31
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa metode pelapisan logam, diantaranya pencelupan panas (hot dipping), penyemprotan dan elektroplating. Prinsip dasar elektroplating adalah penempatan ion-ion logam yang ditambah elektron yang berasal pada larutan elektolit logam yang dilapisi. Ion-ion tersebut didapat dari anoda dan elektron berasal dari larutan elekrolit yang digunakan. Anoda dan katoda terendam dalam larutan elektrolit. Ion logam akan melepaskan ion dari anoda dan ion yang terlepas akan menempel pada katoda. 1 Aluminium merupakan logam yang biasa dijumpai dalam kerak bumi dan terdapat dalam batuan seperti felspar dan mika. Kandungan yang mudah diperoleh yaitu oksida terhidrat seperti bauksit, Al 2 O 3 .nH 2 O, dan kryolit, Na 3 AlF 6. Aluminium dibuat dalam skala besar 1 Setyowati, Pengaruh Rapat Arus Terhadap Ketebalan Dan Struktur Kristal Lapisan Nikel Pada Tembaga, Indonesian Journal of Applied Physics 2 No.1 (2012), h. 1-2.

Anodasi aluminium

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Anodasi aluminium

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Beberapa metode pelapisan logam, diantaranya pencelupan panas (hot

dipping), penyemprotan dan elektroplating. Prinsip dasar elektroplating adalah

penempatan ion-ion logam yang ditambah elektron yang berasal pada larutan

elektolit logam yang dilapisi. Ion-ion tersebut didapat dari anoda dan elektron

berasal dari larutan elekrolit yang digunakan. Anoda dan katoda terendam dalam

larutan elektrolit. Ion logam akan melepaskan ion dari anoda dan ion yang terlepas

akan menempel pada katoda.1

Aluminium merupakan logam yang biasa dijumpai dalam kerak bumi dan

terdapat dalam batuan seperti felspar dan mika. Kandungan yang mudah diperoleh

yaitu oksida terhidrat seperti bauksit, Al2O3.nH2O, dan kryolit, Na3AlF6.

Aluminium dibuat dalam skala besar dari bauksit, Al2O3.nH2O yang kemudian

tahan terhadap proses korosi karena lapisan oksida yang kuat dan liat terbentuk

pada permukaannya. Lapisan-lapisan oksida yang tebal seringkali dilapiskan

secara elektrolitik pada aluminium yang merupakan proses anodasi.2

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukanlah percobaan anodasi

aluminium untuk melindungi logam aluminium dengan mempertebal lapisan

oksidanya melalui proses anodasi.

B. Rumusan Masalah1Setyowati, Pengaruh Rapat Arus Terhadap Ketebalan Dan Struktur Kristal Lapisan Nikel

Pada Tembaga, Indonesian Journal of Applied Physics 2 No.1 (2012), h. 1-2. 2 Cotton F. Albert dan Geoffrey Wilkinson. Basic Inorganic Chemistry, terj. Sahati Suharto. Kimia Anorganik Dasar (Jakarta: UI-Press, 1989), h. 287.

1

Page 2: Anodasi aluminium

2

Rumusan masalah dari percobaan ini yaitu bagaimana cara melindungi

aluminium dengan mempertebal lapisan oksidasinya melalui proses anodasi?

C. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini yaitu melindungi aluminium dengan

mempertebal lapisan oksidasinya melalui anodasi.

Page 3: Anodasi aluminium

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sel Elektrolisis

Aspek ganda sel elektrokimia (galvani dan elektrolisis) setelah disadari

penemuan tersebut pada tahun 1800 oleh Alessandro Volta. Volta membuat

sebuah aki yang terdiri dari sebuah lembaran perak dan seng yang dipisahkan satu

sama lainnya oleh lembaran kertas yang berpori yang dibasahi oleh larutan

garam.3

Sel elektrolisis adalah sel di mana energi listrik digunakan untuk

berlangsungnya suatu reaksi kimia. Sel ini merupakan kebalikan dari sel galvanik.

