Upload
balahong
View
1.689
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
Makalah IP Address
Ivan Kristianto
2 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
Daftar Isi
IP Address…………………………………………………………………………………………………………………………………3
Format Penulisan IP Address…………………………………………………………………………………………………….3
Network ID Host ID…………………………………………………………………………………………………………………..3
Pembagian Kelas IP Address..……………………………………………………………………………………………………4
Address Khusus ..……………………………………………………………………………………………………………………...5
Aturan Dasar Pemilihan network ID dan host ID……………………………………………………………………….7
Subnetting………………………………………………………………………………………………………………………………..7
Router…………………………………………………………………………………………………………………………………….10
Fungsi Router………………………………………………………………………………………………………………………….10
Jenis-Jenis Router…………………………………………………………………………………………………………………...11
Routing…………………………………………………………………………………………………………………………………..11
Contoh Persoalan Subnetting………………………………………………………………………………………………….12
Rumusan IP…………………………………………………………………………………………………………………………………………..13
3 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
IP ADDRESS
Setiap perangkat/computer yang terhubung ke internet mempunyai nomor yang
dikenal sebagai Internet Protocol (IP) address(alamat IP). Alamat-alamat IP terdiri atas 32
bit angka biner yang ditulis sebagai 4 kelompok angka yang dipisahkan oleh titik (biasa
disebut „dotted-quad‟) contohnya 127.0.0.1 .
Ketika nomor-nomor itu biasa sebagai tanda pengenal Internet Service Providers
(ISP) dalam bagian Negara pusat, IP address bisa sering digunakan untuk mengenali
wilayah atau Negara dari komputer yang terhubung ke internet. IP address bisa sewaktu-
waktu digunakan untuk memperlihatkan lokasi keberadaan pengguna.
Format Penulisan IP Address
IP address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda titik setiap 8
bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet. Bentuk IP address dapat dituliskan sebagai
berikut :
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Jadi IP address ini mempunyai range dari 00000000.00000000.00000000.00000000
sampai 11111111.11111111.11111111.11111111. Notasi IP address dengan bilangan
biner seperti ini susah untuk digunakan, sehingga sering ditulis dalam 4 bilangan desimal
yang masing-masing dipisahkan oleh 4 buah titik yang lebih dikenal dengan “notasi
desimal bertitik”. Setiap bilangan desimal merupakan nilai dari satu oktet IP address.
Contoh hubungan suatu IP address dalam format biner dan desimal :
Desimal 192 168 6 80
Biner 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0
Format IP Address
Network ID Host ID
IP address terdiri atas dua bagian yaitu network ID dan host ID, dimana network ID
menentukan alamat jaringan computer, sedangkan host ID menentukan alamat host
(komputer, router, switch). Oleh sebab itu IP address memberikan alamat lengkap suatu
host beserta alamat jaringan dimana host itu berada.
4 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
Pembagian Kelas IP Address
IP address dibagi ke dalam lima kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D dan
kelas E. Perbedaan tiap kelas adalah pada ukuran dan jumlahnya. Contohnya IP kelas A
dipakai oleh sedikit jaringan namun jumlah host yang dapat ditampung oleh tiap jaringan
sangat besar. Kelas D dan E tidak digunakan secara umum, kelas D digunakan bagi
jaringan multicast dan kelas E untuk keperluan eksperimental. Perangkat lunak Internet
Protocol menentukan pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa bit pertama dari
IP Address. Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara berikut :
Bit pertama IP address kelas A adalah 0, dengan panjang ID 8 bit dengan panjang
host 24 bit. Jadi byte pertama IP address kelas A mempunyai range dari 0-127.
Jadi pada kelas A terdapat 127 network dengan tiap network dapat menampung
sekitar 16 juta host (255x255x255). IP address kelas A diberikan untuk jaringan
dengan jumlah host yang sangat besar, IP kelas ini dapat dilukis pada gambar
dibawah ini:
0-127 0-255 0-255 0-255
0 n n n n n n n n h h h h h h h h h h h h h h h h h h h h h h h h
Bit-bit Network Bit-bit Host
IP address kelas A
Dua bit address kelas B diset 10 sehingga byte pertamanya selalu bernilai antara
128-191. network ID adalah 16 bit pertama dan 16 bit sisanya adalah host ID
sehingga kalau ada komputer mempunyai IP address 192.168.26.161, network ID =
192.168 dan host ID = 26.161. Pada. IP address kelas B ini mempunyai range IP
dari 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx, yakni berjumlah 65.255 network
dengan jumlah host tiap network 255 x 255 host atau sekitar 65 ribu host.
