16
LEGENDA Asal Usul Kota Banyuwangi Pada zaman dahulu di kawasan ujung timur Propinsi Jawa Timur terdapat sebuah kerajaan besar yang diperintah oleh seorang Raja yang adil dan bijaksana. Raja tersebut mempunyai seorang putra yang gagah bernama Raden Banterang. Kegemaran Raden Banterang adalah berburu. “Pagi hari ini aku akan berburu ke hutan. Siapkan alat berburu,” kata Raden Banterang kepada para abdinya. Setelah peralatan berburu siap, Raden Banterang disertai beberapa pengiringnya berangkat ke hutan. Ketika Raden Banterang berjalan sendirian, ia melihat seekor kijang melintas di depannya. Ia segera mengejar kijang itu hingga masuk jauh ke hutan. Ia terpisah dengan para pengiringnya. “Kemana seekor kijang tadi?”, kata Raden Banterang, ketika kehilangan jejak buruannya. “Akan ku cari terus sampai dapat,” tekadnya. Raden Banterang menerobos semak belukar dan pepohonan hutan. Namun, binatang buruan itu tidak ditemukan. Ia tiba di sebuah sungai yang sangat bening airnya. “Hem, segar nian air sungai ini,” Raden Banterang minum air sungai itu, sampai merasa hilang dahaganya. Setelah itu, ia meninggalkan sungai. Namun baru beberapa langkah berjalan, tiba-tiba dikejutkan kedatangan seorang gadis cantik jelita. “Ha? Seorang gadis cantik jelita? Benarkah ia seorang manusia? Jangan-jangan setan penunggu hutan,” gumam Raden Banterang bertanya-tanya. Raden Banterang memberanikan diri mendekati gadis cantik itu. “Kau manusia atau penunggu hutan?” sapa Raden Banterang. “Saya manusia,” jawab gadis itu sambil tersenyum. Raden Banterang pun memperkenalkan dirinya. Gadis cantik itu menyambutnya. “Nama saya Surati berasal dari kerajaan Klungkung”. “Saya berada di tempat ini karena menyelamatkan diri dari serangan musuh. Ayah saya telah gugur dalam mempertahankan mahkota kerajaan,” Jelasnya. Mendengar ucapan gadis itu, Raden Banterang terkejut bukan kepalang. Melihat penderitaan puteri Raja Klungkung itu, Raden Banterang segera menolong dan mengajaknya pulang ke istana. Tak lama kemudian mereka menikah membangun keluarga bahagia.

Legenda, sage, fabel, mite

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Legenda, sage, fabel, mite

LEGENDAAsal Usul Kota Banyuwangi

Pada zaman dahulu di kawasan ujung timur Propinsi Jawa Timur terdapat sebuah kerajaan besar yang diperintah oleh seorang Raja yang adil dan bijaksana. Raja tersebut mempunyai seorang putra yang gagah bernama Raden Banterang. Kegemaran Raden Banterang adalah berburu. “Pagi hari ini aku akan berburu ke hutan. Siapkan alat berburu,” kata Raden Banterang kepada para abdinya. Setelah peralatan berburu siap, Raden Banterang disertai beberapa pengiringnya berangkat ke hutan. Ketika Raden Banterang berjalan sendirian, ia melihat seekor kijang melintas di depannya. Ia segera mengejar kijang itu hingga masuk jauh ke hutan. Ia terpisah dengan para pengiringnya.

“Kemana seekor kijang tadi?”, kata Raden Banterang, ketika kehilangan jejak buruannya. “Akan ku cari terus sampai dapat,” tekadnya. Raden Banterang menerobos semak belukar dan pepohonan hutan. Namun, binatang buruan itu tidak ditemukan. Ia tiba di sebuah sungai yang sangat bening airnya. “Hem, segar nian air sungai ini,” Raden Banterang minum air sungai itu, sampai merasa hilang dahaganya. Setelah itu, ia meninggalkan sungai. Namun baru beberapa langkah berjalan, tiba-tiba dikejutkan kedatangan seorang gadis cantik jelita.

“Ha? Seorang gadis cantik jelita? Benarkah ia seorang manusia? Jangan-jangan setan penunggu hutan,” gumam Raden Banterang bertanya-tanya. Raden Banterang memberanikan diri mendekati gadis cantik itu. “Kau manusia atau penunggu hutan?” sapa Raden Banterang. “Saya manusia,” jawab gadis itu sambil tersenyum. Raden Banterang pun memperkenalkan dirinya. Gadis cantik itu menyambutnya. “Nama saya Surati berasal dari kerajaan Klungkung”. “Saya berada di tempat ini karena menyelamatkan diri dari serangan musuh. Ayah saya telah gugur dalam mempertahankan mahkota kerajaan,” Jelasnya. Mendengar ucapan gadis itu, Raden Banterang terkejut bukan kepalang. Melihat penderitaan puteri Raja Klungkung itu, Raden Banterang segera menolong dan mengajaknya pulang ke istana. Tak lama kemudian mereka menikah membangun keluarga bahagia.