Elektro motive force (e.m.f.) yang diperlukan untuk berlangsungnya proses ini

akan sedikit lebih tinggi daripada e.m.f. yang dihasilkan oleh reaksi kimia dan

dapat berasal dari lingkungan. Reaksi kimia spontan menghendaki ∆ G menjadi

negatif. Apabila elektro motive force (e.m.f.) sel adalah positif, maka ini adalah

sel galvanik. Kesetimbangan akan terjadi bila ∆ Gdan E sama dengan nol. Reaksi

dengan nilai E yang lebih positif akan terjadi lebih dahulu daripada reaksi-reaksi

dengan e.m.f yang kepositifannya jauh lebih rendah.4

Elektrolisis merupakan suatu proses di mana reaksi kimia pada elektroda

yang tercelup dalam elektrolit, ketika tegangang diterapkan terhadap elektroda itu.

Elektroda yang bermuatan positif disebut kanoda dan elektroda yang bermuatan

negatif disebut anoda. Elektroda seperti platina yang hanya mentransfer elektron 3Oxtoby David W, Gillis dan Norman Nachtrieb. Principles Of Modern Chemistry. terj. Suminar Setiati Achmadi Prinsip-Prinsip Kimia Modern (Jakarta:

Erlangga, 2001), h. 380.4S.K Dogra, Kimia Fisika dan Soal-Soal (Jakarta: UI Press, 2009), h. 511.

3

Page 4: Anodasi aluminium

4

ke dan dari larutan disebut elektrolisis enert. Elektroda reaktif adalah elektroda

yang secara kimia memasuki reaksi elektroda. Selama elektrolisis, terjadi reduksi

pada anoda dan yang menghilangkan pada katoda.5

Elektrolisis berlawanan dengan reaksi redoks spontan, yang menghasilkan

perubahan energi kimia menjadi energi listrik. Elektrolisis adalah proses yang

menggunakan energi listrik agar energi kimia non-spontan dapat terjadi. Sel

galvani merupakan alat yang digunakan untuk melaksanakan elektrolisis. Asas

yang mendasari tiga contoh elektrolisis yang dan proses yang berlangsung

berdasarkan asas tersebut, kemudian akan melihat aspek-aspek yang kuantitatif

dan elektrolisis.6

B. Sel Volta

Sel volta terdiri dari dua setengah sel, tidak mungkin untuk mengukur

potensial suatu setengah sel tunggal, yang biasa dilakukan adalah mengukur

potensial antara dua setengah sel. Jika ingin membandingkan potensial satu

setengah sel dengan lainnya, haruslah mengukur potensial masing-masing

terhadap suatu setengah sel ketiga sebagai pembanding.7

Kebanyakan sel volta yang dapat disusun berdasarkan potensial elektroda

standar tidak mempunyai nilai praktis. Nilai yang nyata dari data dalam

memahami dengan lebih baik mengenai semua reaksi oksidasi-reduksi dalam

larutan yang tidak bergantung pada apakah reaksi itu terjadi dalam ruangan

baterai, oleh kotak langsung dalam sebuah bejana di dalam laboratorium, dalam

5S.K Dogra, Kimia Fisika dan Soal-Soal, h. 492.6Raymond Chang, Kimia Dasar (Jakarta: Erlangga, 2005), h. 114.7Hadyana Aloysius, General College Chemistry (Jakarta: Erlangga, 1984), h. 14.

3

Page 5: Anodasi aluminium

5

sel organisme hidup, ataupun dalam tangki besar dalam proses industri, dalam

semua kasus elektron bebas digeser dan potensial standar memberikan suatu

perbandingan dari kecenderungan relatif berbagai zat dalam memperoleh ataupun

melepaskan elektron.8

Menginduksi arus agar mengalir melewati sel elektrokimia dan

menghasilkan reaksi sel yang non spontan, selisih potensial yang diberikan harus

melebihi potensial arus-nol sekurang-kurangnya sebesar potensial lebih sel, yaitu

