Upload
rahma-winasa
View
6.671
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Citation preview
1Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
be
rsa
ma
me
mb
angun
masyarakat pembelajar
JA
Y
AG I R I
Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal
BP-PNFI Regional II Jayagiri Bandung
2008
Panduan Instruktur Dalam Membelajarkan KecakapanGenerik Bagi Peserta Kursus Wirausaha
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup2
MODEL PEMBELAJARANPENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUPPanduan Instruktur Dalam Membelajarkan Kecakapan GenerikBagi Peserta Kursus Wirausaha
SUSUNAN TIM
Penanggung Jawab: H. Moch. Syamsuddin, S.Pd.
Ketua: Liesna Dyah Purantiningrum, S.T.
Sekretaris: Arie Ekadharma, S.Pd.
Anggota: Desy Juwitaningsih, S.Si.
PENULIS
Drs. Triono Adil, M.Pd.
Endang Sutisna, M.Pd.
Ujang Rahmat, S.S.
Edy Hardiyanto, S.Pd.
NARASUMBER
Ir. Supriyanto, M.Si.
DESAIN SAMPUL DAN TATA LETAK
Ujang Rahmat
KONTRIBUTOR:
UPTD BPKB Provinsi Bengkulu
UPTD BPKB Provinsi Lampung
UPTD SKB Kabupaten Sukabumi
UPTD SKB Kotamadya Jakarta Selatan
UPTD SKB Kabupaten Tangerang
UPTD SKB Kota Pangkalpinang
Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal
Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal
BP-PNFI Regional II Jayagiri
2008
3Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik i i ii
Kode Dok. : F-FUG-021
Revisi : 1
LEMBAR PENGESAHAN
Disetujui dan Disyahkan oleh Pakar
Pakar,
Ir. Supriyanto, M.Si.
NIP. 160 046 620
Mengetahui
Kepala P2-PNFI Regional I Jayagiri,
Ir. Harris Iskandar, Ph.D.
NIP. 131 573 169
5Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik i
ABSTRAK
Kecakapan personal dan kecakapan sosial adalah modal bagiseseorang untuk memulai atau mengembangkan kegiatankewirausahaan (entrepreneurship), artinya dengan mempunyaimotivasi yang tinggi dan kemampuan menjalin kerjasama denganorang lain dan lingkungan baik perorangan, lembaga atau pemerintahsebagai potensi sumber dapat digunakan untuk berwirausaha.Kemampuan wirausaha bukan suatu mitos turunan ataukeberuntungan, akan tetapi sebagai suatu ilmu yang dapat dipelajaridan ditekuni oleh semua orang. Oleh karena itu, peningkatankecakapan generik akan dapat membuka mata hati untuk berpikir danberperilaku dalam meningkatkan kualitas diri, sehingga mempunyaipandangan bahwa "kualitas kehidupan hari ini lebih baik daripadakemarin dan hari esok harus lebih baik daripada hari ini". Dengandemikian, kemampuan personal dan kemampuan sosial merupakandasar bagai peserta sebelum menerima kecakapan akademik maupunkecakapan vokasional. Oleh karena itu, pencarian kesadaran dirimerupakan kunci keberhasilan program pembelajaran PendidikanKecakapan Hidup.
Tujuan disusunnya "Model Pembelajaran Kecakapan Hidup,Panduan Instruktur Dalam Membelajarkan Kecakapan Generik BagiPeserta Kursus Wirausaha: 1) memberikan acuan bagi penyelenggaraprogram PKH, terutama instruktur dalam melaksanakan pembelajarankecakapan generik (personal dan sosial) secara terencana danmenyeluruh, dalam membentuk jiwa entrepeneur atau pekerjaprofesional dan 2) memberikan gambaran pembelajaran PendidikanKecakapan Hidup (PKH) sebagai salah satu program PNF, baik yangdilaksanakan oleh lembaga formal (SMK/ Poltek) maupun Nonformal(UPTD SKB).
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup, PanduanInstruktur Dalam Membelajarkan Kecakapan Generik Bagi PesertaKursus Wirausaha dikembangkan dengan menggunakan pendekatandescriptive analysis dengan metode studi eksplorasi dan uji penerapan(field testing) dengan sasaran utama pengguna model ini adalahinstruktur kursus wirausaha sebagai panduan dalam membelajarkankecakapan generik kepada peserta kursus wirausaha.
Penyelenggaraan PKH dengan menitikberatkan pada kecakapangenerik dapat memberi peluang kerja mandiri atau peluang kerja(usaha kecil) kepada warga belajar. Salah satu indikator keberhasilanpembelajaran PKH, optimalnya peran instruktur kursus wirausahadalam ‘membekali’ warga belajar dengan materi kesadaran diri,kerjasama, dan kepemimpinan. Dengan demikian, pembelajaran PKHakan menjadi sebuah implementasi untuk mencetak warga belajar yangmempunyai keterampilan dan kepiawaian dalam usaha mandiri danmenciptakan lapangan kerja.
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup6i v
KATA PENGANTAR
Syukur, pertama kali kami persembahkan kehadirat Allah SWT.Hari ini, Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup, PanduanInstruktur Dalam Membelajarkan Kecakapan Generik Bagi PesertaKursus Wirausaha telah berada di hadapan pembaca.
Saat ini, kita membutuhkan pola pendidikan yang mampumembekali peserta didik dengan kecakapan hidup secara integratifdan memadukan kecakapan generik dan spesifik. Mengapa? Sejatinya,pendidikan haruslah fungsional dan jelas manfaatnya bagi peserta didik,sehingga tidak sekedar merupakan penumpukan pengetahuan yangtidak bermakna.
Model ini mengedepankan formula proses pembelajaranpendidikan kecakapan hidup, khususnya pembelajaran kecakapangenerik yang dirancang secara matang dan komprehenship. Melaluiformula ini, diharapkan dapat menjadi alternatif solusi bagi instrukturprogram life skills dalam membentuk peserta yang cakap secara utuh,mereka tidak hanya memiliki keterampilan vokasi, melainkan puladidukung dengan kecakapan personal dan sosial.
Melalui pendekatan descriptive analysis dengan metode studieksplorasi dan uji penerapan (field testing), model ini merupakan hasildari proses kerjasama dan partisipasi antara tim pengembang danpakar, yaitu Ir. Supriyanto, M.Si., dan pihak lain, baik lembaga maupunperorangan sebagai pemangku kepentingan atau stakeholders dalamproses penguatan pengelola atau penyelenggara, khususnya di lokasifasilitasi model.
Alhamdulillah, kerjasama, partisipasi, dan segala bentuk kebaikanyang akhirnya tersusun model seperti yang Pembaca pegang saat ini.Oleh karena itu, kepada semua pihak yang telah turut serta, membantuterselesaikannya model ini, kami sampaikan penghargaan dan ucapanterima kasih.
Semoga karya bersama ini bermanfaat.
Jayagiri, Desember 2008
Tim Pengembang,
Drs. Triono Adil, M.Pd.
NIP 131 410 277
ii
7Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik v
SambutanKepala P2-PNFI Regional I Jayagiri
Di tengah-tengah upaya peningkatan mutu pendidikan, bangsaIndonesia masih dihadapkan pada permasalahan bahwa masihterdapat sebagian masyarakat yang kurang beruntung, baik dilihat darisegi sosial, ekonomi, maupun pendidikannya. Sebagai warga negaramereka memiliki hak yang sama dalam hal memperoleh pendidikandan harus diberi peluang yang sama pula untuk ikut dalampembangunan bangsa dan negara. Ini berarti pendidikan bagimasyarakat tidak beruntung itu harus pula menjadi perhatian.Berkenaan dengan subtema ini topik-topik yang dibahas adalah: (1)sistem penyelenggaraan pendidikan untuk daerah terpencil, (2)kepedulian terhadap pendidikan bagi masyarakat miskin, (3)pemanfaatan teknologi pendidikan yang relevan bagi daerah terpencil,(4) pendidikan inklusif (inclusive education), (5) pendidikan bagi anakkorban bencana.
Berbicara pendidikan adalah berbicara tentang keyakinan,pandangan dan cita-cita tentang hidup dan kehidupan umat manusiadari generasi ke generasi. Pendidikan tidak dapat dipahami secaraterbatas hanya “proses pengajaran” mentransfer pengetahuan,melainkan menanam nilai-nilai sikap dan tingkah laku (ahlak) sertamenumbuhkembangkan kecakapan hidup (life skills) manusia.
Pendidikan merupakan proses pendewasaan dan sekaligus‘memanusiakan’ manusia. Dengan pendidikan, manusia diharapkandapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan sempurna, sehinggaia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia sejati.
Pendidikan pada hakikatnya adalah kerja akal budi atas fitrah yangdibekalkan Tuhan kepadanya. Potensi yang diberikan oleh Tuhanmemang masih setengah jadi, sehingga butuh proses pendidikan agarpotensi tersebut berkembang maksimal. Dalam Islam, mengenyampendidikan dipandang sebagai kewajiban personal sepanjang hayatmanusia (life long education).
Kecakapan Diri merupakan kecakapan seseorang dalammemahami (kesadaran diri), mengatur dan memotivasi diri sendiri.Kecakapan Sosial atau kecakapan antar personal mencakup antaralain kecakapan berkomunikasi dengan empati dan kecakapanmembina hubungan/ bekerja sama. Empati merupakan sikap penuhpengertian terhadap orang lain, sehingga berkesan baik dan dapatmenumbuhkan hubungan yang harmonis. Kecakapan Akademikmeliputi kecakapan membaca, menulis, berhitung dan kecakapan lain
iii
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup8v i
yang umumnya dipelajari di sekolah. Kecakapan Bekerja adalahkecakapan yang berkaitan dengan keterampilan kerja. Keterampilankerja ini merupakan bekal yang selayaknya dimiliki seseorang agardapat hidup berguna dan mandiri secara ekonomi. Pada tulisan ini,penulis akan lebih fokus pada dua kecakapan hidup, yaitu KecakapanDiri (personal skill) dan Kecakapan Sosial (social skill).
Saya berikan apresiasi yang tinggi, atas hadirnya “ModelPembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup, Panduan Instruktur DalamMembelajarkan Kecakapan Generik Bagi Peserta Kursus Wirausaha”.Semoga karya bersama ini menjadi suatu acuan bermanfaat (terutamabagi instruktur) dalam kemajuan pendidikan dan masyarakat kita.
Jayagiri, Desember 2008
Kepala P2-PNFI Regional I Jayagiri,
Ir. Harris Iskandar, Ph.D.
NIP 131573169
iv
9Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
DAFTAR ISI
Pendahuluan
A. Latar Belakang .........................................................................
B. Tujuan Model ............................................................................
C. Pengguna .................................................................................
D. Penjelasan Istilah ......................................................................
Konsep dan Program Pendidikan Kecakapan Hidup
A. Konsep PKH .............................................................................
B. Program PKH Dalam PNF ........................................................
a. Tujuan Pendidikan Kecakapan Hidup ....................................
b. Manfaat Pendidikan Kecakapan Hidup .................................
c. Ciri-ciri Pendidikan Kecakapan Hidup ....................................
d. Jenis Pendidikan Kecakapan Hidup ....................................
Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup
A. Standar Kompetensi ................................................................
B. Rumusan Materi .......................................................................
C. Paket Pembelajaran .................................................................
Paket Sessi Pembelajaran
Kesadaran Diri ..............................................................................
Kerjasama .....................................................................................
Kepemimpinan ..............................................................................
Penutup ......................................................................................
Daftar Pustaka .......................................................................
2
4
4
5
10
17
18
18
19
20
34
68
93
Abstrak ..........................................................................................
Kata Pengantar .............................................................................
Sambutan Kepala P2-PNFI Regional I Jayagiri ..............................
Daftar Isi ........................................................................................
i
ii
iii
v
28
31
33
105
110
v
1Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
pendahuluan
Tokoh dan bapak pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara,pernah mengemukakan suatu ungkapan (dalam bahasa Jawa):Ngelmu tanpa laku kothong, laku tanpa ngelmu cupet, artinya Ilmutanpa keterampilan menerapkannya adalah kosong, sebaliknyaketerampilan nanpa ilmu (pendukungnya) adalah kerdil. Tidak biasditawar lagi, keterampian adalah predikat yang harus diraih olehseseorang instruktur kursus wirausaha. Profesi ini diyakini sebagaipenentu kualitas yang berhadapan langsung dengan peserta didik.
Kecakapan personal dan kecakapan sosial adalah modal bagiseseorang untuk memulai atau mengembangkan kegiatankewirausahaan (entrepreneurship) artinya dengan mempunyaimotivasi yang tinggi dan kemampuan menjalin kerjasama denganorang lain dan lingkungan baik perorangan, lembaga ataupemerintah sebagai potensi sumber dapat digunakan untukberwirausaha.
Kemampuan wirausaha bukan suatu mitos turunan ataukeberuntungan, akan tetapi sebagai suatu ilmu yang dapat dipelajaridan ditekuni oleh semua orang. Oleh karena itu, peningkatankecakapan generik akan dapat membuka mata hati untuk berfikirdan berperilaku meningkatkan kualitas diri sehingga mempunyaipandangan bahwa “kualitas kehidupan hari ini lebih baik daripadakemarin dan hari esok harus lebih baik daripada hari ini”
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup2
pendahuluan
Hakekatnya, pendidikan adalah memberikan peluang padapeserta didik untuk mengembangkan potensi, kepribadian, dankekuatannya. Ini tidak berarti hanya belajar untuk memperolehpengetahuan baru, tetapi juga mengembangkan hidupnyasemaksimal mungkin. Inilah yang disebut kecakapan hidup (lifeskills), termasuk kemampuan bawaan dan keterampilan praktis yangdiperlukan. Pentingnya penguasaan kecakapan hidup tersebutdiungkapkan dalam satu dari enam tujuan Kerangka KerjaPendidikan untuk Semua (EFA Framework for Action) yangdideklarasikan di Dakar, Senegal tahun 2000, dan Indonesiamenjadi salah satu negara yang menandatangani kesepakatantersebut.
Menindaklanjuti EFA Framework for Action, Indonesia (dalamhal ini Departemen Pendidikan Nasional) telah mengembangkansatu konsep pendidikan kecakapan hidup yang sangat menyeluruhpada tahun 2002. Beberapa program telah dikembangkan sebagaitindak lanjut dari kesepakatan tersebut, seperti pengembangan danpenerbitan Konsep Pendidikan Kecakapan Hidup (2002), IndikatorKeberhasilan Pendidikan Kecakapan Hidup (2003), dan panduan-panduan lain yang membahas pendidikan kecakapan hidup.
Sejak tahun 2002 Pendidikan Kecakapan Hidup telahdiimplementasikan di berbagai proyek. Akan tetapi, sekarang iniimplementasinya tidak terdengar seperti tahun-tahun sebelumnya.Kurangnya inovasi dalam implementasi pendidikan kecakapanhidup menjadi salah satu faktor, mengapa asupan kecakapan initetap penting diupayakan.
Fakta lain menunjukkan bahwa upaya peningkatan mutu yangselama ini dilakukan belum mampu memecahkan masalah dasarpendidikan di Indonesia. Di sisi lain, pendidikan yang bermutumerupakan syarat pokok untuk peningkatan mutu SDM dalammemasuki era kesejagatan. Sejarah menunjukkan negara yangmemperhatikan mutu pendidikan ternyata mengalamiperkembangan yang mengagumkan, seakan membuktikan bahwahasil pendidikan berupa sumber daya manusia yang bermutu,menjadi modal dasar yang sangat kokoh bagi perkembangan suatunegara. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkahpenyempurnaan yang mendasar, konsisten, dan sistematik.
Untuk maksud tersebut, pendidikan perlu dikembalikan kepadaprinsip dasarnya, yaitu sebagai upaya untuk memanusiakanmanusia (humanisasi). Dengan demikian, pendidikan harus dapat
A. Latar Belakang
3Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
pendahuluan
mengembangkan potensi dasar peserta didik agar beranimenghadapi problema yang dihadapi tanpa rasa tertekan,mampu dan senang meningkatkan fitrahnya sebagai khalifahdi muka bumi. Pendidikan juga diharapkan mampu mendorongpeserta didik untuk memelihara diri sendiri, sambilmeningkatkan hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa,masyarakat, dan lingkungannya.
Di samping itu, perlu dikembangkan kesadaran bersamabahwa: (1) komitmen peningkatan mutu pendidikanmerupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan mutusumber daya manusia, baik sebagai pribadi-pribadi maupunsebagai modal dasar pembangunan bangsa, merupakanlangkah strategis pembangunan nasional, sebagaimanadiamanatkan oleh pembukaan Undang-undang Dasar 1945,dan (2) pemerataan daya tampung pendidikan harus disertaipemerataan mutu pendidikan, sehingga mampu menjangkauseluruh masyarakat.
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa sangat diperlukan polapendidikan yang dengan sengaja dirancang untuk membekalipeserta didik dengan kecakapan hidup, yang secara integratifmemadukan kecakapan generik dan spesifik gunamemecahkan dan mengatasi problema kehidupan. Pendidikanharuslah fungsional dan jelas manfaatnya bagi peserta didik,sehingga tidak sekedar merupakan penumpukan pengetahuan
yang tidak bermakna.Hasil identifikasi terhadappenyelenggaraan programpendidikan kecakapanhidup (life skills) pada tiga
lokasi, yaitu program keterampilanmenjahit di Kabupaten Sukabumi,
keterampilan bengkel motor di KabupatenTangerang, dan keterampilan servishandphone di Kota Jakarta Selatanmenunjukkan bahwa pembelajaran ataupembekalan bagi peserta program lebih ba-nyak diorientasikan pada kecakapan vokasi-onal atau spesifik, sementara kecakapanpersonal dan sosial (kecakapan generik) tidak
menjadi prioritas. Kalaupun adasentuhan untuk pembelajaran
kecakapan generik tersebutsifatnya tidak dirancang
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup4
pendahuluan
Penyusunan Model Pembelajaran Pendidikan KecakapanHidup (PKH) dengan tujuan sebagai berikut.
B. TUJUAN MODEL
a. Memberikan acuan bagi penyelenggara program PKH, terutamainstruktur dalam melaksanakan pembelajaran kecakapangenerik (personal dan social) secara terencana dan menyeluruh,dalam membentuk jiwa entrepeneur atau pekerja profesional.
b. Memberikan gambaran pembelajaran Pendidikan KecakapanHidup (PKH) sebagai salah satu program PNF, baik yangdilaksanakan oleh lembaga formal (SMK/ Poltek) maupunNonformal (UPTD SKB).
Model pembelajaran PKH diharapkan dapat mempermudahunsur-unsur pelaksana program PKH dalam mengoptimalkanlayanan mereka terhadap peserta didik. Unsur-unsur tersebut antaralain:
1. Penyelenggara, dalam hal:
a. Melakukan pendampingan terhadap pelaksanaan tugasInstruktur
b. Melakukan pengendalian mutu program
c. Melakukan pengembangan kurikulum
C. PENGGUNA
sedemikian rupa. Padahal sebenarnya, seperti telah diuraikansebelumnya, kecakapan generik dan kecakapan spesifik merupakanmodal utama bagi peserta program untuk bisa menjadi pekerjaatau usahawan yang profesional.
Berdasarkan kondisi inilah, maka dipandang perlu disusunsebuah formula proses pembelajaran pendidikan kecakapan hidupkhususnya pembelajaran kecakapan generik yang dirancang secaramatang dan komprehenship. Formula ini diharapkan dapat menjadialternatif solusi bagi instruktur program life skills dalam membentukpeserta yang cakap secara utuh, mereka tidak hanya memilikiketerampilan vokasi, melainkan pula didukung dengan kecakapanpersonal dan sosial.
5Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
pendahuluan
Pembelajaran menurut DjudjuSudjana (2000:8) adalah setiap upayayang sistematik dan disengaja olehpendidik untuk menciptakan kondisi-
kondisi agar peserta didik melakukankegiatan belajar. Dalam kegiatan ini
terjadi interaksi edukatif antara dua pihak,yaitu peserta didik yang melakukan kegiatan
belajar dengan pendidik yang melakukankegiatan membelajarkan. Pembelajaran yangdimaksud dalam model ini adalah pembelajaranpendidikan kecakapan hidup terutama kecakapan
D. PENJELASAN ISTILAH
a. Model
Jib Fowles (1985:44) mengartikan model sebagai "amodel is a representation of a thing or process". Berangkatdari pengertian tersebut, model bermakna sebagai polayang mewakili suatu benda atau proses. Konsekuensinya,dalam penyusunan model dipersyaratkan harusmenghasilkan pola perilaku yang dapat diikuti dan dapatdigunakan sebagai contoh. Dengan demikian, diharapkanhasil yang diperoleh dalam pengembangan model dapat
diperoleh pula dalam kenyataannya padatingkat sasaran. Model yang dimaksudadalah pola pembelajaran pendidikan
kecakapan hidup dalam penyelenggaraan
b. Pembelajaran
2. Fasilitator/ Instruktur, dalam hal:
a. Melaksanakan pembelajaran kecakapan generik (per-sonal dan sosial)
b. Mengembangkan skenario pembelajaran kecakapangenerik (personal dan sosial)
c. Mengembangkan bahan ajar
d. Melakukan penilaian hasil pembelajaran
3. Mitra, dalam hal:
a. Melakukan pengendalian mutu proses dan lulusan
b. Merumuskan pelaksanaan uji kompetensi
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup6
pendahuluan
2. Kursus Wirausaha Kota
Program kursus yang secara khusus diselenggarakan diperkotaan yang menitikberatkan pada sektor jasa sepertiotomotif, komputer, kecantikan, menjahit, tata riaspengantin, akupuntur, security, spa, elektronik, perhotelan,dan tata boga
3. Kursus Para Profesi Orientasi Nasional/ Internasional
Kursus untuk tenaga kerja nasional/internasionalberdasarkan atas job order yang diperoleh atas kerja samadengan lembaga terkait dan bersertifikasi sesuai denganjenis vokasi, seperti PLRT Plus, perhotelan, perawat, spatherapist, dan lainnya sesuai pemesanan
4. PKH Kerjasama SKM/ Poltek
Pendidikan kecakapan hidup yang diselenggarakan diSMK/ Poltek berupa pendidikan vokasi atau keterampilanuntuk mempersiapkan peserta didik untuk memasukidunia kerja dan atau usaha mandiri yang diselenggarakanpada waktu paling lama 6 bulan.
Kursus wirausaha adalah program kursus yang secarakhusus diselenggarakan untuk memberikan kesempatan bagimasyarakat agar memperoleh pengetahuan, keterampilan, danmenumbuhkembangkan sikap mental kreatif, inovatif,bertanggung jawab serta berani menanggung resiko (sikapmental profesional) dalam mengelola potensi diri danlingkungannya dalam rangka peningkatan kualitas hidupnya.
d. Kursus Wirausaha
WHO (1997) mendefinisikan kecakapan hidup sebagaiketerampilan atau kemampuan untuk dapat beradaptasi danberperilaku positif, yang memungkinkan seseorang mampumenghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalamkehidupan secara lebih efektif. Program-program pendidikankecakapan hidup yang dimaksud meliputi:
c. Pendidikan Kecakapan Hidup
1. Kursus Wirausaha Desa
Program kursus yang secara khusus diselenggarakan diperdesaan yang menitikberatkan pada sektor produksiseperti pertanian, perikanan, perkebunan, peternakan,dan sector lainnya yang dianggap potensial.
-
7Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
pendahuluan
Instruktur Kursus, yaitu tenaga yang memiliki kompetensidalam bidangnya dan bertugas menjadi pendidik pada suatulembaga (kursus atau yang sejenisnya).
e. Instruktur
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup8
pendahuluan
konsep dan program pendidikan kecakapan hidup
9Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
Aspek dasar yang harus dimiliki peserta didik dalam pendidikankecakapan hidup adalah kecakapan personal dan sosial yang seringdisebut sebagai kecakapan generik (generic life skill). Prosespembelajaran dengan pembenahan aspek personal dan sosialmerupakan prasyarat yang harus diupayakan berlangsung pada jenjangini. Peserta didik tidak hanya membutuhkan kecakapan membaca-membaca-berhitung. Mereka justru membutuhkan suatu kecakapanlain yang mengajaknya dapat bernalar dan memahami kehidupansecara arif. Melalui penguasaan kompetensi itu, peserta didik dapatberkembang, kreatif, produktif, kritis, jujur untuk menjadi manusia-manusia yang unggul dan pekerja keras.
