6
HUKUM WARIS DALAM ISLAM Kata mawaris berasal dari kata waris (bahasa arab) yang berarti mempusakai harta orang yang sudah meninggal kepada ahli warisnya. Ahli waris adalah orang- orang yang mempunyai hak untuk mendapat bagian dari harta peninggalan orang yang telah meninggal. Ahli waris dapat digolongkan menjadi dua, yaitu ahli waris laki- laki dan perempuan seperti yang tercantum dalam surah Al- Baqarah: 188.

Hukum waris dalam islam

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hukum waris dalam islam

HUKUM WARIS DALAM ISLAMKata mawaris berasal dari kata waris (bahasa arab) yang berarti mempusakai harta orang yang sudah meninggal kepada ahli warisnya. Ahli waris adalah orang- orang yang mempunyai hak untuk mendapat bagian dari harta peninggalan orang yang telah meninggal. Ahli waris dapat digolongkan menjadi dua, yaitu ahli waris laki- laki dan perempuan seperti yang tercantum dalam surah Al- Baqarah: 188.

Page 2: Hukum waris dalam islam

Ahli waris laki- laki ada 15 orang 

Anak laki Cucu laki- laki dari anak laki- laki dan terus ke bawah Bapak Kakek dari bapak dan terus ke atas Saudara laki- laki sekandung Saudara laki- laki sebapak Saudara laki- laki seibu Anak laki- laki saudara laki- laki kandung Laki - laki yang memerdekakan si pewaris Anak laki- laki saudara laki- laki sebapak Paman yang sekandung dengan bapak Paman yang sebapak dengan bapak Anak laki- laki paman yang sekandung dengan bapak Anak laki- laki paman yang sebapak dengan bapak SuamI

Ahli waris perempuan ada 10 anak perempuan cucu perempuan dari anak laki- laki Ibu Nenek dari ibu Nenek dari bapak Saudara perempuan kandung Saudara perempuan sebapak Saudara perempuan seibu Istri Wanita yang memerdekakan si pewaris

Page 3: Hukum waris dalam islam

KETENTUAN TENTANG HARTA DALAM WARISAN

1. ZAWIL FURUD Zawil furud adalah ahli waris yang perolehan harta

warisannya sudah ditentukan oleh dalil Al- Qur’an dan hadis.dalam Al- Qur’an dijelaskan orang yang mendapat bagian seperdua, seperempat, dan seterusnya

2. ASABAH Asabah adalah ahli waris yang bagian penerimanya

tidak ditentukan, tetapi menerima dan menghabiskan sisanya. Apabila yang meninggal itu tidak mempunyai ahli waris yang mendapat bagian tertentu(zawil wurud), maka harta peninggalan itu semuanya diserahkan kepada asabah.

Page 4: Hukum waris dalam islam

Hijab dan Mahjub

1. Hijab (PENGHALANG) dibagi menjadi 2, Hijab hirkan, yaitu ahli waris yang lebih dekat dapat

menghalangi ahli waris yang lebih jauh ssehingga ahli waris yang jauh sama sekali tidak menerima bagian.

Hijab nuqsan(mengurangi), yaitu ahli waris yang lebih dekat dapat menghalangi ahli waris yang lebih jauh sehingga ahli waris yang jauh bagiannya berkurang.

2. Mahjub (terhalang), yaitu ahli waris yang lebih jauh terhalang oleh ahli waris yang dekat sehingga sama sekali tidak dapat menerima, atau menrima tetapi bagiannya berkurang.

Page 5: Hukum waris dalam islam

Batalnya Hak Menerima Waris

Tidak beragama Islam Murtad dari agama Islam Membunuh Menjadi hamba.

Page 6: Hukum waris dalam islam

Hikmah Pembagian Warisan Secara Islam

Dengan adanya ketentuan waris itu selain akan membawa keteraturan dan ketertiban dalam hal harta benda, juga untuk memelihara kelanjutan harta benda dari satu generasi ke generasi lain.

Dapat menegakkan nilai- nilai perikemanusiaan, kebersamaan, dan demokratis di antara manusia khususnya dalam soal yang menyangkut harta benda.

Dengan mempelajari ilmu waris berarti seorang muslim telah ikut memelihara dan melaksanakan ketentuan- ketentuan dari Allah yang terdapat dalam A- Qur’an.

Menghindarkan perpecahan antar keluarga yang disebabkan oleh pembagian harta warisan yang tidak adil

Memelihara harta peninggalan denganbaik sehingga harat itu menjadi amal jariah bagi jenazah

Memerhatikan anak yatim karena dengan harta yang ditinggalkan oleh orangtuanya kehidupan anak anak yang ditinggalkan itu terjamin

Dengan pembagian yang merata sesuai dengan syari’at, maka masing- masing anggota keluarga akan merasakan suatu kepuasan sehingga dapat hidup dengan tentram

Dengan mengetahui ilmu mawaris, maka setiap anggota keluarga akan memahami hak- hak dirinya dan hak- hak orang lain sehingga tidak akan terjadi perebutan terhadap harta warisan tersebut.