18
Makalah IP Address Ivan Kristianto

IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom

Makalah IP Address

Ivan Kristianto

Page 2: IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom

2 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika

Daftar Isi

IP Address…………………………………………………………………………………………………………………………………3

Format Penulisan IP Address…………………………………………………………………………………………………….3

Network ID Host ID…………………………………………………………………………………………………………………..3

Pembagian Kelas IP Address..……………………………………………………………………………………………………4

Address Khusus ..……………………………………………………………………………………………………………………...5

Aturan Dasar Pemilihan network ID dan host ID……………………………………………………………………….7

Subnetting………………………………………………………………………………………………………………………………..7

Router…………………………………………………………………………………………………………………………………….10

Fungsi Router………………………………………………………………………………………………………………………….10

Jenis-Jenis Router…………………………………………………………………………………………………………………...11

Routing…………………………………………………………………………………………………………………………………..11

Contoh Persoalan Subnetting………………………………………………………………………………………………….12

Rumusan IP…………………………………………………………………………………………………………………………………………..13

Page 3: IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom

3 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika

IP ADDRESS

Setiap perangkat/computer yang terhubung ke internet mempunyai nomor yang

dikenal sebagai Internet Protocol (IP) address(alamat IP). Alamat-alamat IP terdiri atas 32

bit angka biner yang ditulis sebagai 4 kelompok angka yang dipisahkan oleh titik (biasa

disebut „dotted-quad‟) contohnya 127.0.0.1 .

Ketika nomor-nomor itu biasa sebagai tanda pengenal Internet Service Providers

(ISP) dalam bagian Negara pusat, IP address bisa sering digunakan untuk mengenali

wilayah atau Negara dari komputer yang terhubung ke internet. IP address bisa sewaktu-

waktu digunakan untuk memperlihatkan lokasi keberadaan pengguna.

Format Penulisan IP Address

IP address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda titik setiap 8

bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet. Bentuk IP address dapat dituliskan sebagai

berikut :

xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx

Jadi IP address ini mempunyai range dari 00000000.00000000.00000000.00000000

sampai 11111111.11111111.11111111.11111111. Notasi IP address dengan bilangan

biner seperti ini susah untuk digunakan, sehingga sering ditulis dalam 4 bilangan desimal

yang masing-masing dipisahkan oleh 4 buah titik yang lebih dikenal dengan “notasi

desimal bertitik”. Setiap bilangan desimal merupakan nilai dari satu oktet IP address.

Contoh hubungan suatu IP address dalam format biner dan desimal :

Desimal 192 168 6 80

Biner 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0

Format IP Address

Network ID Host ID

IP address terdiri atas dua bagian yaitu network ID dan host ID, dimana network ID

menentukan alamat jaringan computer, sedangkan host ID menentukan alamat host

(komputer, router, switch). Oleh sebab itu IP address memberikan alamat lengkap suatu

host beserta alamat jaringan dimana host itu berada.

Page 4: IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom

4 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika

Pembagian Kelas IP Address

IP address dibagi ke dalam lima kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D dan

kelas E. Perbedaan tiap kelas adalah pada ukuran dan jumlahnya. Contohnya IP kelas A

dipakai oleh sedikit jaringan namun jumlah host yang dapat ditampung oleh tiap jaringan

sangat besar. Kelas D dan E tidak digunakan secara umum, kelas D digunakan bagi

jaringan multicast dan kelas E untuk keperluan eksperimental. Perangkat lunak Internet

Protocol menentukan pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa bit pertama dari

IP Address. Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara berikut :

Bit pertama IP address kelas A adalah 0, dengan panjang ID 8 bit dengan panjang

host 24 bit. Jadi byte pertama IP address kelas A mempunyai range dari 0-127.

Jadi pada kelas A terdapat 127 network dengan tiap network dapat menampung

sekitar 16 juta host (255x255x255). IP address kelas A diberikan untuk jaringan

dengan jumlah host yang sangat besar, IP kelas ini dapat dilukis pada gambar

dibawah ini:

0-127 0-255 0-255 0-255

0 n n n n n n n n h h h h h h h h h h h h h h h h h h h h h h h h

Bit-bit Network Bit-bit Host

IP address kelas A

Dua bit address kelas B diset 10 sehingga byte pertamanya selalu bernilai antara

128-191. network ID adalah 16 bit pertama dan 16 bit sisanya adalah host ID

sehingga kalau ada komputer mempunyai IP address 192.168.26.161, network ID =

192.168 dan host ID = 26.161. Pada. IP address kelas B ini mempunyai range IP

dari 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx, yakni berjumlah 65.255 network

dengan jumlah host tiap network 255 x 255 host atau sekitar 65 ribu host.

