Upload
rahelianto
View
364
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Disain Penelitian Oleh : Apillianus NIm : 511100017 B. Pagi
Citation preview
FONETIK BAHASA ANAK USIA SATU SETENGAH TAHUN PADA
MASYARAKAT DAYAK DOSAN DUSUN ENSOYONG KECAMATAN
PARINDU KABUPATEN SANGGAU
RANCANGAN PENELITIAN
Oleh:
APILLIANUS / B. PAGI
NIM : 511100017
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
PONTIANAK
2014
FONETIK BAHASA ANAK USIA SATU SETENGAH TAHUN PADA
MASYARAKAT DAYAK DOSAN DUSUN ENSOYONG KECAMATAN
PARINDU KABUPATEN SANGGAU
RENCANA PENELITIAN
Oleh:
APILLIANUS
NIM : 511100017
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
PONTIANAK
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
kasih dan penyertaannyalah penulis bisa menyelesaikan tugas desain penelitian ini
yang berjudal “FONETIK BAHASA ANAK USIA SATU SETENGAH TAHUN
PADA MASYARAKAT DAYAK DOSAN DUSUN ENSOYONG
KECAMATAN PARINDU KABUPATEN SANGGAU”tepat pada waktunya.
Tidak lupa penulis mengucapkan beribu-ribu kata terima kasih dari hati yang
tulus kepada rekan-rekan mahasiswa yang bersedia membantu dan memberikan
penulis masukan - masukan yang bermanfaat bagi penulis. Khusus juga penulis
ucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing yaitu Ibu Fitriani, M. Pd. yang
tanpa bosan dan kenal lelah membimbing penulis dari awal hingga desain penelitian
ini terselesaikan.
Sebagai manusia penulis menyadari betul, tentu ada banyak kekurangan yang
terdapat dalam desain penelitian ini. Karena itu, penulis sangat berharap adanya
masukkan-masukan baik berupa kritik maupun saran yang kiranya dapat membangun
dan bermanfaat bagi penulis,Yang positifnya kita ambil yang negatifnya tentu kita
gunakan sebagai bahan pelajaran untuk pembuatan karya berikutnya.
Semoga desain penelitian ini dapat memberi banyak manfaat dan masukkan
kepada kita semua, baik sebagai rekan-rekan mahasiswa, maupun sebagai calon
pendidik yang akan mengabdi kepada masyarakat bangsa dan Negara.
Penulis, 1 Juni 2014
( Apillianus )
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Bagian I Pendahuluan
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan 6
1. Tujuan Umum 6
2. Tujuan Khusus 6
D. Manfaat 6
1. Manfaat Teoritis 6
2. Manfaat Praktis 6
E. Ruang Lingkup Penelitian 6
1. Subjek Penelitian 6
2. Lokasi Penelitian 6
3. Definisi Operasional 7
F. Prosedur Penelitian 7
1. Metode Penelitian 7
2. Bentuk Penelitian 8
3. Subjek Penelitian 8
G. Teknik dan alat Pengumpulan Data 8
1. Teknik Pengumpulan Data 8
2. Alat Pengumpulan Data 9
H. Teknik Analisis Data 9
1. Analisis Sebelum dilapangan 10
2. Analisis Data dilapangan 10
ii
Bagian II Landasan Teori
A. Hakikat Bahasa Indonesia 11
a. Bahasa Indonesia 11
b. Sifat-Sifat Bahasa 11
c. Fungsi Bahasa ( Umum ) 12
d. Fungsi Bahasa ( Khusus ) 13
B. Hakikat Bahasa Daerah 14
C. Fonetik 15
D. Klasifikasi Bunyi Bahasa 16
E. Pemerolehan Bahasa pada Anak-anak 16
F. Munculnya Bahasa pada Anak-anak 17
DAFTAR PUSTAKA 18
iii
BAGIAN 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis, dan membicarakan
runtunan bunyi-bunyi bahasa ini disebut fonologi. Yang secara etimologi
terbentuk dari kata fon yaitu bunyi, dan logi yaitu ilmu. Secara umum, fonetik
biasa dijelaskan sebagai cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa
tanpa memperhatikan apakah bunyi-bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai
pembeda makna atau tidak.
