point to multi

point adalah model topologi komunikasi wireless yang salah satu perangkat wireless

sebagai akses point yang dapat melayani beberapa station sekaligus. ( keterangan lebih

jelas silahkan baca tentang akses point)

D. KASUS PRAKTIKUM

Kita diminta untuk membuat jaringan wireless pada sebuah laboratorium

computer. Ada 3 ruang lab. Dimana lab1( utama) sebagai central network ( tempat

akses point). Lab 2 dan 3 harus terhubung dengan lab utama dan bisa terkoneksi

dengan internet. Namun lab utama tidak bisa terkoneksi dengan lab 2 dan 3. Maka

pada lab1 harus kita pasang router dengan konfigurasi NAT agar bisa terkoneksi

dengan internet. Sedangkan lab 2 dan 3 juga harus kita pasang router dengan

Page 3: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

konfigurasi NAT agar bisa berkomunikasi dengan lab1 dan terkoneksi dengan internet

namun lab1 tidak bisa berkomunikasi dengan lab2 dan 3. Karena Linksys mendukung

layer3 maka kita tidak memerlukan tambahan perangkat router. Topologi jaringan

wireless yang akan kita buat seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut.

E. PROSEDUR PERCOBAAN

a. Konfigurasi Linksys sebagai AP Router

1. Mempersiapkan AP Linksys

2. Menghubungkan AP Linksys ke PC untuk Di-remote dengan menggunakan kabel

UTP Cross.

3. Menyamakan class IP Address di PC dengan IP Address AP Linksys, dalam hal ini

IP Adrress Linksys 192.168.1.1 karena telah di reset manual AP-nya.

4. Me-remote AP Linksys dengan PC via Web Browser (misal : Internet Explorer)

dengan mengetikkan alamat IP Address AP Linksys yaitu 192.168.1.1.

5. Mengisi user name dan password untuk masuk ke AP Linksys yaitu defaultnya

adalah username : admin, password : admin.

Page 4: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

6. Melakukan konfigurasi pada AP Linksys agar dapat berfungsi Access Point dengan

fitur DHCP.

7. Melakukan konfigurasi IP Adrress untuk Internet

Page 5: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

8. Melakukan konfigurasi Nama AP dan Mode yang digunakan

9. Menyimpan hasil konfigurasi dan mengecek status.

Page 6: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

10. Menguji coba AP dengan cara menggunakan Laptop untuk mencoba konek ke AP

yang telah dikonfigurasi.

Page 7: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

11. Mengetes koneksi dengan cara ping ke gateway

Page 8: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

b. Konfigurasi Linksys sebagai client router

Pada tahap ini konfigurasi tidak berbeda jauh dengan konfigurasi Linksys sebagai ap router. Perbedaannya hanyalah modenya saja. Untuk memfungsikan Linksys sebagai client router pilih mode station.

c. Pemasangan perangkat seperti topologi

1. Pada Linksys yang diset mode AP, hubungkan port WAN ke koneksi internet. Dan Ethernet LAN ke computer dengan kabel UTP jika diperlukan.

2. Pada Linksys yang diset mode station,hubungkan interface wireless dengan AP-router karena pada mode ini interface wireless sebagai WAN. DAN hubungkan komputer lab 2 dan 3 ke port Ethernet LAN Linksys dengan kable UTP

Page 9: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

BAB II

IMPLEMENTASI TOPOLOGI POINT TO MULTI POINT DENGAN MIKROTIK

RB433 PADA JARINGAN WLAN

A. TUJUAN

1. Mahasiswa paham topologi komunikasi wireless point to multipoint

2. Mahasiswa dapat mengimplementasikan jaringan point to multipoint pada jaringan

WLAN dengan mikrotik RB433

B. KEBUTUHAN ALAT

1. Mikrotik RB433

2. Personal computer

3. Kabel utp cat5e

4. Rj45

5. Tang Cramping

6. Alat pendukung dalan installasi jaringan wireless

C. TINJAUAN TEORI

Network Address Translation atau yang lebih biasa disebut dengan NAT adalah suatu

metode untuk menghubungkan lebih dari satu komputer ke jaringan internet dengan

menggunakan satu alamat IP. Banyaknya penggunaan metode ini disebabkan karena

ketersediaan alamat IP yang terbatas, kebutuhan akan keamanan (security), dan

kemudahan serta fleksibilitas dalam administrasi jaringan.

D. KASUS PRAKTIKUM

Kita ditugaskan membuat jaringan wireless pada sebuah laboratoriuam dengan

topologi sebagai berikut:

Page 10: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

                  

Mikrotik Rb433 konfigurasi sebagai Access Point (AP) dan juga difungsikan sebagai

router untuk menghubungkan jaringan lab komputer dengan internet

E. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Mempersiapkan RouterBoard Mikrotik

2. Menghubungkan PoE ke sumber listrik, kabel UTP cross dari PoE Data In ke

Routerboard dan kabel UTP straight dari PoE Data Out ke NIC PC Komputer

3. Menjalankan program remote Routerboard yaitu Winbox

4. Me-remote Routerboard via Winbox dengan memilih mac address yang terlihat

pada winbox (karena Routerboard belum diberi IP address).

5. Mengisi user name dan password untuk masuk ke Routeboard yaitu defaultnya

adalah username : admin, password : kosong

6. Melakukan konfigurasi RouterBoard pada bagian interfaces wlan1 menjadi access

point (mode : AP bridge, band : 2,4 Ghz B/G, SSID dan RadioName :

Kelompok78, Frekuensi : 2437 MHz dan FrequencyMode : Manual TxPower).

Page 11: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

7. Melakukan Konfigurasi IP Address, Gateway dan DNS dari interfaces ether1

(IP Address interface ether1)

(Gateway dari interface ether1)

Page 12: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

(DNS dari interface ether1)

Page 13: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

8. elakukan penambahan rule NAT yang baru untuk interface ether1. M

Page 14: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

9. Melakukan konfigurasi IP Address untuk interfaces wlan1.

10. Melakukan test koneksi access point dengan laptop.

Page 15: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011
Page 16: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

BAB III

PLEMENTASI TOPOLOGI POINT TO MULTI POINT DENGAN MIKROTIK

RB433 PADA JARINGAN WMAN

TUJUAN

IM

A.

. Mahasiswa paham topologi komunikasi wireless point to multipoint

B.

1

2

3 e

5. Tang

6

C. TINJAU

juga dapat digunakan untuk menggabungkan dua buah media jaringan yang berbeda,

seperti halnya antara media kabel Unshielded Twisted-Pair (UTP) dengan kabel serat

optik atau dua buah arsitektur jaringan yang berbeda, seperti halnya antara Token Ring

dan Ethernet. Jembatan akan membuat sinyal yang ditransmisikan oleh pengirim tapi

1

2. Mahasiswa dapat mengimplementasikan jaringan point to multipoint pada jaringan

WMAN dengan mikrotik RB433

3. Mahasiswa mampu mengkonfigurasi mikrotik wireless RB433 sebagai AP bridge

4. Mahasiswa mampu mengkonfigurasi mikrotik wireless RB433 sebagai client

bridge

5. Mahasiswa mampu mengkonfigurasi mikrotik wireless Rb433 senagai client router

KEBUTUHAN ALAT

. Mikrotik RB433

. Personal computer

. Kabel utp cat5

4. Rj45

Cramping

. Alat pendukung dalan installasi jaringan wireless

AN TEORI

Network Address Translation atau yang lebih biasa disebut dengan NAT adalah suatu

metode untuk menghubungkan lebih dari satu komputer ke jaringan internet dengan

menggunakan satu alamat IP. Banyaknya penggunaan metode ini disebabkan karena

ketersediaan alamat IP yang terbatas, kebutuhan akan keamanan (security), dan

kemudahan serta fleksibilitas dalam administrasi jaringan.