128-191 0-255 0-255 0-255
1 0 n n n n n n n n n n n n n n n h h h h h h h h h h h h h h h h
Bit-bit Network Bit-bit Host
IP address kelas B
IP address kelas C mulanya digunakan untuk jaringan berukuran kecil seperti LAN.
Tiga bit pertama IP pertama kelas C selalu diset 111. Network ID terdiri dari 24 dan
5 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
host ID 8 bit sisanya sehingga dapat terbentuk sekitar 2 juta network dengan
masing-masing network memiliki 256 host.
192-223 0-255 0-255 0-255
1 1 0 n n n n n n n n n n n n n n n n n n n n n n h h h h h h h h
Bit-bit Network Bit-bit Host
IP address kelas C
IP address kelas D digunakan untuk keperluan multicasting. 4 bit pertama IP
address kelas D selalu diset 1110 sehingga byte pertamanya berkisar antara 224-
247, sedangkan bit-bit berikutnya diatur sesuai dengan keperluan multicast group
yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak dikenal istilah network
ID dan host ID.
IP address kelas E tidak diperuntukkan untuk keperluan umum. 4 bit pertama IP
address kelas ini diset 1111 sehingga byte pertamanya berkisar antara 248-255.
Sebagai tambahan dikenal juga istilah Network Prefix, yang digunakan untuk IP
address yang menunjukkan jaringan. Penulisan network prefix adalah dengan tanda
slash “ / ” yang diikuti angka yang menunjukkan panjang network prefix ini dalam bit.
Misal untuk menunjuk satu network kelas B 192.168.xxx.xxx digunakan penulisan
192.168/16. Angka 16 ini merupakan panjang bit untuk network prefix kelas B.
Address Khusus
Selain address yang digunakan untuk pengenal host, ada beberapa jenis address
yang digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk pengenal host.
Address tersebut adalah:
Network Address .Address ini digunakan untuk mengenali suatu network pada jaringan
Internet. Misalkan untuk host dengan IP Address kelas B 192.168.9.35. Tanpa memakai
subnet (akan diterangkan kemudian), network address dari host ini adalah 192.168.0.0 .
Address ini didapat dengan membuat seluruh bit host pada 2 segmen terakhir menjadi 0.
Tujuannya adalah untuk menyederhanakan informasi routing pada Internet. Router cukup
melihat network address (192.168) untuk menentukan ke router mana datagram tersebut
harus dikirimkan. Analoginya mirip dengan dalam proses pengantaran surat, petugas
penyortir pada kantor pos cukup melihat kota tujuan pada alamat surat (tidak perlu
membaca selutuh alamat) untuk menentukan jalur mana yang harus ditempuh surat
tersebut.
6 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
Broadcast Address. Address ini digunakan untuk mengirim/menerima informasi yang
diketahui seluruh host yang ada pada suatu network.Seperti diketahui, setiap datagram IP
memiliki header alamat tujuan berupa IP Address dari host yang akan dituju oleh datagram
tersebut. Dengan adanya alamat ini, maka hanya host tujuan saja yang memproses
datagram tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya. Bagaimana jika suatu host
ingin mengirim datagram kepada seluruh host yang ada pada networknya ? Tidak efisien
jika ia harus membuat replikasi datagram sebanyak jumlah host tujuan. Pemakaian
bandwidth akan meningkat dan beban kerja host pengirim bertambah, padahal isi
datagram-datagram tersebut sama. Oleh karena itu, dibuat konsep broadcast address.
Host cukup mengirim ke alamat broadcast, maka seluruh host yang ada pada network
akan menerima datagram tersebut. Konsekuensinya, seluruh host pada network yang
sama harus memiliki broadcast address yang sama dan address tersebut tidak boleh
digunakan sebagai IP Address untuk host tertentu.