Dalam proposal ini, penulis memberikan ringkasan tentang fonetik bahasa
pada anak-anak, baik bahasa pertama dan kedua, dari referensi Psycholinguistics:
Language, Mind, and World. Apa yang terjadi dalam alat artikulasi bahasa anak-
anak, kemudian bunyi-bunyi apa saja yang di hasilkan dari alat artikulasi tersebut
berdasarkan usia dan stimuli dari luar.
Kedudukan pertama bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa persatuan. Hal
ini tercantum dalam Sumpah pemuda (28-10-1928). Ini berarti bahwa bahasa
Indonesia berkedudukan sebagai Bahasa Nasional. Kedua adalah sebagai bahasa
negara.Bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai luhur yang mendasari perilaku
bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia mewakili jati diri bangsa Indonesia, selain
Bahasa Indonesia terdapat pula lambang identitas nasional yang lain yaitu
bendera Merah-Putih dan lambang negara Garuda Pancasila.
Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku dengan bahasa yang berbeda-
beda, maka akan sangat sulit berkomunikasi kecuali ada satu bahasa pokok yang
digunakan. Maka dari itu digunakanlah Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi
dan perhubungan nasional.
1
Mengacu pada keragaman yang ada pada Indonesia dari suku, agama, ras, dan
budaya, bahasa Indonesia dijadikan sebagai media yang dapat membuat kesemua
elemen masyarakat yang beragam tersebut kedalam sebuah persatuan.
Dalam literatur bahasa, dirumuskannya fungsi bahasa secara umum bagi
setiap orang adalah Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau
mengekspresikan diri dan mengungkapkan gambaran,maksud ,gagasan, dan
perasaan. Melalui bahasa, kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu
yang tersirat di dalam hati dan pikiran kita.
Sebagai alat komunikasi bahasa merupakan saluran maksud seseorang, yang
melahirkan perasaan dan memungkinkan masyarakat untuk bekerja sama.
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri.Pada saat
menggunakan bahasa sebagai komunikasi, berarti memiliki tujuan agar para
pembaca atau pendengar menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Bahasa
yang dikatakan komunikatif karena bersifat umum.
Selaku makhluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra
berkomunikasi, manusia memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non
verbal. Berkomunikasi secara verbal dilakukan menggunakan alat/media bahasa
(lisan dan tulis), sedangkan berkomunikasi cesara non verbal dilakukan
menggunakan media berupa aneka symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda
lalu lintas,sirene setelah itu diterjemahkan kedalam bahasa manusia.
Pada saat beradaptasi dilingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa
yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan
menggunakan bahasa yang non standar pada saat berbicara dengan teman- teman
dan menggunakan bahasa standar pada saat berbicara dengan orang tua atau yang
dihormati. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa memudahkan seseorang untuk
berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa.
2
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia banyak dipengaruhi oleh bahasa-
bahasa dari luar. Seperti yang kita ketahui bahasa Indonesia banyak menyerap
bahasa dari luar seperti bahasa Inggris, arab termasuk juga dari bahasa-bahasa
Daerah yang ada diIndonesia sendiri. Bahasa daerah adalah suatu bahasa yang
dituturkan dalam suatu wilayah dalam sebuah negara kebangsaan, baik itu pada
suatu daerah kecil negara bagian federal atau provinsi ataupun daerah yang lebih
luas. Proses belajar-mengajar bahasa, baik bahasa Indonesia sebagai bahasa
pertama maupun bahasa kedua, perlu diperhatikan beberapa variabel, seperti yang
bersifat linguistik maupun yang bersifat nonlinguistik yang dapat menentukan
keberhasilan dalam proses pembelajaran bahasa. Kedua variabel tersebut bukan
merupakan hal yang terpisah atau berdiri sendiri-sendiri, melainkan hal yang
saling berhubungan, berkaitan, serta berpengaruh pada proses pengajaran bahasa.
