Upload
adinda-gifary
View
74
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)
Disusun Oleh:
Adinda Fatkhah Gifary
02/XI IPA 3
SMA NEGERI 1 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR
Assalamu’allaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maya Penyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Makalah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) ini.Akhir kata kami berharap semoga
makalah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi bagi para pembaca.
Wassallamu’allaikum warahmatullahi wabarakatuh
Surakarta, Agustus 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Cover ......................................................................................................................................... i
Kata Pengantar ......................................................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................................................. iii
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
BAB I
PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang
Pembangkit Listik Tenaga Air (PLTA) merupakan salah satu pembangkit listrik
yang cukup populer di Indonesia yang memanfaatkan sumber daya air sebagai pembangkit
listik. Hampir setiap daerah di Indonesia memanfaatkan PLTA untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari, seperti keperluan mencuci, memasak, mandi, dan lain sebagainya. Semakin
bertambahnya perkembangan zaman, maka PLTA di Indoesia selalu mengalami
perkembangan. Mulai dari alat-alat penunjang PLTA, komponen-komponen utama PLTA,
bahkan hingga pengoperasiannya pun menjadi lebih modern. Berkembanganya PLTA ini,
diharapkan mampu membawa dampak yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia sendiri.
PLTA mulai dikembangkan di Indonesia secara bertahap pada tahun 1900. Masa
itu merupakan era dimana penggunaan bahan bakar minyak merupakan sumber energi
utama di dunia. Pengembangan PLTA tidak terlalu diprioritaskan oleh karena itu
progresnya berjalan lambat. Sedangkan sekarang, pengembangan PLTA mulai di tinjau
ulang karena penggunaan bahan bakar minyak mengahasilkan banyak polusi lingkungan
dan persediaan bahan bakar minyak mulai menipis.
Beberapa alasan tambahan bahwa PLTA lebih menguntungkan dibandingkan tipe
generator lain adalah :
a. Persediaan air cenderung tidak habis dan dapat diperbaharui.
b. Ramah Lingkungan.
c. Tidak memerlukan bahan bakar.
d. Periode mulainya terjadi secara terus menerus.
e. Pengoperasiannya sederhana dan biaya perawatannya murah.
f. Hampir tidak ada resiko meledak.
1.2 Rumusan Masalah
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai
batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut, antara lain:
a. Apa pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
b. Bagaimana cara kerja PLTA atau bagaimana PLTA beroperasi.
c. Apa saja komponen-komponen yang dibutuhkan oleh PLTA serta fungsi dan
perawatannya.
d. Apa saja jenis-jenis PLTA berdasarkan kriteria terntentu.
e. Bagaimana perbandingan antara kelebihan dan kekurangan PLTA bagi kehidupan
sehari-hari.
f. Apa saja contoh PLTA yang beridiri di Indonesia.
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas,maka tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain:
a. Mengetahui dan memahami apa itu pengertian PLTA.
b. Mengetahui dan memahamai bagaimana PLTA beroperasi.
c. Mengetahui dan memahami apa saja komponen PLTA, fungsinya, serta perawatannya.
d. Mengetahui dan memahami jenis-jenis PLTA berdasarkan kriteria terntentu.
e. Mengetahui contoh-contoh PLTA yang ada di Indonesia.
BAB II
ISI1.1 Pengertian PLTA
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah salah satu pembangkit yang
memanfaatkan aliran air untuk diubah menjadi energi listrik. Energi listrik yang
dibangkitkan ini biasa disebut sebagai hidroelektrik. Pembangkit listrik ini bekerja dengan
cara merubah energi air yang mengalir (dari bendungan atau air terjun) menjadi energi
mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan
bantuan generator). Kemudian energi listrik tersebut dialirkan melalui jaringan-jaringan
yang telah dibuat, hingga akhirnya energi listrik tersebut sampai ke rumahmu.
PLTA ternyata bermacam-macam, mulai yang berbentuk mikro-hidro dengan
kemampuan memberikan energi listrik untuk beberapa rumah saja sampai yang berbentuk
raksasa seperti Bendungan Karangkates yang dapat menyediakan listrik untuk berjuta-juta
orang-orang.