Jembatan jaringan (bahasa Inggris: Network bridge) adalah sebuah komponen jaringan

yang digunakan untuk memperluas jaringan atau membuat sebuah segmen jaringan.

Jembatan jaringan beroperasi di dalam lapisan data-link pada model OSI. Jembatan

Page 17: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

tidak melakukan konversi terhadap protokol, sehingga agar dua segmen jaringan yang

dikoneksikan ke jembatan tersebut harus terdapat protokol jaringan yang sama (seperti

halnya TCP/IP)

D. KASUS PRAKTIKUM

Kita ditugaskan membangun sebuah jaringan wireless untuk menghubungkan 3

sektor yaitu sektor A,Bdan C dengan sektor pusat. Jarak antara ke 3 sektor dengan

sektor pusat berkisar antara 5-10km seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut.

Sektor pusat sebagai penghubung antara sektor A,BdanC dengan jaringan

internet. Mikrotik pada sektor pusat hanya difungsikan sebagai AP dan bridge jadi

hanya di operasikan layer1 dan 2. Kenapa tidak difungsikan sebagai router sekalian?

Karena jaringan yang akan di bangun membutuhkan kesetabilan yang tinggi, dengan

mengurangi fungsi dari mikrotik RB433 yang dipasang di sektor pusat (BTS) maka

beban yang harus di tanggung akan lebih ringan. Agar sinyal yang dipancarkan Oleh

BTS bisa menjangkau sampai ke sektor C dengan jarak 10Km, maka kita harus

memasangan antena omni dengan radius 360deajat dan gain 19dBi atau menggunakan

antenna sektoral 120 derajat 3 buah dengan gain masing-masing 19dBi. Selain itu kita

ga harus menggunakan wireless card (miniPCI) dengan power minimal 350mW. ju

Page 18: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

AP BRIDGE

ROUTER INTERNETUSER SEKTOR A

JARAK 5KM

BTS

SEKTOR C

GE

CLIENT BRIDGE

PC USER

JARAK 10KM

 

Pada sektor A dan C,wireless mikrotik RB433 di fungsikan sebagai client

bridge karena computer yang akan dihubungkan memiliki harus memiliki alamat yang

senetwork dengan jaringan di sektor pusat (BTS). Agar sinyal yang di kirimkan oleh

wireless sektor A dan C bisa menjangkau sektor pusat, maka kita harus memasang

wireless card (minipci) dengan power minimal 100mW dan dengan antena grid atau

disk gain 20dBi. Kenapa demikian? Karena dengan memakai antenna gird atau disk

area coverage lebis sempit jadi lebih focus maka kita tidak membutuhkan power yang

ar.

sebagai cient Router.

Karena computer yang berada di sektorB menginginkan menggunakan alamt Ip yang

beda network dengan network BTS. Dan juga menginginkan network pada sektor B

bisa melakukan komunikasi dengan network BTS maupun internet namun network

internet dan BTS tidak bisa berkomunikasi dengan network sektor B. untuk spesifikasi

perangkat pendukungnya sama dengan perangkat yang dipasang di sektor A dan C.

E. PROSEDUR PERCOBAAN

USER SEKTOR B

USER CLIENT ROUTER

JARAK 6KM

CLIENT BRID

PC USER

terlalu bes

     Pada sektor B, wireless mikrotik RB433 difungsikan

Page 19: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

a. INTALLASI SEKTOR PUSAT/BTS ( WIRELESS MIKROTIK RB433

SEBAGAI AP-BRIDGE)

1. Menyiapkan Router Board 411/433

a. 2. Menghidupkan router board dengan menghubungkan adapter ke Sumber serta

menghubungkan PoE ke sumber listrik, kabel UTP cross dari PoE Data In ke

board dan kabel UTP straight dari PoE Data Out ke NIC PC Ko uter

gan meng-klik “

Router mp

3. Mengaktifkan tool winbox v.3.10

4. Memasukkan mac address den “ dan mengcopykan mac

address yang ada ke dalam text area serta mengisikan “admin” (default) sebagai

langkah awal untuk login sebagai admin atau koneksi ke mikrotik router OS.

a. 5. Setelah berhasil, maka akan muncul tampilan seperti berikut

Page 20: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

a. 6. Melakukan konfigurasi pada interface wireless yang ada pada menu interface - tab

wireless , sesuai tampilan berikut, kemudian apply. (name : kelompok12, mode : ap

bridge dan band : 2,4 Ghz B/G).

a.

Page 21: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

7. Membuat interface baru sebagai bridge (Name : wlan-eth1, type : bridge)

Kemudian menentukan bridge port pada menu bridge – tab port dengan menekan

tanda

8.

, dan memilih ether1 sebagai interface dan “wlan-eth1” sebagai bridge,

kemudian apply.

a.

9. emudian menentukan bridge port pada menu bridge – tab port dengan menekan

nda

K

ta , dan memilih kelompok12 sebagai interface dan “wlan-eth1” sebagai

ridge, kemudian apply. b

Page 22: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

10. Interface list selesai, dengan tampilan sebagai berikut :

Setting IP secara manual

Pengujian Koneksi dengan melakukan Ping ke alamat http://www.google.com

ss

b. INTALLASI SEKTOR A DAN C ( WIRELESS MIKROTIK RB433

SEBAGAI CLIENT BRIDGE)

1. Mempersiapkan RouterBoard Mikrotik

Page 23: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

2. abel UTP cross dari PoE Data In ke

Routerboard dan kabel UTP straight dari PoE Data Out ke NIC PC Komputer

3. Menjalankan program remote Routerboard yaitu Winbox

4. Me-remote Routerboard via Winbox dengan memilih mac address yang terlihat

pada winbox (karena Routerboard belum diberi IP address).

5. Mengisi user name dan password untuk masuk ke Routeboard yaitu defaultnya

adalah username : admin, password : kosong

Menghubungkan PoE ke sumber listrik, k

6. Melakukan konfigurasi RouterBoard pada bagian interfaces wlan1 menjadi client

(mode : station dan band : 2,4 Ghz B/G).

7. Melakukan Konfigurasi Bridge antara Bridge dengan intefaces wlan1 dan Bridge

dengan ether1

Page 24: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

(Bridge : xxxxxx dengan interfaces ether1)

(Bridge : xxxxxx dengan interfaces wlan1)

8. Melakukan scanning terhadap access point yang akan diconnect-kan (SSID :

d3ilkom-wireless). Pilih connect jika telah diketemukan.

Page 25: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

9. Melakukan test koneksi dengan cara ping ke IP Address Access Point

Page 26: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

c. INTALLASI SEKTOR B ( WIRELESS MIKROTIK RB433 SEBAGAI

CLIENT ROUTER)

A. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Menyiapkan Router Board 433

2. Menghidupkan router board dengan menghubungkan adapter ke Sumber serta

menghubungkan PoE ke sumber listrik, kabel UTP cross dari PoE Data In ke

TP straight dari PoE Data Out ke NIC PC Komputer

3.

