Upload
bernadette-soubiraus
View
3.667
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN KASUS
PEMBIMBING :
dr. Budi Prakoso Sp.PD
OLEH :
Naila Esvandiari
(07700221)
IDENTITAS
Nama : Ny. J
Umur : 78 tahun
Jenis Kelamin : wanita
Alamat : Jl. Kepuh no. 20
Status : Menikah
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Agama : Islam
Tanggal MRS : 6 September 2013
Tanggal pemeriksaan : 7 September 2013
ANAMNESA( AUTOANAMNESA)
KeluhanUtama :
Sesak
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Sesak sejak seminggu yang lalu. Sesak memberat sejak 2
hari yang lalu. Pasien merasa sesak bila malam saja, tetapi
berkurang jika sudah pagi. Tetapi sejak 2 hari ini, pasien
merasa sesak sewaktu-waktu. Pasien tetap merasa sesak
jika berbaring, dan sesak berkurang jika pasien dalam posisi
duduk. Sehari-harinya pasien tidur dalam posisi duduk.
Sesak dirasakan baru pertama kali ini.
Pasien juga merasa nyeri dada sejak seminggu lalu. Nyeri
dada timbul jika pasien sesak, dan menghilang jika sesak
berkurang. Nyeri menjalar ke punggung belakang. Nyeri
dada seperti tertusuk-tusuk
Nafsu makan menurun sejak seminggu lalu.
Perut terasa tegang dan sebah jika pasien
merasa sesak. Batuk(-) mual (-) muntah (-),
BAB (+) normal, nyeri saat BAK, terasa panas
dan keluar sedikit-sedikit
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat penyakit tekanan darah tinggi disangkal
Riwayat kencing manis (+) sejak 10 tahun yang lalu, rajin kontrol
dan suntik. 2 bulan lalu sempat MRS karena sakit kencing manis
Riwayat sakit maag (+) sejak 10 tahun lalu
Riwayat adanya benjolan di leher kiri sejak kecil tetapi tidak
sakit dan tidak membesar
Riwayat Penyakit Keluarga:
Tidak ada keluarga pasien yang pernah menderita sakit seperti
yang dikeluhkan pasien saat ini, Hipertensi (-), Diabetes (-)
Riwayat Obat
Lantus 0-0-0-22 obat maag
Obat sesak Dexanta
Riwayat Sosial:
Jamu (+) selama 20 tahun, segelas tiap 3 hari sekali
Merokok (-)
Alkohol(-)
Kopi (+) 3 gelas/hari, kopi hitam
Jarang minum air putih
Status Gizi:
Pasien makan 3x sehari dengan lauk tahu, tempe, ikan, ayam,
sayur dan buah jarang.
PEMERIKSAAN FISIK
KeadaanUmum
KeadaanUmum : lemas
TekananDarah : 140/90 mmhg, lengan kanan
Nadi : 90 x/menit, regular kuat
angkat
Pernapasan : 28 x/menit
Temperatur : 36,5 °C axilar
Kesadaran : compos mentis
Gizi : BB = 40 kg, TB = 157 cm, BMI= 16,26kg/m2
Kepala
Mata : conjunctiva palpebra inferior tampak pucat
(-/-),
Hidung : nafas cuping hidung (+)
Mulut : bibi pucat (-), bibir sianosis (-)
Telinga : pendengaran berkurang (+)/ (+)
Leher
Tidak simetris, deviasi trakea ke arah dekstra, penigkatan
JVP (-), benjolan (+) di leher sebelah kiri, ukuran 7x7 cm,
nyeri tekan (-), hiperemi (-), konsistensi padat kenyal