jumlah potensial ubin pada kedua elektroda dan penurunan ohm (I x R) yang

disebabkan oleh arus yang melewati elektrolit. Potensial tambahan yang

diperlukan untuk mencapai laju reaksi yang dapat terdeteksi, mungkin harus

besar, jika rapatan arus pertukaran pada elektrodanya kecil, dengan alasan yang

sama, sel galvani menghasilkan potensial yang lebih kecil dibandingkan pada

kondisi arus-nol.9

Suatu elektroda dapat mudah dibuat dari salah satu logam biasa, yang

diperlukan adalah membenamkan sepotong tipis logam dalam suatu larutan (dari)

ion-ionnya, tapi membentuk suatu elektroda yang melibatkan unsur berbentuk gas

dan ion-ionnya akan lebih sulit. Jelas orang tidak akan mampu mengambil

“sepotong” gas, kemudian membenamkam dalam suatu larutan serta ion-ionnya

dan menyambungkan pada kawat, sehingga dapat membuat suatu sel volta.

Meskipun demikian, telah dikembangkan metode-metode untuk mencapai hal

tersebut.10

8Hadyana Aloysius, General College Chemistry, h. 43-44.9Atkins P.W, Kimia Fisika (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 476.10Hadyana Aloysius, General College Chemistry, h.32.

Page 6: Anodasi aluminium

6

Sangat sulit untuk menentukan tegangan suatu elektroda secara individu,

oleh karena itu, dilakukan penggabungan antara elektroda hidrogen standar (yaitu

elektroda platina dalam lingkungan platina H2 dengan tekanan 1 atm dan

berhubungan dengan ion H+ pada satuan aktivitas) dan elektro motive force

(e.m.f) sel diukur. Dianggap bahwa e.m.f standar dari elektroda hidrogen standar

adalah nol, dengan demikian, e.m.f suatu sel sama dengan e.m.f elektroda.11

C. Anodasi Aluminium

Terdapat beberapa teknik pencegahan korosi, seperti pelapisan

permukaan dengan suatu lapisan yang tidak tertembuskan, seperti cat, dapat

mencegah masuknya udara lembab. Sayangnya perlindungan ini akan gagal dan

menimbulkan suatu malapetaka ketika cat tersebut menimbulkan pori (berpori).

Jika demikian, maka oksigen (O) dapat masuk ke dalam logam yang tersikap dan

korosi tersebut akan terus berlanjut di bawah lapisan cat. Bentuk pelapisan

permukaan lainnya yaitu dilakukan dengan cara galvanisasi, yaitu pelapisan benda

besi dengan seng. Karena potensial elektroada seng adalah -0,76V, yang lebih

negatif dari pasangan besi, maka korosi seng dipermudah secara termodinamika,

sehingga besi tersebut dapat bertahan (seng tersebut bertahan karena dilingdungi

oleh lapisan oksida terhidrasi). Sebagai pembanding, pelapisan dengan timah

menyebabkan korosi pada besi terjadi sangat cepat, begitu permukaannya tergores

dan besinya tersingkap maka korosi pun akan terjadi. Hal tersebut disebabkan

pasangan timah (Eo = -0,14 eV) mengoksidasi pasangan besi (Eo = -0,44 eV).12

11S.K Dogra, Kimia Fisika dan Soal-Soal, h. 517.12Atkins P.W, Kimia Fisika, h. 482.

Page 7: Anodasi aluminium

7

Arus kelistrikan adalah aliran elektron lewat penghantar (suatu elektrolit),

suatu kuantitas satuan kelistrikan adalah banyaknya elektron yang melewati

rangkaian tersebut. Kuantitas satuan standar, suatu satuan standar internasional

(SI) terturunkan. Contohnya, coulomb (C). Salah satu tujuan dari SI dasar, ampere

(A), merupakan ukuran laju aliran elektron. Satu amper ialah aliran satu coulomb

per detik melewati sebuah penghantar :

A = C x s-1atau C = A x s

Satuan potensial listrik atau voltase adalah volt. Volt didefenisakan sebagai

potensial yang diperlukan untuk menghasilkan satu joule energi listrik per detik

pada arus sebesar ampere :

V = J x A-1 x s-1

Karena coulomb mempunyai dimensi amper kali detik, maka :13

V = J x C-1

D. Aluminium

Aluminium merupakan logam ringan, kekuatan tarik relatif tinggi dan

tahan korosi. Ketahanan korosi ini disebabkan adanya lapisan oksida yang

terbentuk pada permukaan aluminium. Ketebalan lapisan oksida ini dapat

ditingkatkan dengan proses anodizing. Anodizing merupakan proses pembentukan

lapisan oksida dalam suatu sistem elektrolisa. Lapisan oksida yang dihasilkan

memiliki ketahanan terhadap pengaruh perubahan cuaca. Ketebalan yang

13Hadyana Aloysius, General College Chemistry, h. 34.