Fonetik pada anak-anak merupakan fenomena yang sangat menarik untuk di
telaah. Banyak peneliti berlomba-lomba untuk menemukan bagaimana
sebenarnya proses seorang individu mampu mengembangkan alat artikulasi sejak
bayi hingga dewasa.
Ketika masih bayi, dengan menggunakan alat artikulasi yang masih terbatas,
komunikasi antar bayi dan ibu sudah berjalan. Hingga bayi tersebut dewasa dan
telah mampu untuk mengolah kata-kata menjadi satu sekuen yang terstruktur, pun
tidak lepas dari apa yang telah di perolehnya saat masih bayi.
Seiring dengan banyaknya temuan bahwa kemampuan berujar atau
berkomunikasi dapat dilatih sejak kecil, semakin banyak pula anak-anak atau
balita yang telah mampu berbicara dalam dua bahasa, bahkan ada dalam lebih dari
dua bahasa.
3
Pemerolehan ujaran anak merupakan salah satu tahap paling penting dalam
perkembangan bahasa anak. Anak berperan secara cerdik dan kreatif dalam
menyikapi bahasanya. Bahasa anak berkembang dan dipengaruhi oleh lingkungan
sekitarnya. Anak bukan hanya melakukan peniruan, tetapi juga mengembangkan
bahasanya sendiri.
Isu utama dalam pemerolehan sistem bunyi anak adalah hubungan timbal
balik antara persepsi yang mereka rasakan dengan yang mereka hasilkan (ujaran
yang dihasilkan). Hal ini memunculkan pertanyaan apa persepsi yang dimiliki
anak-anak sama dengan ujaran yang dihasilkan atau sebaliknya.
Orang tua berkewajiban memelihara anak-anaknya dengan cara mendidik,
menanamkan budi pekerti yang baik, mengajarinya akhlak-akhlak yang mulia
melalui keteladanan dari orang tuanya, dan juga berusaha memenuhi kebutuhan
anak baik lahir maupun batin secara proporsional sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kondisi anak. Mendidik dan memberikan tuntunan merupakan
sebaik-baik hadiah dan perhiasan paling indah yang diberikan oleh orang tua
kepada anaknya.Sudah menjadi keharusan bagi orang tua dan pendidik untuk
bekerja bersama-sama memberikan kontribusi secara aktif dan positif dalam
membentuk kualitas anak yang cerdas baik secara intelektual, emosional, maupun
spiritualnya.
Oleh sebab itulah masalah ini mendapat perhatian besar.Pemerolehan bahasa
telah ditelaah secara intensif sejak lama. Pada saat itu kita telah mempelajari
banyak hal mengenai bagaimana anak-anak berbicara, mengerti, dan
menggunakan bahasa, tetapi sangat sedikit hal yang kita ketahui mengenai proses
actual fonetik bahasa pada anak.
4
4
B. Rumusan Masalah
Masalah umum penelitian ini adalah “Bagaimanakah fonetik bahasa anak usia
satu setengah tahun saat berbicara pada masyarakat dayak dosan dusun ensoyong
kecamatan parindu kabupaten sanggau”?. Masalah tersebut terbagi dalam sub-sub
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pengucapan bunyi bahasa anak usia satu setengah tahun saat
berbicara pada masyarakat dayak dosan dusun ensoyong kecamatan parindu
kabupaten sanggau?
2. Apakah bunyi pengucapan bahasa anak usia satu setengah tahun dapat
didengar dan dipahami saat berbicara pada masyarakat dayak dosan dusun
ensoyong kecamatan parindu kabupaten sanggau?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bunyi
bahasa anak usia satu setengah tahun saat berbicara pada masyarakat dayak dosan
dusun ensoyong kecamatan parindu kabupaten sanggau.
