15
MAKALAH MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL “BUDAYA KONSUMERISME YANG TERJADI DI MASYARAKAT AKIBAT PERUBAHAN SOSIAL” (Disusun Umtuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Reformasi Administrasi Publik dan Birokrasi) DISUSUN OLEH : RAHMADHIAN AULIA HAMUNTA 1 1 3 1 9 0 0 2 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS MERDEKA MALANG JUNI 2012

MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL “BUDAYA KONSUMERISME YANG TERJADI DI MASYARAKAT AKIBAT PERUBAHAN SOSIAL”

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL “BUDAYA KONSUMERISME YANG TERJADI DI MASYARAKAT AKIBAT PERUBAHAN SOSIAL”

MAKALAH

MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL “BUDAYA KONSUMERISME YANG

TERJADI DI MASYARAKAT AKIBAT PERUBAHAN SOSIAL”

(Disusun Umtuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Reformasi Administrasi Publik dan

Birokrasi)

DISUSUN OLEH :

RAHMADHIAN AULIA HAMUNTA

1 1 3 1 9 0 0 2

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

UNIVERSITAS MERDEKA MALANG

JUNI 2012

Page 2: MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL “BUDAYA KONSUMERISME YANG TERJADI DI MASYARAKAT AKIBAT PERUBAHAN SOSIAL”

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini tepat pada

waktunya. Adapun Makalah ini yang bertemakan “MENGHADAPI PERUBAHAN

SOSIAL “BUDAYA KONSUMERISME YANG TERJADI DI MASYARAKAT

AKIBAT PERUBAHAN SOSIAL”

Dalam penyusunan makalah ini, saya banyak mendapat tantangan dan hambatan akan

tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, saya

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan

Yang Maha Esa.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk

penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk

penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Malang, 05 Juni 2012

Penulis

Page 3: MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL “BUDAYA KONSUMERISME YANG TERJADI DI MASYARAKAT AKIBAT PERUBAHAN SOSIAL”

B A B I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

a. Globalisasi Penyebab Perubahan Sosial

Setiap manusia dalam hidupnya pasti mengalami perubahan-perubahan dan

perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat memang telah terjadi sejak

zaman dahulu. Seiring berjalannya perubahan waktu, sekarang ini perubahan yang

terjadi dalam masyarakat berjalan sangat cepat sehingga membingungkan manusia

yang menghadapinya. Untuk mempelajari perubahan pada masyarakat, perlu

diketahui sebab-sebab yang melatari terjadinya perubahan itu. Apabila diteliti lebih

mendalam sebab terjadinya suatu perubahan masyarakat, mungkin karena adanya

proses prubahan masyarakat beserta dengan kebudayaannya dari hal-hal yang

bersifat tradisional ke modern yang sering disebut dengan istilah modernisasi.Serta

akibat dari Globalisasi yaitu penyeragaman budaya bagi seluruh masyarakat dunia.

Proses globaliasi muncul sebagai akibat adanya arus informasi dan

komunikasi yang sering online setiap saat dan dapat di jangkau dengan biaya yang

relative murah. sebagai akibatnya adalah masyarakat dunia menjadi satu

lingkungan yang seolah-olah saling berdekatan dan menjadi satu sistem pergaulan

dan satu sistem budaya yang sama.

Karena ketidaksiapan manusia-manusia tersebut dalam menghadapi

perubahan sosial yang terjadi di lingkungan sekitarnya menimbulkan adanya

problema sosial.

b. Problema Sosial yang muncul akibat Globalisasi

1. Munculnya guncangan kebudayaan (cultural shock); guncangan budaya

umumnya dialami oleh golongan tua yang terkejut karena melihat adanya

perubahan budaya yang dilakukan oleh para generasi muda. Cultural Shock

dapat diartikan sebagai ketidaksesuaian unsur-unsur yang saling berbeda

sehingga menghasilkan suatu pola yang tidak serasi fungsinya bagi masyarakat

yang bersangkutan. Perubahan unsur-unsur budaya seringkali ditanggapi oleh

masyarakat dengan beragam. Bagi masyarakat yang belum siap menerima

Page 4: MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL “BUDAYA KONSUMERISME YANG TERJADI DI MASYARAKAT AKIBAT PERUBAHAN SOSIAL”