Jadi, sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk menerima datagram :
pertama adalah IP Addressnya yang bersifat unik dan kedua adalah broadcast address
pada network tempat host tersebut berada. Broadcast address diperoleh dengan membuat
bit-bit host pada IP Address menjadi 1. Jadi, untuk host dengan IP address 192.168.9.35
atau 192.168.240.2, broadcast addressnya adalah 192.168.255.255 (2 segmen terakhir
dari IP Address tersebut dibuat berharga 11111111.11111111, sehingga secara desimal
terbaca 255.255). Jenis informasi yang dibroadcast biasanya adalah informasi routing.
Multicast Address. Kelas address A, B dan C adalah address yang digunakan untuk
komunikasi antar host, yang menggunakan datagram-datagram unicast. Artinya,
datagram/paket memiliki address tujuan berupa satu host tertentu. Hanya host yang
memiliki IP address yang sama dengan destination address pada datagram yang akan
menerima datagram tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya. Jika datagram
ditujukan untuk seluruh host pada suatu jaringan, maka field address tujuan ini akan berisi
alamat broadcast dari jaringan yang bersangkutan. Dari dua mode pengiriman ini (unicast
dan broadcast), muncul pula mode ke tiga. Diperlukan suatu mode khusus jika suatu host
ingin berkomunikasi dengan beberapa host sekaligus (host group), dengan hanya
mengirimkan satu datagram saja. Namun berbeda dengan mode broadcast, hanya host-
host yang tergabung dalam suatu group saja yang akan menerima datagram ini,
sedangkan host lain tidak akan terpengaruh. Oleh karena itu, dikenalkan konsep multicast.
7 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
Pada konsep ini, setiap group yang menjalankan aplikasi bersama mendapatkan satu
multicast address. Struktur kelas multicast address dapat dilihat pada Gambar berikut.
224-239 0-255 0-255 0-255
1 1 1 0 x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
Struktur IP Address Kelas Multicast Address
Untuk keperluan multicast, sejumlah IP Address dialokasikan sebagai multicast
address. Jika struktur IP address mengikuti bentuk 1110xxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
(bentuk desimal 224.0.0.0 sampai 239.255.255.255), maka IP address merupakan
multicast address. Alokasi ini ditujukan untuk keperluan group, bukan untuk host seperti
pada kelas A, B dan C. Anggota group adalah host-host yang ingin bergabung dalam
group tersebut. Anggota ini juga tidak terbatas pada jaringan di satu subnet, namun bisa
mencapai seluruh dunia. Karena menyerupai suatu backbone, maka jaringan muticast ini
dikenal pula sebagai Multicast Backbone (Mbone).
Aturan Dasar Pemilihan network ID dan host ID
Berikut adalah aturan-aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID yang
digunakan :
Network ID tidak boleh sama dengan 127
Network ID secara default digunakan sebagai alamat loopback yakni IP address yang
digunakan oleh suatu computer untuk menunjuk dirinya sendiri.
Network ID tidak boleh sama dangan 255
Network ID atau Host ID 255 akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID ini merupakan
alamat yang mewakili seluruh jaringan.
Network ID tidak boleh sama dengan 0
IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network digunakan
untuk menunjuk suatu jaringan bukan suatu host.
Host ID harus unik dalam suatu network.
Dalam suatu network tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID yang sama.
Subnetting
Untuk beberapa alasan yang menyangkut efisiensi IP Address, mengatasi masalah
topologi network dan organisasi, network administrator biasanya melakukan subnetting.
Esensi dari subnetting adalah “memindahkan” garis pemisah antara bagian network dan
bagian host dari suatu IP Address. Beberapa bit dari bagian host dialokasikan menjadi bit
8 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
tambahan pada bagian network. Address satu network menurut baku dipecah menjadi
beberapa subnetwork. Cara ini menciptakan sejumlah network tambahan , tetapi
mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
Subnetting juga dilakukan untuk mengatasi perbedaan hardware dan media fisik
yang digunakan dalam suatu network. Router IP dapat mengintegrasi berbagai network
dengan media fisik yang berbeda hanya jika setiap network memiliki address yang unik.
Selain itu, dengan subnetting, seorang Network Administrator dapat mendelegasikan
pengaturan host address seluruh departemen dari suatu perusahaan besar kepada setiap
departemen, untuk memudahkannya dalam mengatur keseluruhan network.