Tiga kemampuan generik yang menurut hasil identifikasi lapangansangat kurang dikuatkan dalam program pembelajaran pendidikankecakapan hidup adalah kemampuan kesadaran diri, kerjasama dankepemimpinan. Ketiga bagian itu, setidaknya menjadi grand narativedalam konsep PKH pada model ini. Bagian berikutnya, dipaparkanpula tentang bagaimana program PKH dalam PNF, pengguna model,dan beberapa penjelasan istilah yang terdapat dalam model ini.
konsep dan program pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup10
A. KONSEP PKH
Konsep kecakapan hidup (life skills) me–rupakan salah satu fokus analisis dalampengembangan kurikulum pendidikan yangmenekankan pada kecakapan hidup atau
bekerja. Kecakapan hidup (life skills) memilikimakna yang lebih luas dari employability skillsdan vocational skills. Keduanya, merupakan
bagian dari program life skills. Istilah kecakapanhidup menurut Satori (2002) dalam Anwar(2004:20) adalah tidak semata-mata memilikikemampuan tertentu saja, namun harus memiliki
kemampuan dasar pendukungnya secara fungsional sepertimembaca, menulis, menghitung, merumuskan, dan memecahkanmasalah, mengelola sumber daya, bekerja dalam tim, terus belajardi tempat kerja, dan mempergunakan teknologi.
Program pendidikan Kecakapan hidup (life skills) adalah pro-gram pendidikan yang dapat memberikan bekal keterampilan yangpraktis, terpakai, terkait dengan kebutuhan pasar kerja, peluangusaha dan potensi ekonomi dan industri yang ada di masyarakat.Kecakapan hidup (life skills) ini cakupannya luas, berinteraksi antarapengetahuan yang diyakini sebagai unsur penting untuk hidup lebihmandiri.
Gagasan tentang pendidikan kecakapan hidup bukanlahsesuatu yang baru. Menurut Santoso S. Hamijoyo (2002: 2-3)Gagasan tentang pendidikan kecakapan hidup telah dimulai olehUNESCO pada tahun 1949 melalui konsep functional literacy.Gagasan pokok dari konsep tersebut adalah agar kemampuanbaca-tulis-hitung dapat berfungsi memberi manfaat bagi yangbersangkutan untuk keluar dari tiga kesengsaraan, yaitu: kebodohan(ignorance), kepenyakitan (ill-health) dan kemelaratan (poverty).
Pentingnya pembekalan kecakapan hidup terhadap pesertadidik telah mendapat pengakuan dari para pakar yang berke-cimpung di dunia pendidikan. Penegasan tentang pentingnyakecakapan hidup dapat dilihat pada Pokok-Pokok Deklarasi DakkarTahun 2000 tentang Pendidikan Untuk Semua yang menunjukkanadanya hak bagi setiap warga negara, baik anak-anak maupunorang dewasa, untuk memperoleh kesempatan yang adil dalammengikuti pendidikan kecakapan hidup, dan adanya kewajiban bagisetiap negara untuk menyediakan, memperbaiki, meningkatkandan menjamin kualitas penyelenggaraan pendidikan kecakapanhidup, terutama kecakapan hidup yang bersifat penting, sehingga
Sumber:CD Image
konsep dan program pendidikan kecakapan hidup
11Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
masyarakat dapat merasakan manfaatnya secara merata (FasliJalal, 2004: 11-12).
Kecakapan hidup merupakan serangkaian kemampuanyang dibutuhkan oleh seseorang agar dapat mengatasi berbagaipersoalan yang ditemui dalam kehidupannya. Sejalan denganpengertian ini, Malik Fadjar (2000) mendefinisikan kecakapanhidup sebagai kecakapan untuk bekerja, selain kecakapan untukberorientasi pada jalur akademik (Slamet PH, 2002: 4).
Pengertian lain dikemukakan oleh Tatang Amirin (MajalahDinamika Pendidikan, 2002:58) yang menyatakan bahwa istilah'skill' sering diartikan sebagai keterampilan, padahal keterampilanmempunyai makna yang sama dengan kecakapan fisik danpekerjaan tangan. Hal ini menyebabkan life skills sering dimaknaihanya sebagai vocational skill, keterampilan kerja-kejuruan(pertukangan) atau kemampuan yang perlu dimiliki oleh pesertadidik agar mereka dapat segera bekerja mencari nafkah untukkehidupannya. Pemikiran Tatang Amirin didukung oleh MuchlasSamani (2002: 10) yang menyatakan " Pengertian kecakapanhidup lebih luas dari keterampilan untuk bekerja. Baik orang yangbekerja maupun yang tidak bekerja tetap memerlukan kecakapanhidup, karena mereka pun menghadapi berbagai masalah yangharus dipecahkan. Setiap orang, di mana pun dan kapan pun,selalu menemui masalah yang memerlukan pemecahan".
Menurut Ditjen Diklusepa (2003: 6), hakikat pendidikanberorientasi kecakapan hidup di bidang PLS adalah upaya untukmeningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan ke–
mampuan yang memung-kinkan peserta didik dapat hidupmandiri. Penyelenggaraan pen-didikan kecakapan hidup dibidang PLS didasarkan atasprinsip lima pilar pendidikan,yaitu: learning to know (belajaruntuk memperoleh penge–tahuan), learning to learn (belajaruntuk tahu cara belajar), learningto do (belajar untuk dapatberbuat/ melakukan pekerjaan),learning to be (belajar agar dapatmenjadi orang yang bergunasesuai dengan minat, bakat danpotensi diri), dan learning to live to- Sumber:
Dok. Pribadi
konsep dan program pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup12
gether (belajar untuk dapat hidup bersama dengan orang lain).
Berdasarkan prinsip lima pilar pendidikan di atas, peserta didikProgram PKH diharapkan mampu belajar untuk meningkatkanpengetahuan dan keterampilan yang diminatinya, memanfaatkan,pengetahuan dan keterampilan tersebut untuk meningkatkankualitas hidupnya serta membantu orang lain yang mem–butuhkannya.
Banyak pendapat dan literatur yang mengemukakan bahwapengertian kecakapan hidup bukan sekedar keterampilan untukbekerja (vokasional) tetapi memiliki makna yang lebih luas. WHO(1997) mendefinisikan bahwa kecakapan hidup sebagai ke–terampilan atau kemampuan untuk dapat beradaptasi danberperilaku positif, yang memungkinkan seseorang mampumenghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam kehidupansecara lebih efektif. Kecakapan hidup mencakup lima jenis, yaitu:(1) kecakapan mengenal diri, (2) kecakapan berpikir, (3) kecakapansosial, (4) kecakapan akademik, dan (5) kecakapan kejuruan.
Barrie Hopson dan Scally (1981) mengemukakan bahwakecakapan hidup merupakan pengembangan diri untuk bertahanhidup, tumbuh, dan berkembang, memiliki kemampuan untukberkomunikasi dan berhubungan baik secara individu, kelompokmaupun melalui sistem dalam menghadapi situasi tertentu.Sementara Brolin (1989), mengartikan lebih sederhana, yaitukecakapan hidup merupakan interaksi dari berbagai pengetahuandan kecakapan sehingga seseorang mampu hidup mandiri.Pengertian kecakapan hidup tidak semata-mata memilikikemampuan tertentu (vocational job), namun juga memilikikemampuan dasar pendukung secara fungsional seperti:membaca, menulis, dan berhitung, merumuskan dan memecahkanmasalah, mengelola sumber daya, bekerja dalam kelompok, dan
menggunakan teknologi (Dikdasmen, 2002).
Dari pengertian di atas, dapat diartikan bahwapendidikan kecakapan hidup merupakan ke–cakapan-kecakapan yang secara praktis dapatmembekali peserta didik dalam mengatasi berbagaimacam persoalan hidup dan kehidupan. Keca–kapan itu menyangkut aspek pengetahuan, sikapyang di dalamnya termasuk fisik dan mental, sertakecakapan kejuruan yang berkaitan denganpengembangan akhlak peserta didik, sehinggamampu menghadapi tuntutan dan tantanganhidup dalam kehidupan. Pendidikan kecakapanhidup dapat dilakukan melalui kegiatan intra/
Sumber:Dok. Pribadi
konsep dan program pendidikan kecakapan hidup
13Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
ekstrakurikuler untuk mengembangkan potensi peserta didiksesuai dengan karakteristik, emosional, dan spiritual dalam prospekpengembangan diri, yang materinya menyatu pada sejumlah matapelajaran yang ada. Penentuan isi dan bahan pelajaran kecakapanhidup dikaitkan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan agarpeserta didik mengenal dan memiliki bekal dalam menjalankankehidupan di kemudian hari. Isi dan bahan pelajaran tersebutmenyatu dalam mata pelajaran yang terintegrasi, sehingga secarastruktur tidak berdiri sendiri.
Kecakapan hidup (life skills) pada dasarnya merupakan suatuupaya untuk menanamkan dan meningkatkan kecakapan hidupindividu peserta didik, sehingga mampu hidup dan berpe–nghidupan secara layak dan mandiri. Kecakapan hidup itu sendirimerupakan suatu kecakapan yang dimiliki oleh seseorang untukberani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajartanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatifmampu mencari serta menemukan solusi, sehingga akhirnyaproblema tersebut dapat diatasinya.
Secara operasional, program Kecakapan hidup (life skills)dalam pendidikan nonformal dipilah menjadi empat jenis:
a. Kecakapan pribadi (personal skil l), yang mencakupkecakapan mengenal diri sendiri, kecakapan berpikir rasional,dan percaya diri.
Kecapakan personal mencakup kesadaran diri danberpikir rasional. Kesadaran diri merupakan tuntutanmendasar bagi peserta didik untuk mengembangkan potensidirinya di masa yang akan datang. Kesadaran diri dibedakanmenjadi dua, yaitu: (1) kesadaran akan eksistensi diri sebagaimakhluk Tuhan YME, makhluk sosial, dan makhluk lingkungan,dan (2) kesadaran akan potensi diri dan dorongan untukmengembangkannya. (Dikdasmen: 2004).
1) Kesadaran diri difokuskan pada kemampuan peserta didikuntuk melihat sendiri potret dirinya pada tataran yang lebihrendah peserta didik akan melihat dirinya dalam hubu-ngannya dengan lingkungan keluarga, kebiasaannya,kegemarannya, dan sebagainya. Pada tataran yang lebihtinggi, peserta didik akan semakin memahami posisi dirinyadi lingkungan belajarnya, desanya, kotanya, dan sete-rusnya, minat, bakat, dan sebagainya.
2) Kecakapan berpikir merupakan kecakapan dalam meng-gunakan rasio atau pikiran. Kecakapan ini meliputikecakapan menggali informasi, mengolah informasi, dan
konsep dan program pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup14
mengambil keputusan secara cerdas, serta mampumemecahkan masalah secara tepat dan baik.
jawab sosial.
Kecakapan sosial dapat dipilah menjadi dua jenis utama,yaitu (1) kecakapan berkomunikasi, dan (2) kecakapan bekerjasama
b. Kecakapan sosial (social skil l), seperti kecakapanmelakukan kerjasama, bertenggang rasa dan bertanggung
Sebagai makhluk sosial yang hidup dalam masyarakattempat tinggal maupun tempat kerja, peserta didik sangatmemerlukan kecakapan berkomunikasi baik secara lisanmaupun tulisan. Dalam realitasnya, komunikasi lisanternyata tidak mudah dilakukan. Seringkali orang tidak dapatmenerima pendapat lawan bicaranya, bukan karena isi ataugagasannya, tetapi karena cara penyampaiannya yangkurang berkenan. Dalam hal ini diperlukan kemampuanbagaimana memilih kata dan cara menyampaikan agarmudah dimengerti oleh lawan bicaranya. Karena komunikasisecara lisan sangat penting, perlu ditumbuh-kembangkansejak dini kepada peserta didik. Lain halnya dengankomunikasi secara tertulis. Dalam hal ini diperlukankecakapan bagaimana cara menyampaikan pesan secaratertulis dengan pilihan kalimat, kata-kata, tata bahasa, danaturan lainnya agar mudah dipahami orang atau pembacalain.
2 ) Kecakapan Bekerja Sama
1 ) Kecakapan Berkomunikasi
Bekerja dalam kelompok atau tim merupakan suatukebutuhan yang tidak dapat dielakkan sepanjang manusiahidup. Salah satu hal yang diperlukan untuk bekerja dalamkelompok adalah adanya kerja sama. Kemampuan bekerjasama perlu dikembangkan agar peserta didik terbiasamemecahkan masalah yang sifatnya agak kompleks. Kerjasama yang dimaksudkan adalah bekerja sama adanya salingpengertian dan membantu antarsesama untuk mencapaitujuan yang baik. Hal ini agar peserta didik terbiasa dandapat membangun semangat komunitas yang harmonis.
konsep dan program pendidikan kecakapan hidup
15Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
c. Kecakapan akademik (academic skill), seperti kecakapandalam berpikir secara ilmiah, melakukan penelitian, danpercobaan-percobaan dengan pendekatan ilmiah.
d. Kecakapan vokasional (vokational skil l), adalahkecakapan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentuyang terdapat di masyarakat, seperti pada bidang jasa(perbengkelan, jahit menjahit) dan produksi barang tertentu(peternakan, pertanian, dan perkebunan).
Kecakapan ini sering disebut dengan kecakapankejuruan, artinya suatu kecakapan yang dikaitkan denganbidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat ataulingkungan peserta didik. Kecakapan vokasional lebih cocokuntuk peserta didik yang menekuni pekerjaan yangmengandalkan keterampilan psikomotorik daripadakecakapan berpikir ilmiah. Namun, bukan berarti peserta didiktidak layak untuk menekuni bidang kejuruan seperti ini.Misalnya, merangkai dan mengoperasikan komputer.
Kecakapan vokasional memiliki dua bagian,yaitu: kecakapan vokasional dasar dankecakapan vokasional khusus yang sudah terkaitdengan bidang pekerjaan tertentu seperti halnyapada peserta didik. Kecakapan dasar vokasionalbertalian dengan bagaimana peserta didikmenggunakan alat sederhana, misalnya: obeng,palu, dsb; melakukan gerak dasar, dan membacagambar sederhana. Kecakapan ini terkait dengansikap taat asas, presisi, akurasi, dan tepat waktu yangmengarah kepada perilaku produktif. Sementara itu,vokasional khusus hanya diperlukan bagi merekayang akan menekuni pekerjaan yang sesuai denganbidangnya. Misalnya, pekerja montir, apoteker, tukang,
Kecakapan akademik sering disebut sebagai kecakapanintelektual atau kemampuan berpikir ilmiah. Kecakapan inimerupakan pengembangan dari kecakapan berpikir secaraumum, namun mengarah kepada kegiatan yang bersifatkeilmuan. Kecakapan ini mencakup antara lain kecakapanmengidentifikasi variabel, menjelaskan hubungan suatufenomena tertentu, merumuskan hipotesis, merancang danmelaksanakan penelitian. Untuk membangun kecakapan-kecakapan tersebut diperlukan pula sikap ilmiah, kritis, obyektif,dan transparan.
Sumber:Dok. Pribadi
konsep dan program pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup16
teknisi, atau meramu menu bagi yang menekunipekerjaan tata boga, dan sebagainya.
Keempat jenis kecakapan hidup di atas,dilandasi oleh kecakapan spiritual, yakni:keimanan, ketaqwaaan, moral, etika, danbudi pekerti luhur sebagai salah satupengamalan dari sila pertama Pancasila.Dengan demikian, pendidikan Keca–kapan hidup (life skills) diarahkan padapembentukan manusia yang berakhlakmulia, cerdas, terampil, sehat, mandiri,seerta memiliki produktivitas dan etoskerja yang tinggi.
Aspek dasar yang harus dimilikipeserta didik dalam pendidikan kecakapan hidup
adalah kecakapan personal dan sosial yang seringdisebut sebagai kecakapan generik (generic life skill).Proses pembelajaran dengan pembenahan aspek per-sonal dan sosial merupakan prasyarat yang harusdiupayakan berlangsung pada jenjang ini. Peserta didiktidak hanya membutuhkan kecakapan membaca-menulis-berhitung, melainkan juga butuh suatu kecakapanlain yang mengajaknya untuk cakap bernalar danmemahami kehidupan secara arif. Dengan demikian, padamasanya peserta didik dapat berkembang, kreatif,produktif, kritis, jujur untuk menjadi manusia-manusia yangunggul dan pekerja keras. Pendidikan kecakapan hiduppada jenjang ini lebih menekankan kepada pembelajaranakhlak sebagai dasar pembentukan nilai-nilai dasarkebajikan (basic goodness), seperti: kejujuran, kebaikan,kepatuhan, keadilan, etos kerja, kepahlawanan, menjagakebersihan diri dan lingkungan, serta kemampuanbersosialisasi.
Sum
ber:
ww
w.w
ord
pres.co
m
konsep dan program pendidikan kecakapan hidup
17Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
B. PROGRAM PKH DALAM PNF
Pelaksanaan pendidikan Kecakapan hidup (life skills) padasatuan dan program pendidikan nonformal, utamanya dalamrangka pengentasan kemiskinan dan penanggulanganpengangguran, yang lebih ditekankan pada upaya pembelajaranyang dapat memberikan penghasilan (learning and earning).
Menurut Malik Fadjar (2001) dalam Pedoman Penye–lenggaraan Program Kecakapan Hidup, Direktorat JenderalPendidikan Luar Sekolah dan Pemuda (2004:5) bahwapenyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup pada jalurpendidikan nonformal menggunakan pendekatan "Broad BasedEducation (BBE)", yakni pendekatan pendidikan berbasis luas, yangditandai oleh:
a. Kemampuan membaca dan menulis secara fungsional baikdalam bahasa Indonesia maupun salah satu bahasa asing(Inggris, Arab, Mandarin, Jepang dan lainnya).
b. Kemampuan merumuskan dan memecahkan masalah yangdihadapi melalui proses pembelajaran berpikir kritis danilmiah, penelitian, penemuan, dan penciptaan.
c. Kemampuan menghitung dengan atau tanpa bantuantekhnologi guna mendukung kedua kemampuan tersebut diatas.
d. Kemampuan memanfaatkan keanekaragaman teknologidiberbagai lapangan kehidupan (pertanian, perikanan,peternakan, kerajinan, kerumahtanggaan, kesehatan,komunikasi informasi, manufaktur, industri, perdagangan,kesenian dan olahraga).
e. Kemampuan mengelola sumber daya alam, sosial, budaya,dan lingkungan.
f. Kemampuan bekerja dalam tim, baik dalam sektor formalmaupun informal.
g. Kemampuan memahami diri sendiri, orang lain danlingkungannya.
h. Kemampuan berusaha secara terus menerus dan menjadimanusia belajar dan pembelajar.
i. Kemampuan mengintegrasikan pendidikan danpembelajaran dengan etika sosio-religius bangsa berdasarkannilai-nilai Pancasila.
konsep dan program pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup18
a. Tujuan Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills)
Pendidikan Kecakapan hidup (life skills) yang disele–nggarakan melalui jalur pendidikan nonformal, secara umumbertujuan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan,dan sikap warga belajar di bidang pekerjaan/ usaha tertentusesuai bakat, minat, perkembangan fisik dan jiwanya, sertapotensi lingkungannya, sehingga mereka memiliki bekal ke–mampuan untuk bekerja atau berusaha mandiri yang dapatdijadikan bekal untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
Adapun tujuan khusus pelayanan pendidikan Kecakapanhidup (life skills) kepada warga belajar adalah agar wargabelajar:
a. memiliki keterampilan, pengetahuan dan sikap yangdibutuhkan dalam memasuki dunia kerja baik bekerjamandiri (wirausaha) dan atau bekerja pada suatuperusahaan produksi/ jasa dengan penghasilan yangsemakin layak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
b. Memiliki motivasi dan etos kerja yang tinggi serta dapatmenghasilkan karya-karya yang unggul untuk anggotakeluarganya.
c. Memiliki kesadaran yang tinggi tentang pentingnyapendidikan untuk dirinya sendiri maupun untuk anggotakeluarganya.
d. Mempunyai kesempatan yang sama untuk memperolehpendidikan sepanjang hayat (life long education) dalamrangka mewujudkan keadilan pendidikan di setiap lapisanmasyarakat.
b. Manfaat Pendidikan Kecakapan Hidup (Life
Skil ls)
Penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup (life skills)yang diarahkan pada upaya pengentasan kemiskinan danupaya memecahkan masalah pengangguran. Oleh karena itu,pemilihan keterampilan yang akan dipelajari oleh warga belajardidasarkan atas kebutuhan masyarakat, potensi lokal dankebutuhan pasar sehingga diharapkan akan memberikanmanfaat yang positif untuk warga belajar, masyarakat sekitar,dan pemerintah.
konsep dan program pendidikan kecakapan hidup
19Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
c. Ciri-ciri Program Kecakapan Hidup (Life Skills)
a. Manfaat bagi warga belajar
1) Memiliki keterampilan, pengetahuan, kemampuandan sikap sebagai bekal untuk berusaha sendiri danatau bekerja pada perusahaan yang terkait.
2) Memiliki penghasilan yang dapat digunakan untukmenghidupi diri sendiri dan keluarganya.
3) Memiliki penghasilan yang dapat digunakan untukmeningkatkan profesionalismenya dan ataumelanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.
4) Memiliki keterampilan, pengetahuan, kemampuan,dan sikap positif/ bermanfaat yang dapat diberikan/dikeluarkan kepada sesamanya.
b. Manfaat bagi masyarakat
1) Pengangguran berkurang
2) Tumbuhnya aneka mata pencaharian baru yangdiusahakan oleh masyarakat sekitar
3) Berkurangnya kesenjangan sosial
4) Keamanan masyarakat membaik
c. Manfaat bagi pemerintah
1) Meningkatnya kualitas sumber daya manusia
2) Produktivitas bangsa meningkat
4) Tumbuhnya kegiatan uasaha ekonomi masyarakat
5) Mencegah kerawanan sosial
Program pendidikan kecakapan hidup (life skills) dalampendidikan nonformal memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Peserta didik berasal dari lapisan masyarakat miskin, tidak/putus sekolah, dan tidak/ belum mempunyai keterampilanbekal hidup serta warga masyarakat lainnya yang tertarikmeningkatkan kecakapan hidupnya.
b. Kurikulum pembelajaran bersifat fleksibel tergantung padakebutuhan peserta didik, potensi pasar dan potensi usahalainnya, termasuk dukungan masyarakat, pengusaha danpemerintah daerah
c. Program berlangsung singkat paling lama satu tahun, tidakharus berjenjang dan berkesinambungan, yang penting
konsep dan program pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup20
peserta didik memperoleh manfaat bagi peningkatan mutubekerja atau berusahanya.
d. Narasumber dan fasilitator terdiri atas orang-orang yangpeduli terhadap upaya pengentasan kemiskinan danpemberdayaan masyarakat, dapat berasal dari pengusaha,aktivis sosial, perbankan, manajer perusahaan bisnis, tokohmasyarakat, kalangan pemerintahan dan lain-lain.
e. Metode pembelajaran bersifat dialogis, partisipatif-andragogis; ketiga bidang kecakapan hidup terintegrasidalam proses pembelajaran
f. Keberhasilan belajar diukur dari peningkatan kemampuanpraktis dalam meningkatkan mutu pekerjaannya atau mutukegiatan berusahanya sebagai akibat dari peningkatanpengetahuan dan keterampilan peserta didik terhadapmateri belajar kecakapan hidup.
Ciri-ciri pembelajaran Kecakapan hidup (life skills)menurut Depdiknas (2003) dalam Anwar (2004:21 adalah:(1) terjadi proses identifikasi kebutuhan belajar, (2) terjadi prosespenyadaran untuk belajar bersama, (3) terjadi keselarasankegiatan belajar untuk mengembangkan diri, belajar, usahamandiri, usaha bersama, (4) terjadi proses penguasaankecakapan personal, akademik, manajerial, kewirausahaan,(5) terjadi proses pemberian pengalaman dalam melakukanpekerjaan dengan benar, menghasilkan produk bermutu, (6)terjadi proses interaksi saling belajar dari ahli, (7) terjadi prosespenilainya kompetensi, dan (8) terjadi pendampingan teknisuntuk bekerja atau membentuk usaha bersama.
d. Jenis Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills)
Sejak dicanangkannya pendidikan kecakapan hidup,khususnya pada pendidikan nonformal, banyak sekali jenis-jenisprogram pendidikan kecakapan hidup yang diselenggarakandi masyarakat, seperti kelompok belajar usaha (KBU), programlife skills, sentra pemberdayaan pemuda, dan lain sebagainya.Kemudian, sejak tahun 2006 muncul program kursuswirausaha yang diorientasikan di perdesaan (KWD) atauperkotaan (KWK), serta kursus para profesi (KPP). Demikianhalnya dengan penyelenggara programnya, kini program-pro-gram PKH PNF bukan hanya dilaksanakan oleh satuan PNF,melainkan melibatkan juga satuan pendidikan formal, misalnya
konsep dan program pendidikan kecakapan hidup
21Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
program PKH bekerja sama dengan SMK/Poltek. Berikut ini,akan diuraikan program-program yang sedang dikuatkanpada tahun 2008, yaitu kursus wirausaha, kursus para profesi,dan pendidikan kecakapan hidup yang bekerja sama denganSMK/ Poltek.
a. Kursus Wirausaha
Kebijakan pembangunan kursus dan pelatihan,d ia rahkan pada pemenuhan tiga spektrum besar,
yaitu; 1) spektrum nasional daninternasional; 2) spektrum perkotaandan; 3) spektrum perdesaan.