Sedangkan secara khususnya, tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. Untuk mengetahui pengucapan bunyi bahasa anak usia satu setengah tahun
saat berbicara pada masyarakat dayak dosan dusun ensoyong kecamatan
parindu kabupaten sanggau.
2. Untuk mengetahui gelombang bunyi beserta frekuensi dan kecepatan bahasa
anak usia satu setengah tahun saat berbicara pada masyarakat dayak dosan
dusun ensoyong kecamatan parindu kabupaten sanggau.
3. Untuk memahami bunyi pengucapan bahasa anak usia satu setengah tahun
saat berbicara pada masyarakat dayak dosan dusun ensoyong kecamatan
parindu kabupaten sanggau.
5
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis :
Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk mendeskripsikan bunyi
bahasa anak usia satu setengah tahun saat berbicara pada masyarakat dayak
dosan dusun ensoyong kecamatan parindu kabupaten sanggau.
2. Manfaat Praktis :
Secara praktis, manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi anak, penelitian ini bermanfaat untuk melancarkan bahasa-bahasa
anak saat berbicara pada masyarakat.
b. Bagi orang tua, penelitian ini bermanfaat untuk menyadarkan hatinya
dalam pengajaran bahasa yang baik terhadap anaknya.
c. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui dan
memahami serta mendeskripsikan kembali pada semua pihak yang
bersangkutan.
d. Bagi lembaga pendidikan,penelitian ini bermanfaat sebagai dokumen
dan acuan serta pengembangan dalam penelitian.
E. Ruang Lingkup Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Orang tua dan anak.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di taman rumah orang tua tersebut dusun
ensoyong desa dosan kecamatan parindu kabupaten sanggau. Peneliti memilih
tempat tersebut didasarkan pada pertimbangan (1) taman rumah tersebut
merupakan taman rumah yang memiliki keindahan yang bersih sehingga dapat
6
memancingnya anak untuk diajak berbicara. Peneliti sudah mengenal dekat
dengan anak tersebut dan ia merupakan anak yang cepat bicara. (2) Pada saat
pra observasi peneliti memperoleh informasi bahwa anak tersebut senang
bermain ditaman.
3. Definisi Operasional
Pemerolehan ujaran anak merupakan salah satu tahap paling penting
dalam perkembangan bahasa anak. Anak berperan secara cerdik dan kreatif
dalam menyikapi bahasanya. Bahasa anak berkembang dan dipengaruhi oleh
lingkungan sekitarnya. Anak bukan hanya melakukan peniruan, tetapi juga
mengembangkan bahasanya sendiri.
Isu utama dalam pemerolehan sistem bunyi anak adalah hubungan timbal
balik antara persepsi yang mereka rasakan dengan yang mereka hasilkan
(ujaran yang dihasilkan). Hal ini memunculkan pertanyaan apa persepsi yang
dimiliki anak-anak sama dengan ujaran yang dihasilkan atau sebaliknya.
F. Prosedur Penelitian
1. Metode Penelitian
Menurut Ali (1989: 75), “ metode penelitian adalah suatu cara yang akan
dilakukan untuk memperoleh pengetahuan atau memecahkan masalah yang
dihadapi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan
masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan
subjek atau objek penelitian seseorang dengan berdasarkan fakta-fakta yang
telah ada.
7
2. Bentuk Penelitian
Bentuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.
3. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat dayak dosan dusun
ensoyong kecamatan parindu kabupaten sanggau yang terdiri dari seorang
anak perempun dan ibunya.
G. Teknik dan alat Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data.Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar sesuai dengan data yang ditetapkan
(Sugiyono, 2011: 308). Dalam menentukan teknik pengumpulan data, peneliti
harus mengacu pada rumusan masalah yang telah ditetapkan.
Menurut Nawawi H (1991: 94-95), menyatakan bahwa teknik
pengumpulan data digolongkan menjadi 4 kelompok yaitu sebagai berikut:
(1). Teknik observasi langsung maupun tidak langsung, (2). Teknik
komunikasi langsung maupun tidak langsung, (3). Teknik pengukuran dan (4).