Pemeriksaan Fisik Paru Inspeksi Bentuk : simetris Retraksi : (+)Palpasi Gerak nafas : vesikuler Stem fremitus : simetris ka/kiPerkusi suara perkusi : sonor ka/kiAuskultasi Suara nafas: vesikuler Rhonki : (-) (+)
(-) (+) (-) (+)
Wheezing (-) (+)(-) (+)
(-) (+)
Pemeriksaan Fisik Jantung
Inspeksi : ictus cordis tampak
Palpasi : Thrill (+)
Perkusi : Batas Kiri ICS VI midklvikular line
dekstra
Batas Kanan ICS VI midklavikular line
sinistra
Pinggang Jantung ICS IV midklavikular
line sinistra
Kesan Jantung membesar
Auskultasi : S1 S2 tunggal regular
Pemeriksaan Fisik Abdomen Inspeksi : flat, supel Auskultasi : BU(+) normal Palpasi : nyeri tekan (-) Perkusi : tympani
Anogenitalia : tak ada kelainan
Ekstremitas: akral dingin (-) (-) oedem (-) (-)
(-) (-) (-) (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG( LABORATORIUM)
Darah lengkap Hb : 11,1 (12-17 mg/dl) Leukosit : 7200 (4-10 rb/cmm) Trombosit : 237.000 (150-450 rb) PCV : 33,5(40-50 %)
Diabetes Gula darah sesaat 185/neg (
<125/neg mg/dl)
Lemak Kolesterol 142 (<200 mg/dl) HDL kolesterol 40 (<45 mg/dl) LDL kolesterol 85 (<150 mg/dl) Trigliserid 84 (<150 mg/dl)
Faal ginjal Ureum 4,4 ( 15-45 mg/dl) Kreatinin 1,12 (0,7-1,4 mg/dl) Uric acid 6,7 (2,5 – 7,7 mg/dl)
Faal hati SGOT 14 ( <33 U/L) SGPT 12 (<42 U/L) Total protein 7,27 (6,3-8,9 g/dl) Albumin 4,08 (3,6-5,2 g/dl)
Elektrolit Natrium 147,4(135-155 mmol/L) Kalium 4,92 (3,6-5,5 mmol/L) Chloride 105,398-107 mmol/L)
Urin lengkap Protein/reduksi NEG/NEG (neg/neg) Bilirubin/ urobilin NEG/NEG (neg/neg)
Sedimen
Leukosit/eritrosit/epitel 2-4/3-3/+ (0-4/-1/-
lbp)
Silinder - (neg /
lbp)
Hormone/endokrinologi
TSH <0,05 (0,25-5,00
uIU/ml)
CTR 61%Adanya butterfly appreance
EKG : TAKIARITMIA QRS PATOLOGIS
RESUMETelah diperiksa wanita umur 78 tahun
Anamnesa
Dyspneu (+)
Paroxymal nocturnal dyspneu (+)
Ortopneu (+)
Chest pain (+)
Penjalaran (+)
Nafsu makan menurun
Nyeri saat BAK (+)
Riwayat MRS dengan DM (+)
Riwayat maag
Riwayat adanya benjolan di leher kiri
Riwayat Obat : Lantus, obat maag, Obat sesak, Dexanta
Riwayat social : minum air putih jarang, Minum kopi 3 gelas sehari
Pemeriksaan Fisik
Tekanan Darah : 140/90 mmHg, lengan kanan
Gizi : BB = 40 kg, TB = 157 cm, BMI=
16,26kg/m2
nafas cuping hidung (+)
Leher
Tidak simetris, deviasi trakea ke arah dekstra,
benjolan (+) di leher sebelah kiri, ukuran 7x7
cm, nyeri tekan (-), hiperemi (-), konsistensi
padat kenyal
Pemeriksaan Fisik Paru Inspeksi : Retraksi (+) Rhonki : (-) (+)
(-) (+) (-) (+) Wheezing (-) (+)
(-) (+) (-) (+)
Pemeriksaan Fisik Jantung Inspeksi : ictus cordis tampak Palpasi : Thrill (+) Perkusi : Batas Kiri ICS VI midklvikular line dekstra
Batas Kanan ICS VI midklavikular line sinistraPinggang Jantung ICS IV midklavikular line sinistraKesan Jantung membesar
