22
1 MAKALAH ASUMSI DASAR DAN DEFINISI DESAIN INSTRUK DAN PEMAHAMAN APLIKATIF MODEL BANATHY Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Desain Intruksional Dosen Pengampu : Dr. Kustiono M.Pd. Disusun Oleh : JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG 2017

Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional Dan Pemahaman Aplikatif Model Banathy

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional Dan Pemahaman Aplikatif Model Banathy

1

MAKALAH

ASUMSI DASAR DAN DEFINISI DESAIN INSTRUK DAN PEMAHAMAN APLIKATIF

MODEL BANATHY

Disusun guna memenuhi tugas

mata kuliah Desain Intruksional

Dosen Pengampu :

Dr. Kustiono M.Pd.

Disusun Oleh :

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SEMARANG

2017

Page 2: Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional Dan Pemahaman Aplikatif Model Banathy

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata

kuliah Desain Intruksional tentang Asumsi Dasar dan Definisi Desain Instruk dan

Pemahaman Aplikatif Model Banathy. Penulis mengucapkan terima kasih kepada

berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun makalah ini. Ucapan

terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Kustiono selaku dosen pengampu Mata Kuliah Desain Intruksional.

2. Kedua orang tua yang selalu mendukung dan memberi motivasi kepada

penulis.

3. Serta pihak-pihak yang telah membantu.

Penulis menyadari bahwa hasil makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih

terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran

yang membangun dari pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita

semua.

Penulis

\

Page 3: Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional Dan Pemahaman Aplikatif Model Banathy

1

DAFTAR ISI

Halaman Judul .......................................................................................... i

Kata Pengantar .......................................................................................... ii

Daftar Isi .................................................................................................. iii

Bab I Pendahuluan ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 1

C. Tujuan ............................................................................................ 1

Bab II Pembahasan .................................................................................... 2

A. Perencanaan Pembelajaran…………….……………....……….……………… 2

B. Pengertian Model Desain Pembelajaran Banathy …………………………… 2

C. Tahapan Model Desain Pembelajaran Banathy ……………………..…….. 3

D. Kelebihan dan Kekurangan Model Banathy ………………….……..………….. 13

Bab III Penutup ......................................................................................... 14

A. Kesimpulan ...................................................................................... 14

B. Saran .............................................................................................. 10

Daftar Pustaka ........................................................................................... 11

Page 4: Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional Dan Pemahaman Aplikatif Model Banathy

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah model diartikan dalam prosedur kerja yang teratur atau sistematis,

tampilan grafis, dan terdapat pemikiran yang bersifat penjelasan serta saran.

Penjelasan tersebut menjelaskan bahwa sebuah model desain pembelajaran

menyajikan bagaimana pembelajaran disajikan berdasarkan teori-teori seperti

pembelajaran, psikologi, komunikasi, sistem dan sebagainya.

Ada berbagai model perancangan pembelajaran, serta setiap model

pengembangan desain pembelajaran mempunyai kekurangan dan kelebihan.

Dengan adanya beraneka ragam jenis model pengembangan desain

pembelajaran memberikan kesempatan yang luas bagi para pengajar untuk

dapat memilih model pengembangan desain pembelajaran yang sesuai dengan

ilmu atau pengetahuan yang mereka bina. Pada hal ini pendidik mendapat

kesempatan untuk dapat mengembangkan model-model desain pembelajaran

yang sudah ada dengan menciptakan model-model turunan dari model

pengembangan desain yang sudah ada. Dengan berkembangannya model-model

desain dapat memberikan jawaban atas perkembangan zaman.

Banyak masalah yang terjadi pada dunia pendidikan, salah satunya yakni

masalah perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran salah satu

tahapan yang harus dilakukan guru sebelum mereka melaksanakan kegiatan

belajar-mengajar dan untuk mencapai tujuan akhir pembelajaran. Pembelajaran

bukan sekedar aktivitas rutin pendidikan tetapi merupakan komunikasi edukatif

yang penuh pesan, sistemik, prosedural, dan sarat tujuan. Karena itu, ia harus

dipersiapkan secara cermat. Seorang guru selain dituntut untuk memiliki ilmu

yang cukup untuk mengajar dan komunikatif, guru juga harus memiliki

rancangan-rancangan perencanaan pembelajaran agar materi yang disampaikan

menjadi terarah dan mudah dimengerti oleh murid-muridnya.