Analisa dokumentasi.
Berdasarkan teori yang ada, maka peneliti mengadakan penelitian dengan
menggunakan beberapa teknik, yaitu :
a. Teknik komunikasi langsung
Menurut Ngalim Purwanto (1986: 1990) teknik komunikasi langsung
adalah suatu teknik yang digunakan secara bertatap muka dan
mengadakan komunikasi secara verbal dengan sumber data.
8
b. Teknik komunikasi tidak langsung
Menurut Sugiono, (2012: 194) teknik komunikasi tidak laangsung
adalah teknik komunikasi yang dilakukan antara seseorang dengan orang
atau unsure lain yang menjadi sumber data, melalui perantara alat.
c. Observasi langsung
Teknik ini adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan melalui
pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang tampak pada objek
penelitian yang pelaksanaannya langsung di tempat taman rumah.
Pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan mengambil tempat duduk
paling belakang agar peneliti dapat melakukan pengamatan secara
langsung pada kemampuan berbahasa anak.
2. Alat Pengumpulan Data
a. Panduan observasi
Nawawi (2007: 102) ada beberapa panduan dalam melaksanakan
kegiatan observasi yaitu :
1. Chek list, (catatan yang berisikan nama-nama responden dan
factor-faktor yang akan diamati).
2. Peralatan mekanis, (alat mekanik yang digunakan untuk memotret
peristiwa-peristiwa yang ditampilkan oleh responden).
3. Tape recorder.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis kritis.Analisis data pendeskripsian ini bertujuan untuk mengungkapkan
sesuatu yang ada pada kenyatan.Teknik menganalisis data dalam penelitian ini
dibagi menjadi:
9
1. Analisis Sebelum dilapangan.
Peneliti mencoba memahami terlebih dahulu mengenai gambaran
penggunaan fonetik bahasa anak usia satu setengah tahun saat berbicara pada
masyarakat dayak dosan dusun ensoyong kecamatan parindu kabupaten
sanggau. Peneliti juga mencari tahu mengenai fonetik bahasa pada masyarakat
dayak dosan dusun ensoyong kecamatan parindu kabupaten sanggau.
2. Analisis Data dilapangan.
Analisis dilakukan ketika proses bicara berlangsung, peneliti memberikan
suatu pancingan pertanyaan hingga mendapatkan informasi yang cukup untuk
dideskripsikan. Kemudian merekam bahasa anak dengan orang tuanya saat
berbicara.
10
BAGIAN II
LANDASAN TEORI
A. Hakikat Bahasa Indonesia
a. Bahasa Indonesia
Manusia adalah makhluk sosial yang mempunyai naluri untuk senantiasa
hidup bersama.Manusia harus mengadakan interaksi sosial untuk dapat hidup
dengan sesamanya, karena interaksi sosial merupakan kunci semua kehidupan
sosial.Tanpa interaksi sosial tidak mungkin ada kehidupan bersama.syarat
terjadinya Interaksi sosial yaitu adanya kontrak sosial dan komunikasi.
Kontrak sosial merupakan tahap pertama terjadinya interaksi sosial.seorang
individu atau kelompok yang menyadari keberadaan individu atau kelompok
yang lain dan menghendaki terciptanya interaksi sosial harus mengadakan
komunikasi. Oleh sebab itu, manusia harus memiliki alat komunikasi yang
disebut bahasa.Jadi hakikat bahasa dapat dimaksudkan bahasa menjadi alat
komunikasi yang diperlukan dalam komunikasi antar manusia sebagai
makhluk social.
Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer (mana suka) yang
dipergunakan oleh anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi /
mengidentifikasi diri. (Kridalaksana,1993). Menurut Keraf (1984:17) Bahasa
adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat, yang berupa lambang bunyi
suara, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
b. Sifat-sifat Bahasa
1. Bahasa bersifat sistematik
Bahasa memiliki pola dan kaidah yang harus ditaati agar dapat
dipahami oleh pemakainya. bahasa diatur oleh sistem, setiap bahasa
mengandung dua sistem yaitu sistem bunyi dan sistem makna.
