Upload
innaya18
View
1.028
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ini adalah tugas research project sekolah selama libur ramadhan
Citation preview
Filter CIMAN (filter Cuci Aman) Sebagai Penyaring dan
Koagulan Sisa Air Deterjen Dalam Mengurangi Dampak
Eutrofikasi pada Bulan Ramadhan 1435 H
Tahun 2014
DISUSUN OLEH
Innaya Tiara Puspa
SMAN 10 Samarinda
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bulan ramadhan menjadi berkah bagi para pengusaha cuci karpet dan gorden . serta
komunitas dan berbagai lembaga dan organisasi yang mengadakan gratis cuci mukena ,
seperti yang dilakukan lembaga dompet dhuafa yaitu cuci gratis mukena di 1435 masjid di
Indonesia. Mulai dari karpet masjid-masjid untuk menjalankan sholat tarawih dan
menyambut idul fitri sampai karpet-karpet rumahan untuk menyambut lebaran . omset cuci
karpet dan gorden pun melesat . Banyaknya karpet, mukena, dan gorden yang dicuci sangat
berkaitan dengan pemakaian kuantitas deterjen . Banyaknya kuantitas yang digunakan ,
maka sisa air deterjen pun sangat melimpah dan merusak ekosistem perairan.
Pencemaran air yang sering terjadi adalah sisa air sabun (deterjen) yang mencemari
perairan. Hampir seluruh masyarakat , pengusaha cuci karpet, dan gorden menggunakan
deterjen sebagai bahan pencuci baju karena memiliki daya cuci yang efektif dan harga yang
terjangkau. Tetapi kandungan senyawa berbahaya pada sisa air sabun ( deterjen)
mencemari perairan tidak diperhatikan oleh masyarakat. Surfaktan , ABS , dan fosfat
menjadi faktor utama pencemaran karena sisa air sabun (deterjen). Permasalahannya dalah
pada bentuk rantai gugusnya. ABS berantai gugus bercabang sehingga sulit untuk
dipecahkan atau diuraikan . Karena itu deterjen dikategorikan non biodegerable. Daya
urainya sangat rendah dan tidak aman untuk lingkungan. Akibatnya busa busa menumpuk
di permukaan perairan yang merangsang pertumbuhan eceng gondok sehingga
menyebabkan eutrofikasi , rusaknya ekosistem perairan, kematian biota perairan, dan
hilangnya estetika dari perairan .
Berdasarkan fenomena yang terjadi peneliti beupaya dan berinovasi untuk membuat
alat penyaring sederhana untuk menyaring sisa air sabun (deterjen) agar tidak mencemari
perairan. Sehingga dapat terwujudnya ekosistem yang terjaga , biota perairan yang dapat
hidup, dan mengurangi dampak eutrofikasi dan booming algae pada perairan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja kandungan dalam air deterjen sehingga dapat mencemari perairan?
2. Bagaimanakah dampak yang terjadi dari sisa air sabun detrjen terhadap perairan?
3. Bagaimanakah cara kerja alat filter CIMAN sebagai penyaring sisa air sabun sederhana
dalam mengurangi dampak pencemaran air ?
1.3 Tujuan
1. Mengurangi dampak pencemaran air karena sisa air sabun diberbagai daerah pada
bulan ramadhan 1435 H
1
2. Berupaya untuk mensosialisasikan pentingnya air dan menjaganya pada pengusaha
cuci karpet dan godenserta berbagai lembaga yang mengadakan cuci mukena gratis
yang sedang marak d bulan ramadhan 1435 H
3. Mengenalkan kepada masyarakat mengenai filter CIMAN dalam mengurangi dampak
pencemaran karena sisa air sabun (deterjen)
1.4 Manfaat
1. Terciptanya lingkungan perairan yang sehat dan bermutu pada bulan ramadhan 1435 H
2. Terjaganya ekosistem perairan ,biotanya, dan estetika dari perairan tersebut
3. Para pengusaha cuci karpet dan gorden serta lembaga dan instansi yang mengadakan
cuci mukena gratis dapat meminimalisir dampak deterjen yang mereka gunakan
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Bahan kimia yang berbahaya dalam deterjen
2
Produk yang disebut deterjen ini merupakan pembersih sintetis yang terbuat dari
bahan-bahan turunan minyak bumi. Yaitu surfaktan anionik dengan gugus aikil atau
garam dari sulfonat yang bersala dari derivat nabati atau minyak bumi. Deterjen
merupakan limbah rumah tangga yang sangat potensial mencemari perairan. Hampir
seluruh masyarakat memggunakan deterjen sebagai bahan pencuci baju. Penggunaannya
semakin lama semakin bertambah seiring pertambahan jumlah penduduk.
