Upload
miftah-iqtishoduna
View
3.974
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Makalah zakat profesi dan zakat investasi
Citation preview
MAKALAH AGAMA ISLAM
“ZAKAT PROFESI & ZAKAT INVESTASI”
Dosen Pengampu : Drs. Ahmad Zaini, S. Ag.
Disusun oleh :
1. Icha Adelika (2013002003)2. Fitria Abda Rahmana (2013002008)3. Miftahuddin (2013002009)4. Kurnia Nurmazita (2013002010)
PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM
STIE MUHAMMADIYAH PEKALONGAN
2013/2014
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.,
Segala puji hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam, Shalawat dan Salam
kami sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW. sebagai suritauladan sempurna
untuk seluruh umat dalam menempuh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu Mata
Kuliah Agama Islam, yang telah mencurahkan waktunya untuk membimbing
kami, serta semua pihak yang telah memberi arahan sehingga penulis mampu
menyelesaikan tugas kelompok makalah dengan judul “Zakat Profesi dan Zakat
Investasi” teriring do’a jazakumullohu khoiron katsiiro.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan ini, oleh
karena itu saya mengharap saran dan kritik yang membangun agar menjadi lebih
baik. Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin Ya Robbal
’Alamin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.,
Pekalongan, Maret 2014
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
CoverKata Pengantar.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
Latar Belakang.................................................................................................................1
Rumusan Masalah............................................................................................................2
Tujuan Masalah................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..................................................................................................................3
Zakat Profesi....................................................................................................................3
Definisi Zakat Profesi......................................................................................................3
Latar Belakang Zakat Profesi...........................................................................................3
Waktu Pengeluaran Zakat Profesi....................................................................................4
Nishab Zakat Profesi........................................................................................................4
Kadar Zakat Profesi.........................................................................................................5
Perhitungan Zakat Profesi................................................................................................5
Hukum Zakat Profesi.......................................................................................................6
Zakat Investasi.................................................................................................................8
Definisi Zakat Investasi...................................................................................................8
Kriteria Yang Wajib Dizakatkan......................................................................................8
Yang Wajib Dizakati Adalah Hasil Bukan Modal...........................................................9
Dikurangi dengan Kebutuhan Pokok...............................................................................9
Nishab Zakat Investasi.....................................................................................................9
Waktu Pengeluaran Zakat Investasi...............................................................................10
Besarnya Yang Harus Dikeluarkan................................................................................10
Hukum Zakat Investasi..................................................................................................11
BAB III..............................................................................................................................13
PENUTUP..........................................................................................................................13
Kesimpulan....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Umat Islam adalah umat yang mulia, umat yang dipilih Allah untuk
mengemban risalah, agar mereka menjadi saksi atas segala umat. Tugas umat
Islam adalah mewujudkan kehidupan yang adil, makmur, tentram dan sejahtera
dimanapun mereka berada. Karena itu umat Islam seharusnya menjadi rahmat
bagi sekalian alam.
Salah satu sisi ajaran Islam yang belum ditangani secara serius adalah
penanggulangan kemiskinan dengan cara mengoptimalkan pengumpulan dan
pendayagunaan zakat, infaq dan shadaqah dalam arti seluas-luasnya. Sebagaimana
telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW serta penerusnya di zaman keemasan
Islam. Padahal ummat Islam (Indonesia) sebenarnya memiliki potensi dana yang
sangat besar.
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang ketiga,zakat merupakan suatu
ibadah yang paling penting kerap kali dalam Al-Qur’an,Allah menerangkan zakat
beriringan dengan menerangkan sembahyang. Pada delapan puluh dua tempat
Allah menyebut zakat beriringan dengan urusan shalat ini menunjukan bahwa
zakat dan shalat mempunyai hubungan yang rapat sekali dalam hal keutamaannya
shalat dipandang seutama-utama ibadah badaniyah zakat dipandang seutama-
utama ibadah maliyah.