1.2 Komponen PLTA
PLTA yang ada di Indonesia ditunjang oleh berbagai komponen, baik komponen utama
maupun komponen penunjang. Setiap komponen memiliki fungsi masing-masing yang
saling menunjang satu sama lain. Beberapa komponen yang dimiliki oleh PLTA, antara
lain:
A. Bendungan atau Dam
Bendungan atau biasa disebut dam merupakan suatu bangunan yang menahan laju
air, sehingga air akan mencapai suatu ketinggian tertentu agar menghasilkan energi yang
besar saat dialirkan. Bendungan ini berfungsi menaikkan permukaan air sungai untuk
menciptakan tinggi jatuh air. Selain menyimpan air, bendungan juga dibangun dengan
tujuan untuk menyimpan energi dan sebagai pengendalian banjir.
Macam – macam bendungan:
Berdasarkan Penggunaannya Berdasarkan bahan pembuatannya
1. Intake Dam 1. Dam Beton
2. Storage Dam 2. Dam Baja
3. Regulating Dam 3. Dam Kayu
4. Pumped storge Dam 4. Dam Alami
B. Turbin
Turbin berfungsi mengubah aliran air menjadi energi mekanik. Air yang jatuh
akan mendorong baling-baling sehingga menyebabkan turbin berputar. Perputaran turbin
ini dihubungkan ke generator. Turbin air kebanyakan bentuknya seperti kincir angin.
Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah energi potensial air menjadi energi
mekanis, turbin air dibedakan menjadi dua kelompok, antara lain:
1. Turbin Impuls
Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik pada nozle. Air keluar nozle yang
mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu turbin. Setelah membentur sudu arah
kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan momentum (impulse).
Akibatnya roda turbin akan berputar. Turbin impuls adalah sama dengan turbin
tekanan karena aliran air yang keluar dari nozle tekanannya adalah sama dengan
tekanan atmosfir sekitarnya. Semua energi tinggi tempat dan tekanan ketika masuk
ke sudu jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan.
Turbin impuls sendiri juga dibedakan menjadi beberapa bagian, antara lain:
1.a. Turbin Pelton
Turbin Pelton terdiri dari satu set sudu jalan yang diputar oleh pancaran air yang
disemprotkan dari satu atau lebih alat yang disebut nozle. Turbin Pelton adalah
salah satu dari jenis turbin air yang paling efisien. Turbin Pelton adalah turbin
yang cocok digunakan untuk head tinggi.
1.b. Turbin Turgo
Turbin turgo dapat beroperasi pada head 30 m s/d 300 m. Seperti turbin pelton
turbin turgo merupakan turbin impulse, tetapi sudunya berbeda.
1.c.Turbin Crossflow
Turbin cross-flow merupakan jenis turbin yang dikembangkan oleh Anthony
Michell (Australia), Donat Banki (Hongaria) dan Fritz Ossberger (Jerman).
Turbin crossflow menggunakan nozle persegi panjang yang lebarnya sesuai
dengan lebar runner. Pancaran air masuk turbin dan mengenai sudu sehingga
terjadi konversi energi kinetik menjadi energi mekanis.
2. Turbin Reaksi
Sudut pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang menyebabkan terjadinya
penurunan tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan tekanan ini memberikan gaya
pada sudu sehingga runner (bagian turbin yang berputar) dapat berputar. Turbin yang
bekerja berdasarkan prinsip ini dikelompokkan sebagai turbin reaksi. Runner turbin
reaksi sepenuhnya tercelup dalam air dan berada dalam rumah turbin. Turbin reaksi
dibedakan mejadi beberapa jenis, antara lain:
2.a. Turbin Francis
Turbin francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang diantara
sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di bagian
keluar. Turbin Francis menggunakan sudu pengarah.
2.b. Turbin Kaplan & Propeller
Turbin Kaplan dan propeller merupakan turbin rekasi aliran aksial. Turbin ini
tersusun dari propeller seperti pada perahu. Propeller tersebut biasanya
mempunyai tiga hingga enam sudu.
Pemilihan jenis turbin dapat ditentukan dengan mempertimbangkan parameter-parameter
khusus yang mempengaruhi sistem operasi turbin, yaitu :
a. Faktor tinggi jatuhan air efektif (Net Head) dan debit yang akan dimanfaatkan
untuk operasi turbin merupakan faktor utama yang mempengaruhi pemilihan jenis turbin,
sebagai contoh : turbin pelton efektif untuk operasi pada head tinggi, sementara turbin
propeller sangat efektif beroperasi pada head rendah.
b.Faktor daya (power) yang diinginkan berkaitan dengan head dan debit yang
tersedia.
c. Kecepatan (putaran) turbin yang akan ditransmisikan ke generator. Sebagai
contoh untuk sistem transmisi direct couple antara generator dengan turbin pada head
rendah, sebuah turbin reaksi (propeller) dapat mencapai putaran yang diinginkan,
sementara turbin pelton dan crossflow berputar sangat lambat (low speed) yang akan
menyebabkan sistem tidak beroperasi.
