Upload
uin-alauddin-makassar
View
200
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beberapa metode pelapisan logam, diantaranya pencelupan panas (hot
dipping), penyemprotan dan elektroplating. Prinsip dasar elektroplating adalah
penempatan ion-ion logam yang ditambah elektron yang berasal pada larutan
elektolit logam yang dilapisi. Ion-ion tersebut didapat dari anoda dan elektron
berasal dari larutan elekrolit yang digunakan. Anoda dan katoda terendam dalam
larutan elektrolit. Ion logam akan melepaskan ion dari anoda dan ion yang terlepas
akan menempel pada katoda.1
Aluminium merupakan logam yang biasa dijumpai dalam kerak bumi dan
terdapat dalam batuan seperti felspar dan mika. Kandungan yang mudah diperoleh
yaitu oksida terhidrat seperti bauksit, Al2O3.nH2O, dan kryolit, Na3AlF6.
Aluminium dibuat dalam skala besar dari bauksit, Al2O3.nH2O yang kemudian
tahan terhadap proses korosi karena lapisan oksida yang kuat dan liat terbentuk
pada permukaannya. Lapisan-lapisan oksida yang tebal seringkali dilapiskan
secara elektrolitik pada aluminium yang merupakan proses anodasi.2
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukanlah percobaan anodasi
aluminium untuk melindungi logam aluminium dengan mempertebal lapisan
oksidanya melalui proses anodasi.
B. Rumusan Masalah1Setyowati, Pengaruh Rapat Arus Terhadap Ketebalan Dan Struktur Kristal Lapisan Nikel
Pada Tembaga, Indonesian Journal of Applied Physics 2 No.1 (2012), h. 1-2. 2 Cotton F. Albert dan Geoffrey Wilkinson. Basic Inorganic Chemistry, terj. Sahati Suharto. Kimia Anorganik Dasar (Jakarta: UI-Press, 1989), h. 287.
1
2
Rumusan masalah dari percobaan ini yaitu bagaimana cara melindungi
aluminium dengan mempertebal lapisan oksidasinya melalui proses anodasi?
C. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini yaitu melindungi aluminium dengan
mempertebal lapisan oksidasinya melalui anodasi.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sel Elektrolisis
Aspek ganda sel elektrokimia (galvani dan elektrolisis) setelah disadari
penemuan tersebut pada tahun 1800 oleh Alessandro Volta. Volta membuat
sebuah aki yang terdiri dari sebuah lembaran perak dan seng yang dipisahkan satu
sama lainnya oleh lembaran kertas yang berpori yang dibasahi oleh larutan
garam.3
Sel elektrolisis adalah sel di mana energi listrik digunakan untuk
berlangsungnya suatu reaksi kimia. Sel ini merupakan kebalikan dari sel galvanik.
Elektro motive force (e.m.f.) yang diperlukan untuk berlangsungnya proses ini
akan sedikit lebih tinggi daripada e.m.f. yang dihasilkan oleh reaksi kimia dan
dapat berasal dari lingkungan. Reaksi kimia spontan menghendaki ∆ G menjadi
negatif. Apabila elektro motive force (e.m.f.) sel adalah positif, maka ini adalah
sel galvanik. Kesetimbangan akan terjadi bila ∆ Gdan E sama dengan nol. Reaksi
dengan nilai E yang lebih positif akan terjadi lebih dahulu daripada reaksi-reaksi
dengan e.m.f yang kepositifannya jauh lebih rendah.4
Elektrolisis merupakan suatu proses di mana reaksi kimia pada elektroda
yang tercelup dalam elektrolit, ketika tegangang diterapkan terhadap elektroda itu.
Elektroda yang bermuatan positif disebut kanoda dan elektroda yang bermuatan
negatif disebut anoda. Elektroda seperti platina yang hanya mentransfer elektron 3Oxtoby David W, Gillis dan Norman Nachtrieb. Principles Of Modern Chemistry. terj. Suminar Setiati Achmadi Prinsip-Prinsip Kimia Modern (Jakarta:
Erlangga, 2001), h. 380.4S.K Dogra, Kimia Fisika dan Soal-Soal (Jakarta: UI Press, 2009), h. 511.