Page 8: Anodasi aluminium

8

terbentuk pada proses anodizing dipengaruhi oleh konsentrasi larutan elektrolit,

rapat arus, dan waktu pencelupan dalam larutan elektrolit.14

Korosi logam tidak terbatas hanya pada besi. Umumnya pada aluminium,

yaitu logam yang digunakan untuk membuat banyak barang berguna, termasuk

pesawat dan kaleng minuman. Aluminium memiliki kecenderungan jauh lebih

besar untuk teroksidasi dibandingkan dengan besi. Aluminiun (Al) mempunyai

potensial reduksi standar yang lebih negatif dibandingkan dengan besi (Fe).15

E. Nikel

Nikel adalah logam putih yang keras dengan berat molekul 58,71. nikel

bersifat liat, dapat ditempa dan sangat kukuh. Logam ini melebur pada 1455oC

dan bersifat magnetis. Nikel adalah logam putih yang keras dengan berat molekul

58,71. nikel bersifat liat, dapat ditempa dan sangat kukuh. Logam ini melebur

pada 1455oC dan bersifat magnetis. Garam– aram nikel (II) yang stabil

diturunkan dari nikel (II) oksida, NiO, yang merupakan zat berwarna hijau.

Garam-garam nikel yang terlarut berwarna hijau disebabkan oleh warna dari

kompleks heksakuonikelat (II) [Ni(H2O)6]2+.16

Banyak bahan yang dapat digunakan dalam proses pelapisan logam secara

elektroplating, diantaranya adalah pelapisan timah putih, seng, nikel, krom,

14Fajar Nugroho, Pengaruh Rapat Arus Dan Waktu Anodizing Terhadap Laju Korosi Pada Aluminium Paduan 2024-T3 Di Lingkungan Air Laut, Jurnal Foundry 2 No. 2 (Oktober 2012), h. 18.

15Raymond Chang, Kimia Dasar, h. 112.16Lukman Hakim, Pengambilan Logam Ni Dalam Limbah Elektroplating Dengan Proses

Koagulasi Flokulasi, Jurusan Teknik Kimia 1 No. 1 (2012), h. 2.

Page 9: Anodasi aluminium

9

tembaga dan aluminium. Semua bahan tersebut dapat digunakan sebagai bahan

pelapis karena mempunyai banyak kelebihan diantaranya selain untuk mencegah

korosi, dapat juga digunakan untuk menambah keindahan.17

Logam nikel teroksidasi menjadi ion logam (Ni2+) yang kemudian larut

dalam larutan elektrolit menggantikan ion logam Ni2+ dari NiSO4 yang

terelektrolisis mejadi Ni2+ dan SO42- yang tertarik ke katoda untuk terbentuk

endapan. Reaksi kimia yang terjadi seperti berikut:

Oksidasi pada anoda:

Ni → Ni2+ + 2e

Elektrolisis ion logam:

NiSO4 → Ni2+ + SO42-

Penggantian ion logam pada larutan:

Ni2+ + SO42-→ NiSO4

Reduksi logam:

Ni2+ + 2e → Ni.

17Setyowati, Pengaruh Rapat Arus Terhadap Ketebalan Dan Struktur Kristal Lapisan Nikel Pada Tembaga, Indonesian Journal of Applied Physics, h.2.

Page 10: Anodasi aluminium

10

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Hari / Tanggal : Kamis / 05 Juni 2014

Pukul : 08.00 – 10.00 WITA

Tempat : Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas

Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin

Makassar

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini, yaitu

neraca analitik, pemanas listrik, voltmeter, penjepit aligator,

pipet volume 10 mL, gelas kimia 250 mL, bulp, spatula, botol

semprot, pinset, gunting dan lap kasar.