Mengeluarkan zakat hukumnya wajib bagi tiap-tiap muslim yang
mempunyai harta benda menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh hukum
Islam. Zakat menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh
1
sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah
memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah (seperti
shalat, haji, dan puasa) yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan Al-
Qur'an dan As Sunnah, sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan
kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia.
Dari paparan latar belakang di atas, Serta mengingat banyak mahasiswa
yang masih belum memahami sepenuhnya mengenai Zakat, Maka dari itu kami
akan membahas tentang Zakat Profesi dan Zakat Investasi sekaligus memenuhi
tugas Mata Kuliah Agama Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Zakat Profesi ?
2. Bagaimana Zakat Investasi ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Memahami Mengenai Zakat Profesi.
2. Untuk Memahami Mengenai Zakat Investasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Zakat Profesi
A. Definisi Zakat Profesi
Zakat Profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari penghasilan profesi
(hasil profesi) bila telah mencapai nisab. Profesi tersebut misalnya pegawai negeri
atau swasta, konsultan, dokter, notaris, akuntan, artis, dan wiraswasta.
B. Latar Belakang Zakat Profesi
Adapun orang orang yang mensyariatkan zakat profesi memiliki alasan
sebagai berikut: Berbeda dengan sumber pendapatan dari pertanian, peternakan
dan perdagangan, sumber pendapatan dari profesi tidak banyak dikenal di masa
generasi terdahulu. Oleh karena itu pembahasan mengenai tipe zakat profesi tidak
dapat dijumpai dengan tingkat kedetilan yang setara dengan tipe zakat yang lain.
Namun bukan berarti pendapatan dari hasil profesi terbebas dari zakat, karena
zakat secara hakikatnya adalah pungutan terhadap kekayaan golongan yang
memiliki kelebihan harta untuk diberikan kepada golongan yang membutuhkan.
Dalam Al Qur'an mengenai hal ini dapat ditemui pada surat Al Baqarah ayat 267:
"Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari
hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari
bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu
3
nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah
Maha Kaya lagi Maha Terpuji"
C. Waktu Pengeluaran Zakat Profesi
Berikut adalah beberapa perbedaan pendapat ulama mengenai waktu pengeluaran
dari zakat profesi:
1. Pendapat As-Syafi'i dan Ahmad mensyaratkan haul (sudah cukup setahun)
terhitung dari kekayaan itu didapat
2. Pendapat Abu Hanifah, Malik dan ulama modern, seperti Muh Abu Zahrah
dan Abdul Wahab Khalaf mensyaratkah haul tetapi terhitung dari awal dan
akhir harta itu diperoleh, kemudian pada masa setahun tersebut harta
dijumlahkan dan kalau sudah sampai nisabnya maka wajib mengeluarkan
zakat.
3. Pendapat ulama modern seperti Yusuf Qardhawi tidak mensyaratkan haul,
tetapi zakat dikeluarkan langsung ketika mendapatkan harta tersebut.
Mereka mengqiyaskan dengan Zakat Pertanian yang dibayar pada setiap
waktu panen. (haul:lama pengendapan harta)
D. Nishab Zakat Profesi
Nisab zakat pendapatan/profesi mengambil rujukan kepada nisab zakat
tanaman dan buah-buahan sebesar 5 wasaq atau 652,8 kg gabah setara dengan 520
kg beras. Hal ini berarti bila harga beras adalah Rp 4.000/kg maka nisab zakat
profesi adalah 520 dikalikan 4000 menjadi sebesar Rp 2.080.000. Namun mesti
diperhatikan bahwa karena rujukannya pada zakat hasil pertanian yang dengan
frekuensi panen sekali dalam setahun, maka pendapatan yang dibandingkan
dengan nisab tersebut adalah pendapatan selama setahun.