Sebagai wujud dari pelaksanaanpembangunan dan pengembangankursus dan pelatihan yang berspektrumperdesaan dan perkotaan, DirektoratJenderal Pendidikan Nonformal, Direk-torat Pembinaan Kursus dan Kelem-bagaan memprakarsai penyelenggaraankursus wirausaha orientasi perdesaan
(KWD) dan kursus wirausaha orientasi perkotaan (KWK).
Kursus wirausaha adalah program kursus yangdiselenggarakan secara khusus untuk memberikankesempatan bagi masyarakat baik di perdesaan maupunperkotaan agar memperoleh pengetahuan, keterampilandan menumbuh kembangkan sikap mental kreatif, inovatif,bertanggung jawab serta berani menanggung resiko (sikapmental profesional) dalam mengelola potensi diri danlingkungannya yang dapat dijadikan bekal untukpeningkatan kualitas hidup masyarakat.
Misi dari program kursus wirausaha baik orientasiperdesaan maupun perkotaan adalah:
1) mengentaskan pengangguran dan kemiskinan
2) mengembangkan dan memberdayakan perekonomianmasyarakat melalui kegiatan produktif
3) mengoptimalkan daya guna dan hasil guna potensialam dan lingkungan
4) mensejahterakan masyarakat melalui kegiatan kursusdan pemberdayaan usaha mandiri
Sumber:Dok. Pribadi
konsep dan program pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup22
Program kursus wirausaha, baik KWDmaupun KWK, diselenggarakan dengantujuan pertama, meningkatkan penge–tahuan, keterampilan dan sikap wargamasyarakat sebagai bekal untuk bekerjadan/ atau usaha mandiri sesuai denganpotensi lokal dan kedua, memberikanlayanan pendidikan bagi masyarakat) agarmemiliki kompetensi yang diperlukandalam dunia usaha atau dunia kerja sesuaidengan jenis kursus yang diikuti, sehinggamampu merebut peluang kerja padaperusahaan/ industri dengan penghasilanyang wajar/ menciptakan lapangan kerjasendiri.
Sasaran program kursus wirausahadiprioritaskan bagi warga masyarakatdengan kriteria sebagai berikut.
1) Kelompok usia produktif (15-35 tahun)dan belum memiliki keterampilan yangdapat dijadikan bekal untuk mencarinafkah.
2) Berasal dari keluarga kurang beruntung/ miskin
3) Tidak sedang sekolah dan tidak bekerja, diutamakan lulusanpendidikan kesetaraan (paket B dan C) termasuk merekayang memiliki surat keterangan melek aksara (SUKMA).
4) Diutamakan berdomisili di sekitar lokasi tempat pe–nyelenggaraan kursus wirausaha
5) Berminat dan sanggup mengikuti program sampai tuntas.
Program kursus wirausaha dapat dilaksanakan oleh semuasatuan pendidikan nonformal, seperti lembaga kursus, PKBM,SKB, pusat latihan kerja, sekolah menengah kejuruan (SMK),dan lembaga lain yang relevan.
Jenis keterampilan program kursus wirausaha hendaknyabersifat fungsional praktis, yaitu keterampilan yang dibutuhkanuntuk mengelola/meningkatkan produksi potensi lokal,berdampak langsung terhadap peningkatan produktivitas danpenghasilan masyarakat, mempunyai peluang pasar serta dapatdijadikan untuk alih pekerjaan/ usaha.
Jenis keterampilan program kursus wirausaha desa (KWD)antara lain; pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan,
Bila aku harus mengulangihidup ini, aku akan membuatkesalahan-kesalahan yangsama, tetapi akan akupastikan bahwa akumenemukan kesalahan-kesalahan itu jauh lebih awal.
Sehingga, keberhasilan akandatang lebih awal men-jemput dan meng-elukan-ku.Aku tidak tahu takdir-ku,tetapi aku tahu hak-ku untukberhasil.
(Crouching Neglects, HiddenMistakes )
konsep dan program pendidikan kecakapan hidup
23Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
PLRT-plus, atau keterampilan lain yang dianggap laku dipasaran (marketable). Sementara jenis keterampilan untukkursus wirausaha kota (KWK) di antaranya adalah tatakecantikan (kulit, rambut, dll), tata rias pengantin, tata boga,security, otomotif, elektronika, spa, pariwisata, komputer, sales-man, atau keterampilan lain yang memiliki peluang kerja diperkotaan.
b . Kursus Para Profesi
KPP adalah salah satu program pendidikan nonformalyang dilaksanakan melalui satuan-satuan pendidikan lainnya
bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan,keterampilan serta sikap dan kepribadan yang mengarah padaprofesionalisme untuk menjadi tenaga kerja dan/atauberusaha secara mandiri.
Tujuan KPP memberikan kesempatan bagi peserta didikusia produktif untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilandan sikap mental yang sesuai dengan kebutuhan/ peluangpasar kerja pada dunia usaha dan dunia industri, baik di dalammaupun di luar negeri.
Penyelenggara program Kursus Para Profesi (KPP),adalah lembaga kursus dan pelatihan serta lembagapendidikan lainnya yang memenuhi persyaratan sebagaiberikut.
1. Berbadan hukum yang dibuktikan dengan Akta Notarisatau keterangan legalitas sejenis lainnya.
2. Memiliki ijin operasional dari instansi berwenang, dandiprioritaskan dari Dinas Pendidikan.
c. Memiliki rekening bank dan NPWP yang masih aktif atasnama lembaga (bukan rekening dan NPWP pribadi).
3. Memiliki Job Order atau Demand Letter Attachement(pesanan tenaga kerja) dibuktikan dengan surat pesanandari dunia industri atau penyalur tenaga kerja (bukan MOUmagang), baik dalam maupun luar negeri, bagi KPP yangorientasi luar negeri.
4. Memiliki tenaga instruktur kompeten dan certified denganjumlah yang memadai;
5. Memiliki fasilitas pembelajaran yang lengkap teru-tama untuk belajar praktek, sesuai jenis keterampilan/vokasi yang diusulkan dan memungkinkan untuk digunakan
konsep dan program pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup24
sebagai tempat pendidikan/ pelatihan;
6. Memiliki kurikulum dan bahan pembelajaran untukmenghasilkan lulusan yang kompeten untuk jenisketerampilan/ vokasi yang diusulkan paling lama 6 (enam)bulan;
7. Mendapat rekomendasi dari Subdin PLS Kabupaten/Kota.
c . Pendidikan Kecakapan Hidup Kerjasama SMK/Poltek
Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) kerjasama SMK/Poltek adalah program pendidikan nonformal yangdiselenggarakan di SMK/ Poltek berupa pendidikan vokasi atauketerampilan untuk mempersiapkan peserta didik untukmemasuki dunia kerja dan atau usaha mandiri.
Program yang diselenggarakan pada waktu paling lama 6bulan ini merupakan upaya untuk mendayagunakan fasilitasSMK/Poltek dalam memberikan layanan pendidikanketerampilan bagi sasaran pendidikan nonformal masyarakatdi sekitarnya untuk memberikan kesempatan kepadamasyarakat melalui pendekatan:
1) Pendidikan dan pelatihan sesuai dengan jenis ke-terampilanatau vokasi yang dikembangkan di SMK/ Poltek yangbersangkutan dan atau kebutuhan pasar kerja.
2) Penyelenggaraan diklat berbasis kompetensi
3) Uji kompetensi dan sertifikasi profesi
4) Ada penempatan kerja yang jelas
Penyelenggara program PKH kerjasama SMK/Poltekadalah SMK/Poltek baik negeri maupun swasta yang memenuhipersyaratan sebagai berikut:
1) Memiliki ijin operasional (khusus untuk swasta)
2) Mudah dijangkau peserta didik
3) Memiliki tenaga instruktur dengan jumlah dan kompetensiyang memadai
4) Memiliki fasilitas pembelajaran yang lengkap terutama untukbelajar praktek sesuai jenis keterampilan yang diusulkan
5) Memiliki kurikulum dan bahan pembelajaran untukmenghasilkan lulusan yang kompeten
6) Memiliki NPWP dan rekening atas nama lembaga
konsep dan program pendidikan kecakapan hidup
25Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
7) Mendapat rekomendasi dari Subdin PLS
8) Memiliki kesanggupan untuk menyelenggarakan programPKH
9) Memiliki jaringan kemitraan dengan DUDI, untuk on the jobtraining (magang) dan penempatan lulusan untuk bekerja.
Adapun peserta didik program PKH kerjasama dengan SMK/Poltek adalah warga masyarakat di lingkungan SMK/Poltek yangmemiliki kriteria sebagai berikut.
1) Penduduk usia produktif (18-35 tahun), perempuan maupunlaki-laki yang tidak sekolah dan tidak bekerja.
2) Minimal berpendidikan SMP/Paket B, dropout SM/K/sederajat,dan atau lulus SM/K/sederajat tidak melanjutkan, (tidakdibenarkan siswa yang sedang sekolah).
3) Belum memiliki keterampilan dan pekerjaan tetap sebagaimata pencaharian.
4) Memiliki kemauan untuk belajar, dibuktikan dengan suratpernyataan kesanggupan untuk mengikuti program sampaituntas.
Jenis keterampilan/vokasi yang diselenggarakan harus sesuaidengan kebutuhan lapangan kerja dan atau kebutuhanmasyarakat dengan prioritas pada keterampilan sebagai berikut.
1) Teknik otomotif
2) Teknik elektronika
3) Teknik computer
4) Tata boga
5) Menjahit
6) Perhotelan
7) Pertanian/agrobisnis
8) Jasa-jasa lainnya yang sesuai dengan kebutuhan lapangankerja
konsep dan program pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup26
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
27Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
“Yesss … I Got You !”, Itulah cuplikan kalimat yang diucapkanseorang bocah bernama Kevin dalam film komedi anak-anak “HomeAlone” ketika ia berhasil mengelabui kawanan perampok denganmemanfaatkan video film koboi, cat, tali, dan sebagainya. Kalimattersebut bagi kita sangat sederhana dan bahkan tidak bermakna.Namun lain bagi bocah Kevin, bahwa kalimat tersebut sarat denganmakna karena pada tingkat usianya dengan segala keterbatasannyaitu ia sudah dapat memecahkan suatu problem secara cermat, cerdas,dan kreatif. Terlepas dari perdebatan nilai dan norma serta keyakinanbudaya yang menyertai cara Kevin dalam memecahkan problematersebut.
Lucu sekaligus konyol, bagaimana Kevin dengan keluguan danbatasan berpikir sebagai seorang yang masih bocah dalam menghadapikawanan perampok itu. Namun, apakah kita akan hanya melihat darisudut pandang kekonyolan dan kelucuan seorang bocah saja? Tentutidak, lantas kita berpikir, bagaimana cermat dan cerdasnya seorangbocah kevin dalam mengatasi problem sesuai dengan batasan iasebagai seorang bocah yang lucu dan lugu?
Sebentar kita renungkan ilustrasi tersebut! Melalui ilustrasi tersebut,kita diantarkan kepada pemahaman bahwa dalam kehidupan setiaporang, di mulai sejak kecil, akan selalu menghadapi masalah. Karenamasalah, harus kita geledah solusinya. Solusi itu akan muncul jika dalamproses pemecahannya dikemas secara kreatif dengan pemanfaatansarana dan situasi yang tepat.
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup28
A. Standar Kompetensi
Paket sessi pembelajaran kecakapan generikyang diuraikan dalam model ini padahakikatnya bertujuan untuk menumbuhkanatau mengembangkan kemampuan personaldan sosial peserta terutama hubungannyadengan kegiatan berwirausaha. Rumusanstandar kompetensi yang harus dicapai pesertasetelah mengikuti semua sesi pembelajaran iniadalah sebagai berikut.
No Standar Kompetensi IndikatorKompetensi Dasar
1 Mampu mengenalidan memanfaatkanpotensi diri, berpikirrasional dalammempertimbangkansetiap keputusan,serta tampilpercaya diri dalammelakukankegiatan sehari-hari
Mampu menyingkapkekuatan dankelemahan diri,sehingga munculkesadaran diri yangmenimbulkan motivasiuntuk bersikap danbertindak yang lebihbaik.
a. Mengidentifi-kasi keunggu-lan ataukelebihan yangdimiliki olehdiri sendiri
b. Mengidenti-fikasikelemahanataukekuranganyang dimilikioleh diri sendiri
c. Mengidentifi-kasi potensidiri yang dapatdikembangkanuntuk belajar,bekerja atauberwirausaha
d. Mengidentifi-kasi tujuanhidup yangakan dicapaipada masayang akandatang
Mampumenggali informasi,mengolah informasi,dan mengambil
a. Menemukanjenis kegiatanyang terdukungoleh potensilingkungan
Sumber:CD Image
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
29Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
Menunjukkan keyakinanakan kemampuan danpenilaian diri sendiridalam berbagai situasisehingga menghasilkankinerja yang lebihunggul.
a. Mampubertanya denganbaik
b. Mampumengemukakanpendapat dalamsebuah diskusi
c. Menunjukkankeyakinandalammelakukansuatu aktivitas
No Standar Kompetensi IndikatorKompetensi Dasar
Memilikikemampuanbekerjasama ataubermitra denganperorangan,perusahaan,pemerintah, atauorganisasi yangmampu membawasumber daya baruuntuk sebuahkegiatan/usahayang sedangdilakukan.
2 a . Memiliki wawasantentang membangunkerjasama dalammelakukan kegiatan/usaha
b. Mampu menjalinkerjasama denganpihak lain dalammelakukan suatukegiatan/usaha
a. Menjelaskanpengertiankerjasama
b. Menguraikanprinsip-prinsipkerjasama
c. Mengidenti-fikasi faktor-faktor yangmempengaruhikerjasama
d. Mengidentifi-kasi kelebihandankekurangankelompok yangdapatdimitrakandengan pihaklain
e. Menentukanmitra kerja-sama yangsesuai dengan
keputusan secaracerdas, serta mampumemecahkan masalahsecara tepat dan baik.
b. Membuatperencanaankegiatan secaramatang sesuaidengandukungan yangada
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup30
Standar Kompetensi IndikatorKompetensi Dasar
Memilikikeberanianmengambiltindakan danmenerimatanggung jawabatas hasil pilihantindakan yangdilakukan untuksebuah kegiatan /usaha.Menunjukkankeberanian diridalammerencanakan,melaksanakan danmenerima hasiltindakan.
Memahami konsep danimplementasikepemimpinan dalammenjalankan suatukegiatan
a. Memahamipengertiankepemimpinandan pemimpin
b. Mampumenjelaskansifat-sifatpemimpin yangefektif
c. Memahamifungsi danperananpemimpin
d. Membedakantife-tifepemimpin
e. Menjelaskantahapanmanajemendalamkepemimpinan
a. Menuliskanrencana,pelaksanaandankemungkinanhasil ataspilihantindakan.
b. Memperkirakanhasil di masamendatang atastindakan yangdilakukan saatini
Menuliskan rencana,pelaksanaan dankemungkinan hasil ataspilihan tindakan
kebutuhanf. Menjalin
kerjasamadengan mitrayang telahditetapkan
3
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
31Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
Pokok Bahasan Pokok MateriTujuanNo
Kesadaran Diri1 1. Peserta memahamikeunggulan yang dimilikisebagai modal dalammengembangkan dirimenjadi pekerja atauwirausahawan
2. Peserta menyadarikekurangan diri sekaligusdapat menentukan langkahuntuk meminimalisirkekurangan tersebut
3. Peserta terbiasa membuatkeputusan tentang apa yangakan dilakukan dalamhidupnya secara cermat danmasuk akal
4. Peserta mampu bersikapdan bertindak denganpenuh keyakinan.
Mengenal diriBerpikir rasionalPercaya diri
Standar Kompetensi IndikatorKompetensi Dasar
Mengembangkanpengalaman diri sendiridan pengamatan ataspengalaman orang lainsebagai dasarmengambil keputusandalam bertindak
Mendaftar pengalamanyang dialami diri sendiridalam melakukan suatupilihan tindakan.
Mendaftarpengalaman yangdialami diri sendiridalam melakukansuatu pilihantindakan.
Mencatatkan hasilamatan ataspengalaman oranglain dalammelakukan suatutindakan
B. Rumusan Materi
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup32
Pokok Bahasan Pokok MateriTujuanNo
Kepemimpinan3 Memahami konsep danimplementasi kepemimpinandalam menjalankan suatukegiatan
Mempraktikkan keberaniandiri dalam merencanakan,melaksanakan dan menerimahasil apa pun atas tindakanyang dipilih.
1. Pengertiankepemimpinandanpemimpin
2. Sifat-sifatpemimpinyang efektif
3. Fungsi danperananpemimpin
4. Tipe-tipepemimpin
5. Tahapanmanajemendalamkepemim-pinan
Rencana,pelaksanaandan hasilusaha.
Kerja Sama2 1. Peserta memahamitentang membangunkerjasama dalammewujudkan program
2. Peserta dapatmengemukakan kelebihandan kekurangan kelompokyang dapat dimitrakandengan pihak lain.
3. Peserta dapat menentukanmitra kerja untukmenyelesaikanpermasalahan yang adapada kelompok.
4. Dapat menjalin kerjasamadengan mitra yang telahditentukan.
1. Pengertiankerjasama
2. Prinsip-prinsipkerjasama
3. Faktor-faktor yangmempenga-ruhikerjasama
4. Pemetaaanaspek yangdapatdimitrakandenganpihak lain
5. Tips umummemuluskanproseskerjasama
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
33Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
C. Paket Pembelajaran
Upaya pencapaian standar kompetensi kecakapan generikoleh peserta (seperti telah diuraikan di atas) yang meliputikemampuan kesadaran diri, kerjasama dankemampuan leadership, tidak terlepas dari peranfasilitator dalam merekayasa proses pembe-lajaran yang partisipatif dan menye–n a n g k a n .Berikut ada-lah paketpembelajaranuntuk menca-pai ketiga ke-mampuan diatas.
sumber:cd image
Pokok Bahasan Pokok MateriTujuanNo
Peluang danproyeksi Usaha.
Pengalamangagal sertamanfaat yangdapat diperoleh.
Catatanpengamatankeberhasilanorang laindalammelakukanusaha
Memperkirakan hasil usahayang diperoleh atas pilihantindakan yang dilaksanakansaat ini.
Menuliskan daftar pengalamandiri yang sangat berharga
Memberikan tiga contohpengalaman orang lain yangditemukan di sekitarlingkungan.
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup34
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
35Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
A. PENDAHULUAN
Manusia akan dapat bangkit, bertahan dan meningkatkan kualitashidupnya ketika ia memiliki kecakapan hidup atau life skills. Salah satukecakapan hidup yang dibutuhkan oleh semua orang dalam berprofesiapapun adalah kecakapan personal yang di dalamnya memuatkemampuan mengenal diri, berpikir rasional dan percaya diri, semuanyaitu bolehlah kita sebut sebagai "kesadaran diri".
Mengenal diri berarti mampu menyingkap kekuatan, keunggulan,atau kelebihan diri. Mengenal diri juga berarti mampu menemukankelemahan, keterbatasan atau kekurangan diri. Berfikir rasional berartimampu menimbang dan memutuskan segala sesuatu yang akandilaksanakan secara cermat dan masuk akal. Percaya diri berartiperilaku yang menunjukkan keyakinan pada kemampuan dan penilaiandiri sendiri yang sering muncul dalam berbagai situasi dan menghasilkankinerja yang lebih unggul.
Dalam konteks pembelajaran PKH baik dalam bentuk kursuswirausaha desa (KWD) atau kursus wirausaha kota (KWK), sudahseharusnya tiga kemampuan di atas (mengenal diri, berfikir rasionaldan percaya diri) menjadi salah satu kecakapan yang harus ditanamkankepada peserta (warga belajar) program, bukan hanya kecakapanvokasional atau kecakapan kerja saja. Proses internalisasi kecakapanpersonal ini sudah jelas menjadi tanggung jawab anda sebagaiinstruktur/fasilitator program PKH.
Paket sessi pembelajaran kesadaran diri ini akan membimbingAnda untuk menumbuhkan potensi kesadaran diri peserta program.Secara praktis, paket ini akan berisi tujuan belajar yang harus dicapaioleh peserta program, perangkat-perangkat yang akan digunakandalam proses pembelajaran, dan langkah-langkah yang harus andalakukan untuk menggiring peserta belajar aktifmencapai tujuan belajarnya. Selain itu, paket inijuga berisi tentang pesan-pesan pembelajaranyang sebaiknya menjadi penekanan yang dapatanda kembangkan sendiri.
Harus diakui bahwa upaya merangsang pesertaprogram PKH sehingga memiliki kemampuanmengenal diri, berfikir rasional dan percaya diri,bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukanoleh fasilitator. Akan tetapi dengan kesabaran dankreativitas yang ditunjukkan oleh instruktur/fasilitator dalam membimbing peserta secara berkelanjutan,pada akhirnya harapan tersebut akan dapat diwujudkan.
sumber:cd image
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup36
B. TUJUAN
Seperti telah disampaikan pada bagian “pendahuluan”, bahwakecakapan kesadaran diri mencakup tiga kemampuan, yaitukemampuan mengenal diri, berfikir rasional dan percaya diri. Denganacuan di atas, maka setelah anda melaksanakan sessi pembelajarankesadaran diri ini, diharapkan terjadi perubahan positif pada diri pesertaprogram yaitu:
1. Peserta program memahami secara utuh keunggulan yangdimilikinya sebagai modal dalam mengembangkan diri menjadipekerja atau wirausahawan.
2. Peserta program menyadari sepenuhnya kekurangan dirinyasekaligus dapat menentukan langkah untuk meminimalisasikekurangan tersebut.
3. Peserta program terbiasa membuat keputusan tentang apa yangakan dilakukan dalam hidupnya secara cermat dan masuk akal
4. Peserta program mampu bersikap dan bertindak dengan penuhkeyakinan.
C. PETUNJUK UMUM
Sebelum Anda melaksanakan sessi ini, ada beberapa hal yangperlu diperhatikan yaitu:
1. Kenali keunggulan dan kelemahan diri Anda, karena hal ini dapatmembantu anda memberikan ilustrasi/ contoh-contoh untuk peserta.
2. Sikap dan perilaku anda akan selalu dibandingkan oleh pesertadengan materi yang anda sampaikan yaitu kesadaran diri. Olehkarena itu, tunjukkan kepercayaan diri Anda sebagai instruktur/fasilitator.
3. Instrumen pembelajaran dan permainan-permainan yangdicontohkan dalam paket ini dapat anda kembangkan lagi sesuaikebutuhan, dengan catatan tidak merubah makna sessi ini.
D. RINCIAN LANGKAH KEGIATAN
a. Bina Suasana
Hal pertama yang harus Anda lakukan untuk memulai sessipembelajaran kesadaran diri ini adalah mengkondisikan pesertauntuk mempunyai kesan baik terhadap anda dan materi yangakan anda sampaikan. Selain anda harus berpenampilanmenarik, ada beberapa cara untuk menarik simpati peserta,antara lain dengan mengajak peserta melakukan permainan-
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
37Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
permainan yang singkat namun memberi kesan menye-nangkan dan mengakrabkan.
Salah satu permainan untuk melakukan bina suasanaadalah permainan "membuat lubang besar", berikut adalahpenjelasan tentang proses permainannya.
Nama Membuat Lubang Besar
Tujuan Berlomba membuat lubang sebesar-besarnya denganhanya memanfaatkan satu lembar kertas, sehinggalubang tersebut dapat dimasuki oleh badanpembuatnya.Merangsang antar peserta untuk melakukan komunikasiMelatih berpikir positif, kreativitas, dan berusahamaksimal.