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimana model benethy pada desain pembelajaran ?

Page 5: Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional Dan Pemahaman Aplikatif Model Banathy

5

2. Bagaimana kekurangan dan kelebihan model benethy ?

C. Tujuan

1. Untuk menjelaskan tentang model benethy pada desain pembelajaran.

2. Untuk menjelaskan tentang kekurangan dan kelebihan model benethy.

Page 6: Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional Dan Pemahaman Aplikatif Model Banathy

6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Perencanaan Pembelajaran

Desain merupakan kerangka, bentuk atau rancangan.langkah pertama

dalam fase pengembangan bagi setiap produk atau sistem yang direkayasa.

Desain juga dapat didefinisikan berbagai proses aplikasi berbagai teknik dan

prinsip bagi tujuan pendefinisian suatu perangkat, suatu proses atau sistem

dalam detail yang memadai untuk memungkinkan realisasi fisiknya. Tujuan

desainer adalah untuk menghasilkan suatu model atau representasi dari

entitas yang kemudian akan dibangun. Desain pembelajaran adalah praktik

penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat

terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara pendidik dan peserta didik.

Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta didik,

perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang “perlakuan” berbasis-media

untuk membantu terjadinya transisi. Sebagai suatu disiplin, desain

pembelajaran secara historis dan tradisional berakar pada kognitif dan

perilaku.

Dengan kata lain, desain intruksional adalah keseluruhan proses

analisis kebutuhan dan tujuan belajar serta pengembangan teknik mengajar

dan materi pembelajarannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Termasuk

di dalamnya adalah pengembangan paket pembelajaran, kegiatan mengajar,

uji coba, revisi dan kegiatan mengevaluasi hasil belajar. Pendekatan sistem

dalam pendidikan dapat mencakup beberapa daerah bidang garapan.

Misalnya pendekatan sistem kurikulum, sistem pembelajaran, sistem

implementasi, sistem implementasi dan sebagainya.

Asumsi dasar yang melandasi perlunya desain pembelajaran ialah sebagai

berikut :

a. Diarahkan untuk membantu proses belajar secara individual.

Page 7: Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional Dan Pemahaman Aplikatif Model Banathy

7

b. Desain pembelajaran mempunyai fase-fase jangka pendek dan jangka

panjang.

c. Dapat mempengaruhi perkembangan individu secara maksimal.

d. Didasarkan pada pengetahuan tentang cara belajar manusia.

e. Dilakukan dengan menerapkan pendekatan sistem.

Pengembangan tersebut dipengaruhi oleh prosedur-prosedur desain

pembelajaran, namun prinsip-prinsip umumnya berasal dari aspek-aspek

komunikasi disamping proses belajar.

B. Pengertian Model Desain Pembelajaran Banathy

Model Banathy ada pada tahun 1968 oleh Bela H. Banathy. Model ini

berorientasi pada hasil pembelajaran, pendekatan yang digunakan yaitu

pendekatan sistem. Menurut Harjanto (2006:94) pendekatan sistem yang

didasarkan pada kenyataan bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan

suatu hal yang sangat kompleks, terdiri atas banyak komponen yang satu

sama lain harus bekerja sama secara baik untuk mencapai hasil yang sebaik-

baiknya. Model pembelajaran ini berorientasi kepada tujuan pembelajaran.

Langkah-langkah pengembangan sistem pembelajaran terdiri dari 6

jenis kegiatan. Model desain ini bertitik tolak dari pendekatan sistem (system

approach), yang mencakup keenam komponen (langkah) yang saling

berinterelasi dan berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan. Pada langkah terakhir para pengembang diharapkan dapat

melakukan perubahan dan perbaikan sehingga tercipta suatu desain yang

diinginkan. Model ini tampaknya hanya diperuntukan bagi guru-guru di

sekolah, mereka cukup dengan merumuskan tujuan pembelajaran khusus

dengan mengacu pada tujuan pembelajaran umum yang telah disiapkan

dalam sistem.