Routerboard dan kabel U

Mengaktifkan tool winbox v.3.10

4. Login ke mikrotik router OS.

5. Langkah awal, menscan interface wlan1 untuk mengetahui apakah wlan1 sudah

terkoneksi dengan AP server atau belum.

6. Setelah terkoneksi, melakukan konfigurasi client pada interface wlan1, meng-klik

2x wlan1 dan memposisikan tab ke mode wireless , kemudian apply. (name :

kelompok78, mode : station, band : 2,4 Ghz B/G, frek : 2422, dll).

Page 27: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

7. Membuat IP baru interface wlan1 dan ether1, pada menu IP-Address mengklik

pada , sesuai pada tampilan dibawah, kemudian apply

8. Kemudian membuat route, pada menu IP–Routes dengan menekan tanda ,

sesuai pada tampilan dibawah, kemudian apply.

Page 28: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

9. Membuat NAT, pada menu IP-Firewall-tab general dan tab Action, dengan

menekan , Chain : srcnat dan O.Interface : wlan1, apply.

10. Konfigurasi DNS, pada menu IP-DNS-tab setting, dengan perincian seperti

tampilan di bawah, kemudian apply.

11. Setelah proses konfigurasi selesai, maka langkah terakhir melakukan test koneksi

ke IP dan alamat web, sebagai contoh ping ke http://www.google.com , melalui

menu new terminal dan tool-ping

Page 29: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

B. PENJELASAN

1. Melakukan NAT jaringan lokal 10.10.10.1/24 pada ip gateway 192.168.3.1, maka kita

source network address translation mode (masquerading).

Fitu

ke 1

2. Pada jendela DNS Setting, pilihan “Allow remote request” merupakan pilihan yang

diperlukan saat kita menggunakan option “use peer-dns” pada DHCP client sehingga

kita dapat mengubah DNS address pada fitur menu DHCP server. Di dalm menu DNS

setting, dapat melakukan pengaturan paket UDP dan Chace.

3. Isi di bagian gateway dengan ip address default gatewaynya. Bagian destination di isi

0.0.0.0/0 yang berarti semua proses routing diarahkan ke ip gatewaynya

4. Firewall pada mikrotik digunakan sebagai filter paket dan menyediakan fungsi sekuriti

yang digunakan untuk mengaturaliran data dari dan ke mesin mikrotik. Untuk mem-

blok grup ip tertentu, terdapat fitur firewall yaitu “address list” dimana fitur (rules,

mangle, dan NAT) dapat menggunakanya untuk mengkonfirmasi paket-paket data.

menggunakan fitur mikrotik

r ini akan merubah paket-paket data ip dan port dari network address 10.10.10.1/24

92.168.3.1 untuk diteruskan (forward) ke jaringan internet luar.

Page 30: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

BAB IV

NTASI JARINGAN WIRELEIMPLEME SS DENGAN MODEL POINT TO POINT

1. si wireless point to point

ringan point to point dengan

6. Alat pendukung dalan installasi jaringan wireless

C. TINJAUN TEORI

D. KASUS PRAKTIKUM

Kita diminta menghubungkan jaringan antara 2 gedung dengan jarak udara kuranglebih 4km dengan media wireless seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut

A. TUJUAN

Mahasiswa paham topologi komunika

2. Mahasiswa dapat mengimplementasikan ja

mikrotik RB433

3. Mahasiswa mampu mengkonfigurasi mikrotik wireless RB433 sebagai bridge

B. KEBUTUHAN ALAT

1. Mikrotik RB433

2. Personal computer

3. Kabel utp cat5e

4. Rj45

5. Tang Cramping

GEDUNG A

GEDUNG B

WIRELESS MODE= BRIDGE

JARINGAN GEDUNG A

JARINGAN GEDUNG B

WIRELESS MODE= BRIDGE

Jarak 4km

 

Agar perangkat wireless dapat berkomunikasi point to point maka mode wireless yang kita gunakan adalah mode bridge di kedua sisi. Wireless mikrotik rb433 ini hanya digunakan sebagi penghunung saja jadi hanya di operasikan pada layer1 dan layer 2 saja. Untuk bisa menempuh jarah 4km maka kita bisa menggunakan

Page 31: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

wir id den

a. Sisi perangkat yang berada di Gedung A

1. Mempersiapkan RouterBoard Mikrotik

2. Menghubungkan PoE ke sumber listrik, kabel UTP cross dari PoE Data In ke

Routerboard dan kabel UTP straight dari PoE Data Out ke NIC PC Komputer

3. Menjalankan program remote Routerboard yaitu Winbox

4. Me-remote Routerboard via Winbox dengan memilih mac address yang terlihat

pada winbox (karena Routerboard belum diberi IP address).

5. Mengisi user name dan password untuk masuk ke Routeboard yaitu defaultnya

eless card (minipci) dengan daya minimal 100mwatt dan antenna disk atau grgan gain 24dbi

E. PROSEDUR KERJA

Untuk konfigurasinya sebagai berikut :

adalah username : admin, password : kosong

6. Masuk pada tab wireless klik dua kali pada interface wireless mikrotik

Page 32: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

Untuk konfigurasi diatas Mode : Bridge artinya adalah hanya satu client saya yang bisa konek pada mikrotik ini.

7. Apa bila settingan telah dilakukan klik OK dan settingan selanjutnya adalah pada wds

Wds dikonfigurasi dynamic.

8. Setting selanjutnya adalah setting IP Address pada mikrotik dan konfigurasi Bridge antara Interface wireless dengan Interface Lan (Untuk konfigurasi sama dengan yang diatas)

9. Untuk konfigurasi di sisi Gedung A telah selesai, tinggal konfigurasi pada sisi Gedung B

b. Sisi

ng B konfigurasinya ada dua jenis

- Konfigurasi Pertama

1. Mempersiapkan RouterBoard Mikrotik

2. Menghubungkan PoE ke sumber listrik, kabel UTP cross dari PoE Data

In ke Routerboard dan kabel UTP straight dari PoE Data Out ke NIC

PC Komputer

3. Menjalankan program remote Routerboard yaitu Winbox

4. Me-remote Routerboard via Winbox dengan memilih mac address yang

terlihat pada winbox (karena Routerboard belum diberi IP address).

5. Mengisi user name dan password untuk masuk ke Routeboard yaitu

perngkat yang berada di Gedung B

Untuk perangkat yang berada pada geduyaitu.

defaultnya adalah username : admin, password : kosong

Page 33: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

6. Masuk pada tab wireless klik dua kali pada interface wireless mikrotik

Untuk SSID dan FreqGedung A. Bila setting te

uency tergantung dengan yang di setting pada lah selesai klik OK

7. Setting konfigurasi wds pada client

8. Setting selanjutnya adalah setting IP Address pada mikrotik dan konfigurasi Bridge antara Interface wireless dengan Interface Lan (Untuk konfigurasi sama dengan yang diatas)

Page 34: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

9. Untuk langkah terakhir adalah ujicoba tes ping ke Gedung A

Bila ada Reply berarti koneksi poin to poinya berhasil

ri komputer yang berada di Gedung puter yang berada di Gedung B dan sebalaiknya. Bila sampai

10. Untuk tes selanjutnya adalah tes daA ke komlangkah ke 10 berhasil maka point to point yang dibangun telah berhasil.

- Konfigurasi Kedua

1. Untuk konfigurasi yang kedua prosess 1 - 10 yang berbeda pada konfigurasi pada langkah 6 yaitu sebagai berikut :

2. Untuk proses pengecekan sama seperti konfigurasi pertama

Page 35: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

BAB V

ETHERNET BONDING

TUJUAN

1. Mahasiswa paham akan konsep ethernet bonding

2. Mahasiswa dapat me

A.

mngkonfigurasi Ethernet bonding pada komunikasi

B.