Suatu subnet didefinisikan dengan mengimplementasikan masking bit (subnet
mask) kepada IP Address, yakni terdiri dari 32 bit yang dibagi atas 4 segmen. Bit-bit dari IP
Address yang “ditutupi”(masking) oleh bit-bit subnet mask yang aktif dan bersesuaian akan
diinterpretasikan sebagai network bit. Bit 1 pada subnet mask berarti mengaktifkan
masking ( on ), sedangkan bit 0 tidak aktif ( off ). Sebagai contoh kasus mari kita ambil
satu IP kelas A dengan nomor 44.6.3.45 . Ilustrasinya dapat dilihat Tabel berikut :
44 6 3 45
0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1
IP Address
255 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Subnet Mask
44 0 0 0
0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Network Address
44 255 255 255
0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Broadcast Address
Subnetting 16 bit pada IP Address kelas A
Dengan aturan standard, nomor network IP Address ini adalah 44 dan nomor host
adalah 6.3.45 . Network tersebut dapat menampung maksimum lebih dari 16juta host yang
terhubung langsung. Misalnya pada address ini akan diimplementasikan subnet mask
sebanyak 16 bit 255.255.0.0.( Hexa = FF.FF.0.0 atau biner =
9 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
11111111.11111111.00000000.00000000). Perhatikan bahwa pada 16 bit pertama dari
subnet mask tersebut berharga 1, sedangkan 16 bit berikutnya adalah 0. Dengan
demikian, 16 bit pertama dari suatu IP Address yang dikenakan subnet mask tersebut
akan dianggap sebagai network bit. Nomor network akan berubah menjadi 44.6 dan nomor
host menjadi 3.45. Kapasitas maksimum host yang langsung terhubung pada network
menjadi sekitar 65 ribu host.
Subnetmask identik dengan standard IP Address kelas B. Dengan menerapkan
subnet mask tersebut pada satu network kelas A, dapat dibuat 256 network baru dengan
kapasitas masing-masing subnet setara network kelas B. Penerapan subnet lebih jauh
seperti 255.255.255.0 (24bit) pada kelas A akan menghasilkan jumlah network yang lebih
besar(lebih dari 65 ribu network) dengan kapasitas subnet masing-masing sebesar 256
host. Network kelas B juga dapat dibagi-bagi lagi menjadi beberapa subnet dengan
menerapkan subnet mask yang lebih tinggi seperti untuk 25 bit (255.255.255.128), 26 bit
(255.255.255.192), 27 bit (255.255.255.224) dan seterusnya.
Subnetting dilakukan pada saat konfigurasi interface. Penerapan subnet mask pada
IP Address akan mendefinisikan 2 buah address baru, yakni Network Address dan
Broadcast Address. Network Address didefinisikan dengan menset seluruh bit host
berharga 0, sedangkan broadcast address dengan menset bit host berharga 1. Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya, network address adalah alamat network yang berguna
pada informasi routing. Suatu host yang tidak perlu mengetahui address sluruh host yang
ada pada network yang lain. Informasi yang dibutuhkannya hanyalah address dari network
yang akan diihubungi serta gateway untuk mencapai network tersebut. Ilustrasi mengenai
subnetting, network address dan broadcast address dapat dilihat pada Tabel dibawah. Dari
tabel dapat disimpulkan bagaimana nomor network standard dari suatu IP Address diubah
menjadi nomor subnet /subnet address melalui subnetting.
IP Address Network Address Standard
Subnet Mask Interpretasi Broadcast Address
44.132.1.20 44.0.0.0 255.255.0.0(16bit) Host 1.20 pada subnet 44.132.0.0
44.132.255.255
81.150.2.3 81.0.0.0 255.255.255.0(24bit) Host 3 pada subnet 81.150.2.0
81.50.2.255
192.168.2.100 192.168.0.0 255.255.255.128(25bit) Host 100 pada subnet
192.168.2.127
10 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
192.168.2.0
192.168.2.130 192.168.0.0 255.255.255.192(26bit) Host 130 pada subnet 192.168.2.128
192.168.2.191
Beberapa kombinasi IP Address, Netmask dan network number
Subnetting hanya berlaku pada network local. Bagi network di luar network lokal,
nomor network yang dikenali tetap nomor network standard menurut kelas IP address.
Router
Router adalah sebuah alat yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan
atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai penghalaan.