128-191 0-255 0-255 0-255

1 0 n n n n n n n n n n n n n n n h h h h h h h h h h h h h h h h

Bit-bit Network Bit-bit Host

IP address kelas B

IP address kelas C mulanya digunakan untuk jaringan berukuran kecil seperti LAN.

Tiga bit pertama IP pertama kelas C selalu diset 111. Network ID terdiri dari 24 dan

Page 5: IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom

5 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika

host ID 8 bit sisanya sehingga dapat terbentuk sekitar 2 juta network dengan

masing-masing network memiliki 256 host.

192-223 0-255 0-255 0-255

1 1 0 n n n n n n n n n n n n n n n n n n n n n n h h h h h h h h

Bit-bit Network Bit-bit Host

IP address kelas C

IP address kelas D digunakan untuk keperluan multicasting. 4 bit pertama IP

address kelas D selalu diset 1110 sehingga byte pertamanya berkisar antara 224-

247, sedangkan bit-bit berikutnya diatur sesuai dengan keperluan multicast group

yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak dikenal istilah network

ID dan host ID.

IP address kelas E tidak diperuntukkan untuk keperluan umum. 4 bit pertama IP

address kelas ini diset 1111 sehingga byte pertamanya berkisar antara 248-255.

Sebagai tambahan dikenal juga istilah Network Prefix, yang digunakan untuk IP

address yang menunjukkan jaringan. Penulisan network prefix adalah dengan tanda

slash “ / ” yang diikuti angka yang menunjukkan panjang network prefix ini dalam bit.

Misal untuk menunjuk satu network kelas B 192.168.xxx.xxx digunakan penulisan

192.168/16. Angka 16 ini merupakan panjang bit untuk network prefix kelas B.

Address Khusus

Selain address yang digunakan untuk pengenal host, ada beberapa jenis address

yang digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk pengenal host.

Address tersebut adalah:

Network Address .Address ini digunakan untuk mengenali suatu network pada jaringan

Internet. Misalkan untuk host dengan IP Address kelas B 192.168.9.35. Tanpa memakai

subnet (akan diterangkan kemudian), network address dari host ini adalah 192.168.0.0 .

Address ini didapat dengan membuat seluruh bit host pada 2 segmen terakhir menjadi 0.

Tujuannya adalah untuk menyederhanakan informasi routing pada Internet. Router cukup

melihat network address (192.168) untuk menentukan ke router mana datagram tersebut

harus dikirimkan. Analoginya mirip dengan dalam proses pengantaran surat, petugas

penyortir pada kantor pos cukup melihat kota tujuan pada alamat surat (tidak perlu

membaca selutuh alamat) untuk menentukan jalur mana yang harus ditempuh surat

tersebut.

Page 6: IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom

6 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika

Broadcast Address. Address ini digunakan untuk mengirim/menerima informasi yang

diketahui seluruh host yang ada pada suatu network.Seperti diketahui, setiap datagram IP

memiliki header alamat tujuan berupa IP Address dari host yang akan dituju oleh datagram

tersebut. Dengan adanya alamat ini, maka hanya host tujuan saja yang memproses

datagram tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya. Bagaimana jika suatu host

ingin mengirim datagram kepada seluruh host yang ada pada networknya ? Tidak efisien

jika ia harus membuat replikasi datagram sebanyak jumlah host tujuan. Pemakaian

bandwidth akan meningkat dan beban kerja host pengirim bertambah, padahal isi

datagram-datagram tersebut sama. Oleh karena itu, dibuat konsep broadcast address.

Host cukup mengirim ke alamat broadcast, maka seluruh host yang ada pada network

akan menerima datagram tersebut. Konsekuensinya, seluruh host pada network yang

sama harus memiliki broadcast address yang sama dan address tersebut tidak boleh

digunakan sebagai IP Address untuk host tertentu.