Deterjen umunya tersusun atas empat jenis bahan antara lain yang pertama adalah
surfaktan yang merupakan jenis alkyl bensen sulfonat (ABS) yang berfungsi
mengangkat kotoran pada pakaian. Ada dua ukuran umtuk melihat seberapa aman bahan
kimia di lingkungan yaitu daya racun (toksisitas) dan daya urai (biodegerable). ABS
dalam lingkungan memiliki daya biogedegerable yang sangat rendah ,sehingga deterjen
dikategorikan sebagai ‘non-biodegerable’. Dewasa ini ABS telah ditinggalakan dan
diganti dengan LAS karena ABS lolos 50% dari pengolahan limbah sedangkan LAS
lolos 90% dari pengolahan limbah.
Yang pertama adalah Surfaktan. Surfaktan adalah surface active agent yang
berfungsi sebagai bahan aktif dalam deterjen , shampo, dan sabun. Surfaktan dapat
menurunkan tegangan permukaan sehingga partikel-partikel yang melekat pada baju
yang dicuci akan terlepas dan mengapung dalam air. Masalah yang terjadi karena
pemakaian deterjen terletak pada pemakaian jenis surfaktan dan gugus pembentuk.
Akibat surfaktan yang ada diperairan, sisa air sabun harus mengalami degradasi atau
penguraian oleh bakteri, lambatnya penguraian yang terjadi akan menimbulkan busa
yang banyak dipermukaan air. Zat ini bersifat nonbiodegerable yaitu sulit terurai di
alam. jika rantai surfaktan ini lurus maka akan mudah dipecahkan dan jika rantai
surfaktan becabang maka akan sulit untuk dipecahkan. Senyawa ini akan mengalami
hidrolisis dan menghasilkan ion ortofosfat yang akan menyebabkan turunnya kadar
oksigen dan kematian pada biota perairan. .
Selain itu deterjen juga mengandung builder (bahan pembentuk) yang berfungsi
meningkatkan efesiensi pencuci surfaktan dengan menonaktifkan mineral penyebab
kesadahan air .
3
Contoh dari builder adalah sodium tri poly phosphate (STTP) .senyawa fosfat
yang berfungsi mencegah menempelnya kembali kotoran pada pakaian yang sedang
dicuci. Fosfat juga merupakan softener air dan.Bahan ini mampu menurunkan
kesadahan air dengan cara mengikat ion kalsium dan magnesium. Secara umum, builder
memberikan alkanitas ke cairan pencuci sehingga berfungsi juga sebagai alkali . builder
yang sering digunakan bisanya adalah fosfat, zeolit, dan clay.
Yang ketiga adalah additives yang merupakan bahan suplemen dan bahan
tambahan yang membuat produk lebih menarik, misalnya pewangi, pelarut, dan
pemutih. Tidak berhubungan langsung dengan daya cuci deterjen. Additives
ditambahkan dengan maksud komersalisasi produk contoh : enzim,borax, sodium
chloride carboxymethyl, cellulose ( CMC) pemutih dan pewangi sebagai bahan
pembantu yang bersal dari natrium karbonat ,menurut hasil beberapa penelitian senyawa
ini dapat menyebabkan kanker.
Yang keempat adalah filler (pengisi) adalah bahan tambahan untuk menambah
kualitas dan kuantitas , tidak berhubungan langsung dengan meningkatnya daya cuci
pakaian . Contohnya adalah :sodium sulfate
2.2 Dampak limbah deterjen terhadap perairan
Banyaknya penggunaan deterjen seiring pertambahan penduduk sangat
mendukung banyknya pencemaran yang terjadi setiap harinya. Harus diakui bahwa
kandungan senyawa-senyawa kimia yang ada dalam deterjen dapat menimbulkan
dampak negatif bagi kesehatan manusia itu sendiri dan lingkungan disekitarnya,.