perubahan-perubahan yang terjadi maka akan timbul goncangan (shock) dalam

kehidupan sosial dan budayanya yang mengakibatkan seorang individu menjadi

tertinggal atau frustasi. Kondisi demikian dapat menyebabkan timbulnya suatu

keadaan yang tidak seimbang dan tidak serasi dalam kehidupan. Contoh: di era

globalisasi ini unsur-unsur budaya asing seperti pola pergaulan hedonis

(memuja kemewahan), pola hidup konsumtif sudah menjadi pola pergaulan dan

gaya hidup para remaja kita. Bagi individu atau remaja yang tidak siap dan

tidak dapat menyesuaikan pada pola pergaulan tersebut, mereka akan menarik

diri dari pergaulan atau bahkan ada yang frustasi sehingga menimbulkan

tindakan bunuh diri atau perilaku penyimpangan yang lain.

2. Munculnya ketimpangan kebudayaan (cultural lag); kondisi ini terjadi

manakala unsur-unsur kebudayaan tidak berkembang secara bersamaan, salah

satu unsur kebudayaan berkembang sangat cepat sedangkan unsur lainnya

mengalami ketertinggalan. Ketertinggalan yang terlihat mencolok adalah

ketertinggalan alam pikiran dibandingkan pesatnya perkembangan teknologi,

kondisi ini terutama terjadi pada masyarakat yang sedang berkembang seperti

Indonesia. Untuk mengejar ketertinggalan ini diperlukan penerapan sistem dan

pola pendidikan yang berdisiplin tinggi. Contoh: Akibat kenaikan harga BBM

pemerintah mengkonversi bahan bakar minyak menjadi gas dengan cara

mensosialisasikan tabung gas ke masyarakat. Namun berhubung sebagian

masyarakat belum siap, terkait dengan kenyamanan dan keamanan penggunaan

tabung gas maka masyarakat kebayakan menolak konversi tersebut. Kondisi

demikian menunjukkan adanya ketertinggalan budaya (cultural lag) oleh

sebagian masyarakat terhadap perubahan budaya dan perkembangan kemajuan

teknologi.

1. Adanya penurunan kualitas Moral(demoralisme)

2. Meningkatnya sikap Egoisme dan materialistic.

3. Timbulnya budaya Konsumerisme.

Page 5: MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL “BUDAYA KONSUMERISME YANG TERJADI DI MASYARAKAT AKIBAT PERUBAHAN SOSIAL”

c. Aspek-Aspek Perubahan Sosial Yang Terkait

DENGAN PUBLIC RELATIONS

Perubahan sosial yang terjadi di masyarakat sangat erat kaitannya dalam

dengan ilmu komunikasi. Perubahan sosial budaya misalnya dapat terjadi

karena beberapa faktor, di antaranya komunikasi; cara dan pola pikir

masyarakat; faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan

baru, terjadinya konflik atau revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana

alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat

lain.

Ada pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan,

misalnya kurang intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain;

perkembangan IPTEK yang lambat; sifat masyarakat yang sangat tradisional;

ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat dalam masyarakat;

prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru; rasa takut jika terjadi kegoyahan

pada masyarakat bila terjadi perubahan; hambatan ideologis; dan pengaruh

adat atau kebiasaan.

Sebagai sesorang PR (Public Relations) kita harus mampu memberikan

atau menyampaikan komunikasi / informasi yang baik kepada masyarakakat

mengenai hal-hal yang terkait dengan masuknya budaya- budaya asing yang

dapat memberikan dampak terhadap perubahan sosial.

PR juga harus memiliki perencanaan sosial (social planning) yang pada

dewasa ini menjadi ciri umum bagi masyarakat atau negara yang sedang

mengalami perkembangan. Suatu perencanaan sosial haruslah didasarkan pada

pengertian yang mendalam tentang bagaimana suatu kebudayaan dapat

berkembang dari taraf yang lebih rendah ke taraf yang lebih maju atau modern.

Pada era modern ini harus diakui bahwa peradaban manusia telah memasuki

tahapan baru, yaitu dengan adanya revolusi komunikasi. Dengan cepat, teknik

dan jasa telekomunikasi yang memanfaatkan spektrum frekuensi radio dan

satelit ini telah berkembang menjadi jaringan yang sangat luas dan menjadi

vital dalam berbagai aspek kehidupan dan keselamatan bangsa-bangsa di

Page 6: MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL “BUDAYA KONSUMERISME YANG TERJADI DI MASYARAKAT AKIBAT PERUBAHAN SOSIAL”

dunia. Pemanfaatan jasa satelit tidak semata-mata untuk usaha hiburan, namun

berkembang secara meluas dan digunakan dalam teknologi pertelevisian,

komunikasi, komputer, analisis cuaca, hingga penggunaan untuk survei sumber

daya alam.