Jadi, sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk menerima datagram :

pertama adalah IP Addressnya yang bersifat unik dan kedua adalah broadcast address

pada network tempat host tersebut berada. Broadcast address diperoleh dengan membuat

bit-bit host pada IP Address menjadi 1. Jadi, untuk host dengan IP address 192.168.9.35

atau 192.168.240.2, broadcast addressnya adalah 192.168.255.255 (2 segmen terakhir

dari IP Address tersebut dibuat berharga 11111111.11111111, sehingga secara desimal

terbaca 255.255). Jenis informasi yang dibroadcast biasanya adalah informasi routing.

Multicast Address. Kelas address A, B dan C adalah address yang digunakan untuk

komunikasi antar host, yang menggunakan datagram-datagram unicast. Artinya,

datagram/paket memiliki address tujuan berupa satu host tertentu. Hanya host yang

memiliki IP address yang sama dengan destination address pada datagram yang akan

menerima datagram tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya. Jika datagram

ditujukan untuk seluruh host pada suatu jaringan, maka field address tujuan ini akan berisi

alamat broadcast dari jaringan yang bersangkutan. Dari dua mode pengiriman ini (unicast

dan broadcast), muncul pula mode ke tiga. Diperlukan suatu mode khusus jika suatu host

ingin berkomunikasi dengan beberapa host sekaligus (host group), dengan hanya

mengirimkan satu datagram saja. Namun berbeda dengan mode broadcast, hanya host-

host yang tergabung dalam suatu group saja yang akan menerima datagram ini,

sedangkan host lain tidak akan terpengaruh. Oleh karena itu, dikenalkan konsep multicast.

Page 7: IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom

7 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika

Pada konsep ini, setiap group yang menjalankan aplikasi bersama mendapatkan satu

multicast address. Struktur kelas multicast address dapat dilihat pada Gambar berikut.

224-239 0-255 0-255 0-255

1 1 1 0 x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

Struktur IP Address Kelas Multicast Address

Untuk keperluan multicast, sejumlah IP Address dialokasikan sebagai multicast

address. Jika struktur IP address mengikuti bentuk 1110xxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx

(bentuk desimal 224.0.0.0 sampai 239.255.255.255), maka IP address merupakan

multicast address. Alokasi ini ditujukan untuk keperluan group, bukan untuk host seperti

pada kelas A, B dan C. Anggota group adalah host-host yang ingin bergabung dalam

group tersebut. Anggota ini juga tidak terbatas pada jaringan di satu subnet, namun bisa

mencapai seluruh dunia. Karena menyerupai suatu backbone, maka jaringan muticast ini

dikenal pula sebagai Multicast Backbone (Mbone).

Aturan Dasar Pemilihan network ID dan host ID

Berikut adalah aturan-aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang

digunakan :

Network ID tidak boleh sama dengan 127

Network ID secara default digunakan sebagai alamat loopback yakni IP address yang

digunakan oleh suatu computer untuk menunjuk dirinya sendiri.

Network ID tidak boleh sama dangan 255

Network ID atau Host ID 255 akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID ini merupakan

alamat yang mewakili seluruh jaringan.

Network ID tidak boleh sama dengan 0

IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network digunakan

untuk menunjuk suatu jaringan bukan suatu host.

Host ID harus unik dalam suatu network.

Dalam suatu network tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID yang sama.

Subnetting

Untuk beberapa alasan yang menyangkut efisiensi IP Address, mengatasi masalah

topologi network dan organisasi, network administrator biasanya melakukan subnetting.

Esensi dari subnetting adalah “memindahkan” garis pemisah antara bagian network dan

bagian host dari suatu IP Address. Beberapa bit dari bagian host dialokasikan menjadi bit

Page 8: IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom

8 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika

tambahan pada bagian network. Address satu network menurut baku dipecah menjadi

beberapa subnetwork. Cara ini menciptakan sejumlah network tambahan , tetapi

mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.

Subnetting juga dilakukan untuk mengatasi perbedaan hardware dan media fisik

yang digunakan dalam suatu network. Router IP dapat mengintegrasi berbagai network

dengan media fisik yang berbeda hanya jika setiap network memiliki address yang unik.

Selain itu, dengan subnetting, seorang Network Administrator dapat mendelegasikan

pengaturan host address seluruh departemen dari suatu perusahaan besar kepada setiap

departemen, untuk memudahkannya dalam mengatur keseluruhan network.