Pada suatu hari, puteri Raja Klungkung berjalan-jalan sendirian ke luar istana. “Surati! Surati!”, panggil seorang laki-laki yang berpakaian compang-camping. Setelah mengamati wajah lelaki itu, ia baru sadar bahwa yang berada di depannya adalah kakak kandungnya bernama Rupaksa. Maksud kedatangan Rupaksa adalah untuk mengajak adiknya untuk membalas dendam, karena Raden Banterang telah membunuh ayahandanya. Surati menceritakan bahwa ia mau diperistri Raden Banterang karena telah berhutang budi. Dengan begitu, Surati tidak mau membantu ajakan kakak kandungnya. Rupaksa marah mendengar jawaban adiknya. Namun, ia sempat memberikan sebuah kenangan berupa ikat kepala kepada Surati. “Ikat kepala ini harus kau simpan di bawah tempat tidurmu,” pesan Rupaksa.

Pertemuan Surati dengan kakak kandungnya tidak diketahui oleh Raden Banterang, dikarenakan Raden Banterang sedang berburu di hutan. Tatkala Raden Banterang berada di tengah hutan, tiba-tiba pandangan matanya dikejutkan oleh kedatangan seorang lelaki berpakaian compang-camping. “Tuangku, Raden Banterang. Keselamatan Tuan terancam

Page 2: Legenda, sage, fabel, mite

bahaya yang direncanakan oleh istri tuan sendiri,” kata lelaki itu. “Tuan bisa melihat buktinya, dengan melihat sebuah ikat kepala yang diletakkan di bawah tempat peraduannya. Ikat kepala itu milik lelaki yang dimintai tolong untuk membunuh Tuan,” jelasnya. Setelah mengucapkan kata-kata itu, lelaki berpakaian compang-camping itu hilang secara misterius. Terkejutlah Raden Banterang mendengar laporan lelaki misterius itu. Ia pun segera pulang ke istana. Setelah tiba di istana, Raden Banterang langsung menuju ke peraaduan istrinya. Dicarinya ikat kepala yang telah diceritakan oleh lelaki berpakaian compang-camping yang telah menemui di hutan. “Ha! Benar kata lelaki itu! Ikat kepala ini sebagai bukti! Kau merencanakan mau membunuhku dengan minta tolong kepada pemilik ikat kepala ini!” tuduh Raden Banterang kepada istrinya. “ Begitukah balasanmu padaku?” tandas Raden Banterang.”Jangan asal tuduh. Adinda sama sekali tidak bermaksud membunuh Kakanda, apalagi minta tolong kepada seorang lelaki!” jawab Surati. Namun Raden Banterang tetap pada pendiriannya, bahwa istrinya yang pernah ditolong itu akan membahayakan hidupnya. Nah, sebelum nyawanya terancam, Raden Banterang lebih dahulu ingin mencelakakan istrinya.

Raden Banterang berniat menenggelamkan istrinya di sebuah sungai. Setelah tiba di sungai, Raden Banterang menceritakan tentang pertemuan dengan seorang lelaki compang-camping ketika berburu di hutan. Sang istri pun menceritakan tentang pertemuan dengan seorang lelaki berpakaian compang-camping seperti yang dijelaskan suaminya. “Lelaki itu adalah kakak kandung Adinda. Dialah yang memberi sebuah ikat kepala kepada Adinda,” Surati menjelaskan kembali, agar Raden Banterang luluh hatinya. Namun, Raden Banterang tetap percaya bahwa istrinya akan mencelakakan dirinya. “Kakanda suamiku! Bukalah hati dan perasaan Kakanda! Adinda rela mati demi keselamatan Kakanda. Tetapi berilah kesempatan kepada Adinda untuk menceritakan perihal pertemuan Adinda dengan kakak kandung Adinda bernama Rupaksa,” ucap Surati mengingatkan.