C. Tahapan Model Desain Pembelajaran Bela H Banathy

1. Tahap 1

Page 8: Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional Dan Pemahaman Aplikatif Model Banathy

8

Analisis dan Perumusan Tujuan

a. Maksud system

Identifikasi masalah merupakan proses membandingkan

keadaan sekarang dengan keadaan yang seharusnya. Hasilnya akan

menunjukkan kesenjangan antara kedua keadaan tersebut.

Kesenjangan ini disebut kebutuhan (needs). Bila kesenjangan ke dua

keadaan tersebut besar, kebutuhan itu perlu diperhatikan atau di

selesaikan. Kebutuhan yang besar dan di tetapkan untuk diatasi itu di

sebut masalah, sedangkan kebutuhan yang lebih kecil mungkin untuk

sementara atau seterusnya diabaikan. Ia merupakan kebutuhan yang

tidak dianggap sebagai masalah. Hasil akhir dari identifikasi masalah

adalah perumusan tujuan umum, dalam model desain pembelajaran

menurut Banathy menggunakan istilah maksud sistem.

b. Spesifikasi tujuan

Tujuan merupakan sesuatu yang akan dapat dikerjakan oleh

peserta didik setelah menyelesaikan proses belajar dan merupakan

tujuan yang bermanfaat bagi peserta didik. Tujuan ini kemudian

diuraikan menjadi tujuan-tujuan khusus, yaitu tujuan yang lebih rinci

dan spesifik. Selanjutnya tujuan khusus ini disusun dalam urutan yang

logis. Atas dasar tujuan inilah isi pelajaran dipilih dan disajikan kepada

peserta didik kelak. Dalam Model Banathy menggunakan istilah

spesifikasi tujuan.

c. Tes acuan patokan

Tes acuan patokan dalam istilah umum adalah pembuatan

prototipe. Pembuatan prototipe merupakan permulaan produksi untuk

menghasilkan barang yang sesungguhnya. Di samping itu, pada

kesempatan ini pula dimulai pengembangan desain evaluasi dan

permulaan reviu teknis terhadap sistem tersebut oleh para ahli serta

penyusunan tes yang akan digunakan untuk mengukur perilaku

peserta didik, baik sebelum maupun setelah uji coba nanti.

Page 9: Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional Dan Pemahaman Aplikatif Model Banathy

9

2. Tahap II

Mengembangkan Tes (develop test)

Tahap kedua Mengembangkan tes yang didasarkan pada tujuan yang

diinginkan dan digunakan untuk mengetahui kemampuan yang diharapkan

dapat di capai sebagai hasil dari pengalaman belajarnya. Dengan

mengembangkan tes pada tahap awal bertujuan untuk mengetahui

kemampuan awal siswa. Siswa yang sekolah masing-masing sudah memiliki

kemampuan awal yang berbeda-beda yang di dapatkan sebelum masuk

sekolah . Sehingga, salah apabila menganggap siswa kosong dan tidak

memiliki kemampuan awal sebelum peserta didik masuk sekolah.

3. Tahap III

Analisis dan Perumusan tugas-tugas belajar

a. Menentukan tugas-tugas belajar

Analisis tugas adalah suatu kegiatan penjabaran tugas ke dalam

bagian-bagiannya, hal ini menerangkan sebagian dari proses yang

dapat dihubungkan dan diorganisasikan satu sama lain. Analisis tugas

ini berhubungan dengan kegiatan analisis dan sintesis. Tujuan akhirnya

adalah untuk :

1. Menerangkan tugas yang harus dipelajari murid.

2. Mengisolasikan tingkah laku yang diperlukan.

3. Mengidentifikasi kondisi dimana tingkah laku terjadi.

4. Menetapkan suatu kriteria untuk tingkah laku atau

penampilan yang dapat diterima.

