26
MAKALAH ADMINISTRASI PENDIDIKAN “ADMINISTRASI KURIKULUM” Oleh: Hanum Rahmi Putri (11314200952) Linda Tri Utami (11314200707) Rahmita Arris (11314201327) JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 1

Kel 2 adm. kurikulum pbi 4 c

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kel 2 adm. kurikulum pbi 4 c

MAKALAH

ADMINISTRASI PENDIDIKAN

“ADMINISTRASI KURIKULUM”

Oleh:

Hanum Rahmi Putri (11314200952)

Linda Tri Utami (11314200707)

Rahmita Arris (11314201327)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

2014

1

Page 2: Kel 2 adm. kurikulum pbi 4 c

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang senantiasa memberikan kenikmatan-

kenikmatan dan limpahan karunia dan hidayah-Nya sehingga kami dapat

menyelesaikan pembuatan makalah ini yang berjudul “Administrasi

Kurikulum”.

Shalawat serta salam akan selalu terucap dan terkirimkan kepada Nabi besar

Muhammad SAW, segenap keluarga, para sahabat, serta umatnya yang konsisten

menjalankan dan mendakwahkan ajaran-ajaran yang telah dibawanya. Karena

berkat kegigihan dan perjuangan beliau kita semua dapat merasakan nikmat

Islam,iman, dan indahnya ilmu pengetahuan sebagaimana yang dapat kita rasakan

pada saat ini.

Didalam penulisan makalah ini kami sangat menyadari bahwa masih banyak

terdapat kesalahan-kesalahan baik dalam tatanan bahasa maupun dalam penulisan

kata ,oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang dapat

membangun dari para pembaca agar pembuatan makalah berikutnya bisa menjadi

lebih baik.

Semoga makalah kami ini dapat menjadi media bagi kita semua dalam

penambahan pengetahuan , khususnya bagi para pembaca.

Pekanbaru,23 Maret 2015

Penulis

2

Page 3: Kel 2 adm. kurikulum pbi 4 c

ADMINISTRASI KURIKULUM

A.    Pengertian Dan Fungsi Administrasi Kurikulum

Sebelum membahas pengertian administrasi kurikulum secara keseluruhan maka dapat dibahas secara singkat terlebih dahulu tentang pengertian administrasi dan kurikulum ketika berdiri sendiri-sendiri.

  AdministrasiIstilah administrasi berasal dari bahasa latin, yang terdiri dari dua kata yaitu

‘’ad’’ dan ‘’ministare’’. Perkataan ‘’ad’’ berarti ke atau kepada, sedangkan ‘’ministare’’ berarti melayani, membantu, memimpin. Secara bebas dapat diartikan bahwa administrasi itu merupakan pelayanan atau pengabdian terhadap subyek tertentu. Dalam pengertian sempit administrasi diartikan sebagai ‘’Tata – Usaha” yang tugas pokoknya berhubungan erat dengan pekerjaan tulis menulis di kantor[1].

Pada umumnya yang dimaksud dengan administrasi adalah proses keseluruhan penyelenggaraan dari setiap usaha sekelompok manusia yang ingin bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu dengan mendayagunakan segala sumber secara efisien dan efektif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwasannya administrasi merupakan suatu hubungan kerjasama untuk saling melayani dan mengarahkan secara teratur atau sistematis dalam sebuah organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama[2].

  KurikulumPada mulanya istilah kurikulum dijumpai dalam dunia statistik pada zaman

Yunani kuno, yang berasala dari kata Curir yang artinya pelari, dan Curere artinya tempat berpacu atau tempat berlomba. Sedangkan Curriculum mempunyai arti ‘’jarak’’ yang harus ditempuh oleh pelari. Bila dilihat dalam kamus Webster tahun 1812, kurikulum ialah 1) a race course, a place for running; a charoit. 2) a course, in general; applied particulary to the course of study in a university. Maksud pengertian kurikulum sebagaimana definisi tersebut mempunyai dua pengertian yakni suatu jarak untuk perlombaan yang harus ditempuh oleh para pelari, dan juga diartikan sebagai chariot yaitu semacam kereta pacu pada zaman dulu yang berupa alat untuk membawa seseorang dari awal atau start hingga finis[3].

Dalam perkembangan selanjutnya istilah kurikulum dipakai dalam dunia pendidikan dan pengajaran, yang dalam konteksnya kurikulum dapat diartikan secara sempit dan luas. Dalam pengertian sempit, kurikulum diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang diberikan di sekolah, sedangkan dalam pengertian luas kurikulum adala1h semua pengalaman belajar yang diberikan sekolah kepada

1[ ], [2] ,&[3] Drs. H. M. Daryanto, Administrasi Pendidikan (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2001) h. 36

3

Page 4: Kel 2 adm. kurikulum pbi 4 c

siswa selama mereka mengikuti pendidikan di sekolah. Dengan pengertian luas ini berarti usaha sekolah untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa dalam

23upaya menghasilkan lulusan yang baik secara kuantitatif maupun kualitatif tercakup dalam pengertian kurikulum[4].

Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana dapat dilihat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”[5].

  Administrasi KurikulumSetelah mengetahui akan pengertian masing-masi4ng dari administrasi dan

kurikulum, maka dapat dibahas pengertian kurikulum secara keseluruhan.Administrasi kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang

direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinyu terhadap situasi belajar mengajar secara efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan[6].