11
2. Bahasa bersifat manasuka
Bahasa dipilih dari unsur-unsurnya secara acak tanpa dasar. Tidak ada
hubungan logis antara makna dan bunyi yang disimbolkan. bahasa
terbentuk atas kesepakatan-kesepakatan.
3. Bahasa bersifat ujar
Hakikat bahasa yang sebenarnya adalah bunyi yang dihasilkan oleh
articulator (alat ucap), sehingga bahasa yang sebenarnya adalah bahasa
lisan yang diujarkan oleh manusia.
4. Bahasa bersifat manusiawi
Bahasa menjadi berfungsi selama manusia yang menggunakan dan
memanfaatkannya, bukan makhluk lain.
5. Bahasa bersifat komunikatif
Bahasa mempunyai arti penting dalam kehidupan sehari-hari, yaitu
sebagai alat komunikasi atau perhubungan antar sesama manusia sebagai
alat interaksi.
c. Fungsi bahasa ( umum )
1. Alat ekspresi diri
Bahasa sebagai alat ekspresi diri berarti dengan bahasa manusia dapat
menyatukan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam pikiran
manusia untuk mengekspresikan diri.
12
2. Alat komunikasi
Bahasa merupakan saluran yang memungkinkan untuk bekerja sama
dengan sesama manusia. Bahasa sebagai alat komunikasi memungkinkan
setiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial tertentu,
dan dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan serta
memungkinkan integrasi (pembauran).
3. Alat integrasi dan adaptasi social
Bahasa sebagai alat integrasi, bahasa memungkinkan setiap
penuturannya merasa diri terikat dalam kelompok sosial atau masyarakat
yang menggunakan bahasa yang sama, para anggota kelompok itu dapat
melakukan kerja sama dan membentuk masyarakat. Bahasa yang sama
yang memungkinkan mereka bersatu atau berintegrasi di dalam
masyarakat tersebut.
4. Sebagai alat kontrol social
Bahasa dapat digunakan untuk mengatur berbagai aktivitas sosial,
merencanakan berbagai kegiatan, dan mengarahkan kedalam suatu tujuan
yang di inginkan. Bahasa pula yang dilakukan oleh seseorang.Segala
kegiatan atau aktivitas dapat berjalan dengan baik apabila diatur atau
dikontrol dengan bahasa.
d. Fungsi bahasa ( khusus)
1. Bahasa resmi kenegaraan
2. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan
3. Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan pembangunan
13
B. Hakikat Bahasa Daerah
Bahasa menunjukkan bangsa.Ungkapan itu sarat muatan tentang salah satu
parameter terhadap seseorang atau komunitas dilihat dari sisi baik-buruknya,
salah satunya melalui bahasa.Bahasa menjadi salah satu penanda bagi sebuah
bangsa.Bagaimana bahasa dalam kapasitas sebagai alat komunikasi dan juga
medium berekspresi diolah oleh seseorang atau sekelompok orang sehingga
muncul sebuah watak atau karakter dari orang atau kelompok yang mengolahnya
tersebut.
Bahasa seseorang yang tidak berpendidikan berbeda corak, ragam, dan isinya
dengan mereka yang notabene memiliki tingkat pendidikan yang relatif
bagus.Itulah yang membedakan antara golongan yang melek huruf dan yang tidak.
Jargon melek huruf tidak hanya terbatas pada masalah baca, tetapi lebih luas,
yakni upaya mengoptimalkan peran dan fungsi bahasa di dalam kehidupan sehari-
hari.