Tanpa suatu analisis tugas yang benar, maka guru akan sulit

mengemukakan apa yang akan diajarkan, dan guru akan sulit untuk

menentukan strategi mengajar yang optimal

b. Menilai kompetensi masukan

Page 10: Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional Dan Pemahaman Aplikatif Model Banathy

10

Penilaian berbasis kompetensi harus ditujukan untuk mengetahui

tercapainya kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Bentuk penilaian

berbasis kompetensi, yaitu:

1. Penilaian berbasis kelas, yaitu penilaian yang dilakukan guru

dalam rangka proses pembelajaran. Penilaian ini bertujuan

untuk menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan

peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah

ditetapkan. Penilaian berbasisi kelas dapat dilakukan dalam

bentuk pertanyaan lisan di kelas, kuis, ulangan harian, tugas

kelompok, ulangan semester dan ulangan kenaikan kelas,

laporan kerja praktikum

2. Tes kemampuan dasar, yaitu tes untuk mengetahui

kompetensi dasar peserta didik, terutama dalam membaca,

menulis dan berhitung. Tes ini dilakukan untuk perbaikan

program pembelajaran (program remedial)

3. Ujian berbasisi sekolah, dilakukan pada akhir jenjang sekolah

untuk mendapatkan ijazah atau sertifikat.

4. Benchemarking, merupakan penilaian terhadap suatu

pekerjaan, proses, performence, untuk menentukan tingkat

keunggulan dan keberhasilan. Penilaian ini dilakukan untuk

menentukan pringkat kelas, menentukan klasifikasi kelas di

suatu sekolah

5. Penilaian portofolio, berisi kumpulan karya peserta didik

yang tersusun secara sistematis yang diambil selama proses

pembelajaran dalam kurun waktu tertentu

Tujuan dari penilaian berbasis kompetensi adalah :

1. Menilai kemampuan individual melalui tugas tertentu.

2. Menentukan kebutuhan pembelajar

Page 11: Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional Dan Pemahaman Aplikatif Model Banathy

11

3. Membantu dan mendorong siswa

4. Membantu dan mendorong guru untuk mengajar yang

lebih

Baik

5. Menentukan strategi pembelajaran

6. Akuntabilitas lembaga

7. Meningkatkan kualitas pendidikan

Indikator penilaian pada penilaian kompetensi

menggunakan kata kerja lebih terukur dibandingkan dengan

indikator (indikator pencapaian kompetensi). Rumusan indikator

penilaian memiliki batasan-batasan tertentu sehingga dapat

dikembangkan menjadi instrumen penilaian dalam bentuk soal,

lembar pengamatan, dan atau penilaian hasil karya atau produk,

termasuk penilaian diri.

Sistem ujian berbasis kompetensi yang direncanakan

adalah sistem ujian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam

arti semua komponen indikator dibuat soal, hasilnya dianalisis

untuk menetukan kompetensi yang telah dimiliki dan yang

belum serta kesulitan peserta didik. Untuk itu digunakan

berbagai bentuk tes, yaitu tes lisan, tertulis (bentuk uraian,

pilihan ganda, jawaban singkat, isian, menjodohkan, benar-

salah), dan tes perbuatan yang meliputi: kinerja (performance),

penugasan (projek) dan hasil karya (produk), maupun penilaian

non-tes contohnya seperti penilaian sikap, minat, motivasi,

penilaian diri, portfolio, life skill. Tes perbuatan dan penilaian

non tes dilakukan melalui pengamatan (observasi).

Page 12: Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional Dan Pemahaman Aplikatif Model Banathy

12

Bahan ujian yang akan digunakan hendaknya memenuhi dua kriteria dasar

berikut ini.

1. adanya kesesuaian materi yang diujikan dan target kompetensi yang harus

dicapai melalui materi yang diajarkan.

2. bahan ulangan/ujian hendaknya menghasilkan informasi atau data yang

dapat dijadikan landasan bagi pengembangan standar sekolah, standar

wilayah, atau standar nasional melalui penilaian hasil proses belajar-

mengajar.

3. Bahan ujian atau soal yang bermutu dapat membantu pendidik meningkatkan

pembelajaran dan memberikan informasi dengan tepat tentang peserta didik

mana yang belum atau sudah mencapai kompetensi.

Penilaian berbasis kompetensi memiliki ciri – ciri sebagai berikut:

1. Harus memenuhi prinsip – prinsip dasar penilaian

2. Harus menggunakan acuan dan patokan belajar tuntas

3. Berorientasi pada kompetensi

4. Terintegrasi dengan proses pembelajaran

5. Dilakukan oleh guru dan siswa.

Dalam proses pelaksanaan evaluasi dengan sistem penilaian berbasis kompetensi

terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan, diantaranya yaitu :

1. Valid

Penilaian berbasis kompetensi harus mengukur apa yang seharusnya diukur

dengan menggunakan alat yang dapat dipercaya dan sahih.

