15
KEGIATAN BIMBINGAN KONSELING POLA 17 PLUS A. Bidang Bimbingan 1. Bimbingan Pribadi Bidang pribadi adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk mengembangkan diri pribadinya sehingga menjadi pribadi yang mantap dan mandiri serta mampu mengoptimalkan potensi yang dimilki. Pokok bimbingan pribadi, yaitu : a. Pemantapan sikap dan kepribadian yang agamis yang senantiasa mendekatkan diri kepada yang khalik melaluai peningkatankualitas iamn dan taqwa. 1

Kegiatan bimbingan konseling pola 17 plus

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kegiatan bimbingan konseling pola 17 plus

Citation preview

Page 1: Kegiatan bimbingan konseling pola 17 plus

KEGIATAN BIMBINGAN KONSELING POLA 17 PLUS

A. Bidang Bimbingan

1. Bimbingan Pribadi

Bidang pribadi adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa

untuk mengembangkan diri pribadinya sehingga menjadi pribadi yang mantap dan

mandiri serta mampu mengoptimalkan potensi yang dimilki. Pokok bimbingan

pribadi, yaitu :

a. Pemantapan sikap dan kepribadian yang agamis yang senantiasa

mendekatkan diri kepada yang khalik melaluai peningkatankualitas iamn

dan taqwa.

b. Pemahaman tentang kemampuan dan potensi diri serta pengembnagannya

secara optimal.

c. Pemahman tentang bakat dan minat yang dimiliki serta penyalurannya.

d. Pemahaman tentang kelebihan-kelebihan yang dimilki serta bagaiman

amengembangkannya.

e. Pemahaman tentang kekurangan dan kelemahan yang dimiliki serta

bagaman cara mengatasinya.

1

Page 2: Kegiatan bimbingan konseling pola 17 plus

f. Kemampuan mengambil keputusan serta mengarahkan diri sesuai dengan

keputusan yang diambilnya.

g. Perencanaan dann pelaksanaan hidup sehat,kreatf dan produktif.

2. Bimbingan Sosial

Bimbingan soaila adalah bimbingna yang diberikan kepada siswa untuk

mengenal lingkungannya sehingga mampu bersoaialisasi dengan baik dan

menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Pokok bimbingan social, yaitu :

a. Kemampuan berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan.

b. Pengembangan kemampuan menerima dan menyampaikan pendapat.

c. Pengembangan kemampuan bersosialisasi, baik dirumah, sekolah dna

masyarakat.

d. Pemahaman kondisi dan peraturan sekolah serta upaya pelaksanannya

secara konsisten dan tanggung jawab.

e. Pemahman tentang hubungan lawan jenis, dan akibat yang

ditimbulkannya.

f. Pemahamn tentang hidup berkeluarga.

3. Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar adalah bimbigan yang diberiakn kepada siswa untuk

dapat membentuk kebiasaan belajar yang baik, mengembangkan rasa ingin tahu

dan menumbuhkan motivasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Pokok

bimbingan belajar, yaitu :

a. Pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan efisien.

b. Pengembangan kemampuan membaca dan menulis secara cepat.

c. Pemantapan penguasaan materi pelajaran sekolah berupa remedial atau

pengayaan.

d. Pemahaman tentang pemanfaatan hasil teknologi bagi pengembangan ilmu

pengetahuan.

e. Pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya bagi pengembangna

pengetahuan.

f. Pemahaman tentang pemanfaatn perpustakaan.

g. Orientasi belajar diperguruan tinggi.

2

Page 3: Kegiatan bimbingan konseling pola 17 plus

4. Bimbingan Karir

Bimbingan karir adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa

untuk dapat merencanakan dan mengembangkan masa depannya, berkaitan

dengan dunia pendidikan maupun dunia karir. Pokok bimbingan karir, yaitu :

a. Pemahaman tentang bakat, minat dan kemampuan diri berkaitan dengan

karir yang akan dikembangkan.

b. Pemahaman tentang berbagai profesi sebagai alternatif pengembangan

karir.

c. Pemahaman dan pengembangan kemaampuan wirausaha.

d. Pemahaman tentang berbagai macam jurusan dibidang pendidikan.

e. Pengembangan kemampuan berkompetensi.

f. Pemahaman tentang strategi memilih seolah tinggi dn menentukan

jurusan.

g. Pengembangan kemampuan manajemen dan kepemimpinan.

B. Jenis Layanan

1. Layanan Orientasi

Layanan orientasi berupa pengenalan lingkungan sekolah yang baru

kepada peserta didik, meliputi lingkungan fisik, personal sekolah, kurikulum,

kegiatan, aturan yang berlaku, sistem pendidikan, organisasi siswa dan

sebagainya.