Alat/bahan Kertas HVS ukuran A4
Proses
Makna
a. Bagikan kepada setiap peserta satu lembar kertasukuran A4
b. Tugaskan kepada peserta untuk membuat lubangsebesar-besarnya dengan memanfaatkan kertasyang sudah dibagikan.
c. Sebelum memulai permainan, sambil berdiri,seluruh peserta meneriakkan judul permainan yaitu“membuat lubang besar”
d. Berikan waktu kurang lebih 10 menit kepadapeserta untuk mencoba dan mencoba lagi.
e. Apabila seluruh peserta tidak ada yang bisamelaksanakan tugas, berikanlah contohnya
f. Ulas dan diskusikan makna permainan
Permainan ini merupakan arena berlatih bagi sipemain untuk mendongkrak kreativitas. Permainan inimembutuhkan nalar si pemain, bagaimana membuatsesuatu yang kecil menjadi besar. Dalam bahasa laindapat disebutkan, bagaimana menjadikan sesuatuyang tidak mungkin menjadi mungkin.Memaknai permainan ini dapat kita spektrumkandalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana kitamenyadari bahwa sesuatu yang kita anggap masalah,menjadi potensi atau kekuatan untuk lebih kerja keras
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup38
Nama MEMBUAT LUBANG BESAR
mencari solusinya.Contoh kasus, kita tak memiliki pekerjaan yang bisamembuat kita berpenghasilan tetap. Kasus tersebutbanyak orang menyebutnya sebagai masalah. Namundemikian, di mata orang yang memiliki nalar kreatifakan bermakna sebagai sumber kekuatan untuk:“bagaimana agar saya berpenghasilan tetap”. Solusisederhananya, kita harus memiliki kemampuan untukmemberdayakan dan mendayagunakan apa yang kitamiliki. Kemauan, tentunya menjadi niatan dan langkahawal untuk berbuat dan berbuat.
1. Siapkan sebuah kertasberukuran polio atau A4
2. Lipatlah kertastersebut hinggamenjadi ukuransetengahnya
3. Posisikan letak lipatan pada bagian atas
4. Mulailah merobek kertastersebut dari bagian yangdilipat. hasil robekan diusa-hakan jangan sampai rampung,sisakan 1 - 2 cm.
Langkah-langkah Membuat Lubang Besar
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
39Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
5. Dengan arah bolak-balik, lakukanperobekan kertas tersebut hingga keujungnya.
6. Bentuk lipatan kertas yangsudah dirobek.
7. Bukalah hasil robekan kertas tersebuthingga posisi kertas tidak terlipatlagi.
8. Mulai dari baris kedua, potonglahrobekan kertas tersebut pada bagiantengahnya atau tepat pada hasillipatan.
9. Lakukan pemotongan kertas hinggabagian kedua dari akhir kertastersebut.
10.Bentuk kertasyang sudahdipotong.
11.Bukalah kertas tersebut hingga membentuksebuah lingkaran.
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup40
b. Apersepsi
Pada bagian ini, Anda harus menjelaskan tujuanpembelajaran/ hasil belajar yang diharapkan dicapai olehpeserta. Anda juga hendaknya menjelaskan tentang prosespembelajaran yang akan dilalui oleh peserta untuk mencapaitujuan tersebut.
1. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta program memahami secara utuh keunggulanyang dimilikinya sebagai modal dalam mengembangkandiri menjadi pekerja atau wirausahawan.
b. Peserta program menyadari sepenuhnya kekurangandirinya sekaligus dapat menentukan langkah untuk memi-nimalisir kekurangan tersebut.
c. Peserta program terbiasa membuat keputusan tentangapa yang akan dilakukan dalam hidupnya secara cermatdan masuk akal.
d. Peserta program mampu bersikap dan bertindak denganpenuh keyakinan.
Sampaikan tujuan di atas dengan penuh keyakinan,sampaikan pula bahwa apabila peserta sungguh-sungguhmengikuti proses pembelajaran, maka Anda akan denganmudah membantu mereka mencapai tujuan tersebut.
2. Alur Proses pembelajaran
Setelah peserta memahami tujuan yang akan merekacapai dari keikutsertaannya dalam pembelajaran, Anda jugaharus menjelaskan apa yang akan mereka lakukan untukmencapai tujuan tersebut. Hal ini perlu dipahamkan supayapeserta dapat menyiapkan diri sedini mungkin untukberpartisipasi dalam setiap tahapan kegiatan pembelajaran.
Seperti telah disampaikan di atas, sessi pembelajarankesadaran diri memuat dua sub sessi, yaitu:
a. berlatih mengenal diri;
b. berlatih berpikir rasional dan percaya diri.
Kedua hal di atas akan dibelajarkan secara partisipatif,oleh karena itu proses pembelajaran yang dilalui peserta akandidominasi oleh keterlibatan peserta, berikut adalah alurpembelajarannya.
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
41Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
Setiap sub sessi akan dibelajarkan melalui tiga kegiatanyaitu memahami diri, sharring, dan review.
Mengenal diriBerpikir rasionaldan Percaya diri
ReviewSharring
a. Memahami Diri
Pada kegiatan ini, peserta difasilitasi untuk mencobamerenungkan apa yang mereka ketahui tentang kekuatan/kelebihan, kelemahan/kekurangan diri, kemampuan berfikirrasional, dan kepercayaan dirinya. Kegiatan ini akan dipandumelalui instrumen-instrumen. Kegiatan ini bersifat individualuntuk melatih peserta berani menuliskan kondisi dirinya.
b. Sharring
Setelah peserta menuangkan apa yang mereka ketahuitentang dirinya, maka langkah selanjutnya adalah mem-berikan kesempatan kepada peserta untuk berbagi infor-masi dengan peserta lainnya. Kegiatan ini diarahkan untukmelatih peserta untuk berani menyatakan kondisi dirinyakepada pasangan bicaranya.
Pada kegiatan ini, fasilitator diharapkan dapat mendo-rong peserta untuk mampu menjelaskan kondisi diri daripasangannya secara menarik. Dengan mengacu kepadahasil sharring dan instrumen introspeksi diri. Proses ini jugasebagai ajang untuk saling mengenal satu sama lain secaralebih mendalam.
c. Review
Kegiatan ini merupakan kegiatan penegasan-pene-gasan atau pembulatan dari inti pembelajaran.
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup42
C. Pembelajaran
Sub sessi 1 : Mengenal diri
Uraian Kegiatan Keterangan
Mintalah 2 sampai3 orang pesertauntukmemperkenalkandiri, beri waktu yangseluas-luasnyauntuk mereka.
Kemungkinan, merekamemperkenalkan hal-hal yangsifatnya umum, seperti siapanama, dimana kerja, atau status)Bila benar kemungkinantersebut, berilah ulasan tentang:
• Perkenalan pada dasarnya
tidak sekedarmenginformasikan identitasdiri, tetapi sekaligusmempromosikan diri.
• Untuk bisa mempromosikan
diri, kita perlu lebih dalammengenal diri kita, terutamamengenal kekuatan,kelebihan atau keunggulandiri
Bagi peserta menjadibeberapa kelompok
Jumlah anggota setiap kelompoksebaiknya genap dan tidak biasgenderSetiap kelompok diminta untukduduk berkeliling
Pesertamelakukan prosespemahaman diri
Fasilitator membagikan intrumen1.1 "mengenal diri" untuk diisi olehsetiap peserta.Peserta secara individual mengisiinstrumen dengan seksama.
Peserta melakukansharring (dialogberpasangan
Setelah selesai diisi, berikesempatan kepada setiapkelompok untuk saling mengenaldi antara mereka (mengacukepada instrumen).
Peserta berlatihmengungkapkan(dalam forum kelas)
Peserta diberi kesempatan sekitar10 menit untuk memperkenalkanmasing-masing pasangannyasecara menarik dengan gayanya
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
43Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
Uraian Kegiatan Keterangan
Adakan refleksiterhadap perkenalanyang telah dilakukan
• Sudahkah terlihat keunggulan
masing-masing peserta,
• Apakah masing-masing
peserta menyadarisepenuhnya bahwa setiaporang punya keunggulan?
• Apakah peserta menyadari
mereka telah belajarbagaimana menggalikeunggulan diri?
• Kalau sudah ada siap-siap
"jenis keterampilan/usaha",apakah keunggulan masing-masing peserta dapatmendukung
• Instrumen yang telah terisi
disimpan oleh masing-masingpeserta
Lakukanpenyimpulan-penyimpulan
masing-masingPeserta yang lain harusmerespons secara positif terhadapapapun yang dikenalkan(misalnya dengan menyatakan"luar biasa", tepuk tangan)Beri kesempatan sampai semuapeserta mendapat giliranAkhiri kegiatan ini dengan tepuktangan
Peserta berlatihmembuat rencanahidup
Peserta berlatih membuat rencanahidupBerikan penegasan bahwamembuat rencana hidupmerupakan langkah pentinguntuk keberhasilan di masamendatang dan jangan takutuntuk menuliskan.
Berikan penjelasan bahwarencana hidup 5 tahun yangdibuat haruslah SMARTI
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup44
Uraian Kegiatan Keterangan
• Tahu diri adalah kemampuanseseorang untuk mengenal,memahami dan menilai dirisendiri sehingga banggaterhadap dirinya namun tetapberhasrat untuk menjadi lebihbaik lagi
• Sadar diri artinya mengenal
identitas diri, kekuatan ataukelebihan diri dan kelemahanatau kekurangan diri
• Melatih kesadaran diri dapat
dilakukan melalui kegiatan-kegiatan di antaranya:
• Pikirkan dan catatlah
karakter diri sendiri,pengalaman diri baikpengalaman belajar/bekerja/berorganisasi, dll
• Kaji lebih jauh pengalaman
tersebut, pilah pengalamansukses dan pengalaman
Berikan kesempatan kepadapeserta untuk merumuskan “apayang ingin dicapai pada 5 tahunmendatang (ingin menjadi apaatau ingin punya apa)
Setelah semua peserta memilikitujuan hidup 5 tahun mendatang,bagikan kepada masing-masingpeserta instrumen rencana tujuanantara 1 tahun.Sebelum peserta mengisiinstrumen, berikan penjelasantentang cara pengisiannya.
Berikan pendampingan selamapeserta mengisi instrumen.
Lakukan penegasan-penegasanterhadap proses dan hasil darikegiatan membuat rencana hidup
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
45Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
Uraian Kegiatan Keterangan
gagal, cari penyebabnya.Dengan melakukan inisedikitnya kita akan sadarbahwa kita banyak memilikipengalaman yang dapatdijadikan cermin dankekuatan.
• Belajarlah berani untuk
menentukan target atauharapan atau cita-cita.
• Manfaat yang akan terasa
manakala kita mengenalpotensi dan kelemahan diri diantaranya akan munculkeyakinan yang akanmenumbuhkan danmemperkuat rasa percaya diri.
• Dengan mengenal diri sendiri,
mengetahui kelebihan dankekurangan diri, maka kitasecara sadar dapat:
Mempertahankan dan
meningkatkan hal-hal yangbaik
Menyempurnakan hal-hal
yang kurang baik
Memperbaiki yang masih
keliru
Menghindar dari penyebab
kegagalan
• Di samping itu, akan muncul
kekuatan diri yang akanmenggiring kita memilikipribadi yang prima, yangditunjukkan dengan:
Rasa percaya diri, karena
sadar dan yakin akankemampuan diri
Memiliki rencana untuk
memperkecil kekuranganyang dimiliki
Tidak bergantung kepada
orang lain
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup46
Sub sessi 2 : Berpikir Rasional dan Percaya Diri
Uraian Kegiatan Keterangan
Menghubungkanmateri sebelumnyadengan materi yangakan disampaikan
Ulas kembali materi mengenal diridan berpikir rasional denganmengajukan beberapa pertanyaansebagai berikut.
• Potensi apa saja yang telah
disadari sebagai keunggulandiri?
• Apakah Anda merasakan
adanya perubahan yang positif?
• Apa saja perubahan positif yang
telah Anda rasakan?
• Jelaskan secara meyakinkan
bahwa mengenal dirimenumbuhkan keyakinan diri,dan keyakinan diri sebagaimodal percaya diri.
Bagi peserta menjadibeberapa kelompok
Jumlah anggota setiap kelompoksebaiknya tidak bias gender(dicampur antara laki-laki danperempuan)
Setiap kelompok diminta untukduduk berkeliling
Tidak bersikap sombong
karena kemampuan yangdimiliki, dan tidak merasarendah diri karena memilikikekurangan
Peserta melakukanpermainan lempargelang (ring toasgame)
Tujuan:Merangsang peserta berpikirrasional dan mengukurkemampuan diri untuk menentukansuatu target.
Perlengkapan:1. Gelang rotan 4 buah2. Tonggak kayu (30 cm)3. Kertas flipchart4. Formulir permainan5. Tempat permainan (jarakmelempar 10 nomor, masing-
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
47Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
KeteranganUraian Kegiatan
masing nomor berjarak 50 cm)Proses :Tahap 1Tahap ini peserta tidakdipengaruhi oleh lingkungandalam melakukan permainan1. Peserta mengisi formulir
permainan2. Peserta melakukan permainan
tanpa dilihat peserta lain3. Demikian seterusnya sampai
seluruh peserta mendapatgiliran
4. Penentuan siapa yang menang
Tahap 2Tahap ini peserta dipengaruhi olehlingkungan dalam melakukanpermainan1. Peserta mengisi formulir
permainan2. Peserta melakukan permainan
dengan disaksikan oleh pesertalain
3. Demikian seterusnya sampaiseluruh peserta mendapatgiliran
4. Penentuan siapa pemenang
Tahap 3Tahap ini peserta bukan hanyadipengaruhi oleh lingkungan,akan tetapi juga dihadapkan padaresiko karena setiap peserta harusmengeluarkan modal dan akanmendapat hadiah permainan1. Peserta mengisi formulir
permainan2. Peserta melakukan permainan
dengan disaksikan olehpeserta lain
3. Demikian seterusnya sampaiseluruh peserta mendapatgiliran
4. Penentuan siapa pemenang
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup48
KeteranganUraian Kegiatan
Diskusi kelompok Jelaskan tugas yang harus merekaselesaikan melalui diskusi yaitu:Buatlah satu strategi untukmemasarkan hasil produksi denganmenjawab pertanyaan sebagaiberikut: Produk apa yang akan Anda
produksi dan pasarkan? Mengapa anda memilih produk
tersebut?
Refleksi terhadappermainan yangtelah dilakukan
Permainan ini dimaksudkan untukmelihat prilaku dan pola pikirpeserta dalam melakukanaktivitas, khususnya dalammenentukan target tertentu yangsangat dipengaruhi olehkemampuan diri dan pengaruhfaktor luar (lingkungan, pesertalain, rangsangan/ hadiah).Makna permainan ini sebagaiberikut.a. Apabila peserta mampu
meredam faktor luar maka akanmenentukan target gelangsesuai dengan kemampuan diri.
b. Tetapi apabila pesertaterpengaruh oleh faktor luarmaka peserta akan bertindakkeluar dari kemampuan diri.
c. Belajar dari pengalaman atauumpan balik, artinya kalaulemparan dari jarak 4 tidakmasuk maka tahap berikutnyajarak yang diambil harusditurunkan.
d. Suka menyelidiki lingkungantentang berat gelang rotan,faktor angin, lantai, pengaruhteman, dan sebagainya.
e. Mengukur kemampuan dirif. Tingkat keyakinan yang tinggi
akan mendorong kemampuanuntuk mewujudkan keinginan.
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
49Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
Keterangan
Peserta melakukanpresentasi hasildiskusi kelompok
Aturlah posisi duduk peserta dalambentuk U, usahakan tidak adapeserta yang duduk di belakangpeserta lain.Tentukanlah giliran setiap kelompokuntuk melakukan presentasi danmenjadi moderator. Instrukturkapasitasnya sebagai penanggap.Presentasi setiap peserta di bagimenjadi tiga kegiatan yaitu kegiatanmenjelaskan hasil diskusi, kegiatantanya jawab antar peserta dantanggapan dari instruktur.
PresentasiAkan lebih menarik apabila hasildiskusi kelompok yang akandipresentasikan ditulis pada kertasdinding, sehingga akan terbaca olehsemua peserta.
Uraian Kegiatan
Untuk mempermudah prosesdiskusi, pertanyaan-pertanyaan diatas dapat diformulasikan kedalam lembar kerja diskusi(contohnya, lihat lampiran)
• Amati semua aktivitas peserta
dalam berdiskusi.
• Lihatlah kecenderungan siapa
yang aktif dan siapa yang pasif.
• Buatlah catatan-catatan
mengenai kejadian ataugagasan yang dianggapmenarik selama diskusi.
• Berikanlah bimbingan untuk
mengarahkan jawaban-jawabanpeserta.
Siapa yang menjadi sasaranpenjualannya? Mengapa?
Bagaimana strategi pemasaranyang akan dilakukan?
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup50
Keterangan
Lakukanpenyimpulan dantindak lanjut
Berikan kesimpulan-kesimpulantentang apa yang sudah dilakukanoleh peserta selama prosespembelajaran.Kesimpulan berkisar tentang:
• Kepercayaan diri merupakan
modal utama dalam mencapaisukses
Uraian Kegiatan
TanggapanTanggapan instruktur meliputi duahal yaitu:
• Tanggapan terhadap
kemampuan setiap pesertamengemukakan gagasan,pertanyaan atau jawaban.
• Berikan ulasan tentang peserta
yang sudah dianggap baik dankurang baik dalammengemukakan gagasan,pertanyaan atau jawaban.
• Tanggapan terhadap hasil kerja
kelompok dengan mengacupada pertanyaan yang telahdiberikan kepada masing-masing kelompok.
• Kelompok mana yang hasil
kerjanya dianggapprospektif.
• Kelompok mana yang masih
perlu diperbaiki
• Usaha apa yang
memungkinkan untukditindak lanjuti.
Tanya jawabSetiap peserta diupayakanmengemukakan pendapat ataupertanyaan, namun demikian,instruktur harus berhati-hatijangan sampai peserta merasategang, buatlah kondisi yangmenyenangkan bagi peserta
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
51Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
Keterangan
• Kepercayaan diri dapat
ditumbuhkan melalui berlatihsecara sungguh-sungguh
• Kepercayaan diri seseorang
diperlihatkan kepada orang lainmelalui sikapnya, antara lainditunjukkan dengan:
• Memperlihatkan sikap positif
bila diminta untukmelakukan sesuatu.
• Menanggapi kesempatan
yang datang kepadanyadengan penuh keyakinandan bersikap tenang.
• Bersedia menerima masukan
atau saran dari orang lain
• Tidak mudah terombang-
ambing oleh pendapat atausaran orang lain
• Untuk meningkatkan
kemampuan percaya diri,bimbinglah pesertamerencanakan danmelakukan simulasi tentang:
• Bagaimana melayani
pelanggan
• Bagaimana menawarkan
produk
Kemampuan mengenal diri, berpikir rasional, danpercaya diri tidak dianugerahkan dalam bentuk yang instanoleh Sang Pencipta, kemampuan ini harus ditumbuhkandan dikembangkan bahkan dipelihara secara terusmenerus melalui kegiatan belajar.
Uraian Kegiatan
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup52
Menjadi suksesatau berhasil,menurut hasil pe-
nelitian CharlesSchreiber, le-bih besar di-tentukan oleh
sikap mentalatau kepribadian (85%)
dibandingkan dengantingkat pendidikan formalmaksimal (15%).
Hal ini menunjukkan bahwasetiap orang memiliki peluanguntuk meraih sukses walaupunhanya lulusan SLTA, SLTP bahkanSD sekalipun, apabila di dalamdirinya ada kemauan dankesungguhan untuk memperkuatmental atau kepribadian.
Setiap orang pasti memilikikelebihan dan kekurangan,namun tidak semua orang bisamenyadari akan kelebihan dankekurangan dirinya, bahkanseringkali kita lebih mengenal or-ang lain daripada diri kita sendiri.Ini berarti bahwa kita belummemiliki kesadaran diri.
Kesadaran diri adalah ke-mampuan seseorang untukmengenal, memahami dan me-nilai diri sendiri sehingga banggaterhadap dirinya, namun tetapberhasrat untuk menjadi lebihbaik lagi.
Ada sebuah kisah terkenaltentang seekor elang yang lahirdikomunitas ayam. Karena lahirdan tumbuh di lingkungan itu,sang elang merasa yakin bahwadia seekor ayam yang tidak adabedanya dengan anak-anakayam yang lain. Ia berkokok danberjalan layaknya seekor ayam.Tak pernah ia mengepakkansayapnya. Tatkala suatu hari diamelihat elang terbang tinggidengan gagahnya, ia hanya bisaternganga dan berdecak kagumsambil melamun seandainya iabisa terbang tinggi seperti elangitu.
Cerita di atas, hanyalahsimbol dari suatu ketidaksadarandiri, sang elang tidak mengenaldirinya sendiri sehingga seeorangtidak dapat berprestasi sesuaidengan potensi yang dimilikinya.Mengenal diri diyakini sebagaisalah satu kunci utama dalammeraih kesuksesan hidup.
Menurut John Robert Powers(1977), konsep diri adalah ‘kesa-daran dan pemahaman terhadapdirinya sendiri yang meliputi ;siapa aku, apa kemampuanku,apa kekuranganku, apa kele-bihanku, apa perananku, dan apakeinginanku’ Konsep diri menjadidasar perilaku hidup sehari-hariyang disadari. Kesadaran danpemahaman akan dirinya sema-kin mencerminkan prinsip hidupdan kehidupannya.
Mengenal diri sendiri berartimemperoleh pengetahuan ten-tang totalitas diri yang tepat, yaitu
E. BAHAN BACAAN
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
53Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
menyadari kelebihan/keunggulan yang dimiliki maupun kekurangan/kelemahan yang ada pada diri sendiri. Dengan mengenal diri sendirisecara tepat akan diketahui konsep diri yang tepat pula, denganberupaya mengembangkan yang positif dan mengatasi/ menghilangkanyang negatif.
Konsep diri negatif :
Seseorang dikatakan memiliki konsep diri negatif, apabila:
· Tidak memiliki pengetahuan yang menyeluruh tentang dirinya, iakurang memahami siapa dirinya, apa kelebihan dan kelemahanyang dimilikinya.
· Memiliki pandangan tentang dirinya yang terlalu kaku (tidak dapatberubah) atau terlalu tinggi/berlebihan. Menolak informasi yang baru(terutama yang negatif) tentang dirinya, sehingga orang tersebutsulit untuk mengubah konsep diri yang sudah dianggap ‘betul’.
· Lebih banyak melihat aspek-aspek kekurangan/kelemahannyadalam dirinya daripada aspek-aspek kelebihan/kekuatan yang iamiliki.
Konsep diri negatif dapat menimbulkan penilaian diri yang negatifpula, dimana seseorang merasa sebagai pribadi yang ‘baik’. Dengandemikian ciri konsep diri negatif adalah: kurang pengetahuan tentangdiri sendiri, harapan-harapan yang tidak realistik dan terlalu tinggi, danrendahnya penghargaan terhadap diri sendiri.
Konsep diri positif :
Seseorang dapat dikatakan mempunyai konsep diri positifapabila :
· Memiliki pengetahuan menyeluruh mengenai dirinya, mencakupkelebihan dan kelemahan dirinya
· Menerima diri apa adanya, apabila ia mempunyai kelebihan ia tidaksombong dan apabila ia mempunyai kelemahan tidak kecewa
· Memiliki kesadaran yang besar untuk mengubah atau mengurangiaspek dari dirinya yang dianggap merugikan.
Ciri konsep diri positif adalah: memiliki pengetahuan yang cukupluas tentang dirinya, mempunyai harapan yang realistik dan self es-teem yang tinggi atau penghargaan diri yang sehat.
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup54
Apa yang harus kita kenali ?
Cobalah anda simak cerita berikut ini.
Pada suatu pelatihan, seorang fasilitator berkata, “Bapak danIbu, coba tuliskan tiga kelebihan yang anda miliki. “
Menit demi menit berlalu namun para peserta seakan masihbingung.
Dengan setengah berakting, sang fasilitator kemudian bersuarakeras : “Ayo, tuliskan! Waktu anda terbatas..” para peserta seketikamenjadi salah tingkah.
Beberapa di antara mereka, memang tampak mulai menulis. Salahsatu di antara mereka menulis di atas kertas, “kalau tidak salah katateman sekerja, saya orang yang pintar berbicara,. Kadang-kadang sayadapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Kadang-kadang sayamenyenangkan.”