Kriteria Pemilihan Jenis Turbin
Pemilihan jenis turbin dapat ditentukan berdasarkan kelebihan dan
kekurangan dari jenis-jenis turbin, khususnya untuk suatu desain yang sangat spesifik.
Pada tahap awal, pemilihan jenis turbin dapat diperhitungkan dengan
mempertimbangkan parameter-parameter khusus yang mempengaruhi sistem operasi
turbin, yaitu :
1. Faktor tinggi jatuhan air efektif (Net Head) dan debit yang akan dimanfaatkan untuk
operasi turbin merupakan faktor utama yang mempengaruhi pemilihan jenis turbin,
sebagai contoh : turbin pelton efektif untuk nperasi pada head tinggi, sementara turbin
propeller sangat efektif beroperasi pada head rendah.
2. Faktor daya (power) yang diinginkan berkaitan dengan head dan debit yang tersedia.
3. Kecepatan (putaran) turbin ang akan ditransmisikan ke generator. Sebagai contoh
untuk sistem transmisi direct couple antara generator dengan turbin pada head rendah,
sebuah turbin reaksi (propeller) dapat mencapai putaran yang diinginkan, sementara
turbin pelton dan crossflow berputar sangat lambat (low speed) yang akan
menyebabkan sistem tidak beroperasi.
Ketiga faktor di atas seringkali diekspresikan sebagai "kecepatan spesifik, Ns", yang
didefinisikan dengan formula:
Dimana: :
N = kecepatan putaran turbin, rpm
P = maksimum turbin output, kW
H = head efektif , m
Output turbin dihitung dengan formula:
Ns = N x P0.51W .21
P=9.81 xQxHx qt
Dimana:
Q = debit air, m 3 ldetik
H = efektif head, m
Ilt= efisiensi turbin
= 0.8 - 0.85 untuk turbin pelton
= 0.8 - 0.9 untuk turbin francis
= 0.7 - 0.8 untuk turbin crossfiow
= 0.8 - 0.9 untuk turbin propellerlkaplan
Kecepatan spesifik setiap turbin memiliki kisaran (range) tertentu berdasarkan
data eksperimen. Kisaran kecepatan spesifik beberapa turbin air adalah sebagai berikut:
Turbin pelton 12≤Ns≤25
TurbinFrancis 60≤;Ns≤300
Turbin Crossflow 40≤Ns≤200
Turbin Propeller 250≤Ns≤ 1000
Dengan mengetahui kecepatan spesifik turbin maka perencanaan dan pemilihan
jenis turbin akan menjadi lebih mudah. Beberapa formula yang dikembangkan dari data
eksperimental berbagai jenis turbin dapat digunakan untuk melakukan estimasi
perhitungan kecepatan spesifik turbin, yaitu :
Turbin pelton (1 jet) Ns = 85.49/H0.243 (Siervo & Lugaresi, 1978)
Turbin Francis Ns = 3763/H0.854 (Schweiger & Gregory, 1989)
Turbin Kaplan Ns = 2283/H0.486 (Schweiger & Gregory, 1989)
Turbin Crossfiow Ns = 513.25/H0.505 (Kpordze & Wamick, 1983)
Turbin Propeller Ns = 2702/H0.5 (USBR, 1976)
Dengan mengetahui besaran kecepatan spesifik maka dimensi dasar turbin dapat
diestimasi (diperkirakan).
Pada perencanaan PLTMH ini, pilihan turbin yang cocok untuk lokasi yang
tersedia adalah :
1.Turbin propeller tipe open flume untuk head rendah s.d 6 m
2.Turbin crossflow 1 banki-mithell untuk head 6 m < H < 60 m.
Pemilihan jenis turbin tersebut berdasarkan ketersediaian teknologi secara lokal
dan biaya pembuatan/pabrikasi yang lebih murah dibandingkan tipe lainnya seperti
pelton dan francis. Jenis turbin crosstlow yang dipergunakan pada perencanaart ini
adalah crossfiow T-14 dengan diameter runner 0.3 m. Turbin tipe ini memiliki efisiensi
maksimum yang baik sebesar 0.74 dengan efisiensi pada debit 40% masih cukup tinggi
di atas 0.6. Sementara untuk penggunaan turbin propeller open flume pabrikasi lokal
ditetapkan efisiensi turbin sebesar 0.75.