Perubahan sosial merupakan suatu gejala yang akan selalu ada dalam

masyarakat, karena masyarakat selalu berubah dalam aspek terkecil sekalipun.

Perubahan sosial maupun perubahan budaya sebenarnya dua konsep yang

berbeda tetapi saling berkaitan satu sama lain, di mana perubahan sosial

mengacu pada perubahan struktur sosial dan hubungan sosial di masyarakat

sedangkan perubahan budaya mengacu pada perubahan segi budaya di

masyarakat. Tetapi perubahan pada hubungan sosial akan menimbulkan pula

perubahan pada aspek nilai dan norma yang merupakan bagian dari perubahan

budaya.

Terdapat berbagai teori yang dapat menjelaskan fenomena perubahan

sosial di masyarakat. Tetapi semua teori itu sebenarnya saling mengisi satu

sama lain, merupakan perbaikan ataupun juga memberikan sumbangan yang

berarti dalam memahami fenomena perubahan sosial.

Perubahan sosial dapat terjadi karena sebab internal maupun eksternal.

Faktor internal berkaitan dengan permasalahan yang timbul dalam diri

masyarakat, sedangkan faktor eksternal mengacu pada sumber perubahan yang

berasal dari luar masyarakat.

Page 7: MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL “BUDAYA KONSUMERISME YANG TERJADI DI MASYARAKAT AKIBAT PERUBAHAN SOSIAL”

II. PERMASALAHAN

Modernisasi dan globalisasi sebagai suatu perkembangan baru

memunculkan pengaruh-pengaruh yang menguntungkan maupun

merugikan.Pengaruh merugikan inilah yang selanjutnya menimbulkan problema

sosial di masyarakat.

Dalam makalah ini kami akan fokuskan pada satu problema atau

permasalahan yang terjadi di masyarakat, yaitu Budaya Konsumerisme.Disini akan

dibahas factor pembentuk konsumerisme serta dampaknya.Juga mengenai

banyaknya pembangunan – pembangunan Mal di Ibukota dan daerah – daerah lain

yang berimbas pada munculnya budaya konsumerisme dalam masyarakat kita saat

ini.

III. TEORITIS

Sebelum masuk pada pembahasan dari permasalahan sosial, terlebih dahulu kami

akan menjabarkan secara teori mengenai pengertian, faktor-faktor dan dampak dari

perubahan sosial.

Page 8: MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL “BUDAYA KONSUMERISME YANG TERJADI DI MASYARAKAT AKIBAT PERUBAHAN SOSIAL”

B A B II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perubahan Sosial

Perubahan sosial adalah proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat

serta semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, di mana semua tingkat

kehidupan masyarakat secara sukarela akan dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal

meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem-sistem sosial lama

kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan pola-pola kehidupan, budaya dan

sistem-sistem sosial yang baru. Hal-hal penting dalam perubahan sosial

menyangkut aspek-aspek berikut, yaitu: perubahan pola pikir masyarakat,

perubahan perilaku masyarakat, dan perubahan budaya materi.

Menurut para ahli, perubahan sosial memiliki definisi sebagai berikut :

Kingsley Davis mengatakan bahwa Perubahan sosial merupakan perubahan-

perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.

Mac Iver mengatakan bahwa Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang

terjadi dalam hubungan sosial (social relation) atau perubahan terhadap

keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial.

William F. Ogburn mengemukakan bahwa Perubahan sosial adalah perubahan

yang mencakup unsur-unsur kebudayaan baik material maupun immaterial yang

menekankan adanya pengaruh besar dari unsur-unsur kebudayaan material

terhadap unsur-unsur immaterial.

Gillin dan Gillin mengatakan bahwa perubahan-perubahan sosial sebagai suatu

variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan

kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun

karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru (inovasi) dalam

masyarakat.

Page 9: MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL “BUDAYA KONSUMERISME YANG TERJADI DI MASYARAKAT AKIBAT PERUBAHAN SOSIAL”

Selo Soemardjan mengatakan bahwa perubahan sosial merupakan segala

perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu

masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya termasuk di dalamnya, nila-nilai,

sikap dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Tekanan

pada definisi tersebut terletak pada lembaga kemasyarakatan sebagai himpunan

pokok manusia, perubahan-perubahan mana yang kemudian mempengaruhi segi

struktur masyarakat lainnya.