6. Ala

C.

olehkan kita untuk membuat jalur

igabit traffic lalu lintas data ke dalam traffic area tertinggi di dalam network

ampuan switch yang

bisa melakukan transmisi dua arah pada setiap slave interfacenya.

b. Balance TLB : tipe ini bekerja dengan cara traffic diterima di slave interface

yang aktif dan paket ditransmisikan secara merata dalam slave interface dan

tidak membutuhkan switch dengan kemampuan bonding.

c. Balance ALB : Adaptive Load Balancing sesuai namanya paket

ditransmiskan dan diterima secara merata di setiap slave interfacenya.

Metode ini tidak membutuhkan switch dengan kemampuan bonding.

wireless

KEBUTUHAN ALAT

1. Mikrotik RB433 dengan 2 interface wireless (minipci)

2. Personal computer

3. Kabel utp cat5e

4. Rj45

5. Tang Cramping

t pendukung dalan installasi jaringan wireless

TINJUAN TEORI

Ethernet Bonding adalah sama dengan port trunking. Bonding membolehkan kita

untuk mengumpulkan banyak port ke single group. Kombinasi efektif bandwidth

ke dalam single koneksi. Bonding juga memb

multi-g

anda. sebagai contoh, anda dapat mengumpulkan tiga megabits port ke dalam

sebuah tiga-megabits trunk port. Ini sama artinya dengan punya satu interface

dengan kecepatan tiga megabit.

Beberapa mode Ethernet bonding

a. 802.3ad : Type ini membutuhkan switch dengan kem

Page 36: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

d. Round Robin : Paket ditransmisikan diantara slave interface, jenis ini

berfungsi untuk load balancing dan koreksi kesalahan dalam transmisi data.

e. Active Backup : Bonding pada tipe ini hanya mendukung satu ethernet yang

aktif dalam satu waktu, jika satu koneksi interface putus maka interface yang

lain akan mengambil alih fungsi dengan manjadi ethernet aktif. tipe ini

berfungsi untuk meminimalkan down time dan tidak memerlukan switch

dengan tipe khusus.

f. Balance XOR : Tipe bonding ini mendukung semua interface aktif dalam

satu waktu dan paket ditransmisikan dalam besaran yang seimbang diantara

interface ethernetnya. perbedaannya adalah fungsinya yang bisa sebagai

pembagi beban atau mengurangi down time.

g. Broadcast : Transmisi paket dilakukan di semua slave interface, berfungsi

i down time.

D.

ebesar 14mbps. Kita dimintak untuk memberikan solusi yang paling

asing-masing 2 wirelessc card (minipci) dengan

nya adalah sebagai berikut:

untuk mengurang

KASUS PRAKTIKUM

Kita mendapatkan project untuk membuat sebuah jalur backbone antara

gedung A dengan Gedung B dimana jarak udara anatara keduanya adalah kurang

lebih 4km. Kebutuhan bandwidth untuk koneksi antar LAN gedung A dan LAN

gedung B s

tepat dan efisien. Apa yang harus kita lakukan?

Solusi yang paling efisien adalah dengan menggunakan ethernet bonding. Jikalau

pake Fiber Optic mahal oii. Perlengkapan yang kita butuhkan hanyalah masing-

masing 2 radio wireless dengan m

asumsi link yang bisa dibangun point to point tiap wirelesscard tidak kurang dari

7mbps. Untuk rancangan topologi

Page 37: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

[admin@RouterGA] interface bonding add slaves=wlan1,wlan2 

[admin@RouterGB] interface bonding add slaves=wlan1,wlan2 

GEDUNG A

GEDUNG B

JARINGAN GEDUNG A

JARINGAN GEDUNG B

WIRELESS MODE= BRIDGE

WIRELESS WIRELESS GE

embangun jaringan wireless dengan model point to

b.

ana cara melakukannya

h jago menggunakan

c. ss dalam interface yang akan dijadikan

enslaves bonding.

d.

e.

f. Kemudian tambahkan ip address pada tiap interface bonding( ipnya bebas,

disesuaikan dengan ip network anda)

JARAK 4KM

MODE= BRIDGE MODE= BRID

WIRELESS MODE= BRIDGE

E. PROSEDUR KERJA

Untuk langkah konfigurasinya adalah sebagai berikut.

a. Anggap saja kita telah m

point seperti yang telah kita lakukan pada bab sebelumnya. Wlan1 gedungA

PTP dengan wlan1 gedung B dan walan2 gedung A PTP dengan wlan2 gedung

B.

Dalam konfigurasi kali ini kita menggunakan command line yaa? Biar lebih

ringkas maksudnya. Untuk masuk ke mode command line, anda bisa masuk

lewat telnet,ssh,atau terminal di winbox. Untuk bagaim

tidak saya sampaikan disini. Saya anggap anda suda

command line mikrotik.

Pastikan bahwa tidak ada ip addre

Kemudian Tambahkan bonding pada routerGA sebagai berikut:

Setelah itu tambahkan bonding pada router GB sebagai berikut:

Page 38: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

[admin@

[adm ess=172.26.0.2/24 interface=bonding1 

RouterGA] ip address add address=172.26.0.1/24 interface=bonding1 

in@RouterGB] ip address add addr

[adm  /pi 172.26.0.2 

172.26.0.2

172.26.0.2 64 b

in@RouterGA] interface bonding>

172.26.0.2 ping timeout 

 64 byte ping: ttl=64 time=2 ms 

yte ping: ttl=64 time=2 ms

[admin@RouterGA] interface bonding set 0 link‐monitoring=arp arp‐ip‐targets=172.26.0.2 

[admin@RouterGB] interface bonding set 0 link‐monitoring=arp arp‐ip‐targets=172.26.0.1 

ng maka kita test dari salah satu

routern

.

Link Monitoring

nk

dari bonding diatas gagal atau bermasalah, maka akan menjadikan

permasalahan pada jaringan, namun paket akan terus mengirimkan link yang

menyebabkan permasalahan pada jaringan sehingga keadaan ini dapat diketahui

lebih dini. Sampai saat ini link monitoring ada 2 macam yakni monitoring ARP

dan MII monitoring. Konfigurasinya sebagai berikut:

1. ARP (Address Resolution Protocol)Monitoring

ARP monitoring digunakan untuk mengetahui link yang berjalan secara real

time

Setelah monitoring selesai dikonfigurasi maka kita test dengan melepas salah

satu kabel, atau mendisable salah satu interface. Apakah yang akan terjadi?