Penggunaan kedua jenis turbin tersebut untuk pembangkit tenaga air skala mikro
(PLTMH), khususnya crossfIlow T-14 telah terbukti handai di lapangan dibandingkan
jenis crossfiow lainnya yang dikembangkan oleh berbagai pihak (lembaga penelitian,
pabrikan, import).
Putaran turbin baik propeller open flume head rendah dan turbin crossflow
memiliki kecepatan yang rendah. Pada sistem mekanik turbin digunakan transmisi sabuk
flatbelt dan pulley untuk menaikkan putaran sehingga sama dengan putaran generator
1500 rpm. Efisiensi sistem transmisi mekanik flat belt diperhitungkan 0.98. Sementara
pada sistem transmisi mekanik turbin propeller open flume menggunakan sabuk V,
dengan efisiensi 0.95.
C. Generator
Generator, dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar sehingga ketika
baling-baling turbin berputar maka generator juga ikut berputar. Generator selanjutnya
merubah energi mekanik dari turbin menjadi energi listrik. Generator yang dipakai
dalam PLTA adalah generator sinkron tiga fasa.
Suatu generator sinkron secara umum terdiri dari :
1. Stator adalah bagian dari mesin yang diam dan berbentuk silinder. Secara umum
stator terdiri dari kerangka stator, inti stator, dan slot.
a. Rangka Stator
Rangka stator berfungsi sebagai tempat melekatnya stamping jangkar dan
kumparan jangkar. Pada rangka stator terdapat lubang pendingin dimana udara
dan gas pendingin disirkulasikan. Rangka stator biasanya dibuat dari besi
campuran baja atau plat baja giling yang dibentuk sedemikian rupa sehingga
diperoleh rangka yang sesuai dengan kebutuhan.
b. Inti Stator
Inti stator melekat pada rangka stator dimana inti ini terbuat dari laminasi-
laminasi besi khusus atau campuran baja.
c. Slot
Slot adalah tempat konduktor berada yang letaknya pada bagian dalam
sepanjang keliling stator. Bentuk slot ada 3 yaitu Slot Terbuka, Slot Setengah
Terbuka, Slot Tertutup.
2. Rotor adalah bagian dari mesin yang berputar juga berbentuk silinder
Sebagai tempat belitan penguat yang membentuk kemagnetan listrik kutub Utara-
Selatan pada inti rotor. Ada 2 macam bentuk rotor, yaitu :
a. Rotor kutub menonjol (Salient Pole Rotor)
b. Rotor kutub tak menonjol (Rotor Silinder)
c. Sikat
3. Komponen pendukung generator
a. Exciter sebagai penguat yang digunakan generator untuk membangkitan
sumber tenaga. Sebagai penggerak mula generator.
b. AVR (AutomaticVoltage Regulator) merupakan suatu alat yang mengatur
tegangan yang berubah ubah dan terdiri dari satu kumparan.
c. Bearing berfungsi menjaga kesetabilan posisi dan putaran poros.
d. Pengatur generator berfungsi mengatur kecepatan putaran generator atau
turbin dan sebagai rem
Prinsip kerja generator sinkron berdasarkan induksi elektromagnetik. Setelah
rotor diputar oleh penggerak mula (prime mover), dengan demikian kutub-kutub yang
ada pada rotor akan berputar. Jika kumparan kutub diberi arus searah maka pada
permukaan kutub akan timbul medan magnet (garis-garis gaya fluks) yang berputar,
kecepatannya sama dengan putaran kutub. Garis-garis gaya fluks yang berputar tersebut
akan memotong kumparan jangkar distator, sehingga menimbulkan EMF atau GGL atau
tegangan induksi. Kecepatan putaran suatu generator sinkron tergantung kepada
penggerak mulanya (Putaran Turbin). Generator untuk pembangkit listrik tenaga air
skala piko menggunakan generator sinkron 1 phasa. Generator ini memiliki kecepatan
rata-rata antara 70 – 1500 rpm. Daya yang dihasilkan oleh generator 1 phasa dihitung
dengan persamaan :
Dimana :
P = daya yang dihasilkan generator (watt)
V = tegangan terminal generator (volt)
I = arus (ampere)
cos φ = faktor daya
D. Jalur Transmisi
Berfungsi mengalirkan energi listrik dari PLTA menuju rumah-rumah dan pusat
industri.