Bahasa secara fungsional masih menimbulkan pro dan kontra berdasarkan
tingkat kepentingannya.Sebagian orang mengatakan bahwa bahasa merupakan hal
yang penting.Artinya, bahasa harus betul-betul diperhatikan dan diurusi.Sebagian
pendapat mengatakan bahwa bahasa merupakan sesuatu yang tidak penting
sehingga tidak perlu diberi porsi yang banyak dalam pembinaan ataupun
pengembangannya.Ada juga yang mengatakan bahwa bahasa tidak dapat
menghasilkan apa-apa atau tidak berkorelasi langsung dengan persoalan
materi.Oleh karena itu, bahasa tidaklah terlalu penting untuk
diperhatikan.Benarkah demikian?Jawabannya dapat ya, dapat juga tidak, atau
kedua-duanya benar. Hal itu sangat bergantung pada cara pandang kita.
14
Kita cermati salah satu hal yang setiap tahun terjadi, yakni ujian nasional
(UN), terutama mata pelajaran Bahasa Indonesia.Apabila melihat realitas pasca-
UN, baik tingkat dasar maupun tingkat menengah, rata-rata nilai Bahasa
Indonesia tidak memenuhi standar kelulusan yang dipersyaratkan. Dalam konteks
itu, ada apa sebenarnya dengan pendidikan bahasa Indonesia di Indonesia?
Apakah karena anggapan sepele terhadap bahasa kita sendiri?Apakah tidak ada
yang sinkron antara materi pelajaran Bahasa Indonesia di bangku sekolah dan soal
UN? Sangat kompleks ketika kita akan mencari tahu jawaban atas semua
pertanyaan itu. Tanpa bermaksud mengesampingkan persoalan bahasa Indonesia
tersebut, biarlah hal itu menjadi wilayah mereka yang memiliki pemangku
kebijakan yang relatif kuat dan menyeluruh sesuai dengan konteks bahasa
Indonesia yang berskala nasional.
C. Fonetik
Fonetik adalah cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa, tanpa
memperhatikan apakah bunyi-bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai
pembedamakna atau tidak. Kemudian menurut urutan proses terjadinya buyni
bahasa itu,dibedakan ada 3 jenis fonetik, yaitu fonetik artikulatoris, fonetik
akustik, dan fonetik audiotoris. Dari ketiga jenis fonetik ini yang paling berurusan
dengan dunia linguistik adalah fonetik artikulatoris, sebab fonetik inilah yang
berkenaan dengan masalah bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu dihasilkan atau
diucapkan manusia.
Pada umumnya bunyi bahasa pertama-tama dibedakan atas vokal
dankonsonan.Bunyi vokal dihasilkan dengan pita suara terbuka sedikit, sedangkan
bunyikonsonan terjadi setelah arus udara melewati pita suara yang terbuka sdikit
atau agak lebar yang diteruskan ke rongga mulut atau rongga hidung dengan
mendapathambatan di tempat-tempat artikulasi tertentu.
15
Selain bunyi vokal dan konsonan,terdapat pula jenis bunyi yang lain seperti
diftong atau bunyi vokal rangkap.
D. Klasifikasi Bunyi Bahasa
Bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan alat ucap manusia dapat
diklasifikasikanatau dikelompokkan berdasarkan beberapa cara, atau dasar. Dasar
klasifikasi ituantara lain (1) ada tidaknya hambatan (proses artikulasi) pada alat
bicara, (2) adatidaknya ketegangan kekuatan arus udara pada saat bunyi bahasa
itu dihasilkan, (3)lamanya bunyi itu diartikulasikan, (4) kedudukan bunyi pada
suku kata, (5) derajatkenyaringan, (6) arus udara.
Klasifikasi Bunyi Bahasa Berdasarkan Ada Tidaknya HambatanBerdasarkan
ada tidaknya hambatan dalam proses artikulasi, secara umum bunyi bahasa
dibedakan atas vokoid, kontoid, dan semi vokoid.