3
4
ke dan dari larutan disebut elektrolisis enert. Elektroda reaktif adalah elektroda
yang secara kimia memasuki reaksi elektroda. Selama elektrolisis, terjadi reduksi
pada anoda dan yang menghilangkan pada katoda.5
Elektrolisis berlawanan dengan reaksi redoks spontan, yang menghasilkan
perubahan energi kimia menjadi energi listrik. Elektrolisis adalah proses yang
menggunakan energi listrik agar energi kimia non-spontan dapat terjadi. Sel
galvani merupakan alat yang digunakan untuk melaksanakan elektrolisis. Asas
yang mendasari tiga contoh elektrolisis yang dan proses yang berlangsung
berdasarkan asas tersebut, kemudian akan melihat aspek-aspek yang kuantitatif
dan elektrolisis.6
B. Sel Volta
Sel volta terdiri dari dua setengah sel, tidak mungkin untuk mengukur
potensial suatu setengah sel tunggal, yang biasa dilakukan adalah mengukur
potensial antara dua setengah sel. Jika ingin membandingkan potensial satu
setengah sel dengan lainnya, haruslah mengukur potensial masing-masing
terhadap suatu setengah sel ketiga sebagai pembanding.7
Kebanyakan sel volta yang dapat disusun berdasarkan potensial elektroda
standar tidak mempunyai nilai praktis. Nilai yang nyata dari data dalam
memahami dengan lebih baik mengenai semua reaksi oksidasi-reduksi dalam
larutan yang tidak bergantung pada apakah reaksi itu terjadi dalam ruangan
baterai, oleh kotak langsung dalam sebuah bejana di dalam laboratorium, dalam
5S.K Dogra, Kimia Fisika dan Soal-Soal, h. 492.6Raymond Chang, Kimia Dasar (Jakarta: Erlangga, 2005), h. 114.7Hadyana Aloysius, General College Chemistry (Jakarta: Erlangga, 1984), h. 14.
3
5
sel organisme hidup, ataupun dalam tangki besar dalam proses industri, dalam
semua kasus elektron bebas digeser dan potensial standar memberikan suatu
perbandingan dari kecenderungan relatif berbagai zat dalam memperoleh ataupun
melepaskan elektron.8
Menginduksi arus agar mengalir melewati sel elektrokimia dan
menghasilkan reaksi sel yang non spontan, selisih potensial yang diberikan harus
melebihi potensial arus-nol sekurang-kurangnya sebesar potensial lebih sel, yaitu
jumlah potensial ubin pada kedua elektroda dan penurunan ohm (I x R) yang
disebabkan oleh arus yang melewati elektrolit. Potensial tambahan yang
diperlukan untuk mencapai laju reaksi yang dapat terdeteksi, mungkin harus
besar, jika rapatan arus pertukaran pada elektrodanya kecil, dengan alasan yang
sama, sel galvani menghasilkan potensial yang lebih kecil dibandingkan pada
kondisi arus-nol.9
Suatu elektroda dapat mudah dibuat dari salah satu logam biasa, yang
diperlukan adalah membenamkan sepotong tipis logam dalam suatu larutan (dari)
ion-ionnya, tapi membentuk suatu elektroda yang melibatkan unsur berbentuk gas
dan ion-ionnya akan lebih sulit. Jelas orang tidak akan mampu mengambil
“sepotong” gas, kemudian membenamkam dalam suatu larutan serta ion-ionnya
dan menyambungkan pada kawat, sehingga dapat membuat suatu sel volta.
Meskipun demikian, telah dikembangkan metode-metode untuk mencapai hal
tersebut.10
8Hadyana Aloysius, General College Chemistry, h. 43-44.9Atkins P.W, Kimia Fisika (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 476.10Hadyana Aloysius, General College Chemistry, h.32.
6
Sangat sulit untuk menentukan tegangan suatu elektroda secara individu,
oleh karena itu, dilakukan penggabungan antara elektroda hidrogen standar (yaitu
elektroda platina dalam lingkungan platina H2 dengan tekanan 1 atm dan
berhubungan dengan ion H+ pada satuan aktivitas) dan elektro motive force
(e.m.f) sel diukur. Dianggap bahwa e.m.f standar dari elektroda hidrogen standar
adalah nol, dengan demikian, e.m.f suatu sel sama dengan e.m.f elektroda.11
C. Anodasi Aluminium
Terdapat beberapa teknik pencegahan korosi, seperti pelapisan
permukaan dengan suatu lapisan yang tidak tertembuskan, seperti cat, dapat
mencegah masuknya udara lembab. Sayangnya perlindungan ini akan gagal dan
menimbulkan suatu malapetaka ketika cat tersebut menimbulkan pori (berpori).