Dalam kaitannya dengan hal ini, pada tingkat sekolah apapun yang menjadi tugas utama kepala sekolah ialah menjamin adanya program pengajaran yang baik bagi peserta didik. Karena pada dasarnya pengelolaan atau manajemen pendidikan fokus terhadap segala usahanya padapraktek belajar mengajar (PBM). Hal ini nampak jelas bahwa pada hakikatnya segala upaya dan kegiatan yang dilaksanakan didalam sekolah atau lembaga pendidikan senantiasa diarahkan pada suksesnya PBM.

Dalam kaitannya dengan kurikulum, maka ada tiga konsep yang terkait dengan kurikulum, diantaranya adalah [7]:

  Kurikulum merupakan inti pokok yang menjadi substansi kegiatan di sekolah. Kurikulum berisi perencanaan kegiatan belajar serta tujuan yang akan dicapai.

  Kurikulum dipandang sebagai suatu sistem yang meliputi sistem sekolah, sistem pendidikan dan bahkan sistem masyarakat. Dalam hal ini, tercakup tata laksana perencanaan kurikulum, pelaksanaan serta evaluasi dan penyempurnaan kurikulum.

234[4]  Rohiat, Manajemen Sekolah, (Bandung : PT Refika Aditama, 2008). h. 22[5]  Diunduh dari : http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/08/pengertian-kurikulum/[6]  Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah “Administrasi Pendidikan Mikro”, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996). h. 80.[7]  Diunduh dari : http://rudisiswoyoalfatih.blogspot.com/2012/02/makalah-administrasi-tentang-kurikulum.html

4

Page 5: Kel 2 adm. kurikulum pbi 4 c

  Kurikulum sebagai suatu studi yang dikaji oleh para ahli di bidang kurikulum. Dalam kaitan ini, para ahli kurikulum berupaya melakukan pengembangan dan inovasi di bidang kurikulum.

Dengan demikian, kegiatan dalam administrasi kurikulum tiada lain adalah berbagai kegiatan yang bertujuan untuk melaksanakan dan mengembangkan kurikulum sehingga kurikulum dapat dijadikan sebagai instrumen dalam mencapai tujuan dan sasaran pendidikan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip administrasi kurikulum kemudian dikembangkan, sehingga dalam pelaksanaannya kurikulum dapat mencapai sasaran pendidikan yang diharapkan. Setidaknya, kegiatan administrasi kurikulum menghendaki agar rumusan kurikulum benar-benar berangkat dari kebutuhan akan sebuah instrumen yang terencana dengan baik, sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik pula.

Sehubungan dengan pengertian dasar kurikulum tersebut, maka fungsi kurikulum difokuskan pada tiga aspek berikut[8]:

1.      Fungsi kurikulum bagi sekolah yang bersangkutan, yaitu sebagai alat untuk  men5capai seperangkat tujuan pendidikan yang diinginkan dan sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan sehari-hari.

2.      Fungsi kurikulum bagi tataran tingkat sekolah, yaitu sebagai pemeliharaan proses pendidikan dan penyiapan tenaga kerja.

3.      Fungsi bagi konsumen, yaitu sebagai keikutsertaan dalam memperlancar pelaksanaan program pendidikan dan kritik yang membangun dalam penyempurnaan program yang serasi.

B.     Landasan KurikulumLebih jauh sebelum kurikulum tersebut direncanakan atau dibuat, ada 3 hal

pokok yang menjadi landasan pelaksanaan, pembinaan, dan pengembangan kurikulum, diantaranya adalah[9]:

1.      Landasan FilosofisDalam pengertian yang sederhana, umumnya filsafat diartikan sebagai cara

berfikir yang radikal dan menyeluruh, yaitu suatu cara berfikir yang mengkaji tentang objek secara mendalam. Salah satu kajian filsafat adalah tentang hakikat manusia, apa sebenarnya manusia itu, apa hakikat hidup manusia, dan apa tujuan hidupnya.

Tahap berikutnya filsafat mempersoalkan tentang hidup dan eksistensi manusia, pandangan hidup manusia, sebagai makhluk beragama, makhluk sosial, dan makhluk yang berbudaya. Dalam hal ini, kaitannya dengan kurikulum sangat diperlukan terutama dalam menetapkan arah dan tujuan pendidikan.

5[8]  Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta : Penerbit Quantum Teaching, 2005). h. 3[9]  Syafruddin Nurdin, Guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta : Penerbit Quantum Teaching, 2005). h. 33-42

5

Page 6: Kel 2 adm. kurikulum pbi 4 c

Dengan demikian, berdasarkan atas landasan ini maka pendidikan sebagai segala upaya sadar yang dilakukan oleh pendidik kepada anak didiknya harus mampu menjadikan manusia yang beriman dan bertakwa, berilmu dan beramal serta mengabdi pada nusa dan bangsa (sesuai dengan pandangan hidup dan asas Pancasila Bangsa Indonesia, atau sebagaimana yang tertuang dalam GBHN), sehingga bagi guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan lainnya yang bertugas sebagai pelaksana, pembina dan pengembang kurikulum di sekolah dapat mempedomani tujuan pendidikan nasional.

2.      Landasan Sosial BudayaPendidikan juga merupakan proses sosialisasi dari pewarisan budaya

dari generasi ke generasi selanjutnya dalam upaya meningkatkan harkat dan martabat manusia, baik sebagai individu, kelompok masyarakat, maupun dalam konteks yang lebih luas yaitu budaya bangsa. Pendidikan sebagai proses budaya adalah upaya membina dan mengembangkan daya cipta, karsa, dan rasa manusia menuju ke peradaban manusia yang lebih luas dan tinggi, yaitu manusia yang berbudaya. 