Contoh : Pengenalan sekolah dan segala macam yang ada disekolah,

system di sekolah.

2. Layanan Informasi

Layanan informasi berarti memberikan informasi seluas-luasnya kepada

peserta didik berkait dengan kegiatan akademis dan non akademis untuk masa

skarang dan masa yang akan datang. Meliputi bidang pibadi, sosial, belajar dan

karir.

Contoh : Pada saat melaksanakan pendidikan di SMK, peserta didik tidak

hanya teori tapi dapat langsung peraktek kelapangan, contohny jurusan

perhotelan, mereka terjun kehotelnya langsung. Dan lulus dari sekolah tersebut

3

Page 4: Kegiatan bimbingan konseling pola 17 plus

sudah siap bekerja. Semua bermanfaat bagi peserta didik dan telah mengenal

dunia kerja sebelumnya.

3. Layanan Penempatan dan Penyaluran

Layanan penempatan adalah upaya terencana dan sistematis untuk

menempatkan siswa pada suatu posisi atau tempat yang sesuai dengan bakat

minat dan kemampuannya. Sedangkan penyaluran adalh upaya untuk

menyalurkan bakat minat dan potensi siswa secara optimal.

Contoh : Peserta didik harus pandai menempatkan diri dalam penyaluran

bakatnya, contohnya peserta didik yang kuliah di jurusan bimbingan dan

konseling.

4. Layanan Pembelajaran

Layanan pembelajaran adalah layanan yan diberikan kepada siswa agar

siswa mampu mengembangkan sikap dan kebiasaan yang baik. Layanan

pembelajaran berarti upaya membangkitkan siswa agar tumbuh keinginan untuk

terus belajar. Juga menanamkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Belajar

adalah kebutuhan.

Contoh : Memberikan motivasi agar anak giat belajar dan memberi contoh

kepada peserta didik jika dia rajin belajar maka akan mendapt efek yang baik

pada nilainya dan jika dia tidak belajar maka akan membuat nilainya buruk.

5. Layanan Konseling Perorangan

Layanan konseling perorangan merupakan merupakan bentuk pelayanan

khusus berupa hubungan langsung tatap muka antara konselor dan klien.dalam

hubungan ini masalah klien dicermati dan diupayakan pengentasannya, sedapat

mungkin dengan kekuatan klien sendiri.

Contoh :

a) Peserta didik harus memiliki rasa percaya diri bahwa dia bisa memberikan

pendapatnya di depan umum.

b) Peserta didik yang kurang percaya diri harus melihat peserta didik yang

memiliki percaya agar dapat memicu dirinya bisa lebih percaya diri.

6. Layanan Konseling Kelompok

4

Page 5: Kegiatan bimbingan konseling pola 17 plus

Layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada sekelompok

individu. Keuntungan dari bentuk layanan ini adalah dengan satu kali pemberian

layanan, telah memberikan manfaat atau jasa kepada sekelompok orang. Layanan

ini guna unutk mengatasi masalah yang relatif sama, sehingga mereka tidak

memiliki hambatan unutk mengembnagkan segenap potensi yang dimiliki.

Contoh : Dampak buruk membolos; akan merugukan diri sendiri,

tertinggal materipelajaran, akan terpenagruh pada orang-orang yang berprilaku

negatife yang dapat mempengaruhi dan merusak masa depan peserta didik

tersebut.

7. Layanan Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok adalah layanan yang diberikan kepada sekelompok

siswa baik ada masalah ataupun tidak ada masalah. Jumlah anggota berkisar

antara 10 sampai 30 orang. Keanggotaan kelompok bisa anggota tetap ataupun

tidak tetap. Dalam pelaksaan anggota tetap.

Contoh : Peserta didik dapt menceritaka semua maslah yang di hadapinya.

Tetapi tak hanya maslah saja mungkin kesenangan dan kebahagian yang

dirasakan bisa diceritaka semua kepada bimbingan kelompok agar dapat membuat

peserta didik lainnya mendapat contoh.

8. Pelayanan Konseling

Pelayanan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik

secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang

secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial,

kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan

kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.

9. Pelayanan Mediasi

Mediasi berasal dari kata “media” yang artinya perantara atau

penghubung. Layanan mediasi adalah layanan yang dilaksanakan oleh konselor

terhadap dua pihak atau lebih yang sedang mengalami keadaan tidak harmonis

(tidak cocok).

Tujuan umum: tercapainya kondisi hubungan yang positif dan kondusif

diantara para klien, yaitu pihak-pihak yang berselisih. Sedangkan tujuan khusus:

5

Page 6: Kegiatan bimbingan konseling pola 17 plus

difokuskan kepada perubahan atau kondisi awal menjadi kondisi baru dalam

hubungan antara pihak-pihak yang bermasalah.