Penuh rasa penasaran, sang fasilitator bertanya kepada parapeserta: “Kenapa tulisnya kata teman sekerja, ada juga yang kadang-kadang? “. Dengan wajah penuh kebingungan, peserta hanya berkata: “Emang cuma katanya atau kadang-kadang, pak “
Ketika semua peserta telah menuliskan kelebihan dirinya, sangfasilitator kemudian melanjutkan instruksi berikutnya : “Sekarang, cobatuliskan tiga kelemahan anda atau hal-hal yang buruk dalam diri anda.”
Seketika ruangan pelatihan menjadi gaduh. Peserta tampakbersemangat. Salah satu dari mereka angkat tangan dan bertanya :“Tiga saja, pak?”. “Ya, tiga saja!” jawab fasilitator.
Apa pelajaran yang bisa kita petik dari cerita sederhana itu? Sayamenangkap setidaknya ada beberapa hal penting yang bisa kita pelajari.Salah satunya, kita sering tidak menyadari apa kelebihan diri kita karenalingkungan dan orang di sekitar kita jauh lebih seringmengkomunikasikan kepada kita kejelekan dan kekurangan kita.
Fokuskan perhatian pada kelebihan kita dan bukankelemahan kita
Dua hal yang harus kita kenali tentang diri kita supaya kita punyakeyakinan bahwa satu saat kita akan menjadi orang sukses. Dua hal
dimaksud adalah kelebihan dan kekurangan diri.
a. Kelebihan yang Dimiliki
Sekecil apapun kelebihan yang kita miliki, semestinya menjadisuatu kebanggaan dan patut disyukuri, kita harus yakin bahwa kelebihan
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
55Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
tersebut dapat memberikan manfaat baik bagi diri sendiri maupun bagiorang lain. Kelebihan yang dimiliki bisa berupa potensi, bakat,kemampuan khusus atau pengalaman. Akan tetapi, kelebihan tersebutjanganlah membuat kita menjadi sombong dan meremehkan oranglain. Ingat pepatah di atas langit ada langit.
b. Kekurangan yang Ada Dalam Diri
Jangan pernah takut mengakui kekurangan yang ada pada dirikita, karena dengan mengakui kekurangan berarti kita telah jujur padadiri kita, dan akan memotivasi kita mencari cara untuk meminimalisirkekurangan tersebut.
Bagaimana Mengenali Diri?
a. Pikirkan dan catatlah karakter diri Anda, pengalaman-pengalamanhidup yang pernah dilalui, misalnya tentang pengalaman belajar,pengalaman organisasi, pengalaman bekerja atau berusaha, danlain-lain.
b. Kaji lebih jauh catatan tersebut, pilah pengalaman sukses danpengalaman gagal. Carilah kemungkinan penyebabnya, mengapakita sukses, mengapa kita gagal. Dengan melakukan ini, sedikitnyakita akan tahu apa kekuatan dan kelemahan diri kita.
c. Beranilah untuk mencatat cita-cita/harapan yang ingin Anda capai(misalnya cita-cita yang ingin dicapai 1 tahun / 5 tahun / 10 tahunke depan)
Apa Manfaat Mengenali Diri?
Dengan mengenal diri Anda apa adanya, mengetahui kelebihandan kekurangan, maka diharapkan dapat mempertahankan ataumeningkatkan hal-hal yang baik, menyempurnakan yang belum baik,dan memperbaiki yang masih keliru, serta dapat menghindar daripenyebab kegagalan.
Di samping itu maka akan muncul kekuatan diri yang akanmenggiring kita menjadi pribadi yang prima, di antaranya :
a. Rasa percaya diri, karena sadar dan yakin akan kemampuan yangdimiliki.
b. Memiliki rencana untuk memperkecil kekurangan yang dimiliki.
c. Tidak bergantung kepada orang lain.
d. Tidak bersikap sombong karena kemampuannya, dan tidak merasarendah diri karena kekurangannya.
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup56
Membuat Rencana Hidup
Dalam menentukan tujuan antara harus dibuat perinci meliputisebagai berikut.
1. N (NEED), artinya kebutuhan atau keinginan yang akan dicapai dalamjangka waktu 1 tahun
2. ACT (Action), artinya aktivitas atau kegiatan atau yang akan dilakukanuntuk mencapai keinginan yang telah ditetapkan dalam jangka waktu 1tahun
3. BP (Block Personal), yaitu hambatan pribadi artinya keterbatasan ataukelemahan yang dimiliki dalam mencapai keinginan atau tujuantersebut
MENETAPKAN RENCANA TUJUAN 5 TAHUN YANGAKAN DATANG DENGAN FORMULA:
pecific artinya tujuan tersebut sudah khusus bukan bersifatumum sehingga lebih mudah dalam mencapainya
easurable artinya tujuan tersebut terukur untuk dapatdiwujudkan sesuai dengan kemampuan diri
chievable artinya tujuan tersebut dapat dicapai karenaberhubungan dengan kegiataan atau aktivitas sehari-hari
ealistic artinya tujuan tersebut nyata bukan sesuatu yang terlalutinggi di awang-awang yang merupakan impian saja
ime Limited artinya tujuan tersebut ditarget dengan waktu untukmencapainya
nteresting artinya tujuan tersebut mempunyai kaitan denganketertarikan hati sehingga mempunyai ikatan dan merupakandaya dorong yang kuat untuk mencapai tujuan tersebut
MEMBUAT RENCANA TUJUAN ANTARA 1 TAHUN
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
57Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
4. BW (Block World), yaitu hambatan atau rintangan yangdatang dari luar/lingkungan dalam mencapai keinginan/tujuantersebut
5. H (Help) yaitu bantuan yang diperlukan/diharapkan yangdatang dari mana saja dalam mencapai tujuan tersebut
6. SA (Success Anticipation) yaituperkiraan atau keyakinan akankeberhasilan dalam mencapaitujuan tersebut yang dituangkandalam prosentase artinya berapa %keyakinan berhasil dalam mewujudkankeinginan/tujuan tersebut
7. FA (Failure Anticipation) yaitu perkiraan ataukemungkinan gagal dalam mencapai keinginan/tujuan tersebut yang dituangkan dalamprosentase artinya berapa % kemungkinan gagaldalam mewujudkan keinginan/ tujuan tersebut
8. F + (Feeling Positive) yaitu merasa senang/bangga/bahagia apabilakeinginan / tujuan dapat terwujud/tercapai
9. F – (Feeling Negative) yaitu merasa sedih/kecewa/tidak bahagia apabilakeinginan/tujuan tidak dapat terwujud / tercapai
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup58
Instrumen 1.1
1. Identitas Diri
Nama saya .........., saya biasa dipanggil .........., karena ..........Saya dilahirkan di .........., pada tanggal .........., berat badan saya ..........kg. Sedangkan tinggi ..........cm. Menurut saya fisik saya (cukup ideal,terlalu gemuk, terlalu tinggi), saya pernah sakit .........., penyakit itu(sudah hilang, kadang kambuh, masih terasa). Dikeluarga, anggotakeluarga yang saya kagumi adalah .......... karena ...........
Sewaktu di SD .........., prestasi terbaik saya adalah ...........,pelajaran yang saya senangi saat itu adalah .........., guru yang sayaidolakan bernama .......... karena beliau ...........
Saya tidak melanjutkan sekolah karena ..........
Sewaktu di SLTP .........., prestasi terbaik saya adalah ..........,pelajaran yang saya senangi saat itu adalah .........., guru yang sayaidolakan bernama .......... karena beliau ..........
saya tidak melanjutkan sekolah karena ..........
Sewaktu di SMU .........., prestasi terbaik saya adalah ..........,pelajaran yang saya senangi saat itu adalah .........., guru yang sayaidolakan bernama .......... karena beliau ..........
Saya tidak melanjutkan sekolah karena ..........
Hobi saya adalah .......... saat ini saya (masih/tidak) melakukanhobi saya, karena .......... keterampilan yang saya kuasai adalah ..........saya mendapatkannya dari ..........
Waktu kecil saya punya cita-cita ingin .......... sekarang saya (sudahmencapai/belum mencapai/melupakan) cita-cita tersebut, karena..........
Saya suka lagu .......... karena menurut saya lagutersebut..........
Pengalaman yang paling berkesan dan tidakdapat saya lupakan adalah ..........Kegagalan yang paling tidak bisa sayalupakan adalah .......... Kesuksesan yangpaling saya rasakan adalah ..........
Saya pernah bekerja di .......... tugas sayaadalah .......... hal yang saya senangi daripekerjaan ini adalah .......... saya tidak
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
59Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
2. Kekuatan/ Kelebihan yang Saya Miliki
Kekuatan/ kelebihan yang saya miliki sampai saat ini
adalah...................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
melanjutkan pekerjaan saya karena ..........
Pekerjaan saya sekarang adalah .......... pekerjaan ini (sesuai/tidaksesuai) dengan keterampilan yang saya kuasai, juga (sesuai/tidak sesuai)dengan hobi saya. Saya melakukan pekerjaan ini karena..........
Kata orang, saya termasuk (pendiam, pemalu, periang, cerewet,keras kepala, penyabar, tidak mau berdebat, pelit murah hati, sukapamer, mudah bergaul, sombong, tidak sombong ..........) tapi menurutsaya, saya ini termasuk (pendiam, pemalu, periang, cerewet, keraskepala, penyabar, tidak mau berdebat, pelit murah hati, suka pamer,mudah bergaul, sombong, tidak sombong ..........). Di masyarakat saya(aktif/tidak) pada kegiatan .................... Sebagai .......... karena menurutsaya kegiatan tersebut ..........
Kelemahan/ kekurangan yang saya miliki sampai saat ini
adalah...................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
3. Kelemahan/Kekurangan yang Ada Pada Diri Saya
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup60
Tuliskan pengalaman hidup Anda yang paling berkesan atau
menyenangkan...................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
4. Pengalaman hidup
Tuliskan pengalaman hidup Anda yang paling pahit atau
menyedihkan...................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
61Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
Tuju
anA
nd
a5
Tah
un
Ke
Dep
an
AC
TB
PB
WH
SAF
AF
+F
-
RE
NC
AN
AA
NT
AR
A1
/2
/3
/4
/5
TA
HU
NK
E-
N
Ins
tru
me
nP
en
yu
su
na
nR
en
ca
na
Hid
up
Nam
a
Usi
a
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup62
A. Berpikir Rasional
Berpikir rasional adalahberpikir dengan menggu-
nakan data yang ada bukanrekayasa atau fantasi, sertaadanya alat ukur yang disepakatiatau universal untuk mencari ataumemutuskan suatu tindakantertentu.
Lawan berpikir rasional adalah berpikir emosional. Disini tidak perlu ada fakta, atau pembuktian. Cukup dugaan, simbol,atau rekayasa atau fantasi yang keluar dari rasa senang tidak senang,suka tidak suka, benci, sayang, penghormatan, respek, persahabatan,dan kekeluargaan.
Berpikir rasional dipakai bila kita ingin maju, ingin mempelajariilmu, dan bersaing untuk maju. Juga amat perlu bila kita bekerja untukkepentingan orang banyak, dengan bermacam-macam pola pikir dankepercayaan, karena kita bakal punya alasan objektif yang bisaditunjukkan kepada orang banyak (transparansi), bisa diperdebatkan(argumentasi yang logik dan relevan), serta bisa dibandingkan karenapunya alat ukur. Hal-hal yang emosional tidaklah demikian.
Merintis sebuah kegiatan usaha baik usaha besar maupun kecilharus dilakukan melalui proses berpikir rasional. Kita harus menentukanjenis usaha yang akan ditekuni dengan mempertimbangkan berbagaihal, antara lain ketersediaan bahan baku, kemudahan dalam mela-kukannya, ketersediaan modal usaha, sasaran penjualan atau pasar,serta tingkat keuntungannya. Ini berarti bahwa merintis usaha tidakbisa hanya dengan mengandalkan keinginan kita semata, tetapi harusmencermati lingkungan sekitar. Proses mencermati lingkungan,sehingga kita mendapatkan data untuk memutuskan usaha apa yangdijalankan dapat kita sebut dengan berpikir rasional.
manajemen diri
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
63Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
B. Percaya Diri
Kepribadian prima adalah keseluruhan kualitas psikis atau men-tal yang khas pada diri seseorang, yang membuatnya menjadi unik,sehingga dapat memikat orang lain, membuat orang lain menjadisimpati dan tertarik terhadap apa yang dibicarakan atau dilakukanoleh orang yang berkepribadian prima.
Kepercayaan diri seseorang diperlihatkan kepada orang lainmelalui sikapnya. Jika seseorang mempunyai rasa percaya diri yangtinggi, ia akan memperlihatkan sikap positif bila diminta untukmelakukan sesuatu. Ia akan menanggapi kesempatan yang datangkepadanya dengan penuh keyakinan dan bersikap tenang. Ia bersediamenerima masukan atau saran dari orang lain tetapi tidak mudahterombang-ambing oleh pendapat atau saran orang lain.
Perasaan positif terhadap kemampuan dan kekuatan sendiri.Percaya diri tidak sama dengan menyombongkan diri. Banyak orangbersikap sombong untuk menutupi tasa rendah dirinya. Percaya diriberarti menyadari kelebihan diri dan mensyukurinya.
Lawan dari rasa percaya diri adalah minder atau rendah diri(merasa diri kecil, tidak berharga, tidak berdaya menghadapilingkungan, takut salah dalam derajat yang ekstrim, selalu merasa dirikurang dibandingkan dengan orang lain, kurang punya pendirian tetap).
Kepercayaan diri terbentuk melalui pengalamanhidup
Kepercayaan diri merupakan modal untuk bekerja secara mandiri,orang yang percaya diri menyadari keinginannya dan berusaha untukmewujudkannya.
Namun sebaliknya jika seseorang memiliki kepercayaan diri yangrendah, ia akan merasa takut dan memperlihatkan kegugupanmanakala diminta untuk melakukan sesuatu. Kepercayaan diri dapatdilihat dari kemampuan seseorang menyelesaikan pekerjaan atauberbicara di depan umum.
Bagaimana Menumbuhkan Rasa Percaya Diri?
a. Kenali/sadari diri sendiri
Sadar akan kemampuan diri, dan memahami kekurangan dirisehingga mampu mengantisipasi kekurangan tersebut akanmenumbuhkan keyakinan untuk melakukan sesuatu, keyakinan inilahyang bisa membangkitkan rasa percaya diri.
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup64
b. Hilangkan Perasaan Takut
Jika Anda membuat satu daftarmengenai perasaan takut yang Anda alamiketika akan melakukan sesuatu misalnyasaja berbicara di muka umum, sebenarnyapermasalahannya tidak begitu serius sepertiyang Anda bayangkan. Perasaan takut yangAnda rasakan mungkin meliputi :
1) rasa takut secara fisik terhadap pendengar
2) rasa takut akan ditertawakan orang
3) rasa takut bahwa diri Anda akan jaditontonan orang
4) rasa takut bahwa apa yang mungkin akan Anda lakukan/ sampaikantidak pantas
5) rasa takut bahwa Anda mungkin membosankan para pendengar.
Perasaan takut seperti ini adalah sesuatu yang wajar, tidak adaseorang pun yang tidak memiliki perasaan takut ketika akan melakukansesuatu, namun orang yang memiliki kepercayaan diri akan mampumengatasi rasa takutnya dengan cara menguatkan sikap mentalmereka.
Perasaan takut dapat dihilangkan dengan cara menarik napasdalam-dalam, berhenti sejenak ketika berbicara, dan yang terpentingkatakan kepada diri Anda sendiri “saya tidak takut” atau “saya bisamenghilangkan perasaan takut”.
c. Perluas keahlian/ kemampuan
Seseorang akan secara efektif dan efisien tampil dalammelaksanakan tugas dan keterampilannya dalam bidang yang menjadikeahliannya, artinya orang akan melakukan tugas dengan sungguh-sungguh apabila dirinya (1) mengetahui informasi tentang aktivitasyang dilakukan dan (2) mampu melakukan tugas atau aktivitas tersebut.Sebaliknya pekerjaan/tugas di luar kesenangan akan menurunkanpenampilan seseorang dan menyebabkan kegelisahan dan stres.
Agar selalu tampil percaya diri dalam melakukan suatu aktivitas,maka seseorang harus memperluas keahliannya dengan caramembaca, melihat dan lain sebagainya untuk memperbanyakpengetahuan dan keterampilan.
Hiduplah sedemikianrupa sehingga Anda tidakakan merasa malu ketika
orang laing berbicaratentang keluarga Anda.
—Will Rogers
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
65Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
d. Mulailah bicara pada diri sendiri
Yakinkan pada diri Anda sendiri bahwa Anda dapat melakukantugas yang diberikan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telahditetapkan. Hindarilah kata “tidak dapat” dalam kamus kehidupanAnda, munculkan kata “saya bisa, saya akan berusaha, saya pasti”.Hal ini akan memicu dan memacu keinginan anda untuk berusahamewujudkan apa yang menjadi tujuan Anda.
e. Memperbaiki penampilan diri
Penampilan pribadi Anda adalah hal yang pertama dilihat orang.Penampilan itu memperlihatkan kepada orang betapa kepercayaandiri Anda dan bagaimana mereka akan bersikap terhadap Anda. JikaAnda tidak terlalu percaya diri untuk berdiri tegak dan berpakaian yangpantas, orang lain mungkin merasa bahwa Anda tidak menginginkanpenghormatan yang pantas dari mereka. Jangan pernah berhentimemperhatikan penampilan Anda!
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup66
UR
AIA
NT
AH
AP
1T
AH
AP
2T
AH
AP
3
Jara
ky
an
gd
iam
bil
Ala
san
mem
ilihja
rak
terseb
ut
Ta
rge
tg
ela
ng
ya
ng
ma
suk
Tin
gk
at
ke
ya
kin
an
Pe
rasa
an
An
da
melih
at
ha
silterseb
ut
%%
%
Na
ma
:...............................................
Ta
ng
ga
l:
.............................
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
67Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
Tanggal : ..................................................
Nama Kelompok : ..................................................
Lokasi : Desa ..................................... Kecamatan ...................................
Produk yang akan dihasilkan
Alasan pemilihan produk
Sasaran pemasaran
Strategi pemasaran
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup68
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
69Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
A. PENDAHULUAN
Dunia tidak pernah mencatat, bahwa keberhasilan seseorangdilakukan dengan sendiri. Sederet orang yang tercatat sebagai or-ang berkategori sukses senantiasa adanya pelibatan, baik denganperseorangan maupun perusahaan atau instansi terkait. Pelibatan-pelibatan tersebut sering diistilahkan dengan kerjasama ataukemitraan.
Betapa penting dan strategisnya kemampuan bekerjasamadalam aspek pembelajaran berwirausaha ini. Pembelajaranwirausaha menuntut si pembelajar mampu membangun danmengaktualisasikan diri dan kemampuannya untuk memilikikecakapan hidup. Oleh karena itu, kemampuan bekerjasamamenjadi salah satu bagian integral yang tidak bisa dilewatkan dalamalur pembelajaran pendidikan kecakapan hidup.
Dalam bahasa sehari-hari, kita mengenal istilah kerjasama dankemitraan untuk menjalin hubungan kerja dengan pihak lain. Secaraumum, kedua istilah sama. Jika dilihat secara detail, jika dilihatdari posisi, kemitraan lebih bermakna hubungan dengan pihak laindalam posisi yang sama. Sebagai contoh bentuk kemitraan: sebuahperusahaan kerajinan tangan akan melakukan mitra (apakahkeuangan atau tenaga/SDM) dengan perusahaan kerajinan lainnya.Sementara itu, kerjasama lebih fleksibel, apakah hubungan kebawah, setarap, atau ke atas. Misalnya, direktur perusahaan bekerjasama dengan staf/ karyawannya, perusahaan sejenis, atauperusahaan besar lainnya.
Untuk memudahkan penerapan paketpembelajaran ini, kita sepakati saja untuk
penamaan kedua istilah tersebutdengan istilah kerjasama. Kerjasamaadalah usaha membangun jaringan
kemitraan dengan perorangan,perusahaan, pemerintah,
dan organisasi yangmampu membawa sum-ber daya baru danakredibilitas untuk sebuah
usaha yang dilakukan oleh kita.
Membangun kerjasama dengan perusahan danpemerintah serta organisasi lain tentu berbeda.
Berikut ini adalah beberapa tips umumdalam membangun kerjasama dengan
Sumber:cd image
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup70
perusahaan.
a. Perjelas perbedaan nilai dalam organisasi dengan duniaindustri/ perusahan. Pemahaman perbedaan nilai ini akanmembantu merumuskan jalinan kerjasama, apa yang dapatmemperkuat nilai yang dipegang teguh oleh organisasi danperusahan.
b. Dorong perusahaan yang hendak terlibat dalam organisasiuntuk berkontribusi dalam peningkatan pelayanaan organisasi,usulkan kerjasama yang inovatif dan berjangka panjang.
c. Cari waktu dan contact person yang tepat dalam perusahaan.
d. Buat data base perusahaan yang berpotensi dan memiliki visiperubahan sosial.
e. Kembangkan sistem informasi yang dibutuhkan perusahanuntuk terlibat dalam kegiatan organisasi.
Bagaimana, Anda sudah mempunyai bayangan tentang carakerjasama? Jika belum, ikuti paket pembelajaran kerjasamaberikut ini!
Berikut ini, Anda dapat mempelajari paket sessi pembelajarankerjasama. Praktisnya, dalam paket ini (seperti halnya PaketKesadaran Diri), Anda akan mengenali tujuan belajar yang harusdicapai oleh peserta program, perangkat-perangkat yang akandigunakan dalam proses pembelajaran, dan langkah-langkahyang harus Anda lakukan untuk menggiring peserta didik aktifmencapai tujuan belajarnya. Selain itu, paket ini juga berisi tentanghikmah-hikmah pembelajaran yang bias anda sampaikan kepadapeserta program ketika mereka serius dalam mengikuti pem-belajaran ini.
B. TUJUAN
Mengapa kemampuan kerjasama ini penting untukdibelajarkan pada peserta program PKH? berikut ini tujuan yangingin dicapai melalui pembelajaran kerjasama.
1) Peserta memiliki pengetahuan dan wawasan yang kongkritberkenaan dengan membangun kerjasama dalam melakukansuatu kegiatan atau usaha.
2) Peserta tumbuh keberanian mengemukakan kekurangan dankelebihan kelompok yang dapat dimitrakan dengan pihak lain.
3) Peserta dapat menentukan/ mencari mitra kerja untukmenyelesaikan permasalahan yang ada pada pribadi/ dasar
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
71Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
dari masing-masing peserta didik tentang beberapa vokasi yangakan mereka tekuni.
2. Pahami arah potensi (keunggulan dan kelemahan) peserta didikterkait dengan kemampuan dirinya tentang kesiapan diri.
3. Simulasikan bentuk kerjasama yang sederhana di antara masing-masing peserta didik.
4. Instrumen pembelajaran dan permainan-permainan yangdicontohkan dalam paket ini dapat Anda kembangkan lagi sesuaidengan kebutuhan, dengan catatan tidak mengubah maknapembelajaran.
C. RINCIAN LANGKAH KEGIATAN
a. Bina Suasana
Bina suasana (ice breaking) dapat dipahami sebagai suatuaktivitas kecil dalam suatu acara yang bertujuan agar pesertaacara mengenal peserta lain dan merasa nyaman denganlingkungan barunya. Kegiatan ini biasanya berupa suatukelucuan, kadang memalukan, kadang hanya sekedar informasikadang juga berupa pencerahan. Kalau dipilih kegiatan yangcocok, pencairan ini bisa menjadi alat yang tepat untukmemfasilitasi kesuksesan pada sebuah kegiatan.
Berikut ini, merupakan salah satu contoh ice breaking yangdapat Anda praktikkan dengan santai dan serius. Permainanini lazim dinamai dengan Permainan Menghitung Mundur.
Permainan ini disamping untuk mencairkan suasana, jugauntuk menunjukkan bahwa mengubah kebiasaanatau cara pandang yang sudah lama kita miliki,merupakan hal sulit namun tidak mustahiluntuk dilakukan sepanjang diperlukan.Langkah-langkah kegiatan permainanmenghitung mundur adalah sebagaiberikut:
1. Minta peserta untuk berdirimembentuk suatu lingkaran. Setiappeserta menghitung secara ber-giliran mulai dari 1 sampai 50 (atausejumlah peserta)
2. Pada saat menghitung, minta pesertamemenuhi peraturan: setiap angka
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup72
yang mengandung angka 'tujuh' atau 'kelipatan tujuh',angka itu tidak disebutkan, melainkan diganti dengan tepuktangan.