2. MII(Media Independent Interface) Monitoring

MII monitoring ada 2 macam yakni:

• MII tipe 1

g. Setelah selesai konfigurasi Ethernet bondi

ya sebagai berikut:

h. Test besar bandwidth yang dihasilkan. Apakah penggabungan dari kedua

interface atau bukan. Untuk pengetesannya anda bisa melakukan proses

download dan aupload antar server GA dan GB, tetapi lebih mudahnya bisa kita

lakukan dengan tool test bandwidth yang dimiliki oleh mikrotik

i.

Link monitoring sangat penting untuk diaktifkan, karena apabila salah satu li

Page 39: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

[admin@RouterGA] interface bonding> set 0 link‐monitoring=mii‐type‐2 

terface bonding> set 0 link‐monitoring=mii‐type‐2 [admin@Router2] in

/interface bonding add mode=balance‐tlb slaves=wlan1,wlan2  primary=wlan1 

Tipe ini menentukan 2 terface, yakni interface atas dan bawah.

Na nterface akan selalu

dikenali sebagai interface atas.

MII tipe 2

nk manakah yang up dan menyala.

telah kita lakukan menggunakan mode basic bonding, sekarang

menceba mode bonding lainya (lihat di dasar teori). Lakukan percobaan

ntuk memahami karakteristik dari tiap mode bonding, dibuat

ikum kali ini.

urasi menggunakan mode bonding adalah sebagai berikut:

macam in

mun apabila interface tidak mendukung, maka i

Tipe ini menggunakan urutan pemanggilan terhadap interface, untuk

mengetahui li

Konfigurasi MII monitoring:

F. BONDING MODE

Kalo setingan yang

kita akan

minimal 4 mode u

catatan yang nantinya dituliskan dalam laporan prakt

Untuk contoh konfig

Page 40: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

BAB VI

KONFIGURASI KEAMANAN WIRELESS

TUJUAN

. Mahasiswa paham macam-macam keamanan yang bisa diterapkan pada

komunikasi wireless

A. 1

2.

B. 1.

2.

3.

4.

5.

6. Alat pendukung dalan installasi jaringan wireless

C. Keamanan yang bisa kita terapkan dalam komunikasi wireless LAN dengan

nakan Mikrotik OS adalah:

1. ah suatu identifikasi terhadap konfigurasi yang memungkinkan

dengan akses point yang tepat dan benar menggunakan

anya klien yang menggunakan SSID yang benar dapat

SSID bekerja sebagai suatu “single shared password”

Mahasiswa dapat mengkonfigurasi keamanan pada komunikasi wireless seperti

hidden SSID, MAC access list, WEP, WPA

KEBUTUHAN ALAT

Mikrotik RB433 dengan 2 interface wireless (minipci)

Personal computer

Kabel utp cat5e

Rj45

Tang Cramping

TINJAUN TEORI

standarisai IEE802.11 dengan menggu

Hidden SSID

SSID adal

klien berkomunikasi

konfigurasi tertentu. H

melakukan komunikasi.

antara akses point dengan klien. SSID di udara berupa teks membuat SSIDnya

dapat di-capture melalui monitoring jalur jaringan.

Dengan menyembunyikan SSID yang di broadcast ke udara mak di

maksudkan SSID tidak terbaca melalui jalur monitoring jaringan. Tetapi Hal ini

bukan teknik yang handal untuk mengawankan jaringan wireless kita, karena

dengan beberapa tool sperti kismet (kisMAC), ssid_jack (airjack), aircrack, dsb,

orang bisa membuka SSID yang di Hidden

2. Mac address list

Page 41: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

Hampir setiap wireless access point maupun router difasilitasi dengan keamanan

MAC Filtering. Hal ini sebenarnya tidak banyak membantu dalam mengamankan

udah dispoofing atau bahkan

atau beragam tools spt network

nakan untuk

spoofing atau mengganti MAC address.

(yang biasanya

digunakan oleh warnet-warnet) yang hanya menggunakan proteksi MAC Filtering.

endapatkan informasi tersebut, kita dapat terhubung

ngan mengubah MAC sesuai dengan client tadi. Pada jaringan

3.

ption

• 40 bit enkripsi

idak ada lagi data penting yang bisa lewat dengan

man. Semua data yang telah dienkripsi sekalipun akan bisa dipecahkan oleh para

komunikasi wireless, karena MAC address sangat m

dirubah. Tools ifconfig pada OS Linux/Unix

utilitis, regedit, smac, machange pada OS windows dengan mudah digu

Masih sering ditemukan wifi di perkantoran dan bahkan ISP

Dengan menggunakan aplikasi wardriving seperti kismet/kisMAC atau aircrack

tools, dapat diperoleh informasi MAC address tiap client yang sedang terhubung ke

sebuah Access Point. Setelah m

ke Access point de

wireless, duplikasi MAC address tidak mengakibatkan konflik. Hanya

membutuhkan IP yang berbeda dengan client yang tadi.

Berikut merupakan daftar MAC address client yang terhubung ke sebuah access

point dengan menggunakan tools kismet.

WEP (Wire Equivalent Privacy)

WEP dapat dikonfigurasi

sebagai berikut :

• no enkri

• 128 bit enkripsi

meskipun kekuatan 2 kunci enkripsi (40 bit dan 128 bit) merupakan hal yang pokok

namun enkripsi menggunakan 128 bit lebih efektif jika dibandingkan dengan 40

bit. Teknologi Wired Equivalency Privacy atau WEP memang merupakan salah

satu standar enkripsi yang paling banyak digunakan. Namun, teknik enkripsi WEP

ini memiliki celah keamanan yang cukup mengganggu. Bisa dikatakan, celah

keamanan ini sangat berbahaya. T

a

penyusup. Kelemahan WEP antara lain :

Page 42: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

• Masalah kunci yang lemah, algoritma RC4 yang digunakan dapat

dipecahkan.

• WEP menggunakan kunci yang bersifat statis

• Masalah Initialization Vector (IV) WEP

• Masalah integritas pesan Cyclic Redundancy Check (CRC-32)

Aplikasi yang bisa digunakan untuk melakukan capture paket yaitu Airodump.

4.

5.

ntication, Authorization, dan Accounting) server.

alam hal ini server AAA yang digunakan dapat juga disebut sebagai server

aplikasi airodump yang sedang mengcapture paket pada WLAN.

Setelah data yang dicapture mencukupi, dilakukan proses cracking untuk

menemukan WEP key. Aplikasi yang bisa digunakan untuk melakukan menembus

enkripsi WEP yaitu Aircrack.

WPA dan WPA2

WPA merupakan teknologi keamanan sementara yang diciptakan untuk

menggantikan kunci WEP. Ada dua jenis yakni WPA personal (WPA-PSK), dan

WPA-RADIUS. Saat ini yang sudah dapat di crack adalah WPA-PSK, yakni

dengan metode brute force attack secara offline. Brute force dengan menggunakan

mencoba-coba banyak kata dari suatu kamus. Serangan ini akan berhasil jika

passphrase yang digunakan wireless tersebut memang terdapat pada kamus kata

yang digunakan si hacker. Untuk mencegah adanya serangan terhadap keamanan

wireless menggunakan WPA-PSK, gunakanlah passphrase yang cukup panjang

(satu kalimat).