Semakin meningkatnya perkembangan sosial budaya manusia akibat majunya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang merupakan bagian dari budaya itu sendiri, akan menjadikan tuntutan hidup manusia yang semakin tinggi pula. Untuk itu diperlukan kesiapan sekolah atau lembaga pendidikan dalam menjawab segala tantangan akibat perkembangan kebudayaan tersebut. Oleh sebab itu, pendidikan harus dapat mengantisipasinya dengan jalan menyiapkan peserta didik untuk hidup secara wajar sesuai dengan perkembangan sosial budaya masyarakatnya. Dalam hal ini diperlukan inovasi-inovasi pendidikan terutama yang menyangkut kurikulum pendidikan.

Kurikulum pendidikan harus dan sewajarnya pula disesuaikan dengan kondisi masyarakat saat ini, bahkan harus dapat mengantisipasi kondisi-kondisi yang bakal terjadi. Untuk itu pula guru dituntut dapat membina dan melaksanakan kurikulum, agara apa yang diberikan kepada peserta didiknya berguna dan relevan dengan kehidupan dalam masyarakat.

C.    Komponen Kurikulum

Kurikulum dalam suatu sekolah mengandung 3 komponen dasar, yaitu komponen tujuan, isi atau materi, dan komponen organisasi atau strategi.

1.      Komponen TujuanPada hakikatnya tujuan kurikulum merupakan tujuan dari setiap program

pendidikan yang akan diberikan kepada anak didik, karena kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan.

Tujuan pendidikan secara umum dijabarkan dari falsafah bangsa, yaitu Pancasila. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila bertujuan meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yakni manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.

6

Page 7: Kel 2 adm. kurikulum pbi 4 c

Berdasarkan hakikat dari tujuan pendidikan tersebut dijabarkan menjadi tujuan kurikulum mulai dari tujuan kelembagaan pendidikan, tujuan setiap mata pelajaran atau bidang studi sampai kepada tujuan instruksional. Sebelum menetapkan dan menyusun isi kurikulum, serta strategi kurikulum terlebih dahulu harus ditetapkan rumusan tujuannya, sebab : a)tujuan berfungsi menentukan arah dan corak kegiatan pendidikan, b) tujuan menjadi indikator dari keberhasilan pelaksanaan pendidikan, dan c) tujuan menjadi pegangan dalam setiap usaha dan tindakan dari pelaksana pendidikan.

Beberapa sumber yang lazim digunakan dalam menentukan dan menyusun tujuan kurikulum, antara lain : a) falsafah bangsa, b) strategi pembangunan, c) hakikat anak didik, dan d) ilmu pengetahuan.

Bila diurutkan tata tingkat tujuan pendidikan itu sebagai berikut[10]:a)      Tujuan pendidikan nasional, yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada

tataran nasional (sesuai dengan pandangan atau falsafah bangsa yaitu Pancasila, atau secara jelas telah dicantumkan dalam Undang-Undang Nom6or 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Dalam pencapaiannya dapat berwujud sebagai warga negara berkepribadian nasional yang bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat, bangsa dan tanah air.

b)      Tujuan institusional, yaitu tujuan yang ingin dicapai pada tingkat lembaga pendidikan, dalam pencapaiannya dapat berwujud sebagai tamatan sekolah yang mampu dididik lebih lanjut menjadi tenaga profesional dalam bidang tertentu dan pada jenmjang tertentu.

c)      Tujuan kurikulum, yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat tataran mata pelajaran atau bidang studi, dalam usaha pencapaiannya dapat berwujud sebagai peserta didik yang menguasai disipl7in mata pelajaran atau bidang studi tertentu yang dipelajari.

d)     Tujuan instruksional, yaitu tujuan yang ingin dicapai pada tingkat tataran pengajaran yang dapat berwujud sebagai bentuk watak, kemampuan berfikir dan berketerampilan teknologinya secara bertahap.

2.      Komponen Isi Atau MateriIsi kurikulum berkaitan dengan pengetahuan ilmiah dan pengalaman

belajar yang harus diberikan kepada peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Untuk menentukan isi kurikulum  tersebut harus disesuaikan dengan tingkat dan jenjang pendidikan, perkembangan yang terjadi dalam masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain itu juga tidak terlepas dari kaitannya dengan kondisi anak didik (psikologis anak) pada setiap jenjang pendidikan tersebut.

Ada beberapa kriteria dalam memilih isi kurikulum yang dapat membantu pada perancangan kurikulum, antara lain sebagai berikut[11]:

  Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan peserta didik  Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial

6[10]  Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta : Penerbit Quantum Teaching, 2005). h. 4-5[11]  Syafruddin Nurdin, Guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta : Penerbit Quantum Teaching, 2005). h. 557

7

Page 8: Kel 2 adm. kurikulum pbi 4 c

  Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang komprehensif, artinya mengandung aspek intelektual, moral dan sosial secara seimbang

  Isi kurikulum harus mengandung aspek ilmiah yang tahan uji  Isi kurikulum harus mengandung bahan yang jelas  Isi harus dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan

Materi kurikulum pada hakekatnya adalah isi kurikulum yang dikembangkan dan disusun dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :

1.      Materi kurikulum berupa bahan pelajaran terdiri dari bahan kajian atau topik-topik pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses pembelajaran.

