19
Hikmah Beriman Kepada Hari Akhir dan Membiasakan Perilaku yang Mencerminkan Iman Kepada Hari Akhir

Hikmah beriman kepada hari akhir dan membiasakan perilaku

Embed Size (px)

Citation preview

Hikmah Beriman Kepada Hari Akhir dan Membiasakan

Perilaku yang Mencerminkan Iman Kepada Hari Akhir

XII-IPS 3

M.Edy NorismanNurfaisyal AnasTasrik Intan

Nama Anggota :

Hikmah Beriman kepada hari Akhir Hari akhir harus dipahami dengan benar.

Pemahaman yang benar akan menumbuhkan keimanan yang lurus dan kuat. Keimanan pada hari akhir yang benar akan memberi anda hikmah-hikmah yang berdampak positif bagi kehidupan selama di dunia. Diantara hikmah beriman kepada hari akhir sebagai berikut.

Hidup menjadi terarah Dan Tidak akan meniru pola hidup orang kafir (yang tidak beriman). Hidup menjadi terarah

Kehidupan dunia merupakan kehidupan yang singkat dan suatu saat akan berakhir. Upaya yang dilakukan selama di dunia bukan hanya untk kehidupan dunia itu sendiri,melainkan kehidupan selanjutnya yang lebih kekal. Apapun yang kita tanam,kita akan memetik hasilnya di akhirat berupa kehidupan yang bahagia atau siksaan yang pedih. Keidupan diakhirat ditentukan dari amal perbuatan didunia. Oleh karena itu,selagi hidup didunia hendaknya kita isi dengan beribadah kepada Allah dan banyak berbuat kebaikan.

Tidak akan meniru pola hidup orang kafir (yang tidak beriman).Allah SWT telah memperingatkan kita supaya tidak terpedaya dan ikut-

ikutan gaya hidup orang kafir, yang penuh dengan kebebasan (foya-foya, dugem, mabok, free sex, dll). Itu adalah kesenangan sementara saja, selama hidup didunia. Tetapi akibatnya ditanggung selama-lamanya didalam neraka jahanam. Naudzubillahi min dzaalik.

Orang yang Beriman Kepada Hari Akhir Termasuk Golongan Musaddiqun

Hanya Allah Swt. yang mengetahui pasti waktu datangnya hari akhir. Jika kita percaya bahwa hari itu pasti akan datang,kita termasuk golongan musaddiqun. Musaddiqun berarti orang-orang yang membenarkan ajaran dan firman Allah Swt. Membenarkan ajaran Allah Swt. Harus dilakukan di dalam hati dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Selalu beramal sholeh dan meningkatkan ketakwaan.

Orang yang beriman dengan adanya hari akhir yakin dan mengharap akan bertemu dengan Allah, oleh karena itu dia akan selalu berusaha beramal sholeh dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Sehingga ketika menemui-Nya dalam keadaan siap.

Iman kepada hari akhir dapat meningkatkan keimanan Iman kepada hari akhir merupakan suatu hal yang masih

gaib. Umat islam diperintahkan beriman pada hari akhir untuk menguji tingkat keimanan. Sikap memercayai hal yang gaib lebih sulit dibanding memercayai hal yang kasat mata. Jika umat islam sudah mampu memercayai hal yang gaib tersebut,hatinya telah menjadi kuat dan keimanannya terhadap Allah Swt. Dan rasul-Nya tidak di ragukan lagi.

Selalu berbuat baik dan benar.

Orang yang beriman kepada hari akhir akan selalu berbuat baik dan benar dalam hidupnya.

"Dan takutlah kamu kepada suatu hari di waktu seseorang tidak dapat menggantikan seseorang lain sedikit pun dan tidak akan diterima suatu tebusan daripadanya dan tidak akan memberi manfaat sesuatu syafaat kepadanya dan tidak (pula) mereka akan ditolong." (QS2:123)

Iman kepada hari akhir menumbuhkan sifat ikhlas beramal Pengadilan Allas adalah pengadilan yang adil. Jika kita percaya hari akhir pasti

datang,akan tumbuh dalam diri kita niat untuk ikhlas beramal. Di akhirat setiap orang dimintai pertanggungjawaban masing-masing. Orang ikhlas ketika beribadah,ia tidak megaharapkan imbalan dari orang lain, kecuali rida Allah. Orang ikhlas selalu giat bekerja baik dilihat orang lain atau tidak.