“Kakak Adindalah yang akan membunuh kakanda! Adinda diminati bantuan, tetapi Adinda tolah!”. Mendengar hal tersebut , hati Raden Banterang tidak cair bahkan menganggap istrinya berbohong.. “Kakanda ! Jika air sungai ini menjadi bening dan harum baunya, berarti Adinda tidak bersalah! Tetapi, jika tetap keruh dan bau busuk, berarti Adinda bersalah!” seru Surati. Raden Banterang menganggap ucapan istrinya itu mengada-ada. Maka, Raden Banterang segera menghunus keris yang terselip di pinggangnya. Bersamaan itu pula, Surati melompat ke tengah sungai lalu menghilang.

Tidak berapa lama, terjadi sebuah keajaiban. Bau nan harum merebak di sekitar sungai. Melihat kejadian itu, Raden Banterang berseru dengan suara gemetar. “Istriku tidak berdosa! Air kali ini harum baunya!” Betapa menyesalnya Raden Banterang. Ia meratapi kematian istrinya, dan menyesali kebodohannya. Namun sudah terlambat.

Sejak itu, sungai menjadi harum baunya. Dalam bahasa Jawa disebut Banyuwangi. Banyu artinya air dan wangi artinya harum. Nama Banyuwangi kemudian menjadi nama kota Banyuwangi.

Page 3: Legenda, sage, fabel, mite

LEGENDA

Lutung Kasarung

Pada jaman dahulu kala di tatar pasundan ada sebuah kerajaan yang pimpin oleh seorang raja yang bijaksana, beliau dikenal sebagai Prabu Tapak Agung.

Prabu Tapa Agung mempunyai dua orang putri cantik yaitu Purbararang dan adiknya Purbasari.

Pada saat mendekati akhir hayatnya Prabu Tapak Agung menunjuk Purbasari, putri bungsunya sebagai pengganti. “Aku sudah terlalu tua, saatnya aku turun tahta,” kata Prabu Tapa.

Purbasari memiliki kakak yang bernama Purbararang. Ia tidak setuju adiknya diangkat menggantikan Ayah mereka. “Aku putri Sulung, seharusnya ayahanda memilih aku sebagai penggantinya,” gerutu Purbararang pada tunangannya yang bernama Indrajaya. Kegeramannya yang sudah memuncak membuatnya mempunyai niat mencelakakan adiknya. Ia menemui seorang nenek sihir untuk memanterai Purbasari. Nenek sihir itu memanterai Purbasari sehingga saat itu juga tiba-tiba kulit Purbasari menjadi bertotol-totol hitam. Purbararang jadi punya alasan untuk mengusir adiknya tersebut. “Orang yang dikutuk seperti dia tidak pantas menjadi seorang Ratu !” ujar Purbararang.

Kemudian ia menyuruh seorang Patih untuk mengasingkan Purbasari ke hutan. Sesampai di hutan patih tersebut masih berbaik hati dengan membuatkan sebuah pondok untuk Purbasari. Ia pun menasehati Purbasari, “Tabahlah Tuan Putri. Cobaan ini pasti akan berakhir, Yang Maha Kuasa pasti akan selalu bersama Putri”. “Terima kasih paman”, ujar Purbasari.

Selama di hutan ia mempunyai banyak teman yaitu hewan-hewan yang selalu baik kepadanya. Diantara hewan tersebut ada seekor kera berbulu hitam yang misterius. Tetapi kera tersebut yang paling perhatian kepada Purbasari. Lutung kasarung selalu menggembirakan Purbasari dengan mengambilkan bunga –bunga yang indah serta buah-buahan bersama teman-temannya.

Pada saat malam bulan purnama, Lutung Kasarung bersikap aneh. Ia berjalan ke tempat yang sepi lalu bersemedi. Ia sedang memohon sesuatu kepada Dewata. Ini membuktikan bahwa Lutung Kasarung bukan makhluk biasa. Tidak lama kemudian, tanah di dekat Lutung merekah dan terciptalah sebuah telaga kecil, airnya jernih sekali. Airnya mengandung obat yang sangat harum.

Keesokan harinya Lutung Kasarung menemui Purbasari dan memintanya untuk mandi di telaga tersebut. “Apa manfaatnya bagiku ?”, pikir Purbasari. Tapi ia mau menurutinya. Tak lama setelah ia menceburkan dirinya. Sesuatu terjadi pada kulitnya. Kulitnya menjadi bersih seperti semula dan ia menjadi cantik kembali. Purbasari sangat terkejut dan gembira ketika ia bercermin ditelaga tersebut.