4
E. Kadar Zakat Profesi
Penghasilan profesi dari segi wujudnya berupa uang. Dari sisi ini, ia berbeda
dengan tanaman, dan lebih dekat dengan emas dan perak. Oleh karena itu kadar
zakat profesi yang diqiyaskan dengan zakat emas dan perak, yaitu 2,5% dari
seluruh penghasilan kotor. Hadits yang menyatakan kadar zakat emas dan perak
adalah:
“Bila engkau memiliki 20 dinar emas, dan sudah mencapai satu tahun, maka
zakatnya setengah dinar (2,5%)” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Al-Baihaqi).
F. Perhitungan Zakat Profesi
Menurut Yusuf Qardhawi perhitungan zakat profesi dibedakan menurut dua cara:
1. Secara langsung, zakat dihitung dari 2,5% dari penghasilan kotor seara
langsung, baik dibayarkan bulanan atau tahunan. Metode ini lebih tepat
dan adil bagi mereka yang diluaskan rezekinya oleh Allah. Contoh:
Seseorang dengan penghasilan Rp 3.000.000 tiap bulannya, maka wajib
membayar zakat sebesar: 2,5% X 3.000.000=Rp 75.000 per bulan atau Rp
900.000 per tahun.
2. Setelah dipotong dengan kebutuhan pokok, zakat dihitung 2,5% dari gaji
setelah dipotong dengan kebutuhan pokok. Metode ini lebih adil
diterapkan oleh mereka yang penghasilannya pas-pasan. Contoh:
Seseorang dengan penghasilan Rp 1.500.000,- dengan pengeluaran untuk
kebutuhan pokok Rp 1.000.000 tiap bulannya, maka wajib membayar
zakat sebesar : 2,5% X (1.500.000-1.000.000)=Rp 12.500 per bulan atau
Rp 150.000,- per tahun.
5
G. Hukum Zakat Profesi
Terdapat khilafiyah (perbedaan pendapat) di kalangan ulama ataupun
lembaga dakwah/fatwa dalam masalah zakat profesi. Ada sebagian yang
membolehkan zakat profesi, seperti Syeikh Abdul Wahhab Khallaf, Syeikh Abu
Zahrah, Yusuf Qardhawi, Prof. Didin Hafidhuddin, Quraisy Syihab, Majelis
Tarjih Muhammadiyah, MUI (Majelis Ulama Indonesia).
Namun ada pula sebagian yang tidak setuju dan tidak membolehkan zakat
profesi, dengan alasan utama bahwa zakat profesi tidak pernah dicontohkan oleh
Nabi SAW. Mereka misalnya Dr. Wahbah Az Zuhaili, Prof. Ali As Salus, Syeikh
Bin Baz, Syeikh Muhammad bin Shaleh Utsaimin dan Hai`ah Kibaril Ulama.
Mereka yang membolehkan zakat profesi mempunyai dalil (landasan), antara lain
sebagai berikut :
Pertama, menurut Al-Qardhawi, landasan zakat profesi adalah perbuatan sahabat
yang mengeluarkan zakat untuk al-maal al-mustafaad (harta perolehan). Al-maal
al-mustafaad adalah setiap harta baru yang diperoleh seorang muslim melalui
salah satu cara kepemilikan yang disyariatkan, seperti waris, hibah, upah
pekerjaan, dan yang semisalnya. Al-Qardhawi mengambil pendapat sebagian
sahabat (seperti Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud) dan sebagian tabi’in (seperti Az-
Zuhri, Hasan Bashri, dan Makhul) yang mengeluarkan zakat dari al-maal al-
mustafaad pada saat menerimanya, tanpa mensyaratkan haul (dimiliki selama satu
tahun qamariyah).
Bahkan al-Qardhawi melemahkan hadis yang mewajibkan haul bagi harta zakat,
yaitu hadis Ali bin Abi Thalib RA, bahwa Nabi SAW bersabda ”Tidak ada zakat
pada harta hingga berlalu atasnya haul.” (HR Abu Dawud). Alasan Yusuf
Qardhawi menganggap lemah (dhaif) hadis tersebut, karena ada seorang
periwayat hadis bernama Jarir bin Hazim yang dianggap periwayat yang lemah.