2.      Mengacu pada pencapaian tujuan setiap satuan pelajaran.3.      Diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Isi atau materi kurikulum hakikatnya adalah semua kegiatan dan pengalaman yang dikembangkan dan disusun untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara umum isi kurikulum itu dapat dikelompokan menjadi [12]:

1.      Logika, yaitu pengetahuan tentang benar salah berdasarkan prosedur keilmuan.2.      Etika, yaitu pengetahuan tentang baik buruk, nilai dan moral.3.      Estetika, pengetahuan tentang indah-jelek, yang ada nilai seninya.3. Komponen Organisasi Dan Strategi

Strategi pelaksanaan kurikulum adalah cara-cara yang harus ditempuh untuk melaksanakan suatu kurikulum sekolah, yang meliputi pelaksanaan pengajaran atau pembelajaran, penilaian, bimbingan dan penyuluhan, dan pengaturan kegiatan sekolah secara keseluruhan. Strategi pelaksanaan kurikulum merupakan bagian yang termasuk dalam bidang garap pengembang kurikulum. Dengan strategi pelaksanaan kurikulum ini, maka para pelaksana (kepala sekolah dan guru) mempunyai pedoman kerja yang pasti, sesuai dengan ketentuan kurikulum yang dijalankan, sehingga kemungkinan pencapaian tujuan pendidikan menjadi semakin besar. 

Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa kerangka umum program-program pengajaran yang di sampaikan kepada peserta didik guna tercapainya  tujuan pendidikan atau pembelajaran yang telah di tetapkan[13]. Organisasi kurikulum merupakan asas yang sangat penting bagi proses pengembangan kurikulum dan berhubungan erat dengan tujuan pembelajaran, sebab menetukan isi bahan pembelajaran, menentukan cara penyampaian bahan pembelajaran, menentukan bentuk pengalaman yang akan di sajikan kepada peserta didik sertamenentukan peranan pendidik dan peserta diidk dalam implementasi kurikulum. Organisasi kurikulum terdiri dari mata pelajaran tertentu yang secara tradisional bertujuan menyampaikan kebudayaan atau sejumlah pengetahuan, sikap dan keteram8pilan yang harus diajarkan kepadapeserta didik. Setiap organisasi kurikulum memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing baik yang bersifat teoritis maupun praktis.

8[12]  Diunduh dari : http://indonesia-admin.blogspot.com/2010/02/komponen-komponen-kurikulum.html[13]  Diunduh dari : http://hidayah-cahayapetunjuk.blogspot.com/2012/03/organisasi-kurikulum.html

8

Page 9: Kel 2 adm. kurikulum pbi 4 c

Dalam proses pengembangan kurikulum organisasi kurikulum berperan sebagai suatu metode untuk menentukan  seleksi dan pengorganisasian pengalaman-pengalaman belajar yang di selenggarakan oleh sekolah, organisasi kurikulum menunjukkan peranan guru, pese9rta didik dan lain-lain yang terlibat aktif dalam proses perencanaan kurikulum.

Struktur program dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu struktur horizontal dan struktur vertical. Struktur horizontal berhubungan dengan masalah pengorganisasian atau penyusunan bahan pelajaran kedalam pola tertentu, sedangkan struktur vertikal berhubungan dengan masalah  sistem-sistem pelaksanann kurikulum sekolah, termasuk di dalamnya sistem pengalokasian waktu[14].

Dilihat dari struktur organisasi kurikulum horizontal, ada tiga tipe atau bentuk kurikulum, yaitu[15]:

1.      Separated Subject Curriculum (Mata Pelajaran Terpisah)Pada bentuk ini, bahan dikelompokkan pada mata pelajaran yang sempit,

dimana antara mata pelajaran yang satu dengan lainnya menjadi terpisah-pisah, terlepas dan tidak mempunyai kaitan sama sekali, sehingga banyak jenis mata pelajaran menjadi sempit ruang lingkupnya.

Dalam hal ini, jumlah mata pelajaran yang diberikan cukup bervariasi bergantung pada tingkat dan jenis sekolah yang bersangkutan. Dalam praktek penyampaian pengajarannya, tanggung jawab terletak pada masing-masing guru atau pendidik yang menangani suatu mata pelajaran yang dipegangnya.Kurikulum yang disusun dalam bentuk terpisah ini lebih bersifat subject centered, yaitu berpusatpada bahan pelajaran dari pada child centered yang berpusat pada minat dan kebutuhan anak. Dari segi ini, jelas kurikulum bentuk terpisah sangat menekankan pembentukan intelektual dan kurang mengutamakan pembentukan kepribadian anak secara keseluruhan.

Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dari bentuk kurikulum semacam ini, antara lain :

a)      Penyajian bahan pelajaran dapat disajikan atau disusun secara logis dan sistematis.

b)      Organisasinya sederhana, dan tidak terlalu sulit untuk direncanakan dan dilaksanakan.

c)      Mudah dievaluasi dan dites.d)     Dapat digunakan dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi.e)      Guru mempergunakannya lebih mudah.f)       Tidak sulit untuk diadakan perubahan-perubahan.g)      Lebih tersusun dan sistematis.