VokoidBunyi vokoid dihasilkan dengan adanya pelonggaran udara yang
keluar daridalam paru-paru tanpa mendapatkan halangan.Penjenisan vokoid.atau
perbedaanantara satu vokoid dengan vokoid lainnya ditentukan berdasarkan
beberapa kriteria,yaitu gerak maju mundur lidah, gerak lidah naik turun dan posisi
bibir.Berdasarkan gerak lidah maju mundur (horizontal), vokoid dibedakan
atas:vokoid depan, vokoid pusat, dan vokoid belakang. Yang termasuk vokoid
depanadalah: [i], [e], dan [.
E. Pemerolehan Bahasa pada Anak-anak
Proses pemerolehan bahasa berbeda dengan pembelajaran bahasa.
Pemerolehan bahasa lebih kepada bahasa pertama atau bahasa ibu, sedangkan
pembelajaran bahasa berkaitan dengan proses yang terjadi ketika seseorang
mempelajari bahasa kedua dan seterusnya. Dengan demikian, jika mengkaji
tentang bagaimana seorang anak berproses dalam berbahasa, lebih tepat tentu
digunakan istilah pemerolehan.Meskipun tetap ada yang menggunakan istilah
pemerolehan bahasa tersebut untuk bahasa kedua.
16
F. Munculnya Bahasa pada Anak-anak
Sejak bayi, anak telah berinteraksi di dalam lingkungan sosialnya.Anak selalu
diajak bicara oleh orang tuanya. Bayi diperlakukan seolah-olah dapat berbicara,
dan mengerti apa makna pembicaraan. Di sini sudah terjadi komunikasi dua arah
antara si anak dan orang tuanya.Orang tua berusaha menanggapi setiap reaksi
bayi dan bertindak seolah-olah reaksi bayi tersebut ada maknanya dan perlu
ditanggapi.Melalui bahasa khususnya bahasa pertama, seorang anak belajar untuk
menjadi anggota masyarakat.Dengan demikian bahasa ibu (bahasa pertama)
menjadi salah satu sarana bagi seorang anak untuk mengungkapkan perasaan,
keinginan, pendirian, gagasan, harapan, dan sebagainya.
Anak belajar pula bahwa ada bentuk-bentuk yang tidak dapat diterima
anggota masyarakatnya dan ia tahu bahwa tidak selalu ia dapat mengungkapkan
perasaannya. Ujaran yang dituturkan secara salah dari seorang anak masih dapat
dimaklumi, tetapi ia harus sudah mulai belajar bahwa ada norma budaya tertentu
yang harus diperhatikan.
Ada ciri lain yang khas dari seorang anak ketika sudah masuk sekolah dasar
yaitu keinginan yang kuat untuk menyatu dengan anggota masyarakat
sekelilingnya, khususnya dengan anak sebayanya. Kalau anak-anak sebayanya
menggunakan kata-kata seperti: asyik oke,bo, mah, tea, bokap, nyokap dan
sebagainya, maka dengan segera istilah-istilah itu akan digunakannya juga.1[1]
Dari sinilah muncul dan berkembangnya bahasa pada anak.
17
DAFTAR PUSTAKA
Ali. 1989. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan (Penelitian Kuantitatif, Kualitatif
R dan D ). Bandung : Alfabeta.
Nawawi H. 1991. Teknik Alat Pengumpulan Data.Surakarta : Yuma Pustaka.
Purwanto Ngalim H. 1986. Teknik Komunikasi Langsung. Surakarta : Yuma
Pustaka.
Kridalaksana. 1993. Bahasa Adalah Suatu Sistem Lambang Bunyi. Yogjakarta: Media
Pustaka.
Keraf. 1994. Bahasa Adalah Alat Komunikasi. Yogjakarta : Media Perkasa.
Tarigan Guntur H. 1979. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Suharyanti. 2011. Pengantar Keterampilan Berbicara. Surakarta: Yuma Pustaka.
Nasucha Yakub H, Rohmadi M, 2012. Bahasa Indonesia Untuk Penulisan Karya
Tulis Ilmiah. Yogyakarta: Media Perkasa.
Sufandi M, 2010. Strategi Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.Surakarta:
Yuma Pustaka.