6
Kedua, ulama lain menambahkan dalil lain dari yang telah dikemukakan
Qardhawi di atas, yaitu keumuman ayat 267 dari surat Al Baqarah :
"Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari
hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari
bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu
nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah
Maha Kaya lagi Maha Terpuji"
Kemudian Surat Adz-Dzariyat Ayat 19 :
“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan
orang miskin yang tidak mendapat bagian”.
7
Zakat Investasi
A. Definisi Zakat Investasi
Zakat investasi adalah zakat yang dikenakan terhadap harta yang diperoleh
dari hasil investasi. Diantara bentuk usaha yang masuk investasi adalah bangunan
atau kantor yang disewakan, saham, rental mobil, rumah kontrakan, investasi pada
ternak atau tambak, dan lain sebagainya.
Dilihat dari karakteristik investasi, biasanya modal tidak bergerak dan tidak
terpengaruh terhadap hasil produksi maka zakat investasi lebih dekat ke zakat
pertanian. Pendapat ini diikuti oleh ulama modern seperti Yusuf Qordhowi,
Muhammad Abu Zahrah, Abdul Wahab Khalaf, Abdurahman Hasan, dll.
Dengan demikian zakat investasi dikeluarkan pada saat menghasilkan
sedangkan modal tidak dikenai zakat. Kadar zakat yang dikeluarkan sebesar 5 %
atau 10 %. 5 % untuk penghasilan kotor dan 10% untuk penghasilan bersih.
B. Kriteria Yang Wajib Dizakatkan
Berikut contoh harta yang termasuk investasi ini antara lain.
a. Rumah yang disewakan untuk kontrakan atau rumah kost. Hotel dan
properti yang disewakan seperti untuk kantor, toko, showroom, pameran
atau ruang pertemuan.
b. Kendaraan seperti angkot, taxi, bajaj, bus, perahu, kapal laut, truk bahkan
pesawat terbang.
c. Pabrik dan industri yang memproduksi barang-barang.
d. Lembar-lembar saham yang nilainya akan bertambah.
e. Sepetak ladang yang disewakan.
f. Hewan-hewan yang diambil manfaatnya seperti kuda sebagai penarik, atau
domba yang diambil bulunya.
8
C. Yang Wajib Dizakati Adalah Hasil Bukan Modal
Yang wajib dikeluarkan zakatnya bukan dari nilai investasi itu, tetapi
pemasukan hasil dari investasi itu. Bila berbentuk rumah kontrakan, maka uang
sewa kontrakan. Bila kendaraan yang disewakan, maka uang sewanya. Bila pabrik
dan industri, maka nilai produknya. Bila saham, maka nilai pertambahannya atau
keuntungannya. Karena itu pengeluaran zakatnya bukan dihitung berdasarkan
perputaran tahun, tetapi berdasarkan pemasukan hasil. Kapan menerima uang
masuk, maka dikeluarkan zakatnya.
D. Dikurangi dengan Kebutuhan Pokok
Harta investasi yang dikeluarkan zakatnya adalah hasil pemasukan dari
investasi itu setelah dikurangi dengan kebutuhan pokok. Ini adalah salah satu
pendapat yang cocok diterapkan kepada mereka yang pemasukannya relatif kecil,
sedangkan kehidupannya sangat tergantung pada investasi ini. Jadi pengeluaran
zakatnya bukan pemasukan kotor, tetapi setelah dikurangi dengan pengeluaran
kebutuhan pokoknya. Namun ada juga pendapat yang mengatakan bahwa yang
harus dikeluarkan zakatnya adalah pemasukan kotornya. Pendapat ini agaknya
lebih cocok bagi pemilik investasi yang besar dan mendatangkan keuntungan
berlimpah sehingga pemiliknya hidup berkecukupan.