Suatu subnet didefinisikan dengan mengimplementasikan masking bit (subnet

mask) kepada IP Address, yakni terdiri dari 32 bit yang dibagi atas 4 segmen. Bit-bit dari IP

Address yang “ditutupi”(masking) oleh bit-bit subnet mask yang aktif dan bersesuaian akan

diinterpretasikan sebagai network bit. Bit 1 pada subnet mask berarti mengaktifkan

masking ( on ), sedangkan bit 0 tidak aktif ( off ). Sebagai contoh kasus mari kita ambil

satu IP kelas A dengan nomor 44.6.3.45 . Ilustrasinya dapat dilihat Tabel berikut :

44 6 3 45

0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1

IP Address

255 0 0 0

1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Subnet Mask

44 0 0 0

0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Network Address

44 255 255 255

0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Broadcast Address

Subnetting 16 bit pada IP Address kelas A

Dengan aturan standard, nomor network IP Address ini adalah 44 dan nomor host

adalah 6.3.45 . Network tersebut dapat menampung maksimum lebih dari 16juta host yang

terhubung langsung. Misalnya pada address ini akan diimplementasikan subnet mask

sebanyak 16 bit 255.255.0.0.( Hexa = FF.FF.0.0 atau biner =

Page 9: IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom

9 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika

11111111.11111111.00000000.00000000). Perhatikan bahwa pada 16 bit pertama dari

subnet mask tersebut berharga 1, sedangkan 16 bit berikutnya adalah 0. Dengan

demikian, 16 bit pertama dari suatu IP Address yang dikenakan subnet mask tersebut

akan dianggap sebagai network bit. Nomor network akan berubah menjadi 44.6 dan nomor

host menjadi 3.45. Kapasitas maksimum host yang langsung terhubung pada network

menjadi sekitar 65 ribu host.

Subnetmask identik dengan standard IP Address kelas B. Dengan menerapkan

subnet mask tersebut pada satu network kelas A, dapat dibuat 256 network baru dengan

kapasitas masing-masing subnet setara network kelas B. Penerapan subnet lebih jauh

seperti 255.255.255.0 (24bit) pada kelas A akan menghasilkan jumlah network yang lebih

besar(lebih dari 65 ribu network) dengan kapasitas subnet masing-masing sebesar 256

host. Network kelas B juga dapat dibagi-bagi lagi menjadi beberapa subnet dengan

menerapkan subnet mask yang lebih tinggi seperti untuk 25 bit (255.255.255.128), 26 bit

(255.255.255.192), 27 bit (255.255.255.224) dan seterusnya.

Subnetting dilakukan pada saat konfigurasi interface. Penerapan subnet mask pada

IP Address akan mendefinisikan 2 buah address baru, yakni Network Address dan

Broadcast Address. Network Address didefinisikan dengan menset seluruh bit host

berharga 0, sedangkan broadcast address dengan menset bit host berharga 1. Seperti

yang telah dijelaskan sebelumnya, network address adalah alamat network yang berguna

pada informasi routing. Suatu host yang tidak perlu mengetahui address sluruh host yang

ada pada network yang lain. Informasi yang dibutuhkannya hanyalah address dari network

yang akan diihubungi serta gateway untuk mencapai network tersebut. Ilustrasi mengenai

subnetting, network address dan broadcast address dapat dilihat pada Tabel dibawah. Dari

tabel dapat disimpulkan bagaimana nomor network standard dari suatu IP Address diubah

menjadi nomor subnet /subnet address melalui subnetting.

IP Address Network Address Standard

Subnet Mask Interpretasi Broadcast Address

44.132.1.20 44.0.0.0 255.255.0.0(16bit) Host 1.20 pada subnet 44.132.0.0

44.132.255.255

81.150.2.3 81.0.0.0 255.255.255.0(24bit) Host 3 pada subnet 81.150.2.0

81.50.2.255

192.168.2.100 192.168.0.0 255.255.255.128(25bit) Host 100 pada subnet

192.168.2.127

Page 10: IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom

10 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika

192.168.2.0

192.168.2.130 192.168.0.0 255.255.255.192(26bit) Host 130 pada subnet 192.168.2.128

192.168.2.191

Beberapa kombinasi IP Address, Netmask dan network number

Subnetting hanya berlaku pada network local. Bagi network di luar network lokal,

nomor network yang dikenali tetap nomor network standard menurut kelas IP address.