Sedangkan kelemahan bentuk kurikulum ini adalah sebagai berikut:

9[14]  Diunduh dari: http://ayahalby.wordpress.com/2011/02/23/komponen-komponen-kurikulum/[15]  Syafruddin Nurdin, Guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta : Penerbit Quantum Teaching, 2005). h. 42-49

9

Page 10: Kel 2 adm. kurikulum pbi 4 c

a)      Bentuk mata pelajaran yang terpisah dengan lainnya sebenarnya tidak relevan dengan kenyataansekarang ini, dan tidak mendidik peserta didik dalam menghadapi situasi kehidupan mereka.

b)      Tidak memperhatikan masalah-masalah sosial kemasyarakatan yang dihadapi peserta didik secara faktual dalam kehidupan sehari-harinya. Hal ini disebabkan karena hanya berpedoman pada apa yang tertera dalam buku atau teks.

c)      Kurang memperhatikan faktor-faktor kejiwaan peserta didik, karena pada kurikulum ini hanya menyampaikan apa yang dialami manusia pada masa terdahulu dalam bentuk yang sistematis dan logis.

d)     Tujuan kurikulum ini sangat terbatas dan kurang memperhatikan pertumbuhan jasmani, perkembangan emosional dan sosial peserta didik serta hanya memusatkan pada perkembangan intelektual anak.

e)      Kurikulum semacam ini kurang mengembangkan kemampuan berfikir, karena mengutamakan penguasaan dan pengetahuan dengan cara ulangan dan hafalan, serta kurang membawa kepada berpikir secara mandiri.

f)        Separated curriculum ini cenderung menjadi statis dan tidak bersifat  inovatif, karena hanya berdasarkan kepada buku yang telah ditetapkan, tanpa mengalami perubahan dan penyesuaian yang berarti dengan situasi dan kondisi masyarakat yang selalu berkembang dengan pesat dan dinamis.

2.      Correlated Curriculum (Mata Pelajaran Gabungan)Correlated Curriculum adalah suatu bentuk kurikulum yang menunjukkan

adanya suatu hubungan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, tetapi tetap memperhatikan ciri atau karakteristik tiap bidang studi tersebut. Hubungan (korelasi) antar mata pelajaran tersebut dapat dilakukan secara:

a.       Insidental, artinya secara kebetulan ada hubungan antar mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya, sebagai contoh bidang studi IPA juga disinggung tentang Geografi dan Antropologi.

b.      Hubungan yang lebih erat, misalnya suatu pokok permasalahan yang diperbincangkan dalam berbagai bidang studi.

c.       Batas mata pelajaran disatukan dan difungsikan, yaitu dengan menghilangkan batasan masing-masing mata pelajaran tersebut, disebut dengan Broad Field.

Dalam kurikulum ini dapat dikelompokkan menjadi lima broad field (mata pelajaran), yaitu:

a.       Ilmu pengetahuan sosial, peleburan dari mata pelajaran ilmu bumi, sejarah, civic hukum, ekonomi dan sejenisnya.

b.      Bahasa, peleburan dari mata pelajaran membaca, tata bahasa, menulis, mengarang, menyimak, dan pengetahuan bahasa.

c.       Ilmu pengetahuan alam, peleburan dari mata pelajaran ilmu alam, ilmu hayat, ilmu kimia, dan kesehatan.

d.      Matematika, peleburan dari berhitung, aljabar, ilmu ilmu ukur, sudut, ruang, bidang, dan statistik.

e.       Kesenian, peleburan dari seni tari, seni suara, seni lukis, seni pahat, dan seni drama.

Bentuk broad field curriculum tersebut mempunyai beberapa keuntungan atau kelebihan diantaranya sebagai berikut:

10

Page 11: Kel 2 adm. kurikulum pbi 4 c

a.       Menunjukkan adanya integrasi pengetahuan kepada peserta didik, dimana dalam pelajaran yang disajikan disoroti dari berbagai bidang dan disiplin ilmu.

b.      Dapat menambah interes dan minat peserta didik terhadap adanya hubungan antara berbagai bidang studi.

c.       Pengetahuan dan pemahaman peserta didik akan lebih mendalam dengan penguraian dan penjelasan dari berbagai bidang studi.

d.      Adanya kemungkinan untuk menggunakan ilmu pengetahuan lebih fungsional.e.       Lebih mengutamakan pada pemahaman dari prinsip-prinsip dari pada

pengetahuan (knowledge) dan penguasaan fakta-fakta.Adapun kelemahan dari  bentuk kurikulum ini adalah sebagai berikut:

a.       Bahan yang disajikan tidak berhubungan secara langsung dengan kebutuhan dan minat peserta didik, demikian juga masalah-masalah yang dikemukakan tidak berkenaan secara langsung dengan kehidupan sehari-hari yang dialami peserta didik.

b.      Pengetahuan yang diberikan tidak mendalam dan kurang sistematis pada berbagai mata pelajaran.

c.       Urutan penyusunan dan penyajian bahan tidak secara logis dan sistematis.d.      Kebanyakan diantara para guru tidak atau kurang menguasai antar disiplin ilmu,

sehingga dapat mengaburkan pemahaman peserta didik.

3.      Integrated Curriculum (Kurikulum Terpadu)

Dalam Integrated Curriculum, pelajaran dipusatkan pada suatu masalah atau topik tertentu, misalnya suatu masalah dimana semua mata pelajaran dirancang dengan mengacu pada topik tertentu.

Kurikulum ini mempunyai beberapa kelebihan atau manfaat, sebagai berikut:

a.       Segala permasalahan yang dibicarakan dalam unit sangat bertalian erat.b.      Sangat sesuai dengan perkembangan modern tentang belajar mengajar.c.       Memungkinkan adanya hubungan antara sekolah dan masyarakat.d.      Sesuai dengan ide demokrasi, dimana peserta didik dirangsang untuk berpikir

sendiri, bekerja sendiri, dan memikul tanggung jawab bersama dan bekerja sama dalam kelompok.

e.       Penyajian bahan disesuaikan dengan kesanggupan atau kemampuan individu, minat dan kematangan peserta didik baik secara individu maupun secara kelompok.