Menurut Soekanto (1990), penyebab perubahan sosial dalam suatu masyarakat

dibedakan menjadi dua macam yaitu faktor dari dalam dan luar. Faktor penyebab

yang berasal dari dalam masyarakat sendiri antara lain bertambah atau

berkurangnya jumlah penduduk, penemuan baru, pertentangan dalam masyarakat,

terjadinya pemberontakan atau revolusi. Sedangkan faktor penyebab dari luar

masyarakat adalah lingkungan fisik sekitar, peperangan, pengaruh kebudayaan

masyarakat lain.

Menurut Soerjono Soekanto problema atau masalah sosial adalah suatu

ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang

membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-

unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan

dalam kehidupan kelompok atau masyarakat. Problem atau masalah sosial muncul

akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan

realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses

perubahan sosial. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh

lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah,

organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.

Menurut Alvin Betrand: awal dari proses perubahan sosial adalah komunikasi yaitu

penyampaian ide, gagasan, nilai, kepercayaan, keyakinan dsb, dari satu pihak ke

pihak lainnya sehingga dicapai kata kesepahaman.

Menurut David Mc Clelland: dorongan untuk perubahan adalah adanya hasrat

meraih prestasi (need for achievement) yang melanda masyarakat

Page 10: MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL “BUDAYA KONSUMERISME YANG TERJADI DI MASYARAKAT AKIBAT PERUBAHAN SOSIAL”

B. Proses Perubahan Sosial

Proses perubahan sosial terdiri dari tiga tahap berurutan :

1. Invensi, yaitu proses dimana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan;

2. Difusi, yaitu proses dimana ide-ide baru itu dikomunikasikan ke dalam sistem

sosial; dan

3. Konsekwensi, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem sosial

sebagai akibat pengadopsian atau penolakan inovasi. Perubahan terjadi jika

penggunaan atau penolakan ide baru itu mempunyai akibat. Karena itu

perubahan sosial adalah akibat komunikasi sosial.

C. FAKTOR PENDORONG PERUBAHAN

Faktor pendorong merupakan alasan yang mendukung terjadinya

perubahan. Menurut Soerjono Soekanto ada sembilan faktor yang mendorong

terjadinya perubahan sosial, yaitu:

1. Terjadinya kontak atau sentuhan dengan kebudayaan lain.

Bertemunya budaya yang berbeda menyebabkan manusia saling berinteraksi

dan mampu menghimpun berbagai penemuan yang telah dihasilkan, baik dari

budaya asli maupun budaya asing, dan bahkan hasil perpaduannya. Hal ini

dapat mendorong terjadinya perubahan dan tentu akan memperkaya

kebudayaan yang ada.

2. Sistem pendidikan formal yang maju.

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang bisa mengukur tingkat kemajuan

sebuah masyarakat. Pendidikan telah membuka pikiran dan membiasakan

berpola pikir ilmiah, rasional, dan objektif. Hal ini akan memberikan

kemampuan manusia untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya

memenuhi perkembangan zaman, dan perlu sebuah perubahan atau tidak.

Page 11: MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL “BUDAYA KONSUMERISME YANG TERJADI DI MASYARAKAT AKIBAT PERUBAHAN SOSIAL”

3. Sikap menghargai hasil karya orang dan keinginan untuk maju.

Sebuah hasil karya bisa memotivasi seseorang untuk mengikuti jejak karya.

Orang yang berpikiran dan berkeinginan maju senantiasa termotivasi untuk

mengembangkan diri.

4. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang.

Penyimpangan sosial sejauh tidak melanggar hukum atau merupakan tindak

pidana, dapat merupakan cikal bakal terjadinya perubahan sosial budaya. Untuk

itu, toleransi dapat diberikan agar semakin tercipta hal-hal baru yang kreatif.

5. Sistem terbuka dalam lapisan-lapisan masyarakat.

Open stratification atau sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial

vertikal atau horizontal yang lebih luas kepada anggota masyarakat.

Masyarakat tidak lagi mempermasalahkan status sosial dalam menjalin

hubungan dengan sesamanya. Hal ini membuka kesempatan kepada para

individu untuk dapat mengembangkan kemampuan dirinya.