E. Reservoir atau Waduk
Waduk adalah tempat jutaan meter kubik air akan diubah energinya menjadi
energi mekanik penggerak.
F. Intake
Intake atau pemasukan adalah fasilitas yang digunakan untuk mengambil air dari
reservoir ke dalam saluran air. Intake terdiri dari: pintu (Gate) dan saringan (Filter).
G. Control Gate
Control gate atau gerbang kontrol adalah pengatur masuknya air ke dalam pen
stock yang menuju turbin. Gerbang kontrol dapat di buka dan di tutup sesuai waktu
operasi ataupun jika terjadi masalah pada turbin atau komponen lain.
H. Pen Stock
Pipa pesat (penstock) adalah pipa yang yang berfungsi untuk mengalirkan air dari
bak penenang (forebay tank).
I. Transformator
Transformator adalah alat untuk menaikkan tegangan sehingga menncapai nilai
yang di inginkan untuk tegangan transmisi. Transformator terdiri dari sebuah inti
darisusunan lapisan yang mempunyai dua isolasi yaitu dari segi tegangan rendah dan dari
sisi tegangan tinggi.
1.3 Perawatan Komponen PLTA
a. Komponen yang rutin dirawat
Dalam pembangkit listrik tenaga air ada komponen yang cukup rutin dirawat
yaitu turbin. Karena adanya sampah atau kotoran yang mengalir bersama air sehingga
sampah dapat menghambat perputan turbin.Akibatnya, turbin tidak dapat menghasilkan
pasokan listrik yang optimal.Untuk itu diperlukan perawatan yang rutin terhadap turbin air.
b. Pembersihan dari sampah
Dalam setiap Dam/Bendungan memiliki sampah atau kotoran yang mengalir
bersama air. Sampah tersebut akan menghambat perputaran turbin untuk menghasilkan
energi. Sudu-sudu Turbin harus dibersihkan dari sampah-sampah yang ada.
c. Mengatasi turunnya debit air
Debit air di bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dapat menurun
akibat kemarau panjang. Untuk mengatasi berkurangnya debit air yang mengalir maka salah
satu cara untuk mengantisipasi dengan membuat hujan buatan. Penurunan debit air ini
membuat pasokan listrik menjadi tidak optimal sehingga turbin tidak dapat bekerja optimal
untuk menghasilkan daya listrik yang diinginkan. Pasokan listrik yang turun dratis ini, akan
membuat pemadaman bergilir tidak bisa dielakkan lagi.
1.4 Prinsip Kerja PLTA
Skema dan Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Sistem kerja PLTA
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan pembangkit tenaga listrik
yang mengubah energi potensial air (energi gravitas air) menjadi energi listrik. Mesin
penggerak yang digunakan adalah turbin air untuk mengubah energi potensial air menjadi
kerja mekanis poros yang akan memutar rotor generator untuk menghasilkan energi listrik.
Air sebagai bahan baku PLTA dapat diperoleh dari sungai secara langsung
disalurkan untuk memutar turbin, atau dengan cara ditampung dahulu (bersamaan dengan
air hujan) dengan menggunakan kolam tando atau waduk sebelum disalurkan untuk memutar
turbin.
Daya listrik yang dibangkitkan dapat dihitung menggunakan pendekatan rumus :
Dimana :
P = Daya yang dihasilkan (kW)
Q = Debit air dalam (m3/detik)
H = Tinggi terjun (m)
ή t = Efisiensi turbin (%)
ή g = Efisiensi Generator (%)
Perencanaan pengoperasian PLTA yang dilakukan berdasarkan pada kondisi hydrologi yang
meliputi :
• Tahun Basah Sekali
• Tahun Basah
• Tahun Normal
• Tahun Kering
• Tahun Kering Sekali
Untuk mendapatkan hasil yang optimum dan memudahkan untuk perencanaan
operasional tahunan, maka perencanaan operasi dilakukan berdasarkan pada kondisi
hydrologi tahun normal dan tahun kering, yang kemudian dilakukan penyesuaian tiap bulan
berdasarkan kondisi air masuk.
Indonesia hanya mengenal dua musim yaitu musim hujan biasa dimulai bulan Nopember s.d
Maret dan musim kemarau pada bulan April s.d Oktober, sehingga kondisi ini dipergunakan
untuk proses pengisian dan penggunaan air.