Pemeriksaan Penunjang ( Laboratorium)Darah lengkap Hb : 11,1 (12-17 mg/dl) PCV : 33,5(40-50 %)Diabetes Gula darah sesaat 185/neg ( <125/neg mg/dl) Faal ginjal Ureum 4,4 ( 15-45 mg/dl)Sedimen Leukosit/eritrosit/epitel 2-4/3-3/+ (0-4/-1/- lbp) Silinder - (neg / lbp)Hormone/endokrinologi TSH <0,05 (0,25-5,00 uIU/ml)Foto Thorak : CTR 61% Adanya butterfly appreance EKG : takiaritmia, QRS patologis
Problem clue list Problem list Diagnose Planning diagnosa Planning terapi Planning monitoring
Wanita,78 th:
1. Dyspneu (+)
2. Paroxymal
nocturnal
dyspneu (+)
3. Ortopneu(+)
4. Chest pain (+)
5. Penjalaran (+)
6. Nafsu makan
menurun
7. T:140/90 mmHg
8. BMI=
16,26kg/m2
9. nafas cuping
hidung
10. Rriwayat
benjolan di leher
kiri
11. deviasi trakea ke
arah dekstra (+)
12. benjolan (+) di
leher sebelah
kiri, ukuran 7x7
cm,,padat kenyal
1-9,21
ALO
10-12Struma difusa
Toxica
ALO
Et causa
Thyroid heart disease
EKG serialInfus NS 20 tpm
O2 4l/menit
Thyrosol 2x20mg
Propanolol 1x20mg
PropilThyoUrasil
Arixtra 1x1
Morfin bila perlu
Isoket 5amp/24jam
Sesak
TTV
Produksi urin 24
jam
Problem clue list Problem list Diagnose Planning
Diagnosa
Planning terapi Planning monitoring
13. retraksi paru
14. Rhonki
(-) (+)
(-) (+)
(-) (+)
Wheezing
(- ) (+)
(-) (+)
(-) (+)
15. ictus cordis tampak
16. Thrill (+)
17. Kardiomegali
18. Odem ektremitas (-)
19 Ureum 44,5
20. TSH < 0,05
21.Foto thorak : butterfly
appereance,
15-18Decomb cordis sinistra
19.Uremic Lung20.Hipertiroid
Plavix1x1
Problem clue list roblem list Diagnose Planning
Diagnosa
Planning terapi Planning monitoring
22.EKG : takiaritmia
QRS patologis
Wanita,78 th:
23.Riwayat
MRS dengan DM (+)
24.GDS : 185/neg
25.Ureum : 4,4
Wanita,78 th
26,T:140/90 mmHg
27.kardiomegali
23,24HipergliKemi
HT stage 1
HipergliKemiEt causaDM tipe 2
Nefropati Diabetic et causa DM tipe 2
Hipertensi heart disease
GDPGD 2jamPPHbA1C
funduscopi
Lantus0-0-0-20
Thyarit 1x1Candesartan 1x8jam
Problem clue list Problem list Diagnose Planning diagnosa Planning terapi Planning monitoring
Wanita,78 th:
28..Riwayat
minum kopi
3gelas/hari
29.Jarang
minum air
putit
30.BAK
sakit,keluar
sedikit (+)
31.leukosit/
eritrosut/
epitel 2-4/3-
3/+
28-30RetensiUrin
ISK Inj.Cefotaxim 3x1Aspilet 1x1
ALO (AKUT LUNG OEDEM)
ALO (Akut Lung Oedem) : adalah akumulasi
cairan di paru-paru yang terjadi secara
mendadak
MEKANISME TERJADINYA ALO
Membrane kapiler alveoli
perpindahan cairan dari darah ke ruang interstitial/alveoli yang melebihi jumlah pengembalian
cairan
System limfatik
tekanan yang lebih negative di daerah
interstitial peribronkial dan perivaskular
Klasifikasi edema paru berdasarkan mekanisme pencetus
Ketidakseimbangan “Starling Force :
Terjadi hanya apa bila tekanan kapiler