Page 4: Legenda, sage, fabel, mite

Di istana, Purbararang memutuskan untuk melihat adiknya di hutan. Ia pergi bersama tunangannya dan para pengawal. Ketika sampai di hutan, ia akhirnya bertemu dengan adiknya dan saling berpandangan. Purbararang tak percaya melihat adiknya kembali seperti semula. Purbararang tidak mau kehilangan muka, ia mengajak Purbasari adu panjang rambut. “Siapa yang paling panjang rambutnya dialah yang menang !”, kata Purbararang. Awalnya Purbasari tidak mau, tetapi karena terus didesak ia meladeni kakaknya. Ternyata rambut Purbasari lebih panjang.

“Baiklah aku kalah, tapi sekarang ayo kita adu tampan tunangan kita, Ini tunanganku”, kata Purbararang sambil mendekat kepada Indrajaya. Purbasari mulai gelisah dan kebingungan. Akhirnya ia melirik serta menarik tangan Lutung Kasarung. Lutung Kasarung melonjak-lonjak seakan-akan menenangkan Purbasari. Purbararang tertawa terbahak-bahak, “Jadi monyet itu tunanganmu ?”.

Pada saat itu juga Lutung Kasarung segera bersemedi. Tiba-tiba terjadi suatu keajaiban. Lutung Kasarung berubah menjadi seorang Pemuda gagah berwajah sangat tampan, lebih dari Indrajaya. Semua terkejut melihat kejadian itu seraya bersorak gembira. Purbararang akhirnya mengakui kekalahannya dan kesalahannya selama ini. Ia memohon maaf kepada adiknya dan memohon untuk tidak dihukum. Purbasari yang baik hati memaafkan mereka. Setelah kejadian itu akhirnya mereka semua kembali ke Istana.

Purbasari menjadi seorang ratu, didampingi oleh seorang pemuda idamannya. Pemuda yang ternyata selama ini selalu mendampinginya dihutan dalam wujud seekor lutung.

Page 5: Legenda, sage, fabel, mite

MITENyai Roro Kidul

Konon, salah satu tebing itu merupakan tempat Nyai Roro Kidul (putri Prabu Siliwangi) mencemburkan diri ke laut karena frustasi dengan penyakit yang dideritanya. Setelah mencemburkan diri, akhirnya penyakit sang putri itu sembuh, tapi konsekuensinya sang putri harus tinggal di laut dan tidak bisa kembali ke bumi lagi. Sang putri itulah yang kemudian disebut Nyai Roro Kidul, penguasa laut selatan.

Masyarakat pantai selatan khususnya Pelabuhan Ratu, percaya adanya penguasa laut selatan yaitu Ratu Kidul. Ia dipercaya sebagai seorang ratu yang cantik bagai bidadari. Di Laut Selatan - nama lain dari Samudra Hindia - sebelah selatan Pulau Jawa, ia bertahta pada sebuah kerajaan makhluk halus yang besar dan indah.

Pada bulan April biasanya masyarakat sekitar Palabuhanratu mengadakan ritual upacara adat Hari Nelayan. Hari Nelayan dimaksudkan sebagai syukuran atas rezeki yang telah mereka dapatkan dari hasil laut dan agar dijauhkan dari bencana. Biasanya dalam upacara ini disediakan sesaji berupa kepala kerbau yang nantinya akan dilarung ke tengah laut.

Pantai Karang Hawu memiliki panorama alam yang indah, udaranya sejuk, dan hamparan pasirnya yang luas dan lembut. Di tempat ini, pengunjung dapat melakukan aktivitas seperti surfing, berenang, dan memancing. Selain itu, pengunjung juga dapat berlari-lari, jalan santai, maupun duduk bersantai di atas pasir yang lembut sambil menghirup udaranya yang sejuk dan melihat tebing dan karang yang tampak menakjubkan.

Konon, karang yang menjorok ke laut itu merupakan singgasana Nyai Roro Kidul, penguasa Laut Selatan. Pada beberapa cekungan batu karang itu terdapat genangan air yang jernih. Banyak para pengunjung yang memanfaatkan air itu untuk mandi atau membasuh mukanya karena hal itu diyakini dapat membawa berkah. Bahkan tak sedikit pengunjung yang sengaja memasukan air tersebut ke dalam botol untuk dibawa pulang. Persisnya, singgasananya terletak di atas bukit karang yang menjorok ke lautan lepas Samudra Hindia. Di bukit karang itulah Nyi Roro Kidul diyakini pernah menyendiri dan bertapa.

Cerita legenda tersebut tak hanya berkembang di masyarakat Sunda, tapi juga konon dipercaya presiden pertama RI, Ir. Soekarno. Konon, Sang Proklamator itu pernah bertapa di patilasan Nyi Roro Kidul.