E. Nishab Zakat Investasi
Nishab zakat investasi mengikuti nishab zakat pertanian, yaitu seharga 520
kg beras tiap panen. Bila harga 1 kg besar Rp. 2.500, maka 520 kg x Rp. 2.500,-.
Hasilnya adalah Rp. 1.300.000,-.
Para ulama berpendapat bahwa nishab zakat investasi adalah jumlah
penghasilan bersih selama setahun, meski pemasukan itu terjadi tiap waktu. Bila
nilai total memasukan bersih setelah dikurangi dengan biaya operasional melebihi
Rp. 1.300.000,-, wajib dikeluarkan zakatnya.
9
F. Waktu Pengeluaran Zakat Investasi
Dilihat dari karakteristik investasi, biasanya modal tidak bergerak dan
tidak terpengaruh terhadap hasil produksi maka zakat investasi lebih dekat ke
zakat pertanian. Pendapat ini diikuti oleh ulama modern seperti Yusuf Qordhowi,
Muhammad Abu Zahrah, Abdul Wahab Khalaf, Abdurahman Hasan.
Dengan demikian zakat investasi dikeluarkan pada saat menghasilkan sedangkan
modal tidak dikenai zakat. Kadar zakat yang dikeluarkan sebesar 5 % atau 10 %. 5
% untuk penghasilan kotor dan 10% untuk penghasilan bersih.
G. Besarnya Yang Harus Dikeluarkan
Para ulama mengqiyaskan zakat investasi ini dengan zakat pertanian yaitu
antara 5 % hingga 10 %. Contoh: Pak Haji Zaenal punya rumah kotrakan petak 8
pintu di daerah Ciganjur. Harga kontrakan tiap pintu adalah Rp. 150.000,-. Jadi
setiap bulan beliau menerima total uang kontrakan sebesar 8 x Rp. 150.000 = Rp.
1.200.000,-.
Namun ini adalah pemasukan kotor. Sedangkan kehidupan Pak Haji Zaenal ini
semata-mata menggantungkan dari hasil kontrakan. Beliau punya tanggungan
nafkah keluarga yang kebutuhan pokoknya rata-rata tiap bulan Rp. 1.000.000,-.
Jadi yang tersisa dari pemasukan hanya Rp. 200.000,-. Bila dikumpulkan dalam
setahun, maka akan didapat Rp. Rp. 2.400.000,- dari pemasukan bersihnya.
Angka ini sudah melewati nishab zakat investasi yang besarnya Rp. 1.300.000,-.
Karena itu zakat yang harus dikeluarkan adalah 5 % dari pemasukan bersih. Jadi
besarnya zakat yang dikeluarkannya adalah dari setiap pemasukan bersih tiap
bulan 5 % x Rp. 200.000 = Rp. 20.000,-.
Angka ini tidak terasa memberatkan bagi seorang Haji Zaenal yang bukan
termasuk investor kaya.
Contoh lain: PT. Riska Prima memiliki 1000 armada taxi. Uang setoran bersih
tiap taxi setelah dipotong biaya perawatan dan lain-lain adalah Rp. 100.000,-
10
perhari. Separo dari armadanya masih berstatus hutang kredit. Sehingga uang
setoran untuk ke-500 armada itu digunakan untuk mencicil pembayaran.
Maka dalam sehari pemasukan bersihnya adalah Rp. 100.000.000,- dikurangi Rp.
50.000.000 = Rp. 50.000.000,-.
Zakat yang harus dikeluarkan adalah 5 % x Rp. 50.000.000,- = Rp. 2.500.000,-
perhari. Dalam setahun akan terkumpul dana zakat dari PT Riska Prima uang
zakat sebesar 365 x Rp. 2.500.000,- = Rp. 912.500.000,-.
Jumlah yang lumayan besar ini tentu sangat berarti untuk mengentaskan
kemiskinan umat Islam. Seandainya semua perusahaan taxi milik umat Islam
menerapkan zakat dalam perusahaannya, banyak hal yang bisa dikerjakan.