Jika demikian, maka oksigen (O) dapat masuk ke dalam logam yang tersikap dan
korosi tersebut akan terus berlanjut di bawah lapisan cat. Bentuk pelapisan
permukaan lainnya yaitu dilakukan dengan cara galvanisasi, yaitu pelapisan benda
besi dengan seng. Karena potensial elektroada seng adalah -0,76V, yang lebih
negatif dari pasangan besi, maka korosi seng dipermudah secara termodinamika,
sehingga besi tersebut dapat bertahan (seng tersebut bertahan karena dilingdungi
oleh lapisan oksida terhidrasi). Sebagai pembanding, pelapisan dengan timah
menyebabkan korosi pada besi terjadi sangat cepat, begitu permukaannya tergores
dan besinya tersingkap maka korosi pun akan terjadi. Hal tersebut disebabkan
pasangan timah (Eo = -0,14 eV) mengoksidasi pasangan besi (Eo = -0,44 eV).12
11S.K Dogra, Kimia Fisika dan Soal-Soal, h. 517.12Atkins P.W, Kimia Fisika, h. 482.
7
Arus kelistrikan adalah aliran elektron lewat penghantar (suatu elektrolit),
suatu kuantitas satuan kelistrikan adalah banyaknya elektron yang melewati
rangkaian tersebut. Kuantitas satuan standar, suatu satuan standar internasional
(SI) terturunkan. Contohnya, coulomb (C). Salah satu tujuan dari SI dasar, ampere
(A), merupakan ukuran laju aliran elektron. Satu amper ialah aliran satu coulomb
per detik melewati sebuah penghantar :
A = C x s-1atau C = A x s
Satuan potensial listrik atau voltase adalah volt. Volt didefenisakan sebagai
potensial yang diperlukan untuk menghasilkan satu joule energi listrik per detik
pada arus sebesar ampere :
V = J x A-1 x s-1
Karena coulomb mempunyai dimensi amper kali detik, maka :13
V = J x C-1
D. Aluminium
Aluminium merupakan logam ringan, kekuatan tarik relatif tinggi dan
tahan korosi. Ketahanan korosi ini disebabkan adanya lapisan oksida yang
terbentuk pada permukaan aluminium. Ketebalan lapisan oksida ini dapat
ditingkatkan dengan proses anodizing. Anodizing merupakan proses pembentukan
lapisan oksida dalam suatu sistem elektrolisa. Lapisan oksida yang dihasilkan
memiliki ketahanan terhadap pengaruh perubahan cuaca. Ketebalan yang
13Hadyana Aloysius, General College Chemistry, h. 34.
8
terbentuk pada proses anodizing dipengaruhi oleh konsentrasi larutan elektrolit,
rapat arus, dan waktu pencelupan dalam larutan elektrolit.14
Korosi logam tidak terbatas hanya pada besi. Umumnya pada aluminium,
yaitu logam yang digunakan untuk membuat banyak barang berguna, termasuk
pesawat dan kaleng minuman. Aluminium memiliki kecenderungan jauh lebih
besar untuk teroksidasi dibandingkan dengan besi. Aluminiun (Al) mempunyai
potensial reduksi standar yang lebih negatif dibandingkan dengan besi (Fe).15
E. Nikel
Nikel adalah logam putih yang keras dengan berat molekul 58,71. nikel
bersifat liat, dapat ditempa dan sangat kukuh. Logam ini melebur pada 1455oC
dan bersifat magnetis. Nikel adalah logam putih yang keras dengan berat molekul
58,71. nikel bersifat liat, dapat ditempa dan sangat kukuh. Logam ini melebur
pada 1455oC dan bersifat magnetis. Garam– aram nikel (II) yang stabil
diturunkan dari nikel (II) oksida, NiO, yang merupakan zat berwarna hijau.
Garam-garam nikel yang terlarut berwarna hijau disebabkan oleh warna dari
kompleks heksakuonikelat (II) [Ni(H2O)6]2+.16
Banyak bahan yang dapat digunakan dalam proses pelapisan logam secara
elektroplating, diantaranya adalah pelapisan timah putih, seng, nikel, krom,
14Fajar Nugroho, Pengaruh Rapat Arus Dan Waktu Anodizing Terhadap Laju Korosi Pada Aluminium Paduan 2024-T3 Di Lingkungan Air Laut, Jurnal Foundry 2 No. 2 (Oktober 2012), h. 18.