Dalam cerita rakyat Sunda disebutkan, Nyi Roro Kidul atau Putri Lara Kadita adalah putri kesayangan dan paling dicinta ayahnya, Prabu Siliwangi. Selain dikagumi karena kecantikan parasnya, sang putri juga dikenal berbudi halus. Kecantikan dan kasih sayang berlebih itulah yang kemudian menimbulkan rasa iri dan dengki para selir Prabu Siliwangi. Puncaknya, para selir itu mengirim sihir sehingga sang putri menderita penyakit kulit yang tak ada obatnya.

Sang putri pun terusir dari istananya dan berjalan menuju ke arah selatan hingga ke puncak bukit Karanghawu untuk kemudian bertapa. Dalam tapanya, sang putri mendapat wangsit untuk terjun ke laut selatan (Samudra Hindia) agar sakitnya pulih dan menjadi manusia sakti. Karena kesaktiannya itulah, sang putri kemudian menjadi penguasa Laut Selatan dan berjuluk Ratu Laut Selatan atau Kanjeng Ratu Kidul.

Tak jauh dari bibir pantai juga terdapat dua pegunungan yang nampak asri, yaitu Pegunungan Winarum dan Pegunungan Rahayu. Untuk menuju puncak pegunungan itu, pengunjung harus berjalan kaki melalui jalan setapak. Selama pendakian pengunjung juga dapat menikmati indahnya suasana pantai dari ketinggian.

Page 6: Legenda, sage, fabel, mite

Di puncak Pegunungan Winarum tersebut, terdapat makam dan petilasan yang dikeramatkan, yaitu makam Syeh Hasan Ali, seorang ulama besar dan cukup terkenal di daerah Sukabumi. Pada zaman dulu di bukit ini juga pernah dijadikan tempat pertemuan 40 ulama besar dalam mengatur strategi penyebaran agama Islam di daerah selatan Sukabumi. Kemudian di puncak Pegunungan Rahayu terdapat makam seorang tokoh penyebar agama Islam yang bernama Raden Dikudratullah dan Raden Cengkal (aliem)

Page 7: Legenda, sage, fabel, mite

MITEDewi Nawangwulan

Alkisah di suatu desa, hiduplah seorang perempuan yang biasa dipanggil Nyi Randa

Tarub, dia mempenyai anak angkat bernama jaka tarub yang telah tumbuh menjadi seorang

pemuda dewasa yang tampan dan sangat senang berburu. Suatu hari ketika dia berburu seperti

biasanya, dia mendengar suara wanita yang kurang jelas karena ditelan dedauanan, karena

penasaran jaka tarub akhirnya menuju ke sumber suara secara mengendap-endap. Jaka tarub

melihat 4 orang gadis cantik yang sedang mandi di telaga, hampir bersamaan dengan itu, dia juga

melihat beberapa lembar selendang yang tergeletak dipinggir telaga, ada bisikan dari dalam diri

Jaka Tarub untuk mengambilnya, dan secara mengendap-endap dia mengambil salah satunya.

Ketika para gadis yang ternyata bidadari itu hendak kembali ke kahyangan, salah satu dari

mereka panik karena tidak menemukan selendangnya, tapi ketiga bidadari lain tidak dapat

berbuat apa-apa.

Melihat hal tersebut jaka tarub mendekati sang bidadari yang tertinggal bernama Nawang

Wulan itu, Nawang Mulan terpaksa harus menceritakan semuanya, Dewi Nawang Mulan tidak

punya pilihan lain, akhirnya dia ikut ke rumah Jaka Tarub

. Hari berganti hari, mereka menikah dan mempunyai anak. Bagaimanapun Dewi

Nawang Mulan adalah seorang bidadari sehingga dia mempunyai kelebihan, salah satunya

adalah dapat membuat sebakul nasi hanya dari satu biji padi, asalkan tidak ada yang mengetahui

hal itu, itulah sebabnya Dewi Nawang Mulan melarang suaminya untuk membuka tanakan

nasinya, namun Jaka Tarub tidak sanggup menahan rasa penasarannya, dia membuka tanakan

nasi itu dan sangat terkejut karena hanya ada satu biji padi di dalamnya. Jaka Tarub menanyakan

perihal itu ke isterinya, seketika itu pula Dewi Nawang Mulan kehilangan kesaktian.