RADIUS (Remote Authentication Dial In User Service)

RADIUS (Remote Authentication Dial-In User Service), adalah suatu metode

standar (protokol) yang mengatur komunikasi antara NAS (Network Access

Server) dengan AAA (Authe

D

RADIUS, dan paket-paket data yang terlibat dalam komunikasi antara keduanya

disebut sebagai paket RADIUS.

Ketika NAS menerima permintaan koneksi dari user, NAS akan mengirimkan

informasi yang diperolehnya dari user ke server RADIUS. Berdasarkan informasi

tersebut, server RADIUS akan mencari dan mencocokkan informasi mengenai user

Page 43: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

tersebut pada databasenya, baik internal, eksternal, maupun server RADIUS lain.

Jika terdapat informasi yang cocok, server RADIUS akan mengizinkan user

tersebut untuk menggunakan jaringan. Jika tidak, maka user tersebut akan ditolak.

Berdasarkan informasi ini, NAS memutuskan apakah melanjutkan atau

memutuskan koneksi dengan user. Selanjutnya, NAS mengirimkan data ke server

RADIUS untuk mencatat semua kegiatan yang dilakukan user dalam jaringan.

Server RADIUS dan NAS berkomunikasi melalui paket-paket RADIUS. Paket-

aket RADIUS ini memiliki format sesuai dengan yang ditentukan oleh IETF

mengirimkan request dan

enerima response dari server RADIUS. Jika NAS tidak menerima response dari

st, NAS dapat mengirimkan kembali paket request secara

dan menyatakan bahwa server sedang

etiap paket memiliki fungsi tersendiri, apakah untuk

aut rtakan

nila g

pad igunakan.

Informasi detail mengenai format paket dan nilai-nilai dari masing-masing field

dalam paket RADIUS dapat dilihat pada RFC 2865 dan RFC 2866.

Fungsi authentication dilakukan melalui field-field pada paket access-request.

Fungsi authorization dilakukan melalui atribut-atribut pada paket access-accept.

Fungsi accounting dilakukan melalui atribut-atribut pada paket-paket accounting

(paket start, stop, on, off, dll).

Keamanan pada komunikasi antara NAS dengan server RADIUS dijamin dengan

digunakannya konsep shared secret. Shared secret merupakan rangkaian karakter

alfanumerik unik yang hanya diketahui oleh server RADIUS dan NAS, dan tidak

pernah dikirimkan ke jaringan. Shared secret ini digunakan untuk mengenkripsi

informasi-informasi kritis seperti user password. Enkripsi dilakukan dengan cara

melewatkan shared secret yang diikuti dengan request authenticator (field pada

p

melalui dokumen RFC 2865 mengenai RADIUS, dan RFC 2866 mengenai

RADIUS accounting. Paket-paket RADIUS dikirimkan oleh NAS dan server

RADIUS berdasarkan pola request/response : NAS

m

server atas suatu reque

periodik sampai dicapai suatu masa timeout tertentu, dimana NAS tidak lagi

mengirimkan request kepada server,

down/tidak aktif. S

hentication atau untuk accounting. Setiap paket RADIUS dapat menye

i-nilai tertentu yang disebut atribut (attributes). Atribut-atribut ini bergantun

a jenis paket (authentication atau accounting), dan jenis NAS yang d

Page 44: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

paket access request dari NAS yang menandakan bahwa paket tersebut merupakan

paket access request) pada algoritma MD5 satu arah, untuk membuat rangkaian

karakter sepanjang 16 oktet, yang kemudian di-XOR-kan dengan password yang

dimasukkan oleh user. Hasil dari operasi ini ditempatkan pada atribut User-

Password pada paket access request. Karena shared secret ini hanya diketahui oleh

NAS dan server RADIUS, dan tidak pernah dikirimkan ke jaringan, maka akan

sangat sulit untuk mengambil informasi user-password dari paket access request

tersebut.

NAS dan server RADIUS terhubung melalui jaringan TCP/IP. Protokol yang

digunakan adalah UDP (User Datagram Protocol), dan menggunakan port 1812

untuk authentication, dan port 1813 untuk accounting.

D. PROSEDUR KERJA

Syarat dari praktikum ini adalah praktikan telah berhasil melakukan konfigurasi

mikrotik wireless sebagai access point

1. HIDDEN SSID

Centang hide SSID seperti pada gambar berikut. Kemudian scan dengan

wireless card pada computer client. Kalau anda tidak menemukan SSID yang

n maka, kerja anda dalam tahap ini telah berhasil. anda konfigurasika

Page 45: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

2. Mac address list

1. Clik wireless

2. Tab access list

3. Add rule

4. Isi MAC Address dengan MAC address wireless card computer user yang

di perbolehkan berkomunikasi dengan Access Point

5. Isi interface dengan nama interface wireless yang anda gunakan sebagai

Access point di wireless mikrotik

6. Agar dapat mengidentifikasi pemilik MAC yang di masukkan dalam access

list, maka sangat penting kita isikan nama pemilik MAC pada menu

comment

7. Encek default authenticate pada konfigurasi wireless

Page 46: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011
Page 47: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

3. WEP (Wire Equivalent Privacy)

1. Clik wireless

2. Pilih security profiles

3. Buat nama security profiles sesuai dengan yang diinginkan

4. Pilih mode access: static keys required

5. Di tab static keys. Untuk meningkatkan keamanan pada key 0: pilih wep

dengan 104bit. Dan isikan keyworknya 26 karakter misalnya

12345678901234567890123456

6. Pada transmit key pilih key 0. Karena kita membuat key wep nya di key 0.

7. Pada konfigurasi interface wireless. Ubah security profile dengan nama

security profile yang talah di buat. Misalnya “WEP”

8. Cek default authenticate jika inginmenggunakan security WEP saja. Dan

jika juga menjalankan security MAC address list yang telah di buat maka

encek default authenticate

Page 48: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011
Page 49: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

9. WPA dan WPA2

1. Clik wireless

2. Pilih security profiles

3. Tambahkan rule dengan clik tanda +

4. Buat nama security profiles sesuai dengan yang diinginkan

5. Pilih mode access: dynamic keys

6. Pilih authentication types WPA PSK dan WPA2 PSK

7. Unicast ciphers dan group ciphers pilih tki

8. Isikan keyword security dengan nama yang di inginkan misalnya

1234567890

9. Pada konfigurasi interface wireless. Ubah security profile dengan nama

security profile yang talah di buat. Misalnya “WPA”

10. Cek default authenticate jika inginmenggunakan security WPA saja.

Dan jika juga menjalankan security MAC address list yang telah di buat

maka encek default authenticate

Page 50: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011
Page 51: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

BAB VII

SETTING MIKROTIK SEBAGAI HOTSPOT

A. TUJUAN

1. Mahasiswa paham konsep jaringan hotspot

2. Mahasiswa dapat mengkonfigurasi hotspot dengan menggunakan wireless

mikrotik RB433

B. KEBUTUHAN ALAT

1 Mikrotik RB433 dengan 2 interface wireless (minipci)

2. Personal computer

4. Rj45

Kita diminta membuatkan hostpot pada sebuah kampus dan memiliki fasislitas

manajemen user yang melingkupi user dan password untuk akses, quota banwidth

yang diberikan,lamanya akses jaringan hotspot dsb. Topologi yang ingin diterapkan

adalah sebagai berikut.

.