H. Hukum Zakat Investasi
Investasi adalah penanaman modal atau uang dalam proses produksi dengan
pembelian gedung edung permesinan,bahan cadangan,penyelenggaraan
ongkos,serta perkembanganya. Dengan demikian ,cadangan modal di perbesar
sejauh tidak perlu ada modal barang yang harus di ganti.Demikian menurut
ensiklopedia dalam indonesia.
Pada saat ini penanaman modal di laksanakan dalam berbagai bidang
usaha,seperti perhotelan,perumahan,wisma,pabrik,transportasi pertokoan,dll.
Dari pengertian di atas kendatipun penanaman modal (investasi) tersebut
mendatangkan hasil, Tetapi masih terdapat berbedaan pendapat para ulama.
1. Para ulama yang tidak mewajibkan zakat
Sebagian ulama memandang, bahwa investasi dalam bentuk gedung-
gedung,pabrik dan sebagainya itu tidak di kenakan zakat,karena di masa
Rosulullah,para sahabat tidak pernah menetapkan ketentuan hukumnya,kelompok
ini,berpegang kepada lahiriayah nash ( Al-qur,an dan As-sunnah), Pendapat ini di
anut Oleh Mazhab lahiriyah (Ibnu hazm) dalam zaman modern ini juga di anut
oleh Syaukani dan Shahik hasan Khan.
11
2. Para ulama yang mewajibkan zakat
Sebagian ulama berpendapat,bahwa penanaman modal dalam berbagai bentuk
kegiatan di kenakan zakatnya,karena hal itu merupakan kekayaan dan setiap
kekayaan ada hak lain di dalamnya.
Pendapat ini di anut oleh ulama-ulama mazhab maliki, Hanbali dan Mazhab
Zaidiyah,Ulama-ulama Muatakhirin,seperti Abu Zahrah,Abd.Wahab Khallaf dan
Abd,Rahman Hasan sependapat pula dengan pendapat yang kedua ini.
Karna sebagai landasaya kita dapat melihat kembali dalil-dalil yang di kemukakan
terdahulu,seperti surat At-taubah ayat 103.
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah
Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”
Kemudian surat Adz-Dzaariyaat: 19
“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan
orang miskin yang tidak mendapat bagian”
Rosulullah Juga bersabda :
“bayarlah zakat harta kekayaanmu.” (HR.Tirmidzi).
BAB III
PENUTUP
12
Kesimpulan
Zakat Profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari penghasilan profesi
(hasil profesi) bila telah mencapai nisab. Profesi tersebut misalnya pegawai negeri
atau swasta, konsultan, dokter, notaris, akuntan, artis, dan wiraswasta.
Nisab zakat pendapatan/profesi mengambil rujukan kepada nisab zakat
tanaman dan buah-buahan sebesar 5 wasaq atau 652,8 kg gabah setara dengan 520
kg beras. Hal ini berarti bila harga beras adalah Rp 4.000/kg maka nisab zakat
profesi adalah 520 dikalikan 4000 menjadi sebesar Rp 2.080.000.
Zakat investasi adalah zakat yang dikenakan terhadap harta yang diperoleh
dari hasil investasi. Diantara bentuk usaha yang masuk investasi adalah bangunan
atau kantor yang disewakan, saham, rental mobil, rumah kontrakan, investasi pada
ternak atau tambak, dan lain sebagainya.
Nishab zakat investasi mengikuti nishab zakat pertanian, yaitu seharga 520
kg beras tiap panen. Bila harga 1 kg besar Rp. 2.500, maka 520 kg x Rp. 2.500,-.
Hasilnya adalah Rp. 1.300.000,-.
13
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia. “Zakat Profesi”. 26 Maret 2014.
http://id.wikipedia.org/wiki/Zakat_Profesi.
Wikipedia. “Zakat Investasi”. 27 Maret 2014.
http://id.wikipedia.org/wiki/Zakat_Investasi.
14