Karena telah sepenuhnya menjadi manusia biasa, Dewi Nawang Mulan pun harus

bersusah payah untuk membuat kebutuhan sehari-hari, harus bersusah-susah menumbuk padi,

dan mengambil padi dilumbung. Semakin lama, padi dilumbung semakin berkurang. Sampai

suatu hari, ketika Dewi Nawang Mulan ingin mengambil padi, dia menemukan selendangnya

terselip diantara butir-butir padi. Dewi Nawang Mulan merasa sedih sekaligus gembira, dia

senang karena mengatahui dia akan segera berkumpul bersama teman-temannya, dia sedih

karena harus berpisah dengan keluarganya, tapi tak ada pilihan lain, dia harus meninggalkan Jaka

Tarub yang sedari tadi ternyata melihat ia telah berubah menjadi bidadari lagi.

Dewi Nawang Mulan hanya berpesan agar suaminya membuat sebuah dangau di dekat

pondoknya sesaat sebelum kembali ke kahyangan.

Page 8: Legenda, sage, fabel, mite

FABELKATAK dan SIPUT

Di sebuah sungai terdapat sekelompok katak yang sedang berenang. Salah satunya bernama Kungkong. Kungkong mempunyai sifat baik hati. Suatu haru Kungkong bertemu dengan Pori, siput yang hendak menyeberangi sungai. Padahal air sungai sedang meluap.Kungkong pun berniat memberi bantuan.

“Hai Pori, apakah kau membutuhkan bantuanku?”

“O…aku tidak membutuhkan bantuanmu!”jawab Pori.

“Maaf jika kau merasa tersinggung, Pori.”

“Tidak, aku tidak tersinggung. Aku hanya akan membuktika kalau aku bukan hewan lemah yang setiap saat perlu kau tolong!” jawab Pori sinis.

Dengan berjalan pelan-pelan, Pori mulai menunjukkan kehebatannya pada Kungkong. Namun tanpa disangka, tubuh pori terseret arus sungai yang cukup besar. Pori berteriak minta tolong

“Tolong, tolong aku!” Kungkong yang telah pergi meninggalkan Pori mendengar teriakan Pori. Sejenak ia terdiam sambil berusaha menangkap suara minta tolong yang datang dari arah sungai. Kungkong berniat menolong, kemudian ia pun berlari menuju sungai.

Namun rupanya di tepi sungai sudah banyak hewan, termasuk teman-temannya. Kungkong pun mengajak teman-temannya untuk menyelamatkan Pori.

“Untuk apa kita menyelamatkan Pori yang sombong dan tidak tahu terima kasih itu?” jawab teman-temannya.

Dengan tekad yang bulat, kungkong menyelam dalam sungai seorang diri. Ia berusaha mencari Pori yang ternyata ada di dekat bebatuan. Kungkong segera membawanya ke darat.

Setelah sadar dari pingsannya, Pori mengucapkan banyak terima kasih pada kungkong. Ia juga meminta maaf atas perbuatannya. Pori juga merasa malu karena telah menghina maksud baik Kungkong. Kungkong  juga meminta maaf  kata-katanya telah menyakiti hati Pori. Mereka tersenyum bahagia. Mulai saat itu Kungkong dan Pori menjadi sahabat yang sangat erat.

Page 9: Legenda, sage, fabel, mite

FABEL

SEMUT DAN LEBAHDi sebuah taman tinggallah seekor semut dan lebah. Mereka ingin sekali berebut

kemenangan. Pada pagi yang cerah ketika lebah sedang terbang ke sana-kemari, dia baru

menemukan ide untuk mempersiapkan kemenangan lomba dengan semut.

Lebah berkata,”Hai, semut aku sudah punya ide. Bagaimana kalau kita berlomba mencari

madu yang ada di taman ini?”

Semut menjawab,”Oke, aku setuju.”

Pada waktu perlombaan dimulai, semut berbuat curang. Dia memanggil teman-temannya

untuk menempatkan dirinya masing-masing di beberapa pohon. Ketika lebah sudah menemukan

madu di sebuah pohon, dia sangat bahagia. Lebah merasa dirinya yang paling hebat dan cerdik,

tapi dia terkejut ketika melihat seekor semut sedang menghisap madu di pohon itu. Lebah merasa

dipermainkan.

Semut berkata.”Hai, lebah kau sekarang kalah dalam perlombaan ini, akulah yang paling

hebat dan cerdik dari kamu, karena akulah yang lebih dulu menemukan madu di pohon ini.”

Walaupun lebah kalah, dia tidak mudah putus asa, dia terus berjuang.

Pada suatu hari, lebah terbang ke sana-kemari mencari makanan. Tapi ketika lebah

terbang di dekat sarang semut, dia mendengar dan melihat  sekelompok semut sedang

membicarakan perlombaan dengan lebah dan berniat jahat untuk mengalahkan lebah. Lebah baru

tahu apa yang dilakukan semut dalam perlombaan ini.