3. Kabel utp cat5e

5. Tang Cramping

6. Alat pendukung dalan installasi jaringan wireless

C. KASUS PRAKTIKUM

Page 52: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

AP + ROUTER+ USER MANAGEMEN

INTERNET

USER

USER

USER

D. PROSEDUR PERCOBAAN

1) Masukkan kabel bertipe c oard).

ross dari data Out ke RB (RouterB

2) Masukkan kabel bertipe stright dari data In ke PC.

3) Tunggu sampai ada bunyi “bip” pertama menandakan RB mulai booting. Bunyi

“bip” kedua menandakan Router Board (RB) siap digunakan.

4) Buka Winbox, pilih connect to MAC Address Gantilah dari winbox kita

Gambar 1. Login ke Winbox

5) Bila ada dua jaringan internet yang menyala, maka matikan salah satunya (LAN

atau Wireless). Dalam praktikum ini jaringan LAN yang digunakan.

Page 53: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

6) Langkah pertama setting wireless dengan cara klik Menu wireless akan muncul

jendela wireless tables.

Gambar 3. Memilih tab wireless

7) Pilih menu Interfaces > pilih wlan1 > klik dua kali, kemudian masuk ke tab

isa

apat

ncy mode diisi manual txpower, SSID

diisi nama kelompok (kelompok 3-4), W reless band diisi dengan 2.4 GHz-B/G.

Kemudian jangan lupa untuk mencentang Default Authentification. Apabila Default

Authentification tidak dicentang maka tidak bisa terkoneksi secara otomatis.

Frequency 2412 MHz , SSID dan radio name diisi dengan nama kelompok.

Setelah smua di isi klik Apply lalu Ok

wireless, pada mode kita ganti bridge yang berarti hanya ada satu client yg b

terkoneksi; berbeda dengan AP Bridge yg memungkinkan banyak klien d

terkoneksi. Kemudian pada isian freque

i

Page 54: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

Gambar 4. Mengisi tab wireless pada interface wlan1

8) Langkah berikutnya ialah memberi IP di Ethernet dan memberi IP di LAN-nya

Pertama-tama kita beri IP di LAN kita, Untuk eth1 diberi IP 192.168.3.220/24

Untuk wlan 1 diberi IP 192.168.3.220/24

Gambar 5. Memberi IP di ethernet1

Page 55: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

Untuk wlan 1 diberi IP 192.168.20.1/24

Gambar 6. Memberi IP pada wlan1

9) Langkah selanjutnya adalah mengisikan gateway dan DNS

Untuk menambahkan gateway,

Caranya masuk ke menu IP .> Routes > kemudian klik tanda tambah warna merah> isi gateway dengan192.168.3.1 klik Apply kemudian Ok.

. Gambar 7. Tampilan untuk menambahkan gateway

remote

requests

10) Untuk menambahkan DNS, Pilih menu IP > DNS > pada Settings Primary DNS

isikan dengan 222.124.162.132, jangan lupa untuk mencentang allow

Page 56: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

Gambar 8. Tampilan untuk menambahkan DNS

11) Selanjutnya ialah melakukan setting hotspot , caranya klik menu IP > Hotspot

masuk ke tab hotspot setup, posisikan di wlan, kemudian pilih next.

Gambar 9. Menentukan range IP yang diberikan pada user

Address Pool of Network ialah range IP yang diberikan kepada user. Selanjutnya pilih next .

12) Akan tampil hotspot SSL certificate pilih next

13) Selanjutnya akan tampil DNS, DNS ini sama dengan yang kita masukkan pada

langkah awal. Langsung pilih next. Kosongi DNS name, pilih next.

Page 57: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

14) Kemudian pada Create Local Hotspot User berikan username dan password untuk

melakukan autentifikasi pada user.

Gambar 10. Memberikan username dan password hotspot untuk authentifikasi admin

15) Setelah itu akan muncul konfirmasi bahwa kita telah sukses instalasi hotspot

Gambar 11. Setup sukses

Gambar 12. Tampilan setting hostspot yang telah dibuat

16) Langkah berikutnya ialah menambahkan DHCP Server, karena RB tidak

memberikan IP otomatis untuk mengakses internet.

Page 58: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

Caranya, pilih menu IP > DHCP SERVER > DHCP > DHCP SETUP > DHCP Server kemudian pada Interface pilih wlan1.

17) Pada client, login terlebih dahulu dengan ngetik IP MikroTik pada web browser,

kem

18 neksi

em

command prompt, atau buka web browser. Jika sudah

maka praktikum telah berhasil.

ar saat kita logout akan muncul form login lagi

pilih login > hilangkan tanda checklist

enu IP > Hotspot > Users, klik tanda + warna

3) ika user yang terkoneksi dengan hotspot kita akan melakukan koneksi ke internet

maka tampilan browser akan menampilkan form login seperti dibawah ini seperti

Hanya user yang telah terdaftar di mikrotik kita saja yang dapat mengakses internet name dan password terlebih dahulu.

me

udian akses winbox via client.

iliki bandwith).

ID yang terdeteksi. Cari SSID yang sesuai dengan RB yang telah kita

) Selanjutnya pada data in PoE diganti dengan kabel dari Lab yang terko

internet (m

19) Dari sisi Client buka view Network Place kemudian refresh kemudian muncul

beberapa SS

setting (dalam hal ini cari SSID yang bernama Mikrotik 2).

20) Lakukan ping melalui

terkoneksi dengan RB

21) Untuk mengaktifkan login ag

Pilih menu IP > HOTSPOT > PROFILES > pada cookies.

22) Untuk menambah user pilih m

merah.

2 J

berikut :

dengan memasukkan user

Page 59: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

M

A.

1. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam memahami jaringan WDS

mesh

2. Mahasiswa mampu membuat jaringan WDS mesh dengan mikrotik RB433

B. KEBUTUHAN ALAT

1. Mikrotik RB433

2. Personal computer

3. Kabel utp cat5e

4. Rj45

5. Tang Cramping

6. Alat pendukung dalan installasi jaringan wireless

C. TINJAUAN TEORI

ireless Distribution System (WDS) memungkinkan jaringan wireless

nakan beberapa access point tanpa harus memerlukan

tradisional.

tion Systemdibanding solusi

perti pada proses

nakan

MAC address pada hop berikutnya.

D. KASUS PRAKTIKUM

Kita dikasih tugas membuat sebuah jaringan hotspot dengan luas jangkauan sampai

1km. Jika kita pasang wireless akses point dengan power yang cukup besar untuk

menjangkau seluas 1km amatlah mudah, jika perangkat wireless yang dipakai user

di posisi jarak lebih dari 200m memiliki spesifikasi minimum misalnya usbwifi,

wifi card di labtop. Ipphone dll, maka tidak akan mampu berkomunikasi dengan

BAB VIII

EMPERLUAS JANGKAUN ACCESS POINT DENGAN WDS MESH

TUJUAN

W

dikembangkan menggu

backbone kabel jaringan untuk menghubungkan mereka, seperti cara

Keuntungan yang bisa kelihatan dari Wireless Distribu

lainnya adalah bahwa dengan Wireless Distribution System, header MAC address

dari paket traffic tidak berubah antar link access point. tidak se

encapsulation misalnya pada komunikasi antar router yang selalu menggu

Page 60: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

AP yang kita pasang. Maka dari itu kita harus membangun banyak AP dengan

jarak maksimum ke user 200m agar bisa mencapai luas jangkaun sampai 1km.