Router

Router adalah sebuah alat yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan

atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai penghalaan.

Proses penghalaan terjadi pada lapisan 3 (Lapisan jaringan seperti Internet Protocol) dari

protokol tumpukan (stack protocol) tujuh-lapis OSI.

Fungsi Router

Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk

meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Router berbeda dengan switch.

Switch merupakan penghubung beberapa alat untuk membentuk suatu Local Area

Network (LAN). Sebagai ilustrasi perbedaan fungsi dari router dan switch merupakan suatu

jalanan, dan router merupakan penghubung antar jalan. Masing-masing rumah berada

pada jalan yang memiliki alamat dalam suatu urutan tertentu. Dengan cara yang sama,

switch menghubungkan berbagai macam alat, dimana masing-masing alat memiliki alamat

IP sendiri pada sebuah LAN.

Router sangat banyak digunakan dalam jaringan berbasis teknologi protokol

TCP/IP, dan router jenis itu disebut juga dengan IP Router. Selain IP Router, ada lagi

AppleTalk Router, dan masih ada beberapa jenis router lainnya. Internet merupakan

contoh utama dari sebuah jaringan yang memiliki banyak router IP. Router dapat

digunakan untuk menghubungkan banyak jaringan kecil ke sebuah jaringan yang lebih

besar, yang disebut dengan internetwork, atau untuk membagi sebuah jaringan besar ke

dalam beberapa subnetwork untuk meningkatkan kinerja dan juga mempermudah

manajemennya. Router juga kadang digunakan untuk mengoneksikan dua buah jaringan

yang menggunakan media yang berbeda (seperti halnya router wireless yang pada

umumnya selain ia dapat menghubungkan komputer dengan menggunakan radio, ia juga

Page 11: IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom

11 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika

mendukung penghubungan komputer dengan kabel UTP), atau berbeda arsitektur

jaringan, seperti halnya dari Ethernet ke Token Ring.

Router juga dapat digunakan untuk menghubungkan LAN ke sebuah layanan

telekomunikasi seperti halnya telekomunikasi leased line atau Digital Subscriber Line

(DSL). Router yang digunakan untuk menghubungkan LAN ke sebuah koneksi leased line

seperti T1, atau T3, sering disebut sebagai access server. Sementara itu, router yang

digunakan untuk menghubungkan jaringan lokal ke sebuah koneksi DSL disebut juga

dengan DSL router. Router-router jenis tersebut umumnya memiliki fungsi firewall untuk

melakukan penapisan paket berdasarkan alamat sumber dan alamat tujuan paket tersebut,

meski beberapa router tidak memilikinya. Router yang memiliki fitur penapisan paket

disebut juga dengan packet-filtering router. Router umumnya memblokir lalu lintas data

yang dipancarkan secara broadcast sehingga dapat mencegah adanya broadcast storm

yang mampu memperlambat kinerja jaringan.

Jenis-Jenis Router

Secara umum, router dibagi menjadi dua buah jenis, yakni:

static router (router statis): adalah sebuah router yang memiliki tabel routing statis

yang di setting secara manual oleh para administrator jaringan.

dynamic router (router dinamis): adalah sebuah router yang memiliki dan membuat

tabel routing dinamis, dengan mendengarkan lalu lintas jaringan dan juga dengan

saling berhubungan dengan router lainnya.

Routing

Routing adalah sebuah proses untuk meneruskan paket-paket jaringan dari satu

jaringan ke jaringan lainnya melalui sebuah antar-jaringan (internetwork). Penghalaan juga

dapat merujuk kepada sebuah metode penggabungan beberapa jaringan sehingga paket-

paket data dapat dialirhantarkan dari satu jaringan ke jaringan selanjutnya. Untuk

melakukan hal ini, digunakanlah sebuah perangkat jaringan yang disebut sebagai

penghala. Penghala-penghala tersebut akan menerima paket-paket yang ditujukan ke

jaringan di luar jaringan yang pertama, dan akan meneruskan paket yang diterima kepada

penghala lainnya hingga sampai kepada tujuannya.