Ketika siang hari yang cerah, lebah membalas perbuatan kepada semut. Lebah

memanggil teman-temannya untuk menghancurkan sarang semut. Dengan tiba-tiba sekelompok

lebah menyerbu sekelompok semut. Akhirnya semut menyerah kepada lebah. Karena semut

takut kalau rahasianya akan terbongkar, dia berjanji tidak akan mengulangi perbuatan semua ini.

Semut sadar kalau selama ini dia telah berbuat tidak baik kepada lebah, dia langsung meminta

maaf. Lebah juga minta maaf dan dia juga memaafkan semut. Akhirnya mereka berjanji akan

selalu menjadi sahabat yang baik dan setia.

Page 10: Legenda, sage, fabel, mite

SAGE

Ciung Wanara

Prabu Barma Wijaya Kusuma memerintah kerajaan Galuh yang sangat luas. Permaisurinya 2 orang. Yang pertama bernama Pohaci Naganingrum dan yang kedua bernama Dewi Pangrenyep. Keduanya sedang mengandung

Pada bulan ke-9 Dewi Pangrenyep melahirkan seorang putra. Raja sangat bersuka cita dan sang putra diberi nama Hariang Banga.

Hariang Banga telah berusia 3 bulan, namun permaisuri Pohaci Naganingrum belum juga melahirkan. Khawatir kalau-kalau Pohaci melahirkan seorang putra yang nanti dapat merebut kasih sayang raja terhadap Hariang Banga, Dewi Pangrenyep bermaksud hendak mencelakakan putra Pohaci.

Setelah bulan ke-13 Pohaci pun melahirkan. Atas upaya Dewi Pangrenyep tak seorang dayang-dayang pun diperkenankan menolong Pohaci, melainkan Pangrenyep sendiri.

Dengan kelihaian Pangrenyep, putra Pohaci diganti dengan seekor anjing. Dikatakannya bahwa Pohaci telah melahirkan seekor anjing. Bayi Pohaci dimasukkannya dalam kandaga emas disertai telur ayam dan dihanyutkannya ke sungai Citandui.

Karena aib yang ditimbulkan Pohaci Naganingrum yang telah melahirkan seekor anjing, raja sangat murka dan menyuruh Si Lengser (pegawai istana) untuk membunuh Pohaci. Si Lengser tidak sampai hati melaksanakan perintah raja terhadap Pohaci, permaisuri junjungannya. Pohaci diantarkannya ke desa tempat kelahirannya, namun dilaporkannya telah dibunuh. Adalah seorang Aki bersama istrinya, Nini Balangantrang, tinggal di desa Geger Sunten tanpa bertetangga. Sudah lama mereka menikah, tetapi belum dikarunia anak. Suatu malam Nini bermimpi kejatuhan bulan purnama. Mimpi itu diceritakannya kepada suami dan sang suami mengetahui takbir mimpi itu, bahwa mereka akan mendapat rezeki. Malam itu juga Aki pergi ke sungai membawa jala untuk menangkap ikan.

Betapa terkejut dan gembira ia mendapatkan kandaga emas yang berisi bayi beserta telur ayam, Mereka asuh bayi itu dengan sabar dan penuh kasih sayang. Telur ayam itu pun mereka tetaskan, mereka memeliharanya hingga menjadi seekor ayam jantan yang ajaib dan perkasa. Anak angkat ini mereka beri nama Ciung Wanara.

Setelah besar bertanyalah Ciung Wanara kepada ayah dan ibu angkatnya. Terus terang Aki dan Nini menceritakan tentang asal-usul Ciung Wanara. Setelah mendengar cerita ayah dan ibu angkatnya, tahulah Ciung Wanara akan dirinya.Suatu hari Ciung Wanara pamit untuk menyabung ayamnya dengan ayam raja, karena didengarnya raja gemar menyabung ayam. Taruhannya ialah, bila ayam Ciung Wanara kalah ia rela mengorbankan nyawanya. Tetapi bila ayam raja kalah, raja harus bersedia mengangkatnya menjadi putra mahkota. Raja menerima dengan gembira tawaran tersebut.

Page 11: Legenda, sage, fabel, mite

Sebelum ayam berlaga, ayam Ciung Wanara berkokok dengan anehnya, melukiskan peristiwa benahun-tahun yang lampau tentang permaisuri yang dihukum mati dan kandaga emas yang berisi bayi yang dihanyutkan. Raja tidak menyadari hal itu, tetapi sebaliknya Si Lengser sangat terkesan akan hal itu.Bahkan ia menyadari sekarang Ciung Wanara yang ada di hadapannya adalah putra raja sendiri.