3. Apabila ada peserta yang salah melaksanakan tugasnya,maka permainan dimulai dari awal.
4. Sesudah 3 - 4 ronde, permainan tahap 1 selesai
5. Permainan tahap - 2 dimulai dengan cara yang samaseperti di atas, tetapi hitungannya dimulai dari angka 50mundur terus sampai dengan angka 1. Peraturan yangditerapkan juga sama, yaitu setiap angka 'tujuh' atau angka'kelipatan tujuh' , angka itu tidak disebutkan, melainkandiganti dengan tepuk tangan.
6. Setelah 3-4 ronde, permainan selesai.
7. Minta peserta untuk mendiskusikan : (1) Manakah yanglebih banyak terjadi kesalahan, cara 1 atau cara 2? (2)Mengapa demikian? (3) Kira-kira, apa hubungannyapermainan ini dengan cara kerja kita dalam kelompokbelajar atau di tengah-tengah kehidupan masyarakat kita(apakah mudah mengganti kebiasaan pendekatan dariatas dengan yang dari bawah)?
b. Apersepsi
Kegiatan apersepsi penting untuk Anda laksanakan ketikaakan memulai pembelajaran. Secara tidak langsung, melaluikegiatan ini terjadi proses pengantaran pemahaman terhadapapa yang akan dibelajarkan. Berbagai macam metode yangdapat digunakan dalam apersepsi ini. Sebagai contoh, metodekonstruktivisme. Dengan pendekatan ini, para peserta didikdiajak untuk mengungkapkan pengalamannya yang berhu-bungan dengan kerjasama. Dengan metode ini, akan dipero-leh sejumlah pengalaman yang pernah dialami peserta didik.Setelah seluruh atau sebagian besar peserta didik bercerita,berikan penjelasan berupa simpulan-simpulan sederhana atascerita-cerita tersebut. Jangan lupa, hubung kaitkan juga cerita-cerita tersebut dengan materi yang akan dibelajarkan.
Pada bagian ini, Anda juga harus menjelaskan tujuanpembelajaran/hasil belajar yang diharapkan dicapai olehpeserta. Anda juga hendaknya menjelaskan tentang prosespembelajaran yang akan dilalui oleh peserta untuk mencapaitujuan tersebut.
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
73Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
1. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta program mampumemahami dirinya tentangkemampuan bekerjasamayang telah dimilikinyasebagai modal awaldalam mengem–bangkan dirinyamenjadi pekerjaatau wirausaha-wan.
b. Peserta didik dapatmemahami dan mempraktikkan prosedur prosesmenjalin kerjasama baik dengan perseorangan maupundengan perusahaan atau instansi terkait.
2. Alur Proses Pembelajaran
Setelah peserta memahami tujuan yang akan merekacapai dari keikutsertaannya dalam pembelajaran, Anda jugaharus menjelaskan apa yang akan mereka lakukan untukmencapai tujuan tersebut. Hal ini perlu dipahamkan supayapeserta dapat menyiapkan diri sedini mungkin untukberpartisipasi dalam setiap tahapan kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran tentang kerjasama akan dibelajarkansecara partisipatif, dimana proses pembelajaran akandidominasi oleh keterlibatan peserta, berikut adalah alurpembelajarannya.
Alur proses di atas, akan diuraikan secara rinci dalamtabel berikut ini.
Alur Sessi Pembelajaran
Kerjasama
Review
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup74
Keterangan
Peserta dirangsanguntuk meyakinibahwa hidup tidakbisa dijalani seorangdiri, kita perlu perlubekerja sama
Misalnya, ceritakan tentang siapasaja yang mendukung/menyebabkan peserta bisa hadirditempat pelatihan: penjahit baju/toko pakaian, orang tua, penjualmakanan, supir angkot/perusahaan angkutan, dlll
Tekankan pula kepada pesertabahwa keberhasilam pembelajaranyang akan dijalani bergantung pulakepada kerjasama dan keaktifanseluruh peserta.
Pada awalpembelajaran, berikesempatan pesertadidik untukmenuangkan/mengungkapkanpengalamannyayang berkaitandengan kerjasama
Mintalah peserta didik untukmenuliskan pengalamannyatentang kerjasama pada satulembar kertas
Peserta melakukansharringantarindividu
Mintalah peserta didik untukmengungkapkan pengalamantentang kerjasama yang telahmereka tuliskan
Jika setelah dipersilakan, pesertadidik tetap juga tidak ada yangmau mengungkapkanpengalamannya, tunjuklahbeberapa peserta didik untuk majuke depan kelas.
Fasilitasi peserta didik yang lainnyauntuk menanggapi ceritapengalaman temannya.Akhiri setiap tampilan dengantepuk tangan yang meriah.
Peserta memahamikerjasama seleveldan tidak selevel
Ajak peserta untuk memilahpengalaman peserta yang telahdiungkapkan menjadi dua bagian,yaitu kerjasama selevel dan mana
Uraian Kegiatan
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
75Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
Keterangan
kerjasama tidak selevelGunakan papan tulis/ sejenisnyasehingga semua peserta dapatmelihat hasil pemilahan.Tegaskan kepada peserta bahwa:1. Kerjasama itu ada yang selevel
ada yang tidak2. Kemitraan merupakan bentuk
kerjasama yang selevel
Uraian Kegiatan
Berlatih melakukankerjasama
Mulailah berlatih melakukankerjasama dengan mengajakpeserta melaksanakanPERMAINAN TONGKAT AJAIB(MAGIC STICK)Petunjuk Permainan:
• Permainan ini berupa
ketangkasan dan kecepatankelompok untuk membawamagic stick dari posisi berdirisampai jongkok tanpa jatuh.
• Bagilah peserta menjadi
beberapa kelompok (setiapkelompok terdiri dari 6 s.d 10orang)
• Siapkan paralon listrik sebagai
stick dengan panjang 2 meter
• Lakukan permainan ini minimal
3 kali putaran, oleh karena itubuatlah table score permainanyang memuat seluruh kelompok
• Kelompok yang mempunyai
jumlah kemenangan palingbanyak, keluar sebagaipemenang
Instruksi permainan:
• Setiap anggota kelompok
berbaris berbanjar berhadap-hadapan sambil memasangkedua jari telunjuk
• Kemudian, di atas jari telunjuk
setiap kelompok diletakkan
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup76
KeteranganUraian Kegiatan
paralon listrik (stick)• Beri aba-aba permainan
dimulai.
• Bagi kelompok yang lebih
dahulu berhasil membawaturun magic stick tanpa jatuhmaka dinyatakan sebagaipemenang
• Lakukan permainan ini
minimal 3 (tiga) kali putarandan tentukan siapapemenangnya.
• Akhiri kegiatan dengan tepuk
tangan
Adakan refleksiterhadap permainanyang telah dilakukan
Makna permainan
• Keberhasilan suatu kelompok
dalam mencapai suatu tujuan,dipengaruhi oleh seberapaefektif komunikasi dankerjasama yang terjadidiantara anggota kelompok.Bentuknya antara lainditunjukkan dengan:
Perintah yang jelas sebagai
bentuk komunikasi diantaraanggota kelompok.
Kemauan untuk mentaati
perintah dengan penuhkesadaran
Keterlibatan penuh semua
anggota dalam berupaya,dengan menunjukkan sikapsabar, saling percaya dantidak egois
• Kegiatan yang dilakukan untuk
mencapai suatu tujuankelompok senantiasa dibatasioleh aturan dan limit waktuyang harus ditaati.
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
77Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
KeteranganUraian Kegiatan
• Setiap pekerjaan yang
dilakukan tidak selalu sesuaidengan harapan, adakalanyakegagalan menjadi bagian daripekerjaan kita, namundemikian, jangan berputus asa,dan berupaya mencari cara lainyang lebih efektif untukmencapai tujuan.
• Kesuksesan yang diraih dengan
kerjasama yang baik akanterasa lebih bermakna.
Lakukanpenyimpulan-penyimpulan
Penyimpulan materi bias dalamkerangkan menguatkan informasiyang terkait dengan kerjasama.Beberapa hal yang harusditegaskan antara lain tentang:
• Pengertian kerjasama
• Prinsip-prinsip kerjasama
• Faktor-faktor yang
mempengaruhi kerjasama
Tindak lanjutkegiatan
Tugaskan kepada setiap kelompokuntuk diskusi dengan temaMENENTUKAN JENIS USAHA.Dengan ketentuan:• Setiap kelompok menentukan
jenis usahanya berdasarkankesepakatan kelompok
• Penentuan jenis usaha harusmempertimbangkan potensi(kemampuan) anggotakelompok dan potensilingkungan
• Hasil diskusi dipresentasikandan ditanggapi oleh kelompoklainnya.
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup78
E. BAHAN BELAJAR
Hubungan kerjasama dalam berbagaiorganisasi masyarakat dewasa ini merupakansalah satu bentuk dinamika kelompok yangmenggambarkan kekuatan, keterikatan danjalinan interaksi saling menguntungkan untukmencapai harapan bersama. Membangunmodel kerjasama merupakan bagian tidakterpisahkan dari upaya meningkatkankesejahteraan masyarakat. Di samping itu,konsep ini digunakan oleh berbagai elemenmasyarakat dan organisasi lainnya untukmenggerakkan dan memobilisasi sumber daya,kelembagaan masyarakat, mendorong kompetisiberprestasi, mengurangi ketergantungan dan penyelesaianberbagai masalah yang dihadapi. Kemampuan masyarakat dalammengorganisasikan diri serta kapasitas kelembagaan yangmemadai mendorong pula percepatan pembangunan denganmelihat potensi dan suber daya lokal.
Kerjasama dua-tiga atau lebih kelompok akan lebihbermanfaat bagi anggota atau pihak-pihak yang terlibat karenainteraksi yang terjadi akan memberikan motivasi terhadapkemajuan perilaku dan kinerja anggotanya (Jack Mezirow, 1972).Di samping itu, hubungan ini akan membantu mengurangidampak negatif atau 'Social Cost' yang cukup tinggi akibatperubahan dan diferensiasi kepentingan. Pola hubungan yangakan dipilih akan menentukan bentuk kegiatan dan distribusisumber daya yang paling optimal dapat diperoleh.
Persoalan sinergisitas koordinasi antar lembaga ataukelompok masyarakat dalam berbagai tingkatan merupakan halyang sangat penting untuk meningkatkan hasil dan pencapaiantujuan yang telah ditetapkan. Tanpa koordinasi dan sinergisitassetiap pelaku yang terlibat sulit melakukan tindakan secaraterencana, dan optimalisasi sulit dicapai, bahkan akan mengalamikegagalan.
a. Prinsip-Prinsip KerjasamaIstilah kerjasama atau partnership merujuk pada pola
hubungan timbal balik-- mutualisma antarindividu, kelompokatau organisasi masyarakat dalam upaya mencapai tujuanyang diharapkan. Setiap kelompok atau organisasi memilikicara dalam menentukan bentuk hubungan baik didasarkan
PEMBELAJARAN PAKET KERJASAMA
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
79Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
atas kepentingan sosial, ekonomi, politik dan agama. Kesamaanvisi dan nilai-nilai bagi individu dalam organisasi, kelompok atauantara lembaga akan menentukan model kerjasama, sistem,proses yang dibangun dan tujuan yang diharapkan. Dengankata lain, kerjasama akan ditentukan oleh kesamaan pandangantentang suatu kondisi sosial. Oleh karena itu, hubungankerjasama akan kokoh bilamana masing-masing memilikipersamaan dan memahami perbedaan dengan prinsip-prinsipyang mendasarinya.
Berikut ini diuraikan beberapa prinsip kerjasama yangdirangkum dalam istilah PARTNERSHIP.
articipation of communities (Keterlibatan Masyarakat)
Kerjasama antarkelompok dan organisasi yang tumbuhdalam masyarakat harus ditinjang oleh keterlibatan masyarakatdalam pengambilan keputusan dan berbagai kegiatanpengembangan. Pembangunan dan upaya perubahan suatubangsa akan sulit dicapai tanpa keterlibatan aktif dari seluruhunsur yang ada dalam masyarakat. Masing-masing memberikankontribusinya dalam bentuk dan cara yang sesuai dan mengukurkemampuan yang dimilikinya. Tingkat partisipasi yangdiharapkan, bagaimana masyarakat dapat mengontrol dirinyadan aktif menentukan kebijakan atau pengambilan keputusandalam suatu wilayah pembangunan. Keterlibatan masyarakatakan dibangun manakala terjalin rasa memiliki - ownership yangakan menentukan arah kerjasama. Dalam kaitan ini kerjasamamerupakan suatu proses belajar masyarakat untuk menentukanviisi, misi, tujuan, strategi dan pelaksanaan pembangunan.
utonomy and Mutuality(Otonomi dan Saling Menguntungkan)
Hubungan kerjasama perlu ditopang oleh nilai-nilaikemandirian yang memberikan ruang yang cukup bagikelompok atau organisasi tertentu untuk menentukan keputusandan mengatur sumber dayanya sendiri. Artinya setiap lembagamemiliki otoritas tersendiri, tetapi otoritas yang dimilikinyamemberikan manfaat bagi lembaga atau kelompok lainnya.Kerjasama tidak diartikan untuk membuka atau bahkanmembuang independensinya sebagai sebuah organisasi tetapi
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup80
mendorong untuk meningkatkan keterampilan, potensi,pengetahuan dan kapasitas yang dibutuhkan bersama.
esponsibility (Pertanggungjawaban)
Hubungan kerjasama antarkelompok atau organisasididasari oleh pembagian tugas dan wewenang yang jelas,sehingga setiap unsur yang terlibat memiliki tanggungjawabterhadap keputusan yang diambil. Tanggung jawab iniditetapkan dan disepakati dalam bentuk uraian tugas yangjelas "siapa melakukan apa" dan "di mana". Keputusan yangdiambil sedekat mungkin dapat melibatkan masyarakatsehingga dalam keadaan tertentu kerjasama akan mendorongdan memobilisasi masyarakat untuk menerapkan rencana danaksi pengembangan sesuai proporsi yang telah ditetapkan.
ransparancy (Keterbukaan)
Transparansi atau keterbukaan menjadi salah satu prinsipyang harus disepakati dalam hubungan kerjasama. Setiapindividu, kelompok atau lembaga yang terlibat dalam forumkerjasama harus mampu mambangun sistem dan proseduryang mudah dan terbuka bagi siapa saja yang membutuhkan.Bentuk layanan informasi tentang deskripsi rencana, sumberdaya manajemen dan keuangan perlu diketahui oleh khalayakagar dapat terjamin akuntabilitasnya. Masing-maing kelompokmampu mendorong mutual transparansi berkaitan denganinformasi, kapasitas, masalah, dan sumber daya lainnya.
eeds (Kebutuhan)
Kerjasama dibangun atas dasar adanya kebutuhan danbelajar bersama melalui berbagai kegiatan pengembangan.Organisasi - kelompok bersama masyarakat melakukanidentifikasi kebutuhan terkait dengan perlunya peningkatankapasitas, pengetahuan, keterampilan, teknologi, sertaperlunya mengakomodasi kebutuhan lokal. Secara strategiskerjasama atau relasi yang terbangun didasarkan kepadaanalisis kebutuhan dan target capaian yang jelas dan'membumi' bukan sesuatu yang utopis. Proses analisis akanmembantu memahami kekuatan, potensi, kelemahan danpengembangan kapasitas yang sesuai melalui suatu prosesbelajar berkelanjutan.
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
81Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
quality (Kesetaraan)
Dalam kerjasama masing-masing pihak memilikikedudukan yang sama atau setara terhadap akses manajemen,kepemimpinan, dan tanggung jawab. Keanggotaan yangdibangun atas dasar kesamaan visi, tujuan dan potensi yangdimiliki agar mempermudah pembagian peran serta membuatkesepakatan yang dipandang penting. Keputusan yang diambildidasarkan pada kebutuhan dan kepentingan
Semua pihak yang bermitra dalam upaya mencapai tujuanyang telah ditetapkan. Tidak ada yang berbeda antarsatu dengananggota lainnya, semua memiliki peluang dan kesempatan yangsama. Tidak ada pembangian kelas, kaya-miskin, pria-wanita,kota-desa, petani-pengusaha, pemerintah-swasta, dan perbe-daan lainnya. Penerapan prinsip kesataraan dalam berbagaikegiatan sosial akan mendorong alih kapasitas dari pihak yangmemiliki kelebihan atau kekuatan kepada yang lain baikpengetahuan, keterampilan, dan pengalaman.
elationship and Respect(Membangun Hubungan dan Saling Menghormati)
Kerjasama dalam aplikasinya merupakan deskripsiterhadap pola hubungan sosial yang saling mempengaruhi dansinergis. Kerjasama diharapkan dapat mempererat hubunganantara kelompok atau organisasi sosial yang ada denganmasyarakat yang dilayaninya. Hubungan yang dibangun olehberbagai pihak yang bermitra perlu didukung oleh berbagaipendekatan (multy-approach) partisipasi dan penguatanmasyarakat (community empowering). Hubungan ini,memberikan kemungkinan bagi pihak yang bermitra ataumasyarakat yang didampinginya mampu mengidentifikasi danmengantisipasi perkembangan ilmu dan teknologi sertamenerapkan dalam lingkungan yang berbeda. Dengan demi-kian, kerjasama yang dibangun oleh berbagai institusi yangtumbuh dimasyarakat dapat mendorong proses belajar bersamamelalui pengenalan terhadap nilai-nilai dan lingkungan. Olehkarena itu, jejaring sosial ekonomi dan budaya menjadi carayang efektif dalam membangun keselarasan dan keseimbanganmelalui penghormatan dan penghargaan terhadap hak dantanggung jawab pihak lain yang terlibat.
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup82
Salah satu manfaat dari kerjasama, terjadinya distribusiterhadap pemahaman visi, misi, tujuan dan strategi bersama.Setiap anggota kerjasama harus memiliki akses yang samaterhadap sumber informasi dalam upaya memperkuat jejaringdan pengambilan keputusan. Setiap kelompok atau organisasimasyarakat memiliki visi, misi dan informasi pendukung yangbermanfaat bagi masyarakat. Kerjasama memiliki fungsisebagai wahana alih pengetahuan dan keterampilan melaluiproses berbagi pengalaman, mengidentifikasi potensi danjejaring sosial, pengumpulan data, analisis dan pengambilankeputusan untuk kepentingan bersama. Diskusi dan dialogyang dibangun antar individu, kelompok dan kelembagaanyang lebih luas menjadi forum yang cukup efektif untukmendesiminasikan ide, gagasan atau strategi pembangunanmasyarakat.
hared Vision and Information (Berbagi Visi dan Informasi)
elp Strengthen Civil Society(Mendukung Penguatan Mayarakat Madani)
Hubungan kerjasama bukan hanya bermanfaat bagipihak-pihak yang secara langsung terlibat di dalamnya, tetapimemberikan dampak terhadap pencapaian tujuan masyarakatyang dicita-citakan. Pola kerjasama mulai popular diterapkanterutama dalam upaya meningkatkan partisipasi, demo-kratisasi dan pengembangan masyarakat. Kerjasama padahakekatnya merupakan suatu cara atau pendekatan yangdigunakan oleh kelompok atau organisasi masyarakat dalammembantu terciptanya masyarakat yang mandiri, mampumemecahkan permasalahan yang dihadapinya, danmendorong peningkatan kesejahteraan baik lahir maupunbatin. Kerjasama pada hakekatnya memberikan inspirasiterhadap pembentukan masyarakat madani.
nstitutional Development(Penguatan Kelembagaan Masyarakat)
Peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakatmerupakan salah satu nilai yang dikembangkan melaluipendekatan kerjasama. Masing-masing pihak yang terlibatsecara bersama-sama berupaya meningkatkan kemampuandalam perencanaan, pengorganisasian, manajemen SDM,
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
83Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
pendelegasian tugas dan evaluasi. Pengembangan struktur danmanajemen organisasi yang efektif menjadi sasaran utamadalam meningkatkan kinerja dan perannya dalam masyarakat.Upaya pengembangan organisasi dan personil dilakukan dalamsuatu perencanaan jangka panjang melalui analisis tugas,pelatihan, on the job training, pengembangan staf dan upayalain secara berkesinambungan.
rofesionalisme
Peningkatan kemampuan kelompok dan kelembagaandalam berbagai bidang yang dibutuhkan diarahkan untukmembentuk profesionalitas para pelaku agar mampu bekerja,bertindak dan mengambil keputusan secara efektif dan efisien.Kerjasama harus dibangun atas dasar profesionalisme denganmenempatkan individu atau kelompok sesuai dengan minat dankeahliannya masing-masing yang dipadukan dengan rencanapengembangan kedepan. Kerjasama tidak hanya dilakukanuntuk menambah atau meningkatkan status ekonomi saja,melainkan menumbuhkan semangat untuk berubah dan belajarsecara sistematis melalui kaidah-kaidah profesi.
b. Kerjasama dan Perubahan
Dinamika organisasi merupakan suatu upaya penelusurankekuatan atau kemampuan kelompok atau organisasimencakup; apa dan bagaimana bentuk dari kekuatan itu,unsur-unsur yang mendukung terjadinya kekuatankelompok, bagaimana kelompok membina diri, menyusundan mengembangkan kreativitas serta menerimaperubahan, bagaimana peran stakeholders dalam kelompok,pada situasi bagaimana dapat me-ngetahui ataupun menyatakan adanyadinamika kekuatan dalam setiapkelompok atau organisasi yangsepakat melakukan jalinan kerja-sama.
Hal yang terpentingdalam dinamika organisasimenurut Cartwright, bagai-mana suatu kelompok atauorganisasi sosial mampu menge-lola dan mendorong perubahan: Pertama,
Sumber:www.wordpress.com
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup84
keberadaan kelompok dipahami sebagai sumber yangmempengaruhi anggotanya. Demikian pula hubungan antarkelompok atau organisasi dapat mendorong terciptanyaperubahan yang didukung atau dikendalikan secarafungsional. Dalam konteks sosial tujuan konstruktif, dankesepakatan antara kelompok dapat dimanfaatkan sebagaimedium perubahan.
Kedua, kerjasama kelompok dapat dipandang sebagaitarget perubahan. Perubahan yang terjadi dalam bentukmekanisme, aturan dan norma, gaya kepemimpinan, iklimkerjasama. Meskipun tujuan perubahan adalah pemahaman,sikap dan perilaku menjadi salah satu dalam target perubahankelompok.
Ketiga, suatu perilaku akan mengalami perubahanapabila dilakukan dengan usaha terorganisir oleh kelompokatau antar organisasi sejenis sebagai kekuatan perubah.Persaingan untuk mencapai tujuan dengan motif prestasi yangtinggi akan mempengaruhi kinerja organisasi, self evaluation,kehidupan sosial-ekonomi, merangsang anggota berfikir danpertukaran ide dalam kelompok sekaligus berperan sebagaimekanisme pembelajaran dan perubahan organisasi kedepan.
c. Berbagi Peran dan Tindakan
Hubungan kemitran memiliki nilai-nilai strategis yangperlu dikembangkan oleh setiap kelompok atau organisasiyang bersepakat untuk menjadi kerjasama. Hal-hal pokok yangperlu diperhatikan dalam merekatkan hubungan tersebutdapat ditinjau dari berbagai indikator perubahan dan polakepemimpinan atau gaya manajemen yang dibangun.
d. Tanggung Jawab yang Jelas
Setiap pihak yang terlibat dalam pembangunanmasyarakat memiliki tugas dan kewenangan masing-masing.Pembagian tugas dan posisi kerjasama yang jelas bagimasyarakat, dan lembaga masyarakat akan mengurangikesimpangsiuran dan tumpang tindih (overlap) wewenang dantanggung jawab. Masing-masing pihak memiliki otoritas dankewenangan dalam pengambilan keputusan dan distribusikerja antarkelompok.