P = 9,8 Q X H X ή t x ή g .... (kW)
1.5 Tipe Dan Jenis PLTA Berdasarkan Sumber Air dan Hidrologi
1. PLTA Aliran sungai Langsung tanpa kolam tando.
Keterangan:
a. Sungai
b. Saringan
c. Bak pengendapan pasur
d. Presuure tunel
e. Surge tank
f. Penstock valve
g. Power house
h. Bendungan
i. Saluran pembersih
j. Saluran pengelak
k. Sungai
2. PLTA Aliran sungai langsung dengan kolam tando
Air sungai dialirkan ke kolam melalui saluran terbuka atau tertutup dengan
disaring terlebih dahulu dan ditampung di suatu kolam yang berfungsi untuk :
1. Mengendapkan pasir
2. Mengendapkan lumpur
3. Sebagai reservoir
Air dari kolam tersebut dialirkan melalui pipa pesat menggerakkan turbin untuk
membangkitkan tenaga listrik. Kolam tando dilengkapi dengan beberapa pintu air
gunanya untuk pengisian / pengosongan bila kolam tando diadakan pemeliharaan.
3. PLTA Aliran sungai Langsung dengan waduk (Reservoir)
Air dari satu sungai atau lebih ditampung di suatu tempat untuk mendapatkan
ketinggian tertentu dengan jalan dibendung. Air dari waduk tersebut dialirkan melalui
saluran terbuka, melalui pintu air ke saluran tertutup yang selanjutnya melalui pipa pesat
menggerakkan turbin untuk membangkitkan tenaga listrik.
4. PLTA Aliran Danau
Yang masuk ke PLTA dilaksanakan dengan:
1. Pembuatan bendungan yang berfungsi juga sebagai pelimpas yang berlokasi pada
mulut sungai.
2. Perubahan duga muka air (DMA) + 4 meter
3. Intake
5. PLTA Pasang Surut
Air laut Pasang: Air laut memasuki teluk (sebagai kolam) melewati bangunan
sentral, sehingga air laut mendorong sudu-sudu jalan (runner) dari turbin. Turbin
memutarkan generator sehingga menghasilkan energi listrik. ama kelamaan kolam akan
terisi oleh air laut sehingga permukaan air laut menjadi sama, berarti tenaga
penggeraknya tidak ada dan turbin berhenti berputar.
Air Laut Surut: Pada saat air laut surut, permukaan air kolam lebih tinggi dari
permukaan air laut. Air kolam akan mengalir ke Laut melalui bangunan sentral dan akan
memutar sudu-sudu turbin yang seporos dengan generator sehingga didapat energi listrik
kembali sampai terjadi air pasang lagi.
6. PLTA Pompa
PLTA pompa dibangun dan dioperasikan untuk PLTA beban puncak. Air waduk
bagian atas dan air waduk bagian bawah diatur untuk operasi harian akan mingguan.
PLTA pompa digunakan untuk mengatur / menunjang beban puncak sistem. Danau
bagian atas biasanya mempunyai kapasitas tampung yang besar tetapi mempunyai daerah
tangkapan hujan yang sempit, sedangkan danau bagian bawah mempunyai daerah
tangkapan hujan yang luas
1. Generator berfungsi sebagai motor.
2. Turbin berdiri sendiri terpisah dari pompanya.
3. Generator, turbin dan pompa terletak di dalam satu poros (pompa terletak paling
bawah).
7. PLTA Kaskade
Pemanfaatan sungai, berarti sepanjang sungai dibangun beberapa PLTA, maka
daerah PLTA itu disebut sistem Kaskade PLTA, dimana PLTA yang berada di bawah
memanfaatkan air setelah digunakan oleh PLTA di atasnya.
Contoh : Kaskade PLTA S.Citarum ( Saguling, Cirata, dan Jati Luhur ).
1.6 Kelebihan dan Kekurangan PLTA
Kelebihan
1. Biaya pengoperasian dan pemeliharaan PLTA sangat rendah jika dibandingkan dengan
PLTU atau PLTN. Pada PLTU, disamping pengeluaran untuk biaya batubara, perlu
diperhitungkan pula biaya transportasi bahan bakar tersebut. Demikian pula hal ini juga
berlaku pada PLTA. Pada PLTA, transportasi batubara putih berlangsung secara alamiah
hampir pada setiap kasus (kecuali pada PLTA dengan sistem kombinasi antara tampungan
dan pompa). Meskipun demikian, kelebihan kadang kala tidak terlihat, karena tertelan oleh
biaya pembangunan yang sangat besar. Beban pembayaran bunga atas biaya modal yang
ditanam sring kali melupakan sebagian besar dari biaya tahunan yang harus dipikul.