2. Keterbukaan

Penilaian berbasis kompetensi adalah penilaian yang dilaksanakan secara

terbuka, artinya guru sebagai evaluator bukan hanya berperan sebagai orang

yang memberi nilai atau kritik, akan tetapi siswa yang dievaluasi perlu

Page 13: Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional Dan Pemahaman Aplikatif Model Banathy

13

memahami mengapa kritik itu muncul, oleh sebab itu guru harus terbuka

melalui argumentasi yang tepat dalam setiap memberikan penilaian.

3. Adil dan Obyektif

Penilaian harus adil terhadap semua siswa dan tidak membeda-bedakan latar

belakang siswa.

4. Mendidik

Penilaian harus memberi sumbangan yang positif terhadap pencapaian hasil

belajar siswa. Penilaian ini dapat dirasakan sebagai penghargaan yang

memotivasi bagi siswa yang berhasil dan sebagai pemicu semangat bagi

siswa yang kurang berhasil.

5. Berkesinambungan

Penilaian dilakukan secara berencana, bertahap, teratur, terus-menerus dan

berkesinambungan untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan

kemajuan belajar siswa.

6. Bermakna

Penilaian hendaknya mudah dipahami dan mudah ditindak lanjuti oleh pihak-

pihak yang berkepentingan.

7. Berorientasi pada Proses dan Hasil

Penilaian berbasis kompetensi bertumpu pada dua sisi yang sama pentingnya,

yakni sisi proses dan hasil belajar secara seimbang. Penilaian berbasis

kompetensi mengikuti setiap aspek perkembangan siswa, bagaimana cara

belajar siswa, bagaimana motivasi belajar, sikap, minat, kebiasaan, dan lain

sebagainya dan pada akhirnya menilai bagaimana hasil belajar yang diperoleh

siswa.

c. Melakukan tes masukan

Pada umumnya penilaian hasil pengajaran, baik dalam bentuk formatif

maupun sumatif, telah dilaksanakan oleh guru. Melalui pertanyaan secara

lisan atau akhir pengajaran guru menilai keberhasilan pengajaran (tes

Page 14: Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional Dan Pemahaman Aplikatif Model Banathy

14

formatif). Demikian juga tes sumatif yang dilakukan pada akhir program,

seperti akhir kuartal atau akhir semester, penilaian diberikan terhadap peserta

didik untuk menentukan kemajuan belajarnya.

Penilaian hasil belajar bertujuan melihat kemajuan belajar peserta

ddidik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya

sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

1. Sasaran penilaian. Sasaran atau objek evaluasi hasil belajar adalah

perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan

psikomotor secara seimbang. Masing-masing bidang terdiri dari sejumlah

aspek. Aspek-aspek tersebut sebaiknya dapat diungkapkan melalui penilaian

tersebut.

1) Ranah Kognitif (Pengetahuan/ Pemahaman)

Penilaian terhadap pengetahuan pada tingkat satuan pelajaran menuntut

perumusan secara lebih khusus setiap aspek pengetahuan, yang

dikategorikan sebagai: konsep, prosedur, fakta, dan prinsip. Untuk menilai

pengetahuan dapat kita pergunakan pengujian sebagai berikut:

a) Sasaran penilaian aspek pengenalan (recognition)

b) Sasaran penilaian aspek mengingat kembali (recal)

c) Sasaran penilaian aspek pemahaman (komprehension)

2) Ranah Afektif

Sasaran evaluasi ranah afektif (sikap dan nilai) meliputiaspek-aspek, sebagai

berikut:

a) Aspek penerimaan, yakni kesadaran pekaterhadap segala gejala dan

stimulus serta menerima atau menyelesaikan stimulus atau gejala tersebut.

b) Sambutan, yakni aktif mengikuti dan melaksanakan sendiri suatu gejala

di samping menyadari/menerimanya.

c) Aspek penilaian, yakni perilaku yang konsisten, stabil mengandung

kesungguahan kata hati dan control secara aktif terhadap perilakunya.