15Raymond Chang, Kimia Dasar, h. 112.16Lukman Hakim, Pengambilan Logam Ni Dalam Limbah Elektroplating Dengan Proses
Koagulasi Flokulasi, Jurusan Teknik Kimia 1 No. 1 (2012), h. 2.
9
tembaga dan aluminium. Semua bahan tersebut dapat digunakan sebagai bahan
pelapis karena mempunyai banyak kelebihan diantaranya selain untuk mencegah
korosi, dapat juga digunakan untuk menambah keindahan.17
Logam nikel teroksidasi menjadi ion logam (Ni2+) yang kemudian larut
dalam larutan elektrolit menggantikan ion logam Ni2+ dari NiSO4 yang
terelektrolisis mejadi Ni2+ dan SO42- yang tertarik ke katoda untuk terbentuk
endapan. Reaksi kimia yang terjadi seperti berikut:
Oksidasi pada anoda:
Ni → Ni2+ + 2e
Elektrolisis ion logam:
NiSO4 → Ni2+ + SO42-
Penggantian ion logam pada larutan:
Ni2+ + SO42-→ NiSO4
Reduksi logam:
Ni2+ + 2e → Ni.
17Setyowati, Pengaruh Rapat Arus Terhadap Ketebalan Dan Struktur Kristal Lapisan Nikel Pada Tembaga, Indonesian Journal of Applied Physics, h.2.
10
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Kamis / 05 Juni 2014
Pukul : 08.00 – 10.00 WITA
Tempat : Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas
Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini, yaitu
neraca analitik, pemanas listrik, voltmeter, penjepit aligator,
pipet volume 10 mL, gelas kimia 250 mL, bulp, spatula, botol
semprot, pinset, gunting dan lap kasar.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini, yaitu
amplas, aquades (H2O), deterjen, larutan asam klorida (HCl) 2
M, larutan asam sulfat (H2SO4) 4 N, larutan besi (III) klorida
(FeCl3) 0,2 M 10 mL, larutan ammonium fosfat [(NH4)2PO4] 0,2
M 10 mL, lempengan aluminium (Al), lempengan nikel (Ni) dan
tissu.
11
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada percobaan ini, yaitu sebagai berikut:
1. Anodasi Aluminium
a. Menggunting lempengan aluminium (Al) dan nikel (Ni)
menjadi persegi panjang kecil.
b. Membersihkan kedua logam dengan menggunakan
amplas.
c. Mencuci kedua logam dengan deterjen dan air hangat
kemudian mengeringkan.
d. Menimbang kedua logam dengan menggunakan neraca
analitik.
e. Merangkai alat voltmeter lalu menjepit kedua logam
dengan penjepit alligator, logam tembaga (Ni) pada
katoda (+) dan logam aluminium (Al) pada anoda (-).
f. Memasukkan larutan asam sulfat (H2SO4) 4 N ke dalam
gelas kimia.
g. Mencelupkan kedua logam yang telah dijepit dengan
alligator ke dalam gelas kimia yang berisi asam sulfat
(H2SO4) 4 N.
10
12
h. Menghitung nilai potensial (E) dari pasangan kedua
logam dengan proses elektrolisis.
i. Mencuci kedua logam dengan deterjen dan air hangat
kemudian mengeringkan.
j. Menimbang kedua logam dengan menggunakan neraca
analitik.
k. Memasukkan larutan asam klorida (HCl) 2 M ke dalam
gelas kimia.
l. Mencelupkan kedua logam yang telah dijepit dengan
alligator ke dalam gelas kimia yang berisi asam klorida
(HCl) 2 M
m. Menghitung nilai potensial (E) dari pasangan kedua
logam melalui proses elektrolisis.
n. Menimbang kedua logam.
2. Proses Pewarnaan
a. Mencuci kedua logam dengan deterjen dan air panas.
b. Memasukkan larutan besi (III) klorida (FeCl3) 0,2 M
sebanyak 10 mL ke dalam gelas kimia.
c. Menambahkan larutan diammonium fosfat [(NH4)2PO4]
0,2 M sebanyak 10 mL ke dalam gelas kimia.
d. Memasukkan kedua logam ke dalam gelas kimia yang
berisi larutan FeCl3 dan (NH4)2PO4 dengan perbandingan
1:1
13
e. Memanaskan larutan berisi logam aluminium (Al) dan
nikel (Ni) sampai terbentuk warna pada kedua logam.
f. Mengamati warna yang terbentuk pada kedua
lempengan logam aluminium (Al) dan nikel (Ni).