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
85Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
e. Berfokus pada Tujuan
Seluruh kegiatan kerjasama yang dilaksanakan harusberorientasi pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.Masing-masing anggota atau kelompok masyarakat harusmemahami dan menyadari pentingnya tujuan yang hendakdicapai. Tujuan menjadi acuan dan kontrol dalam setiappelaksanaan pekerjaan dan masing-masing harus bertang-gung jawab serta memberikan perhatian pada pencapaiantujuan itu. Setiap diskusi dan pembahasan berbagaimasalah sosial perlu dijelaskan tentang pencapaian harapanatau tujuan dari pembangunan agar masing-masing yangberkepentingan dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
f. Koordinasi Kerja
Dasar perekat dari kerjasama dalam berbagai aktivitaskemasyarakatan terletak pada koordinasi dan pembagianperan masing-masing pelaku. Setiap elemen yang terlibatakan mendasari tindakannya terhadap mekanismekerjasama dan tindakan yang harus dilakukan sesuaidengan aturan main yang disepakati. Seluruh pekerjaaanatau kegiatan yang didistribusikan kepada elemenmasyarakat dan pihak-pihak terkait harus menunjukkanhubungan yang jelas. Dalam setiap kegiatan pembangunanakan selalu membutuhkan meknisme jalinan kerja -hubungan, komunikasi (melakukan koordinasi) baik secarainternal maupun eksternal dengan organisasi masyarakat,dan institusi lain. Dengan kata lain, setiap komponenmasyarakat (lembaga, pemerintah, warga, dan tokohmasyarakat) bekerja dalam satu kesatuan yang salingberhubungan. Hubungan yang perlu dibangun antar-berbagai komponen menunjukkan kesetaraan dankebersamaan, hindari hubungan otoritas atasan-bawahanyang cenderung "kaku", mengikat dan kurang demokratis.
g. Membangun Kepercayaan dan ToleransiHubungan antara organisasi dan kelompok masya-
rakat harus dibangun atas dasar keterbukaan dan sikapsaling mempercayai (trust) dan tenggang rasa dalammemecahkan masalah yang dihadapi. Kepercayaanmenjadi dasar dalam rangka mempererat hubungankerjasama. Perbaikan sistem dan meknisme hubungan akan
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup86
memiliki nilai relevansi dan akuntabilitasnya apabila setiappelaku yang terlibat mampu memberikan masukan secaraterbuka dalam keseluruhan proses aksi kerjasama. Masing-masing organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan,perbedaan yang ada bila diintegrasikan secara sinergisakan menghasilkan pencapaian tujuan secara efektif danefisien. Demikian pula kepada pihak terkait perlu dikem-bangkan iklim kebersamaan, saling percaya dan toleransi.Hindari sikap curiga dan ragu terhadap potensi dankemampuan orang atau pihak lain yang terlibat dalamprogram.
h. Berbagi informasi
Kemitran mendorong setiap anggota untuk mela-kukan upaya pembelajaran melalui transfer of capacityantar anggota. Hal ini dimungkinkan melalui berbagaidiskusi dan proses pembelajaran lain dengan membukaakses terhadap berbagai informasi, jaringan kerja, meka-nisme manajemen dan sumber daya. Setiap organisasidiharapkan dapat memberikan informasi secara cepat,akurat dan merata kepada masyarakat dan pihak terkaitlainnya. Perlu dikembangkan pula sistem informasi mana-jemen yang memungkinkan setiap individu atau kelompokmasyarakat dapat berpartisipasi dalam setiap kegiatan danmengetahui perkembangan pembangunan secara trans-paran.
i. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hubungan Kerjasama
Berikut ini diuraikan beberapa faktor yang berpe-ngaruh terhadap kualitas kerjasama dan relasi pentinglainnnya dalam membangun kapasitas masyarakat.
1) Tujuan Setiap Organisasi/ Kelompok Masyarakat
Setiap kelompok atau organisasi dalam masyarakat
mempunyai tujuan dan harapan, serta nilai-nilai apayang hendak direalisasikan oleh semua anggotanya.Dalam hubungan kerjasama, tujuan masing-masingorganisasi akan melebur dalam visi dan misi yang sama.Kesepakatan yang terjadi antaranggota organisasi akanmenentukan tujuan dan harapan yang hendak dicapai.Kepentingan kelompok akan tereliminasi secara drastismelalui kolaborasi dan sinergisitas antara kelompokyang terlibat dalam kerjsama tersebut. Mekanisme
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
87Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
sosial yang terbangun sejak lama berupa nilainilai, adatistiadat, norma dan religi akan mewarnai proseskesepakatan, penetapan tujuan dan pola kerjasama .Hal ini akan mempengaruhi pula tingkat partisipasi danmobilisasi masyarakat. Tujuan kerjasama harusdirumuskan dengan jelas, tegas dan diketahui olehsemua pihak agar seluruh satuan yang anda memilikiarah dan strategi yang disepakati bersama.
2) Interaksi dan Pola Hubungan
Stores memperkenalkan empat jenis pola interaksiyang terjadi di masyarakat, yaitu: (1) acting, (2) co-act-ing, (3) interacting dan (4) counter acting. Actingmerupakan serangkaian tindakan terencana dengandistribusi tugas kepada setiap kelompok secara spesifikuntuk mencapai tujuan bersama. Interacting, adanyapola hubungan yang didasarkan pada proses dialogisdan koherensi antara satu dengan yang lainnya. Masing-masing kelompok akan memberikan perlakuan yangwajar dan adil. Kerjasama seperti itu diperlukan rasapersatuan, solidaritas dan rasa senasib sepenanggungandiantara anggota kelompok. Mekanisme atau polahubungan ini diperlukan seorang figur--pemimpinkolegial yang bersifat koordinatif yang mampumempersatukan seluruh kelompok atau organisasi yangada dalam mencapai tujuannya. Co-acting mengandungpengertian bahwa masing-masing individu dalamkelompok itu terdapat kerjasama yang erat dalammencapai atau mewujudkan suatu pekerjaan. Counteracting, terjadinya persaingan antarkelompok yangdilakukan melalui pembagian otoritas kegiatan danspesifikasi yang diperlukan dengan mengupayakanmotivasi, interaksi dan optimalisasi. Masing-masingkelompok lebih mengikatkan diri pada common valueatau aturan main yang disepakati bersama. Dalamproses interaksi ini juga tersimpan tujuan dari anggotakelompok untuk mencapai prestasi dengan mendidikanggota terpilih mewakili kelompoknya.
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup88
3) Norma dan Nilai
Norma dan nilai merupakan landasan kerja dankesepakatan antarkelompok atau organisasi masya-rakat. Norma dan nilai akan mengatur etika komunikasi,inetraksi, perubahan kerjasama dan fungsi kolateralantarkelompok dan organisasi masyarakat. Norma dannilai akan menjadi perekat kerjasama yang mendasaritata interaksi yang disepakati bersama yang mengatursikap dan perilaku anggota dan kerjasama yangdibangun. Demikian pula pada kelompok masyarakatterdapat sejumlah norma dan nilai yang dianut dandipahami dalam kehidupan bermasyarakat, Misalnya,apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan anggotadan konsekuensinya akan diberlakukan sama bagianggota yang melanggarnya.
4) Perasaan In-Group
Rasa kebersamaan dan saling memiliki antar-kelompok dalam konteks kerjasama menjadi modaldalam menggerakkan dan mempercepat prosespembelajaran, Jaringan akan membantu danmenemukan jalan keluar tentang masalah yangdihadapi oleh masyarakat. Dengan adanya nilai dannorma kelompok yang menjadi pedoman dan ikatanrasa kebersamaan yang mendalam dan kesatuanakhirnya menumbuhkan rasa in-group yang kuat.Kondisi ini akan semakin kuat apabila ada tantanganatau persaingan yang sehat dari pihak lain, makakelompok itu secara langsung akan meningkatkanperasaan in-group. Dinamika yang ditimbulkan olehrasa kebersamaam ini mendorong adanya solidaritasyang tinggi dan rasa senasib sepenanggungan diantaraanggota dalam mencapai tujuan kelompok.
5) Kepemimpinan dan Semangat Kolegialitas
Setiap kelompok memiliki ciri dan gaya kepe-mimpinan yang berbeda-beda. Pola kepemimpinanakan menentukan arah dan bentuk kerjasama yangdihasilkan. Dalam berbagai kasus kerjama antarinstitusiditemukan kecenderungan gaya kepemimpinan yangberfungsi mengakomodasikan berbagai kepentinganyang berbeda. Pola dasar ini membentuk sikap danperilaku kolegialitas kelompok yang tidak terpusat pada
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
89Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
satu orang tokoh atau figur pemimpin yang kuat sajatetapi menumbuhkan kepemimpinan lainnya secaradinamis. Semangat kebersamaan akan mengontrolotoritarianisme yang umumnya berkembang dalamsituasi kelompok yang homogen dan cenderungterpusat. Pola kerjasama mendorong individu dankelompok pembelajar yang tumbuh secara alamiahmelalui proses adaptasi, koherenisasi dan akomodasiberbagai kepentingan. Fungsi pemimpin tidak lepas daribentuk, sifat atau ciri-ciri kelompok atau organisasi yangdipimpinnya. Secara operasional kepemimpinan yangberkembang dalam konteks kerjasama mempunyaikewajiban untuk memajukan kelompok atauorganisasinya serta menggerakan anggota mencapaitujuan, mengaktifkan dan memperhatikan kesejah-teraan anggotanya.
Kepemimpinan akan membentuk karakter, budayadan sistem manajemen organisasi, semakin besarmembuka peluang bagi anggota untuk terlibat dalampengambilan keputusan penting, maka semakindemokratis organisasi itu. Seorang pemimpin yangditerima ditunjukan dari sejauhmana respons positif yangdiberikan dari anggotanya, apakah dia seorang
pemimpin yang dinamis, aktif, cakap,bijaksana atau sebaliknya. Mutu danpenilaian yang diberikan kepadakelompok akhirnya tergantung padamutu pemimpinnya. Dengan kata lain,dinamika dari suatu kelompokbersumber dari gaya kepemimpinandalam menjalankan fungsi mana-jemen. Oleh karena itu, salah satu carauntuk melihat kemajuan kelompokdiukur dari prestasi dan keberhasilanseorang pemimpin membawa ang-gotanya dalam mencapai tujuan,artinya semakin berhasil pemimpinmemenuhi kebutuhan anggotanya.
Sumber:CD Image
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup90
F. Refleksi dan SimpulanAda beberapa cara yang dapat menjadikan kerjasama dapat
berjalan dengan baik dan mencapai tujuan dengan bijak untukkedua belah pihak. Untuk memudahkan memperolehnya, ada 3 Syang perlu diperhatikan. 3 S yang dimaksud adalah:
Pertama saling terbuka, dalamsebuah tatanan kerjasama yang baikharus ada komunikasi yangkomunikatif antara dua orang yangbekerjasama atau lebih. Olehkarena itu, sebelum terjadinyasebuah tindakan untuk menye-lesaikan sebuah permasalahanyang sedang dihadapi, setiap
orang yang terlibat dalam tatanankerjasama harus mengemukakan pendapatnya,
dengan pengertian maunya apa dan mau dibawa kemanapermasalahan itu nanti dan harus adanya kejelasan pembagiantugas yang harus diemban oleh setiap orang yang terlibat dalamkerjasama tersebut. Agar prinsip ini selalu terjaga, maka prinsip iniharus selalu dipertahankan, selama proses penyelesaian suatupermasalahan, karena permasalahan akan muncul pada saat suatubentuk kerjasama sedang terlaksana.
Kedua saling mengerti, kerjasama berarti dua orang atau lebihbekerja sama untuk mencapai suatu tujuan, dalam proses tersebut,tentu ada salah satu yang melakukan kesalahan dalammenyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi. Salah seorangyang terlibat dalam menyelesaikan masalah tersebut harusmemahami, bahwa dia telah melakukan suatu bentuk upaya dalammenyelesaikan permasalahan, jangan sampai terlintas dalambenaknya buruk sangka yang mengakibatkan ketidak percayaandan kegagalan kerjasama. Sebaliknya orang yang telah melakukankesalahan harus cepat sadar, bahwa dia masih dibutuhkan olehorang lain.
Ketiga, saling menghargai, bagian ini merupakan bagian yangsangat-sangat urgen dalam setiap bentuk aktivitas sehari-harimanusia. Dalam sebuah penelitian, mengatakan bahwa sebuahucapan “Wah bagus ya….”, terhadap salah seorang yang terlibatdalam proses kerjasama, sangat bernilai untuk menumbuhkansemangat baru yang dapat menghilangkan kejemuan, kekesalan,dan kekecewaan terhadap sebuah permasalahan.
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
91Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
Na
ma
:..
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
Usi
a:..
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
....
Ke
gia
tan
ya
ng
Dik
erj
asa
ma
ka
nB
ida
ng
/A
spe
ky
an
gD
ike
rja
sam
ak
an
Mit
ray
an
gD
iaja
kK
erj
asa
ma
No
Ha
sil
Ke
rja
sam
a
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup92
Ke
lom
po
k
Wa
ktu
Ma
in1
Ma
in2
Ma
in3
Pem
en
an
g........................................................................................................
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
93Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
A. Kepemimpinan Diri suatu Proses Refleksi
Memperhatikan ranah kecakapan yang dikelompokkandalam sasaran Pendidikan Kecakapan Hidup - terutama padakecakapan pribadi - kepemimpinan diri belum merupakankecakapan pokok.
Kecakapan pribadi yang dimaksud hanya menekankan padakecakapan mengenal diri, berpikir rasional dan percaya diri.
Begitu pula dalam kecakapan sosial, kepemimpinan diribelum dipandang sejajar dengan kecakapan komunikasi dankerjasama.
Padahal apabila hendak dikaji lebih seksama, fungsikepemimpinan diri merupakan fungsi yang dapat diproyeksikandari gabungan himpunan kecakapan mengenal diri, berpikirrasional dan percaya diri maupun himpunan kecakapan sosialseperti komunikasi dan bekerja sama.
Mengingat maksud penulisan buku ini adalah menyampaikanusulan pembaruan terhadap pemahaman tenaga kependidikanPNF dalam Kecakapan Pendidikan Kecakapan Hidup. Makakajian latar belakang kepemimpinan sebagaimana yang dikenaldalam berbagai wacana manajemen tidak menjadi porsi terbesarmateri yang disajikan. Hal ini mengingat sandaran kajiankepemimpinan dalam manajemen telah banyak diketahui dandiungkap berbagai bahan bacaan umum. Dengan demikian,paparan dalam buku ini lebih menyoroti dua kecakapan pokokyang dianggap mendasari kepemimpinan diri, yakni kecakapanpribadi dan kecakapan sosial.
Keterkaitan kecakapan pribadi dan kecakapan sosial memilikikedekatan dibanding dua kecakapan lain; kecakapan akademik
B. Kedudukan Penting Kepemimpinan Diri DalamPendidikan Kecakapan Hidup
Pencanangan program Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH)sebagai alur pokok Program Pendidikan Nonformal (PNF)sementara ini kental dengan muatan vokasional. Sejak awal,pencetus PKH maupun pegiat PNF di berbagai jenjang banyakmemprioritaskan pada implementasi kegiatan pendidikanvokasional yang sarat dengan program keterampilan untukmampu bekerja. Tindakan latah ini pun kerap oleh pegiat PNFdiikuti dengan berbagai upaya pembenaran agar pendidikan
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup94
vokasional tersebut mampu memberikan manfaat keuangan bagiwarga belajar PKH. Padahal kemampuan produksi seseorang -termasuk warga belajar PKH, merupakan simpul dari sejumlahikatan kecakapan seorang entrepreneur.
Menurut Hermawan Kartajaya, entrepreneur merupakanproses untuk menangkap dan mewujudkan suatu peluang terlepasdari sumber daya yang ada, serta membutuhkan keberanian untukmengambil resiko yang telah diperhitungkan 1).
Sehingga menjadi kurang tepat, manakala memahami PKHsebatas pada pendidikan vokasional saja, kemudian warga belajarPNF dihadapkan pada tantangan untuk menghidupi diri merekasendiri di tengah belantara dunia usaha. Secara ideal, pemahamanPKH harus dirunut sebagai penguasaan berbagai kecakapan hidupdan turunannya. Namun itu pun belum cukup memadai, mengingatkepemimpinan diri tidak disajikan melengkapi kecakapan hidupuntuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secarawajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatifmampu mencari serta menemukan solusi.
Hingga di sini, terdapat kesan PKH oleh pegiat PNF terlaludisederhanakan sebagai pendidikan vokasional. Imbas daripemahaman yang kurang padan ini, jelas dapat dilihat dari setiapupaya pelaksanaan PKH, seperti kurikulum dan materi bahan yangsarat dengan pendidikan kecakapan kerja. Padahal bila hendakdisadari, kecakapan kerja itu sendiri merupakan akumulasi darisejumlah keterampilan awal seperti kecakapan pribadi, sosial danjuga akademik. Penguasaan seperangkat kecakapan awal tadi,selanjutnya diserap dalam 'kuasa atas diri sendiri' 2) sebelumditampilkan dalam dimensi akhir kecakapan kerja.
Penyerapan sejumlah kecakapan awal dan menyalurkannyadalam kecakapan kerja, merupakan hakekat kepemimpinan diri.Makna kepemimpinan itu sendiri adalah kemampuan memperolehkonsensus dan keikatan pada sasaran, melampuai syarat-syaratyang dicapai dengan pengalaman3).
Sejenak, kita perhatikan kutipan pengalaman seorangpengusaha nasional (kotak 1) bagaimana memulai usaha sebagaientrepreneur.
Contoh sekuel awal perjalanan hidup seorang pengusaha asalSaumlaki, Kepulauan Tanimbar yang terletak di Laut Banda sengajadikutipkan dengan dua alasan. Pertama, menegaskan kembalibahwa PKH yang berorientasi pada menciptakan entrepreneur tidakhanya bergantung semata pada kecakapan vokasional yang
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
95Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
mengutamakan pada kecakapan kerja. Kedua, kecakapan en-trepreneur merupakan imbas utama dari kecakapan pribadi yangterus bergulir didukung kecakapan sosial.
Kotak 1: Memasuki Dunia Usaha
Setiap hari ayah memberiku uang untuk naikangkutan umum ke sekolah. Ongkosnya seriburupiah. Ketika umurku mencapai sembilan tahun,aku berjalan kaki dulu sebelum naik angkutanumum, pulang ke rumah. Dengan demikian akuhanya membayar tujuh ratus rupiah. Kukatakanpada ayah bahwa aku berhasil menghemat tigaratus rupiah.
Dengan modal itu, aku mulai membuat teka-teki silang (TTS). Sebagai hadiah pertamakutawarkan sebuah pena mahal. Untuk hadiahkedua dan ketiga aku menjanjikan sebuah lay-ing-layang baru dan sebuah bola untuk mainsepakbola. Hampir semua murid di sekolahkumembeli TTS-ku. Aku mendapatkan beberaparatus ribu rupiah, jumlah yang besar pada saatitu. Aku mengerjakannya semua sendiri, tanpabantuan teman atau saudara.
Sukses membuat TTS itu membuat dirikupeka terhadap kebutuhan orang lain. Orangmembeli TTS-ku karena terpikat alasan oleh ataurayuanku, tetapi karena memang inginmendapatkan hadiahnya.
Sejak itu aku terus belajar memahamikebutuhan orang. Kalau ada yang memerlukansesuatu, aku membelikannya dengan sistemkomisi. Kemudian aku mulai mencoba mengambilresiko dengan membeli barang-barang lebih duludan berharap orang akan membelinya.Demikianlah aku melangkah ke dunia bisnis.
Dikutip dengan penyesuaian untuk alasanetis dari: Julius Tahija, Melintas Cakrawala: KisahSukses Pengusaha Indonesia. Jakarta: GramediaPustaka Utama. 1997. hal. 22-23
Adalahwajar, jikakeberhasilanPKH dalamm en y e ma ikecakapankerja kemu-dian tidakdiikuti keber-hasilan war-ga belajarb e r u s a h am a n d i r i ,karena pon-dasi keca-kapan pri-badi dankecakapansosial tidakmemperolehp e r h a t i a ncukup.
Pendi–dikan PKHd a l a mkecakapankerja bagiwarga be-lajar yangm e m i l i k ibekal keca-kapan pri-badi dansosial yangm u m p u n i ,memberikanp e l u a n g
tambahan dalam menciptakan usaha baru. Sementara bagi wargabelajar yang belum memiliki bekal kecakapan pribadi dan sosial
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup96
yang dibutuhkan, maka menjadi kewajiban fasilitator PKH untukmengembangkan dan membangkitkannya.
Apa yang dituturkan oleh Yulius Tahija, memang tidakmenyebutkan kecakapan yang menjadikan dia pengusaha sebagaihasil PKH. Namun demikian, melalui pengalaman beliau dapatditelusuri seperangkat kecakapan yang kemudian kita kenal dalamempat ranah PKH.
Bagi penulis sendiri, empat ranah tersebut harus menjadi'perangkat' bagi seorang warga belajar PKH dan memanfaatkanperangkat kecakapan tersebut melalui kepemimpinan diri. YuliusTahija menunjukkannya dengan berjalan kaki sebelum naikangkutan umum. Padahal dia sendiri dapat memilih naik angkutanumum langsung dan menghabiskan seluruh bekal sekolah.
Keputusan Yulius Tahija berjalan kaki, mungkin saja mendapat'cemooh' dari teman sekolah atau orang lain yang melihat dia,terlebih dia berasal dari keluarga berkecukupan. Disinilah letakkepemimpinan diri yang ingin saya pahami dalam PKH.
Akan menjadi sia-sia, jika PKH yang diselenggarakan danmampu menghantarkan hasil memuaskan untuk hidup mandiri,ternyata tidak diimbangi dengan kepemimpinan diri warga belajar.Apalagi hidup mandiri akan menemukan beberapa pandangan yangmenghambat saya berkembang untuk menjadi seorang entrepre-neur. Sehingga kepemimpinan diri akan memberikan kemampuantambahan untuk melampaui hambatan dalam perkembangan hidupseorang warga belajar berkenaan dengan the societal aspect ofdecision making (aspek sosial pengambilan keputusan). Terlebihbila kelak warga belajar menjadi seorang entrepreneur. Termasukmemilah pilihan akibat keadaan yang digambarkan Harold G.Shane sebagai future shock (kejutan masa depan) yang dihasilkanciptaan teknologi.
Sejak sepuluh tahun terakhir, saat orde baru berakhir danhantaman krisis multidimensi membuat segenap aspek kehidupanbangsa dan masyarakat Indonesia terkapar dengan puluhan jutakorban ekonomi, kini memerlukan puluhan juta wirausahawan (en-trepreneur, pen.) baru. Sejumlah harapan agar pendidikan mampumenjadi 'tongkat obat krisis' sampai sekarang belum dapatmenciptakan mukjizat penyembuhnya. Apalagi dengan pemahamanPKH sebatas mendidik kecakapan kerja minus kepemimpinan diri.
Padahal dalam konteks kepemimpinan selalu mengandunganticipating the future yang berarti kemampuan mengantisipasikemungkinan di masa datang, lebih dari sekedar memimpikan atau
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
97Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
sekear meramalkan kejadian di masa depan. Bahkan jugamencakup discovering the mission, formulation the vision, dantaking masive action into the future. Kepemimpinan lebih lanjutmencakup menemukan misi hidup, menyusun visi pribadi danmengembangkan tindakan bersama untuk mewujudkan harapandi masa yang akan datang.
Letak kepemimpinan dalam kecakapan yang disasar PKHdapat digambarkan dalam empat triangulasi Jansen H. Sinamoyang dinamakan tetra mahardika seperti berikut.
kepemimpinan
etoskerja
inovasi keunggulan
Seorang warga belajar PKH yangmenguasai kecakapan vokasi / kerjatertentu dapat dipahami telahmencapai tingkat inovasi dibandingkecakapan awal sebelum me-ngikuti PKH. Kecakapan baruyang sudah dimiliki harustetap menjadi keunggulansepanjang waktu de-ngan mengantisipasikeadaan di masa depan yang dihantarkan oleh kepemimpinandiri. Kecakapan inovasi yang diunggulkan tersebut, oleh seorangwarga belajar harus mampu diujudkan dalam etos kerja. Etoskerja yang optimal diperankan seorang warga belajar PKH adalahyang memenuhi paradigma ACE: Align, Create dan Empower.
Etos kerja warga belajar PKH yang didukung empatkompetensi; pribadi, sosial, akademik dan vokasional harusmelahirkan daya saing pribadi atas keunggulan kecakapan yangterus menerus dikembangkan secara kolaborasi dalam kelompokbelajar, memupuk kecakapan baru dan saling membelajarkankecakapan di antara sesama warga belajar.
Dalam kenyataan yang ditemukan pada program PKH, pihakpenyelenggara justru tidak menaruh hirau pada aspek strategiskepemimpinan diri warga belajar. Pengamatan di sejumlah tempatpenyelenggaraan PKH, justru menunjukkan keadaan yangmemprihatinkan. Selain diakibatkan kecenderungan penye-lenggara dan fasilitator hanya memahami PKH sebataspengembangan kecakapan vokasional. Kepemimpinan diri wargabelajar kerap luput dari materi ajar dan bahasan PKH dikarenakan:
1. Struktur Kurikulum belum tegas menyebut konsentrasikepemimpinan diri dalam salah satu dari empat maupunkeseluruhan kompetensi PKH.