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini, yaitu

amplas, aquades (H2O), deterjen, larutan asam klorida (HCl) 2

M, larutan asam sulfat (H2SO4) 4 N, larutan besi (III) klorida

(FeCl3) 0,2 M 10 mL, larutan ammonium fosfat [(NH4)2PO4] 0,2

M 10 mL, lempengan aluminium (Al), lempengan nikel (Ni) dan

tissu.

Page 11: Anodasi aluminium

11

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada percobaan ini, yaitu sebagai berikut:

1. Anodasi Aluminium

a. Menggunting lempengan aluminium (Al) dan nikel (Ni)

menjadi persegi panjang kecil.

b. Membersihkan kedua logam dengan menggunakan

amplas.

c. Mencuci kedua logam dengan deterjen dan air hangat

kemudian mengeringkan.

d. Menimbang kedua logam dengan menggunakan neraca

analitik.

e. Merangkai alat voltmeter lalu menjepit kedua logam

dengan penjepit alligator, logam tembaga (Ni) pada

katoda (+) dan logam aluminium (Al) pada anoda (-).

f. Memasukkan larutan asam sulfat (H2SO4) 4 N ke dalam

gelas kimia.

g. Mencelupkan kedua logam yang telah dijepit dengan

alligator ke dalam gelas kimia yang berisi asam sulfat

(H2SO4) 4 N.

10

Page 12: Anodasi aluminium

12

h. Menghitung nilai potensial (E) dari pasangan kedua

logam dengan proses elektrolisis.

i. Mencuci kedua logam dengan deterjen dan air hangat

kemudian mengeringkan.

j. Menimbang kedua logam dengan menggunakan neraca

analitik.

k. Memasukkan larutan asam klorida (HCl) 2 M ke dalam

gelas kimia.

l. Mencelupkan kedua logam yang telah dijepit dengan

alligator ke dalam gelas kimia yang berisi asam klorida

(HCl) 2 M

m. Menghitung nilai potensial (E) dari pasangan kedua

logam melalui proses elektrolisis.

n. Menimbang kedua logam.

2. Proses Pewarnaan

a. Mencuci kedua logam dengan deterjen dan air panas.

b. Memasukkan larutan besi (III) klorida (FeCl3) 0,2 M

sebanyak 10 mL ke dalam gelas kimia.

c. Menambahkan larutan diammonium fosfat [(NH4)2PO4]

0,2 M sebanyak 10 mL ke dalam gelas kimia.

d. Memasukkan kedua logam ke dalam gelas kimia yang

berisi larutan FeCl3 dan (NH4)2PO4 dengan perbandingan

1:1

Page 13: Anodasi aluminium

13

e. Memanaskan larutan berisi logam aluminium (Al) dan

nikel (Ni) sampai terbentuk warna pada kedua logam.

f. Mengamati warna yang terbentuk pada kedua

lempengan logam aluminium (Al) dan nikel (Ni).