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
No. SampelBobot H2SO4
(gr) Bobot HCl (gr) Warna Gambar
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1.Aluminium
(anodasi)0,4590 0,4601 0,4560 0,4557 Perak Kuning
2.Nikel
(Katoda)1,8342 1,8344 0,8821 1,8218
Kuning
keemasanjingga
Ket: nilai Eo sel Al dan Ni dalam H2SO4 = 0,54
nilai Eo sel Al dan Ni dalam HCl = 0,45
2. Gambar
a. Lempengan sebelum anodasi
13
15
b. Pembersihan lempengan Al dan Ni dengan deterjen dan pembersihan
Lempengan Al dan Ni dengan H2SO4 2M
c. Penimbangan lempengan Al dan Ni sebelum dianodasi
d. penimbangan kedua lempengan setelah dicelupkan dengan H2SO4
e. penimbangan sebelum dicelupkan dengan HCl
13
16
f. Penimbangan setelah dicelupkan HCl
g. Pengukuran potensial sel
h. Pewarnaan kedua lempengan dengan pemanasan larutan FeCl3 0,2 M
dan (NH4)2PO4
3. Reaksi
Reaksi yang terjadi pada percobaan ini yaitu:18
Anoda : Al Al3+ + 3e- x 2
Katoda : Ni2+ + 2e- Ni x 3
2Al 2Al3+ + 6e-
3Ni2+ + 6e- 3Ni
Reaksi : 2Al + 3Ni2+ 2Al3+ + 3Ni
B. Pembahasan18Fianarti. Aluminasi pada Aluminium. http//:0342blogspot.com (2011).
17
Aluminium merupakan logam ringan, kekuatan tarik relatif tinggi dan
tahan korosi. Ketahanan korosi ini disebabkan adanya lapisan oksida yang
terbentuk pada permukaan aluminium. Lapisan-lapisan oksida yang tebal
seringkali dilapiskan secara elektrolisis pada aluminium yang merupakan proses
anodasi.
Proses anodasi pada percobaan ini menggunakan logam
nikel (Ni) sebagai logam untuk melapisi dan logam aluminium
(Al) sebagai logam yang akan dianodasi. Prosesnya yaitu
mengamplas logam dan mencuci logam dengan menggunakan
deterjen dan air hangat yang bertujuan untuk menghilangkan
pengotor yang melekat pada logam yang dapat mengganggu
dalam proses pelapisan logam aluminium (Al). Lempengan logam
selanjutnya diangkat dengan menggunakan pinset agar
lempengan tidak terkontaminasi dengan pengotor yang ada
disekitarnya. Menimbang kepingan logam untuk mengetahui
bobot sebelum proses anodasi, dimana berat lempengan
aluminium sebelum anodasi sebesar 0,4590 gram dan pada
lempengan nikel sebesar 1,8342 gram.
Lempengan yang telah ditimbang dimasukkan kedalam
larutan elektrolit yaitu larutan asam sulfat (H2SO4) 4 N. Asam
sulfat (H2SO4) 4 N berfungsi sebagai larutan yang akan
menghantarkan listrik dan sebagai elektrolit kuat yang akan
dihubungkan dengan voltmeter. Prosesnya yaitu lempengan
18
aluminium dan nikel dijepit dengan penjepit aligator dimana
tidak boleh menyentuh larutan asam sulfat (H2SO4) 4 N dan antar
lempengan karena akan mempengaruhi nilai potensial sel yang
diperoleh. Nilai potensial yang diperoleh yaitu 0,54 V dimana
yang mengalami oksidasi (anoda) yaitu logam Al menjadi
Al3+ sedangkan yang mengalaimi reduksi (katoda) yaitu ion
H+ dari asam sulfat (H2SO4) 4 N. logam yang telah dicelupkan
dikeringkan dan ditimbang untuk mengetahui bobot
perbandingan lempengan setelah proses elektrolisis. Hasil
pengamatan diperoleh berat dari kedua lempengan mengalami
peningkatan yaitu berat aluminium sebesar 0,4601 gram dan
nikel sebesar 1,8344 gram, hal ini disebabkan karena lempengan
terletak disebelah kiri logam hidrogen (H) dan sama-sama
mengalami reduksi sehingga lempengan tersebut sama-sama
memberi lapisan sehingga bobot dari lempengan sama-sama
bertambah. Perlakuan yang sama untuk larutan elektrolit kuat
asam klorida (HCl) 2 M, dimana hasil untuk nilai potensial sel dari
asam klorida (HCl) 2 M sebesar 0,45V, hal ini disebabkan karena
asam sulfat (H2SO4) 4 N lebih memiliki sifat keasaman lebih kuat
dibandingkan dengan asam klorida (HCl) 2 M sedangkan pada
saat penimbangan setelah anodasi, diperoleh berat aluminium
yaitu 0,4557 gram dan nikel yaitu 1,8218 gram.