Setelah persabungan, ayam baginda kalah dan ayam Ciung Wanara menang. Raja menepati janji dan Ciung Wanara diangkat menjadi putra mahkota. Dalam pesta pengangkatan putra mahkota, raja membagi 2 kerajaan untuk Ciung Wanara dan Hariang Banga. Selesai pesta pengangkatan putra mahkota Si Lengser bercerita kepada raja tentang hal yang sesungguhnya mengenai permaisuri Pohaci Naganingrum dan Ciung Wanara.

Mendengar cerita itii raja memerintahkan pengawal agar Dewi Pehgrenyep ditangkap. Akibatnya timbul perkelahian antara Hariang Banga dengan Ciung Wanara. Tubuh Hariang Banga dilemparkan ke seberang sungai Cipamali yang sedang banjir besar. Sejak itulah kerajaan Galuh dibagi menjadi 2 bagian dengan batas sungai Cipamali. Di bagian barat diperintah oleh Hariang Banga. Orang-orangnya menyenangi kecapi dan menyenangi pantun. Sedangkan bagian timur diperintah oleh Ciung Wanara. Orang-orangnya menyenangi wayang kulit dan tembang. Kegemaran penduduk akan kesenian tersebut masih jelas dirasakan sampai sekarang.

SAGE

Page 12: Legenda, sage, fabel, mite

Cerita Rakyat Dari Irian Jaya

Suatu saat, hiduplah seorang panglima perang bernama Wire. Ia tinggal di desa Kramuderu. Ia mempunyai seorang anak laki-laki bernama Caadara.Sejak kecil Caadara dilatih ilmu perang dan bela diri oleh ayahnya. Wire berharap, kelak anaknya bisa menggantikannya sebagai panglima perang yang tangguh.Tahun berganti. Caadara tumbuh menjadi pemuda yang gagah. Caadara juga tangkas dan cakap. Wire ingin menguji kemampuan anaknya. Karena itulah ia menyuruh pemuda itu berburu di hutan.Caadara mengumpulkan teman-temannya. Lalu mereka berangkat berburu. Mereka berjalan melewati jalan setapak dan semak belukar. Di hutan mereka menemui banyak binatang. Mereka berhasil menombak beberapa binatang.Dari hari pertama sampai hari keenam, tak ada rintangan yang berarti untuk Caadara dan anak buahnya. Tapi esok harinya mereka melihat anjing pemburu. Kedatangan anjing itu menandakan bahaya yang akan mengancam.Caadara dan anak buahnya segera siaga. Mereka menyiapkan busur, anak panah, kayu pemukul, dan beberapa peralatan perang. Mereka waspada.Tiba-tiba terdengar pekikan keras. Sungguh menakutkan! Anak buah Caadara ketakutan. Tapi Caadara segera menyuruh mereka membuat benteng pertahanan. Mereka menuju tanah lapang berumput tinggi. Tempat itu penuh semak belukar. Di sana mereka membangun benteng untuk menangkis serangan musuh.Tiba-tiba muncullah 50 orang suku Kuala. Mereka berteriak dan menyerang Caadara dan anak buahnya. Tongkat dan tombak saling beradu. Sungguh pertempuran yang seru. Caadara tidak gentar. Ia memimpin pertempuran dengan semangat tinggi. Padahal jumlah anak buahnya tak sebanding dengan jumlah musuh.Caadara berhasil merobohkan banyak musuh. Sedangkan musuh yang tersisa melarikan diri.Betapa kagumnya teman-teman Caadara melihat anak panglima perang Wire. Mereka segan dan kagum padanya. Mereka pulang sambil mengelu-elukan Caadara.Kampung gempar dibuatnya. Wire sungguh bangga. Ia juga terharu sehingga berlinang air mata. Tak sia-sia latihan yang diberikan pada Caadara.Kampung gempar mendengarnya. Ayahnya terharu dan berlinang air mata. Pesta malam hari pun diadakan. Persiapan menyerang suku Kuala pun diadakan, karena mereka telah menyerang Caadara.Esok harinya, Caadara diberi anugerah berupa kalung gigi binatang, bulu kasuari yang dirangkai indah, dengan bulu cendrawasih di tengahnya.Kemudian masyarakat desa mempelajari Caadara Ura, yaitu taktik perang Caadara. Taktik itu berupa melempar senjata, berlari, menyerbu dengan senjata, seni silat jarak dekat, dan cara menahan lemparan kayu. Nama Caadara kemudian tetap harum. Ia dikenal sebagai pahlawan dari desa itu.