Sedangkan kelemahan-kelemahan Integrated Curriculum ini adalah sebagai berikut:

a.       Guru tidak dilatih melakukan kurikulum semacam ini.b.      Organisasinya tidak logis dan kurang sistematis.c.       Terlalu memberatkan tugas-tugas guru, karena bahan pelajaran yang mungkin

berubah setiap tahun sehingga mengubah pokok-pokok permasalahan dan juga isi atau materinya.

d.      Kurang memungkinkan untuk dilaksanakan ujian umum.e.       Peserta didik dianggap tidak mampu ikut serta dalam menentukan kurikulum.

11

Page 12: Kel 2 adm. kurikulum pbi 4 c

f.       Sarana dan prasarana yang kurang memadai yang dapat menunjang10 pelaksanaan kurikulum tersebut.

Sedangkan dilihat dari struktur oraganisasi kurikulum vertikal dapat dilaksanakan melaui[16]:

1.      Sistem kelas, dimana kenaikan kelas diadakan setiap 11program secara serempak.2.      Sistem tanpa kelas, perpindahan dari dari satu tingkat program ke tingkat program

berikutnya, yang mana dapat dilakukan tanpa harus menunggu teman-teman yang lain.

3.      Sistem campuran (gabungan antara sistem kelas dan tanpa kelas).Selanjutnya dalam struktur vertikal ini tercakup pula sistem unit waktu

yang digunakannya. Misalnya apakah sistem semester atau caturwulan.  Akhirnya struktur program ini menyangkut pula penjadwalan dan

pembagian waktu untuk masing-masing bidang studi atau isi kurikulum pada setiap tingkat atau kelas.

D.    Dasar-dasar Dan Prinsip-prinsip Perencanaan Serta Pengembangan Kurikulum

Perencanaan kurikulum hendaknya didasarkan atas faktor-faktor di bawah ini[17]:

1.      Tujuan PendidikanDalam tujuan pendidikan terkandung nilai-nilai yang ingin dicapai. Hal ini

menunjukkan bahwasannya nilai-nilai tersebut harus tertanam di dalam jiwa peserta didik, yang kemudian harus diwujudkan dalam tingkah laku. Sarana untuk menanamkan nilai-nilai tersebut adalah kurikulum. Oleh sebab itu, kurikulum harus benar-benar direncanakan sesuai dengan nilai yang tersebut. Jadi, perencanaan kurikulum harus bersumber dari tujuan pendidikan, sehingga dengan kata lain tujuan pendidikan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam perencanaan kurikulum.

2.      MasyarakatMasyarakat juga merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan

dalam penyusunan kurikulum. Hal tersebut disebabkan karena peserta didik berada di tengah-tengah masyarakat, dan lembaga pendidikan didirikan oleh masyarakat dengan harapan agar sekolah dan peserta didik dapat menyumbangkan baktinya untuk memajukan masyarakat, dan agar peserta didik kelak dapat hidup di dalam masyarakat tersebut sesuai dengan tuntutan masyarakat.

Jadi, sebelum menyusun kurikulum, sekolah haruslah lebih dahulu menyelidiki akan berbagai hal, yaitu:

  Norma-norma, adat kebiasaan, pengetahuan-pengetahuan, kepercayaan-kepercayaan, sikap, cara bertingkah laku, yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.

1011[16]  Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta : Penerbit Quantum Teaching, 2005). h. 7[17]  Doloksaribu, dkk, Administrasi Pendidikan, (Surabaya : Penerbit Usaha Nasional, 1984).h. 34-37

12

Page 13: Kel 2 adm. kurikulum pbi 4 c

  Lapangan-lapangan kehidupan (areas of living) yang ada dan yang akan ada di dalam masyarakat tersebut serta pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan oleh setiap lapangan penghidupan.

Dengan demikian, dapatlah kurikulum disusun sesuai dengan situasi, tuntutan dan kebutuhan masyarakat setempat.

3.      Peserta DidikDalam hal peserta didik ini tidak bisa disamakan antara satu dengan yang

lainnya. Karena setiap anak merupakan pribadi tersendiri, maka setiap anak harus mempunyai kurikulum sendiri-sendiri, sesuai dengan bakat, minat kebutuhan, tingkat kecerdasan dan cita-citanya.

Jadi prinsipnya ialah bukan anak yang harus menyesuaikan diri kepada kurikulum, melainkan kurikulumlah yang harus disesuaikan kepada masing-masing anak.

Dengan demikian, sebelum menyususn suatu kurikulum sekolah, haruslah lebih dahulu diselidiki minat, kebutuhan, bakat, tingkat kecerdasan, cita-cita, latar belakang sosial dari masing-masing anak.

Setelah ditinjau tiga faktor yang harus diperhatikan dalam perencanaan kurikulum, maka berikut dapat dipaparkan tentang prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum. Menurut Sudirman. S prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum antara lain adalah sebagai berikut:

1.      Prinsip Orientasi Pada TujuanSemua kegiatan pendidikan (belajar mengajar) dalam hubungannya

dengan pelaksanaan kurikulum yang telah disusun, harus seuai dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai.

2.      Prinsip RelavansiYang dimaksud dengan prinsip relevansi adalah kesesuaian antara    pendi

dikan dengan tuntutan kehidupan. Prinsip relevansi pendidikan dengan kehidupan, sekurang-kurangnyaterdapat tiga  segi  yang  harus  sesuai  (relevan),  yaitu relevansi pendidikan dengan lingkungan siswa, relevansi pendidikan dengan  kehidupan sekarang dan yang akan datang, dan relevansi pendidikan dengan  tuntutan pekerjaan.

