45
KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA BENTANG ALAM INDONESIA

BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA

BENTANG ALAM INDONESIA

Page 2: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

BENTANG ALAM BERDASARKAN LETAK WILAYAH INDONESIA

DARATAN

BENTANG ALAM

PERAIRAN

Pulau = 18.306 luas = 1.919.443

km2

Luas = 3.257.357 km2

Luas = 5.176.800 km2

Page 3: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

DARATAN

DATARAN TINGGI

WILAYAH DATARAN RENDAH WILAYAH

PANTAI

PEGUNUNGAN

Page 4: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

WILAYAH DATARAN TINGGI

DATARAN TINGGI

adalah bentuk muka bumi yang relatif datar yang letaknya di daerah yang tinggi, yaitu memiliki ketinggian antara 700-800 meter di atas permukaan laut.

Contoh : Dataran tinggi Dieng, dataran tinggi Alas, dan dataran tinggi Gayo di Nanggroe Aceh Darussalam.

Ciri-ciri : Daerah ini beriklim sejuk, area pertaniannya dibuat berteras, cadangan air cukup.

Page 5: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

WILAYAH PEGUNUNGAN

PEGUNUNGAN merupakan deretan atau rangkaian gunung yang menjulang tinggi dibandingkan daerah sekitarnya. Pegunungan memiliki ketinggian lebihdari 500 m di atas permukaan laut.

Contoh :Dataran tinggi Dieng, Dataran tinggi Magelang, Malang, dan Dataran tinggi Bandung.

Ciri-ciri : cadangan air tanah yang tersedia sedikit, topografi bergelombang.

Dataran tinggi disebut juga plato atau plateau

Page 6: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

DATARAN RENDAHDATARAN RENDAH

adalah bentuk muka bumiyang relatif datar dan letaknya di daerah yang rendah memiliki ketinggian kurang dari 600 meter di atas permukaan laut

Contoh : Dataran di Surakarta dan Madiun.

Ciri-ciri :daerahnya datar,ketersediaan air cukup.

Page 7: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

WILAYAH PANTAI

PANTAIadalah daerah yang letaknya ditepi laut dimana sejauh air pasang masih bisa mencapai daratan.

Contoh pantai di Banten : Tanjung Lesung, Anyer, Tanjung Pasir, Karang Bolong dll

Bentang alam yg ditemukan di pantai delta, tanjung, dan semenanjung.

Page 8: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

HUBUNGAN KONDISI FISIK DENGAN AKTIVITAS PENDUDUK

tanahnya kurang subur

wilayah yang bergunung dan berbukit

KONDISI FISIK WILAYAH

iklimya tidak nyaman

menyulitkan penduduk

tanahnya subur

Iklimnya nyaman,

curah hujan cukup,

wilyah permukaan bumi yang topografinya landai,

menjadi pusat akumulasi pendudukuntuk melakukan kegiatan

AKIBATNYA ?

Page 9: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

AKTIVITAS PENDUDUK DI DATARAN TINGGI

Di dataran tinggi kegiatan ekonomi pendudukcenderung ke bidang pertanian lahan kering.

AKTIVITAS YANG DAPAT DIKEMBANGKAN

Hortikultura antara lain, sayur-sayuran, buahbuahan, dan tanaman hias

Page 10: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

AKTIVITAS PENDUDUK DI PEGUNGAN

HUTAN, PERKEBUNAN

KINA,KARET DAN TEH

AKTIVITAS YANG DAPAT

DIKEMBANGKAN

PENDUDUKNYA SEBAGAI : PETANI PEMILIK

LAHAN BURUH TANI

Page 11: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

AKTIVITAS PENDUDUK DI DATARAN RENDAH

pertanian, perkebunan dan

perikanan tersedianya air yang cukup, disamping iklimnya yang menunjang untuk pertumbuhantanaman dataran rendah.

AKTIVITAS YANG DAPAT DIKEMBANGKAN

Industri dan jasa

sarana dan prasarana berupa transportasi jalan raya dan jalan kereta api, pusat pertokoan dan perdagangan serta pendidikan.

Page 12: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

AKTIVITAS PENDUDUK DI PANTAI

PANTAI LANDAI → NELAYAN, PANTAI CURAM DAN TERJAL →PETANI, PENCARI WARANG

BURNG WALET

AKTIVITAS YANG DAPAT

DIKEMBANGKAN

Page 13: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

HUBUNGAN KONDISI GEOGRAFIS DENGAN TRANSPORTASI

sarana jalan yang datar dan tidak ada tanjakan

TRANSPORTASI MAHAL

DATARAN TINGGI DAN

PEGUNUNGAN

TRANSPORTASI MURAH

DATARAN RENDAH &

PANTAI

medan yang berbukit,

tanjakkan dan banyak berbelok-

belok

Page 14: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

PERAIRAN

PERAIRAN DARAT

PERAIRAN LAUT

TELUK

SELAT

LAUTSAMUDE

RA

SUNGAI

DANAU

RAWATELAGA

AIR TANAH

Page 15: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

SUNGAI

SUNGAI Adalah saluran alami yang

berfungsi mengalirkan air hujan, air tanah, air salju yang mencair

ke danau atau ke laut.

Tempat wisata di Sungai Cijulang – Jawa Barat

Tempat wisata di Sungai Citarik – Jawa Barat

Page 16: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

TELAGA

TELAGATelaga hampir sama dengan danau, hanya luasnya lebih

sempit. 

Telaga Ngebel Di Ponorogo 

Telaga Warna di Dieng 

Telaga Sarangan 

Page 17: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

DANAU

DANAU

Adalah tubuh air dalam jumlah besar yang menempati basin di

wilayah daratan. 