C. Kegiatan Pendukung

1. Instrumentasi Bimbingan

Instrumentasi pendidikan adalah jenis instrumen baik berupa test maupun

non test guna menjaring data dna mencatat segala keterangan siswa dalam proses

bimbingan. Data dan keterangan yang perlu dijaring meliputi data statis maupun

data dinamis. Jenis-jenis instrumen atau alat pengumpul data antara lain :

a. Instrument test.

1. Test kecerdasan.

2. Test bakat.

3. Test minat.

4. Test kepribadian.

b. Instrument non test.

1. Pedoman wawancara.

2. Pedoman observasi.

3. Daftar cek masalah.

4. Catatan anekdot.

5. Angket sosiometri.

6. Angket sikap dan kepribadian.

Sedangkan blanko-blanko dan instruumen lain yang menjdi kelengkapan

administratif lain dalam pelaksanaan layanan bimbingan konseling antara lain :

a. Kartu pribadi.

b. Catatan bimbingan.

c. Blanko pernyataan siswa.

d. Tata tertib sekolah.

e. Pengamatan guru inidvidual.

1. Pengamatan guruj kelompok.

2. Angket siswa.

3. Angket orang tua siswa.

6

Page 7: Kegiatan bimbingan konseling pola 17 plus

4. Pemberitahuan pelanggaran tata tertib.

5. Pemberitahuan scorsing.

6. Angket sosiogram.

7. Gambar sosiogram.

a) Panggilan siswa.

b) Panggilan orang tua/wali kelas.

c) Catatan home visit.

d) Klasifikasi kerawanan.

e) Kartu kasus.

2. Himpunan Data

Himpunan data atau pengumpulan data adalah kegiatan mengumpulkan

menyeleksikan, menata dna menyimpan data serta keterangan siswa. Teknik

pengumpulan data dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu teknik test dan teknik

non test.

a. Teknik test.

1. Test intelegensi.

2. Test kemampuan.

3. Test kepribadian.

4. Test bakat.

5. Test diagnostik.

6. Test hasil belajar.

b. Teknik non test.

1. Wawancara.

2. Observasi.

3. Catatan anekdot.

4. Sosiometri.

5. Check list.

6. Daftar riwayat hidup.

7. Dokumentasi.

3. Konferensi Kasus

7

Page 8: Kegiatan bimbingan konseling pola 17 plus

Konferenis kasus diselenggarakan untuk membicarakan kasus yang

dialami siswa. Kasus tersebut biasanya melibatkan banyak pihak, sehingga

pemecahannya juga memerlukan keterlibatan beberapa pihak. Tujuan dari

konferensi kasus adalah :

a. Untuk mendpatkan gambaran yang jelas tentang masalah siswa, kaitannya

dengan data atau keterangan yang diperlukan dari pihak lain sehingga

permasalahan dapat dipahami secara menyeluruh.

b. Mengkomunikasikan masalah siswa dengan pihak lain yang berkaitan,

sehingga penanganan masalah lebih mudah dan tuntas.

c. Koordinasi penanganan masalah, sehingga penanganan bisa lebih efektif

dan efisien.

d. Untuk dapat melakukan konferensi kasus, diperlukan beberapa pihak yang

mungkin berasal dari latar belakang yang berbeda. Beberapa pihak yang

diharapkan bisa berpartisipasi didalam konferensi kasus adalah :

e. Orang yang berperan sangat menentukan bagi keberhasilan siswa, seperti

orang tua, wali dan guru.

f. Pihak yang diharapkan dapat memberikan keterangan atau masukan

berkaitan dengan masalah tersebut.

g. Pihak yang diharapkan dapat memberika kemudahan bagi penanganan

masalah siswa.

Dalam proses pelaksanaan konferenis kasus, bebrapa hal yang perlu

diperhatikan bagi semua peserta konferensi kasus, yaitu :

a. Tidak menekankan pada nama dan identitas siswa melainkan pada

permasalahan siswa.

b. Semua pembicaraan dilakukan secara terbuka, tetapi tidak menekankan

pada hal-hal negatif tentang diri siswa, pembicaraan dilakukan secara

objektif untuk mencari jalan keluar.

c. Tujuan dari pembicaraan adalah semata-mata untuk kepentingan,

perkembangan dan kebahagiaan siswa.

d. Semua pihak berpegang teguh pada asas kerahasiaan.

8

Page 9: Kegiatan bimbingan konseling pola 17 plus

Dengan adanya kerja sama semua pihak, diharapkan penanganan kasus

yang terjadi dapat lebih mudah teratasi.