3.      Prinsip EfektifitasYang dimaksud prinsip efektifitas dalam pendidikan adalah sampai

sejumlah mana tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan  pendidikan  yang telah   dirumuskan dapat  tercapai.  Prinsipefektivitas  pendidikan  dapat   ditinjau  dari  dua segi, yaitu efektivitas mengajar guru danefektiviktas belajar murid.

4.      Prinsip EfisiensiYang dimaksud dengan prinsip efisiensi dalam pendidikan yaitu

seimbangnya usaha yang dilakukan dalam proses belajar mengajar dengan hasil yang dicapai oleh lulusan atau peserta didik. Dalam pengembangan kurikulum hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prinsip efisiensi ini adalah  waktu  yang  digunakan, tenaga yang dikeluarkan, peralatan dan biaya yang dikeluarkansedapatnya dapat mencapai hasil atau tujuan yang diharapkan.

5.      Prinsip Fleksibilitas

13

Page 14: Kel 2 adm. kurikulum pbi 4 c

Fleksibilitas ini artinya lentur atau tidak kaku dalam memberikan kebebasan bertindak. Dalam kurikulum pengertian tersebut dimaksudkan kebebasan dalam memilih program-program pendidikan bagi murid dan kebebasan dalam mengembangkan program pendidikan bagi para guru.

6.      Prinsip IntegritasKurikulum dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prinsip integritas

(keterpaduan), perencanaan integritas ini bertitik tolak dari masalah atau topik dan konsistensi antara unsur-unsurnya. Pelaksanaan integritas ini melibatkan semua pihak, baik di lingkungan sekolah maupun pada tingkat inter sektoral. Dengan keterpaduan ini diharapkan terbentuk pribadi yang bulat dan utuh. Disamping itu juga dilaksanakan keterpaduan dalam proses pembalajaran, baik dalam interaksi antar siswa dan guru maupun antara teori dan praktek.

7.      Prinsip SinkronisasiImplikasi prinsip ini mengusahakan agar seluruh kegiatan kurikuler

seirama, searah dan satu tujuan. Sehingga jangan samapai terjadi suatu kegiatan kurikuler yang menghambat, berlawanan, atau mematikan kegiatan-kegiatan kurikuler lainnya.

8.      Prinsip Kesinambungan (Kontuinitas)Kurikulum disusun secara berkesinambungan, artinya bagian-bagian,

aspek-aspek, materi, dan bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas-lepas, melainkan satu sama lain memiliki hubungan fungsional yang bermakna, sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur dalam satuan pendidikan, tingkat perkembangan siswa. Dengan prinsip ini, tampak jelas alur dan keterkaitan di dalam kurikulum tersebut sehingga mempermudah guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.

9.      Prinsip ObjektifitasImplikasi prinsip ini mengusahakan agar semua kegiatan kurikuler

dilakukan dengan kegiatan catatan kebenaran ilmiah dengan mengenyampingkan pengaruh-pengaruh emosional dan irasional.

10.  Prinsip DemokrasiImplikasi prinsip ini ialah mengusahakan agar dalam penyelenggaraan

pendidikan dikelola dan dilaksanakan secara demokrasi.Ada beberapa pendekatan dalam pengembangan kurikulum, yaitu[18]:

1.      Pendekatan yang berorientasi pada tujuan pengajaran2.      Pendekatan yang berorientasi pada bahan pelajaran

Pendekatan yang berorientasi pada bahan pelajaran dilakukan, apabila bahan pelajarandalam suatu kurikulum sudah tidak sesuai dengan tujuan pendidikan,12 tidak sesuai dengan tuntutandan  kebutuhan  siswa  dan  atau  sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan dan kebutuhanmasyarakat.

Adapun langkah-langkah atau tahapan dalam pengembangan kurikulum ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu:

1.      Tahap Pengembangan Tingkat Lembaga

12[18]  Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta : Penerbit Quantum Teaching, 2005). h. 14

14

Page 15: Kel 2 adm. kurikulum pbi 4 c

Tahap pengembangan tingkat lembaga ini mencakup:a.       Perumusan Tujuan Institusional (lembaga)

Adalah rumusan tujuan pendidikan yang terdiri dari rumusan pengetahuanketerampilandan sikap yang diharapkan dicapai oleh peserta didik setelah menyelesaikan keseluruhan program pendidikan pada suatu sekolah tertentu.

b.      Penetapan Isi Dan Struktur ProgramAdalah penetapan bidang-bidang studi yang akan diajarkan

dalam kurikulum tersebut.Sedangkan yang dimaksud dengan penetapan struktur program mencakup :

1.      Jenis program pendidikan (umum, akademis, keguruan, kejuruan, spesialisasi)2.      Sistem dan jumlah kelas serta unit waktu yang digunakan.3.      Jumlah bidang studi yang diajarkan perminggu atau perhari.4.      Jumlah jam pelajaran untuk setiap bidang studi perminggu atau perharic.       Penyusunan Strategi Pelaksanaan Kurikulum

Langkah menyusun strategi pelaksanaan kurikulum secara keseluruhan, meliputi :

1.      Melaksanakan pengajaran2.      Mengadakan penilaian3.      Mengadakan bimbingan dan penyuluhan4.      Melaksanakan administrasi dan supervisi2.      Tahap Pengembangan Setiap Bidang Studi

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam mengembangkan setiap program bidang studi ini, meliputi:

13a.       Merumuskan tujuan kurikulerb.      Merumuskan tujuan pengajaran (instruksional)c.       Menetapkan pokok bahasan atau sub pokok bahasand.      Menyusun Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP)3.      Tahap Pengembangan Program Pengajaran Di Kelas

Tugas guru dalam rangka mengembangkan program pengajaran adalah :1.      Menetapkan satuan bahasan dari bahan pengajaran yang tercantum dalam GBPP.2.      Mengembangkan program pengajaran untuk masing-masing satuan

bahasan yang nanti akan dilaksanakan di kelas.