Page 15: Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional Dan Pemahaman Aplikatif Model Banathy

15

d) Aspek organisasi, yakni perilaku menginternalisasi, mengorganisasi dan

memantapkan interaksi antara nilai-nilai dan menjadikannya sebgai suatu

pendirian yang teguh

e) Aspek karakteristik diri dengan suatu nilai atau kompleks nilai, ialah

menginternalisasikan suatu nilai ke dalam system nilai dalam diri individu,

yang berprilaku konsisten dengan system nilai tersebut.

3) Ranah Keterampilan

Sasaran keterampilan reproduktif:

a) Aspek keterampilan kognitif, mislanya masalah-masalah yang familier

untuk dipecahkan dalam rangka menentukan ukuran-ukuran ketepatan dan

kecepatan melalui latihan-latihan (drill) jangka panjjang, evaluasi dilakukan

dengan metode-metode objektif tertutup.

b) Aspek keterampilan psikomotorik dengan te tundakan terhadap

pelaksanaan tugas yang nyata atau yang disimulasikan, dan berdasarkan

criteria ketepatan, kecepatan, kualitas penerapan secara objektif.

c) Aspek keterampilam reaktif, dilaksanakansecara langsung pengamatan

ibjektif terhadap tingkah laku pendekatan atau penghindaran; secara tak

langsung dengan kuesioner sikap.

d) Aspek ketermapilan interaktif, secara langsung dengan menghitung

frekuensi kebiasaa dan cara-cara yang baik yang dipertunjukkan pada

kondisi-kondisi tertentu.

Evaluasi keterampilan produktif:

a) Aspek keterampilan kognitif, misalnya masalah-masalah yng tidak

familier untuk dipecahkan dan pemecahannya tidak begitu rumit, dengan

menggunakan metode terbuka tertutup (open ended methods).

b) Aspek keterampilan psikomotorik, ykani tugas-tugas produktif yang

menuntut perencanaan strategi. Evaluasi terhadap hasil dan proses

perencanaan ialah dengan observasi dan diskusi

c) Aspek keterampilan reaktif, secara langsung mengamati system nilai

masyarakat dalam tindakannya di luar sekolah.

Page 16: Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional Dan Pemahaman Aplikatif Model Banathy

16

d) Aspek keterampilan interaktif dengan observasi ketermapilan dalam

situasi senyata.1[6]

2. Alat penilaian, penggunaan alat penilaian hendaknya komprehensif

meliputi tes dan bukan tes sehingga diperoleh gambaran hasil belajar yang

objektif.

Alat evaluasi dibagi menjadi dua jenis, yakni: penilaian dengan tes dan

penilaian bukan dengan tes. Penilaian dengan tes, ada dua macam tes: (1)

educational test, untuk mengukur kemampuan siswa disekolah atau prestasi

belajar, (2) mental test, atau tes intelegensi, untuk mengukur intelegensi

seseorang, (3). Aptitude test, untuk mengetahui bakat seseorang. Tes lisan

dan tes tertulis. Bentuk tersebut banyak digunakan oleh guru, karena penting

untuk diukur ketercapainya tujuan-tujuan pembelajaran.

Keuntungan penggunaan tes lisan (oral tes), ialah sebgai berikut:

a. Tes ini memberikan pengalaman melakukan ekspresi secara lisan pada

para siswa.

b. Siswa mendapat manfaat tertentu dengan mendengarkan

respon/jawaban dari siswa lainnya.

c. Pertanyaan-pertanyaan lisan yang dijawab oleh siswa lebih banyak

terhadap pertanyaan tertulis dalam jangka waktu yang sama.

d. Kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh siswa segera dapat diketahui dan

diperbaiki pada waktu itu juga.

e. Tes tertulis banyak menggunakan penglihatan yang sewaktu membaca

dan menulis sesuatu jawaban.

f. Pengaruh-pengaruh factor luar pada waktu ujian, misalnya sulit

menyatakan pendapat secara lisan, dapat dihindari.