Ada dua ukuran yang digunakan untuk mmelihat sejauh mana produk kimia aman
dilingkungan yaitu daya racun (toksisitas) dan daya urai (biodegerable). Fenomena yang
terjadi banyak sekali masyarakat yang menggunakan deterjen anti noda, biasanya
deterjen jenis inilah yang tergolong deterjen keras karena mengandung ABS. ABS
merupakan jenis yang sulit untuk disukarkan karena rantai kimianya yang bercabang.
Menurut hasil pengolahan limbah dan sitem pembuangan ABS lolos 50 % sedangkan
LAS lolos 90%. sehingga masa kini ABS sudah mulai ditinggalakan dan diganti dengan
LAS. Itu dikarenakan LAS memiliki rantai kimia yang lurus sehingga mudah untuk
disukarkan. Walaupun LAS lebih baik dibandingkan ABS, tetapi LAS juga belum bisa
4
dikatakan ramah lingkungan. Karena Bahan kimia ini juga menimbulakan dampak
negatif pada penurunan kualitas air yang dicemarinya. Deterjen dalam badan air akan
merusak organ pernafasan dan insanf ikan. Keberadaan busa-busa dipermukaan menjadi
penyebab kontak udara dan air menjadi terbatas. Sehingga kadar oksigen menurun dan
menyebabkan kematian bagi organisme tersebut.
Builder yang sering digunakan dalam deterjen adalah fosfat. Fosfat memegang
peranan penting dalam deterjen yaitu sebagai softener . Karena aksi softenernya, maka
efektifitas dari daya cuci semakin meningkat. senyawa ini berperan besar dalam dampak
eutrofikasi sehingga menyebabkan booming algae.fosfat ini merangsang pertumbuhan
eceng gondok dan dan ganggang, Sehingga terjadi pertumbuhan yang tidak terkendali
menyebabkan permukaan air tertutup sehingga menghalangi masuknya cahaya matahari
dan mengakibatkan terhambatnya proses fotosintesis . Jika tumbuhan air ini mati , akan
terjadi proses pembusukan yang menghabiskan persediaan oksigen dan pengendapan
bahan-bahan yang menyebabkan pendangkalan. Apabila sungai menjadi tempat
pembuangan limbah yang mengandung bahan fosfat sebagian besar oksigen terlarut
digunakan bakteri aerob untuk mengoksidasi karbon dan nitrogen dalam bahan organik
menjadi karbondioksida dan air. Sehingga kadar oksigen terlarut akan berkurang dengan
cepat dan akibatnya keseimbnagn ekosistem perairan terganggu dan biota perairan yang
hidup didalamnya mati. Tetapi ada organisme yang hidup dalam di perairan dengan
kadar oksigen yang rendah yaitu tubifex ( cacing merah) . organisme tersebut dijadikan
indikator perairan yang tercemar. Akibat dari pertumbuhan algae yang berlebihan yang
merupakan makanan bakteri. Populasi bakteri semakin meningkat dan menggunakan
oksigen didalam badan air. Sehingga organisme lainnya akan kekurangan oksigen dan
menyebabkan organisme lainnya mati.
Dampak terhadap estetika perairan juga terjadi. Semakin banyknya zat-zat beacun
yang mencemari perairan akan menghilangkan estetika yang ada pada perairan tersebut .
perairan yang sudah tercemar akan ditandai dengan adanya bau yang menyengat. Bau
busuk tersebut dihasilkan oleh NH3 dan H2S yang diuraikan oleh bakteri .
5
2.3 Alat Filter CIMAN sebagai penyaring sederhana sisa air sabun
(deterjen)
Alat ini dirangkai oleh peneliti dengan tujuan untuk mengurangi dampak
pencemaran air oleh sisa air sabun yang menumpuk dipermukaan air . Dengan begitu
dapat meminimalisir rusaknya ekosistem perairan, mengurangi dampak eutrofikasi, dan
menjaga estetika perairan .alat ini sebagai wujud nyata dalam bentuk kepedulian
terhadap pencemaran yang terjadi.