Proses penghalaan terjadi pada lapisan 3 (Lapisan jaringan seperti Internet Protocol) dari
protokol tumpukan (stack protocol) tujuh-lapis OSI.
Fungsi Router
Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk
meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Router berbeda dengan switch.
Switch merupakan penghubung beberapa alat untuk membentuk suatu Local Area
Network (LAN). Sebagai ilustrasi perbedaan fungsi dari router dan switch merupakan suatu
jalanan, dan router merupakan penghubung antar jalan. Masing-masing rumah berada
pada jalan yang memiliki alamat dalam suatu urutan tertentu. Dengan cara yang sama,
switch menghubungkan berbagai macam alat, dimana masing-masing alat memiliki alamat
IP sendiri pada sebuah LAN.
Router sangat banyak digunakan dalam jaringan berbasis teknologi protokol
TCP/IP, dan router jenis itu disebut juga dengan IP Router. Selain IP Router, ada lagi
AppleTalk Router, dan masih ada beberapa jenis router lainnya. Internet merupakan
contoh utama dari sebuah jaringan yang memiliki banyak router IP. Router dapat
digunakan untuk menghubungkan banyak jaringan kecil ke sebuah jaringan yang lebih
besar, yang disebut dengan internetwork, atau untuk membagi sebuah jaringan besar ke
dalam beberapa subnetwork untuk meningkatkan kinerja dan juga mempermudah
manajemennya. Router juga kadang digunakan untuk mengoneksikan dua buah jaringan
yang menggunakan media yang berbeda (seperti halnya router wireless yang pada
umumnya selain ia dapat menghubungkan komputer dengan menggunakan radio, ia juga
11 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
mendukung penghubungan komputer dengan kabel UTP), atau berbeda arsitektur
jaringan, seperti halnya dari Ethernet ke Token Ring.
Router juga dapat digunakan untuk menghubungkan LAN ke sebuah layanan
telekomunikasi seperti halnya telekomunikasi leased line atau Digital Subscriber Line
(DSL). Router yang digunakan untuk menghubungkan LAN ke sebuah koneksi leased line
seperti T1, atau T3, sering disebut sebagai access server. Sementara itu, router yang
digunakan untuk menghubungkan jaringan lokal ke sebuah koneksi DSL disebut juga
dengan DSL router. Router-router jenis tersebut umumnya memiliki fungsi firewall untuk
melakukan penapisan paket berdasarkan alamat sumber dan alamat tujuan paket tersebut,
meski beberapa router tidak memilikinya. Router yang memiliki fitur penapisan paket
disebut juga dengan packet-filtering router. Router umumnya memblokir lalu lintas data
yang dipancarkan secara broadcast sehingga dapat mencegah adanya broadcast storm
yang mampu memperlambat kinerja jaringan.
Jenis-Jenis Router
Secara umum, router dibagi menjadi dua buah jenis, yakni:
static router (router statis): adalah sebuah router yang memiliki tabel routing statis
yang di setting secara manual oleh para administrator jaringan.
dynamic router (router dinamis): adalah sebuah router yang memiliki dan membuat
tabel routing dinamis, dengan mendengarkan lalu lintas jaringan dan juga dengan
saling berhubungan dengan router lainnya.
Routing
Routing adalah sebuah proses untuk meneruskan paket-paket jaringan dari satu
jaringan ke jaringan lainnya melalui sebuah antar-jaringan (internetwork). Penghalaan juga
dapat merujuk kepada sebuah metode penggabungan beberapa jaringan sehingga paket-
paket data dapat dialirhantarkan dari satu jaringan ke jaringan selanjutnya. Untuk
melakukan hal ini, digunakanlah sebuah perangkat jaringan yang disebut sebagai
penghala. Penghala-penghala tersebut akan menerima paket-paket yang ditujukan ke
jaringan di luar jaringan yang pertama, dan akan meneruskan paket yang diterima kepada
penghala lainnya hingga sampai kepada tujuannya.