3. Prosedur pelaksanaan tes. Penilaian hasil belajar dilaksanakan dalam

bentuk formatif dan sumatif. Hasil evaluasi formatif dijadikan dasar bagi

penyempurna proses belajar mengajar. Oleh karena itu standar yang

Page 17: Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional Dan Pemahaman Aplikatif Model Banathy

17

digunakan harus “standar mutlak” . dengan menggunakan standar mutlak,

tes ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana tujuan-tujuan

instruksional telah dicapai oleh murid dan bukan untuk mengetahui status

setiap murid dibandingkan dengan murid-murid lainnya dalam kelas yang

sama. Pengelolaan evaluasi sumatif dapat ditmepuh dengan menggunakan

stndar norma relative (PAN), karena hasil yang dicapai murid lebih

menggambarkan statusnya dibandingkan dengan teman lainnya dalam kelas

yang sama. Untuk pengisian raport dan ijazah, standar nomra relative

dipandang lebih sesuai untuk digunakan

d. Mengidentifikasi dan karakterisasi tugas-tugas belajar yang

akurat

1. Dari yang belum diketahui ke yang diketahui

2. Dari yang sederhana ke yang kompleks

3. Dari yang konkret ke yang abstrak

4. Dari observasi ke pemikiran

5. Dari keseluruhan yang lebih detil, ke keseluruhan yang menyeluruh.

Misalnya jika dikaitkan dengan pembelajaran PAI, materi tentang shalat,

yang akan dibahas di dalamnya ialah tata cara shalat, rukun shalat, syarat

sah shalat, syarat wajib shalat, hal-hal yang membatalkan shalat, dan

sebagainya

4. Tahap IV

Mendesain sistem intruksional (design system)

Merupakan salah satu tahapan yang harus ditempuh dalam

mengembangkan model pembelajaran benathy, dimana dalam tahap ini perlu

mempertimbangkan alternatif-alternatif dan identifikasi yang harus dikerjakan

untuk menjamin pesrta didik akan menguasai kegiatan-kegiatan yang telah

dianalsis pada tahapan sebelumnya, dalam hal ini Benathy menyebutnya

Page 18: Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional Dan Pemahaman Aplikatif Model Banathy

18

dengan istilah “function analysis”. Lalu perlu diadakannya analisis siapa saja

yang memiliki potensi terbaik guna mencapai fungsi tersebut (component

analysis) serta perlu ditentukan pula waktu dan tempat fungsi tersebut harus

dilaksanakan (design of system). Atau dengan arti lain, mendesain sistem

intruksional yaitu pada langkah ini harus mempertimbangkan alternative serta

identifikasi langkah apa saja untuk menjamin peserta didik untuk dapat

menguasai kegiatan-kegiatan yang sudah dianalisis pada langkah

sebelumnya. Dengan hal tersebut, maka ditentukan jadwal dan tempat

pelaksanaan berdasarkan masing-masing komponen intruksional. Tahap

mendesain sistem intruksional merupakan suatu tahapan yang penting karena

tahapan ini digunakan untuk menentukan metode dan media intruksional

sehinggga memungkinkan peserta didik untuk dapat mencapai tujuan

intrusional, yang meliputi:

1. Analisis fungsi, isi, dan urutan (fuction analysis)

Tahapan ini digunakan untuk menganalisis fungsi, isi dan urutan dalam

mendesain sistem intruksional, sehingga pengembangan model

pembelajaran ini dapat sesuai dengan tahapan desain sistem intruksional

(design system) serta sesuai dengan tahapan-tahapan pengembangan

model pembelajaran Banethy sebelumnya.

2. Analisis Komponen (component analysis)

Selanjutnya, pada tahapan ini digunakan untuk menganalisis komponen-

komponen yang diperlukan dalam tahpan mendesain sistem intruksional.

Tujuan dari analisis komponen adalah untuk mengecek dan mengetahui

kesiapan serta ketersediaan komponen yang ada.

3. Distribusi fungsi antar-komponen

Pada tahapan ini melanjutkan tahapan sebelumnya yaitu memastikan

pendistribusian fungsi antar-komponen. Sehingga tujuan tahapan ini

adalah untuk memastikan penyebaran fungsi antar komponen bisa

berjalan dengan baik.

4. Penjadwalan

Page 19: Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional Dan Pemahaman Aplikatif Model Banathy

19

Tahapan yang terahir adalah tahapan dimana dari semua tahapan diatas

kemudian diimplemtasikan dengan cara penjadwalan.

5. Tahap 5

Melaksanakan Kegiatan dan Mengetes Hasil.