Page 14: Anodasi aluminium

14

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Tabel Pengamatan

No. SampelBobot H2SO4

(gr) Bobot HCl (gr) Warna Gambar

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

1.Aluminium

(anodasi)0,4590 0,4601 0,4560 0,4557 Perak Kuning

2.Nikel

(Katoda)1,8342 1,8344 0,8821 1,8218

Kuning

keemasanjingga

Ket: nilai Eo sel Al dan Ni dalam H2SO4 = 0,54

nilai Eo sel Al dan Ni dalam HCl = 0,45

2. Gambar

a. Lempengan sebelum anodasi

13

Page 15: Anodasi aluminium

15

b. Pembersihan lempengan Al dan Ni dengan deterjen dan pembersihan

Lempengan Al dan Ni dengan H2SO4 2M

c. Penimbangan lempengan Al dan Ni sebelum dianodasi

d. penimbangan kedua lempengan setelah dicelupkan dengan H2SO4

e. penimbangan sebelum dicelupkan dengan HCl

13

Page 16: Anodasi aluminium

16

f. Penimbangan setelah dicelupkan HCl

g. Pengukuran potensial sel

h. Pewarnaan kedua lempengan dengan pemanasan larutan FeCl3 0,2 M

dan (NH4)2PO4

3. Reaksi

Reaksi yang terjadi pada percobaan ini yaitu:18

Anoda : Al Al3+ + 3e- x 2

Katoda : Ni2+ + 2e- Ni x 3

2Al 2Al3+ + 6e-

3Ni2+ + 6e- 3Ni

Reaksi : 2Al + 3Ni2+ 2Al3+ + 3Ni

B. Pembahasan18Fianarti. Aluminasi pada Aluminium. http//:0342blogspot.com (2011).

Page 17: Anodasi aluminium

17

Aluminium merupakan logam ringan, kekuatan tarik relatif tinggi dan

tahan korosi. Ketahanan korosi ini disebabkan adanya lapisan oksida yang

terbentuk pada permukaan aluminium. Lapisan-lapisan oksida yang tebal

seringkali dilapiskan secara elektrolisis pada aluminium yang merupakan proses

anodasi.

Proses anodasi pada percobaan ini menggunakan logam

nikel (Ni) sebagai logam untuk melapisi dan logam aluminium

(Al) sebagai logam yang akan dianodasi. Prosesnya yaitu

mengamplas logam dan mencuci logam dengan menggunakan

deterjen dan air hangat yang bertujuan untuk menghilangkan

pengotor yang melekat pada logam yang dapat mengganggu

dalam proses pelapisan logam aluminium (Al). Lempengan logam

selanjutnya diangkat dengan menggunakan pinset agar

lempengan tidak terkontaminasi dengan pengotor yang ada

disekitarnya. Menimbang kepingan logam untuk mengetahui

bobot sebelum proses anodasi, dimana berat lempengan

aluminium sebelum anodasi sebesar 0,4590 gram dan pada

lempengan nikel sebesar 1,8342 gram.

Lempengan yang telah ditimbang dimasukkan kedalam

larutan elektrolit yaitu larutan asam sulfat (H2SO4) 4 N. Asam

sulfat (H2SO4) 4 N berfungsi sebagai larutan yang akan

menghantarkan listrik dan sebagai elektrolit kuat yang akan

dihubungkan dengan voltmeter. Prosesnya yaitu lempengan

Page 18: Anodasi aluminium

18

aluminium dan nikel dijepit dengan penjepit aligator dimana

tidak boleh menyentuh larutan asam sulfat (H2SO4) 4 N dan antar

lempengan karena akan mempengaruhi nilai potensial sel yang

diperoleh. Nilai potensial yang diperoleh yaitu 0,54 V dimana

yang mengalami oksidasi (anoda) yaitu logam Al menjadi

Al3+ sedangkan yang mengalaimi reduksi (katoda) yaitu ion

H+ dari asam sulfat (H2SO4) 4 N. logam yang telah dicelupkan

dikeringkan dan ditimbang untuk mengetahui bobot

perbandingan lempengan setelah proses elektrolisis. Hasil

pengamatan diperoleh berat dari kedua lempengan mengalami

peningkatan yaitu berat aluminium sebesar 0,4601 gram dan

nikel sebesar 1,8344 gram, hal ini disebabkan karena lempengan

terletak disebelah kiri logam hidrogen (H) dan sama-sama

mengalami reduksi sehingga lempengan tersebut sama-sama

memberi lapisan sehingga bobot dari lempengan sama-sama

bertambah. Perlakuan yang sama untuk larutan elektrolit kuat

asam klorida (HCl) 2 M, dimana hasil untuk nilai potensial sel dari

asam klorida (HCl) 2 M sebesar 0,45V, hal ini disebabkan karena

asam sulfat (H2SO4) 4 N lebih memiliki sifat keasaman lebih kuat

dibandingkan dengan asam klorida (HCl) 2 M sedangkan pada

saat penimbangan setelah anodasi, diperoleh berat aluminium

yaitu 0,4557 gram dan nikel yaitu 1,8218 gram.