4. Kunjungan Rumah

Kunjungan rumah adalah kegiatan pembimbing atau konselor

mengunjungitempat tinggal orang tua atau wali siswa. Penanganan masalah siswa

seringkali memerlukan pemahaman lebih jauh tentang keadaan dirumah, sehingga

diperlukan kunjungan langsung kerumah untuk melihat kondisi yang

sesungguhnya. Kunjungan rumah hanya dilakukan pada siswa-siswa tertentu yang

memang diperlukan untuk itu. Kegiatan kunjungan rumah atau pemanggilan

orang tua ke sekolah memiliki beberapa tujuan antara lain :

a. Mendapatkan data tambahan tentang siswa, khususnya yang berkaitan

dengan keadaan rumah.

b. Menyampaikan permasalahan anak pada orang tua.

c. Membangun komitmen orang tua untuk turut bertanggung jawab dan

bekerja sama menangani masalah anak.

Pelaksanan kunjungan rumah dilakukan sesuai dengan rencana dan agenda

yang jelas. Agenda kegiatan dapat dilakukan ketika kunjungan rumah antara lain

wawancara, pengamatan langsung, diskusi, pengisisan daftar isian, dan lain-lain.

Hasil kunjungan ruamh perlu dicatat dan masuk dlam himpunan data. Hal itu

dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam penangan masalah.

5. Alih Tangan Kasus

Alih tangan kasus adalah kegiatan pembimbing melimpahkan penanganan

suatu kasus dari seorang konselor kepada pihak lain yang dianggap memilki

kemampuan dan kewenangan yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi

siswa.

Konselor bukanlah manusia yang serba bisa dan selalu berhasil dalam

menyelesaikan masalah. Namun perlu disadari bahwa konselor adalah manusia

yang penuh dengan keterbatasan. Terkadang diperlukan orang lain untuk

membantu dan bahkan perlu dialihkan kepada orang lain yang lebih ahli untk

masalah-masalah yang lebih berat.

9

Page 10: Kegiatan bimbingan konseling pola 17 plus

Kegiatan alih tangan dapat berupa pengiriman, yaituv konselor

mengirimkan klien yang belum tuntas ditangani kepada orang lain yang lebih ahli.

Bentuk lain adalah penerimaan, yaitu konselor meneriam klien dari pihka lain

seperti orang tua, guru, kepala sekolah atau pihka lain. Ada beberapa bentuk alih

tangan kasus antara lain :

a. Pembimbing (konselor) mengalihkan penanganan siswa kpada wali kelas

atau guru mata pelajaran.

b. Guru mata pelajaran atau wali kelas megalihkan penanganan siswa kepada

konselor.

c. Konselor mengalihkan kepada konselor lain di sekolah.

d. Konselor mengalihkan penanganan pada konselor lain diluar sekolah.

Dalam proses alih tangan khususnya dalam pengiriman ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan oelh konselor, yaitu :

a. Klien diberitahu dan diberi alternatif pilihan tentang konselor yang akan

melanjutkan.

b. Konselor menyerahkan klien kepada pihak lain yang keahliannya tidak

diragukan.

c. Konselor membicarakan klien dengan konselor baru atas persetujuan

klien.

d. Pembicaraan klien ditekankan pada permasalahan klien bukan pada nama.

Semua kegiatan khusus diatas memiliki tujuan dan pola pelaksanaan yang

berbeda. Namun semuanya dilakukan tidak lain untuk meningkatkan keberhasilan

pelaksanaan bimbingna konseling.

Jika pola 17 bimbingan konseling dapat dilaksanakan maksimal,

terprogram dan berkualitas dapat menunjang hasil belajar siswa. Pelaksanaan

bimbingan konseling pola 17 dapat maksimal apabila dalam kurikulum diberikan

alokasi waktu minimal 1 jam pelajaran sehingga empat bidang bimbingan,

delapan layanan, lima kegiatan pendukung dapat diberikan pada seluruh siswa

dan bukan pada siswa yang bermasalah saja.

 

10

Page 11: Kegiatan bimbingan konseling pola 17 plus

Sumber :

http://www.konselingindonesia.com/index.php?

option=com_content&task=view&id=4&Itemid=95 diakses pada tanggal 12 Mei 2014,

pukul 18.45

http://anggipuspita1.wordpress.com/2013/02/25/9/ diakses pada tanggal 12 Mei

2014 pukul 19.32

http://peseksweet.wordpress.com/2011/05/23/pola-17-plus-bimbingan-dan-

konseling/ diakses pada tanggal 13 Mei 2014 pukul 07.22

11