2.Turbin-turbin pada PLTA bisa dioperasikan atau pun dihentikan pengoperasiannya setiap
saat. Hal ini tidak dimungkinkan pada PLTU dan PLTN. Untuk memenuhi kebutuhan
puncak yang hanya terjadi selama beberapa jam saja. Bukan masalah pada PLTA, karena
dengan kemampuannya untuk dioperasikan atau dihentikan kembali hampir pada setiap saat
merupakan suatu modal utama dalam pengoperasian sementara pada PLTU dan PLTN akan
mengakibatkan pemborosan bahan bakar yang luar biasa.
3. PLTA, cukup sederhana untuk dimengerti dan cukup mudah untuk dioperasikan.
Ketangguhan sistemnya dapat lebih diandalkan, dibandingkan dengan sumber-sumber
lainya.
4. Peralatan PLTA yang mutakhir, umumnya memiliki peluang yang besar untuk bias
dioperasikan selama lebih 50 tahun. Hal ini cukup bersaing bila dibandingkan dengan umur
efektif dari PLTN sekitar 30 tahun.
5. Mengingat kemudahannya untuk memikul beban ataupun melepaskannya kembali, PLTA
pun bias dimanfaatkan sebagai cadangan yang biasa diandalkan pada sistem kelistrikan
terpadu antara PLTU, PLTA, dan PLTN.
6. Dengan teknik perencanaan yang mutakhir, pembangkit listrik dapat menghasilkan tenaga
yang efesiensi yang tinggi meskipun fluktuasi beban cukup besar.
7. Perkembangan mutakhir yang telah dicapai pada pengembangan turbin air, telah
dimungkinkan untuk memanfaatkan jenis turbin yang sesuai dengan keadaan setempat.
8. Pengembangan PLTA dengan memanfaatkan arus ungai dapat menimbulkan pula manfaat
lain seperti pariwisata, perikanan dan lain lain, sedangkan jika diperlukan waduk untuk
keperluan tersebut dapat dimanfaatkan pula misalnya sebagai irigasi dan pengendali banjir.
9. Ramah lingkungan.
10. Tidak membutuhkan bahan bakar.
11. Tingkat efisiensi yang tinggi dapat mencapai 85%.
12. Mudah dalam perawatan.
13. Teknologi yang sederhana mudah diterapkan di lingkungan yang terisolisir.
Kekurangan
1. Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, hampir semua PLTA merupakan proyek padat
modal. Seperti layaknya proyek padat modal yang lain, laju pengembalian modal proyek
PLTA adalah rendah.
2. Masa persiapan suatu proyek PLTA pada umumnya memakan waktu yang cukup lama.
Semenjak proyek berupa gagasan awal sampai dengan saat pengoperasiannya, seringkali
memakan waktu sekitar sepuluh sampai dengan lima belas tahun. Untuk suatu PLTU, masa
persiapan pada umumnya lebih singkat.
3. PLTA sangat tergantung pada aliran sungai secara alamiah. Sedangkan aliran sungai
tersebut sangat bervariasi sehingga pada umumnya tenaga andalan atau tenaga mantap akan
sangat lebih kecil jika dibandingkan dengan kapasitas totalnya. Hal ini berarti bahwa potensi
yang ada tidak termanfaatkan sepenuhnya, andaikata direncanakan factor kapasitas yang
tinggi untuk suatu PLTA. Sebaliknya jika PLTA dirancang dengan factor kapasitas yang
rendah, akan mengakibatkan sebagian dari peralatan hanya akan termanfaatkan selama
beberpa waktu saja dalam satu tahun, sehingga modal yang sangat berharga yang telah
ditanam akan menjadi modal mati.dengan mengembangkan suatu sistem jaringan kelistrikan
secara terpadu yang pengendaliannya dilakukan dengan bantuan computer, hal tersebut
bukan masalah lagi.