Dalam tahap melaksanakan dan mengetes hasil ini, sistem yang sudah

di desain sekarang dapat di ujicobakan atau di tes dan di laksanakan. Apa

yang dapat dilaksanakan atau dikerjakan siswa sebagai hasil implementasi

sistem, harus di nilai agar dapat di ketahui seberapa jauh siswa telah

menunjukan tingkah laku seperti yang dimaksudkan dalam rumusan tersebut.

6. Tahap 6

Mengadakan perbaikan (change to improve).

Berdasakan hasil yang diperoleh dari interpretasi data hasil uji coba

revisi dilakukan dari revisi kecil sampai revisi total. Untuk mengakhiri uji coba

ulang yang kemudian akan dii mplementasikan harus di ambil suatu

keputusan.

Hasil-hasil yang diperoleh dari evaluasi merupakan umpan balik

(feedback) untuk keseluruhan sistem sehingga perubahan-perubahan, jika di

perlukan dapat dilakukan untuk memperbaiki sistem instruksional.

Kendatipun 6 komponen tersebut tampaknya sangat sederhana,

namun untuk mengembangkan rancangan sistem pembelajaran model ini

memerlukan kemampuan akademik yang cukup tinggi serta pengalaman yang

memadai serta wawasan yang luas. Selain dari itu, proses pengembangan

suatu sistem menuntut partisipasi pihak-pihak terkait, seperti kepala sekolah,

administrator, supervisor dan kelompok guru, sehingga rancangan kurikulum

yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pendidikan di sekolah dan dapat

diterapkan dalam sistem sekolah.

D. Kelebihan dan Kekurangan Model Banathy

Page 20: Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional Dan Pemahaman Aplikatif Model Banathy

20

1. Kelebihan

Model Bela H. Banathy ini mempunyai beberapa kelebihan antara lain

sebagai berikut :

a. Menganalisis serta merumuskan tujuan dengan baik, karena

terdapat tujuan umum maupun tujuan khusus yang lebih

spesifik, yang merupakan sasaran dan arah yang harus dicapai

oleh peserta didik.

b. Menganalisis serta merumuskan kegiatan belajar, yaitu

merumuskan apa yang harus dipelajari (kegiatan belajar yang

harus dilakukan siswa dalam rangka mencapai tujuan belajar).

Kemampuan awal siswa harus dianalaisis atau dinilai agar

mereka tidak perlu mempelajari yang sudah mereka kuasai.

c. Mengembangkan kriteria tes yang tepat dengan tujuan yang

akan dicapai Hal ini dilakukan agar setiap tujuan yang

dirumuskan terdapat alat untuk menilai keberhasilannya.

d. Langkah – langkah yang sedikit sehingga kita bisa lebih efektif

untuk membuatnya.

e. Mengadakan perbaikan dan perubahan berdasarkan hasil

evaluasi. Jadi model ini bertumpu pada test peserta didik.

2. Kelemahan

Ada beberapa kelemahan yang dimiliki oleh model perencanaan Bela H.

Banathy ini antara lain:

a. Hanya terdapat Sedikit langkah sehingga dirasa kurang effesien.

b. Model ini terfokus pada materi yang baru untuk dipelajari,

sehingga dikhawatirkan materi yang lama terabaikan dan akan

lupa jika tidak dikaji ulang.

Page 21: Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional Dan Pemahaman Aplikatif Model Banathy

21

BAB III

PENUTUP

SIMPULAN

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bahwa Model Banathy

berorientasi pada hasil pembelajaran, lalu pendekatan yang digunakan adalah

pendekatan sistem, yakni pendekatan yang didasarkan pada kegiatan belajar

mengajar yang merupakan sesuatu yang sangat kompleks, terdiri dari banyak

komponen yang satu dengan yang lain harus bekerja sama dengan baik untuk

dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Model ini memiliki kekurangan serta

kelebihan yaitu hanya terdapat sedikit langkah sehingga dirasa efektif tetapi

kurang efisien kurang efisien.

Page 22: Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional Dan Pemahaman Aplikatif Model Banathy

22

DAFTAR PUSTAKA

Davies, Ivor K. 1991. Pengelolaan Belajar, Jakarta: Rajawali.

Harjanto. 2006. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Dewi, L. Rishe Purnama . Handout Perencanaan Pembelajaran.