Alat ini dirangkai dengan bahan dasar pipa, botol aqua 1,5 lt, dan metode-
metode penyaringan sederhana yang sudah dimengerti masyarakat ,sehingga sangat
mudah untuk dibuat dan dipahamioleh masyarakat. Alat ini akan mengalirkan sisa air
sabun(deterjen) ke beberapa pos penyaringan yaitu yang pertama adalah penyaringan
utama. Setiap Pos penyaringan ini berisi ijuk, batu, pasir, dan sabut kelapa. Setelah
melewati pos penyaringan utama ,lalu dialirkan secara dua rah ke penyaringan
selanjutnya yaitu dengan masing-masing dua pos penyaringan. setelah itu kedua jalur
tersebut akan dipertemukan di pos koagulan yaitu dengan bahan daun ketapang sebagai
efektifitas koagulan sisa air sabun (deterjen) seperti gambar dibawah ini
alat dan bahan
botol aqua, pipa, ijuk, pasir, batu, arang,
lilin, daun ketapang, lem pipa, dan gunting.
Ini rangkaian dari filter CIMAN
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
6
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah jenis penelitian kualitatif dan
kuantitatifa yakni dengan melakukan berbagai acuan teori dan percobaan
2. Tempat penelitian
Tempat penelitian dilakukan di ruman peneliti sendiri
3. Desain penelitian
Menggunakan desain non-eksperimental
4. Populasi dan sampel
Alat penelitian itu sendiri yaitu Filter CIMAN
5. Tekhnik pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan melalui percobaan,observasi, dan pengamatan dari hasil
percobaan itu sendiri
6. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian berupa rangkaian percobaan
7. Tekhnik analisis data
Data yang terkumpul akan dianalisis secara deskriptif
BAB IV
PEMBAHASAN
7
Permasalahan pencemaran air sering kali terjadi di berbagai wilayah . Tetapi wujud
nyata aksi kepedulian masyarakat terhadap pencemaran air yang terjadi masih sangat rendah .
Sehingga menimbulkan masalah pencemaran air yang terus berkelanjutan . Limbah sisa air
deterjen yang karena dampak dari pengusaha cuci karpet, gorden, dan lembaga cuci mukena
gratis di bulan ramadhan ini , menimbulkan banyak dampak. Deterjen merupakan bahan
pencuci paling efektif dan murah yang sering dipakai oleh masyarakat sebagai bahan pencuci
baju . Ternyata ta dibalik keefektifannya , deterjen juga mengandung senyawa-senyawa kimia
yang dapat mencemari perairan.
Bahan aktif seperti ABS (alkyl bensen sulfonat) , surfaktan, dan fosfat menjadi unsur
utama pencemaran dari sisa air sabun ( deterjen). ABS bersifat non ingredeble karena memiliki
daya urai yang sangat rendah . bahan kimia yang man untuk lingkungan bisa diukur melalui
daya racun (toksisitas) dan daya urai Permasalahnnya adalah terletak pada rantai surfaktan .
rantainya yang becabang-cabang akan sulit diuraikan di alam .sehingga menyebabkan busa-busa
sisa mencuci akan tertumpuk diperairan dan menyebabkan rusaknya ekosistem perairan,
kurangnya kadar oksigen pada perairan , tidak terkendalinya pertumbuhan eceng gondok atau
eutrofikasi, matinya biota perairan , dan hilangnya estetika perairan .
Peneliti mendesain alat penyaring sederhana yang dapat dibuat oleh masyarakat dengan
harga terjangkau dan penyaringannya cukup efektif . agar dapat meminimalisir dampak
pencemaran air yang terjadi karena sisa air sabun ( deterjen) . sehingga limbah domestik
tersebut dapat ditangani .alat tersebut didesain sederhana dengan metode penyaringan yang
sederhana pula . alat dan bahan ynag digunakan juga mudah didapatkan . yitu pipa , botol aqua
1,5 lt, ijuk, sabut kelapa, batu , dan pasir . sehingga dengan modal kecil , masyarakat dapat
membuat alat ini.