pulmonal meningkat sampai melebihi
tekanan osmotic koloid plasma
Penurunan tekanan
onkotik plasma : hipoalbumin
Peningkatan negatifitas dari
tekanan intercicial
EPK EPNK
Anamnesis
Acute cardiac event (+) Jarang
Penyakit dasar
Penemuan klinis
Perifer
S3gallop/kardiomegali
Dingin
(+)
Hangat
Nadi kuat
(-)
JVP Meningkat Tak meningkat
Ronki Basah Kering
Penyakit dasar
Laboratorium
EKGIskemia/infark Biasanya normal
Foto torak Distribusi perihiler Distribusi perifer
Enzim cardiac Meningkat Normal
Pulmonary capilory wedge pressure >18mmHg <18mmHg
Shunt intra pulmonary Sedikit Hebat
Protein cairan edema <0,5 >0,7
EDEM PARU KARDIOGE
NIK
Stage 1 : Sesak nafas saat melakukan
aktifitas fisik, dan disertai ronki
inspirasi
Stage 2 : hipoksemia. hilangnya gambaran paru yang normal,
hilangnya demarkasi dari bayangan hilus paru dan penebalan septa interlobular
hipoksemia berat,
hipokapnea ,
batuk
Edema paru kardiogenik akut
MANIFESTASI KLINIS
Anamnesa •Kejadian sangat cepat •Penderita merasa ketakutan,•batuk-batuk , seperti seserang yang akan tenggelam. Penderita biasanya dalam posisi duduk •sesak hebat•sianosis•sering berkeringat dingin•pink frothy sputum
Pemeriksaan fisis
•Frekuensi nafas yang meningkat•dilatasi alae nasi•terlihat retraksi inspirasi pada sela interkostal dan fossa supraklavikula.•Ronki setengah lapangan paru / lebih•sering disertai wheezing•Ditemukan gallop•bunyi jantung II pulmonal mengeras•tekanan darah meningkat.
Radiologis
•Adanya hilus yang melebar dan densitas meningkat disertai tanda bendungan paru akibat edema interstitial / alveolar
Laboratorium• Pemerikasaan kadar BNP
(Brain Natriuretik Peptide) plasma
EKG• Bisa normal / sering didaptkan
tanda iskemia / infark pada infak dengan edema paru
• krisis hipertensi menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri.
• Edema paru kardiogenik tetapi non iskemik menunjukkan gambaran gelombang T negative yang lebih dengan QT memanjang yang khas, dimana akan membaik dalam 24 jam dan hilang dalam 1 minggu.
PENATALAKSANAAN
Posisikan setengah
duduk
Oksigen (40-50%) diberikan
sampai 8L /menit
Nitrogliserin sublingual/peroral 0,4-0,6 mg tiap 5-10menit. Sampai sistolik cukup baik
(>95mmHg) lalu nitrogiserin iv diberikan dosis 0,3-
0,5mgkg/BB
diuretic iv :furosemid 40-80mg iv bolus
dilangi/ditingkatkan setelah 4 jam dilanjutkan drip
kontinyu sampai dicapai produksi urine 1ml/kgBB/jam
morfin sulfat : 3-5mg iv diulangi tiap
15 menit sampai total dosis 15mg
obat untuk menstabilkan
hemodinamik : nitropusid ,dopamine
THYROID HEART DISEASE
Hormone tiroid menyebabkan efek inotropik,
kronotropik, dan dromotropik yang mirip
dengan efek stimultasi adregenik.
Tiroid memproduksi 2 macam hormone
biologis yaitu T3 dan T4.