4. Hasil produksi tidak stabil.
5. Membutuhkan tempat yang besar untuk pembangunan.
1.7 Contoh PLTA di Indonesia
Nama Lokasi Kapasitas Jenis dan jumlah pembangkit
PLTA Ubrug Jawa Barat 2 x 10,80 MW;1 x
6,30 MW
PLTA total 3 unit 17,1MW
PLTA Bengkok
Jawa Barat 3 x 3,15 MW;1 x
0,70 MW
PLTA total 4 unit 3,85MW
PLTA Cikalong
Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat
3 x 6,40 MW PLTA total 3 unit 19,2MW
PLTA Saguling Jawa Barat 4 x 175 MW PLTA total 4 unit 700MW
PLTA Cirata Jawa Barat 8 x 126 MW PLTA total 8 unit 1.008MW
PLTA Jatiluhur
Jawa Barat 7 x 25 MW PLTA total 7 unit 175MW
PLTA Lamajan
Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat
3 x 6,40 MW PLTA total 3 unit 19,2MW
PLTA Parakan Kondang
Jawa Barat 4 x 2,48 MW PLTA total 4 unit 9,92MW
PLTA Plengan Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat
5 x 6,27 MW PLTA total 5 unit 6,27MW
PLTA Jelok Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah
4 x 5,12 MW PLTA total 4 unit 20,48MW
PLTA Timo Jawa Tengah 3 x 4 MW PLTA total 3 unit 12 MW
PLTA Ketenger
Jawa Tengah 2 x 3,52 MW PLTA total 2 unit 7 MW
PLTA Gajah Mungkur
Jawa Tengah 1 x 12,4 MW PLTA total 1 unit 12,4MW
PLTA Sempor Sempor, Kebumen, Jawa Tengah 2 x 12,5 MW PLTA total 2 unit 25 MW
PLTA Garung Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah
2 x 13,2 MW PLTA total 2 unit 26,4MW
PLTA Wadaslintang
Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah
2 x 8,2 MW PLTA total 2 unit 16,4MW
PLTA Mrica Jawa Tengah 3 x 61,5 MW PLTA total 3 unit 184,5MW
PLTA Kedung Ombo
Jawa Tengah 1 x 23 MW PLTA total 1 unit 23 MW
PLTA Sidorejo Jawa Tengah 1 x 1,4 MW PLTA total 1 unit 1,4MW
PLTA Klambu Jawa Tengah 1 x 1,1 MW PLTA total 1 unit 1,1MW
PLTU Semarang
Jawa Tengah 1469 MW PLTA,PLTGU 1469 MW
Gb.1. PLTA Larona (Sulawesi Selatan)
Gb. 2. PLTA Balambano (Sulawesi Selatan)
Gb. 3. PLTA Karebbe (Sulawesi Selatan)
Gb. 4. PLTA Gajah Mungkur (Wonogiri)
Gb. 5. PLTA Jatiluhur (Jatiluhur, Purwakarta)
BAB III
PENUTUP1.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari penjelasan di atas, antara lain:
1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) meruapakan pembangkit listrik yang utama
di Indonesia. Hal tersebut terbukti bahwa, di Indonesia dari sekian banyak
pembangkit listrik yang ada, PLTA merupakan pembangkit listrik yang paling
banyak digunakan atau jumlahnya paling banyak.
2. PLTA merupakan pembangkit listrik yang menggunakan arus air sebagai pembangkit
listriknya, yaitu dengan cara merubah energi air yang mengalir (dari bendungan atau
air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi
mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator).
3. Komponen utama dalam PLTA, meliputi:
a. Bendungan
b. Turbin
c. Generator
d. Jalur transmisi
4. Besarnya tenaga air yang tersedia dari suatu sumber air bergantung pada besarnya
head dan debit air.
5. Listrik yang dihasilkan dinaikkan dahulu voltasenya menjadi 150 KV s/d 500 KV
melalui trafo step up, penaikan tegangan ini berfungsi untuk mengurangi kerugian
akibat hambatan pada kawat penghantar dalam proses transmisi. Dengan tegangan
ekstra tinggi maka arus yang mengalir pada kawat penghantar menjadi kecil.
6. Jenis dan tipe PLTA berdasarkan sumber air dan hidrologi, meliputi:
a. PLTA aliran sungai langsung tanpa kolam tando
b. PLTA aliran sungai langsung dengan kolam tando
c. PLTA dengan waduk
d. PLTA aliran danau
e. PLTA pasang surut
f. PLTA pompa
g. PLTA kaskade
DAFTAR PUSTAKA
https://zmpulungan.wordpress.com/2013/10/06/pembangkit-listrik-tenaga-air/
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_pembangkit_listrik_di_Indonesia
http://emirrachmad2.blogspot.co.id/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_Listrik_Tenaga_Air_Larona
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_Listrik_Tenaga_Air_Karebbe
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_Listrik_Tenaga_Air_Balambano
https://porgas.wordpress.com/2015/06/30/skema-dan-cara-kerja-pembangkit-listrik-
tenaga-air-plta/
http://rakhman.net/prinsip-kerja-pembangkit-listrik-tenaga-air/