6. Penduduk yang heterogen.

Masyarakat heterogen dengan latar belakang budaya, ras, dan ideologi yang

berbeda akan mudah terjadi pertentangan yang dapat menimbulkan

kegoncangan sosial. Keadaan demikian merupakan pendorong terjadinya

perubahan-perubahan baru dalam masyarakat untuk mencapai keselarasan

sosial.

7. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang tertentu.

Rasa tidak puas bisa menjadi sebab terjadinya perubahan. Ketidakpuasan

menimbulkan reaksi berupa perlawanan, pertentangan, dan berbagai gerakan

revolusi untuk mengubahnya.

8. Orientasi ke masa depan

Kondisi yang senantiasa berubah merangsang orang mengikuti dan

menyesusikan dengan perubahan. Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa

depan akan membuat masyarakat selalu berpikir maju dan mendorong

Page 12: MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL “BUDAYA KONSUMERISME YANG TERJADI DI MASYARAKAT AKIBAT PERUBAHAN SOSIAL”

terciptanya penemuan-penemuan baru yang disesuaikan dengan perkembangan

dan tuntutan zaman.

9. Nilai bahwa manusia harus selalu berusaha untuk perbaikan hidup.

Usaha merupakan keharusan bagi manusia dalam upaya memenuhi

kebutuhannya yang tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang

terbatas. Usaha-usaha ini merupakan faktor terjadinya perubahan.

D. Perspektif Perubahan Sosial

Pengelompokkan teori perubahan sosial telah dilakukan oleh Strasser dan

Randall. Perubahan sosial dapat dilihat dari empat teori, yaitu teori kemunculan

diktator dan demokrasi, teori perilaku kolektif, teori inkonsistensi status dan

analisis organisasi sebagai subsistem sosial.

Perspektif Penjelasan Tentang Perubahan :

Barrington Moore, teori kemunculan diktator dan demokrasi

Teori ini didasarkan pada pengamatan panjang tentang sejarah pada beberapa

negara yang telah mengalami transformasi dari basis ekonomi agraria menuju basis

ekonomi industri.

Teori perilaku kolektif

Teori dilandasi pemikiran Moore namun lebih menekankan pada proses perubahan

daripada sumber perubahan sosial.

Teori inkonsistensi status

Teori ini merupakan representasi dari teori psikologi sosial. Pada teori ini, individu

dipandang sebagai suatu bentuk ketidakkonsistenan antara status individu dan grop

dengan aktivitas atau sikap yang didasarkan pada perubahan.

Page 13: MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL “BUDAYA KONSUMERISME YANG TERJADI DI MASYARAKAT AKIBAT PERUBAHAN SOSIAL”

Analisis organisasi sebagai subsistem sosial

Alasan kemunculan teori ini adalah anggapan bahwa organisasi terutama birokrasi

dan organisasi tingkat lanjut yang kompleks dipandang sebagai hasil transformasi

sosial yang muncul pada masyarakat modern. Pada sisi lain, organisasi

meningkatkan hambatan antara sistem sosial dan sistem interaksi.

Modernisasi dan Globalisasi dapat memberikan dampak terhadap Budaya

Indonesia, suatu kemajuan akan menghasilkan dampak positif dan negatif. Hal ini

harus dapat kalian sadari betul agar dapat meminimalkan dampak negatif yang

merugikan serta memaksimalkan dampak positif yang menguntungkan.

E. 5 Dampak / Akibat Dari Globalisasi

A. Akibat Positif Globalisasi.

1. Semakin dipercayanya kebudayaan Indonesia; dengan adanya internet,

kalian bisa mengetahui kebudayaan-kebudayaan bangsa lain, sehingga

dapat dibandingkan ragam kebudayaan antarnegara, bahkan dapat terjadi

adanya akulturasi budaya yang akan semakin memperkaya kebudayaan

bangsa. Dengan memperbandingkan itu pula kalian dapat mengetahui

kekurangan dan kelebihan budaya Indonesia bila dibandingkan dengan

kebudayaan bangsa-bangsa lain.

2. Ragam kebudayaan dan kekayaan alam negara Indonesia lebih dikenal

dunia; dulu mungkin masyarakat Eropa hanya mengenal Bali sebagai

objek wisata di Indonesia. Namun, seiring dengan perkembangan

teknologi komunikasi, masyarakat Eropa mulai mengenal keindahan

alam Danau Toba di Sumatra Utara, panorama Taman Laut Bunaken di

Sulawesi Utara, keaslian alam Perairan Raja Ampat di Papua,

kelembutan tari Bedoyo Ketawang dari Solo (Jawa Tengah), keanggunan

tari Persembahan dari Sumatra Barat, atau kemeriahan tari Perang dari

suku Nias di Sumatra Utara.