Terdapat dua macam penghalaan, yaitu:

Page 12: IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom

12 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika

1. Penghalaan Magun (Static Routing)

2. Penghalaan Malar-ubah (Dynamic Routing)

Contoh Persoalan Subnetting

Menghitung pembagian subnet ke-25 hingga ke-31

192.168.3.55/24

1 1 0 0 0 0 0 0 . 1 0 1 0 1 0 0 0 . 0 0 0 0 0 0 1 1 . 0 0 1 1 0 1 1 1

Subnet mask : 255.255.255.0 (IP kelas C)

Network ID : 192.168.3.0

Host ID : 55

/25 : Subnet mask : 255.255.255.128

Subnetting ke : 0 + 1 = 1

Network : 0

Host : 127

/26 : Subnet mask : 255.255.255.192

Subnetting ke : 0 + 1 = 1

Network : 0

Host : 63

/27 : Subnet mask : 255.255.255.224

Subnetting ke : 1 + 1 = 2

Network : 32

Broadcast : 63

/28 : Subnet mask : 255.255.255.240

Page 13: IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom

13 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika

Subnetting ke : 3 + 1 = 4

Network : 48

Broadcast : 63

/29 : Subnetmask : 255.255.255.248

Subnetting ke : 6 + 1 =7

Network : 48

Broadcast : 55(merupakan IP broadcast)

/30 : Subnet mask : 255.255.255.252

Subnetting ke : 13 + 1 = 14

Network : 52

Broadcast : 55(merupakan IP broadcast)

/31 : Subnet mask : 255.255.255.254

Subnetting ke : 27 + 1 = 28

Network : 54

Broadcast : 55(merupakan IP broadcast)

Rumusan IP

bit IP : 0-7. 8-15 . 16-23 . 24-31

net prefix: 8 . 16 . 24 . 32

Classful IP Address:

class A : 1.0.0.0 s/d 126.255.255.255

class B : 128.0.0.0 s/d 191.255.255.255

class C : 192.0.0.0 s/d 223.255.255.255

Page 14: IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom

14 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika

Netmask default:

class A : /8(netprefix) atau 255.0.0.0

class B : /16(netprefix) atau 255.255.0.0

class C : /24(netprefix) atau 255.255.255.0

Rumusan:

IP = oct1 . oct2 . oct3 . oct4

Netmask = mask_oct1 . mask_oct2 . mask_oct3. mask_oct4

Wildcard = 255.255.255.255 - Netmask

net1 = int(oct1:(256-mask_oct1)x(256-mask_oct1)

net2 = int(oct2:(256-mask_oct2)x(256-mask_oct2)

net3 = int(oct3:(256-mask_oct3)x(256-mask_oct3)

net4 = int(oct4:(256-mask_oct4)x(256-mask_oct4)

Network = net1.net2.net3.net4

Broadcast = Network + Wildcard

Host min = Network + 0.0.0.1

Host max = Broadcast - 0.0.0.1

Host/net = (2^(32-netprefix))-2

Catatan:

Network: nilai oct4 harus genap

Host min: nilai oct4 harus ganjil

Host max: nilai oct4 harus genap

Broadcast: nilai oct4 harus ganjil

Contoh:

1) Nilai netprefix berada dalam range: /24 < netprefix < /32

a) IP = 118.98.176.214/30

32-30=2 -> 2^2=4 -> 256-4=252

Netmask: 255.255.255.252

Page 15: IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom

15 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika

Wildcard = 255.255.255.255 - 255.255.255.252 = 0.0.0.3

Network:

net1 = int(118:(256-255))x(256-255) = 118

net2 = int(98:(256-255))x(256-255) = 98

net3 = int(176:(256-255))x(256-255) = 176

net4 = int(214:(256-252))x(256-252) = 212

=> = 118.98.176.212

Broadcast: 118.98.176.212 + 0.0.0.3 = 118.98.176.215

Host min: 118.98.176.212 + 0.0.0.1Â Â = 118.98.176.213

Host max: 118.98.176.215 - 0.0.0.1Â Â = 118.98.176.214

Hosts/net: (2^(32-30))-2 = 2

b) 118.98.176.214/29

32-29=3 -> 2^3=8 -> 256-8=248

Netmask: 255.255.255.248

Wildcard = 255.255.255.255 - 255.255.255.248 = 0.0.0.7

Network:

net1 = int(118:(256-255))x(256-255)Â Â = 118

net2 = int(98:(256-255))x(256-255)Â Â Â Â = Â 98

net3 = int(176:(256-255))x(256-255)Â Â = 176

net4 = int(214:(256-248))x(256-248)Â Â = 208

=> = 118.98.176.208

Broadcast: 118.98.176.208 + 0.0.0.7 = 118.98.176.215

Host min: 118.98.176.208 + 0.0.0.1 = 118.98.176.209

Host max: 118.98.176.215 - 0.0.0.1 = 118.98.176.214

Hosts/net: (2^(32-29))-2

2) Nilai netprefix berada dalam range: /16 < netprefix < /24

a) 118.98.176.214/22

24-22=2 -> 2^2=4 -> 256-4=252

Page 16: IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom

16 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika

Netmask: 255.255.252.0

Wildcard = 255.255.255.255 - 255.255.252.0 = 0.0.3.255

Network:

net1 = int(118:(256-255))x(256-255) = 118

net2 = int(98:(256-255))x(256-255) = 98

net3 = int(176:(256-252))x(256-252) = 176

net4 = int(214:(256-0))x(256-0) = 118.98.176.0

Broadcast: 118.98.176.0 + 0.0.3.255 = 118.98.179.255

Host min: 118.98.176.0 + 0.0.0.1 = 118.98.176.1

Host max: 118.98.179.255 - 0.0.0.1= 118.98.179.254

Hosts/net: (2^(32-22))-2 = 1022

b) 118.98.176.214/21

24-21=3 -> 2^3=8 -> 256-8=248

Netmask: 255.255.248.0

Wildcard = 255.255.255.255 - 255.255.248.0 = 0.0.7.255

Network:

net1 = int(118:(256-255))x(256-255)Â Â = 118

net2 = int(98:(256-255))x(256-255)Â Â Â Â =Â Â 98

net3 = int(176:(256-248))x(256-248)Â Â = 176

net4 = int(176:(256-0))x(256-0) = 0

=> = 118.98.176.0

Broadcast: 118.98.176.0 + 0.0.7.255 = 118.98.183.255

Host min: 118.98.176.0 + 0.0.0.1 = 118.98.176.1

Host max: 118.98.183.255 - 0.0.0.1 = 118.98.183.254

Hosts/net: (2^(32-21))-2= 2046

3) Nilai netprefix berada dalam range: /8 < netprefix < /16

Page 17: IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom

17 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika

a) 118.98.176.214/14

16-14=2 -> 2^2=4 -> 256-4=252

Netmask: 255.252.0.0

Wildcard = 255.255.255.255 - 255.252.0.0 = 0.3.255.255

Network:

net1 = int(118:(256-255))x(256-255) = 118

net2 = int(98:(256-252))x(256-252) = 96

net3 = int(176:(256-0))x(256-0) = 0

net4 = int(214:(256-0))x(256-0) = 0

=>= 118.96.0.0

Broadcast: 118.96.0.0 + 0.3.255.255 = 118.99.255.255

Host min: 118.96.0.0 + 0.0.0.1 = 118.96.0.1

Host max: 118.99.255.255 - 0.0.0.1 = 118.99.255.254

Hosts/net: (2^(32-14))-2 = 262142

b) 118.98.176.214/13

16-13=3 -> 2^3=8 -> 256-8=248

Netmask: 255.248.0.0

Wildcard = 255.255.255.255 - 255.248.0.0 = 0.7.255.255

Network:

net1 = int(118:(256-255))x(256-255) = 118

net2 = int(98:(256-248))x(256-248) = 96

net3 = int(176:(256-0))x(256-0) = 0

net4 = int(214:(256-0))x(256-0) = 0

=> = 118.96.0.0

Broadcast: 118.96.0.0 + 0.7.255.255 = 118.103.255.255

Host min: 118.96.0.0 + 0.0.0.1 = 118.96.0.1

Host max: 118.103.255.255 - 0.0.0.1 = 118.103.255.254

Hosts/net: (2^(32-13))-2 = 524286

Page 18: IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom

18 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika

Daftar Pustaka

whatismyipaddress.com

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CCYQFjAA&url=http%3

A%2F%2Fiwaksepattld.files.wordpress.com%2F2010%2F08%2Fip-address-dan-

subnetting.pdf&ei=rCMpT86MHauUmQX2v5nPAw&usg=AFQjCNFGt4ZfIo9a5aVGDqFYMcEkLLXWjw&si

g2=aWisyDq8Na90fQj7EwfzAw

http://id.wikipedia.org/wiki/Penghalaan

http://id.wikipedia.org/wiki/Penghala