Page 19: Anodasi aluminium

19

Perlakuan selanjutnya yaitu pewarnaan, dimana prosesnya

yaitu menggunakan larutan besi (III) klorida (FeCl3) 0,2 M yang

akan memberikan warna yang berbeda pada permukaan logam dan juga sebagai

pengoksidasi yang direaksikan dengan amomonium posfat

[(NH4)2PO4] 0,2 M sebagai zat yang memperlambat terjadinya

reaksi reduksi pada Al dimana kedua larutan tersebut yang akan

pemberi warna dari lempengan. Campuran larutan kemudian

dipanaskan untuk menutup pori-pori pada lempengan karena lapisan

oksida yang terbentuk dari logam yang dielektrolisis mengandung sedikit ion

sulfat dimana masih terdapat pori-pori pada permukaan logam sehingga lapisan

oksida tersebut dapat menyerap warna sesuai dengan yang diinginkan.19

Lempengan aluminium (Al) mengalami perubahan warna dari

perak menjadi kuning sedangkam lempengan nikel (Ni) berubah

warna dari kuning keemasan menjadi jingga.

19Faradillah Dwi Arhany, Laporan Anodasi Aluminium,

http://faradillahchemistry09.blogspot.com/2012/05/laporan-anodasi-aluminium.html.

Page 20: Anodasi aluminium

20

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari percobaan ini yaitu cara melindungi

logam aluminium yaitu dengan mempertebal lapisan oksidanya

yang dilakukan dengan proses anodasi aluminium. Pada proses

ini, logam aluminium (Al) ditempatkan pada posisi anoda dan

logam nikel (Ni) ditempatkan pada posisi katoda dalam proses

elektrolisis larutan asam sulfat (H2SO4) dan asam klorida (HCl).

B. Saran

Page 21: Anodasi aluminium

21

Saran yang diberikan untuk percobaan selanjutnya yaitu

sebaiknya pada proses anodasi mengganti atau menambahkan

elektrolit dengan asam kuat seperti asam asetat (CH3COOH)

untuk mengetahui perbedaan energi potensial pada elektrolit

asam kuat dan elektrolit asam lemah.

19

Page 22: Anodasi aluminium

22

DAFTAR PUSTAKA

Albert, Cotton F. dan Geoffrey Wilkinson. Basic Inorganic Chemistry, terj. Sahati Suharto. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-Press, 1989.

Aloysius, Hadyana. General College Chemistry. Jakarta: Erlangga, 1984.

Chang, Raymond. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga, 2005.

Dogra, S.K. Kimia Fisika dan Soal-Soal. Jakarta: UI Press, 2009.

Hakim, Lukman. Pengambilan Logam Ni Dalam Limbah Elektroplating Dengan Proses Koagulasi Flokulasi, Jurusan Teknik Kimia 1 No. 1 (2012), h. 2-8.

Nugroho, Fajar Pengaruh Rapat Arus Dan Waktu Anodizing Terhadap Laju Korosi Pada Aluminium Paduan 2024-T3 Di Lingkungan Air Laut, Jurnal Foundry 2 No. 2 (Oktober 2012), h. 18-25.

Oxtoby, David W, Gillis dan Norman Nachtrieb. Principles Of Modern Chemistry. terj. Suminar Setiati Achmadi. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Jakarta: Erlangga, 2001.

P.W, Atkins. Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga, 1996.

Setyowati, Pengaruh Rapat Arus Terhadap Ketebalan Dan Struktur Kristal Lapisan Nikel Pada Tembaga, Indonesian Journal of Applied Physics 2 No.1 (2012), h. 1-6.

Page 23: Anodasi aluminium

23

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum Kimia Anorganik dengan judul “Anodasi

Aluminium” yang disusun oleh:

Nama : Riskayanti

Nim : 60500112028

Kelompok : IV (Empat)

telah diperiksa secara teliti oleh Asisten atau Koordinator asisten

dan dinyatakan diterima.

Samata, Juni

2014

Koordinator Asisten

Asisten

Nur Amalia P. A. Reskianti wardani NIM: 60500110001

Mengetahui, Dosen Penanggung Jawab

Syamsidar HS, S.T., M.Si

Page 24: Anodasi aluminium

24

NIP: 19760330 200912 2 002