EFEK HORMONE TIROID TERHADAP HAEMODINAMIK KARDIOVASKULAR
Peningkatan termogenesi penurunan resistensiJaringan sistemik
Penurunan pengisian volume arteri efektif
Thyroithyronine peningkatan reabsorpsi natrium renal
peningkatan volume darah
peningkatan cardiac output peningkatan inotropik dan kronotropik cardiac
HIPERTIROID
Penyebab terbanyak : struma difus /toksik (Grave
disease).
Gejala : kelelahan, hiperaktif, insomnia, kepanasan, palpitasi, sesak nafas,
nafsu makan menigkat, berat badan turun, nokturia, diare, oligomenorea, kelemahan otot, tremor, emosi labil,
denyut jantung meningkat, hipertensi sistolik, hyperemia, kulit sembab dan
hangat, kelopak mata turun, dan reflek halus
Serum T4 meningkat, dan
serum TSH rendah.
Manifestasi klinis
kardiovaskular : palpitasi
dan hipertensi sistolik
Gambaran hiperdinamik pada prekordial,peningkatan tekanan nadi,
suara jantung kedua komponen kedua pulmonal,
suara jantung kedua
meningkat,Dapat pula terdapat mid sistolik mur-mur
Means-Lerman scratch,Indeks
cardiac dan stroke volume
meningkat., Waktu ejeksi sistolik dan preejeksi singkat.
Tekanan nadi meningkat dan
resistensi vascular sistemik
menurun,Perubahan penampilan ventikel kiri
Efek langsung hormon tiroid Efek seperti adregenik beta
1. Denyut jantung saat istirahat >90x/menit (90%)
2. Palpitasi
3. Fibrilasi atrial
4. Edema pedis
5. Peningkatan konsumsi oksigen (metabolisme
basal)
6. Penurunana berat badan
7. Miopati otot skeletal
8. Peningkatan bone turnover(pada keadaan
osteoporosis/hiperkalsemia)
9. Kulit pucat
10. Rambut halus dan rapuh
11. Kuku keras dan rapuh
12. Oligimenorae/ amenorae
13. Diare/sering BAB
Denyut jantung saat istirahat >90x/menit (90%)
Palpitasi
Dyspneu de effort
Peningkatan tekanan nadi (HT sistolik)
Impuls apical aktif
Suara jantung ke 1 kerasdari suara jantung 2
Murmur mid-diastolik, biasanya di basal
Suara jantung ke3 (kadang)
Means-Lerman scratch (jarang)
Tremor
Reflek halus
Perspirasi meningkat
Intoleransi panas
Insomnia
Asietas
Lid lag
EFEK HIPERTIROIDIME PADA SYSTEM KARDIOVASKULAR
Peningkatan volume
darah total
Peningkatan kontraktilitas
Peningkatan relaksasi diastolik
Peningkatan resistensi vascular sistemik
Peningkatan left ventrikel end diastolic volume
Peningkatan left ventrikel end siastolic volume
Peningkatan isi sekuncup
Peningkatan curah jantung
Peningkatan denyut jantung
Pada pasien lansia disebut
hipertiroid apetetik,
manifestasi kardiovaskularya
: atrial fibrilasi
Takikardi. Sinus takikardi lebih sering timbul dengan usia muda,timbul pada malam
hari. Dapat juga terjadi fibrilasi
ventrikel.
sinus atrial cepat,pemanjangan gelombang P ,pemanjangan
interval PR
serum tiroptroin yang rendah
(≤0,1 Mu/liter) .
Angina pectoris dan gagal
jantung dapat pula terjadi pada
pasien hipertiroid.