2. Strategi pembelajaran yang kurang tepat, kegiatan warga
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup98
belajar di kelas sebagian besar dikendalikan oleh pembalajaranpraktek, demonstrasi dan penugasan untuk menemukan ‘try anderror’ setelah fasilitator menjelaskan tahapan kegiatan di awalpertemuan.
3. Masukan umpan balik baik kegiatan PKH harian maupunkeseluruhan tidak ada. Masukan yang berguna untuk menjaminkeberhasilan PKH tidak dihimpun karena berbagai alasan.Penyelenggara dan fasilitator selain tidak memiliki kemampuanmemadai baik teknik maupun strategi menghimpun umpan balik.Persoalan masukan setelah program PKH dilaksanakan tidakmenjadi perhatian sendiri bahkan diukur sebagai paketkeberhasilan institusi penyelenggara.
Pada akhirnya, dapat dipahami bahwa kebermaknaankepemimpinan diri yang menjadi perhatian dalam penyelenggaraanPKH dan menjadi muatan utama yang dirangkum dalam empatkompetensi PKH, justru tidak dihadirkan sebagaimana mestinya.
Secara mendasar, hal ini merupakan refleksi kepemimpinandiri penyelenggara maupun fasilitator PKH yang selama interaksipembelajaran berlangsung lahir dalam ujud kepemimpinan wargabelajar. Adalah wajar, penyelenggaraan PKH yang telah berlangsungdalam berbagai tahapan waktu dan tingkat penyelenggaraan belummampu memberikan sumbangan nyata bidang pendidikan bagikeseluruhan aspek kehidupan masyarakat yang masih dalambayang-bayang akibat krisis moneter. Mungkin karena faktorkepemimpinan diri ini dilupakan atau tidak dianggap penting.Padahal dalam lingkungan dunia usaha yang sangat dinamis,kepemimpinanlah yang merupakan kunci utama. Oleh karena itu,patut disayangkan, kepemimpinan diri dalam PKH justru diabaikan.Sebelum terlambat sama sekali, cukup andaikata sekarang inidipikirkan bagaimana kepemimpinan diri dijadikan muatan integratifPKH.
C. Mengemas Pembelajaran Kepemimpinan Diri DalamPendidikan Kecakapan Hidup
Kecakapan hidup yang selama ini dikenal dalam dua sifatutama yaitu generic skill dan specific skill. Kecakapan generik terdiridari kecakapan personal yang mencakup kesadaran / memahamidiri, kecakapan berpikir, kecakapan komunikasi dan bekerjasama.Sementara kecakapan spesifik yang berorientasi untuk menghadapi
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
99Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
pekerjaan mencakup kecakapan akademikdan kecakapan vokasional.
Kepemimpinan diri sebagai keca-kapan yang memiliki nuansa tersendirimemang tidak mendapat tempat padapengelompokkan di atas. Semogakekurangan ini hal tidak sengaja ataspemilahan yang dijadikan rujukan
kompetensi PKH secara nasional.
Jika kepemimpinan diri erat melekatpada salah satu kompetensi, maka kecakapan
diri merupakan rumah yang tepat. Namun demikian,kepemimpinan diri dapat mengambil bentuk dan merefleksikandalam kecakapan lain seperti kecakapan sosial, akademik maupunkecakapan vokasional.
Namun sangat disayangkan, dalam berbagaikesempatan pelatihan bagi penyelenggaraan PKH, seperti jugaTraining of Trainer Pendidikan Kecakapan Hidup bagi TenagaPendidik Pendidikan Nonformal di Balai PengembanganPendidikan Nonformal dan Informal Regional II, kehadirankecakapan kepemimpinan diri masih belum dirasakan penting.Kenyataan ini merupakan hasil dari belum ditemukannya formatdan turunan kecakapan kepemimpinan diri. Meskipun untukempat kecakapan hidup lain juga belum dapat disusun formatdan turunan dalam bentuk kurikulum, strategi pembelajaranmaupun penilaian lanjutan dalam kemasan PKH.
Alih-alih menunggu kesadaran bersama bagi kecakapankepemimpinan diri muncul dan diterima sebagai bagiankecakapan personal. Selain memakan waktu lama dan belumpasti. Dalam bagian ini, penulis mencoba mengelaborasi bentukkurikulum, strategi pembelajaran dan penilaian kecakapankepemimpinan diri. Disertai harapan bagian ini mengilhamipenyempurnaan muatan kepemimpinan diri dalam PKH.
a. Kurikulum Kepemimpinan diri
Seperti kecakapan personal dan sosial yang harusmemberi cermin dan nuansa dalam pembelajaran PKH. Maka,fasilitator harus menandaskan bahwa situasi di sekolah, tempatpenyelenggaraan PKH adalah berbeda dengan keadaan dimasyarakat, tempat ujian kehandalan atas kecakapan hidupyang dikuasai.
Sumber:CD Image
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup100
Kurikulum kepemimpinan diri dengan sendirinya perlumemperhatikan ekologi pendidikan. Di dalam kelas sendiriselama penyelenggaraan PKH, fasilitator dapat memainkansejumlah skenario pembelajaran untuk mengenal danmemperkenalkan ‘lesson learning’ persoalan nyata yang memilikiimbas terhadap kepemimpinan diri. Tentu saja, skenario ini tidakdapat dipisahkan dari pilihan strategi pembelajaran di dalamkelas.
b. Strategi Pembelajaran Kepemimpinan diri
Jika struktur kurikulum yang disepakati bersama antarafasilitator (termasuk penyelenggara) dan warga belajar PKH.Maka strategi pembelajaran kepemimpinan diri dapatdikembangkan dalam dua kategori berdasarkan prosespembelajaran dilangsungkan.
1. on class, pilihan strategi pembelajaran dapat dilaksanakanmenurut skenario lingkungan belajar yang mensyaratkanketerlibatan warga belajar baik sebagai pemimpin maupunyang dipimpin. Pelaksanaan strategi ini tepat digunakan saatwarga belajar berinteraksi langsung dengan fasilitator didalam kelas.
Sebagai interaksi antara warga belajar dan fasilitatoryang menhantarkan pembelajaran, keterlebitan unsurdinamis dalam belajar mutlak dijadikan bahan pertimbangandalam pembelajaran kepemimpinan diri ini. Unsur dinamisini oleh Ali Imron disusun sebagai berikut:
1) motivasi warga belajar,
2) bahan belajar dan upaya penyediaannya,
3) alat bantu belajar dan upaya penyediaannya,
4) suasana belajar dan upaya pengembangannya,
5) kondisi warga belajar dan upaya penyiapan danpeneguhannya.
Kelima unsur dinamis ini bagi fasilitator PKH yangmenjadi bagian Pendidik PNF merupakan keadaan yangsama sekali berbeda dibanding para tenaga pendidik for-mal.
Motivasi warga belajar PKH yang kuat saat awal diterima– tidak jarang - akan serta merta berubah sejalan dengansuasana belajar yang tidak sesuai dugaan mereka ataubahkan dirasakan membebani. Berbeda dengan motivasi
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
101Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
murid peserta PKH di sekolah. Tanggung jawab fasilitatorPKH menggawangi motivasi ini beberapa kali harusdihadapkan pada keadaan yang melatarbelakangi akibatrentang usia dan tanggung jawab keluarga di antara wargabelajar berpaut jauh.
Bahan belajar tersedia yang tidak praktis dan susahdipahami oleh mereka yang mulai belajar kembali punmenyebabkan motivasi belajar menurun. Apalagi, bilapembelajaran kepemimpinan diri membutuhkan bahanbelajar yang harus diadakan sendiri dan mengurangi jatahuang belanja harian. Ketersediaan bahan belajar yangmemerlukan pemasangan yang rumit dan memakan waktu,juga memiliki potensi mengurangi motivasi belajarkepemimpinan diri. Keadaan yang sama dapat berlakuuntuk alat bantu lain.
Suasana belajar yang mewakili situasi seperti di sekolahformal, membutuhkan kecerdikan fasilitator kepemimpinandiri. Kecerdikan ini sering kali pula harus menyebabkanbentuk pengorbanan lain seperti tenaga dan staminamenghadapi warga yang cepat terkuras. Apalagi tempatpertemuan antara warga belajar dan fasilitator berada diruang terbuka, suara dan mobilitas fasilitator selamapembelajaran PKH tidak menyerupai pembelajaran di kelasyang biasa ditemukan di sekolah formal.
Kondisi warga belajar yang memerlukan upayatambahan dalam penyiapan pembelajaran (pra kondisi)kerap tidak hanya cukup dengan memancing perhatianseperti berlaku dengan murid di sekolah biasa.
Jika fasilitator berkemampuan super, lalu dapatmengatasi tantangan strategi pembelajaran di atas, bukanberarti pembelajaran kepemimpinan diri dalam PKHdikatakan berhasil. Karena, strategi pembelajaran yangmembuat warga belajar berhasil on class, belummenggambarkan pencapaian off class. Keberhasilan strategipembelajaran berdasarkan the classroom conception4)
seperti ini dikatakan Beeby belum cukup memadai.
2. off class, strategi pembelajaran di luar kelas tidak lagimengandalkan kendali fasilitator. Warga belajar akanmenunjukkan rentang dari unjuk kepemimpinan diri secaraalami. Fasilitator dapat berperan mengarahkan danmemperkenalkan praktek kepemimpinan yang diharapkandapat memperkaya rujukan warga belajar dalammengaktualkan kepemimpinan diri.
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup102
Strategi pembelajaran sebagai pendekatan bersifataksiomatik maka metode bersifat prosedural. Dengandemikian, strategi pembelajaran kepemimpinan diri dalamPKH memungkinkan terdapat banyak metode.
Permasalahan strategi pembelajaran kepemimpinan diridalam PKH tidak mungkin lebih sederhana dari strategikonvensional yang mencakup saja komponen masukan,proses dan produk atau variabel tujuan pengajaran, materipelajaran, metode dan teknik mengajar, siswa, guru danlogistik7).
Pembelajaran Kepemimpinan diri dalam PKH tidak dapatmengandalkan gagasan Romiszowski pada strategi advo-cate active learner participation in the lesson. Jika tentu sajamengabaikan dua belas pokok perhatian strategi belajar.
c. Penilaian berkelanjutan Kepemimpinan diri
Penilaian berkelanjutan kepemimpinan diri penyeleng-garaan PKH sejalan dengan pengembangan kecakapanhidup lebih diarahkan pada off-evaluation. Bentuk penilaianini, berbeda dari pre-evaluation maupun post-evaluation. Duapenilaian terakhir yang disebut berlangsung dalam rentangmasa penyelenggaraan PKH. Sedangkan penilaianberkelanjutan mensyaratkan pendampingan dan pembinaankepemimpinan diri berdasarkan temuan dari hasil off-evalu-ation.
Seandainya melihat pada sebelas jenis belajar dan faktoryang mempengaruhinya dan warga belajar PKH
m e n a m p i l k a nsalah satu darisekian jenisbelajar untukmengembangkankepemimp inandiri, makafasilitator akandihadapkan padab a g a i m a n atempat, waktu dankriteria penilaianyang memadaiuntuk ditetapkan.S e d a n g k a n
Sumber:dok. pribadi
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
103Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
spektrum kepemimpinan diri warga belajar itu sendiri mencakupkenyataan dalam rentang aktualisasi tindakan on class hingga off class.Ditambah pula dua puluh ciri kepemimpinan, tidak mudah untukdipetakan bilamana, dan dimana akan ditunjukkan warga belajar secaranatural - tanpa skenario khusus–sebagai input penilaian kepemimpinandiri.
Dengan mengandaikan tiga komponen pembelajarankepemimpinan diri lengkap ditemukan dalam pelaksanaan PKH.Penyelenggara maupun fasilitator akan memiliki tantangan besar yangtidak mudah untuk dilampaui. Jika batu sandungan besar ini dapatdiatasi, maka besar kemungkinan dapat menciptakan collaborativeproblem solving bagi pembelajaran kepemimpinan diri dalampenyelenggaraan PKH di kemudian hari.
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup104
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
105Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
Keterkaitan Pendidikan Kecakapan HidupDalam Mengembangkan Sikap
Kewirausahaan
Sudah sejak lama para pegiat pendidikan di awal kiprah merekasadar bahwa pengajaran dan pendidikan yang dilakukan tidak hanyasekedar penguasaan bahan di kelas. Lebih dari itu, setiap warga belajarharus mampu hidup dan bekerja mandiri sebagai entrepreneur. Adapunkemudian tingkat entrepreneurship mereka berbeda-beda, hal iniberbanding lurus dengan rentang minat dan kebutuhan warga belajaritu sendiri.
R.A. Kartini, pejuang emansipasi wanita bahkan mengharuskankaum wanita mendapat pengajaran vak (kecakapan hidup, pen.) agarmampu bekerja di luar rumah tangga dan jangan sampai wanitamenjadi korban kawin paksa dan budak kaum pria. Sesuai dengankonteks perkembangan budaya dan tuntutan sosial yang berlakusekarang, pendidikan kecakapan hidup untuk wanita dan ibu rumahtangga menjadi kunci utama dalam program peningkatan pendapatankeluarga (income generating). Langkah Kartini di Rembang, JawaTengah ini pun diikuti oleh Dewi Sartika di tanah Pasundan, Jawa Baratdan oleh Rohana Kuddus – kakak perempuan Sutan Syahrir di KotaGedang, Sumatra Barat.
Pendidikan kecakapan hidup yang menyemai kecakapan entre-preneur pun dijadikan bagian ajar sistem pendidikan taman siswa yangdinamakan taman tani, taman rini dan taman karti. Muhammadiyahdan Nahadlatul Ulama pun tidak turut melaksanakan kegiatan PKH,meski hanya menjadi bagian kurikulum formal. Kemudian tahun 1960,dikenal pendidikan karya, agar warga belajar dapat berdiri sendiri seratmemberi kecakapan-kecakapan dan rasa tanggung jawab untukmenjadi pilot bagi masyarakat sekitar dan membangun daerahnya.
Bahkan yang sangat menarik adalah upaya Moh. Syafei yangmendirikan INS di Kayutaman, Sumatera Barat. Prinsip entrepreneur –berdiri sendiri – bahkan diterapkan dengan tidak mengharapkanbantuan dari luar yang mengikat. Segala perkakas sekolah semuanya
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup106
Bagian penting dari sejarah yang dipaparkan sebelumnyamengingatkan kepada pegiat PKH, agar tetap menempatkanpenyelenggaraan dan hasilnya dalam konteks kemandirian wargabelajar. Bukan pada ukuran daya serap, maupun dokumentasi sesaatagar sebuah institusi dianggap telah melakukan PKH. Padahalkedudukan strategis PKH sesungguhnya dalam moving out of povertykarena a lack of adequate and appropriate knowledge, termasukpenguasaan empat kompetensi PKH sama sekali diabaikan.
Sebagai bentuk program pendidikan, PKH tentu harus memenuhimaksud pendidikan to develop to the fullest extent possible the inherentcapacities of the individual, to fit the individual to function effectivelly inthe world, to develop in individuals the capacity to form their own stan-dards and make their own judgements. Dengan demikian, pendidikandimaksudkan mengembangkan sepenuhnya kemungkinan kecakapanseseorang warga belajar, menyelaraskan peran seorang warga belajardalam masyarakat, mengembangkan kecakapan warga untukmenciptakan pemahaman dan penilaian pribadi.
Tentu saja, makna pendidikan yang dicakup juga oleh PKH tidakdapat dipisahkan dari persepsi atas sustainability. Persepsi keberlanjutanini diturunkan secara mendasar dalam aspek: profitability, financialperformance, capacity to make a living, ability to improve the naturalimprovement and make people’s live better in society as a whole. Disini, kita menempatkan PKH dalam konteks menjadikan warga belajarmemiliki nasib lebih baik, memiliki pekerjaan, memperoleh penghasilansejalan dengan kemampuan memelihara lingkungan dan memberikansumbangan positif bagi lingkungan sekitar. Bahkan konsep link & matchyang menunjukkan interelasi dunia usaha dan industri (DUDI) dan duniapendidikan merupakan twin strands of contemporary development yangtidak dapat dipisahkan begitu saja. Keduanya membentuk modal kerjayang menjadi landasan bagi kesejahteraan di kemudian hari.
Penyelenggaraan PKH yang menekankan pada kecakapanvokasional yang bersifat teknis dalam jangka pendek dapat memberipeluang kerja mandiri atau peluang kerja di usaha kecil, as the busi-ness develops, these skills may be inadequate. Sejalan perkembanganusaha, kecakapan teknis yang sudah dikuasai saja tidak cukup. Upayameningkatkan kecakapan vokasi diperlukan lebih lanjut. Dengandemikian,PKH tidak berhenti pada satu titik, ketika program yangdiprakarsai pihak lain tidak ada lagi. Seorang warga belajar yang telah
hasil kerja dan buah tangan murid-muridnya sendiri. Moh. Syafei inginmembentuk pemuda-pemuda Indonesia yang berani dan bertanggungjawab, berani berdiri sendiri, membuka perusahaan sendiri, hidup bebasdan tidak tergantung kepada orang lain.
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
107Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
menyelesaikan satu tahapan PKH dapatterus meningkatkan kecakapanberdasarkan incremental approach. Danpendekatan incremental seperti itumenjadi sikap wirausaha yang rasionaldalam mengembangkan investasinya.
Perbedaan antara warga belajar PKHdengan wirausaha, terletak pada modalyang diinvestasikan untuk dikembangkan. Jikawarga belajar PKH mengembangkan kecakapan awalyang pernah dikuasai, maka wirausahamengembangkan modal usaha yang juga digunakanpada saat memulai usaha. Perbedaan lain terletak padaorientasi pengembangan, bila warga belajar PKHberorientasi pada penguasaan kecakapan baru.Pengembangan yang dilakukan Wirausahaberorientasi pada penguasaan pasar baru.
Sedangkan persamaan yang dijumpai antarawarga belajar PKH dan wirausaha adalah terletak pada upayapengembangan yang merupakan proses rekapitulasi pada setiapindividu. Dalam diri warga belajar PKH, proses rekapitulasi berlangsungdalam ujud penambahan kecakapan. Sementara dalam diri wirausaha,rekapitulasi berujung pada peningkatan jumlah modal yangdiinvestasikan.
Kedekatan prinsip sebagai hasil penyelenggaraan PKH pada wargabelajar dan model mental wirausaha terletak pada proses peningkatandan pengembangan kecakapan diri sesuai prinsip self propelling growthyakni tumbuh atas kekuatannya sendiri.
Keterkaitan penyelenggaraan PNF dalam PKH yang berbeda daripenyelenggaraan pendidikan formal dengan pengembanganwirausaha, diharapkan mampu menyemai sejumlah kecakapan pokokuntuk memasuki dunia kerja baik wiraswasta maupun karyawan swasta.
Kecakapan pokok yang dimaksudkan Wuri Sudjatmiko untuk bekalmemasuki dunia kerja adalah:
1. Mengidentifikasi, mengorganisasi, merencanakan, danmengalokasikan sumber daya;
2. Bekerja sama dengan orang lain;
3. Memperoleh dan memanfaatkan informasi;
4. Memahami hubungan timbal balik yang kompleks; dan
5. Bekerja dengan berbagai teknologi.
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup108
Jika penyelenggaraan PNF dalam bidang PKH tidak mampumembekali warga belajar sejumlah kecakapan pokok di atas. Bahkan- tanpa malu - tetap me-reduplikasi penyelenggaraan pendidikan for-mal. Maka dipastikan tidak dapat diciptakan wirausaha, sehingga cepatatau lambat kedudukan bangsa dan masyarakat Indonesia tetapmenjadi kelas rendah hanya dipandang sebagai bumiputera. Padahalpendidikan secara universal harus diarahkan to improve humanity’sliving condition, termasuk di dalam pengertian ini adalah meningkatkankedudukan masyarakat dan bangsa, termasuk Indonesia.
Kematian wirausaha seperti dikhawatirkan Andreas Harefa bakalmenjadi kenyataan karena nyaris sulit untuk menemukan lembagapengajaran (sekolah dan universitas) yang menawarkan ajaran tentangapa, mengapa, dan bagaimana menjadi business owner dan investor.Pekerjaan orang yang disebut business owner dan investor padahakekatnya adalah kelompok wirausaha atau orang yang berusahamandiri.
Agar peran PNF memiliki kekhasan terutama dalam melahirkanwirausaha, sepantasnya bila selama pelaksanaan PKH baikpenyelenggara, fasilitator maupun warga belajar menunjukkan tujuhhal berikut:
1. Ide, keyakinan dan visi kuat mengenai masa depan masyarakatdan bagaimana menangguk keuntungan dari semua hal itu;
2. Sensitivitas terhadap kebutuhan pasar;
3. Kreatif untuk menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhanpasar;
4. Mengembangkan keberanian untuk mengambil resiko dalam usiamuda (risk-taker);
5. Kebiasaan bekerja keras;
6. Toleransi terhadap kegagalan; dan
7. Pantang menyerah serta ketekunan bekerja.
Kesimpulan sekaligus masalah yang dapat dipetik selama iniadalah dasar kesadaran apa yang menyebabkan pelaksanaan PKHhanya dangkal pada upaya pengembangan kecakapan kerja semata?Kemudian perubahan kesadaran seperti apa yang dibutuhkanpenyelenggara dan fasilitator agar pelaksanaan PKH turut melahirkanwirausaha yang tentu mampu memberi sumbangan bagi peningkatanderajat kehidupan pribadi maupun masyarakat sekitar?
Seraya menyimpan harap jawaban atas dua pertanyaan di atas,penulis ingin menyampaikan kutipan yang diambil dari Roger A. Kufmanyang mengupas perubahan dalam bidang pendidikan.
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
109Panduan Pembelajaran Kecakapan Generik
As educators we can deal with change in several ways. We can be spec-tators to change, or we may be participants in it. All to often we arespectators and are swept along with condition that cause us to con-stantly react to situational crises, or even to delay until others makedecisions for us.
Kutipan ini memiliki makna bebas berikut: sebagai pendidik kitaberhadapan dengan perubahan dalam beragam cara. Kita dapatmenjadi penonton terhadap perubahan, atau ikut serta dalamperubahan yang berlangsung. Kebanyakan kita kerap hanya menontondan larut dalam keadaan yang menjadikan kita selalu bertindak setelahkrisis terjadi, atau kita menunda bertindak sampai kemudian oranglain menetapkan nasib kita.
Kutipan di atas semata-mata dimaksudkan untuk membangkitkankesadaran dalam memaknai keberadaan kita sebagai pegiat danpendidik PNF.
pembelajaran pendidikan kecakapan hidup
Model Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup110
APEID. 1993. New Directions in Technical and Vocational Education.Bangkok: Unesco Pricllmu Alami Regional Office for Asia and thePasific.
Balitbang Depdiknas. 2002. Indikator Pendidikan di Indonesia. Jakarta:Balitbang Dikknas.
Blanchard, Allan. 2001, Contextual Teaching and Learning, B.E.S.T.2000.
Bently, Tom. 2000. Learning Beyond the Classroom: Education forChanging World. London: Routledge Falmer.
Clowen, Thomas & Joseph Jordan. 2001. Globalization of Professions:A U$ Perspective with the Cyberwohd in Mind. http://ericcass.uncg.edu.
Delaware Department of Education. 2001. The Standar for FunctionalLife Skills Curriculum. Doc. No. 95-01/00/099-06
Depdiknas. 2001. Laporan pada Rakor Bidang Kesejahteraan Rakyat,Tanggai 12 September 2001.
Blazely, Lloyd D. et. all. 1997. Science Study. Jakarta: The Japan GrantFoundation.
Kerka, Sandra. 1993. Carrer Education fora Global Economy ERIC. No.ED. 355457.
Senge, Peter, et. all. 2000. Schools That Learn: A Fifth Discipline Re-source. London: Nicholas Breaiey Publishing.
Suryadi, Ace. 2002. Memahami Life Skill. Jakarta: Media Indonesia.
University of Washington, College of Education. 2001. Training for In-donesian Educational Team in Contextual Teaching and Learning,Seatle, Washington USA.
Ditjen Diklusepa Depdiknas. (2003) Pedoman penyelenggaraan pro-gram kecakapan hidup (life skills) pendidikan luar sekolah. Jakarta:Ditjen Diklusepa Depdiknas.
Ditjen Diklusepa Depdiknas. (2004). Pedoman penyelenggaraan pro-gram kecakapan hidup pendidikan non formal. Jakarta: BagianProyek Life Skills PLS Ditjen Diklusepa Depdiknas.
Daftar Pustaka