Ketika seseorang beriman kepada hari akhir, ia akan selalu berinfak dijalan Allah dengan tidak kikir. Karena ia tahu akibat kikir terhadap hartanya itu

dikemudian hari, serta ia tahu pahala yang berlipat ganda yang diterimanya bila ia berinfak dijalan Allah SWT.

"Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS 3:180)

Menjauhkan diri dari perbuatan maksiat Meyakini bahwa neraka itu ada,yaitu tempat orang-orang

yang penuh dosa maka akan membuat kita menjauhi perbuatan maksiat. Orang yang tidak beriman kepada hari akhir,dia tidak mengetahui bahwa setelah mati akan ada kehidupan yang jauh lebih kekal daripada kehidupan didunia. Ia juga tidak percaya akan adanya neraka tempat penyiksaan orang-orang yang berdosa. Oleh karena itu, mereka tidak takut berbuat dosa.

Membiasakan Perilaku Yang Mencerminkan Iman Kepada Hari Akhir

Iman kepada hari akhir tidak hanya diucapkan di lisan, tetapi harus diwujudkan dalam perbuatan. Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan tercermin dalam perbuatan dan tingkah lakunya. Di antara perilaku yang mencerminkan keimanan kepada hari akhir sebagai berikut.

Selalu Berusaha Menjadi Lebih BaikKeimanan kepada hari akhir akan mendorong seseorang untuk selalu berusaha menjadi lebih baik. Jika hari kemarin ia melakukan suatu keburukan, hari ini ia akan berusaha untuk tidak berbuat keburukan. Jika kemarin ia melaksanakan satu kebaikan, hari ini akan berusaha untuk melakukan dua atau lebih kebaikan. Seseorang yang beriman kepada hari akhir menginginkan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Jika hari kemarin lebih baik dari hari ini berarti seseorang termasuk golongan orang yang merugi.

Tidak Silau pada Gemerlap DuniaDunia dan seluruh isinya menawarkan kenikmatan sesaat. Orang-orang yang tidak menyadari akan tertipu oleh gemerlapnya dunia, mereka akan terseret dan tenggelam dalam kemegahan sesaat. Mereka lupa bahwa dunia hanya sementara. Mereka yang kaya bisa silau dengan kekayaan yang dititipkan kepadanya. Mereka yang miskin dapat melupakan tujuan penciptaannya karena kemiskinannya. Hanya orang-orang yang beriman dan menyadari bahwa dunia ini hanya sementara yang tidak tertipu oleh gemerlapnya dunia.Kekayaan merupakan suatu hal yang patut disyukuri. Kemiskinan yang datang tentunya tidak diharapkan. Kaya atau miskin merupakan cobaan dari Allah swt. Orang kaya diuji dengan kekayaannya dan si miskin diuji dengan kemiskinannya. Jika si kaya menjadi orang yang bersyukur dan dapat mempergunakan kekayaannya dengan sebaik-baiknya (pada jalan yang diridai Allah) berarti ia termasuk orang-orang yang beruntung. Si miskin yang bersyukur dengan kemiskinannya dan tetap menjalankan tujuan penciptaannya sebagai manusia, ia termasuk orang yang beruntung. Kaya atau miskin dapat mengantarkan seseorang pada kekufuran. Si kaya atau si miskin hendaknya tidak tertipu oleh gemerlapnya dunia yang tidak kekal.

Tidak lri pada Nikmat yang Diterima Orang LainKarunia Allah swt. yang diterima manusia berbeda-beda. Ada manusia yang dikaruniai nikmat berupa kekayaan. Ada yang dikaruniai nikmat berupa keturunan, kecerdasan, keberuntungan, dan lain sebagainya. Terhadap nikmat yang diperoleh orang lain kita tidak boleh merasa iri. Iri dapat berupa sikap tidak rela orang lain mendapat nikmat dan ingin agar nikmat tersebut beralih kepadanya.Nikmat yang dikaruniakan Aliah swt, harus disyukuri. Bersyukur dengan cara mempergunakan nikmat tersebut dengan sebaik-baiknya. Jika orang lain yang mendapat nikmat atau kebahagiaan, kamu harus turut bersukacita. Jangan merasa iri atau dengki jika ada saudara yang mendapat nikmat. Sifat iri hanya akan menyebabkan hidup tidak tenang. Selain itu, seseorang yang mempunyai sifat iri selalu merasa tertekan ketika melihat nikmat yang diterima oleh orang lain. Dengan demikian, ketenangan akan semakin jauh dari kehidupannya. 