DANAU GLASIAL

D. Toba – danau tektovulkanik

D. Singkarak – danau tektonik

DANAU KARST _ D. LAIS DA RIMS DI

SWISS

D. MANINJAU _ DANAU

VULKANIKWaduk Gajah Mungkur _danau buatan

Page 18: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

RAWA

RAWA

Adalah suatu daerah datar atau sedikit

cekung yang tergenang oleh air. Rawa airnya bersifat asam, warna

airnya kemerahan, dan kurang baik untuk

irigasi.

RAWA PENING

Page 19: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

AIR TANAH

Adalah air yang terdapat di bawah permukaan tanah yang dibatasi oleh

satu atau dua lapisan tanah atau batuan

yang kedap air.

AIR TANAH

Page 20: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

TELUK

adalah pantai yang bentuknya cekung ke arah daratan atau dapat disebut

juga wilayah laut yang menjorok ke

arah daratan.

Contoh : Teluk Jakarta di P. Jawa, Teluk Bone di Sulawesi Teluk Tomini di P. Sulawesi

Page 21: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

PETA TELUK TOMINI

Page 22: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

PETA TELUK JAKARTA

Page 23: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

SELAT

Contoh : Selat Sunda Berada di Antara

Pulau Sumatra dan Pulau Jawa

Contoh :Selat Bali Berada di Antara

Pulau Jawa dan Pulau Bali

Selat adalah sebuah wilayah perairan yang relatif sempit yang menghubungkan dua bagian perairan yang lebih besar, dan biasanya terletak di antara dua permukaan daratan.

Selat buatan disebut terusan  atau

kanal. Selat disebut juga Laut Sempit di antara dua

daratan.

Selat disebut juga Laut Sempit di antara dua

daratan.

Page 24: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

PETA SELAT BALI

Page 25: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

PETA SELAT SUNDA

Page 26: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

LAUT

adalah kumpulan air asin yang

sangat luas dan berhubungan

dengan samudra.

Macam –

macam

lautLihat catatan IPS kelas 7

Page 27: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

PETA INDONESIA

Page 28: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

SAMUDRA

Page 29: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

RELIEF PERAIRAN LAUT

PALUNG LAUT

PUNGGUNG LAUT

AMBANG LAUT

PULAU LAUT

LUBUK LAUT

GUNUNG LAUT

SHELF

PULAU KARANG

Page 30: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

PALUNG LAUT

Contoh :Palung Laut Mindanao dan Palung Laut Kai

PALUNG LAUT adalah bentukan

berupa ruang atau celah yang sempit dengan kecuraman lereng yang terjal di

dasar laut.

Page 31: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

RELIEF DASAR LAUT

Page 32: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

LUBUK LAUT

Contoh :Lubuk Laut Sulu dan Lubuk Laut Banda

LUBUK LAUT

adalah bentukan relief muka bumi di dasar laut berupa cekungan yang dalam di dasar laut menyerupai mangkuk

Page 33: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

PUNGGUNG LAUT

PUNGGUNG LAUT

Contoh :Punggung Laut

Sibolga dan Snelius

yaitu punggung pegunungan yang ada

di dasar laut.

Disebut juga : ridge

KOTA SIBOLGA

Page 34: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

AMBANG LAUT

Contoh :Ambang laut

Sulu dan Gibraltar

AMBANG LAUT

yaitu pegunungan di dasar laut yang

terletak diantara dua laut dalam.

Disebut juga :

drempel

Page 35: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

GUNUNG LAUT

GUNUNG LAUT

yaitu gunung yang kakinya berada di

dasar laut sedangkan badan puncaknya muncul ke atas permukaan laut dan merupakan

sebuah pulau.

Contoh :Gunung laut

Krakatau di Selat Sunda

G. Rakata ( anak G. Krakatau )

Page 36: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

SHELF

SHELF

Contoh :Sunda shelf , Sahul

shelf

Disebut juga :Paparan atau

dangkalan

adalah wilayah laut dangkal dengan

kedalaman kurang dari 50 meter

Page 37: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

PULAU KARANG

PULAU KARANG

adalah suatu pulau koral yang

mengelilingi sebuah laguna sebagian atau seluruhnya

Disebut juga :ATOL

Page 38: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

RELIEF DARATAN

PESISIR PANTAI

DATARAN TINGGI

PEGUNUNGAN

GUNUNG

DATARAN RENDAH

Page 39: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

RELIEF DARATAN

Page 40: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

PESISIR PANTAI

adalah zona perbatasan antara wilayah perairan darat dan laut.

PENGERTIAN

Contoh :delta, tanjung, dan semenanjung.

Page 41: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

DATARAN RENDAH

PENGERTIAN

banyak ditemukan di pulau-pulau besar yang terdapat di

Indonesia.

adalah wilayah di permukaanbumi dengan ketinggiannya antara 0–500 m dpl.

Page 42: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

DATARAN TINGGI

PENGERTIANadalah daerah

denganketinggian lebih dari

500 m dpl

Dataran tinggi Dieng, dataran tinggi Alas, dan dataran tinggi

Gayo di Nanggroe Aceh Darussalam

Page 43: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

GUNUNG

PENGERTIANadalah bentukan yang berasal dari hasil peristiwa vulkanisme

Contoh : G. Merapi, G. Galunggung, G. Bromo,

G. Rinjani dll

Page 44: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3

PEGUNUNGAN

PENGERTIANmerupakan rangkaian

beberapa gunung yang memanjang

membentuk kesatuan

Indonesia termasuk ke dalam dua rangkaian pegunungan dunia, yaitu Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania. Contoh : Peg. Bulik Barisan di Sumatra, Peg. Menoreh di P. Jawa

Page 45: BAB I - KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA - PART 3