TERAPIantagonis
adregenik : propanolol 40-
120 mg/dl
Penyekat beta mengontrol takikardi,
palpitasi, tremor, kecemasan dan
mengurangi aliran darah ke kelenjar tiroid
Diagnosis hipertiroid dipastikan dengan adanya kadar TSH
yang rendah
Lansia dengan hipertiroid apetetik, manifestasi
lebih menonjol, khususnya fibrilasi atrium
dan atau gagal jantung kongestif
Terapi terhadap hipertiroid adalah operasi
pengangkatan kelenjar tiriod/radiasi dengan
yodium radioaktif
antikoagulan : mencegah terjadinya
tromboemboli diberikan sampai 4
minggu
Terapi antitiroid jangka panjang
diberikan propiltiourasil, 100-15
mg tiap 6-8jam
DEFINISI DIABETES MELITUS
Menurut American Diabetes Association
(ADA) tahun 2010, Diabetes Mellitus
merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia
yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin, atau kedua-duanya.
KLASIFIKASI MENURUT PERKENI 2011
Jenis Etiologi
Tipe 1 Destruksi sel β, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut • Autoimun • Idiopatik
Tipe 2 Bervariasi, mulai dari resistensi insulin yang disertai defisiensi insulin relatif hingga defek sekresi insulin yang dibarengi resistensi insulin.
Diabetes Melitus gestasional Intoleransi glukosa yang timbul
atau terdeteksi pada kehamilan
pertama dan gangguan toleransi
glukosa setelah terminasi
kehamilan.
Tipe lain • • Defek genetik fungsi sel β
• Defek genetik kerja insulin • Penyakit eksokrin pankreas • Endokrinopati • Karena obat atau zat kimia • Infeksi • Sebab imunologi (jarang) • Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM
GAMBARAN KLINIS
(PERKENI, 2006) :
keluhan klasik berupa poliuria, polidipsi,
polifagia, dan penurunan berat badan yang
tidak dapat dijelaskan sebabnya
Keluhan lain : lemah, kesemutan, gatal, mata
kabur, disfungsi ereksi pada pria, pruritus
vulvae pada wanita
DIAGNOSA
Pemeriksaan penyaring : mengidentifikasi DM yang
tidak bergejala, dilakukan pada :
Usia > 45 tahun
BB >110% BB ideal
Hipertensi (≥140/90mmHg)
Riwayat DM dalam garis keturunan
Riwayat abortus berulang, melahirkan bayi
cacat / BB lahir bayi > 4000 gram
Kolesterol HDL ≤ 250 mg
KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU DAN PUASA SEBAGAI PATOKAN PENYARING DAN DIAGNOSIS DM
Bukan DM
Belum pasti DM
DM
Kadar glukosa darah sewaktu(mg/dl)
Plasma vena
darah kapiler
<110
<90
110-199
90-199
≥ 200
≥200
Kadar glukosa darah puasa (mg/dl)
Plasma vena
darah kapiler
<110
<90
110-125
90-109
≥126
≥110
ASK-D
NC
Gejala Klasik DM adalah Poliuria, ,Polidipsia, dan Penurunan BB yang tidak jelas sebabnya plus : 1Kadar Glukosa Darah Sewaktu (plasma vena) > 200 mg/dl
atau 2Kadar Glukosa Darah Puasa (plasma vena) > 126 mg/dl
atau
3Kadar Glukosa Plasma > 200 mg/dl pada 2 jam sesudah beban glukosa 75 gram pada TTGO**)
*)Kriteria diagnosis tersebut harus dikonfirmasi ulang pada hari yang lain, kecuali untuk keadaan khas hiperglikemia dengan dekompensasimetabolik akut, seperti ketoasidosis, berat badan yang menurun cepat.
**)Cara diagnosis dengan kriteria ini tidak dipakai rutin di klinikUntuk penelitian epidemiologis pada penduduk dianjurkan memakai
kriteria diagnosis kadar glukosa darah puasa.Untuk DM Gestasional juga dianjurkan kriteria diagnostik yang sama
(Lihat Buku Konsensus Pengelolaan Diabetes dan Kehamilan).