Page 14: MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL “BUDAYA KONSUMERISME YANG TERJADI DI MASYARAKAT AKIBAT PERUBAHAN SOSIAL”

B A B III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Gejala perubahan sosial dalam hal ini adalah Globalisasi budaya masyarakat

Indonesia cenderung kearah negative.Ini dapat dilihat dari timbulnya berbagai

macam problema social yang akhir-akhir ini sudah terjadi di lingkungan kita

,termasuk salah satunya adalah konsumerisme.

2. Bangsa Indonesia harus beranjak dari posisi sebagai konsumen menjadi

produsen.Diperlukan strategi untuk mengkaji kembali secara dinamis nilai-nilai

budaya bangsa yang dapat digunakan sebagai alat untuk menghadapi tantangan

masa depan. Patut pula untuk disadari bahwa terdapat kendala-kendala yang

membutuhkan kecermatan yang mendalam dalam proses pewarisan nilai itu.

3. Perkembangan budaya konsumerisme menguntungkan para pemilik modal dan

memanfaatkan masyarakat yang menjadi objek. Peran kita sebagai generasi

muda seharusnya mempunyai pikiran kritis untuk menyadari adanya hal ini dan

menentang budaya tersebut karena hanya merugikan bagi kita, serta jangan

sampai kita menjadi orang (agen) yang mendukung dan mengembangkan hal

tersebut. Budaya konsumerisme telah menjadikan mahasiswa lupa dengan

posisi mereka sebagai intelektual dan menjadikan mereka agen yang terjebak

dalam posisi tersebut.”Budaya merupakan bentukan manusia dan dapat dirubah

oleh manusia, kesadaran kritis dan proses transformasi sosial dapat dilakukan

untuk merubah keadaan menjadi lebih baik”.

Page 15: MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL “BUDAYA KONSUMERISME YANG TERJADI DI MASYARAKAT AKIBAT PERUBAHAN SOSIAL”

B. SARAN

Masyarakat harus bersikap positif dalam menunjukkan bentuk penerimaan

terhadap arus modernisasi dan globalisasi, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Penerimaan secara terbuka (open minded); sikap ini merupakan langkah

pertama dalam upaya menerima pengaruh modernisasi dan globalisasi. Sikap

terbuka akan membuat kita lebih dinamis, tidak terbelenggu hal-hal lama yang

bersikap kolot, dan akan lebih mudah menerima perubahan dan kemajuan

zaman.

2. Mengembangkan sikap antisipatif dan selektif, sikap ini merupakan kelanjutan

dari sikap terbuka. Setelah kita dapat membuka diri dari hal-hal baru, langkah

selanjutnya adalah kita harus memiliki kepekaan (antisipatif) dalam menilai

hal-hal yang akan atau sedang terjadi. Kaitannya dengan pengaruh modernisasi

dan globalisasi. Sikap antisipatif dapat menunjukkan pengaruh yang timbul

akibat adanya arus globalisasi dan modernisasi. Setelah kita mampu menilai

pengaruh yang terjadi, maka kita harus mampu memilih (selektif) pengaruh

mana yang baik bagi kita dan pengaruh mana yang tidak baik bagi kita.

3. Adaptif, sikap ini merupakan kelanjutan dari sikap antisipatif dan selektif.

Sikap adaptif merupakan sikap mampu menyesuaikan diri terhadap hasil

perkembangan modernisasi dan globalisasi. Tentu saja penyesuaian diri yang

dilakukan bersifat selektif, artinya memiliki pengaruh positif bagi si pelaku.

4. Tidak meninggalkan unsur-unsur budaya asli, seringkali kemajuan zaman

mengubah perilaku manusia, mengaburkan kebudayaan yang sudah ada,

bahkan menghilangkannya sama sekali. Kondisi ini menyebabkan

seseorang/masyarakat kehilangan jati diri mereka, kondisi ini harus dapat

dihindari. Semaju apa pun dampak modernisasi yang kita lalui, kita tidak boleh

meninggalkan unsur-unsur budaya asli sebagai identitas diri. Jepang merupakan

salah satu negara yang modern dan maju, namun tetap mempertahankan

identitas diri mereka sebagai masyarakat