19
Perlakuan selanjutnya yaitu pewarnaan, dimana prosesnya
yaitu menggunakan larutan besi (III) klorida (FeCl3) 0,2 M yang
akan memberikan warna yang berbeda pada permukaan logam dan juga sebagai
pengoksidasi yang direaksikan dengan amomonium posfat
[(NH4)2PO4] 0,2 M sebagai zat yang memperlambat terjadinya
reaksi reduksi pada Al dimana kedua larutan tersebut yang akan
pemberi warna dari lempengan. Campuran larutan kemudian
dipanaskan untuk menutup pori-pori pada lempengan karena lapisan
oksida yang terbentuk dari logam yang dielektrolisis mengandung sedikit ion
sulfat dimana masih terdapat pori-pori pada permukaan logam sehingga lapisan
oksida tersebut dapat menyerap warna sesuai dengan yang diinginkan.19
Lempengan aluminium (Al) mengalami perubahan warna dari
perak menjadi kuning sedangkam lempengan nikel (Ni) berubah
warna dari kuning keemasan menjadi jingga.
19Faradillah Dwi Arhany, Laporan Anodasi Aluminium,
http://faradillahchemistry09.blogspot.com/2012/05/laporan-anodasi-aluminium.html.
20
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini yaitu cara melindungi
logam aluminium yaitu dengan mempertebal lapisan oksidanya
yang dilakukan dengan proses anodasi aluminium. Pada proses
ini, logam aluminium (Al) ditempatkan pada posisi anoda dan
logam nikel (Ni) ditempatkan pada posisi katoda dalam proses
elektrolisis larutan asam sulfat (H2SO4) dan asam klorida (HCl).
B. Saran
21
Saran yang diberikan untuk percobaan selanjutnya yaitu
sebaiknya pada proses anodasi mengganti atau menambahkan
elektrolit dengan asam kuat seperti asam asetat (CH3COOH)
untuk mengetahui perbedaan energi potensial pada elektrolit
asam kuat dan elektrolit asam lemah.
19
22
DAFTAR PUSTAKA
Albert, Cotton F. dan Geoffrey Wilkinson. Basic Inorganic Chemistry, terj. Sahati Suharto. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-Press, 1989.
Aloysius, Hadyana. General College Chemistry. Jakarta: Erlangga, 1984.
Chang, Raymond. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga, 2005.
Dogra, S.K. Kimia Fisika dan Soal-Soal. Jakarta: UI Press, 2009.
Hakim, Lukman. Pengambilan Logam Ni Dalam Limbah Elektroplating Dengan Proses Koagulasi Flokulasi, Jurusan Teknik Kimia 1 No. 1 (2012), h. 2-8.
Nugroho, Fajar Pengaruh Rapat Arus Dan Waktu Anodizing Terhadap Laju Korosi Pada Aluminium Paduan 2024-T3 Di Lingkungan Air Laut, Jurnal Foundry 2 No. 2 (Oktober 2012), h. 18-25.
Oxtoby, David W, Gillis dan Norman Nachtrieb. Principles Of Modern Chemistry. terj. Suminar Setiati Achmadi. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Jakarta: Erlangga, 2001.
P.W, Atkins. Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga, 1996.
Setyowati, Pengaruh Rapat Arus Terhadap Ketebalan Dan Struktur Kristal Lapisan Nikel Pada Tembaga, Indonesian Journal of Applied Physics 2 No.1 (2012), h. 1-6.
23
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan praktikum Kimia Anorganik dengan judul “Anodasi
Aluminium” yang disusun oleh:
Nama : Riskayanti
Nim : 60500112028
Kelompok : IV (Empat)
telah diperiksa secara teliti oleh Asisten atau Koordinator asisten
dan dinyatakan diterima.
Samata, Juni
2014
Koordinator Asisten
Asisten
Nur Amalia P. A. Reskianti wardani NIM: 60500110001
Mengetahui, Dosen Penanggung Jawab
Syamsidar HS, S.T., M.Si
24
NIP: 19760330 200912 2 002