Alat ini didesain dengan pos penyaringan dan pos koagulan . seperti yang terlihat pada
gambar . pos penyaringan terdiri dari pos utama penyaringan lalu dialirkan ke dua arah yang
berbeda menuju penyaringan sekundernya . penyaringan sekundernya terdiri dari dua pos .
masing-masing pos penyaringan berisi ijuk , pasir,batu,dan arang.
ini adalah alat dan bahan dalam
pembuatan FILTER CIMAN
8
Fungsi batu : penyaring kotoran-kotoran pada sisa air sabun
Fungsi ijuk : penyari kotoran-kotoran halus pada sisa air sabun
Fungsi pasir halus : pengendap kotoran-kotoran yang lolor dari ijuk
Fungsi arang : penghilang bau
Fungsi batu besar : pemberi celah sebagai jalan keluarnya air
Fungsi daun ketapang : koagulan air
Berdasarkan teori yang ada , peneliti mendesain alat tersebut dan melakukan beberapa kali
percobaan hingga hasilnya sempurna .
PERCOBAAN
SIAPKAN SISA AIR SABUN
DETERJEN
9
Pos saringan pertama : batu,ijuk,pasir , dan arang.
Pos saringan pertama : batu,ijuk,pasir , dan arang.
Pos saringan : batu,ijuk,pasir , dan arang.
Pos saringan : batu,ijuk,pasir, dan arang.
Pos koagulan : daun ketapang
Ambil sisa air sabun deterjen untuk
dimasukkan kedalam filter CIMAN
Tuangkan sisa air sabun deterjen
tersebut kedalam filter CIMAN
dan lihat hasilnya , air terlihat jernih
dan tidak berbusa.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan
peneliti , ternyata menghasilkan hasil yang baik
. sisa air sabun yang penuh dengan busa
tersaring oleh filter CIMAN dan menghasilkan air yang bersih . sehingga air tersebut amanbila
dibuang keperairan. Ala ini bisa digunakan dengan metode seperti dibawah ini.
10
Untuk pencucian karpet seperti karpet masjid dan karpet rumahan . pasanglah filter
CIMAN di ujung saluran pembuangan air . agar sisa air sabun deterjen dapat disaring terlebih
dahulu.
Untuk pencucian
mukena dan gorden dengan
menggunakan mesin cuci, filter
CIMAN dapat disambungkan
dengan saluran pembuanagn sisa
air sabun deterjen pada mesin
cuci seperti gambar disamping.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Filter CIMAN sebagai media penyaring dan koagulan sisa air sabun
deterjen sangatlah mudah dibuat dengan harga yang terjangkau . Alat ini salah satu
bentuk nyata aksi peduli terhadap lingkungan di bulan ramadhan ini. Maraknya
11
pencucian karpet, gorden, dan mukena yang dilakukan secara besar-besaran oleh umat
Islam sangatlah mengundang pencemaran air yang dapat mengganggu keseimbangan
ekosistem, keadaan biota perairan, dan estetika pada perairan. Untuk itu peneliti
mendesain Filter CIMAN untuk mengurangi dampak yang terjadi karena maraknya
pencucian karpet, gorden, dan mukena. Sehingga mencuci menjadi lebih aman, tidak
merusak ekositem perairan yang ada.
5.2 SARAN
Semoga alat ini bisa dipraktikan dirumah masing-masing khususnya pada
pengusaha pencucian karpet dan berbagai organisasi yang mengadakan cuci mukena
gratis di bulan suci 1435 H ini. Dengan begitu , tidak akan terjadi pencemaran air
seperti warna perairan yang kehitaman, bau busuk, dan eutrofikasi yang terjadi .
DAFTAR PUSTAKA
1. Rahimawan.2011.Pencemaran Limbah Deterjen.http://platika-
vet.blogspot.com/2011/06/pencemaran-limbah-deterjent.html (Diakses 14 juli
2014)
12
2. Dwirina.2011.Efek Limbah Deterjen Bagi
Lingkungan.http://www.faikshare.com/2011/01/efek-limbah-deterjen-bagi-
lingkungan.html (Diakses 14 juli 2014)
3. Arni,Yahima dan Yuvita Andrini.2006.Kimia jilid 2.Bandung: Setia kawan
4. Arikunto,Susono.2007.Kima dan Lingkungan.Bandung : Pustaka Jaya
13