Kriteria Diagnostik Diabetes Mellitus *)Kriteria Diagnostik Diabetes Mellitus *)(Konsensus PERKENI-2002, ADA-2003)(Konsensus PERKENI-2002, ADA-2003)
- U R I N E –
• Orang normal : Reduksi negatifPemantauan reduksi urine 3x sehari, 30 menitsebelum makan atauPemantauan reduksi urine 4x sehari, 1x sebelummakan yang 3x dilakukan setiap 2 jam sesudah makan
UJI LABORATORIUM
Pemeriksaan kadar HbA1c (≥ 6,5%) : untuk
mengevaluasi pengendalian gula darah. ADA
2011 sudah memasukkan menjadi salah satu
kriteria diagnosis DM,
Obat Hipoglikemik Oral (OHO).
dibagi menjadi 4 gol
Penigkat sensitivitas terhadap insulin :
tiazolidindion
Pemicu sekresi insulin
(insulin secretagogue) : sulfonilurea
dan glinid
penghambat
glukosidase alfa ;
Acarbose
Penghambat glukoneoge
nesis : metformin
Insulin : keharusan bagi penderita DM tipe 1
Pada DM tipe 2: kegagalan terapi oral,
kendali kadar glukosa darah yang buruk
(HbA1C > 7,5%) / kadar glukosa darah puasa
> 250 mg/dL, riwayat pankreatektomi, atau
disfungsi pankreas, riwayat fluktuasi kadar
glukosa darah yang lebar, riwayat
ketoasidosis, riwayat penggunaan insulin
lebih dari 5 tahun, dan penyandang DM lebih
dari 10 tahun
KOMPLIKASI
Hipoglikemia
Hiperglikemi : Ketoasidosis
Diabetik Status hiperglikemi
hipersmolar
Penyakit ginjal :
nefropati diabetik
Penyakit mata :
retinopati diabetik
Neurologi : neuropati
diabetik
Komplikasi
makrovaskular
AKUT KRONIK
HIPOGLIKEMIA
menurunnya kadar glukosa
darah <60 mg/dL
Hipoglikemia paling sering disebabkan oleh penggunaan sulfonilurea dan
insulin
Gejala ; berkeringat, gemetar, sakit
kepala, palpitasi, sensorium yang
tumpul, dan koma
KETOASIDOSIS DIABETIK (KAD)
kadar gluko
sa darah meningkat dan
peningkata
n penguraia
n lemak
Osmolaritas plasm
a meningkat (300-320
mOs/ mL).
Terjadi poliuria dan dehidr
asi
ketosis
asidosis
metabolik
Gejala :
mual,
muntah dan nyer
i abdomen.
berkepanjangan
STATUS HIPERGLIKEMI HIPERSMOLAR
Penurunan volume
intravaskular menurunkan laju filtrasi
glomerular.hilangnya air yang yang
lebih banyak dibanding natrium
menyebabkan keadaan
hipeosmolar
pengeluaran
berliter urine,
rasa haus , defisit kalium,
koma dan kematian
PENYAKIT GINJAL : NEFROPATI
Tahap 1 hipertrofi dan hiperfiltrasi
Tahap 2 Perubahan
histologis awal
Tahap3 Laju fltrasi gromerulus
meningkat atau menurun
Tahap 4Simdroma nefrotik
Tahap 5Gagal ginjal
terminal
RETINOPATI DIABETIK
hipoksia
kronis
Terbentuk
jaringan-
jaringan infark yang diikuti
neuvaskularisasi
Pembulu
h baru berdindin
g tipis dan serin
g hemoragi
k,
Edema
interstisia
l terja
di dan tekanan
intaokulus meningka
t
NEUROPATI DIABETIK
hipoksia kronis sel saraf dan hiperglikosilasi protein yang melibatkan fungsi sel
saraf
yang akhirnya mengakibatkan demielinisasi
segmental saraf perifer
KOMPLIKASI MAKROVASKULAR
arteri-arteri perifer
klaudikasio intermitten
ganggreninsufisiensi serebral dan
stroke.
TERIMA KASIH