Bersikap Rendah Hati

Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan bersikap rendah hati. la menyadari bahwa segala yang ada di dunia ini fana dan tidak kekal. Oleh karena itu, tidak selayaknya manusia membangga-banggakan sesuatu yang saat ini dititipkan kepadanya. Jika dikaruniai kekayaan, tidak sepantasnya kekayaan dibangga-banggakan secara berlebihan. Kekayaan tersebut hanya titipan Allah yang setiap saat dapat diambil.Bersikap rendah hati terhadap apa pun yang dimiliki merupakan perilaku terpuji. Rendah hati berbeda dengan rendah diri. Orang yang rendah hati menyadari bahwa segala sesuatu yang dimiliki hanya titipan Allah swt. Titipan yang setiap saat dapat diambil oleh perniliknya. Oleh karena itu, seseorang yang rendah hati tidak pernah sombong dengan sesuatu yang dititipkan kepadanya. la merasa tidak patut bersikap sombong dan berbangga diri terhadap titipan Allah swt.

Menghindari Sifat Cinta Dunia dan Harta Secara Beriebihan

Cinta dunia dan harta secara berlebihan dihindari oleh orang yang beriman kepada hari akhir. Cinta dunia dan harta secara berlebihan bukanlah sikap seseorang yang beriman kepada hari akhir. Seseorang yang dikaruniai harta akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Oleh karena itu, seseorang yang beriman dan dikaruniai harta berlebih akan mempergunakan hartanya tersebut di jalan-Nya, la akan membelanjakan hartanya di jalan yang diridai Allah. Membantu fakir miskin, membantu pembangunan masjid, madrasah, rumah sakit, dan kegiatan lain yang diridai Allah swt.

Seseorang yang beriman dapat meneladani sikap Usman bin Affan, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab. Mereka mengabdikan diri dan seluruh kekayaannya di jalan yang diridai Allah swt. Suatu contoh yang patut ditiru dan diteladani dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, seseorang yang dikaruniai harta dilarang bersikap boros atau kikir.

Ingatlah kembali kisah Qarun. Tahukah Anda siapakah Qarun itu? Ya, seorang kaya raya yang hidup pada masa Nabi Musa a.s. Qarun dikaruniai harta yang melimpah. Akan tetapi, ia tidak pernah bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diterimanya. la beranggapan bahwa hartanya adalah mutlak miliknya tanpa ada campur tangan Allah swt. la enggan mengeluarkan zakat atau membantu fakir miskin. Harta yang dititipkan kepadanya hanya ditumpuk dan terus ditumpuk. Akhirnya, Qarun beserta harta benda yang dicintainya lenyap ditelan bumi.

Pelajaran berharga dapat ditarik dari kisah Qarun. Harta yang sangat banyak tidak bermanfaat jika tidak dibelanjakan di jalan-Nya. Qarun menjadi orang yang kikir dan tidak melaksanakan perintah-Nya. Akhirnya, Qarun meninggal dunia bersama harta yang dicintainya, Harta yang saat ini mungkin kita banggakan hanya titipan Allah swt. Dia berhak untuk mengambilnya kapan saja. Ingatlah bahwa harta yang bermanfaat adalah harta yang dibelanjakan di jalan yang diridai-Nya. Oleh karena itu, jika dikaruniai kelebihan harta, jangan sampai harta tersebut melenakan Anda dari mengingat Allah swt.

Memiliki kesabaran dalam kebenaran dan ketika tertimpa musibah.

Ketika keimanan kepada hari akhir tertanam dalam hati, maka orang itu akan selalu sabar dalam kebaikan dan dalam keadaan apapun. Meskipun musibah menimpa dirinya, ia akan tetap sabar bahkan meningkatkan kesabarannya.

"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung." (QS 3:200)

Bersikap Optimis dan Lapang DadaSeseorang yang beriman kepada hari akhir akan bersikap optimis dalam menghadapi segala sesuatu. Selain itu, orang yang beriman kepada hari akhir akan bersikap lapang dada dalam menghadapi segala musibah yang menimpa. Ketidakadilan sering dirasakan. Keadilan yang sesungguhnya adalah keadilan di akhirat kelak.Sikap optimis juga menjadi salah satu sikap yang dimiliki oleh orang yang berirnan. Orang yang beriman akan menjalani kehidupan di dunia dengan sikap optimis. Ia merasa optimis bahwa segala kebaikan yang dilakukan akan mendapat balasan. Selain itu, ia juga optimis bahwa segala amal buruk akan mendapat balasan yang sesuai.Selain itu, kita harus optimis bahwa segala musibah hanya ujian dari allah swt.

Sekian…Semoga

bermanfaat...