Bagaimana caranyan agar antar AP bisa saling berkomunikasi dan semua AP yang

kita bangun menggunakan SSID dan chanel frekuensi yang sama tanpa terjadi

interferensi anta AP? Solusinya adalah menerapkan teknologi WDS pada masing2

AP seperti yang ditunjuukan pada gambar berikut

AP BRIDGE wds mesh

User

User

User

User

ROUTERINTERNET

AP BRIDGE wds mesh

AP BRIDGE wds mesh

AP BRIDGE wds mesh

AP BRIDGE wds mesh

E. PROSEDUR KERJA

1. Masukkan kabel bertipe cross dari data Out ke RB (RouterBoard).

2. Masukkan kabel bertipe stright dari data In ke PC.

3. Tunggu sampai ada bunyi “bip” pertama menandakan RB mulai booting. Bunyi

“bip” kedua menandakan Router Board (RB) siap digunakan.

4. Buka Winbox, pilih connect to MAC Address Gantilah dari winbox kita

Page 61: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

Gambar 1. Login ke Winbox

5. Untuk konfigurasi setiap perangkat yang berada pada keempat tempat hampir sama yaitu :

Disini yang perlu diingat adalah pada mode : ap bridge dengan mode tersebut maka akan banyak client yang bisa conek ke perangkat tersebut. Dan yang perlu diingat adalah Frequency dan SSID

6. Settingan selanjutnya adalah setting wds pada perngkat anda

Page 62: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

7. Untuk perngkat yang berada pada sumber internet / sumber koneksi maka perlu

disetting ip addres dan setting bride antara interface wireless dengan interface LU a sebagai berikut :

2. Konfigurasinya untuk titik – titik yang lain adalah sebagai berikut :

AN. ntuk perangkat yang di tempat yang lain settinganya hampir sam

1. Langkah awal sama dengan yang berada diatas yaitu langkah 1 – 4.

Page 63: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

Yang perlu diperhatiakan adalah mode : ap bride, untuk frequency dan SSID harus sama dengan settingan pada perngkat yang berada pada pusat.

3. kat yang lain Settingan selanjutnya adalah wds pada perang

Page 64: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

4. Bila ada penambahan titik yang lain maka konfigurasinya sama dengan yang diatas.

Pengecekan perngkat yang telah disetting.

1. Bila konfigurasi telah dilakukan untuk mengetahuai apakah wds yang telah disetting sudah berfungsi sebagai berikut :

Bila pada perangkat yang berada pada sisi pusat dan sisi yang lain sudah muncul seperti diatas maka system wds yang dibuat telah terhubung

2. Untuk mencoba keseluruhan system kama konek dengan SSID tersebut dengan komputer client kemudian lakukan ping ke pusat perangkat atau ke internet. Lakukan proses tersebut dengan berjalan dari titik perngkat yang satu

Page 65: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

ke parangkat yang lain, bila koneksi tidak putus maka system wds yang telah

di bangun telah berhasil.

Page 66: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

BAB IX

HACKING SECURITY WIRELESS (WEP) DENGAN TOOL AIRCRACK-NG

A. TUJUAN

1. Mahasiswa paham bagaimana cara menembus keawaman WEP

2. Mahasiswa mampu menemunak keyword pada sebuah jaringan wireless yang

menggunakan menerapkan keamanan WEP

B. KEBUTUHAN ALAT

1. Tool aircrack-ng

2. Komputer dan wireless card dengan system operasi linux

3. AP dengan keamanan WEP sebagai target

C. PROSEDUR KERJA

Untuk Hacking sesi ini menggunakan OS linux ubuntu 9.10 dimana untuk

wirelesnya menggunakan chipset Atheros AR5007EG. Untuk melakukan hacking

wep key wifi pastikan beb buntu dan wireless anda

k

ess point yang ada dengan perintah sudo airodump-ng wlan0

erapa tool sudah terinstal pada u

dapat melakukan aktivitas monitoring. Berikut ini adalah langkah-langkah hacking

wireless :

Buka console kemudian ketikkan perintah sudo ifconfig. Perintah tersebut untu

mengetahui letak lokasi wireless lan, biasanya berada pada wlan0.

Jalankan perintah sudo airmon-ng start wlan0 untuk memulai monitoring.

Lakukan scanning acc

Page 67: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

Gambar : scanning access point

Pada gambar di atas terdapat beberapa access point aktif, ada yang bersifa

open (tanpa password security) ada

t

juga yang harus memasukkan password (WEP).

sid yang dilingkari warna merah adalah salah satu contoh yang terdapat security

WEP, dan access point tersebut yang akan menjadi target hacking. Dengan

menjalankan perintah di atas kita akan mendapatkan informasi MAC address

access point (bssid).

Setelah mendapatkan bssid target lakukan perintah

airodump-ng —-bssid 00:22:6B:47:5A:B3 -w

/home/hadeka/scan/puskom*.cap wlan0

perintah di atas artinya semua paket yang melewati access point

dengan MAC address 00:22:6B:47:5A:B3 akan disimpan pada direktory

/home/hadeka/scan dengan nama file puskom.cap

S

Page 68: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

Gambar : capture data.

Tunggu beberapa saat sam

api mendapatkan data yang cukup banyak(pada

lingkar merah). Jika dirasa cukup lakukan perintah selanjutnya. Banyaknya data

relatif tergantung traffic yang ada.

Page 69: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

Lakukan perintah berikut untuk melakukan crack terhadap file-file yang telah

tersimpan (deskrip

aircrack-ng -z /home/hadeka/scan/puskom*.cap -b 00:22:6B:47:5A:B3

si).

Gambar : hasil cracking.

Pada gambar di atas telah didapatkan password WEP pada access point

target, yaitu : 2717940004

Page 70: Modul Praktikum Wireless Communication 802.11 D3 TI FMIPA UNS 2011

BAB X

LINK ESTIMATOR ( POINTING )

A. TUJUAN

Memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam menentukan posisi, arah dan tinggi

sebuah perangkat wireless yang harus dipasang dalam pembuatan jaringan WMAN

B. KEBUTUHAN ALAT

1. Personal computer dan koneksi internet

2. Software google earth

3. Software Motorola Link Estimator

C. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Installasi Google Earth ( di gunakan untuk mengambil titik / koordinat lokasi )

2. Cari nama tempat ( kota / daerah ) ISP di google earth misalnya di dalam

praktikum ini uns sebagai ISPnya ( Solo )

3. Catat koordinat lokasi ISP tersebut : 7°33'31.87"S , 110°51'30.59"T

4. Cari nama tempat ( kota / daerah ) Client dimana lokasi berada misalnya dalam

praktikum ini rumah kita sebagai Clientnya ( Sragen ) : 7°28'17.93"S,

110°55'44.23"T

5. Catat koordinat titik tersebut berada.

6. Buka HUhttp://motorola.wirelessbroadbandsupport.com/support/ptp/pathprofile.phpU

7. Masukkan Data diatas dengan format : Koordinat Remote : 7:33:31.87S ,

110:51:30.59E, Koordinat Local : 7:28:17.93S, 110:55:44.23E

8. Ambil file .ptpdat dari email.

9. Load file tersebut dengan Motorola Link Estimator.