E.     Kegiatan Administrasi KurikulumSecara operasional kegiatan administrasi kurikulum dapat di

identifikasikan menjadi tiga kegiatan pokok yakni[19];1. Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru atau pendidik

2. Kegiatan yang berhubungan dengan peserta didik3. Kegiatan yang berhubungan dengan seluruh civitas akademikawarga sekolah

Disamping itu, kegiatan lain yang menyangkut administrasi kurikulum yakni; kegiatan yang menyangkut proses belajar mengajar (PBM), karena kegiatan ini erat kaitannya dengan ketiga kegiatan pokok di atas. Untuk lebih

13[19]  Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah “Administrasi Pendidikan Mikro”, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996). h. 83

15

Page 16: Kel 2 adm. kurikulum pbi 4 c

memahami apa dan bagaimana sebenarnya kegiatan administrasi itu, dapat dilihat dari uraian dibawah ini.

1)      Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru atau pendidikA.    Pembagian tugas guru yang dijabarkan dari struktur program pengajaran,

dan ketentuan tentang beban mengajar wajib guru.B.     Tugas guru dalam mengikuti jadwal pelajaran.

Ada tiga jenis jadwal pelajaran untuk guru, yaitu:1.      Jadwal pelajaran kurikuler

Disusun secara edukatif oleh guru atau tim guru dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan akademik seperti:

a)      Keseimbangan berat atau ringannya bobot pelajaran setiap hari.b)      Pengaturan mata pelajaran mana yang perlu didahulukan, ditengah atau 

diakhir pelajaran, seperti olahraga, matematika, kesenian dan seterusnya.c)      Mana pelajaran yang bersifat pratikum, PKL, PPL dan sebagainya.2.      Jadwal pelajaran ko-kurikuler

Disusun secara strategik sesuai situasi dan kondisi individual ataukelompok peserta didik sehingga dapat meningkatkan pemahaman, keterampilan serta mencerna materi pelajaran secara efektif dan efisien.

3)      Jadwal pelajaran ekstra-kurikulerDisusun diluar jam pelajaran kurikuler dan progran ko-kurikuler, biasanya bersifat pengembangan ekspresi, hobi, bakat serta kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat menunjang PBM.

C.     Tugas guru dalam kegiatan PBMDalam kegiatan belajar mengajar, guru memegang peran yang sangat penting.Guru menentukan segalanya, mau diapakan siswa, apa yang harus dikuasai siswa dan sejauh mana keberhasilan siswa dalam memahami pelajaran, semuanya tergantung guru. Dengan demikan, para guru harus memperhatikanhal-hal sebagai berikut:1. Membuat desain instruksionalDesain instruksional adalah suatu perencanaan pengajaran yang menggunakan pendekatan sistem, atau pengajaran dianggap sebagai sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berinteraksi dan saling berhubungan satu sama lain, untuk mencapai suatu tujuan.2. Melaksanakan pengajaran, termasuk strategi pengelolaan kelasStrategi merupakan pola umum rentetan kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapatmengganggu suasana belajar mengajar. Pengelolaan kelas disini bisa berupa strategi fisikal dan nonfisikal.a) Strategi fisikal, pengelolaan kelas yang lebih memperhatikan kesuksesanPBM yang ditunjang dengan kondisioning lainnya.b) Strategi nonfisikal, pengelolaan kelas yang lebih mengarah padakesuksesan PBM yang ditunjang dengan kondisioning jiwani atau emosional.3. Mengevaluasi hasil belajarSalah satu aspek pokok dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar adalah

16

Page 17: Kel 2 adm. kurikulum pbi 4 c

mengevaluasi sejauh mana terjadinya prestasi belajar siswa melalui latar belakang serta faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhinya. 2) Kegiatan yang berhubungan dengan tugas peserta didik atau siswaDemi suksesnya proses belajar mengajar, seorang siswa atau pesertadidik harus kreatif dalam menyusun jadwal, kapan waktu belajar dan kapanwaktu untuk bermain atau bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.3) Kegiatan yang berhubungan dengan seluruh sivitas akademisMerupakan kegiatan untuk mensinkronisasi segala kegiatan sekolah, yangkurikuler, ekstra- kurikuler, akademik atau non-akademik, hari libur dansebagainya.

Adapun Kegiatan yang menyangkut proses belajar mengajar (PBM):a. Penyusunan rencana kerja tahunan, semesteran, bulanan dan mingguan.b. Penyusunan jadwal pelajaran.c. Penyusunan jadwal ulangan dan ujian.d. Penyusunan daftar buku dan alat pelajaran yang akan digunakan dalamberbagai kegiatan belajar.e. Penyusunan norma penilaian.f. Pencatatan dan pelaporan hasil-hasil kegiatan dan prestasi belajar siswa.g. Penyusunan rencana dan kegiatan “belajar di dalam sekolah” dan “belajar diluar sekolah”.

17