Terdapat dua macam penghalaan, yaitu:
12 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
1. Penghalaan Magun (Static Routing)
2. Penghalaan Malar-ubah (Dynamic Routing)
Contoh Persoalan Subnetting
Menghitung pembagian subnet ke-25 hingga ke-31
192.168.3.55/24
1 1 0 0 0 0 0 0 . 1 0 1 0 1 0 0 0 . 0 0 0 0 0 0 1 1 . 0 0 1 1 0 1 1 1
Subnet mask : 255.255.255.0 (IP kelas C)
Network ID : 192.168.3.0
Host ID : 55
/25 : Subnet mask : 255.255.255.128
Subnetting ke : 0 + 1 = 1
Network : 0
Host : 127
/26 : Subnet mask : 255.255.255.192
Subnetting ke : 0 + 1 = 1
Network : 0
Host : 63
/27 : Subnet mask : 255.255.255.224
Subnetting ke : 1 + 1 = 2
Network : 32
Broadcast : 63
/28 : Subnet mask : 255.255.255.240
13 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
Subnetting ke : 3 + 1 = 4
Network : 48
Broadcast : 63
/29 : Subnetmask : 255.255.255.248
Subnetting ke : 6 + 1 =7
Network : 48
Broadcast : 55(merupakan IP broadcast)
/30 : Subnet mask : 255.255.255.252
Subnetting ke : 13 + 1 = 14
Network : 52
Broadcast : 55(merupakan IP broadcast)
/31 : Subnet mask : 255.255.255.254
Subnetting ke : 27 + 1 = 28
Network : 54
Broadcast : 55(merupakan IP broadcast)
Rumusan IP
bit IP : 0-7. 8-15 . 16-23 . 24-31
net prefix: 8 . 16 . 24 . 32
Classful IP Address:
class A : 1.0.0.0 s/d 126.255.255.255
class B : 128.0.0.0 s/d 191.255.255.255
class C : 192.0.0.0 s/d 223.255.255.255
14 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
Netmask default:
class A : /8(netprefix) atau 255.0.0.0
class B : /16(netprefix) atau 255.255.0.0
class C : /24(netprefix) atau 255.255.255.0
Rumusan:
IP = oct1 . oct2 . oct3 . oct4
Netmask = mask_oct1 . mask_oct2 . mask_oct3. mask_oct4
Wildcard = 255.255.255.255 - Netmask
net1 = int(oct1:(256-mask_oct1)x(256-mask_oct1)
net2 = int(oct2:(256-mask_oct2)x(256-mask_oct2)
net3 = int(oct3:(256-mask_oct3)x(256-mask_oct3)
net4 = int(oct4:(256-mask_oct4)x(256-mask_oct4)
Network = net1.net2.net3.net4
Broadcast = Network + Wildcard
Host min = Network + 0.0.0.1
Host max = Broadcast - 0.0.0.1
Host/net = (2^(32-netprefix))-2
Catatan:
Network: nilai oct4 harus genap
Host min: nilai oct4 harus ganjil
Host max: nilai oct4 harus genap
Broadcast: nilai oct4 harus ganjil
Contoh:
1) Nilai netprefix berada dalam range: /24 < netprefix < /32
a) IP = 118.98.176.214/30
32-30=2 -> 2^2=4 -> 256-4=252
Netmask: 255.255.255.252
15 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
Wildcard = 255.255.255.255 - 255.255.255.252 = 0.0.0.3
Network:
net1 = int(118:(256-255))x(256-255) = 118
net2 = int(98:(256-255))x(256-255) = 98
net3 = int(176:(256-255))x(256-255) = 176
net4 = int(214:(256-252))x(256-252) = 212
=> = 118.98.176.212
Broadcast: 118.98.176.212 + 0.0.0.3 = 118.98.176.215
Host min: 118.98.176.212 + 0.0.0.1Â Â = 118.98.176.213
Host max: 118.98.176.215 - 0.0.0.1Â Â = 118.98.176.214
Hosts/net: (2^(32-30))-2 = 2
b) 118.98.176.214/29
32-29=3 -> 2^3=8 -> 256-8=248
Netmask: 255.255.255.248
Wildcard = 255.255.255.255 - 255.255.255.248 = 0.0.0.7
Network:
net1 = int(118:(256-255))x(256-255)Â Â = 118
net2 = int(98:(256-255))x(256-255)Â Â Â Â = Â 98
net3 = int(176:(256-255))x(256-255)Â Â = 176
net4 = int(214:(256-248))x(256-248)Â Â = 208
=> = 118.98.176.208
Broadcast: 118.98.176.208 + 0.0.0.7 = 118.98.176.215
Host min: 118.98.176.208 + 0.0.0.1 = 118.98.176.209
Host max: 118.98.176.215 - 0.0.0.1 = 118.98.176.214
Hosts/net: (2^(32-29))-2
2) Nilai netprefix berada dalam range: /16 < netprefix < /24
a) 118.98.176.214/22
24-22=2 -> 2^2=4 -> 256-4=252
16 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
Netmask: 255.255.252.0
Wildcard = 255.255.255.255 - 255.255.252.0 = 0.0.3.255
Network:
net1 = int(118:(256-255))x(256-255) = 118
net2 = int(98:(256-255))x(256-255) = 98
net3 = int(176:(256-252))x(256-252) = 176
net4 = int(214:(256-0))x(256-0) = 118.98.176.0
Broadcast: 118.98.176.0 + 0.0.3.255 = 118.98.179.255
Host min: 118.98.176.0 + 0.0.0.1 = 118.98.176.1
Host max: 118.98.179.255 - 0.0.0.1= 118.98.179.254
Hosts/net: (2^(32-22))-2 = 1022
b) 118.98.176.214/21
24-21=3 -> 2^3=8 -> 256-8=248
Netmask: 255.255.248.0
Wildcard = 255.255.255.255 - 255.255.248.0 = 0.0.7.255
Network:
net1 = int(118:(256-255))x(256-255)Â Â = 118
net2 = int(98:(256-255))x(256-255)Â Â Â Â =Â Â 98
net3 = int(176:(256-248))x(256-248)Â Â = 176
net4 = int(176:(256-0))x(256-0) = 0
=> = 118.98.176.0
Broadcast: 118.98.176.0 + 0.0.7.255 = 118.98.183.255
Host min: 118.98.176.0 + 0.0.0.1 = 118.98.176.1
Host max: 118.98.183.255 - 0.0.0.1 = 118.98.183.254
Hosts/net: (2^(32-21))-2= 2046
3) Nilai netprefix berada dalam range: /8 < netprefix < /16
17 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
a) 118.98.176.214/14
16-14=2 -> 2^2=4 -> 256-4=252
Netmask: 255.252.0.0
Wildcard = 255.255.255.255 - 255.252.0.0 = 0.3.255.255
Network:
net1 = int(118:(256-255))x(256-255) = 118
net2 = int(98:(256-252))x(256-252) = 96
net3 = int(176:(256-0))x(256-0) = 0
net4 = int(214:(256-0))x(256-0) = 0
=>= 118.96.0.0
Broadcast: 118.96.0.0 + 0.3.255.255 = 118.99.255.255
Host min: 118.96.0.0 + 0.0.0.1 = 118.96.0.1
Host max: 118.99.255.255 - 0.0.0.1 = 118.99.255.254
Hosts/net: (2^(32-14))-2 = 262142
b) 118.98.176.214/13
16-13=3 -> 2^3=8 -> 256-8=248
Netmask: 255.248.0.0
Wildcard = 255.255.255.255 - 255.248.0.0 = 0.7.255.255
Network:
net1 = int(118:(256-255))x(256-255) = 118
net2 = int(98:(256-248))x(256-248) = 96
net3 = int(176:(256-0))x(256-0) = 0
net4 = int(214:(256-0))x(256-0) = 0
=> = 118.96.0.0
Broadcast: 118.96.0.0 + 0.7.255.255 = 118.103.255.255
Host min: 118.96.0.0 + 0.0.0.1 = 118.96.0.1
Host max: 118.103.255.255 - 0.0.0.1 = 118.103.255.254
Hosts/net: (2^(32-13))-2 = 524286
18 Ivan Kristianto Program Study Teknik Informatika
Daftar Pustaka
whatismyipaddress.com
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CCYQFjAA&url=http%3
A%2F%2Fiwaksepattld.files.wordpress.com%2F2010%2F08%2Fip-address-dan-
subnetting.pdf&ei=rCMpT86MHauUmQX2v5nPAw&usg=AFQjCNFGt4ZfIo9a5aVGDqFYMcEkLLXWjw&si
g2=aWisyDq8Na90fQj7EwfzAw
http://id.wikipedia.org/wiki/Penghalaan
http://id.wikipedia.org/wiki/Penghala